makalah viskometer

34
PENGUKURAN KEKENTALAN ZAT (VISKOSITAS) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Karakterisasi Fisika Material Disusun Oleh: Beri Bernando

Upload: berybernando

Post on 17-Feb-2016

1.223 views

Category:

Documents


177 download

DESCRIPTION

Karakterisasi Material

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah  Viskometer

PENGUKURAN KEKENTALAN ZAT (VISKOSITAS)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Karakterisasi Fisika Material

Disusun Oleh:Beri Bernando

PROGRAM STUDI FISIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Page 2: Makalah  Viskometer

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2015

Page 3: Makalah  Viskometer

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk

menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga

merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan

karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan

9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan

4 kkal/gram. Minyak, khususnya minyak nabati, mengandung

asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan

arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah

akibat penumpukan kolesterol. Minyak juga berfungsi sebagai

sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Ketaren,

1986)

Minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan

dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi minyak seringkali

ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan

berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak

berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak

goreng, mentega dan margarin. Minyak goreng adalah salah

3

Page 4: Makalah  Viskometer

satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. (Bias, 2008)

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas,

berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil

sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental

daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat

dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan

bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita

perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang

lain. Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan

erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi

kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan

didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk

menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan

datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan

tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan

cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang

digunakan adalah poise (1 poise = 100 sentipoise). Penentuan

viskositas suatu fluida itu baik atau tidak dapat ditinjau dari

berbagai aspek antara lain: temperatur, tekanan, laju perpindah

dan momentum molekul air. (maulida, 2010)

Pengukuran tingkat kekentalan zat cair yang paling

umum dan paling sederhana yang kita ketahui adalah dengan

4

Page 5: Makalah  Viskometer

menggunakan konsep hokum stokes. Pengukuran viskositas zat

cair dengan hokum Stokes atau sering disebut dengan Falling

Ball Viskometer menggunakan konsep perhitungan waktu yang

dibutuhkan suatu bola dengan diameter tertentu yang melewati

sampel zat cair yang akan diukur viskositasnya pada jarak

tertentu. Selama ini, eksperimen menentukan viskositas zat cair

dengan hokum Stokes masih menggunakan cara manual, yaitu

perhitungan waktu masih mengandalkan penglihatan manusia

dan stopwatch. Pada proses tersebut, human error masih

menjadi permasalahan pada keakuratan hasil eksperimen,

antara lain pada penentuan waktu awal bola memasuki tabung

sampel dan waktu akhir bola mencapai dasar tabung. Dengan

demikian, dibutuhkan alat ukur sederhana yang dapat

mengatasi kekurangan ini.

Salah satu alat yang sering digunakan untuk mengukur

nilai kekentalan suatu fluida adalah Viskometer. Viskometer

merupakan alat untuk menghitung nilai viskositas atau

kekentalan suatu fluida. Dalam pembuatan alat viskometer

ditujukan untuk memperoleh waktu agar diperoleh nilai

viskositas dari suatu fluida dan material benda yang diujikan.

(Ridwan, Wiseno, & Suwargo, 2011)

1.2 Rumusan Masalah

5

Page 6: Makalah  Viskometer

Adapun rumusan masalah pada makalah ini,

diantaranya:

Apa yang dimaksud dengan Viskositas dan jelaskan jenis-

jenis viskositas ?

Bagaimana prinsip kerja viskometer ?

Bagaimana pengolahan data dari viskositas ?

1.3 Tujuan

Mengetahui pengertian Viskositas dan jenis-jenis alat

ukurnya

Mengetahui bagaimana prinsip kerja Viskometer

Menjelaskan Contoh Pengolahan data Viskometer.

6

Page 7: Makalah  Viskometer

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Viskositas

Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan

erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi

kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan

didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk

menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan

datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan

tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut di isi dengan

cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang

digunakan adalah poise (1 poise = 100 sentipoise).

Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida

terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya

diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap

penuangan. Viskositas diartikan sebagai resistansi atau

ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan

karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap

deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut

dikenai gaya tertentu (Kramer, 1996).

Viskometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

mengukur viskositas suatu cairan. Viskositas secara umum

dapat juga diartikan sebagai suatu tendensi untuk melawan

7

Page 8: Makalah  Viskometer

aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan

untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu

gaya (Lewis, 1987). Viskositas biasanya berhubungan dengan

konsistensi yang keduanya merupakan sifat kenampakan

(appearance property) yang berhubungan dengan indera perasa.

Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu

bahan untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu

bahan mendapat gaya gesekan (sheering fore). Gesekan yang

timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan yang disebabkan

karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh

cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika

tenaga diberikan pada suatu cairan, tenaga ini akan

menyebabkan suatu bentuk atau deformasi. Perubahan bentuk

ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987).

Rumus umum viskositas adalah :

Dimana :

η : koefisien viskositas (centipoise)

g : gaya gravitasi (m/s2)

R : jari-jari jari (m2)

V : Kecepatan (m/s)

γ : massa jenis bola (kg/m3)

8

Page 9: Makalah  Viskometer

γ1: massa jenis zat cair (kg/m3)

Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas.

Kuantitas yang ditentukan di atas kadang-kadang disebut

viskositas dinamik, viskositas absolut, atau viskositas sederhana

untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya

hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas

kinematik (diwakili oleh simbol ν "nu") adalah rasio viskositas

fluida untuk densitasnya.

v=❑ρ

Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari

fluida di bawah pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan

menggunakan perangkat yang disebut viskometer kapiler, pada

dasarnya adalah bisa lolos dengan tabung sempit di bagian

bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viskometers

kapiler identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh

gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada

kurang cairan kental mengalir melalui selang.

Ada 2 dua tipe aliran, yaitu :

1. Newtonian

Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah

dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan

9

Page 10: Makalah  Viskometer

antara shear stress dan shear ratenya linier melewati titik (0,0)

atau dengan kata lain viskositasnya tidak berubah dengan

adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan

dengan dinding. Cairan newtonian biasanya merupakan cairan

murni secara kimiawi dan homogen secara fisikawi. Contohnya

adalah larutan gula, air, minyak, sirup, gelatin, dan susu.

2. Non-Newtonian

Viskositas cairan yang bersifat Non-newtonian berubah

dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan

antara shear stress dan shear ratenya non linier. Dengan kata

lain, viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya

gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan non

Newtonian ini termasuk cairan yang bersifat non true liquid/non

ideal. Contohnya yaitu soas tomat, kecap, slurry permen, dan

susu kental manis.

Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu :

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik

maka viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini

disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang

semakin cepat apabila suhu ditingkatkan akan menurun derajat

kekentalannya.

10

Page 11: Makalah  Viskometer

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.

Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki

viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan

menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan

volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar

partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Massa molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan massa molekul solute,

karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau

memberi beban yang berat pada cairan sehingga akan

menaikkan viskositasnya.

4. Tekanan

Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena

semakin besar tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir

akibat dari beban yang dikenakannya. Viskositas akan bernilai

tetap pada tekanan 0-100 atm.

11

Page 12: Makalah  Viskometer

2.2 Tipe Viskositas dan Prinsip Kerjanya

Alat untuk mengukur viskositas adalah viskometer. Ada

beberapa macam Viskometer, diantaranya adalah :

1. Viskometer Ostwalt (kapiler)

Viskometer Oswalt merupakan sebuah alat yang

digunakan untuk menentukan kekentalah suatu cairan. Alat

ini terbuat dari bejana kaca yang berbentuk U dan mampu

menampung sejumlah zat tertentu.

Persamaan umum yang digunakan untuk menentukan

nilai viskositas dengan menggunakan viskomeer Ostwald

adalah :

η1η2

=t 1 ρ1t 2 ρ2

Dimana :

𝜂1 = viskositas air

𝜂2 = viskositas yang dicari

t1 = waktu air

t2 = waktu yang dicari

ρ1 = massa jenis air (kg/m3)

ρ2=¿massa jenis yang dicari (kg/m3)

12

Page 13: Makalah  Viskometer

Prinsip dari metode Ostwald ini dapat dipelajari dari

gambar 1. Sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam

A, kemudian dengan cara menghisap atau meniup, cairan

dibawa ke B, sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan

dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang

diperlukan untuk mengalir bebas dan waktu yang

diperlukan untuk mengalir dari garis ke n diukur. Pada

proses pengaliran melalui kapiler C, tekanan penggerak

tidak tetap dan pada setiap saat sama dengan h . g . ρ,

dengan h adalah beda tinggi permukaan cairan pada kedua

reservoir alat, g adalah percepatan gravitasi dan ρ adalah

rapat massa cairan.

Gambar 1. Salah satu contoh viskometer Ostwald

Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu

yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk

mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan

oleh berat cairan itu sendiri. Jadi waktu yang dibutuhkan

13

Page 14: Makalah  Viskometer

oleh cairan untuk melalui batas “a” dan “b” dapat diukur

menggunakan stopwatch.

