makalah vaisesika

13
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) maka saya bisa menyelesaikan makalah tentang filasafat agama yang berjudul “Vaisesika”, makalah ini dibuat sebagai tugas tengah semester mata pelajaran Agama Hindu kelas X SMA Negeri 2 Konawe Selatan Dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita semua, sehingga lebih mengenal tentang ajaran Agama Hindu yang lebih kepada filsafat Agama Hindu itu sendiri. Saya sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik pembaca yang sifatnya membantu sangat saya harapkan guna perbaikan dan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akihr kata saya mengucapkan terima kasih. Ranomeeto, April 2015 Penulis

Upload: ryan0401

Post on 16-Jan-2016

366 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Makalah agama yang dibuat untuk melengkapi tugas mata pelajaran agama, diambil dari sumber-sumber yang ada di internet dan disusun secara sistematis.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Vaisesika

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) maka saya bisa menyelesaikan makalah tentang filasafat agama yang berjudul “Vaisesika”, makalah ini dibuat sebagai tugas tengah semester mata pelajaran Agama Hindu kelas X SMA Negeri 2 Konawe Selatan

Dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita semua, sehingga lebih mengenal tentang ajaran Agama Hindu yang lebih kepada filsafat Agama Hindu itu sendiri.

Saya sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik pembaca yang sifatnya membantu sangat saya harapkan guna perbaikan dan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akihr kata saya mengucapkan terima kasih.

Ranomeeto, April 2015

Penulis

Page 2: Makalah Vaisesika

DAFTAR ISI

                                                                                                                Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………1

1.2    Rumusan Masalah …………………………………………………………………

1

1.3 Manfaat…………………………………………………………………………………

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Vaisesika……..……………………………………………………….

2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………. 7

3.2 Saran…………………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………… 8

Page 3: Makalah Vaisesika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vaisesika merupakan salah satu sistem filsafat india (hindu), yang tergolong dalam Sad Darsana. Filsafat vaisiseka adalah filsafat realistis yang menggabungkan pandangan pluralisme dengan theisme. Vaisiseka mengungkapkan seluk-beluk variasi objek-objek dunia sampai pada kombinasi atom-atom material dari berbagai jenis dan kualitas. Walaupun demikian, vaisiseka memandang ciptaan dunia ini dari ciptaan dunia dari kombinasi atom-atom kekal, dalam waktu dan ruang kekal dengan acuan kehidupan moral jiwa-jiwa individu. Sistem filsafat vaisesika mengambil nama dari kata vaisiseka yang artinya kekhususan, yang merupakan ciri-ciri pembeda dari benda-benda.

Jadi pokok permasalahan yang diuraikan didalamnya adalah kekhususan padartha atau kategori-kategori yang nanti akan di sebutkan secara lebih terperinci. Pendiri sistem ini adalah Rsi Kanada yang juga dikenal sebagai Rsi Uluka, sehingga sistem ini dikenal juga sebagai ‘aulukya darsana’ dan dianggap juga dengan nama kasyapa dan dianggap seorang Deva Rsi. Padartha secara arfiah artinya “arti dari sebuah kata “. Demikian padartha berarti semua obyek dari ilmu pengetahuan dan pengalaman. weisesika berpendapat bahwa padartha adalah semua obyek yang dinyatakan oleh kata-kata. Ia juga berarti semua hal yang ada, yang dapat diamati dan dinamai, yang dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu, bhawa dan abhawa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Apakah pengertian vaisesika?

Page 4: Makalah Vaisesika

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Vaisesika

Perhatian pokok filsafat Vaisesika adalah analisanya yang mendalam tentang alam semesta yang terdiri atas kategori-kategori (padartha). Filsafat Vaisesika merupakan realisme pluralistik, sebuah filsafat identitas dan perbedaan yang menekankan bahwa inti realitas terdiri atas perbedaan atau kebhinekaan. Sebuah kategori disebut padartha dan seluruh alam semesta ini diturunkan menjadi enam padharta. Padartha secara literal berarti objek yang ditandai oleh kata atau makna kata. Semua objek pengetahuan atau semua yang riil berada di bawah padartha. Padartha berarti suatu objek yang dapat dipikirkan (jeneya) dan diberi nama (abhidheya). Ini hanyalah berupa katalog tentang sesuatu benda yang dapat diketahui, atau pengungkapan riil yang beragam tanpa adanya upaya untuk mensintesakan mereka.

