makalah tsunami viic

34
MANAJEMEN BENCANA PADA BENCANA TSUNAMI MAKALAH Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Manajemen Bencana dari dosen pengampu : Dwi Effendi W., SKM Oleh: Kelompok 1 PSIK VII C 1. Ismatul Maulina 2. Kukuh Puji A. 3. Sri Puji L. 4. Trio Susila B. 5. Sandra Budi M. 6. M. Eko Nugroho 7. Sulistyaningrum 8. Titik Sugiarti 9. Sofiah 10. Dhedik Kurniawan PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

Upload: iccoet-dy-naftaliena

Post on 31-Dec-2015

160 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tsunami Viic

MANAJEMEN BENCANA PADA BENCANA TSUNAMI

MAKALAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Manajemen Bencana

dari dosen pengampu : Dwi Effendi W., SKM

Oleh:

Kelompok 1 PSIK VII C

1. Ismatul Maulina2. Kukuh Puji A.3. Sri Puji L.4. Trio Susila B.5. Sandra Budi M.6. M. Eko Nugroho7. Sulistyaningrum8. Titik Sugiarti9. Sofiah10. Dhedik Kurniawan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2013/2014

Page 2: Makalah Tsunami Viic

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah Manajemen Bencana pada Bencana Tsunami ini

kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Manajemen Bencana. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak

perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami

menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dwi Effendi W., SKM

selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini, serta

teman-teman yang telah memberikan bantuan dan

partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk

keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.

Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada

guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.

 

Kudus, Oktober 2013

 

Penulis

Page 3: Makalah Tsunami Viic

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………

B. Tujuan…………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Tsunami………………………………………………………

B. Penyebab Terjadinya

Tsunami…………………………………………..

C. Historis Tsunami

D. Peran Perawat dalam Manajemen Bencana

BAB III PEMBAHASAN

A. Manajemen Bencana pada Bencana Tsunami

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………

Page 4: Makalah Tsunami Viic

B. Saran…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana tsunami merupakan salah satu jenis bencana yang kerap

melanda Indonesia yang menyebabkan kerusakan yang luas dan jumlah

korban yang besar. Dalam kurun satu decade terakhir, Indonesia telah

dilanda beberapa kali bencana tsunami dengan kerusakan dan jumlah

korban yang begitu banyak seperti peristiwa tsunami tahun 2004 di Aceh

dan Nias, tsunami di Pangandaran tahun 2006, dan tsunami di Kepulauan

Mentawai di tahun 2010. Mengingat begitu banyak jumlah penduduk,

perkotaan, dan infrastruktur yang berada di kawasan yang rawan terhadap

bencana tsunami, maka penanggulangan bencana tsunami di Indonesia

semestinya mendapatkan perhatian yang memadai. Indonesia terletak pada

pertemuan empat lempeng bumi yang aktif, yaitu lempeng Indo- Australia,

Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina. Lempeng

tersebut saling mendorong satu sama lain. Aktifitas lempeng tersebut

adalah penyebab tsunami paling sering di wilayah Indonesia.

Tulisan ini bertujuan menguraikan bencana tsunami Indonesia dari

sisi sejarah dan potensi bencana, serta menguraikan kesiapsiagaan dan

mitigasi bencana tsunami yang telah dan perlu dilaksanakan. Telaah

terhadap kajian terdahulu yang bersandarkan pada penelitian atau

investigasi lapangan digunakan untuk menyusun makalah ini. Dua kali

Focus Group Discussion (FGD) dan dua kali workshop telah dilakukan

Page 5: Makalah Tsunami Viic

untuk mendapatkan hasil telaahan yang melibatkan para peneliti tsunami

yang berasal dari Perguruan Tinggi dan Kementerian/Lembaga terkait.

