makalah uts preservasi konservasi rindy priyanka estri 1006697153

16
MAKALAH PRESERVASI KONSERVASI Penyebab Menguningnya Kertas Dipengaruhi Temperatur dan Kelembaban Udara Rindy Priyanka Estri 1006697153 Kelas B Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Preservasi Konservasi Semester Genap 2011/2012 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: rindy-priyanka-estri

Post on 22-Jul-2015

349 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH PRESERVASI KONSERVASIPenyebab Menguningnya Kertas Dipengaruhi Temperatur dan Kelembaban Udara

Rindy Priyanka Estri 1006697153 Kelas B

Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Preservasi Konservasi Semester Genap 2011/2012

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENGANTARAda banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan kertas. Bahan pustaka yang terbuat dari kertas rentan mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu, serta disebabkan berbagai faktor yang datang dari luar ataupun dari bahan pustaka itu sendiri. Ada berbagai macam jenis kerusakan kertas seperti kertas yang rapuh, kertas yang kotor, memiliki bercak, dan berlubang karena mikroorganisme, kertas yang menguning, dan lain-lain. Dalam hal ini akan dibahas mengenai kertas yang lama-kelamaan berubah warna menjadi kuning. Kertas yang menguning sering sekali dijumpai pada koleksi-koleksi bahan pustaka. Ada dua faktor yang mendorong dan menyebabkan kertas berubah warna menjadi kuning, yaitu faktor yang disebabkan oleh bahan pustaka itu sendiri, dan faktor kondisi sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka tersebut.

Faktor yang Disebabkan oleh Bahan Pustaka Penyebab menguningnya kertas dapat disebabkan oleh bahan-bahan pembuatan bahan pustaka itu sendiri. Asam merupakan penyebab umum dalam proses menguningnya kertas. Sejak pertengahan abad 19, sumber terbesar dari asam adalah pulp kayu yang digunakan dalam produksi kertas secara besar-besaran, bahan campuran pembuatan kertas yang menjadikannya berwarna putih atau biasa disebut dengan proses bleaching. Sizings diterapkan untuk membuat kertas menyerap lebih sedikit air dan tinta. Pemutih kertas, sizings, dan bahan aditif lain, seiring dengan waktu akan menghasilkan asam yang menyebabkan perubahan warna pada kertas. Semua asam yang memecah ikatan kimia antara molekul selulosa, membuat kertas menjadi rapuh dan mengubahnya menjadi kuning.

Faktor dari Kondisi Tempat Penyimpanan Bahan Pustaka Iklim Indonesia yang Tropis membuatnya memiliki udara yang hangat dan kelembaban yang cukup tinggi. Temperatur dan kelembaban relatif memiliki hubungan yang sangat erat. Semakin rendah temperatur dan kelembaban relatifnya maka semakin lama bahan kertas mempertahankan kekuatan fisiknya. Iklim tropis Indonesia yang memiliki temperatur dan kelembaban yang cukup tinggi mendorong kertas menjadi lemah karena terputusnya rantai ikatan kimia pada polimer selulosa. Hal tersebut juga mempercepat proses oksidasi pada kertas, menurut Mosca Conte, oksidasi mampu mengubah susunan beragam molekul

dan mengubahnya menjadi sesuatu yang disebut chromophores, yang menyerap cahaya. Kertas terlihat putih karena memantulkan semua cahaya. Kertas tua memantulkan cahaya dalam panjang gelombang tertentu, yang menbuatnya terlihat kuning. IFLA menyatakan bahwa suatu kondisi penyimpanan yang baik berkisar antara temperatur 16C sampai 21C dan dengan kelembaban relatif antara 40% dan 60%. Oleh karena itu, pendingin udara sangat berperan dalam menjaga kondisi bahan pustaka terutama pada daerah beriklim tropis.

BAB II METODE PENGAMATANPada penelitian ini kami menggunakan dua pengamatan yaitu survei lingkungan dan survei koleksi. Pada survei lingkungan kami mengamati keadaan dan kondisi sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka diantaranya bangunan dan kondisi fisik tempat penyimpanan (temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, dan analisis debu dalam ruangan). Survei koleksi dilakukan guna mengetahui kondisi dan tingkat kerapuhan kertas pada bahan pustaka, menganalisis tingkat kerusakan pada sampul buku dan pengaruhnya pada blok buku, serta mengetahui apakah terdapat jamur atau mikroorganisme.