2. Viskometer bola Jatuh

Ada 2 macam prinsip viskometer bola jatuh,

diantaranya:

a. Viskometer bola jatuh menurut Stokes

Jika sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida,

ada tiga macam gaya yang bekerja, yaitu:

Gaya gravitasi atau gaya berat (W). Gaya inilah yang

menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu

percepatan.

Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B).

Arah gaya ini keatas dan besarnya sama dengan berat

fluida yang dipindahkan oleh benda itu.

Gaya gesek (Frictional force) Fg. Arahnya keatas dan

besarnya seperti yang dinyatakan oleh persamaan :

Dimana K adalah kontanta, dan V adalah kecepatan

benda. Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin

lama makin besar, tetapi dalam medium ada gaya gesek

yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar.

Benda yang bentuknya tidak beraturan dan rumit serta

besar akan menghasilkan harga k yang besar.

14

Page 15: Makalah  Viskometer

Fluida yang viskositasnya besar akan menghasilkan

harga k yang besar pula. Untuk benda yang berbentuk bola

dengan jari-jari R dan fluida dengan viskositas 𝜂 besarnya k

dapat dinyatakan sebagai berikut

Hubungan ini diberikan oleh Stokes dan berlaku untuk

aliran fluida yang laminer. Jika kedua rumus digabungkan,

maka akan diperoleh gaya gesek :

Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian

dinding luarnya diselubungi dengan air agar suhu di

dalamnya konstan. Digunakan untuk menentukan Viskositas

cairan yang kental tetapi yang tembus cahaya agar dapat

mengamati jatuhnya bola besi sampai ke dasar tabung.

Menurut hokum Stokes:

Dimana:

𝜂 = Viskositas (centipoise)

g = Gravitasi (m/s2)

V = Kecepatan bola (m/s)

15

Page 16: Makalah  Viskometer

γ = Massa jenis bola (kg/m3)

γ1 = Massa jenis zat cair (kg/m3)

Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh menurut

Stokes adalah jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan

ke dalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke

dalam minyak dalam sebuah tabung, nampak mula-mula

kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah

menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak

dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini

berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat

cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng

tersebut, yaitu gaya gesekan yang disebabkan oleh

kekentalan fluida. Semakin besar koefisien kekentalan

suatu fluida maka semakin besar gaya gesek yang

ditimbulkan oleh fluida. Viskositas juga dipengaruhi oleh

perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas menjadi

turun atau sebaliknya.

16

Page 17: Makalah  Viskometer

Gambar 2 Viskometer bola jatuh yang memenuhi

hukum Stokes

b. Viskometer bola jatuh menurut Hoppler

Gambar 3. Viskometer bola jatuh menurut Hoppler

Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dapat dilihat

pada gambar diatas. Pada viskometer ini yang diukur

adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam

17

Page 18: Makalah  Viskometer

untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda

karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang

berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan

yang semakin besar sampai mencapai kecepatan

maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila

gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,

1993).

Salah satu keuntungan viskometer bola jatuh menurut

Hoeppler dibandingkan dengan menurut hukum Stokes

adalah peralatan yang relatif lebih kecil dan adanya kontrol

temperatur, artinya pengukuran dapat dilakukan dengan

temperatur yang bervariasi.

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung

viskositas dengan menggunakan viskometer bola jatuh

menurut Hoeppler ini adalah:

Dimana : μ adalah kekentalan dinamik (cP)

ρ2 adalah massa jenis bola (kg/m3)

ρ1 adalah massa jenis fluida (kg/m3)

tadalah waktu yang diperlukan (s)

Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh menurut

Hoeppler ini adalah dengan cara menggelindingkan bola

18

Page 19: Makalah  Viskometer

yang terbuat dari kaca. Karena gaya gravitasi benda yang

jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan

yang besar sampai pada kecepatan yang maksimum.

Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga

respirok sampel.

3. Viskometer Cup and Bob

Dalam viskometer ini sampel dimasukkan dalam ruang

antara dinding luar bob/rotor dan dinding dalam mangkuk (cup)

yang pas dengan rotor tersebut. Berbagai alat yang tersedia

berbeda dalam hal bagian yang berputar, ada alat dimana yang

berputar adalah rotornya, ada juga bagian mangkuknya yang

berputar.

