makna pesan birrul walidain pada tokoh jempol...
TRANSCRIPT
MAKNA PESAN BIRRUL WALIDAIN PADA TOKOH
JEMPOL BUDIMAN DALAM FILM
AKU INGIN IBU PULANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
oleh:
Dinie Islami Hanifah
NIM: 11140510000073
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Nama : Dinie Islami Hanifah
NIM : 11140510000073
Makna Pesan Birrul Walidain Pada Tokoh Jempol Budiman
Dalam Film Aku Ingin Ibu Pulang
Setiap anak umumnya memiliki orang tua atau wali yang
bertanggung jawab atas dirinya dalam hal pemeliharaan, penjagaan,
perhatian, kasih sayang, membesarkan, mengasuh, memberi
nafkah dan mendidik. Tanpa kehadiran orangtua maupun wali,
seorang anak akan mengalami kesulitan untuk menjalani hidup.
Dari tanggung jawab orang tua terhadap anak tersebut, maka
seorang anak memiliki kewajiban untuk membalas apa yang telah
orang tua berikan. Namun, masih banyak anak yang berbuat
kurang baik terhadap orangtuanya. Seharusnya seorang anak
melaksanakan kewajiban berbakti kepada orang tua. Seperti
baktinya seorang anak dalam film Aku Ingin Ibu Pulang.
Walaupun tokoh Jempol dalam film tersebut merupakan anak di
bawah umur, namun ia mampu melaksanakan kewajiban berbakti
sebagai seorang anak terhadap kedua orang tua.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan pertanyaan
yakni apa makna denotasi birrul walidain pada tokoh Jempol
Budiman dalam film aku ingin ibu pulang? Apa makna konotasi
birrul walidain pada tokoh Jempol Budiman dalam film aku ingin
ibu pulang? Apa makna mitos birrul walidain pada tokoh Jempol
Budiman dalam film aku ingin ibu pulang?
Teori yang digunakan adalah teori analisis semiotika
Rholand Barthes. Konsep analisis semiotika Rholand Barthes
memiliki tiga makna didalamnya. Makna denotasi yang
merupakan makna pertama dari sebuah tanda. Makna konotasi
yang menjelaskan tanda. Makna mitos adalah konotasi yang
berkembang di kehidupan masyarakat.
Peneliti menyimpulkan bahwasanya makna denotasi
penelitian ini adalah perjuangan seorang seorang anak merawat
ayahnya yang sakit dan tetap mencari keberadaan ibunya yang
pergi dari rumah. Makna konotasinya ialah gambaran seorang anak
yang begitu mencintai dan menyayangi kedua orang tuanya.
Makna mitosnya merupakan gambaran dari firman Allah swt.
dalam surat Al-isra' ayat 23.
Kata kunci : Film, Birrul Walidain, Denotasi, Konotasi dan Mitos.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang
menciptakan siang dan malam, segala puji atas rahmat dan nikmat
yang tiada terhitung jumlahnya. Juga atas nikmat iman, ihsan, dan
Islam yang paling utama. Tak lupa shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad saw.
yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulitanya
kebodohan ke zaman yang penuh dengan cahaya kebenaran ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, maka selesai juga
perjuangan penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
Mengutip perkataan Lao Tzu: “The journey of a thousand miles
begins with one step”, skripsi ini merupakan sebuah langkah awal
penulis dalam mengarungi panjangnya perjalanan hidup yang
harus dilalui. Masih panjang perjalanan selepas universitas, untuk
itu penulis harus menyelesaikan skripsi ini sebagai sebuah langkah
konkrit dalam menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana. Dengan segala upaya dan doa,
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Makna Pesan Birrul Walidain Pada Tokoh Jempol Budiman
Dalam Film Aku Ingin Ibu Pulang”.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ummi dan Abi yang begitu penulis cintai terimakasih atas
panjatan doa yang tak bertepi, untuk kasih sayang sepanjang
iii
usia yang tak terperi, serta semangat dan motivasi yang tiada
henti.
2. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, beserta Suparto, M.Ed, Ph.D selaku
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag
selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi, dan Dr. Suhaimi,
M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam serta Ibu Fita Faturokhmah, M.Si, selaku
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Dosen Pembimbing, Burhanuddin, M.A atas nasihat dan
bimbingannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Suhaimi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan masukan-masukan dan nasihat dalam
bidang akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang pernah mengajar dan membagikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis dan segenap staf dan karyawan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya.
7. Kakak Ummi Muthi’a Fathi dan Afif Zanky. Kedua adikku
Dhiyaud Dien Rais dan Ad Alfani Dwi Nugroho yang telah
memberikan dukungan kepada penulis. Serta untuk keponakan
tersayang, Ismail Imaduddin Zanky terimakasih atas segala
kelucuannya yang menjadi moodbooster Ammah disaat malas
mengerjakan penelitian. Dan keluarga besar penulis,
iv
terimakasih dukungan moril dan moralnya. Semoga barokah
hingga akhir.
8. Sahabat seperjuangan dari awal kuliah dan Inshaallah still
counting hingga akhir, UNFAEDAH ku. Dian, Yosa, Iffah dan
Mei yang senantiasa mengisi dan menemani masa-masa
bahagia serta duka perjuangan penulis dalam menjalani
perkuliahan. Semoga senantiasa diberi kesuksesan dan
keberkahan. Terimakasih atas kebersamaannya.
9. Sahabat KPI B 2014. Dian, Yosa, Iffah, Mei, Dinda, Salfa,
Widy, Firly, Iis, Aya, Amira, Chaca, Tiara, Dita, Uum, Novi,
Ilka, Aini, Suci, Oji, Hasyim, Dimas, Firman, Mufid, Kak Dika,
Roffi, Waqid terimakasih telah menjadi sahabat sekelas yang
loyal, kompak dan peduli.
10. Izzah, Baba, Dian, Inne, Safira, dan Tyas terimakasih ya atas
waktu yang kalian habiskan untuk menjadi fangirl bersama ku.
Wafa terimakasih telah menjadi fastfood partner selama
mengerjakan skripsi. Teman-teman KPI 2014 yang menjadi
dekat dan akrab selama penelitian.
11. Teman-teman KKN OPTIMAL 2017 Desa Sampora,
Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.
12. Serta kepada semua pihak yang secara tidak langsung telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 30 Agustus 2018
Dinie Islami Hanifah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR ……………………...………….….... ii
DAFTAR ISI …………………………..……………...…….. v
DAFTAR TABEL ……………………...………..……….... vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………….…....viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………..……….. 1
B. Batasan Masalah ……………....……..……..………... 7
C. Rumusan Masalah ……………....………......………... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………….……….…... 8
E. Kajian Terdahulu …………….……………..………... 9
F. Metode Penelitian ………….....………..….....……... 11
G. Sistematika Penelitian ………………………….…... 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Semiotika ……..............…………..………….……... 17
B. Birrul Walidain ……………………...…………….... 24
C. Makna …........................……………...…………...... 35
D. Pesan ….......................……...……...……………...... 38
E. Tokoh …………………….........................……..…... 39
F. Film …………………...…………….......................... 40
vi
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Film Aku Ingin Ibu Pulang......……... 47
B. Tim Produksi Film Aku Ingin Ibu Pulang…………... 49
C. Sinopsis Film Aku Ingin Ibu Pulang..........………..... 58
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam film Aku Ingin
Ibu Pulang ................................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………….……………...……... 89
B. Pesan dan Saran ………………….………..….…... 90
DAFTAR PUSTAKA ………………….…….…...……... 92
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tim Produksi Film Aku Ingin Ibu Pulang ……..... 49
Tabel 4.1 Scene Patuh terhadap orang tua……...………....... 62
Tabel 4.2 Scene meminta izin dan restu kepada orang tua .... 66
Tabel 4.3 Scene memprioritaskan urusan kedua orang tua ...69
Tabel 4.4 Scene memberikan nafkah kepada orang tua …....73
Tabel 4.5 scene mengerjakan pekerjaan rumah …................ 76
Tabel 4.6 scene membelikan makanan ……......................... 79
Tabel 4.7 scene membantu orang tua saat dibutuhkan............82
Tabel 4.8 scene mengantarkan orang tua bepergian ……..... 85
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Signifikasi Dua Tahap ……........................ 20
Gambar 2.2 Peta Tanda Roland Barthes …..…............... 23
Gambar 3.1 Monty Tiwa ….....................................….... 49
Gambar 3.2 Titien Wattimena …………......................... 51
Gambar 3.3 Jefan Nathanio …......................................... 53
Gambar 3.4 Nirina Zubir …............................................. 54
Gambar 3.5 Teuku Rifnu Wikana ……........................... 56
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak umumnya memiliki orang tua atau wali
yang bertanggung jawab atas dirinya dalam hal pemeliharaan,
penjagaan, perhatian, kasih sayang, membesarkan, mengasuh,
memberi nafkah dan mendidik. Tanpa kehadiran orangtua
maupun wali, seorang anak akan mengalami kesulitan untuk
menjalani hidup.1 Pada dasarnya orangtua atau wali sangat
sayang kepada anaknya dan ingin anaknya menjadi orang
yang baik, mandiri, tangguh, cerdas, saleh dan bahagia dunia
akhirat. Dari tanggung jawab orang tua terhadap anak tersebut,
maka seorang anak memiliki kewajiban untuk membalas apa
yang telah orang tua berikan.
Dalam Islam orang tua memiliki kedudukan yang
sangat tinggi. Hak kedua orang tua atas anak-anak mereka
sangat agung. Lantaran tinggi dan agungnya kedudukan orang
tua dalam islam, Allah memerintahkan kepada setiap anak
untuk selalu memperlakukan kedua orang tuanya dengan
sikap yang penuh kebaikan, rasa sayang, patuh, hormat dan
lemah lembut. Sekalipun mereka dalam kondisi yang berbeda
keyakinan.2 Selama orang tua masih hidup, berbakti dan
berbuat baik pada mereka merupakan jalan termudah menuju
surga. Sebab orang tua adalah pintu surga paling tengah.
1Jamaluddin Dindin, Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), h.13. 2Ibnumajjah.com, “BAKTIMU, KEPADA ORANG TUA!”,2013.
2
Maksud pintu surga paling tengah ialah pintu yang paling
bagus dan paling tinggi. Dengan kata lain sebaik-baik sarana
yang bisa mengantarkan seorang anak ke dalam surga dan
meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati dan
menjaga orang tua.3
Kewajiban untuk berbuat baik dan berbakti kepada
orang tua diperintahkan setelah perintah untuk beribadah
kepada Allah swt. Hal tersebut membuktikan bahwasanya
berbakti kepada orang tua merupakan hal mutlak dan wajib
untuk setiap anak. Alih-alih berbakti, tidak sedikit pula
seorang anak yang tidak sopan bahkan cenderung kurang ajar
dalam bersikap kepada orang tua. Di Indonesia perlakuan
kurang ajar anak terhadap ayah dan ibu bahkan orang tua
lainnya bisa masuk dalam ranah hukum.
Seperti kasus yang dimuat Liputan6.com pada 19 Mei
2018 dengan judul “Ngamuk Tak Dibelikan Ponsel, Anak
Bakar Rumah Orangtuanya”. Berita ini mengatakan bahwa
seorang anak meminta HP dan sejumlah uang kepada
orangtuanya. Namun, sang ayah belum mau membelikan
karena uangnya belum cukup. Mendengar penolakan dari
sang ayah, anak tersebut marah-marah dan langsung
membakar kayu di depan rumah dan meninggalkannya. Api
pun membesar dan membakar seluruh rumah beserta isinya.
Setelah kebakaran itu, polisi melakukan oleh tempat kejadian
3Aini Nur Latifah, “Orang Tua, Pintu Surga yang Paling Tengah”,
Republika.co.id, (https://www.republika.co.id/, diakses 5 september 2018 pukul
09.17).
3
perkara dan anak pemilik rumah tersebut ditahan di Mapolsek
setempat.4
Berita lainnya dimuat Liputan6.com pada 08 Maret
2017 dengan judul “Ditegur Saat Main Gim, Siswa MTS di
Pontianak Hantam Guru Pakai Kursi”. Kejadian ini bermula
dari sang guru bernama Nuzul Kurniawati menegur siswanya
berinisial NF karena bermain gim saat kagiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. NF masih tetap mengacuhkan
teguran sang guru. Pada akhirnya guru tersebut mengambil HP
milik NF. Karena tidak terima HP nya diambil, NF langsung
menghantam gurunya menggunakan kursi. Guna kepentingan
pemeriksaan, NF diamankan di Mapolsek Pontianak Timur.5
Guru merupakan orang tua saat di sekolah. Selain wajib
berbakti kepada orang tua, kita juga diwajibkan untuk berbuat
baik terhadap guru.
Di sisi lain, ada berita yang bertolak belakang dengan
kasus-kasus diatas. Seperti dilansir Okezone.com pada 11
Februari 2018 dengan judul “Rahma, Bocah 10 Tahun Ini
Merawat Ibunya yang Lumpuh”. Sesuai dengan judulnya,
Rahma yang masih dibawah umur harus merawat sang ibu
yang lumpuh karena kecelakaan tertimpa pohon. Tidak hanya
merawat sang ibu, Rahma juga turut mengurus adiknya yang
4Liputan6.com, “Ngamuk Tak Dibelikan Ponsel, Anak Bakar Rumah
Orangtuanya”, Liputan6.com. (https://www.liputan6.com/, diakses 6
september 2018 pukul 09.20). 5Raden AMP, “Ditegur Saat Main Gim, Siswa MTS di Pontianak
Hantam Guru Pakai Kursi”, Liputan6.com, (https://www.liputan6.com/,
diakses 6 september 2018 pukul 09.53).
4
berumur 4 tahun serta sang kakak yang keterbelakangan
mental. Kondisi keluarga Rahma sangat jauh dari
ketercukupan semenjak sang ayah meninggal dunia. Rahma
bergantung pada belas kasih tetangganya untuk kebutuhan
sehari-hari.6
Bukan hanya Rahma, sosok Rayyan juga sangat
menginspirasi. Dilansir melalui portal media online
Kompas.com yang dimuat pada tanggal 17 Februari 2018
dengan judul “Kisah Rayyan, Bocah SD yang Rawat Ibunya
di RS”. Rayyan yang masih kecil dengan suka rela dan ikhlas
merawat ibunya yang sakit gagal ginjal di rumah sakit. Tidak
ada keluarga yang membantu Rayyan. Dari kecil Rayyan
bahkan tidak tahu siapa dan dimana ayahnya. Rayyan rela
tidak sekolah, hanya untuk merawat sang ibu. Pihak sekolah
pun memaklumi hal tersebut.7
Berdasarkan kasus-kasus yang dipaparkan diatas,
kisah antara anak dan orang tua dapat menginspirasi para
produser film untuk membuat film yang berkaitan dengan
bakti anak terhadap orangtuanya. Salah satu film yang
terinspirasi dari kisah perjuangan penuh haru seorang anak
untuk orang tua ialah film Aku Ingin Ibu Pulang. Film yang
tayang pada tanggal 1 September 2016 ini merupakan film
6Era Neizma Wedya, “Rahma, Bocah 10 Tahun Ini Merawat Ibunya
yang Lumpuh”, Okezone.com, (https://news.okezone.com/, diakses 6
September 2018 pukul 10.12). 7 Ika Fitriana, “Kisah Rayyan, Bocah SD yang Rawat Ibunya di RS”,
Kompas.com, (https://regional.kompas.com, diakses 6 September 2018 pukul
10.17).
5
hasil kerjasama rumah produksi Maxima Pictures dan SRN
Productions. Sebagaimana yang dikatakan Oddy Hidayat
selaku produser Maxima Pictures bahwasanya skenario film
ini terinspirasi dari kisah nyata seorang anak berusia 10 tahun
berasal dari negeri Tiongkok bernama Zhang Da yang
merawat ayahnya yang sakit.8
Film Aku Ingin Ibu Pulang bercerita tentang seorang
anak kecil bernama Jempol Budiman. Jempol yang masih
duduk di bangku sekolah dasar hidup dengan kedua orang
tuanya yang bernama Bagus dan Satri. Suatu hari Bagus
mengalami kecelakaan saat bekerja. Kecelakaan tersebut
membuat Bagus tidak bisa bekerja lagi. Satri menjadi satu-
satunya tulang punggung keluarga. Keadaan keluarga yang
bertambah sulit mendorong satri untuk mencuri di tempat
bekerja. Bagus mengetahui kejadian tersebut sangat marah
dan kecewa hingga kemudian mengusir Satri dari rumah.