A. SURVEI LINGKUNGAN

Survei lingkungan dilakukan pada dua tempat berbeda, yaitu Ruang Naskah Perpustakaan UI dan Laboratorium DIPI FIB UI.

Pengamatan di Ruang Naskah Perpustakaan UI Tanggal Penelitian 22 Maret 2012

Tujuan Penelitian Mengamati bangunan dan lingkungan fisik tempat penyimpanan bahan pustaka untuk membuktikan hipotesa.

Hipotesa Penelitian Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif.

Alat yang Digunakan Thermohygrometer (untuk mengukur suhu dan kelembapan relatif ruangan) Lightmeter (untuk mengukur tingkat cahaya ruangan)

Pengamatan di Laboratorium DIPI FIB UI Tanggal Penelitian 29 Maret 2012

Tujuan Penelitian Mengamati bangunan dan lingkungan fisik tempat penyimpanan bahan pustaka untuk membuktikan hipotesa.

Hipotesa Penelitian Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif.

Alat yang Digunakan Thermohygrometer (untuk mengukur suhu dan kelembapan relatif ruangan) Lightmeter (untuk mengukur intensitas cahaya ruangan)

Dari dua pengamatan tersebut telah dilakukan beberapa hal yaitu, a. Tes suhu dan kelembaban relatif ruangan, berikut adalah tahapannya: 1) Nyalakan thermohygrometer pada ruangan tempat koleksi berada. 2) Ukur suhu dan kelembapan relatifnya pada masing-masing ruangan. 3) Amati hasil pengukuran yang tertera pada thermohygrometer.

b. Tes intesitas cahaya yang ada di ruangan, berikut tahapannya: 1) Nyalakan lightmeter pada ruangan tempat koleksi berada. 2) Ukur intensitas cahaya pada sisi ruang penyimpanan yang dikehendaki. 3) Amati hasil intesitas cahaya yang tertera pada lightmeter.

B. SURVEI KOLEKSI

Survei koleksi dilakukan dengan mengunakan sampel koleksi-koleksi bahan pustaka yang berasal dari dua tempat berbeda, yaitu Ruang Naskah Perpustakaan UI dan Laboratorium DIPI FIB UI.

Pengamatan di Ruang Naskah Perpustakaan UI Tanggal Penelitian 22 Maret 2012

Tujuan Penelitian Mengamati kondisi fisik koleksi bahan pustaka untuk membuktikan hipotesa.

Hipotesa Penelitian Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif.

Sampel 10 buku koleksi Ruang Naskah Perpustakaan UI

Alat dan Bahan yang Digunakan Kertas lakmus (indikator pengukur keasaman kertas) Aquades (cairan sebagai indikator pengukur keasaman) Alkohol 70% (mengeringkan bekas cairan aquades pada kertas) Higrograf (untuk mengukur kadar air pada koleksi) Mikroskop (untuk mengukur adanya biota kecil di dalam koleksi) Mangkuk Pipet Beberapa lembar plastik bening (untuk menahan cairan agar tidak merembes) Kapas

Pengamatan di Laboratorium DIPI FIB UI Tanggal Penelitian 29 Maret 2012

Tujuan Penelitian Mengamati kondisi fisik koleksi bahan pustaka untuk membuktikan hipotesa.

Hipotesa Penelitian Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif udara.

Sampel 8 buku koleksi Laboratorium DIPI FIB UI

Alat dan Bahan yang Digunakan Kertas lakmus (indikator pengukur keasaman kertas) Aquades (cairan sebagai indikator pengukur keasaman) Alkohol 70% (mengeringkan bekas cairan aquades pada kertas) Higrograf (untuk mengukur kadar air pada koleksi) Mikroskop (untuk mengukur adanya biota kecil di dalam koleksi) Mangkuk Pipet Beberapa lembar plastik bening (untuk menahan cairan agar tidak merembes) Kapas

Dari dua pengamatan tersebut telah dilakukan beberapa hal yang hasilnya dicatat dalam Tabel Pengamatan, berikut keterangan lebih lanjutnya:

Tabel Pengamatan

Nama Buku

No. Pang gil

Tahun S Jilida terbit a m p u l n

A Moistur c i d it y e test

Folding Endura nce Test

Air Pollut ion

Micro organi sm

Inse cts and rode nts

Paper Conditi ons

a. Pengamatan kondisi sampul bahan pustaka. Penilaian berskala 0-2 0 = Karton masih baik, tidak robek pada masing-masing sudut-sudut buku tidak robek, terlipat, hilang, punggung buku tidak robek, tidak ada halaman yang hilang;

punggung buku terjilid secara baik; kover tidak robek dan tidak ada tanda-tanda diperbaiki. 1 = Karton masih baik, tapi sudah ada tanda-tanda pecah-pecah punggung buku baik bagian dalam maupun bagian luar, bagian sudut karton ada yang robek atau melengkung, tapi belum ada yang terlepas; punggung buku sudah robek, tapi tidak hilang; kover masih baik, tapi memerlukan perhatian. 2 = Karton sudah tidak terjilid secara baik; punggung buku sudah pecah-pecah dan memerlukan perhatian, sudut-sudut karton robek, terlepas dan hilang; punggung buku mengalami kerusakan berat, terlepas dari buku dan hilang; kover rusak berat, dan sebagian besar hilang.

b. Pengamatan kondisi jilidan bahan pustaka. Penilaian berskala 0-2 0 = Jahitan masih utuh, perekat masih baik, tidak kering atau pecah-pecah; halaman terjilid dengan baik, tidak ada halaman yang hilang. 1 = Benang jahitan sudah mulai rapuh, tapi tidak sampai putus perekat sudah mulai pecah-pecah; halaman sudah kelihatan melonggar; 1 atau 2 halaman sudah mulai terlepas. 2 = Jahitan putus-putus; perekat kering dan pecah-pecah; halaman sudah sangat longgar dan lebih dari 3 halaman sudah terlepas.

c.

Tes keasaman (acidity). Berikut adalah tahapannya: 1) Ambil salah satu halaman dari masing-masing sampel, utamakan halaman yang terletak ditengah-tengah bagian buku. 2) Letakan selembar plastik bening dibagian bawah sudut kanan buku. 3) Berikan beberapa tetes akuades diatas kertas sudut kanan halaman buku tersebut. 4) Tempelkan satu lembar kertas pH meter diatas sisi kertas yang sudah dibasahi. 5) Tutup lapisan tersebut dengan selembar plastik bening. 6) Diamkan selama kurang lebih lima menit. 7) Lepaskan lembar plastik bening dan ukur kertas pH meter ke dalam kotak yang berisikan parameter tingkat keasaman. 8) Sesuaikan hasil pengukuran pada parameter tes. 9) Lakukan pada semua sample yang diambil.

d. Tes kadar air (moisture test). Berikut adalah tahapannya:

1) Ambil salah satu halaman dari masing-masing sampel, utamakan halaman yang terletak ditengah-tengah bagian buku. 2) Atur higrograf pada angka 9. 3) Letakan bagian belakang higrograf pada salah satu sisi halaman buku. 4) Diamkan sampai alat tersebut berbunyi. 5) Catat angka yang tertera pada layar higrograf.

e. Tes lipatan (folding endurance test). Berikut adalah tahapannya: 1) Ambil salah satu halaman dari masing-masing sampel, utamakan halaman yang terletak ditengah-tengah bagian buku. 2) Lipat ke arah luar dan dalam secara bergantian maksimal sebanyak 6 kali. 3) Lihat dan perhatikan kondisi kertas pada setiap tahap lipatan, samakan dengan keadaan kertas pada parameter kondisi kertas.

f.

Tes polusi udara (air pollution-solid particles test). Berikut adalah tahapannya: 1) Ambil salah satu bagian dari sampel yang, biasanya bagian sampul atau punggung buku. 2) Colek bagian tersebut dan perhatikan apakah ada debu yang menempel di bagian sampel tersebut. 3) Sesuaikan hasil pengamatan dengan parameter tes.

g. Tes mikroorganisme. Berikut adalah tahapannya: 1) Ambil salah satu bagian dari sampel, misalnya halaman tengah bagian buku. 2) Amati apakah di bagian sampel tersebut ada noda, tanda-tanda jamur, atau berbau. 3) Sesuaikan hasil pengamatan dengan parameter tes.

h. Tes serangga dan hewan pengerat (insect and rodents). Berikut tahapannya: 1) Ambil salah satu bagian dari sampel, misalnya halaman tengah bagian buku. 2) Amati apakah di bagian sampel tersebut terdapat bekas gigitan, lubang, noda, atau bahkan serangga yang sudah mati. 3) Sesuaikan hasil pengamatan dengan parameter tes.

i.

Tes kondisi kertas (Paper Condition) 1) Amati kondisi fisik kertas mulai dari warna, tekstur, keutuhannya, dan lain-lain.