Kegiatan ini merupakan bagian dari proses penyusunan Naskah Akademik

Penanggulangan Bencana Tsunami Indonesia yang dilaksanakan pada

tahun 2013.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan seminar diharapkan mahasiswa mampu memahami

management bencana tsunami.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan mahasiswa memahami definisi tsunami.

b. Diharapkan mahasiswa memahami penyebab tsunami.

c. Diharapkan mahasiswa memahami proses terjadinya tsunami.

d. Diharapkan mahasiswa memahami management pra, intra dan pasca

bencana tsunami.

Page 6: Makalah Tsunami Viic

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DefinisiBencana adalah suatu peristiwa dimana kondisi normal dari suatu

komunitas mengalami gangguan baik dari faktor alam dan/atau faktor non

alam maupun faktor manusia sehingga mengalami kegawatan yang

mengakibatkan terjadinya dampak yang melebihi kemampuan komunitas

untuk melakukan penanganan secara mandiri dengan efektif baik dari segi

fisik, kerugian harta benda dan psikologis (National Academy of Science,

2007; WHO, 2011).

Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh

pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi

gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan

kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian

gelombang hingga 30 meter. Tsunami berasal dari bahasa jepang, yaitu tsu

: pelabuhan dan nami : gelombang. 

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja

yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban

jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan

pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama

yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad

ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.

Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami

sebagai “gelombang laut seismik”.

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat

menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami

yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika

Page 7: Makalah Tsunami Viic

badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski

sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.

Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei

2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific

Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan

peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah

ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang

membangun Indian Ocean Tsunami Warning System

(IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti

historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja

terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat

tenggelam.

B. Penyebab  Tsunami1. Skema terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang

menyebabkan perpindahan sejumlah besar air atau

ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi,

longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,

90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.

Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan

oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya

Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat

mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-

tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air

yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan

terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di

pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan

terjadinya tsunami.

Page 8: Makalah Tsunami Viic

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada

kedalaman laut dimana gelombang terjadi, yang

kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.

Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan

menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat

merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut

tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga

beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi

gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena

terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai

tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis

pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus

meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal

ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa

bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana

lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng

benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta

runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan

gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.

Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan

bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba

sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya

terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis

atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor

atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami

yang tingginya mencapai ratusan meter.

2. Penyebab terjadinya tsunami

Page 9: Makalah Tsunami Viic

Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan

terjadinya tsunami.  Faktor penyebab terjadinya

tsunami itu adalah:

a. Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun

demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut

berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi

dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya

tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai

berikut

Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.

Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR

Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar

naik atauturun).

b. Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat

menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami

besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat

meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat

Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa

Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga

memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa

Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara

kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk

berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.

c. Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi

akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera

dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan

terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami

Page 10: Makalah Tsunami Viic

karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan

nama tsunamic submarine landslide.

d. Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang

berukuran besar di laut juga merupakan penyebab

terjadinya tsunami.

3. Rambatan Tsunami

Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-

beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam,

kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per

jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang

namun ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1

meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah

mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar

30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa

mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang

yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari

adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah

terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan

kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.

4.  Tanda-tanda akan terjadi Tsunami

Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir

pantai adalah :

a. Air laut yang surut secara tiba-tiba.

b. Bau asin yang sangat menyengat.

c. Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara

gemuruh yang sangat keras.

C. Historis Tsunami 

Page 11: Makalah Tsunami Viic

1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal

menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di

Eropa, orang menyelamatkan diri dengan menggunakan

perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa

mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih

dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu

terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang

Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan

utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600

ton blok terumbu karang menuju tepi pantai bersama

dengan arus tsunami yang besar.

15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan

oleh gempa bumi menyapu pantai timur Jepang.

Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.

1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa

yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, dan

kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.

9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang

pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk Lituya

Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya

dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala richter.

Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut

relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka

tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi

hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh

dua orang

22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat

manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala richter,

menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile

Page 12: Makalah Tsunami Viic

dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang setinggi

25 meter membunuh  1500 orang di Chile dan

Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.