Semenjak Satri pergi dari rumah, Jempol harus merawat
Bagus yang sakit. Jempol juga harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya dan Bagus. Di sisi lain Jempol juga
tetap berusaha mencari keberadaan Satri.
Selain terinspirasi dari kisah nyata Zhang Da, Monty
Tiwa selaku sutradara film Aku Ingin Ibu Pulang memaparkan
bahwasanya film ini juga terinspirasi dari kerasnya kehidupan
8 Guntur Merdekawan, “TERUNGKAP! ‘Aku Ingin Ibu Pulang’
Terilhami Kisah Pilu Zhang Da”, Kapanlagi.com,
(https://www.kapanlagi.com/, diakses 6 September 2018 pukul 10.29).
6
di Jakarta.9 Hal serupa juga dikatakan oleh salah satu pemeran
film Aku Ingin Ibu Pulang yaitu Nirina Zubir bahwasanya film
ini merupakan film istimewa yang berani tampil beda dengan
mengambil setting tempat perkampungan kumuh. Padahal di
tahun yang sama dengan tayangnya film ini sedang tren film
berlatar belakang luar negeri. Film Aku Ingin Ibu Pulang juga
film yang dekat dengan kenyataan hidup sebagian masyarakat
Indonesia.10
Walaupun selama masa tayangnya hanya meraup
12.737 penonton, film Aku Ingin Ibu Pulang mampu masuk
kedalam dua nominasi Indonesian Movie Actors Awards 2017
dengan empat kategori, yaitu nominasi dengan kategori
pemeran utama pria terbaik dan terfavorit, kategori pemeran
utama wanita terbaik dan terfavorit, kategori pemeran anak-
anak terbaik dan terfavorit serta kategori pemeran pasangan
terbaik dan terfavorit.11
Berdasarkan latar belakang berita mengenai kasus
anak dan orang tua serta film Aku Ingin Ibu Pulang yang
peneliti paparkan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dan lebih dalam film Aku Ingin Ibu Pulang. Sebab film
merupakan media komunikasi berupa audio dan visual yang
9 Andi Nur Aminah, “Aku Ingin Ibu Pulang Terinspirasi Kerasnya
Hidup di Jakarta”, Republika.co.id, (https://www.republika.co.id/ diakses 6
September 2018 pukul 10.31). 10 M Iqbal Fazarallah Harahap, ‘Aku Ingin Ibu Pulang, Film “BAU”
yang Menginspirasi’, detik.com, (https://hot.detik.com/ diakses 6 September
2018 pukul 10.37). 11Indonesian Movie Actor Awards 2017,
www.instagram.com//@imaawards diakses 2 Maret 2018 pukul 16.42.
7
memiliki fungsi sebagai sarana informasi, hiburan, edukasi
dan cerminan nilai sosial budaya suatu bangsa.12 Maka dari itu
peneliti memberikan judul pada penelitian ini “Makna Pesan
Birrul Walidain Pada Tokoh Jempol Budiman Dalam Film
Aku Ingin Ibu Pulang”.
B. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam menganalisis hasil
penelitian, maka peneliti membatasi masalah agar ruang
lingkup pada penelitian kali ini fokus, terarah dan tidak
meluas. Penelitian ini difokuskan pada adegan yang
mengandung pesan Birrul Walidain pada tokoh Jempol
Budiman sebagai anak dalam film Aku Ingin Ibu Pulang.
Sebaliknya penelitian ini tidak meneliti tim produksi film,
penonton serta efek film Aku Ingin Ibu Pulang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana makna denotasi Birrul Walidain pada
tokoh Jempol Budiman yang terdapat dalam film
Aku Ingin Ibu Pulang?
2. Bagaimana makna konotasi Birrul Walidain pada
tokoh Jempol Budiman yang terdapat dalam film
Aku Ingin Ibu Pulang?
12 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), h.3.
8
3. Bagaimana makna mitos Birrul Walidain pada tokoh
Jempol Budiman yang terdapat dalam film Aku Ingin
Ibu Pulang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui makna denotasi Birrul Walidain
pada tokoh Jempol Budiman dalam film Aku Ingin
Ibu Pulang.
2. Untuk mengetahui makna konotasi Birrul Walidain
pada tokoh Jempol Budiman dalam film Aku Ingin
Ibu Pulang.
3. Untuk mengetahui makna mitos Birrul Walidain
pada tokoh Jempol Budiman dalam film Aku Ingin
Ibu Pulang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat Akademis
Secara akademis diharapkan dapat menjadi
karya ilmiah yang berkontribusi dalam pemahaman
analisis semiotika serta dapat menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis
semiotika.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang
9
positif kepada masyarakat luas terutama industri
perfilman, sehingga rumah produksi film dapat
memproduksi sebuah film yang sarat akan makna
pesan yang sesuai denga nilai-nilai sosial budaya dan
agama di Indonesia.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam menyusun skripsi ini, pada tahap awal penulis
melakukan pengkajian dari penelitian-penelitian terdahulu
yang memiliki kedekatan judul dengan skripsi yang akan
penulis teliti. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui agar
skripsi yang penulis tulis berbeda dari penelitian-penelitian
sebelumnya. Berikut beberapa karya ilmiah yang memiliki
kedekatan judul terhadap skripsi yang ditulis penulis, antara
lain:
1. Gina Qolby Qomariyah menyatakan bahwa dalam pada
film Ada Surga Dirumahmu banyak sekali
mengandung pesan moral dan pesan dakwah.
Kemudian representasi Birrul Walidain dalam film Ada
Surga Dirumahmu ini juga tergambarkan sesuai dengan
konsep dasar Birrul Walidain dan sering terjadi pada
kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini memiliki
persamaan pada objek dan teori yang digunakan yaitu
Birrul Walidain dan teori analisis semiotik model
Rholand Barthes. Namun penelitian ini memiliki
10
perbedaan pada subjek penelitiannya yaitu film Ada
Surga Dirumahmu.13
2. Shofa Mayonia Jeric menyimpulkan terdapat makna
denotasi, konotasi dan mitos dalam film Eat, Pray,
Love. Kemudian unsur-unsur komunikasi budaya yang
terdiri atas sistem kepercayaan, nilai dan sikap,
pandangan dunia dan organisasi sosial juga terdapat
dan tergambarkan pada adegan-adegan dan teks pada
film tersebut. Terdapat persamaan pada penelitian ini
yaitu pada teori yang digunakan yaitu teori analisis
semiotika model Roland Barthes. Kemudian terdapat
perbedaan yang terletak pada subjek dan objeknya.
Penelitian mengggunakan subjek film Eat, Pray, Love
dan yang menjadi objeknya yaitu Komunikasi
Antarbudaya.14
3. Bayu Teja Kusuma menyatakan bahwa representasi
perempuan dalam islam pada film Ratu Yang Bersujud
ditandai dengan pemakaian hijab pada perempuan
sebagai tanda bahwa hal tersebut merupakan identitas
seorang muslimah. Kemudian dilihat juga bagaimana
perempuan mengikuti norma sebagai bagian dari
beribadat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persamaan
13 Gina Qolby Qomariyah. Representasi Makna Birrul Walidain Dalam
Film Ada Surga Dirumahmu. (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga. Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi:2016). 14 Shofa Mayonia Jeric. Komunikasi Antarbudaya (Analisis Semiotik
Dalam Film Eat, Pray, Love). (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikas:2014).
11
pada penelitian ini terletak pada teori yang digunakan
yaitu sama-sama menggunakan analisis semiotika
model Roland Barthes. Sedangkan perbedaannya yaitu
terletak pada subjek dan objeknya. Penelitian ini
menggunakan subjek novel Ratu Yang Bersujud dan
Nilai Perempuan Dalam Islam sebagai objeknya.15
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan ialah
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari
orang-orang, lembaga atau perilaku yang diamati.
Pendekatan kualitatif berusaha mencari apa yang ada
dibalik tindakan dan lebih menekankan pada makna dan
proses daripada hasil dari suatu aktifitas.16
2. Subjek dan Objek Penelitian
Istilah subjek penelitian menunjuk pada individu
atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang
diteliti.17 Sedangkan objek penelitian adalah permasalahan
15 Bayu Teja Kusuma. Representasi Nilai Perempuan Dalam Islam
Pada Novel Ratu Yang Bersujud (Analisis Semiotika Rholand Barthes). (Banten,
Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi:
2017). 16 Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3. 17 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan
Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 109.
12
yang diteliti. Adapun subjek penelitian pada penelitian ini
ialah film Aku Ingin Ibu Pulang. Sedangkan objek yang
menjadi penelitian ini adalah tanda Birrul Walidain yang
terdapat pada film Aku Ingin Ibu Pulang melalui tokoh
Jempol Budiman yang berperan sebagai anak.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi nonpartisipan. Pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.18 Peneliti menonton
serta mengamati adegan-adegan film Aku Ingin Ibu
Pulang yang menunjukkan makna pesan Birrul
Walidain pada tokoh Jempol Budiman baik berupa
kata-kata atau gambar. Kemudian memilih serta
menganalisis sesuai dengan model penelitian yang
digunakan.
b. Dokumentasi. Dokumentasi merupakan pengumpulan
data melalui peninggalan tulisan berupa arisp-arsip,
buku-buku dan surat kabar sebagai bukti yang
menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dokumen adalah
profil data berupa bahan tulis ataupun film yang dapat
berupa dokumen pribadi dan dokumen resmi.19
Dokumentasi yang dikumpulkan yaitu dengan
menggunakan file berisi film Aku Ingin Ibu Pulang
18 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP,2010),h.15 19 Lexy, J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 216.
13
Karya Monty Tiwa. Serta mengumpulkan data-data
yang ada hubungannya dengan bahan penelitian,
kemudian dijadikan argumentasi. Seperti buku, artikel
koran, arsip, kamus istilah, internet dan lainnya.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya bekerja dengan data,
mengorganisasikan data dan memilih menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan diceritakan
kepada orang lain.20 Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang
menggunakan teori Miles dan Huberman yang terdiri dari
tiga komponen :
1) Reduksi data (data reduction)
Dalam tahap pertama ini, peneliti menonton
film Aku Ingin Ibu Pulang yang telah diunduh.
Kemudian peneliti memilih adegan-adegan yang
berhubungan dan memiliki makna tentang berbakti
kepada orang tua. Selain itu peneliti juga mencari dan
mengambil data yang dibutuhkan dari buku-buku serta
sumber-sumber lain yang bersangkutan dengan
penelitian.
20 Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), h. 248
14
2) Penyajian data (data display)
Tahap kedua yaitu penyajian data. Penyajian
data berfungsi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk
mempermudah peneliti dalam menguasai data dan
tidak terbenam dalam setumpuk data.
Dalam tahap ini peneliti menghubungkan dan
mengorganisasikan seluruh data yang telah direduksi
pada tahap pertama kemudian dipilih sesuai dengan
teori yang digunakan.
3) Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and
verifying conclusions),
Kesimpulan selama penelitian diuji
kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya,
sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran
dan kegunaannya. Tahap terakhir ini peneliti
mengonfirmasi dan mempertajam kesimpulan-
kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada
kesimpulan akhir berupa proposisi-proposisi ilmiah
mengenai gejala atau realitas yang diuji.
G. Sistematika Penelitian
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk
kepada pedoman umum karya ilmiah civitas akademika UIN
15
Syarif Hidayatullah Jakarta.21 Agar penulisan skripsi ini
bersifat sistematis dam mempermudah tahapan demi tahapan
maka penulis membaginya menjadi lima bab dimana setiap
babnya terdiri dari beberapa sub bab, adapun sistematikanya
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini akan menguraikan landasan teori
yang digunakan dalam penelitian yaitu teori
tentang semiotika, konsep dasar teori
semiotika Roland Barthes, birrul walidain
dan indikator-indikator birrul walidain.
Kajian pustaka yang menguraikan tentang
konsep makna, pesan, tokoh dan film. Serta
adanya kerangka berpikir yang menjadi
landasan pemikiran peneliti dalam
21 Oman Fathurahman, dkk, Pedoman Penluisan Karya Ilmiah, Skripsi,
Tesis dan Disertasi (Jakarta: CEQDA (Center For Quality Development and
Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007)
16
menggabungkan permasalahan dengan
teori.
BAB III GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini akan dikemukakan gambaran
umum mengenai film Aku Ingin Ibu Pulang,
sinopsis film, profil pemain dan kru film
Aku Ingin Ibu Pulang.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Berisi uraian penyajian data serta temuan
penelitian yang berkaitan dengan tanda-
tanda birrul walidain pada tokoh Jempol
Budiman dalam film Aku Ingin Ibu Pulang
yang terdapat pada tiap adegan-adegan dan
teks.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini peneliti akan memberikan
kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian.
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Semiotika
1. Tinjauan Semiotika
Istilah semiotika berasal dari kata Yunani yaitu
“Semeion” yang memiliki arti yaitu tanda. Tanda pada
awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada
adanya hal lain.1 Secara terminologis, semiotika dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji sederetan luas
objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
tanda.2 Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda (sign),
berfungsinya tanda, dan produksi makna.
Semiotika merupakan suatu pemaknaan lebih lanjut
terhadap proses pencarian makna ‘berita di balik berita’. Sejak
pertengahan abad ke-20, semiotika tumbuh menjadi bidang
kajian yang sungguh besar melampaui kajian bahasa tubuh,
bentuk-bentuk seni, wacana retoris, komunikasi visual, media,
mitos, naratif, bahasa, artefak, isyarat, kontak mata, pakaian,
iklan, makanan, semua yang digunakan, diciptakan, atau
diadopsi oleh manusia untuk memproduksi makna.3
1 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013),h,11. 2 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,
2013),h. 7. 3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar
Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012),h.6.
18
Ada dua tokoh terkenal dalam semiotika yang diyakini
Berger yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sander
Pierce. Kedua tokoh tersebut mengembangkan semiotika
secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di
Eropa berlatar belakang keilmuan linguistik. Saussure bahkan
menamakan ilmu yang dikembangkannya dengan sebutan
semiology. Sedangkan Pierce di Amerika Serikat yang dari
latar belakang keilmuan filsafat. Ilmu yang dikembangkan
oleh Pierce dinamakan dengan semiotika.
Saussure beranggapan bahwa semiologi didasarkan
pada anggapan bahwa perbuatan dan tingkah laku manusia
membawa sebuah makna atau berfungsi sebagai tanda, disusul
dengan keharusan adanya sistem pembedaan dan konvensi
yang memungkinkan makna itu. Saussure juga mnengatakan
bahwasanya dimana ada tanda, di sana juga terdapat sistem.
Pierce yang menyebut ilmu yang dikembangkannya
sebagai semiotika berpendapat bahwa penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Ini berarti bahwasanya
manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikiran
Pierce, logika sama dengan halnya semiotika dan semiotika
dapat diterapkan pada segala macam tanda.4
Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti
sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu
yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda.
Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya
4 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013),h,12.
19
peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan
dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua itu dapat disebut
tanda.5
2. Konsep Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes lahir pada tanggal 12 November 1915
di Cherbourg, Prancis dan meninggal di Paris pada 26 Maret
1980. Roland Barthes merupakan seorang kritikus sastra dan
social Prancis yang karya-karyanya tentang semiotika, studi
formal tentang simbol dan tanda telah membantu
perkembangan strukturalisme sebagai salah satu gerakan
intelektual yang penting pada abad kedua puluh. Barthes
menempuh pendidikan di Universitas Paris. Setelah bekerja
selama tujuh tahun (1952-1959) di Centre National de la Ecole
Pratique des Hautes Etudes di Paris. Di sini, dia menawarkan
sebuah seminar bertajuk “Sosiologi tanda, simbol, dan
representasi”. Pada 1976 dia terpilih menjadi orang pertama
yang memegang pimpinan “semiologi sastra” di College de
France.6
Pemikiran Barthes tentang semiotika dipengaruhi oleh
Saussure. Jika Saussure memperkenalkan istilah signifier dan
signified yang berkenaan dengan lambang-lambang atau teks
dalam suatu paket pesan maka Barthes menggunakan istilah
denotasi dan konotasi untuk menunjuk tingkatan-tingkatan
makna. Bila Saussure hanya menekankan pada penandaan
5 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013),h,12. 6 Roland Barthes, Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2007),h.viii
20
dalam tataran denotatif, maka Roland Barthes
menyempurnakan semiologi pada tingkat konotatif. Barthes
juga melihat aspek lain dari penandaan, yaitu “mitos” yang
menandai suatu masyarakat. Barthes fokus pada sebuah
gagasan tentang signifikasi yang muncul dari adanya
hubungan antara signifier dan signified atau signifikasi dua
tahap (two order of signification).