Gambar 4. Contoh Viskometer Cup and Bob

Alat viscotester adalah contoh viskometer dimana yang

berputar adalah bagian rotor. Terdapat dua tipe yaitu

viscotester VT-03 F dan VT- 04 F :

a. VT -04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan

viskositas tinggi,

19

Page 20: Makalah  Viskometer

b. VT-03F untuk mengukur zat cair yang viskositasnya

rendah.

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara

dinding luar dari bob dinding dalam dari cup dimana bob masuk

persis ditengah-tengah. Kelemahan viskometer ini adalah

terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi

disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan

penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini

menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.

Hal ini disebut aliran sumbat.

4. Viskometer Cone and Plate

Viskometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang

memberikan peneliti suatu instrumen yang canggih untuk

menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam volume

sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang

diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat

cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan

viskositas. Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi

diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion,

pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi

digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi

(dosage form)sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk

20

Page 21: Makalah  Viskometer

setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari

bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari

jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat

mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika

obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability).

Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju

absorbsi obat dalam tubuh .

Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat

ini, misalnya:

a. Dipakai pada cone dan plate

b. Ukuran sample

c. Waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel

untuk menstabilkan pada pelat sebelum terbaca

d. Kebersihan kerucut dan plat

e. Jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel

f. Tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan

akurasi yang lebih tinggi

g. Shear rate ditempatkan untuk sampel

21

Page 22: Makalah  Viskometer

Gambar 5. Viskometer Cone and Plate

Prinsip fisika viskometer cone and plate, seperti

ditunjukan pada gambar dibawah:

Gambar 6. Prinsip fisika viskometer Cone and Plate

Sudut α sangat kecil. Kecepatan permukaan pada kerucut

(cone) pada jari-jari r adalah u=ω.r. Ketebalan lapisan fluida

adalah h=r tan α ≈r .α

Berdasarkan postulat Newton :

Maka torsi yang terjadi :

22

Page 23: Makalah  Viskometer

Sehingga :

Cara kerja viskometer cone and plate adalah sampel

ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan

hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor

dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam

ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut

yang berputar.

2.3 Contoh Pengolahan Data Viskometer

2.3.1. Contoh Pengolahan Data Viskometer Bola Jatuh

( Stokes )

Contoh pengolahan pada viskometer bola jatuh stokes

diambil dari jurnal yang berjudul “Analis Karakteristik

Dielektrik Minyak Hidrolik Sebagai Alternatf Isolasi Cair untuk

Transformator Daya” oleh Andy Martono, dkk. Pada percobaan ini,

data yang diambil adalah kecepatan jatuh bola ukur (kelereng)

didalam minyak hidrolik. Pengukuran viskositas kinematik

minyak hidrolik dilakukan pada temperatur 10-500C. Hasil

pengukuran viskositas kinematik minyak hidrolik ditunjukan

pada tabel:

23

Page 24: Makalah  Viskometer

N

o

Suhu

(0C)

Waktu Jatuh

Kelereng (s)

Viskositas Kinematik

(cSt)

1 10 2,56 36,32

2 20 1,93 27,38

3 30 1,22 17,31

4 40 0,894 12,69

5 50 0,726 10,24

Tabel 1. Nilai viskositas menggunakan viskometer bola jatuh

Berdasarkan tabel menunjukan bahwa viskositas

kinematik minyak hidrolik menurun dari 36,32 cSt menjadi

10,24 cSt terhadap kenaikan temperatur. 100C hingga 500C.

Kenaikan temperatur menjadikan minyak hidrolik berkurang

tingkat kekentalannya dan memiliki viskositas kinematik yang

lebih rendah, sehingga dengan kenaikan temperatur minyak

hidrolik akan bergerak atau mengalir lebih cepat. Minyak

hidrolik lebih cepat mengalir pada temperatur yang lebih tinggi

dapat dijelaskan dengan teori kinetik yang menyatakan, “dalam

benda yang panas, molekul-molekul bergerak lebih cepat

dibanding dengan molekul-molekul dalam benda yang lebih

dingin”. (Martono, astuti, & Syakur, 2013)

Hubungan antara penurunan viskositas kinematik minyak

hidrolik dengan kenaikan temperatur memberi arti bahwa,

minyak hidrolik mengalir atau bersirkulasi lebih cepat terhadap

24

Page 25: Makalah  Viskometer

kenaikan temperatur. Proses sirkulasi minyak hidrolik bertujuan

untuk mendisipasikan panas atau pendinginan. Jika panas tidak

terdisipasi, maka kenaikan temperatur dapat merusak minyak

hidrolik.