Parameter Pengamatan

Observation Type Chemical

Element

Assesment Good 5-7 pH Average 3-5 pH Critical < 3 pH

Acidity Test

Folding Physical Endurance Test

Endures 5 double-folds

Endures 3 doublefolds

Breaks before or with 3 double-folds

Air Pollution Visual (solid particles)

Superficial deposits, dust only

prominent deposits, dust, pollen

Permanent dirt, dust, sand, soil, soot, ash, iron or solid particles Prominent occurence of

Biological

Microorganisms

No signs

Suspicion, not wide-spread, signs

mould, spots, speckles, stains, signs of pulping, pulverising, heavy mouldy smell

No signs of holes, tunnels, Insects and rodents bites, marks, groovesm smears, smudges, paper bits Edges detoriorated and rough, serious yellowing, browning, torn Fading, solid stains, swelling, defformed, waped, visible crumbling, missing parts of pages Old damage, dead insects, text no damage, no recent insect actvities Recent insect activities, signs of gnawing, urine, droppings, smears, eggs, pats of text affected

Biological

Visual

Paper conditions

No fading, no loose bits of paper, flexible

BAB III HASIL DAN PEMBAHASANPada bagian ini, saya akan membahas mengenai pengaruh temperatur dan kelembaban relatif ruangan terhadap penyebab menguningnya kertas terkait dengan sampel koleksikoleksi dari dua tempat yang berbeda. Dari hasil survei lingkungan diperoleh informasi berikut:

Ruang Naskah Perpustakaan UI

Laboratorium DIPI FIB UI

Temperatur : 18,7o Kelembaban relatif : 50%

Temperatur : 25,5o Kelembaban relatif : 56%

Berikut adalah hasil survei koleksi pengamatan Paper Conditions (kondisi kertas) yang dilakukan pada dua tempat berbeda terkait dengan pembahasan mengenai penyebab menguningnya kertas:

Kondisi Kertas Menguning di Ruang Naskah Perpustakaan UI30% 40% good average critical

Kondisi Kertas Menguning di Laboratoriun DIPI FIB UI37.50% 25.00% good average critical 37.50%

30%

Dari tabel pengamatan kondisi kertas menguning, dapat kita ketahui bahwa 40% sample (4 buku) koleksi dari Ruang Naskah Perpustakaan UI masih dalam kondisi baik atau good (belum menunjukkan perubahan warna yang berarti). Lalu 30% dari sampel (3 buku) menunjukkan kondisi average dimana koleksi-koleksi tersebut telah mengalami perubahan warna menjadi kuning. Dan 30% sampel (3 buku) menunjukan kondisi critical dimana warna kertas koleksi sudah menjadi coklat dan perlu perawatan lebih lanjut.

Pada tabel pengamatan kondisi kertas menguning di Laboratorium DIPI UI FIB UI dapat diketahui bahwa 25% dari sampel (2 buku) masih menunjukan kondisi kertas yang baik atau good. Lalu 37,50% dari sampel (3 buku) menunjukan kondisi average dimana kertas koleksi-koleksinya sudah berwarna agak kuning. Dan 37,50% dari sampel (3 buku) sudah mengalami kondisi critical dimana kertas-kertas koleksinya sudah berwatna coklat dengan kelembaban (kandungan air) buku yang cukup tinggi.

Perbandingan Kondisi Kertas MenguningRuang Naskah Perpustakaan UI 40% 30% 25% Laboratorium DIPI FIB UI 37.50% 30% 37.50%

good

average

critical

Pembahasan Setelah kita lihat dari tabel perbandingan diatas dapat diketahui bahwa kondisi kertas menguning lebih banyak ditemukan pada koleksi-koleksi yang ada di Laboratorium DIPI FIB UI. Mengapa bisa terjadi? Kita bisa melihat kembali hipotesa yang ingin dibuktikan yaitu mengenai Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif. Dari hasil survei jelas terlihat bahwa temperatur dan kelembaban relatif ruangan Laboratorium DIPI FIB UI lebih tinggi (25,5o dan 56%) dibandingkan dengan Ruang Naskah Perpustakaan UI (17,8o dan 50%). Dari artikel yang telah dirangkum terdapat informasi bahwa semakin tinggi temperatur dan kelembaban relatif suatu ruangan akan mempercepat proses oksidasi pada kertas, sehingga mendorong kertas menjadi lemah karena terputusnya rantai ikatan kimia pada polimer selulosa membuatnya berubah warna menjadi kuning. Karena itu Penyebab menguningnya kertas dipengaruhi temperatur dan kelembaban relatif memang benar TERBUKTI.