Gambar 2.1 Signifikasi Dua Tahap
Melalui gambar 2.1 dijelaskan bahwasanya signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan
signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal.
Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling
nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan
Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
21
kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif
atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa denotasi adalah apa yang digambarkan
tanda terhadap sebuah objek. Sedangkan konotasi adalah
bagaimana menggambarkannya.7
Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang
bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap lambang-
lambang, yakni mengaitkan secara langsung antara lambang
dengan realitas atau gejala yang ditunjuk.8 Denotasi dalam
pandangan barthes merupakan tataran pertama yang
maknanya bersifat eksplisit, langsung, dan pasti. Denotasi
merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati
bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas.9
Denotasi merupakan sistem imaji yang memiliki ‘aliran’
sintagmatis. Artinya pada lapisan denotasi bersifat sintagma
yang selalu identik dengan ujaran dan ‘wacana’ ikonik yang
menaturalisasikan simbol-simbol.
Makna konotasi adalah makna-makna yang dapat
diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-
nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua.10
Tanda konotatif merupakan tanda yang penandanya
7 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik dan Analisis Framing, ( Bandung: PT.REMAJA
ROSDAKARYA,2009),hlm,128. 8 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkIs,
2007),hlm.163. 9 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia, 2014),h.28. 10 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkIs,
2007),h.163.
22
mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit,
tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan
terhadap penafsiran-penafsiran baru. Dalam kerangka
Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi yang
disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai
dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.11
Semiotika model Roland Barthes memiliki hal yang
menarik yaitu penggunaan istilah mitos (myth), yakni rujukan
bersifat kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang
digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang
ditunjuk dengan lambang-lambang yang ada dengan mengacu
sejarah (di samping budaya).12 Mitos dalam pandangan
Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti umum.
Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos
adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah
pesan.
Dalam uraiannya, ia mengemukakan bahwa mitos
dalam pengertian khusus ini merupakan perkembangan dari
konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama di masyarakat
itulah mitos. Barthes juga mengatakan bahwa mitos
merupakan sistem semiologis, yakni sistem tanda-tanda yang
dimaknai manusia. Mitos dapat dikatakan sebagai produk
11 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia, 2014),h.28. 12 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkIs,
2007),h.164.
23
kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi.13 Dalam
mitos kita mendapati tiga pola dimensi yang Barthes sebut
sebagai : Penanda, Pertanda dan Tanda. Hal tersebut dapat
dilihat pada peta tanda Roland Barthes yang dikutip dalam
buku Semiotika Komunikasi, karya Alex Sobur ;
Gambar 2.2 Peta Tanda Roland Barthes
Peta tanda Roland Barthes diatas menjelaskan
bahwasanya tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan
pertanda (2). Secara bersamaan tanda denotatif juga sebagai
penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan
unsur material: hanya jika kita mengenal tanda “merah”,
barulah konotasi seperti berhenti, keberanian dan perjuangan
menjadi mungkin. Jadi dalam konsep Barthes, tanda konotatif
tidak hanya sekedar memiliki makna tambahan saja namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaanya.
13 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia, 2014),h.28-29
24
B. Birrul Walidain
1. Pengertian Birrul Walidain
Birrul Walidain atau بر الوالدين terdiri dari dua kata,
yaitu Al-Birru dan Al-Walidain. Al-Birru memiliki makna
baik, kebaikan, ketaatan, berakhlak baik; dikatakan juga
dengan kumpulan kebaikan atau nama bagi segala yang
baik.14 Birrul berasal dari kata يب-بر- -dalam lisan al , ب ر
‘Arabi di artikan Birrul dengan al-Shiddiqu (kebenaran) dan
tha’ah (ketaatan). Sedangkan dalam kamus al-Munawwir
bermakna ketaatan, keshalehan, kebaikan, belas kasih,
kebenaran, banyak berbuat kebajikan, kedermawanan dan
syurga.15 Namun dalam konteks Birrul Walidain, maka
makna kata yang lebih tepat adalah berbakti. Kata yang
kedua adalah Walidain (والدین) yang memiliki makna kedua
orang tua. Adapun walidain (ayah dan ibu) merupakan
gabungan dari al-Walid (ayah) dan al-Walidah (ibu).
Al-Imam adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birr al-
walidain itu hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi
tiga bentuk kewajiban yaitu pertama, menaati segala
perintah orang tua kecuali dalam maksiat. Kedua, menjaga
amanat harta yang dititipkan orang tua atau diberikan oleh
14 Ayat Dimyati, Hadist Arbai’in: Masalah Aqidah, Syariah & Akhlak,
(Bandung: Marja, 2001),h.159 15 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hlm. 74.
25
orang tua. Ketiga, membantu atau menolong orang tua
apabila mereka membutuhkan.16
Menurut Imam Al Qurtubi yang dimaksud dengan
kalimat Al-Birr atau berbakti kepada keduanya adalah
memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena
itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu,
maka wajib mentaatinya selama hal itu bukan perkara
maksiat, sekalipun apa yang mereka perintahkan bukan
perkara wajib tapi mubah pada asalnya,begitu pula apabila
apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang
mandub yaitu disukai atau disunnahkan maka diwajibkan
juga.17
Jadi dari pernyataan diatas dapat disimpulkan
bahwasanya Birrul Walidain merupakan kewajiban seorang
anak dalam mendoakan, menaati, mematuhi, berbakti,
melimpahkan kasih sayang, berlemah lembut terhadap kedua
orang tua dalam hal apapun selama perkara tersebut bukan
hal yang maksiat atau diluar syar’iat islam. Untuk
mendapatkan atau memeroleh ridha Allah swt. pertolongan,
ataupun rahmatNya seseorang dapat menggunakan beberapa
jalan atau sarana sebagai jembatan penghubung yang dalam
Islam disebut dengan wasilah. Salah satu wasilah yang
dapat dilakukan seorang anak untuk memerolah keridhaan,
pertolongan, dan rahmat Allah swt. adalah dengan melalui
16 Juwariyah, Hadits Tarbawi, (Yogyakarta : Teras, 2010), hlm. 15-16 17http://kantin-rama.blogspot.co.id/2016/05/makalah-akhlak-kepada-
orang-tua.html diakses pada tanggal 18 april pukul 07:48
26
birrul walidain. Dalam sebuah hadits diriwayatkan
bahwasanya ridha Allah swt. tergantung ridha orang tua.
م ا هي يني , وسخطه في سخطي يضا الوالي ي في ر ي ضا الله ر
Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua
dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya.”(HR.
Tirmidzi).
Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua
memiliki kedudukan yang tinggi dalam islam. Termasuk
amalan yang berkedudukan paling tinggi. Birrul walidain
merupakan suatu ajaran islam agar seorang anak selalu
berbuat baik kepada ibu bapaknya, tidak mengeluarkan kata-
kata yang dapat menyakitkan hati mereka meskipun kata-
kata itu hanya “ah” apalagi menghardiknya. Menurut Imam
Hasan al-Bashri ra. yang dikutip oleh Majdi Fathi Sayyid
berkata: “Berbakti kepada orang tua adalah engkau mentaati
segala apa yang mereka perintahkan kepadamu selama
perintah itu bukan maksiat kepada Allah”.18
ك وقضى له رب
أ تعبدوا يله ه إ ييها يني إ ىلي يٱلو نا وب يحسى ا إ يمه ندك يبلغنه إ ب عي ٱلكي حدهما
أ
و
هما أ تقل فل لكي ههما ف ل
ههما وقل تنهرهما ول أ ما قول ل كريي
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
18 Majdi Fathi Sayyid, Amal yang Dibenci dan Dicintai Allah, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1998), hlm. 141.
27
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. Al-Isra’: 23)
Sebagai orang yang taat pada Allah, seorang muslim
sudah tentu akan menyadari jasa orang tua yang amat begitu
besar. Sejak kita masih dalam kandungan kemudian terlahir
ke dunia, orang tua senantiasa mencurahkan kasih sayang
serta perhatiannya. Bahkan hingga kita dewasa dan telah
berkeluarga pun orang tua tetap akan menyayangi. Orang tua
akan selalu mencoba memberikan hal yang terbaik dengan
harapan anaknya akan menjadi seseorang yang shalih,
berbakti dan berguna untuk umat.
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban anak
yang memiliki banyak hikmah. Apa yang diperintahkan
orang tua, wajib untuk anak melaksanakannya kecuali dalam
hal maksiat atau hal yang diluar syari’at islam. Bahkan, jika
kedua orang tua atau salah satu diantara orang tua kita ada
yang berbeda keimanannya, hal tersebut tidak mengubah
hukum berbakti kepada orang tua. Sebagaimana firman
Allah swt :
نيا بهما في ٱل عهما وصاحي لم فل تطي ۦي عي يه ن تشيك بي ما ليس لك ب
أ ىهداك لع إون ج
ي يئكم ب نب
عكم فأ يله مرجي ثمه إ يله ناب إ
ييل من أ يع سب هب ما كنتم تعملون معروفا وٱت
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
28
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS.
Luqman : 15) Hikmah yang didapatkan dari seorang anak yang
berbakti kepada orang tuanya antara lain adalah:19
1. Memuliakan ibu bapak adalah suatu amalan
yang amat disukai oleh Allah serta jaminan bagi
kita masuk surga.
2. Memuliakan ibu bapak dapat menghilangkan
gundah-gulana dan hati duka.
3. Memuliakan ibu bapak menambahkan umur
yang berkat dan memberkatkan rezeki atau
harta.
4. Memuliakan ibu bapak menghasilkan
keridhaan Allah swt.
2. Cakupan Birrul Walidain
Dalam berbakti kepada orang tua atau Birrul walidain
ada beberapa cakupan atau batasan yang telah Al-Qur’an
jelaskan. Hal ini telah secara gamblang Allah swt jelaskan
dalam firmanNya yaitu dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.
Abdullah Yusuf Ali dalam menafsirkan surat Al-Isra’
ayat 23-24 menyatakan bahwasanya berbakti kepada orang
tua bukan hanya sekedar hormat, tetapi diperintahkan untuk
menjaga sikap lemah lembut dan rendah hati kepada orang
tua. Perintah berbakti kepada orang tua dipasang bersama-
sama dengan ibadah kepada Allah Yang Maha Esa. Cinta
kasih orang tua kepada kita sudah semacam cinta illahi. Kita
19 Umar Hasyim, Anak Saleh, (Surabaya: Bina Ilmu, 2007), hlm.20
29
tidak dapat mengharapkan ampunan Allah kalau kita kasar
atau tidak ramah kepada orang tua yang telah memelihara
dan membesarkan kita.20
Dalam kitab “Idatush Shabirin” karya Abdullah bin
Ibrahim Al-Qa’rawi yang dikutip oleh Umar Hasyim
dijelaskan bahwa ada beberapa syarat yang menjadikan
perbuatan baik seorang anak termasuk ke dalam perbuatan
berbakti kepada orang tua. Pertama, sikap mengutamakan
keridhaan orang tua di atas kepentingan pribadi, keluarga,
dan orang lain. Kedua, menaati perintah kedua orang tua dan
meninggalkan apa yang tidak diperbolehkan oleh mereka,
selama tidak bertentangan dengan perintah Allah swt.
Ketiga, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
kepada orang tua dan menganggap itu semua belum mampu
membalas jasa dan pengorbanan yang telah orang tua
berikan, sehingga anak selalu termotivasi untuk bisa berbakti
kepada kedua orang tua dengan lebih baik lagi.21
Berbakti kepada orang tua adalah amalan yang paling
tinggi setelah iman kepada Allah swt. Birrul walidain selain
harus melibatkan aktivitas fisik, juga melibatkan aktivitas
20 Abdullah Yusuf Ali, Tafsir Yusuf Ali Teks, Terjemahan dan Tafsir
Qur’an 30 Juz, penerjemah bahasa Indonesia oleh Ali Audah, (Bogor: Pustaka
Litera AntarNusa, 2009)hlm,686.
21 Umar Hasyim, Anak Saleh..., hlm. 6.
30
psikologis seperti kasih sayang, perhatian dan sebagainya.
Menurut Yunahar Ilyas indikator birrul walidain meliputi:22
1. Mematuhi Perintah Kedua Orang Tua
Hal yang paling utama bagi seorang anak
ialah bagaimana menjaga keridhoan orang tua
selamanya, terutama keridhoan seorang ibu.
Mematuhi perintah orang tua dalam berbagai aspek
kehidupan masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh,
dan lain sebagianya. Jadi sebagai seorang anak kita
harus mematuhi segala perintah kedua orang tua
agar selalu mendapatan keridhoannya. Namun ada
juga perintah orang tua yang tidak wajib untuk
dipatuhi yaitu perintah atau keinginan perintah
otang tua yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
Sesuai yang dikatakan dalam Q.S Luqman ayat 15
yang artinya: “Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.
Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu,
22 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta, Lembaga Pengkajian
dan Pengalaman, 2007),h.152
31
maka akan aku beritahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjaan” .
2. Memuliakan Kedua Orang Tua
Memuliakan kedua orang tua merupakan
hal yang dilakukan sebagai rasa terimakasih dan
kasih sayang atas jasa-jasa kedua orang tua, walau
sudah pasti tidak mungkin bisa ternilai dengan
suatu apapun. Banyak cara untuk menunjukan rasa
hormat kepada orang tua. Hal sederhana yang bisa
dilakukan dalam keseharian antara lain memanggil
dengan panggilan yang menunjukan rasa hormat,
berbicara dengan lembut, tidak mengucapkan kata-
kata kasar, pamit jika keluar rumah, memberi kabar
dan lain sebagainya. Allah swt. berfirman dalam
QS Al-Isra ayat 23 yang artinya: “Dan Tuhanmu
telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik
kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau keduanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan
lah engkau mengatakan kepada keduanya “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
3. Membantu Kedua Orang Tua
Dapat dilakukan secara fisik dan materil.
Secara fisik sebagai anak bisa membantu
mengerjakan pekerjaan rumah, mengantarkan
32
ketika bepergian, dan selalu ada ketika orang tua
membutuhkan bantuan. Dan bantuan secara materil
bisa berupa memberikan nafkah jika sudah mampu.
Terlebih jika kedua orang tua sudah lanjut usia,
anaklah yang bertugas memenuhi kebutuhan orang
tua seperti membelikan makanan, pakaian, dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Rasulullah saw.
menjelaskan bahwa orang tua harus mendapatkan
prioritas utama untuk dibantu dibandingkan orang
lain.
يني يس قربيني وٱل ىلي يلو ن خي فل ي قتم م نف
أ ما ن قل ينفيقو لونك ماذا
ۦي يه ب ينه ٱلله ن خي فإ مي وما تفعلوا ييلي ب نيي وٱبني ٱلسه كي ىمى وٱلمسى وٱلتييم عل
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang
mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan". Dan apa saja
kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya”. (QS. Al-Baqarah :
215)
4. Mendoakan kedua orang tua
Mendoakan orang tua merupakan hal kecil
yang dilakukan anak kepada orang tuanya untuk
beterima kasih atas segala yang diberikan dan
dilakukan orang tua untuk mereka. Mendoakan
kedua orang tua dengan meminta ampunan dan
rahmat dari Allah swt. Allah swt. memerintahkan
kita untuk memohon dan meminta kepada-Nya.