Waisesika menganut paham theistk, artinya percaya dengan eksistensi Tuhan, yang ia manifestasikan sebagai Siwa (Iswara). Dipandang sebagai yang Transenden yang terpancar dalam diri manusia dan dalam alam semesta ini. Artinya tuhan bersemayam di setiap makhluk dan setiap objek. Karma menurut system ini merupakan hukum moral alam semesta. Baik buruknya moral penghuni alam semesta akan sangat mempengaruhi eksistensi alam ini. Melanggar Dharma atau tidak berkehendak memperbaiki diri sebagai penghuni alam semesta ini dari perbuatan adharma, akan menjadikan tuhan bosan terhadap itu, dan akan mengembalikan semua atom catur bhuta beserta substansi lainnya. Inilah eksistensi tuhan. Tuhan bersifat maha tahu, kuasa dan sempurna. Pandangan system filsafat waisesika oleh rsi Kanada mengatakan bahwa veda adalah kata-kataTuhan, dan karenanya veda otoratif, yakni veda memiliki otoritas.

Page 5: Makalah Vaisesika

Semua objek yang ditandai oleh kata secara lebih luas dibagi menjadi dua klas, yaitu eksistensi (bhava) dan non eksistensi (abhava). Eksistensi termasuk semua entitas positif, seperti benda-benda fisik, pikiran, jiwa-jiwa, dan sebagainya. Non eksistensi (abhava) terdiri atas fakta-fakta negatif, seperti non eksistensi benda-benda. Terdapat enam jenis bhava, yaitu :

1. Substan (dravya)

2. Sifat (guna)

3. Kerja (karma)

4. Universal (samanya)

5. Kekhususan (visesa) dan

6. Inheren (samavaya).

Filosof-filosof Vaisesika belakangan menambahkan satu lagi padartha, yaitu abhava, sehingga menjadi berjumlah tujuh padartha, ketidakadaan atau penyangkalan keberadaan (abhava). Ketiga kategori yang pertama dari benda-benda, sifat dan kegiatan, memiliki keberadaan obyektif yang nyata, sedangkan ketiga kategori berikutnya yaitu, keumuman, kekhususan dan keterpaduan merupakan keberadaan logika yang merupakan hasil dari perbedaan kecerdasan. Rsi Kanada hanya menyebutkan enam kategori sedangkan yang ketujuh ditambahkan oleh penulis berikutnya. Tanah, air, udara, ether, waktu, ruang, jiwa dan pikiran merupakan sembilan drawiya atau benda-benda. Empat pertama dan yang terakhir dianggap berwujud atom-atom dan empat yang pertama tadi bersifat abadi dan juga tidak abadi. Tidak abadi diberbagai persenyawaan dan abadi pada bentuk atom terakhir dan setelah itu mereka seharusnya kembali keasalnya.

Pikiran meruakan substansi abadi yang tidak meresapi segala sesuatu seperti halnya roh, dan bersifat atom. Ia dapat dikenali hanya ketika seseorang berpikir suatu saat. Pada sembilan substansi tersebut terdapat tujuh belas sifat yang terpadau didalamnya yaitu : warna (rupa), rasa (rasa), bau (gandha). sentuhan (sprasa), jumlah (sankhya), ukuran (parimani), keterpisahan atau kepribadian (prthaktwam), persekutuan dan tanpa persekutuan (samyoga-wibhagam), prioritas dan keturunan (partwa-aparatwa), pemahaman (buddhayah), kesenangan dan

Page 6: Makalah Vaisesika

penderitaan (sukha-dukha), keinginan dan kebencian (icchadwesa) dan kehendak (prayatnah). Tujuh lainnya dikatakan termasuk didalamnya, yaitu keenceran, kekentalan, kecakapan, jasa, cacat dan suara membuatnya menjadi berjumlah dua puluh empat. Enam belas sifat-sifat ini merupakan milik dari substansi material sedang delapan sifat lainnya yaitu pemahaman, kehendak, keinginan, kebencian, kesenangan, penderitaan, jasa dan cacat merupakan milik dari roh.