BAB IV PENUTUPDari keseluruhan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui kondisi kertas menguning lebih banyak ditemukan di Laboratorium DIPI FIB UI dibandingkan dengan Ruang Naskah Perpustakaan UI. Penyebab menguningnya kertas terkait dengan tingginya temperatur dan kelembaban relatif ruangan yang memicu proses oksidasi pada kertas. Perlunya pendingin ruangan untuk menurunkan suhu dan kelembaban akan sangat membantu pencegahan dan perawatan koleksi dari perubahan warna kertas. Selain itu kebersihan kertas dari debu, jamur, dan mikroorganisme juga perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKALaura Stirton Aust. WHY DOES PAPER TURN YELLOW?.

http://artcareinc.com/Why_Does_Paper_Turn_Yellow.html

Pudji Muljono. Kerusakan Buku di Perpustakaan dan Penanggulangannya: Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. V, Nomor 2, 1996.

LAMPIRAN

Artikel WHY DOES PAPER TURN YELLOW? by Laura Stirton Aust As paper ages it often becomes yellowed or grayed. A drawing may look dingy because it is no longer bright white. Sometimes this a result of exposure to light, as was discussed in the last newsletter. But, even a print which is carefully stored in the best conditions can appear a different color from when it was new. Paper discoloration is generally caused by acid. The paper manufacturing process is often to blame. Since the mid 19th century the largest source of acid is the wood pulp used to mass produce paper. There are additional sources of acid as well. Chemicals are added to make paper look brighter or whiter. Sizings are applied to make paper less absorbent to water and inks. Other materials make paper more rigid. Sizings, brighteners and other additives can break down with time and produce acids which discolor paper. The technology to manufacture paper with fewer acid-producing chemicals has only been adopted by paper companies in the last twenty years. It is a more expensive process, therefore we pay a premium for "acid-free" paper. The discoloration of paper is a result of damaged paper fibers. Bleaching to eliminate the yellowing is counterproductive because bleaching also damages paper fibers. Over time bleached paper is even more likely to become discolored. We know acid breaks down paper fibers and causes discoloration, so why not spray something on the paper to neutralize the acid? In fact, there are such products on the market. They were developed for libraries with shelves full of crumbling books. They are used today for books and ephemera such as newspapers, old letters or documents, and objects prized more for content than physical appearance. It is called deacidification spray or solution. Deacidification adds magnesium or calcium to the paper to neutralize acids and protects the fibers from additional acid. Deacidification sometimes reduces discoloration but can not rebuild the paper structure. It is available at archival supply stores. But, before considering your prints, drawings and watercolors as candidates for deacidification remember this procedure should be carried out by a professional because there are risks associated with deacidification. Sizing may be destroyed by the alkaline chemicals and the paper may take on a pink or green cast. Most paper is left gritty or coarse and the surface texture may change. There may also be media color changes. Finally it is not known how long the benefits of deacidification will last. In light of these possible negative consequence I choose only to use deacidification as a last resort for artwork. Candidates for this process include pieces which may not be bathed, are dangerously brittle and may be lost completely without some action. Drawings on very thick acidic cardboard are sometimes sprayed from behind in hopes that deacidification will slow down the acid penetrating the artwork.

If deacidification and bleaching are not the answer to a discolored work of art on paper, what is? The most conservative approach is re-housing the artwork in alkaline materials; buffered tissue and/or rag mat board. Also, limiting handling and light exposure may slowdown acid degradation. Regularly changing buffered tissue will help to insure there is always alkaline material available to neutralize acids. This may be as often as once a month during the first year of storage. Fortunately, buffered tissue is inexpensive and available from archival suppliers. These measures probably will not change the appearance of a discolored paper, but may prevent the paper from becoming darker. Whenever possible, bathing is the most beneficial way to reduce the acid content of paper and improve its appearance. Conservators use distilled or deionized water solutions to bath paper. This water may be treated with chemicals which neutralize acids. Bathing usually removes some, if not most of the discoloration and may prevent discoloration in the future. Acidic paper is a huge problem for archivist, museums and collectors of works of art on paper. Although we must accept that some papers simply will not last and some prints will never look as good as they did when they were new, we can prevent a certain amount of discoloration and staining by using only acid-free materials for framing and storage and avoiding excessive exposure to light.

Laura Stirton Aust is a paper conservator at ARTcare