33
Secara khusus, Allah swt. memerintahkan kepada
setiap anak untuk mendoakan orang tuanya, baik
ketika masih hidup atau sudah tiada. Seperti yang
dikatakan Rasulullah saw. saat ditanya oleh seorang
laki-laki dari Bani Salimah: “Ya Rasulullah adakah
sesuatu kebaikan yang masih dapat saya kerjakan
untuk ibu bapak saya sesudah keduanya meninggal
dunia? Rasulullah menjawab: “Ada, yaitu:
Menshalatkan jenazahnya, memintakan ampun
baginya, menunaikan janjinya, meneruskan
silaturahminya dan memuliakan sahabatnya” (HR.
Abu Daud).
3. Hukum Birrul Walidain
Hukum birrul walidain merupakan satu kewajiban
yang telah Allah swt. perintahkan kepada setiap anak agar
senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan,
Allah swt. dalam firman-Nya menyandingkan perintah
berbakti kepada orang tua dengan perintah tauhid yang
merupakan konsep dasar dalam Islam. Ini mengindikasikan
bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
merupakan salah satu ibadah istimewa di hadapan Allah swt.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang memerintahkan
agar anak berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama
terhadap ibunya. Demikian pula dalam hadits Rasulullah
saw. tidak sedikit yang menjelaskan tentang kewajiban anak
terhadap orang tuanya. Allah swt. berfirman,
34
ۦي شي يه ب كوا ول تشي ٱلله ىمى وٱعبدوا ي ٱلقربى وٱلت يذي نا وب يحسى يني إ ىلي يٱلو وب ا
يي ٱلق ي ذ ار نيي وٱل كي ييلي وما وٱلمسى ب نبي وٱبني ٱلسه يٱل بي ب احي نبي وٱلصه ي ٱل ربى وٱلار
تال فخورا يب من كن م ل ي ٱلله ينه ىنكم إ يم
ملكت أ
Artinya:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri. (QS: An-Nisa’: 36) Selain diperintahkan Allah swt. melalui Al-Qur’an
perintah untuk berbakti kepada orang tua juga ditegaskan
oleh Rasulullah saw. dalam beberapa haditsnya. Abu
Hurairah ra. menceritakan, telah datang seorang laki-laki
menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Apa yang engkau
perintah kepadaku? Rasulullah saw. menjawab, “Berbaktilah
pada ibumu.” Orang itu mengulangi perkataannya,
Rasulullah saw. menjawab, “Berbaktilah pada ibumu”.
Orang itu mengulangi pertanyaannya, Rasulullah saw.
menjawab, “Berbaktilah pada ibumu.” Orang itu mengulangi
pertanyaannya yang keempat kalinya, Rasulullah saw.
menjawab, berbaktilah kepada bapakmu.” (HR. Bukhari,
Muslim dan Ibnu Majah).23
Dikisahkan seorang pemuda yang tinggal di Yaman
bernama Uwais Al-Qarni yaitu seorang pemuda istimewa
23 Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Ringkasan Shahih Muslim, Terj.
Subhan dkk, Jil. 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 486.
35
dimata Rasulullah. Baktinya terhadap Ibunya sungguh tidak
diragukan lagi. Ia seorang pemuda yang mengidap penyakit
sopak atau kulitnya belang-belang. Walaupun tubuhnya
tidak sempurna, ia merupakan pemuda yang shaleh dan
sangat menyayangi ibunya. Ibunya merupakan seorang
wanita tua yang lumpuh. Ibu Uwais Al-Qarni memiliki satu
keinginan yaitu ingin pergi haji. Selama 8 bulan Uwais
berlatih menggendong lembu peliharaanya naik dan turun
bukit. Kemudian saat musim haji, ia menggendong ibunya
dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan haji. Pada saat
berhadapann dengan Ka’bah Uwais berdoa kepada Allah
swt. untuk mengampuni dosa-dosa ibunya. Mendengar hal
tersebut ibunya bertanya kepada Uwais bagaimana dengan
dosanya sendiri. Uwais menjawab bahwasanya “Dengan
terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga.
Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”
Dengan demikian berdasarkan Al-Qur’an dan sabda
Rasulullah saw. diatas dapat disimpulkan bahwasanya
berbakti kepada orang tua atau birrul walidain merupakan
suatu kewajiban. Setiap anak diwajibkan untuk selalu taat
dan patuh terhadap orang tuanya kecuali dalam hal
kemaksiatan. Birrul walidain merupakan hal yang wajib
hukumnya karena perintah Allah swt.
C. Makna
Makna dalam KBBI berarti maksud pembicara atau
penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk
36
kebahasaan.24 Menurut Kridalaksana yang dimaksud dengan
makna adalah maksud pembicara, pengaruh satuan bahasa
dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia, hubungan dalam arti kesepadanan atau
ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa atau
antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, atau cara
menggunakan lambang-lambang bahasa.25
Pembahasan mengenai makna sebenarnya sudah
berlangsung dari 2000 tahun lalu. Para ahli psikolog,
sosiologi, ahli bahasa, antropolog dan filosof tertarik dalam
hal mencari pemaknaan dalam makna. Namun, dalam
penelitiannya tidak banyak yang bisa menuliskan tentang
makna sesuai dengan judul pada tulisan. Masalah makna
memang persoalan yang pelik, seperti dikutip Fisher,
merumuskan tiga macam makna :
a. Makna refensi, yakni makna suatu istilah mengenai
objek, pikiran, ide, atau konsep yang ditunjukkan oleh
istilah itu. Misalnya, istilah kendaraan merunjuk pada
mobil, motor, sepeda, bahkan kuda, artinya suatu
yang dapat ditumpangi dan membawa penumpangnya
pada jarak tertentu.
b. Makna yang menunjukkan arti suatu istilah sejauh
dihubungkan dengan konsep-konsep lainnya.
Misalnya istilah phlogiston yang dicontohkan Fisher,
24 Kbbi, “Makna”. Diakses pada tanggal 29 April 2018 pukul 20:16
dari https://kbbi.web.id/makna 25 Harimurti Kridalaksana. “Kamus Linguistik”, (Gramedia:
Jakarta.1993)hlm,132.
37
kata itu dulu digunakan untuk menjelaskan proses
pembakaran suatu benda bias dibakar jika ada
phlogistan. Tapi sejak ditemukannya istilah oksigen,
phlogiston tidak digunakan lagi untuk menjelaskan
proses pembakaran.
c. Makna intensional, yakni arti suatu istilah atau
lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh
pemakai dengan arti lambang itu. Makna inilah yang
melahirkan makna individual dari segi ini, maka tak
akan ada dua buah makna yang dimaksudkan identik
walaupun makna-makna itu boleh saja amat mirip. Ini
merupakan makna yang disebabkan oleh tindakan
mental individu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Dari ketiga corak makna diatas yang paling menarik
perhatian ialah bagaimana proses terjadinya sebuah pemaknaan.
Bagaimana makna itu bisa muncul?. Menurut Fisher, makna
muncul saat sebuah sign mengacu pada suatu objek dan dipakai
oleh pengguna sign. terjadinya proses pembentukan makna
didalam bentuk hubungan segitiga.
Seorang ahli yang menyusun teori segitiga maknanya adalah
Charles S. Pierce. Menurut Pierce sebuah sign yang mengacuh
kepada sesuatu diluar dirinya, yaitu objek akan mempunyai
pengaruh pada pikiran pemakainya karena adanya hubungan
timbal balik antara ketiga elemen tersebut. Hasil hubungan timbal
balik itulah yang menghasilkan makna suatu objek, dan
38
dilambangkan oleh pemakainya dengan suatu simbol antara lain
kata-kata, gambar, atau isyarat.26
D. Pesan
Pesan adalah serangkaian isyarat/simbol yang diciptakan
oleh seseorang untuk maksud tertentu dengan harapan bahwa
penyampaian isyarat/simbol itu akan berhasil dalam menimbulkan
sesuatu. Selain itu pesan dapat diartikan pernyataan yang dikode
dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang
mempunyai arti, hal tersebut dapat terbentuk melalui beberapa
unsur diantaranya :
a. Verbal simbol, bentuk bahasa terucapkan, tertulis dan
tercetak.
b. Non verbal simbol, disampaikan dengan tertulis dan
diucapkan juga dalam bentuk gerak-
gerik/isyarat/gambar lukisan dan warna.
Pesan merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai syarat
dalam kegiatan berkomunikasi, karena dengan suatu pesan
hubungan komunikasi seseorang dengan lainnya akan berjalan
dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pesan adalah
suatu yang dikirimkan atau diterima sewaktu tindak komunikasi
berlangsung.
Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun
non verbal. Makna pesan inilah yang dapat dikatakan informasi.
Makna pesan dapat berbeda dari satu orang ke orang lain, karena
26 Sattu Alang, Muh Anwar Dan M Hum, Hakkar Jaya. “Pengantar
Ilmu Komunikasi” (Makassar ; CV Berkah Utami, 2007) ,h.103-104
39
beberapa faktor, misalnya perbedaan latar belakang budaya dan
tingkat pengenalan pada pesan tersebut.27
E. Tokoh
Membahas mengenai tokoh biasanya berkaitan dengan
sebuah karya sastra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau
KBBI tokoh berarti rupa (wujud dan keadaan), macam atau jenis.
Dilihat dari sisi kesusastraan tokoh merupakan pemegang peran
atau peran utama dalam roman atau drama.28 Kata tokoh mengacu
pada orang yang berperan dan kemudian ditampilkan pada suatu
karya fiksi.
Menurut Abrams tokoh dapat pula diartikan sebagai orang-
orang yang berperan yang ditampilkan dalam sebuah cerita naratif
atau drama, yang oleh pembaca ditampilkan memiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.29
Sedangkan dalam buku Aminuddin disebutkan bahwasanya tokoh
merupakan pelaku yang mengembangkan peristiwa dalam cerita
fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita.30
Jadi berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwasanya tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah
karya sastra, drama maupun non-drama yang menjadi titik utama
27 Sattu Alang, Muh Anwar Dan M Hum, Hakkar Jaya. “Pengantar
Ilmu Komunikas”i (Makassar ; CV Berkah Utami, 2007) ,h.107 28 Kbbi, “tokoh”. Diakses pada tanggal 1 Mei 2018 pukul 11:00 dari
https://kbbi.web.id/tokoh 29 Burhan Nurgiyantoro. “Teori Pengkajian Fiksi”, (Yogyakarta;
Gajah Mada University Press. 1995)hlm,85 30 Aminuddin. “Pengantar Apresiasi Karya Sastra”, (Bandung; Sinar
Baru. 1987)hlm,79
40
pandangan penikmat karya sastra dalam membangun sebuah
cerita.
F. Film
1. Sejarah dan pengertian Film
Awal industri film kebanyakan dibangun oleh
wirausaha yang ingin mendapatkan uang dengan menghibur
semua orang. Laumiere bersaudara adalah ahli mesin yang
hebat, dan ayah mereka memiliki pabrik pembuat plat
fotografis. Film mereka yang pertama lebih kecil dari pada film
hitam-putih. Film yang ditampilkan hanya berisi kisah-kisah
yang sederhana. Tidak ada penyunting, kameranya hanya
dinyalakan, kemudian dimatikan saja. Tidak ada transisi pudar,
hapus atau kilas balik. Tidak ada grafis komputer, tidak ada
dialog, dan tidak ada musik. Namun demikian, banyak
penonton yang takut melihat lokomotif sistematis yang seperti
berjalan kearah mereka. Mereka sama sekali buta dengan
bahasa film.
Khalayak untuk menonton film pertama Lumiere tidak
dapat berbicara bahasa film. Menonton film bagaikan sedang
terdampar di negeri asing yang tidak anda ketahui bahasa dan
budayanya. Anda harus dapat berhasil dengan setiap
pengalaman baru yang membantu anda memahami bahasa dan
orang-orangnya dengan lebih baik. Mereka harus
mengembangkan pemahaman perubahan sinematik dalam
ruang dan waktu. Mereka harus mempelajari bagaimana
gambar dan suara digabungkan untuk menciptakan suatu
41
makna. Pembuat film dan penonton harus tumbuh secara
bersama-sama.31
Pendahulu teknis film adalah fotografi. Penemuan
tahun 1727 bahwa cahaya menyebabkan nitrat perak menjadi
gelap adalah dasar dari perkembangan teknologi film.
Demikian pula fenomena manusia yang disebut persistensivisi.
Mata manusia menangkap gambar selama sepersekian detik.
Jika serangkaian foto menangkap sesuatu yang bergerak dan
jika foto itu digerakkan secara berurutan dengan cepat, maka
mata manusia akan melihatnya sebagai gambar yang bergerak
tak putus-putus. Yang diperlukan adalah kamera yang tepat
dan film untuk menangkap sekitar 16 gambar per detik.
Peralatan ini muncul pada 1888. William Dickson dari
laboratorium Thomas Edison mengembangkan sebuah kamera
film. Dickson dan Edison menggunakan film seluloid yang
kemudian disempurnakan oleh George Eastman, yang
memperkenalkan kamera Kodak. Pada 1891 Edison telah
mulai memproduksi film. Film Edison dilihat dengan cara
melongok ke sebuah kotak.
Di Perancis, Lumiere bersaudara, yakni Auguste dan
Louis, menggunakan proyeksi untuk film. Dengan memutar
film di depan sebuah lampu yang terang, Lumiere bersaudara
memproyeksi gambar film ke tembok. Pada tahun 1895 mereka
membuka hall eksibisi di Paris yaitu bioskop pertama. Edison
menyadari keuntungan komersial dari proyeksi itu dan dia
31 Stanleyn J Baran, pengantar Komunikasi Massa Melek Media &
Budaya, (Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama, 2012),h.112.
42
sendiri mematenkan proyektor Vitascope, yang dipasarkan
pada 1896.32 Di Indonesia film dikenal dengan nama Gambar
Idoep. Gambar idoep muncul di Batavia dan untuk pertama
kalinya dipertontonkan pada warga adalah pada tanggal 5
desember 1900. Pertunjukkan film berlangsung di Tanah
abang, Kebonjae. Film Indonesia mulai muncul pada masa
penjajahan Belanda.
Film pertama yang diputar adalah film dokumenter
tentang peristiwa yang terjadi di Eropa dan Afrika Selatan,
termasuk film dokumenter tentang politik yang berisi gambar
Sri Baginda Maha Ratu Belanda bernama Yang Mulia Hertog
Hendrig memasuki kota DenHaag. Belanda mendirikan
bioskop pada masa jajahannya di Indonesia. Pada awal
munculnya film diputar di bioskop. Beberapa bioskop yang
terkenal pada masa itu adalah bioskop Rialto di Tanah Abang
(kini menjadi bioskop surya). Pada tahun 1926, bioskop
Indonesia diramaikan dengan munculnya film Loetoeng
Kasaroeng. Cerita film ini diangkat dari cerita legenda rakyat
Jawa Barat. Film ini tergolong sukses pada masanya, bahkan
sempat diputar selama satu minggu penuh di Bandung.33
Film memiliki definisi yang beragam, tergantung dari
sudut pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang
dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan
32 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta, Putra Grafika,
2008)h,161. 33 Apriadi Tamburaka, Literasi Media Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013),h.61.
43
dibuat potret). Menurut UU No. 23 Tahun 2009 tentang
Perfilman, Pasal 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni
budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi
massa yang dibuat berdasarkan kaidah senimatografi dengan
atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Menurut Onong
Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi, film adalah
media yang bersifat visual atau audio visual untuk
menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul disuatu tempat.
Amura dalam bukunya Perfilman Indonesia dalam Era
Baru, mengatakan bahwa film bukan semata-mata barang
dagangan melainkan alat penerangan dan pendidikan. Film
merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai
alat Cultural Education atau Pendidikan Budaya. Dengan
demikian film juga efektif untuk menyampaikan nilai-nilai
budaya. Secara umum film memiliki empat fungsi yaitu film
sebagai alat hiburan, film sebagai sumber informasi, film
sebagai alat pendidikan, dan film sebagai pencerminan nilai-
nilai sosial budaya suatu bangsa.34
2. Klasifikasi Film
Ada tiga jenis film yang umum dikenal, yaitu film fitur,
film dokumenter, dan film animasi atau kartun. Berikut ini
penjelasannya:35
34 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013)h,3. 35 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2010),h.134
44
1. Film fitur merupakan karya fiksi yang strukturnya
selalu berupa narasi, yang dibuat dalam tiga tahap,
yang pertama tahap praproduksi, tahap produksi
dan tahap post-produksi. Tahap praproduksi
merupakan periode ketika skenario diperoleh.