27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday

Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4 skala richter

menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami

di Valdez Inlet dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh

lebih dari 120 orang.Sepuluh orang yang menjadi korban

di kota Crescent, di utara California, yang sempat

menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter

23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina

membunuh 8 ribu korban jiwa akibat gempa bumi yang

terjadi 30 menit setelah adanya gempa.

17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala

richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang

membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.

26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1

dan 9,3 skala richter setinggi 3,5 meter mengguncang

Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar

karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai

gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi

kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia.

Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan dunia

lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.

2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan

pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di

Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.

Dan berasal dari selatan kota Ciamis

2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang.

Ketinggian tsunami 3-4 m.

Page 13: Makalah Tsunami Viic

2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang

tidak sedikit.

2010 –

http://id.wikipedia.org/wiki/26_Oktober”>26

Oktober,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Mentawai”

>Kepulauan Mentawai, Indonesia,yang meluluh-

lantahkan sebagian besar kepulauan Mentawai dan

memakan banyak korban jiwa.

 

Tabel Kejadian Tsunami Yang Signifikan di

Indonesia

No

.

Tahu

nTempat

Magnitu

daKorban

1. 1883 G.Krakatau - 36.000

2. 1833Sumbar, Bengkulu,

Lampung8,8

Tak

tercatat

3. 1938 Kep. Kai – Banda 8,5Tak

tercatat

4. 1967 Tinambung - 58

5. 1968 Tambu, Sulteng 6 200

6. 1977 Sumbawa 6,1 161

7. 1992 Flores 6,8 2.080

8. 1994 Banyuwangi 7,2 377

9. 1996 Toli – toli 7 9

10. 1996 Biak 8,2 166

11. 2000 Banggai 7,3 50

12. 2004 Nanggroe Aceh 9 250.000

Page 14: Makalah Tsunami Viic

Darussalam

D. Peran perawat dalam manajemen bencana

1. Peran dalam Pencegahan Primer

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra

bencana ini, antara lain:

a. mengenali instruksi ancaman bahaya;

b. mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency

(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)

c. melatih penanganan pertama korban bencana.

d. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan,

palang merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan

dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi

ancaman bencana kepada masyarakat.

2. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)

a. Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat

setelah keadaan stabil.

b. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey

mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan,

begitu juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan.

c. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan

tindakan pertolongan pertama.

d. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera

(emergency) akan lebih efektif. (Triase )

1) Merah --- paling penting, prioritas utama.

Keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien

mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma

kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II

2) Kuning --- penting, prioritas kedua

Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum

jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien

Page 15: Makalah Tsunami Viic

masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain

fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis,

laserasi, luka bakar derajat II

3) Hijau --- prioritas ketiga

Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor,

minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

4) Hitam --- meninggal

Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana,

ditemukan sudah dalam keadaan meninggal

3. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana

a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan

sehari-hari

b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian

c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan

penanganan kesehatan di RS

d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian

e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus

bayi, peralatan kesehatan

f. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit

menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan

lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa

g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban

(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan

mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,

insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)

h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat

dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi

bermain.

i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para

psikolog dan psikiater

Page 16: Makalah Tsunami Viic

j. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan

kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

4. Peran perawat dalam fase post impact

a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial,

dan psikologis korban.

b. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk

kembali pada kehidupan normal.

c. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka

waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan

dimana kecacatan terjadi

 

BAB III

PEMBAHASAN

A. Manajemen Bencana pada Bencana Tsunami

1. Pra Bencana Tsunami

1) Membangun system peringatan dini (early warning sistem).

Peringatan Tsunami diinformasikan sebelum kejadian

supaya masyarakat segera melakukan evakuasi. Tetapi apabila

informasi tersebut datang setelah kejadian maka disebut dengan

peringatan darurat (emergency) yang bertujuan untuk

penyelamatan.

Peringatan dini Tsunami diperlukan untuk meningkatkan

kewaspadaan dan melakukan  evakuasi sebelum Tsunami datang,

karena selang waktu antara gempa bumi dan Tsunami sangat

singkat maka kecepatan informasi peringatan dini sangat penting.