Kategori yang ketiga yaitu : karma atau kegiatan, mengandung lima jenis kegiatan yaitu : peningkatan, penurunan, kontraksi, perluasan dan pergerakan, kategori keempat, yaitu : samanya atau keumuman sifat, terdiri dari dua hal yaitu :

1. Keumuman yang lebih tinggi atau lebih rendah, dan

2. Jenis kelamin dan species.

Kategori yang ke lima yaitu wisesa atau kekhususan merupakan milik dari sembilan substansi abadi dari kategori yang pertama, yang kesemuanya memiliki perbedaan akhir yang kekal, yang membedakan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu sistem ini disebut Vaisesika. Kategori ke enam yaitu samawaya atau keterpaduan hanya satu jenis yaitu keterpaduan antara substansi dengan sifatnya antara jenis kelamin atau species dengan peribadinya antara sesuatu obyek dengan pemikiran umum yang berhubungan dengan yang dipikirkan menadi satu kesatuan yang nyata. Ada empat macam abhawa, dari kategori ke tujuh yaitu : ketidak beradaan sebelumnya, penghentian keberadaan, ketidak beradaan timbal balik dan ketidak beradaan mutlak.

Pengetahuan tentang padartha merupakan cara pencapaian kebaikan tertinggi. Kebaikan tertinggi berasal dari pengetahuan yang dihasilkan oleh dharma khusus dari intisari paradartha dengan memakai persamaan dan perbedaannya. Rsi Kanada tidak secara terbuka menunjukkan Tuhan dalam Sutra-Nya, kepercayaannya adalah bahwa formasi atau susunan alam dunia ini merupakan hasil dari adrsta yaitu kekuatan yang tak terlihat dari karma atau kegiatan. Beliau menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula terhadap prinsip adrsta.

Para pengikut Kanada memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien dari alam dunia, sedangkan atom-atom merupakan penyebab material dari alam semesta ini. Atom-atom yang tak dapat terpikirkan tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk menjalankan

Page 7: Makalah Vaisesika

alam semesta ini secara teratur. Yang pasti aktivitas atom-atom itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dikenal dengan maha tahu dan maha kuasa. Kesimpulan dalam kitab suci mengharuskan kita untuk mengakuai adanya Tuhan. Kecerdasan apakah yang membuat adrsta bekerja ? Jawabnya tiada lain adalah kecerdasan Tuhan, sedangkan lima unsur merupakan akibat. Semuanya seharusnya didahului oleh seseorang itu adalah Tuhan. Seharusnya ada yang menjadi pencipta kitab Weda. Karena kandungan Weda terbebas dari kesalahan maka penciptanya pun terbebas dari tipuan dan haruslah merupakan keberadaan yang maha tahu.

Roh-roh dalam keadaan penghancuran kurang memiliki kecerdasan sehingga mereka tak dapat mengendalikan atom-atom dan di dalam atom-atom itu sendiri tak ada sumber pergerakan. Oleh karena itu seharusnya ada penggerak awal dari atom-atom tersebut dan penggerak awal tersebut adalah sipencipta atau Tuhan. Pada sistem Vaisesika, susunan alam dunia di duga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan kekal, secara kekal mereka mengumpul, bercerai berai dan hancur kembali oleh daya dari adrsta. Sebuah atom didefinisikan sebagai sesuatu keberadaan, tanpa penyebab dan kekal. Ia lebih kecil dari yang terkecil, tak terlihat, tak terbagi, tak dapat dirubah dan tak dapat diamati dengan indrya-indrya. Setiap atom memiliki sebuah wisesa atom inti kekalnya sendiri. Kombinasi dari atom-atom ini mula-mula menjadi berjumlah dua (dwyam, dyad), tiga darinya kembali berkombinasi menjadi sebuah partikel yang disebut trasarenu (Ttriad), yang seperti sebutir debu pada seberkas sinar matahari yang cukup besarnya untuk dapat diamati.

Ada empat golongan paramanu, yaitu paramanu tanah, air, api dan udara. Atom-atom tunggal berkombinasi dengan yang lainnya dan setelah beberapa waktu bercerai berai lagi.