Skenario bisa berupa adapatsi dari novel, cerita
pendek, atau karya lainnya. Tahap produksi
merupakan masa berlangsungnya pembuatan film
berdasarkan skenario. Kemudian tahap post-
produksi (editing) ketika semua bagian film yang
pengambilan gambarnya tidak sesuai dengan urutan
cerita, disusun menjadi suatu kisah yang menyatu.
2. Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang
menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan
setiap individu menggambarkan perasaannya dan
pengalamannya dalam situasi yang apa adanya.
Film dokumenter (documentary film) didefinisikan
oleh Robert Flaherty sebagai karya ciptaan
mengenai kenyataan (creative treatment of
actuality). Berbeda dengan film berita yang
merupakan kenyataan, maka film dokumenter
merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya)
mengenai kenyataan tersebut.
3. Film Animasi atau (cartoon film) dibuat untuk
dikonsumsi anak-anak. Tujuan utama dari film
kartun adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan
utamanya adalah untuk menghibur, tapi terdapat
45
pula film-film kartun yang mengandung unsur-
unsur pendidikan. Animasi merupakan teknik
pemakaian film untuk menciptakan ilusi gerakan
dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga
dimensi.
3. Film Sebagai Media Dakwah
Dakwah adalah mengajak atau menyeru orang lain
pada kebaikan. Namun secara syar’i, makna dakwah adalah
mengajak menjalankan perintah Allah SWT, baik berupa
perkataan maupun perbuatan, serta meninggalkan semua
larangan Allah baik perbuatan ataupun perkataan. Aktifitas
dakwah tidak akan berjalan jika tidak menggunakan alat atau
media. Dan salah satu media yang cukup berkembang pesat
pada saat ini adalah film. Film merupakan salah satu jenis
media yang dapat memberikan pengaruh besar kepada
masyarakat. Oleh karena itu film dapat menjadi media yang
cukup efektif dalam menjalanan dakwah.
Melalui sebuah film kita dapat memperoleh
informasi dan gambaran tentang realitas tertentu yang sudah
diseleksi. Seorang sutradara akan memilih tokoh-tokoh
tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan
tokoh lain yang dianggap tidak pas untuk ditampilkan. Lewat
peran yang dimainkan tokoh-tokoh tersebut, film dapat
menyajikan pengalaman imajiner bagi para penontonnya,
merindukan pengalaman ideal yang diidamkannya, atau
imajiner itu akan ikut membentuk sikap dan perilaku
khalayak yang menyaksikannya. Pengalaman hidup yang
46
dihadirkan oleh sosok pribadi terpuji yang menegakkan
kebajikan serta ikut memengaruhi sikap dan konsep
idealisasi hidup untuk melihatnya.
Sebagian orang telah menganggap Islam sebagai
falsafah dan jalan hidup. Itu berarti upaya untuk mengajak
orang lain untuk mengikuti agama Islam sebagai jalan hidup
(way of life) individu maupun kehidupan sosial politik, harus
dilakukan sebaik mungkin. Islamisasi melalui media film,
juga merupakan wacana penting di era digital ini. Hal ini
dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong gencar
memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus
ini, dapat ditampilkan dengan segar, menarik, dan modern
dalam rangka menjadikan Islam sebagai agama yang relevan
dengan budaya.
47
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM AKU INGIN IBU PULANG
A. Latar Belakang Film
Film Aku Ingin Ibu Pulang merupakan sebuah film
yang mengisahkan tentang perjuangan serta bakti seorang
anak yang berumur 10 tahun kepada kedua orang tuanya.
Jempol Budiman, itulah nama anak dalam film ini. Jempol
yang masih kecil harus berjuang merawat ayahnya yang sakit
karena kecelakaan saat bekerja sebagai kuli bangunan. Akibat
kecelakaan tersebut , Ayah Jempol mengalami kelumpuhan.
Di sisi lain, Ibu Jempol pergi dari rumah meninggalkan
Jempol beserta Ayahnya. Mulai saat itu, Jempol harus
merawat Ayahnya serta mencari keberadaan Ibunya.
Film Aku Ingin Ibu Pulang disutradarai oleh Monty
Tiwa. Skenario Film Aku Ingin Ibu Pulang ditulis oleh Titien
Wattimena dan Alim Sudio. Selain itu, film ini merupakan
film kerjasama antara Maxima Picture dan SRN Production.
Awalnya, film ini terinspirasi dari kisah nyata anak kecil
bernama Zhang Da berumur 10 tahun berasal dari Cina yang
merawat ayahnya ketika sakit keras seorang diri. Kemudian,
seorang produser Maxima Pictures yang bernama Ody Mulya
Hidayat tertarik untuk mengadaptasinya ke layar lebar.
Namun, niatnya harus tertunda empat tahun lamanya sebelum
kemudian ditangani oleh sutradara Monty Tiwa.
Monty Tiwa mengatakan bahwasanya film ini
terinspirasi akibat kerasnya hidup di dunia ini membuat orang
48
terkadang tidak bisa berpikir dengan pikiran yang jernih.1
Kisah dalam film Aku Ingin Ibu Pulang ini sangat dekat
dengan kehidupan masyarakat. Terlebih pada masyarakat
yang tinggal di pinggiran Ibu Kota Jakarta. Selain itu, kisah
tentang kedekatan keluarga juga mampu membangunkan
emosi penonton. Kerinduan seorang anak laki-laki terhadap
kehadiran ibunya kembali serta perjuangan kerasnya juga
sangat menarik.
Awalnya film Aku Ingin Ibu Pulang akan diberi judul
“Si Jempol”, namun menurut Monty Tiwa yang merupakan
sutradara dalam film ini judul tersebut terkesan biasa saja dan
kurang menarik. Setelah itu diganti dengan judul “Gantung di
Monas” karena dalam adegan film ada dialog yang menyebut
kalimat tersebut. Namun, judul tersebut diganti lagi lantaran
untuk menghindari unsur politik.2
1http://www.tribunnews.com/seleb/2016/08/06/film-aku-ingin-ibu-
pulang-akan-mampu-menguras-air-mata-penonton diakses pada tangggal 22
April 2018 pukul 14:53 2https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/terungkap-aku-
ingin-ibu-pulang-terilhami-kisah-pilu-zhang-da-4068da.html diakses pada
tanggal 22 April 2018 pukul 16:01
49
B. Tim Produksi Film
1. Profil Sutradara Film Aku Ingin Ibu Pulang
Gambar 3.1 Monty Tiwa
Sumber: Image Google
Monty Tiwa merupakan seorang sutradara sekaligus
penulis skenario. Pria yang lahir di Jakarta pada tanggal 28
Agusus 1976 ini dikenal juga sebagai produser filn,
penyunting film dan juga sebagai pencipta lagu. Hobi
menulisnya sudah ia tekuni sejak duduk di bangku sekolah
menengah pertama. Baginya menulis merupakan pengisi
waktu luang ketika tidak ada yang dikerjakan. Awalnya
cerita yang ia tulis merupakan cerita ringan dan lucu-lucu
yang sarat akan komedi. Namun, ketika duduk di bangku
perkuliahan ia dan teman-temannya membuat web yang
berisi berita tentang Indonesia. Ia menjadi pendiri sekaligus
penulis dalam web tersebut.3
Kini Monty Tiwa bekerja sebagai sutradara, produser
film serta pencipta lagu. Ada banyak karya yang telah ia
3 http://www.21cineplex.com/star/monty-tiwa,383.htm. diakses pada
tanggal 22 April 2018 pukul 17.30
50
hasilkan antara lain yaitu “Dunia Mereka”, “Andai Ia Tau”
dan “Otomatis Romantis” sebagai penulis skenario.
Kemudian ada “Wakil Rakyat”, “Laskar Pemimpi” dan
“Get Merried 3” sebagai sutradara. Selain itu ia juga pernah
menciptakan soundtrack lagu untuk beberapa film seperti
film “Biarkan Bintang Menari” serta lagu pada acara Dream
Girls Show di Global TV.4
Sebagai sutradara berpengalaman Monty Tiwa dalam
karirnya pernah mendapatkan beberapa penghargaan
bergengsi. Monty Tiwa pernah mendapatkan penghargaan
sebagai penulis skenario terbaik (Film Cerita Lepas) Piala
Vidia FFI 2005 untuk film “Juli di Bulan Juni”. Kemudian
penghargaan sebagai penata sunting terbaik Piala Vidia FFI
2006 untuk film “Ujang Pantry 2”. Serta penulis skenario
cerita asli terbaik Piala Citra di FFI 2006 untuk “Denias,
Senandung di Atas Awan”.5
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Monty_Tiwa diakses pada tanggal 22
April 2018 pukul 17:5 5 https://id.wikipedia.org/wiki/Monty_Tiwa diakses pada tanggal 22
April 2018 pukul 18:06
51
2. Profil Penulis Naskah Film Aku Ingin Ibu Pulang
Gambar 3.2 Titien Wattimena
Sumber: Image Google
Titien Wattimena merupakan seorang penulis
skenario. Ia lahir di Ujung Padang tanggal 8 Juni 1976.
Karirnya diawali sebagai asisten sutradara untuk video klip,
iklan televisi, dan profil video. Setelah itu ia menjadi asisten
sutradara untuk Rudi Soedjarwo dan hal tersebutlah yang
menjadi titik awal titien pertama kali menulis skenario untuk
film “Mengejar Matahari”. Kemudian melalui film tersebut
kariernya sebagai penulis skenario pun berkembang namun
ia tetap menjadi asisten sutradara film.
Titien Wattimena adalah salah satu penulis skenario
wanita terbaik di Indonesia. Ia bahkan pernah dinominasikan
pada Festival Film Indonesia 2004 untuk film “Mengejar
Matahari”, Festival Film Indonesia 2005 untuk
film “Tentang Dia”, dan meraih Piala Vidya di Festival
Film Indonesia 2006 untuk film televisi “Sebatas Aku
Mampu”. Dalam film “Laskar Pelangi” Titien terlibat
sebagai asisten sutradara dan film tersebut menjadi film
52
terakhir dimana Titien bekerja sebagai asisten sutradara
untuk fokus menjadi penulis skenario.
Sebagai penulis skenario yang telah berpengalaman
ia pernah meraih penghargaan Skenario Terbaik dalam Bali
International Film Festival 2008 untuk film “Love”, dalam
film tersebut Titien juga merangkap sebagai Sutradara
Pendamping. Bahkan ia pernah masuk nominasi sebagai
penulis skenario terbaik pada Festival Film Indonesia 2010
untuk film “Minggu Pagi di Victoria Park” dimana ia juga
menajadi sutradara pendamping di film tersebut.
Melalu film berjudul “Belkibolang” di mana Titien
juga merangkap sebagai produser bersama Meiske Taurisia
dan Sidi Saleh, Titien berkesempatan membawa film
tersebut ke berbagai festival film internasional, di
antaranya: International Film Festival Rotterdam
2011, Hongkong Film Festival 2011, Udine Far East Film
Festival, Italy, 2011, dan Jeonju Film Festival, Korea, 2011.
Titien kembali dinominasikan sebagai skenario terbaik
di Festival Film Indonesia 2011 melalui film berjudul "?"
(Tanda Tanya ) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.6
6 https://id.wikipedia.org/wiki/Titien_Wattimena diakses pada tanggal
22 April pukul 18:49
53
3. Profil Pemeran Film Aku Ingin Ibu Pulang
Gambar 3.3 Jefan Nathanio
Sumber: Image Google
Jefan Nathanio merupakan seorang artis cilik
berkebangsaan Indonesia. artis yang akrab disapa Jefan ini
memulai karirnya di industri entertainment menjadi pemeran
di beberapa iklan televisi. Ia lahir pada tanggal 25 Desember
2006. Jefan termasuk dalam artis pendatang baru yang pada
tahun 2013 mendapatkan penghargaan Piala Maya sebagai
Pemain Cilik Terpilih untuk film Tampan Tailor.
Salah satu film layar lebar yang diperankan oleh
Jefan ialah Aku Ingin Ibu Pulang. Pada film ini Jefan
berperan sebagai Jempol Budiman. Seorang anak kecil yang
merawat Ayahnya yang sedang sakit dan ia begitu
merindukan Ibunya. Selain harus menjalani hidup layaknya
seorang anak, Ia juga berjuang mencari keberadaan Ibunya
yang pergi meninggalkan rumah. Perannya sebagai Jempol
ia lakukan dengan sangat baik sehingga mengantarkannya
54
masuk sebagai nominasi pemeran anak-anak terbaik pada
ajang penghargaan Indonesian Movie Actors Award 2017.7
Gambar 3.4 Nirina Zubir
Sumber: Image google
Nirina Zubir memiliki nama lengkap Nirina
Raudhatul Jannah Zubir ini merupakan seorang artis
Indonesia yang lahir Madagaskar pada tanggal 12 Maret
1980. Perempuan yang akrab disapa Na mengawali karirnya
di dunia entertainment sebagai VJ MTV pada tahun 2002.
Selain menjadi seorang VJ, ia juga seorang presenter dan
artis peran layar lebar. Ia mengawali karirnya menjadi artis
peran pada film 30 Hari Mencari Cinta. Film tersebut
merupakan film debutnya dalam berakting.8
Pada tahun 2016 ia terlibat dalam film Aku Ingin Ibu
Pulang. Pada film tersebut ia berperan menjadi Satri. Satri
7http://www.beritasatu.com/film/426348-ini-nominator-indonesian-
movie-actor-awards-2017.html diakses pada tanggal 23 April 2018 pukul 10:23 8https://www.wowkeren.com/seleb/nirina_zubir/profil.html diakses
pada tanggal 23 April 2018 pukul 12:17
55
merupakan seorang Ibu dari tokoh Jempol yang bekerja di
toko obat tradisional Cina. Selain itu Satri juga menjadi Ibu
Rumah Tangga yang mengurus suami dan anaknya. Sang
suami ditimpa musibah yang mengakibatkan tidak bisa
bekerja kembali. Satri tetap mengurus suaminya bahkan ia
sampai rela mencuri uang di tempatnya bekerja. Hingga
akhirnya ia pergi dari rumah akibat bertengkar dengan
suaminya.
Berkat aktingnya di film Aku Ingin Ibu Pulang ia
masuk dalam nominasi pemeran utama wanita terbaik dan
pemeran utama wanita terfavorit serta pemeran pasangan
terbaik bersama Teuku Rifnu Wikana pada ajang
penghargaan bergengsi Indonesian Movie Actors Award
2017.9 Selain itu Na juga beberapa kali pernah mendapatkan
penghargaan. Ia mendapat penghargaan Piala Citra untuk
Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia
2006. Ditahun yang sama ia juga menyabet gelar sebagai
Best Actress di Bali International Film Festival 2006.10
9 http://www.beritasatu.com/film/426348-ini-nominator-indonesian-
movie-actor-awards-2017.html diakses pada tanggal 23 April 2018 pukul 10:23 10 https://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir diakses pada tanggal 23
April 2018 pukul 12:33
56
Gambar 3.5 Teuku Rifnu Wikana
Sumber: Image google
Teuku Rifnu Wikana merupakan aktor Indonesia
yang berasal dari Pematangsiantar Sumatera Utara ini lahir
pada tanggal 3 Agustus 1980. Lelaki yang akrab dipanggil
Rifnu pernah kuliah di jurusan Planologi. Mulanya ia adalah
seorang pemain teater. Namun, dari dunia teater tersebut ia
mampu menembus dunia perfilman Indonesia. Film yang ia
perankan pertama kali yaitu Mengejar Matahari walaupun
saat itu ia hanya menjadi pemain figuran.11 Kemudian Rifnu
mulai dikenal luas oleh masyarakat melalui perannya di film
Laskar Pelangi.
Rifnu menjadi salah satu pemeran utama pada film
Aku Ingin Ibu Pulang. Ia memerankan tokoh yang menjadi
Ayah Jempol yang mengalami kecelakaan kerja. Berkat
aktingnya pada film Aku Ingin Ibu Pulang, Rifnu masuk
dalam nominasi pemeran utama pria terfavorit dan pemeran
11 https://www.viva.co.id/siapa/read/625-teuku-rifnu diakses pada
tanggal 23 April 2018 pukul 14:56
57
utama pria terbaik serta pemeran pasangan terbaik bersama
Nirina Zubir pada ajang penghargaan Indonesia Movie
Actors Award 2017.12 Berkali-kali hanya masuk dalam
nominasi, akhirnya ia menyabet penghargaan bergengsi
sebagai pemenang pemeran utama pria terbaik Festival Film
Indonesia 2017 berkat actingnya dalam film Night Bus.13
Hal tersebut membuat Rifnu semakin terpacu untuk
meningkatkan bakatnya dalam seni peran.