Berdasarkan selang waktu tersebut dapat di bedakan jenis-jenis

Page 17: Makalah Tsunami Viic

peringatan-peringatan dini yang diperlukan. Tanda-tanda sebelum

terjadi Tsunami adalah getaran yang kuat dan sering diikuti oleh

pasang naik dan pasang surut air laut. Tanda-tanda ini dapat

ditangkap oleh system peralatan yang dilengkapi dengan alarm.

Peralatan tersebut antara lain adalah sebaga berikut:

1). Accelerograph

Dipasang untuk getaran kuat saja. Accelerograph dilengkapi

dengan alarm dan system komunikasi untuk menyebarkan berita,

control operasional dan perawatan jarak jauh, Accelerograph

disebut juga strong motion seismograph.

2). Tide Gauge

Tide Gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka

laut. Informasi yang diperlukan untuk peringatan dini adalah

pasang naik dan pasang surut seketika sebelum terjadinya

tsunami. Peringatan pertama untuk kewaspadaan dari

accelerogfraph apabila mencatat getaran-getraan kuat dan

peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat

perubahan mendadak muka laut.

Dua peringatan tersebut kemudian disampaikan kepada:

        Masyarakat setempat berupa alarm

        Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi

        BMG pusat untuk system monitoring dan informasi darurat

agar disebarkan ke lokasi lain.

Mengingat pentingnya informasi peringatan dini Tsunami maka

diperlukan system komunikasi yang terdiri atas :

        Komunikasi dari stasiun ke aparat setempat

        Komunikasi dari stasiun BMG setempat

        Komunikasi dari BMG pusat ke jaringan peringatan lainnya.

2) Relokasi penduduk yang terancam bencana Tsunami

(population of park).

Page 18: Makalah Tsunami Viic

Relokasi penduduk yang terancam bencana Tsunami sangat

penting dilakukan karena berguna untuk mengurangi korban jiwa.

Relokasi ini dapat berupa pemindahan penduduk yang berada

pada daerah rawan bencana ke tempat yang dianggap bebas dari

dampak bencana. Namun kesulitan yang biasa dihadapi adalah

persetujuan dari masyarakat, yang biasanya menolak untuk

direlokasi. Misalnya pada masyarakat di kepulauan Mentawai

yang berdomisili di dekat pantai yang menolak untuk di relokasi,

sehingga timbullah banyak korban pada bencana Tsunami

Mentawai beberapa waktu lalu.

3) Membuat jalur evakuasi dan persedian lahan (evacuation of

route and emergency shelter).

Mengapa hal ini sangat penting? Karena pembuatan jalur

evakuasi akan mempermudah penyelamatan atau evakuasi baik

diri sendiri maupun orang lain menuju ke tempat yang aman dari

dampak bencana.

Penyediaan lahan pun juga sangat berguna untuk

menampung dan menjadi tempat berlindung. Selain itu apabila

telah disediakan lahan pengungsian warga pun tak akan susah-

susah untuk mencari tempat berlindung. Selain itu pada areal

pengungsian biasanya telah dibangun fasilitas-fasilitas umum

seperti dapur umum, MCK, dan fasilitas kesehatan yang akan

sangat membantu bagi para pengungsi.

Di Kota Padang misalnya, telah direncanakan

Pembangunan bukit artifisial untuk kepentingan evakuasi warga

saat bencana tsunami yang diprediksi menghantam Kota Padang

yang akan dimulai tahun 2011. Sebelumnya studi kelayakan

mengenai pembangunan bukit buatan itu telah dimulai sejak

Maret 2009 oleh GeoHazards International dalam proyek

bernama Project on Vertical Evacuation yang dipimpin oleh

Page 19: Makalah Tsunami Viic

Veronica Cedillos. Bukit-bukit buatan yang secara teknis

dinamakan Tsunami Evacuation Raised Earth Park (TEREP) itu

berupa lokasi berupa tempat umum yang lapang dan mudah

dijangkau, untuk kemudian dijadikan bukit artifisial dengan

ketinggian antara lima hingga sepuluh meter dengan timbunan

material tanah yang digali dari lokasi lain.Hingga saat ini telah

ada sepuluh calon lokasi untuk pembangunan bukit buatan

tersebut.