Kosmonologi Vaisesika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi berdampingan dengan roh abadi bersifat dualistik dan tidak secara positif memisahkan hubungan yang pasti antara roh dan materi. Badan pada waktu pralaya, halus dan pada waktu penciptaan menjadi kasar, waktu, tempat dan keadaan kelahiran, keluarga dan kehidupan kesemuanya dipastikan oleh adrsta. Roh-roh pribadi sifatnya abadi, bermacam-macam dan secara kekal terpisah satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan badan, indrya dan pikiran ; namun mampu terhadap pengertian, keinginan, kehendak, kebencian, kesenangan, penderitaan, jasa dan

Page 8: Makalah Vaisesika

kekurangan. Sifatnya tak terbatas, ada di mana-mana atau maha ada dan terpencar diseluruh alam semesta. Roh manusia di New York sama banyaknya dengan di Bombay walaupun hanya dapat dirasakan dan dimengerti serta berbuat dimana badan berada. Roh dan pikiran bukanlah obyek pengamatan.

Kesenangan dan penderitaan adalah hasil dari kotak roh , indrya, pikiran dan bendabenda. Dari kesenangan muncul keinginan sesuatu kesan yang sangat kuat dihasilkan oleh pengalaman yang tetap dari benda-benda melalui pengaruh pikiran, seorang pencinta yang matang yang tidak mendapatkan kekasihnya melihat yang dicintai pada setiap benda.

Pengetahuan intuitif tentang sang diri, menghancurkan pengetahuan palsu akibatnya daya tarik, kebencian, kebodohan atau moha dan kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh kegiatan tidak berlangsung dan penderitaan yang berhubungan dengan kelahiran juga lenyap.

Untuk dapat lepas dari cengkraman belenggu ini, roh-roh harus menghentikan kerja. Moksa atau pembebasan muncul karena pengetahuan, ketika kerja dihentikan punia dan pap baru tidak dapat diakumulasi dan punia-punia serta pap-pap lain juga secara perlahan-lahan hilang atau memudar. Jiwa dipisahkan dari belenggu pikiran dan tubuh menyadari hakikat murninya. Inilah pembebasan (moksa) yang merupakan penghilangan absolut semua jenis penderitaan. Di dalam moksa sifat-sifat jiwa seperti kebahagiaan tidak ada lagi, karena sifat-sifat itu sifatnya aksidental, jiwa-jiwa tidak berhubungan lagi dengan pikiran (manas) dan tubuh. Moksa adalah keadaan yan tanpa sifat, merupakan hakikat murni roh individu sebagai substansi murni bebas dari semua sifat. Dalam keadaan moksa jiwa individu tidak merasakan, tidak memikirkan dan tidak melaksanakan apa-apa.

Page 9: Makalah Vaisesika

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara umum, terjadinya dan musnahnya dunia di barat di dasarkan atas teori mekanisme, sedangkan di timur (hindu), menurut aliran Filsafat Vaisesika, proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan dunia ini terjadi dalam kurun waktu kalpa dan ruang dik atas teori gabungan realisme, pluralisme dan theisme. Filsafat boleh saja mengkritik, tetapi ia tidak boleh lepas dari akal sehat. Akal sehat mungkin bukan segalanya tetapi bagaimana pun merupakan syarat pertama semua aliran filsafat yang berguna. Hanya metode filsafat yang berbeda dari akal sehat. Filsafat mencoba menekan sejauh dan setinggi mungkin fakta-fakta yang dihadapkan pada indra sebagai sesuatu yang mungkin.

3.2. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca bisa dan dapat mendekatkan, atau menghubungkan diri dengan Tuhan ( Ida Sang Hyang Widi Wasa ), karena ajaran agama Hindu bersifat Universal dan Fleksibel. Jadi ada berbagai macam cara untuk Bhakti kepada-Nya. Anda bisa terhubung dengan Tuhan bisa dengan cara yoga, semadhi, tapa, maupun mengggunakan konsep ajaran Nawa Wida Bakti.

Page 10: Makalah Vaisesika

DAFTAR PUSTAKA

1. Maswinara, Wayan. 1999. Sistem Filsafat Hindu . Surabaya :

Paramita

2. Pendit S, Nyoman. 2007. Sad-Darsana . Denpasar : Pustaka Bali

Post.

3. Nurkancana, I Wayan.1995. Tuhan Jiwa Alam Semesta menurut

Sad

4. Darsana. Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.