Tabel 3.1 Tim Produksi Film Aku Ingin Ibu Pulang14
Produser : Ody Mulya Hidayat
: Sonya Laoh
Produser Pendamping : Sumarsono
Sutradara : Monty Tiwa
Penulis Naskah : Monty Tiwa
: Titien Wattimena
: Alim Sudio
Pemeran Utama
Pemeran Pembantu
: Jeffan Nathanio sebagai Jempol
Budiman
: Nirina Zubir sebagai Satri
: Teuku Rifnu Wikana sebagai
Bagus
: Gecca Tavvara
Verdi Soelaiman
Deddy Mahendra Desta
Nova Eliza
Acha Sinaga
Mario Irwinsyah
Reza Nangin
12 http://www.beritasatu.com/film/426348-ini-nominator-indonesian-
movie-actor-awards-2017.html diakses pada tanggal 23 April 2018 pukul 10:23 13 https://www.viva.co.id/siapa/read/625-teuku-rifnu diakses pada
tanggal 23 April 2018 pukul 14:56 14http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?ui
d=3bdf16b76f2e diakses pada tanggal 24 April 2018 pukul 13:07
58
Andi F Noya
Tim Produksi
Produser
Eksekutif
Produser
Pelaksana
: Yoen K
: D.D Purwanto
Dimas Projosujadi
Ika Mulyana
Sudiadi Chang
Tim Penyutradaraan
Pemilih Peran
: Bhutet Erlina
Nita Yanuarti
Nuni Nuchman
Tim Tata Kamera : Rollie Markiano
Tim Suara : Adimolana Machmud
Tim Tata Artistik
Perencang
Produksi
Penata Artistik
: Sumarsono dan Yoen K
: Angga Prasetya
Tim Tata Kostum : Aldie Harra
Penata Rias : Rinnie May
Tim Pasca Produksi
Penyelia Pasca
Produksi
Penyunting Adegan
Penata Musik
Penata Suara
: Askan Larepand
: Ryan Purwoko
: Ganden Bramantyo
: Adityawan Suswanto
Fotografer : Lukman Saputro
Production Companies : Maxima Picture dan SRN
Production
C. Sinopsis Film
Sebuah acara talkshow yang dibawakan oleh presentar
Andy F Noya kedatangan seorang tamu. Tamu tersebut adalah
anak laki-laki berusia 10 tahun yang bernama Jempol
Budiman. Jempol diundang ke dalam acara tersebut karena
kisahnya disaat mengikuti perlombaan lari. Dalam acara
tersebut Jempol mengatakan bahwasanya ia sedang berusaha
untuk mencari ibunya serta berharap ibunya segera kembali.
59
Kepada pembawa acara serta penonton ia juga menceritakan
bagaimana ibunya bisa pergi dari rumah meninggalkan dirinya
serta almarhum ayahnya.
Jempol tinggal bersama dengan kedua orang tuanya
dalam keluarga kecil yang bahagia. Meskipun mereka
merupakan keluarga yang memiliki taraf ekonomi tergolong
rendah. Ayah Jempol yang bernama Bagus merupakan
seorang pekerja kasar sebagai tukang bangunan. Sedangkan
ibu Jempol yang bernama Satri bekerja sebagai karyawan di
salah satu toko obat tradisional Cina. Namun, kebahagian
keluarga sederhana tersebut berubah ketika Ayah Jempol
(Bagus) mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan terebut
mengakibatkan Ayah Jempol tidak bisa bekerja untuk
beberapa waktu. Karena masalah biaya, Ayah Jempol tidak
dirawat di rumah sakit. Maka dari itu Ibu Jempol (Satri) dan
Jempol merawatnya. Selama Bagus sakit, Satri merawatnya
sekaligus bekerja mencari uang untuk kehidupan keluarga.
Melihat Ibunya yang bekerja mencari uang untuk
menghidupi keluarga serta merawat Ayahnya, Jempol
akhirnya memutuskan membantu Ibunya mencari uang.
Jempol bekerja menjadi badut dan berjoget dijalanan ketika
lampu merah. Namun, hasil yang didapatkan tidak sesuai
dengan yang dibutuhkannya. Hasil dari menjadi badut joget
juga harus dipotong dengan uang biaya sewa kostum serta
uang keamanan. Hari demi hari sakit yang diderita Ayahnya
tidak membaik, bahkan lukanya semakin parah. Satri yang
tidak tega melihat penderitaan suaminya, akhirnya menjadi
60
gelap mata. Ia mencuri uang dari tempatnya bekerja. Uang
tersebut belum sempat ia gunakan. Ketika ia akan
mengembalikan uang tersebut ketempat ia mengambil, ia
ketahuan oleh pemilik toko dan akhirnya dipecat. Mengetahui
hal tersebut Bagus sangat marah terhadap Satri. Keduanya
bertengkar hebat, hingga akhirnya Bagus mengusir Satri dari
rumah.
Mulai dari situ kehidupan Jempol pun berubah. Ia
harus berjuang merawat ayahnya yang sakit keras. Ia juga
harus berjuang mencari uang untuk biaya pengobatan ayahnya
serta biaya makan mereka sehari-hari. Disisi lain, Jempol
berusaha mencari Ibunya yang pergi dari rumah setelah
bertengkar dengan ayahnya. Hingga akhirnya Jempol
mengikuti lomba lari dengan harapan memenangkan hadiah
perlombaan tersebut agar bisa membiayai pengobatan
ayahnya. Namun, ketika Jempol hampir memenangkan
perlombaan tersebut, ia mendapat kabar bahwa ayahnya telah
meninggal.
61
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
Film merupakan media komunikasi yang dapat digunakan
sebagai sarana dalam menyampaikan sebuah pesan. Maka dari itu
dalam membuat sebuah film hendaknya memperhatikan makna-
makna yang akan tersampaikan kepada penonton agar diterima
dengan baik dan memiliki efek yang baik pula. Akan lebih baik
lagi jika makna dalam film yang akan disampaikan memiliki nilai
yang baik sesuai dengan moral dan ajaran yang berlaku dan sesuai
dengan kehidupan masyarakatnya. Sehingga film tersebut tidak
hanya berfungsi sebagai hiburan semata namun mampu
memberikan nilai edukasi.
Melalui penelitian semiotika pada film Aku Ingin Ibu Pulang
terdapat adegan atau dialog yang menandakan birrul walidain.
Tanpa mengurangi esensi cerita secara keseluruhan pada film
tersebut, peneliti hanya mengidentifikasi beberapa scene adegan
atau dialog pada film Aku Ingin Ibu Pulang yang sesuai dengan
masalah penelitian. Tidak semua scene dalam film di identifikasi
supaya penelitian lebih fokus dan terarah serta dapat menjawab
rumusan masalah.
Dalam penelitian ini dibahas bagaimana makna birrul
walidain direpresentasikan secara denotatif, konotatif dan juga
secara mitos dalam film Aku Ingin Ibu Pulang. Representasi
makna birrul walidain tersebut dapat dilihat pada dialog dan
adegan pada film tersebut.
62
A. Makna denotasi, konotasi dan mitos birrul walidain tokoh
Jempol Budiman dalam film Aku Ingin Ibu Pulang.
1. Scene mematuhi perintah kedua orang tua
Pada scene ini menceritakan disaat ayah Jempol harus
ke toilet yang letaknya ada di depan rumah dengan dibantu ibu
Jempol. Awalnya ibu Jempol ingin menemani suaminya sampai
selesai, namun suaminya menyuruh untuk meninggalkannya
saja karena sudah telat berangkat kerja. Pada saat itu Jempol dan
temannya baru saja pulang dari bermain dan akan bermain lagi.
Ibu jempol memanggil Jempol untuk meminta tolong
menunggu ayahnya yang sedang berada didalam toilet. Karena
Jempol merupakan anak satu-satunya, maka ibu Jempol
meminta bantuan.
Tabel 4.1 scene patuh terhadap orang tua
Shot Dialog/Suara Visual
Long
shot
Satri : Pol.
Gambar 4.1 Satri memanggil
Jempol
63
Long
shot
Satri :
bapakmu
disini. Nanti
keluar dari sini
anterin lagi
kekamar, ya.
Tungguin
disini kamu.
Ibu udah harus
kerja soalnya.
Gambar 4.2 Satri berbicara
dengan Jempol
Long
shot
Satri : Ibu
jalan dulu.
Gambar 4.3 Jempol mencium
tangan satri
a. Denotasi
Dalam gambar-gambar di atas, tampak Satri
memanggil Jempol yang baru saja pulang dari bermain
bersama sahabatnya yang bernama Tiwi. Satri memanggil
Jempol karena membutuhkan bantuan. Lingkungan yang
terlihat pada tiap gambar menunjukan bahwasanya mereka
64
berasal dari keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang
kurang mampu.
Pada gambar 4.1 terlihat Jempol dan Tiwi segera
menghampiri Satri yang memanggilnya. Selanjutnya gambar
4.2 memperlihatkan Jempol dan Tiwi yang berdiri tegak
mendengarkan dengan baik apa yang Satri ucapkan.
Kemudian pada gambar 4.3 memperlihatkan Jempol
mencium telapak tangan Satri yang berpamitan akan
berangkat bekerja.
b. Konotasi
Konotasi yang muncul dalam rangkaian gambar di
atas adalah pentingnya peran seorang anak laki-laki yang
berstatus anak tunggal dalam keluarga. Seorang anak laki-
laki memiliki peran dan ikatan yang kuat terhadap orang
tuanya terkhusus ibunya. Keputusan Satri meminta bantuan
Jempol yang pada saat itu lewat setelah bermain dengan Tiwi
sangatlah tepat. Jempol merupakan anak satu-satunya dalam
keluarga. Satri mengharapkan bantuan Jempol untuk
menunggui ayahnya agar ia bisa berangkat bekerja
sebagaimana yang diperintahkan suaminya.
Meminta bantuan kepada seorang anak yang masih
dibawah umur untuk mengurus ayahnya sebentar saja
merupakan keputusan yang sulit juga. Rasa khawatir serta
takut si anak merasa tertekan dengan perintah orang tuanya.
Namun, hal tersebut dapat membantu sikap kemandirian,
kepedulian dan kepekaan Jempol terhadap kondisi keluarga
serta lingkungan sekitarnya.
65
Respon Jempol dapat dilihat dari gestur tubuh yang
ia lakukan saat ibunya sedang berbicara yaitu menghadapkan
wajah dan semua badan terhadap ibunya merupakan sikap
hormat dan patuh terhadap orang tua. Dan juga Jempol
mencium telapak tangan ibunya yang akan pergi bekerja
setelah meminta bantuan kepadanya. Hal tersebut
mengimplikasikan rasa kasih sayang dan kehormatan
seorang anak kepada orang tua.
c. Mitos
Apa yang ditunjukan Jempol merupakan sikap yang
terpuji. Ia cepat tanggap dan menyanggupi permintaan Satri.
Sekalipun ia masih dibawah umur dan memiliki kesempatan
untuk menolak, tetapi dengan patuh ia mengiyakan
permintaan sang ibu. Dalam islam mematuhi perintah orang
tua merupakan kewajiban seorang anak dan termasuk dalam
perilaku berbakti kepada orang tua.
Sebagai seorang anak terutama anak laki-laki sudah
berkewajiban mematuhi semua perintah orang tuanya.
Namun ada satu perintah yang dilarang untuk dipatuhi yaitu
perintah yang diluar syariat islam. Hal tersebut tercantum
dalam firman Allah swt. :
هما ك ب ما ليرس لك بهۦ علرم فل تطعر ن تشر أ إون جهداك لع
ثم إل مررجعكمر ناب إلروفا وٱتبعر سبيل منر أ يا معر نر وصاحبرهما ف ٱدل
نب ملون فأ ئكم بما كنتمر تعر
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
66
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”. (QS. Luqman: 15)
2. Scene memuliakan kedua orang tua
1. Meminta Izin dan Restu kepada orang tua
Pada bagian ini menceritakan kondisi ketika Jempol akan
berangkat untuk mengikuti lomba lari. Sebelum berangkat
Jempol mencium telapak tangan ayahnya dalam kondisi
ayahnya yang masih tertidur lelap sebagai tanda memohon izin
dan restu. Selain itu ia juga tidak lupa untuk memandang dan
mengusap foto ibunya sebagai wujud pengormatan.
Tabel 4.2 scene meminta izin dan restu kepada orang tua
Shot Dialog/Suar
a Visual
Close up Jempol
mencium
tangan
ayahnya.
Gambar 4.4 Jempol mencium
tangan ayahnya
67
Medium
close up
Jempol
memandang
foto ibunya.
Gambar 4.5 Jempol memandang
foto ibunya
Medium
close up
Jempol
mengusap
foto ibunya.
Gambar 4.6 Jempol mengusap
foto ibunya
a. Denotasi
Rangkaian gambar di atas secara denotatif menceritakan
Jempol yang akan berangkat untuk mengikuti perlombaan lari.
Sebelum berangkat ia meminta izin ayah dan ibunya. Namun, saat
itu ayahnya masih tertidur lelap dan ibunya belum kembali
kerumah setelah di usir ayahnya.
68
Terlihat pada gambar 4.4 Jempol mencium tangan ayahnya
yang sedang tertidur. Kemudian setelah itu pada gambar 4.5
Jempol memandang foto ibunya yang tertempel pada dinding
kamar. Karena ia tidak bisa mencium tangan ibunya pada saat itu
juga, maka Jempol hanya mengusap-usap foto ibunya. Hal tersebut
terlihat pada potongan adegan gambar 4.6.
b. Konotasi
Secara konotatif scene ini memiliki makna pentingnya
memuliakan orang tua. Salah satu cara memuliakan orang tua pada
potongan adegan pada film ini dapat dilihat pada gambar diatas
yaitu dengan cara meminta restu orang tua. Dalam melakukan
segala hal, seorang anak harus mendapatkan restu orang tuanya.
Hal tersebut tercermin dari sikap Jempol yang meminta restu ayah
serta ibunya. Jempol mencium tangan ayahnya sebagai bentuk rasa
sayang, penghormatan serta meminta restu. Karena pada saat itu
Jempol akan mengikuti perlombaan lari. Selain itu Jempol juga
meminta restu kepada ibu yang pergi dengan cara mengusap foto
ibunya yang tertempel di dinding. Tatapan mata Jempol saat
menatap foto ibunya yang diambil dengan medium close up
menandakan rasa rindu dan sayang terhadap ibunya.
c. Mitos
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya ridha dan restu orang tua
merupakan termasuk dalam hal yang utama dan terpenting dalam
jalan hidup seorang anak. Bagi kaum muslim, ridha orang tua juga
merupakan kunci menentukan kehidupan di akhirat pula. Dalam
hadits Nabi disebutkan bahwasanya ridha Allah berada dalam
ridha orang tua, murka Allah juga terdapat pada murka orang tua.
69
Hal tersebut diyakini sebagai penegasan bahwasanya jika orang tua
sudah memberikan ridha dan restu terhadap anaknya, maka dengan
kehendak Allah swt. akan turut memudahkan jalan kehidupannya,
dengan arti kata Allah juga meridhai apa yang orang tua ridhai.
2. Memprioritaskan urusan kedua orang tua
Pada scene menceritakan ketika Jempol mengikuti perlombaan
lari. Awalnya Jempol hampir kalah dari peserta lainnya, namun
ketika ia mengingat tujuannya mengikuti lomba lari tersebut ia
menjadi semangat. Jempol mampu menyalip peserta-peserta
yang berada didepannya. Namun, ketika garis finish sudah ada
didepannya, ia berhenti karena mendengar teriakan dari koh
Herman dan ibunya Tiwi mengenai kondisi ayah Jempol yang
telah meninggal. Dan pada akhirnya Jempol memilih untuk
berlari memutar berlawanan arah menjauhi garis finish dan
merelakan kesempatannya untuk menang dalam perlombaan.