2.3.2. Contoh Pengolahan Data Viskometer Ostwald

Contoh pengolahan data viskometer Ostwald

diambl dari jurnal yang berjudul “Studi Kualitas Minyak Goreng

dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias” oleh Wahyu

Setya Budi, dkk. Parameter yang digunakan dalam uji kualitas

minyak goreng pada penelitian ini yaitu viskositas dan indeks

bias. Pengukuran viskositas dengan menggunakan viskosimeter

Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan cara mengukur waktu

yang diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng dalam pipa

kapiler dari a ke b. Minyak goreng dimasukkan ke dalam

viskosimeter yang diletakkan pada termostat. Minyak kemudian

dihisap dengan pompa sampai di atas tanda a. Cairan dibiarkan

mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan dari a ke b

dicatat menggunakan stopwatch.

25

Page 26: Makalah  Viskometer

Tabel 2. Contoh pengolahan data viskometer Ostwald

Dari tabel 2 diketahui bahwa nilai viskositas yang paling

kecil yaitu pada minyak goreng yang sudah dipakai dua kali, dan

nilai viskositas yang paling besar yaitu pada minyak goreng

yang belum pernah dipakai. Minyak goreng yang sudah dipakai

dua kali mempunyai nilai kerapatan yang paling kecil karena

minyak goreng tersebut telah berkurang nilai kerapatannya

akibat pemanasan saat penggorengan, sehinggga gesekan yang

terjadi dalam lapisan-lapisan minyak tersebut menjadi lebih

kecil yang mengakibatkan nilai viskositasnya kecil. Minyak

goreng yang belum dipakai mempunyai nilai viskositas yang

paling besar karena minyak tersebut kerapatannya lebih besar

karena belum mengalami pemanasan sehingga gesekan yang

terjadi antara lapisan-lapisan dalam minyak tersebut lebih besar

dan viskositasnya juga besar. Viskositas dalam cairan

ditimbulkan oleh gesekan dalam lapisan-lapisan dalam cairan,

sehingga makin besar gesekan yang terjadi maka viskositasnya

semakin besar, begitu juga jika gesekan yang terjadi lebih kecil,

maka viskositasnya juga kecil (Bias, 2008).

BAB III

26

Page 27: Makalah  Viskometer

KESIMPULAN

Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida

terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya

diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap

penuangan. Viskositas diartikan sebagai resistensi atau

ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan

karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap

deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut

dikenai gaya tertentu. Viskometer merupakan sebuah alat yang

digunakan untuk mengukur viskositas suatu cairan. Ada

beberapa jenis viskometer, dantaranya adalah viskometer

Oswald, Viskometer bola jatuh (Stokes), Viskometer bola jatuh

Hoppler, viskometer Cup and Bob, dan viskometer Cone and

plate. Data perhitungan viscometer Oswalt dari jurnal Studi

Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan

Indeks Bias oleh Wahyu Setya Budi, dkk, sedangkan data

pengukuran viskositas bola jatuh Stokes dari jurnal Analis

Karakteristik Dielektrik Minyak Hidrolik Sebagai Alternatf

Isolasi Cair untuk Transformator Daya oleh Andy Martono, dkk.

Aplkasi dari viskositas dari kehidupan sehari-hari sebagai

contohnya pada oli mesin.

27

Page 28: Makalah  Viskometer

Daftar Pustaka

Bias, S. K. (2008). Sutiah;Sofjan Firdausi;Wahyu Setia Budi. Semarang: Jurusan Fisika

FMIPA Universtas Diponegoro.

Chisholm, H. (1911). Alburnum. Cambridge University Press.

Ketaren, S. (1986). Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia.

Martono, A., astuti, J., & Syakur, A. (2013). Analisis Karakteristik Dielektrik Minyak

Hidrolik Sebagai Alternatif Isolasi Cair untuk Transformator Daya. Semarang:

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro.

maulida, R. H. (2010). Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu dan Kontaminan terhadap

Viskositas Oli Menggunakan Rotary Viscometer. Jurnal Neutrino.

record, S. J. (1914). The Mechanical Properties of Wood.

Ridwan, Wiseno, E., & Suwargo, P. G. (2011). Pembuatan dan Pengujian Viskometer

Tabung. Depok: Universitas Gunadarma.

Tambunan, & Nandika. (1989). Deteriorasi Kayu oleh. Bogor: Departemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas

Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.

28