Tabel 4.3 Scene Memprioritaskan urusan kedua orang tua
Shot Dialog/Suara Visual
Long
shot
Jempol
menengok ke
koh Herman
dan ibunya
Tiwi.
Gambar 4.7 Jempol menengok ke
koh Herman dan ibunya Tiwi
70
Medium
shot
Jempol
berhenti
setelah
mendengar
teriakan koh
Herman dan
ibuya Tiwi.
Gambar 4.8 Jempol berhenti setelah
mendengar teriakan koh Herman dan
ibunya Tiwi
Long
shot
Jempol
berhenti
berlari saat
sudah berada
di dekat garis
finish.
Gambar 4.9 Jempol berhenti berlari
saat sudah berada di dekat garis
finish
71
Long
shot
Jempol
berlari
berlawanan
arah dengan
peserta
lomba.
Gambar 4.10 Jempol berlari
berlawanan arah dengan peserta
lomba
a. Denotasi
Dari rangkaian gambar diatas secara denotatif menceritakan
perjuangan Jempol mengikuti perlombaan lari. Tampak pada
gambar 4.7 Jempol berhenti dari larinya lantaran mendengar
teriakan koh Herman dan ibu Tiwi yang mengatakan bahwa
ayahnya telah meninggal. Pada saat itu Jempol nampak
kebingungan dan tidak percaya atas apa yang terjadi. Bingung
apakah ia harus melanjutkan larinya atau tidak dan tidak percaya
atas kabar kematian ayahnya.
Seperti yang tampak pada gambar 4.9, garis finish sudah ada
didepan Jempol. Hanya perlu beberapan langkah lagi untuk Jempol
memenangkan perlombaan tersebut. Namun, terlihat pada gambar
4.10, Jempol memilih untuk berlari menjauh dari garis finish untuk
segera pulang menemui ayahnya yang sudah meninggal.
72
b. Konotasi
Secara konotatif rangkaian gambar pada tabel 4.3 seolah
memperingatkan kita bahwa sewaktu-waktu Allah swt. bisa saja
mengambil nyawa kedua orang tua kita dalam kondisi apapun.
Pada saat sakit, sehat, kaya, miskin maupun pada saat perlombaan
yang seperti Jempol lakukan. Yang pasti tidak ada yang tahu
mengenai umur manusia dan bagaimana kondisi saat dipanggil
Allah swt. Namun yang perlu diingat adalah bagaimana kita
sebagai anak memperlakukan kedua orang tua kita selagi masih
hidup dan setelah tiada.
Di sisi lain potongan adegan pada tabel 4.3 diatas memiliki
makna konotasi bahwasanya mengutamakan urusan orang tua
merupakan hal yang termasuk dalam berbakti kepada orang tua.
Terlihat pada saat Jempol memilih menjauhi garis finish padahal
ia memiliki kesempatan besar memenangkan perlombaan tersebut.
Namun ia memilih untuk segera menemui ayahnya yang telah
meninggal. Berbakti kepada orang tua tidak hanya terbatas pada
saat keduanya masih hidup saja, namun sampai mereka telah tiada.
c. Mitos
Berbakti kepada orang tua bukan hanya soal seberapa
banyak materi yang dapat kita berikan kepada orang tua. Namun,
juga seberapa sayang dan baik sikap kita dalam memperlakukan
keduanya. Perlakuan baik kepada orang tua bisa dilakukan sejak
kita masih kecil hingga seumur hidup. Sebab berbakti kepada
orang tua memiliki hukum yang mengikat dan terikat. Dalam
berbakti kepada orang tua ada banyak hal yang harus diperhatikan.
73
Salah satunya yaitu mengutamakan urusan orang tua diatas urusan
pribadi dan orang lain.
3. Scene membantu kedua orang tua
1. Memberikan nafkah kepada kedua orang tua
Pada tabel ini menceritakan Jempol mendekati ibunya yang
sedang mencuci baju kotor. Saat Jempol duduk disamping
ibunya, ia bercerita mengenai kegiatannya mencari uang
menjadi badut joget di jalanan bersama Tiwi. Jempol juga
memberikan uang bagiannya yang hanya Rp 10.000 kepada
ibunya. Satri yang merupakan ibu Jempol menerima uang yang
diberikan Jempol dan kemudian memeluk Jempol setelah
mendengar cerita tersebut.
Tabel 4.4 scene memberikan nafkah kepada orang tua
Shot Dialog/Suar
a Visual
Mediu
m close
up
Jempol: Bu,
jempol joget
dilampu
merah.
Dapet tiga
belas ribu.
Tiga ribu
buat Tiwi.
Gambar 4.11 Jempol berbicara dengan
ibunya tentang kegiatannya mencari
uang
74
Mediu
m close
up
Jempol :
Trus, ini ada
sisanya bu.
Sepuluh
ribu. Jempol
dapet uang.
Gambar 4.12 Jempol memberikan
uang hasil menjadi badut kepada
ibunya
Mediu
m long
shot
Satri : Ya
Allah, nak.
Ini duit
kamu?
Jempol
dapet
sepuluh
ribu?
Gambar 4.13 Ibu Jempol memeluk
Jempol setelah Jempol menjelaskan
kegiatannya
a. Denotasi
Secara denotasi tabel 4.4 menceritakan tentang Jempol yang
memberikan uang hasil kerjanya menjadi boneka badut yang
berjoget di jalanan. Pada gambar 4.11 terlihat Jempol duduk
disamping ibunya yang sedang mencuci pakaian. Disamping
ibunya ia menceritakan pengalamannya berjoget di jalanan
75
mengenakan kostum boneka badut. Kemudian pada gambar 4.12
ia memperlihatkan uangnya dan juga memberitahukan berapa
hasil yang diperolehnya. Gambar selanjutnya memperlihatkan ibu
Jempol yang memeluk Jempol dengan ekspresi wajah yang senang
sekaligus terharu.
b. Konotasi
Konotasi pada tabel 4.4 secara tidak langsung
menggambarkan perjuangan seorang anak untuk membantu kedua
orang tuanya yang sedang mengalami kesusahan. Niat baik Jempol
membantu meringankan beban ibunya supaya dapat membeli obat
untuk sang ayah sedikit membuahkan hasil. Walaupun nilai uang
yang Jempol peroleh tidaklah besar namun proses yang dijalani
dalam mendapatkannya mencerminkan seberapa besar rasa sayang
untuk kedua orang tuanya. Meskipun honor yang ia peroleh
tidaklah seberapa namun ia rela dan tulus ikhlas memberikan
kepada ibunya.
c. Mitos
Dalam islam anak laki-laki memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap keluarganya. Kelak jika sudah berkeluarga, maka
ada tiga perempuan yang harus ia tanggung bebannya. Ibunya,
istrinya dan anak perempuannya. Inilah yang tabel 4.4 gambarkan.
Jempol sebagai anak laki-laki dan menjadi anak tunggal mencoba
untuk ikut bertanggung jawab dalam masalah keluarganya.
Walaupun ia masih kecil, namun sudah memiliki rasa tanggung
jawab yang besar.
Salah satu bentuk tanggung jawab yang coba Jempol
citrakan dalam scene tersebut ialah dengan memberikan uang
76
kepada ibunya. Nilai uang tersebut memang tidaklah besar bahkan
cenderung sangatlah sedikit. Besarnya nafkah secara materi yang
diberikan kepada ibu bukanlah menjadi tolak ukur rasa sayang dan
kasihnya. Dan meskipun nafkah yang diberikan sangatlah besar
namun tidak akan sebanding dengan segala jasa orang tua terhadap
anaknya.
2. Mengerjakan pekerjaan rumah
Pada bagian ini menceritakan kegiatan Jempol saat sudah
ditinggalkan ibunya. Jempol yang masih kecil harus merawat
ayahnya yang sedang sakit parah. Kegiatan seperti mencuci baju
dan mencuci piring saat malam hari pun Jempol lakukan
disamping mengurus ayahnya. Namun, hal tersebut membuat ia
merindukan ibunya yang pergi meninggalkan rumah karena
diusir ayahnya. Melihat baju ibunya yang masih tergantung
diluar rumah membuat Jempol teringat akan ibunya.
Tabel 4.5 scene mengerjakan pekerjaan rumah
Shot Dialog/Suara Visual
Medium
long
shot
Jempol
mencuci baju
ketika malam
hari
Gambar 4.14 Jempol mencuci baju
ketika malam hari
77
Medium
shot
Di hari
berikutnya
Jempol
membawa
piring setelah
mencucinya
Gambar 4.15 Di hari berikutnya Jempol
membawa piring setelah mencucinya
Medium
shot
Jempol
memegang
piring yang
sudah ia cuci
sambil
melihat
pakaian
ibunya yang
di jemur
Gambar 4.15 Jempol memegang piring
yang sudah ia cuci sambil melihat
pakaian ibunya yang di jemur
a. Denotasi
Secara denotatif gambar-gambar diatas menceritakan
pekerjaan Jempol sehari-hari setelah ibunya pergi dari rumah.
Jempol yang masih kecil harus bertanggung jawab merawat
ayahnya yang sakit dan mengurus rumah. Pada gambar 4.14
terlihat Jempol sedang mencuci pakaian pada malam hari.
78
Biasanya sang ibu lah yang mencuci pakaian-pakaian tersebut.
Kini urusan itu menjadi tanggung jawab Jempol. Selain mencuci
pakaian, ia juga mencuci alat makan. Melakukan pekerjaan
tersebut mengingatkan Jempol terhadap ibunya. Terlihat pada
gambar 4.15 ia berdiri melihat baju ibunya yang tergantung dengan
ekspresi sedih karena merindukan ibunya.
b. Konotasi
Secara konotatif gambar pada tabel 4.5 diatas mengandung
makna bahwasanya ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam
berbakti kepada orang tua. Hal kecil seperti membantu
mengerjakan pekerjaan rumah seperti yang Jempol lakukan yaitu
mencuci pakaian dan alat makan juga merupakan bagian dari
birrul walidain. Berbakti kepada orang tua tidak hanya
menyangkut dengan pemberian materi, namun selalu ada ketika
orang tua membutuhkan jauh lebih berarti. Pada gambar 4.15
memperlihatkan ekspresi Jempol yang begitu merindukan sang
ibu. Memang sudah sepatutnya seperti itu jika ketika orang tua
tidak berada disamping kita lagi.
c. Mitos
Dalam islam berbakti kepada orang tua dapat dilakukan
secara fisik maupun material. Secara fisik kita dapat membantu
dengan selalu ada ketika orang tua membutuhkan. Seperti yang
Jempol lakukan, mengambil alih pekerjaan rumah tangga yang
biasa sang ibu lakukan. Hal-hal kecil tersebut juga merupakan
bagian dari birrul walidain.
Ibu merupakan cinta pertama dan sejati anak laki-lakinya.
Maka tidak heran jika anak laki-laki lebih dekat dengan sang ibu.
79
Sebagai seorang yang begitu dicintai, berjauhan sebentar pun akan
merindu. Hal tersebut terlihat pada kondisi Jempol yang
memandang penuh rindu ketika melihat baju ibunya tergantung.
3. Membelikan makanan
Selain melakukan kegiatan mengurus rumah dan ayahnya,
Jempol juga bertanggung jawab atas makanan sehari-hari yang
akan ia dan ayahnya makan. Biasanya Jempol akan membeli dua
mangkok bubur ayam di tempat ia biasanya membeli bubur
ayam. Satu mangkok bubur ayam untuk ia sendiri, satu mangkok
yang lain untuk diberikan kepada ayahnya.
Tabel 4.6 scene membelikan makanan
Shot Dialog/Suara Visual
Medium
long
shot
Jempol : Bang,
beli bubur
bang.
Tukang bubur
: Berape Pol?
Jempol : Dua,
dibungkus ye.
Gambar 4.16 Jempol membeli bubur
ayam
80
Medium
shot
Jempol : Ini
buburnya.
Ayah Jempol :
Alhamdulillah,
makasih ya
Pol.
Jempol : Iya
pak.
Gambar 4.17 Jempol memberikan
bubur ayam yang ia beli kepada
ayahnya
a. Denotasi
Makna denotatif pada tabel 4.6 menceritakan bagaimana
Jempol mendapatkan makanan yang akan ia konsumsi bersama
ayahnya. Pada gambar 4.16 terlihat Jempol membeli dua mangkuk
bubur ayam kepada pedagang langganannya. Kemudian ia
memberikan satu mangkuk bubur ayam tersebut kepada ayahnya
yang sedang berada di atas kasur. Dan satu mangkuk bubur ayam
yang lain untuk dirinya sendiri.
b. Konotasi
Makna konotatif pada tabel 4.6 diatas ialah pentingnya
merawat orang tua yang sedang sakit. Ketika orang tua sedang
sakit biasanya mereka tidak mampu untuk mencari nafkah. Seperti
itulah kondisi ayah Jempol saat itu. Maka Jempol membantu
ayahnya untuk mencari makanan dengan cara membeli bubur
81
ayam. Dan menyiapkannya untuk sang ayah. Sebab dengan cara
seperti itulah ia dan ayahnya bisa makan.
c. Mitos
Dalam islam ketika orang tua sudah memasuki masa tua atau
sudah tidak mampu lagi mencari nafkah, maka sang anak wajib
memenuhi kebutuhan keduanya. Dengan syarat bahwa si anak
tersebut mampu dan lapang dalam menafkahi. Kondisi Jempol
yang masih kecil, belum mempunyai penghasilan dan masih harus
dinafkahi orang tuanya belum wajib menafkahi keduanya. Sebab
sama-sama belum mampu. Namun, hal tersebut tidak mengurangi
rasa tanggung jawab Jempol terhadap kondisi keluarganya. Apa
yang ia lakukan semata-mata karena rasa sayang yang begitu
mendalam terhadap kedua orang tuanya.
4. Membantu kedua orang tua saat membutuhkan
Pada tabel ini terdapat potongan adegan dimana Jempol
membantu ayahnya melepaskan baju. Jempol juga menceritakan
ada sebuah perlombaan lari yang pemenangnya akan
mendapatkan hadiah 30 juta. Ia mengutarakan niatnya untuk
mengikuti perlombaan tersebut. Ayahnya menanyakan jika ia
menang untuk apa uang sebanyak itu. Jempol mengatakan
bahwasanya jika ia menang maka uang tersebut dapat digunakan
untuk mambayar pengobatan ayahnya ke rumah sakit.
82
Tabel 4.7 scene membantu orang tua saat dibutuhkan
Shot Dialog/Suara Visual
Medium
close up
Jempol : tiga
puluh juta
pak. Hadiah
pertamanya
segitu.
Gambar 4.18 Jempol membantu
melepaskan baju ayahnya
Medium
close up
Ayah Jempol
: Kalau kamu
dapet tiga
puluh juta.
Duite untuk
apa, Pol?
Jempol :
Untuk bawa
bapak
kerumah
sakit.
Gambar 4.19 Jempol berbicara kepada
ayahnya mengenai perlombaan lari
83
Medium
close up
Jempol :
Trus, keliling
Jakarta cari
ibu.
Gambar 4.20 Jempol memberitahu
ayahnya mengenai hadiah pemenang
dan tujuannya ikut lomba lari
a. Denotasi
Dari rangkaian gambar diatas, secara denotatif menceritakan
saat Jempol sedang membantu ayahnya melepaskan baju. Dan
pada saat itu juga Jempol mengatakan kepada ayah tentang niatnya
mengikuti lomba lari. Tampak pada gambar 4.18 Jempol yang
sedang memegang baju ayahnya tersebut mengatakan bahwasanya
hadiah utama dari perlombaan lari tersebut sebesar 30 juta rupiah.
Pada gambar selanjutnya ayah Jempol menanyakan untuk
apa uang tersebut jika Jempol memenangkan perlombaan lari.
Jempol dengan wajah serius menjawab uang tersebut akan
digunakan untuk membawa ayah kerumah sakit. Kemudian pada
gambar terakhir raut wajah Jempol menjadi ceria dengan
mengatakan bahwa uang tersebut juga akan digunakan untuk
keliling Jakarta mencari ibu.
84
b. Konotasi
Secara konotatif, rangkaian gambar pada tabel 4.7
menjelaskan tentang keyakinan dan niat Jempol untuk mengikuti
perlombaan lari. Ia yakin akan memenangkan perlombaan
tersebut. Sebab jika ia memenangkan perlombaan tersebut maka ia
bisa membawa ayahnya kerumah sakit untuk melakukan
pengobatan. Serta dapat mencari ibunya yang pergi dari rumah.
Dari scene tersebut dapat dilihat bagaimana optimis, percaya
diri dan pantang menyerahnya seorang anak untuk membantu
kedua orang tuanya. Seperti itulah gambaran anak yang berbakti
kedua orang tua. Selalu memprioritaskan urusan orang tua
dibandingkan urusan lainnya.
c. Mitos
Berbakti kepada orang tua adalah sebuah kewajiban.
Terkadang berbakti kepada kedua orang tua hanya diukur dari
seberapa besar materi yang dapat kita berikan kepada keduanya.
Namun, dengan cara membantu mencari jalan keluar dari masalah
yang dihadapi kedua orang tua juga merupakan dari birrul
walidain. Urusan orang tua menjadi prioritas untuk dibantu
dibanding dengan urusan lainnya. Disisi lain scene ini
mengingatkan kita tentang pentingnya kehadiran seorang ibu disisi
keluarga terutama anak. Karena ibu merupakan madrasah pertama
bagi anaknya.
5. Mengantarkan kedua orang tua bepergian
Pada scene selanjutnya Jempol membawa ayahnya kerumah
sakit menggunakan gerobak yang ia dapatkan di pinggir jalan.
85
Sebelumnya, Jempol sudah meminta bantuan kepada supir
angkot untuk mengantarkan ayahnya kerumah sakit. Namun,
supir angkot tersebut tidak mau. Ditengah perjalanan Jempol
membawa ayah kerumah sakit, ayahnya meminta Jempol untuk
pulang saja tidak usah kerumah sakit. Jempol mengatakan bahwa
ayah harus kerumah sakit. Ayahnya mengatakan tidak apa-apa
tidak perlu kerumah sakit, lebih baik Jempol beristirahat
menghemat tenaga untuk mengikuti perlombaan lari esok hari.
Tabel 4.8 scene mengantarkan orang tua bepergian
Shot Dialog/Suara Visual
Long
shot
Jempol
menarik
gerobak yang
ada ayahnya
sedang
terbaring
lemas untuk
dibawa
kerumah
sakit.
Gambar 4.21 Jempol menarik gerobak
yang ada ayahnya sedang terbaring
lemas untuk dibawa kerumah sakit
86
Close
up
Ayah Jempol
: Balik
baelah, Pol.
Jempol :
Tapi, pak.
Ayah Jempol
:
Mengko bae
kerumah
sakit. Setelah
kamu ikut
lomba.
Jempol : Tapi
bapak udah
ngga bisa liat.
Ayah Jempol
: Bapake ora
popo, le.
Bapakne ora
popo, le. Kon
sing perlu
istirahat. Kon
Gambar 4.22 ayah Jempol terbaring
lemas diatas gerobak yang ditarik
Jempol
87
perlu tenaga.
Supaya
menang, ya.
Medium
long
shot
Jempol
membelai
rambut
ayahnya.
Gambar 4.23 Jempol membelai rambut
ayahnya
a. Denotasi
Dalam gambar-gambar diatas tampak Jempol sedang
menarik gerobak. Suasananya sepi dan gelap. Malam itu Jempol
membawa ayahnya yang sakit semakin parah ke rumah sakit.
Karena tidak ada angkutan yang bersedia untuk mengantarkan
mereka ke rumah sakit, akhirnya Jempol berinisiatif memakai
gerobak. Jempol menarik gerobak yang berisi ayahnya dengan
sekuat tenaga. Ditengah perjalanan menuju ke rumah sakit, ayah
Jempol meminta untuk kembali saja ke rumah.
Namun, Jempol tidak mau karena kondisi ayahnya sudah
sangat parah. Ayah Jempol tetap meminta untuk kembali saja dan
mengatakan untuk ke rumah sakitnya nanti setelah Jempol
mengikuti perlombaan lari. Sebab esok harinya Jempol akan
mengikuti lomba lari jadi menurut ayahnya, ia memerlukan waktu
88
untuk istirahat dan menyiapkan tenaga yang cukup. Akhirnya
Jempol hanya bisa pasrah dan mengelus rambut ayahnya.
b. Konotasi
Konotasi yang muncul dari rangkaian gambar diatas adalah
pantang menyerahnya seorang anak dalam mengurus orang tuanya.
Kesulitan yang ia hadapi dalam berbakti kepada orang tua tidak
membuatnya menyerah. Ia mengerahkan segala kekuatannya
untuk tetap merawat orang tuanya.
Menarik gerobak yang berisikan orang dewasa diatasnya
tidaklah mudah untuk anak sekecil Jempol. Namun, ia memiliki
tekat yang kuat. Walaupun sang ayah meminta untuk kembali lagi
ke rumah, awalnya ia tidak mau. Setelah mendengarkan alasan
ayahnya, ia hanya mengelus rambut ayahnya sebagai ekspresi
begitu besar rasa sayangnya dan meminta ayahnya untuk sedikit
bersabar.
c. Mitos
Pada zaman dahulu ada seorang sahabat nabi bernama
Uways Al-Qarni dari Yaman yang kisahya sangat mengharukan.
Namanya bahkan dikenal sampai langit. Kisahnya menggendong
sang ibu yang tua renta dari Yaman ke Makkah untuk
melaksanakan ibadah haji menjadikan ia sebagai pemuda yang
istimewa di mata Rasulullah saw.
Kisah tersebut tercermin dalam tabel 4.8 bagaimana usaha
Jempol membawa ayahnya kerumah sakit memakai gerobak. Ia
bahkan menarik gerobak tersebut seorang diri. Hal ini
mengajarkan kepada kita bahwa seberat apapun jalan yang dilalui
untuk berbakti kepada orang tua haruslah tetap dijalani.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan penelitian ini penulis mengacu pada
fokus permasalahan yang ada dalam penelitian. Melalui berbagai
pendekatan teori dan implementasinya terhadap objek penelitian.
Peneliti menemukan delapan makna pesan birrul walidain pada
tokoh utama film Aku Ingin Ibu Pulang yang bernama Jempol
Budiman yaitu mematuhi perintah kedua orang tua, memuliakan
kedua orang tua yang terdiri dari selalu meminta izin serta ridha
orang tua ketika hendak pergi dan menjadikan urusan orang tua
sebagai prioritas, membantu kedua orang tua yang terdiri dari
memberikan nafkah secara finansial, mengerjakan pekerjaan
rumah, memberikan makanan, membantu ketika dibutuhkan dan
mengantarkan keduanya ketika bepergian.
Setelah penulis menjabarkan hasil penelitian mengenai
makna pesan birrul walidain pada tokoh Jempol Budiman dalam
film Aku Ingin Ibu Pulang, penulis mempunya kesimpulan sebagai
berikut :
1. Makna denotasi birrul walidain pada tokoh Jempol Budiman
dalam film Aku Ingin Ibu Pulang adalah perjuangan serta lika-
liku kehidupan seorang anak laki-laki bernama Jempol
Budiman yang merawat ayahnya yang sedang sakit serta tetap
berusaha mencari ibunya yang pergi dari rumah.
2. Makna konotasi birrul walidain pada tokoh Jempol Budiman
dalam film Aku Ingin Ibu Pulang adalah bagaimana seorang
90
anak yang begitu mencintai orang tuanya dan selalu
memprioritaskan urusan kedua orang tuanya.
3. Makna mitos birrul walidain pada tokoh Jempol Budiman
dalam film Aku Ingin Ibu Pulang adalah gambaran dari firman
Allah swt.
ح ا يبلغنا عندك ٱلكب أ نا إما ين إحس إيااه وبٱلول لا تعبدوا إلا
دهما وقض ربك أ
ا اهما قولا كريما ول تنهرهما وقل ل ف اهما أ هما فل تقل ل و لك
أ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)
Pada surat Al-isra' ayat 23 ada dua perintah. Pada perintah
yang kedua diwajibkan pada seorang anak untuk berbuat baik
kepada orang tua. Jika salah seorang di antara kedua orang tua
atau kedua-duanya berumur lanjut maka kewajiban anak
untuk merawatnya. Kemudian seorang anak dilarang
mengatakan perkataan seperti "ah" dan dilarang membentak
keduanya. Tapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.
B. Pesan dan Saran
Berikut pesan dan saran yang peneliti bisa berikan untuk
dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi. Saran-saran ini
ditujukan kepada :
91
1. Pelaku Industri Film
Adapun saran yang diberikan kepada pelaku industri
perfilman adalah supaya lebih meningkatkan lagi film-film
yang memuat nilai-nilai sosial dan religius yang realistis dan
cocok dengan kehidupan nyata masyarakat Indonesia.
2. Masyarakat
Adapun saran yang diberikan kepada masyarakat ialah agar
lebih selektif lagi memilah film yang sarat akan nilai-nilai
sosial dan moral yang berlaku di Indonesia. Masyarakat lebih
jeli dan cermat dalam memaknai setiap isi pesan yang
disampaikan dalam film secara tersirat maupun tersurat.
Serta lebih bisa memberikan apresiasi kepada perfilman
Indonesia agar bisa bersaing baik dengan perfilman luar
negeri.
3. Mahasiswa
Untuk mahasiswa, khususnya untuk peneliti yang memiliki
minat terhadap semiotika diharapkan lebih memahami
mengenai konsep semiotika lebih detail dan mendalam.
Semiotika telah menjadi bidang kajian penelitian pada ilmu
komunikasi yang sangat penting. Sehingga kedepannya akan
banyak penelitian-penelitian terbaru mengenai semiotika.
92
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. Ringkasan Shahih Muslim,
Terj. Subhan dkk, Jil. 2,. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Ali, Abdullah Yusuf . Tafsir Yusuf Ali Teks, Terjemahan dan Tafsir
Qur’an 30 Juz, penerjemah bahasa Indonesia oleh Ali
Audah. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2009.
Aminuddin. “Pengantar Apresiasi Karya Sastra”. Bandung;:
Sinar Baru., 1987.
Baran , Stanleyn J . Pengantar Komunikasi Massa Melek Media &
Budaya. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,, 2012.
Barthes, Roland . Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa.
Yogyakarta: Jalasutra, 2007.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2010.
Cangara, Hafid. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2008.
Danesi, Marcel . Pengantar Memahami Semiotika Media.
Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Danesi, Marcel. Pesan, Tanda dan Makna : Buku Teks Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra,
2008.
Dimyati, Ayat. Hadits Arba'in : Masalah Akidah, Syariah dan
Akhlak. Bandung: Marja, 2001.
Dindin, Jamaluddin. Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam.
Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar
dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.
Hakkar Jaya, Sattu Alang Muh Anwar dan M Hum. “Pengantar
Ilmu Komunikasi”. Makassar: CV Berkah Utami, 2007.
Hasyim, Umar . Anak Saleh. Surabaya: Bina Ilmu, 2007.
Juwariyah. Hadits Tarbawi. Yogyakarta: Teras, 2010.
Kridalaksana, Harimurti . “Kamus Linguistik”. Jakarta: Gramedia,
1993.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2002.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab
Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Nurgiyantoro, Burhan . “Teori Pengkajian Fiksi". Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1995.
93
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkIs, 2007.
Sayyid, Majdi Fathi . Amal yang Dibenci dan Dicintai Allah.
Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Sobur, Alex . Analisis Teks Media Suatu Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung:
PT.REMAJA ROSDAKARYA,, 2009.
Tamburaka, Apriadi . Literasi Media Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Tinarbuko, Sumbo . Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra:
Yogyakarta, 2013.
Trianto, Teguh. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.
Vera, Nawiroh . Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2014.
Vivian, John . Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Putra Grafika,
2008.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi – Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media, 2013.
Referensi Lain:
www.instagram.com//@imaawards diakses pada 2 maret 2018
pukul 16:42.
http://www.21cineplex.com/star/monty-tiwa,383.htm diakses
pada tanggal 22 April 2018 pukul 17.30.
http://www.beritasatu.com/film/426348-ini-nominator-
indonesian-movie-actor-awards-2017.html diakses pada
tanggal 23 April 2018 pukul 10:23.
https://id.wikipedia.org/wiki/Monty_Tiwa. diakses pada tanggal
22 April 2018 pukul 17:5.
https://id.wikipedia.org/wiki/Titien_Wattimena.diakses pada
tanggal 22 April pukul 18:49.
http://kantin-rama.blogspot.co.id/2016/05/makalah-akhlak-
kepada-orang-tua.html diakses pada tanggal 18 april pukul
07:48.
https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/terungkap-
aku-ingin-ibu-pulang-terilhami-kisah-pilu-zhang-da-
4068da.html diakses pada tanggal 22 April 2018 pukul
16:01.
94
https://kbbi.web.id/makna diakses pada tanggal 29 April 2018
pukul 20:16.
https://kbbi.web.id/tokoh diakses pada tanggal 1 Mei 2018 pukul
11:00.
http://www.tribunnews.com/seleb/2016/08/06/film-aku-ingin-ibu-
pulang-akan-mampu-menguras-air-mata-penonton diakses
pada tangggal 22 April 2018 pukul 14:53.
https://www.viva.co.id/siapa/read/625-teuku-rifnu diakses pada
tanggal 23 April 2018 pukul 14:56.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir diakses pada tanggal
23 April 2018 pukul 12:33.
https://www.wowkeren.com/seleb/nirina_zubir/profil.html
diakses pada tanggal 23 April 2018 pukul 12:17.
https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/bakti-anak-pada-orang-
tua-dalam-film-aku-ingin-ibu-pulang diakses pada tanggal
18 Maret 2018 pukul 17:11
Aini Nur Latifah, “Orang Tua, Pintu Surga yang Paling Tengah”,
Republika.co.id. https://www.republika.co.id/, diakses 5
september 2018 pukul 09.17.
Liputan6.com, “Ngamuk Tak Dibelikan Ponsel, Anak Bakar
Rumah Orangtuanya”,
Liputan6.com.https://www.liputan6.com/, diakses 6
september 2018 pukul 09.20.
Raden AMP, “Ditegur Saat Main Gim, Siswa MTS di Pontianak
Hantam Guru Pakai Kursi”, Liputan6.com.
https://www.liputan6.com/, diakses 6 september 2018
pukul 09.53.
Era Neizma Wedya, “Rahma, Bocah 10 Tahun Ini Merawat
Ibunya yang Lumpuh”, Okezone.com,
https://news.okezone.com/, diakses 6 September 2018
pukul 10.12.
Ika Fitriana, “Kisah Rayyan, Bocah SD yang Rawat Ibunya di RS”,
Kompas.com. https://regional.kompas.com, diakses 6
September 2018 pukul 10.17.
Guntur Merdekawan, “TERUNGKAP! ‘Aku Ingin Ibu Pulang’
Terilhami Kisah Pilu Zhang Da”, Kapanlagi.com.
https://www.kapanlagi.com/, diakses 6 September 2018
pukul 10.29.
Andi Nur Aminah, “Aku Ingin Ibu Pulang Terinspirasi Kerasnya
Hidup di Jakarta”, Republika.co.id.
95
https://www.republika.co.id/ diakses 6 September 2018
pukul 10.31.
M Iqbal Fazarallah Harahap, ‘Aku Ingin Ibu Pulang, Film “BAU”
yang Menginspirasi’, detik.com. https://hot.detik.com/
diakses 6 September 2018 pukul 10.37.
Ibnumajjah.com, “BAKTIMU, KEPADA ORANG TUA!”,2013.
Jeric, Shofa Mayonia. "Komunikasi Antarbudaya (Analisis
Semiotik Dalam Film Eat, Pray, Love)." Jakarta, UIN
Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikas:2014.
Junaidi, Nur Wahid. "www.youtube.com." diakses pada tanggal 27
februari 2018 pukul 16:48.
Kusuma, Bayu Teja. "Representasi Nilai Perempuan Dalam Islam
Pada Novel Ratu Yang Bersujud (Analisis Semiotika
Rholand Barthes)." Banten, Universitas Sultan Agung
Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi:
2017.
Qolby, Gina Qomariyah."Representasi Makna Birrul Walidain
Dalam Film Ada Surga Dirumahmu." Yogyakarta, UIN
Sunan Kalijaga. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.2016.
LAMPIRAN