4) Membentuk tim penanganan bencana Tsunami (disaster

management and disaster assessment).

Pembentukan tim ini bertujuan untuk meneliti tentang

bencana Tsunami, sehingga dapat ditemukan solusi untuk

mengurangi dampak buruk dari bencana Tsunami.

Selain itu tim penanggulangan ini juga akan memberikan

informasi tentang peringatan terjadinya bencana Tsunami. Pusat

Tsunami Internasional (International Tsunami warning Center)

didirikan di Hawai untuk memantau terjadinya gempa bumi

disekitar Samudra pasifik dan memberikan informasi

kemungkinan Tsunami akan terjadi.

5) Melakukan simulasi, sosialisasi dan memasukkan pembahasan

dan penanggulangan Tsunami dalam kurikulum pendidikan.

Simulasi bertujuan untuk mengajarkan langkah-langkah

yang harus dilakukan saat terjadi bencana Tsunami.

Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan

pengetahuan tentang bencana Tsunami dan cara untuk

menanggulanginya beserta langkah-langkah yang harus dilakukan

saat bencana terjadi.

Memasukkan pembahasan mengenai Tsunami dalam

kurikulum pendidikan berfungsi untuk memberikan pengetahuan

Page 20: Makalah Tsunami Viic

akan bencana Tsunami, Sosialisasi tentang bencana Tsunami serta

memperkenalkan cara antisipasi dan langkah-langkah yang harus

dilakukan saat bencana Tsunami sejak dini.

6) Membentuk dan menerapkan Standar Operasional Prosedur

(SOP) untuk antisipasi bencana.

Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi dampak buruk

bencana Tsunami.

2. Saat Bencana Tsunami

Langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana Tsunami terjadi

adalah sebagai berikut:

1) Jika dirasakan bumi bergetar di pinggir laut maka segera berlari

sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi atau menuju tempat

evakuasi yang sudah diatur (apabila situasi memungkinkan).

2) Jangan Panik.

3) Jika situasi tidak memungkinkan ke tempat evakuasi, maka

carilah bangunan bertingkat bertulang baja untuk menuju lantai

paling atas.

4) Jika anda sedang berada di atas kapal di tengah laut, segera pacu

kapal anda kearah laut yang lebih dalam.

5) Jika anda berada di pantai atau di dekat pantai, segera panjat

bangunan atau pohon yang tinggi, yang paling dekat dari tempat

anda berada. Ingat waktu kita untuk berlari dari kejaran

gelombang tsunami itu hanya kurang dari 20 menit.

6) Segera selamatkan diri anda apabila anda menemui gejala-gejala

berikut ini:

a. Air laut yang surut secara tiba-tiba.

b. Terciumnya bau garam yang menyengat secara tiba-tiba.

c. Munculnya buih-buih air sangat banyak di pantai secara

tiba-tiba.

Page 21: Makalah Tsunami Viic

d. Terdengar suara ledakan keras seperti suara pesawat jet

atau pesawat   supersonik atau suara ledakan bom runtuh.

Kegiatan-kegiatan tanggap darurat saat terjadi Tsunami :

1) Melaksanakan rencana-rencana penanggulangan bencana

yang pernah disusun.

2) Segera melakukan pencarian dan penyelamatan korban.

a. Pemeriksaan status kesehatan korban (triage)

b. Memberikan pertolongan pertama

c. Mempersiapkan korban untuk tindakan rujukan

3) Memberikan pelayanan kesehatan darurat, seperti

(pengobatan, gizi, air bersih)

4) Mobilisasi bantuan kesehatan

5) Surveilans epidemiologi

6) Penanganan Post Traumatic Stress

3. Pasca Bencana Tsunami

1) Periksa kesediaan makanan dan minuman.

Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah

tercemar dan harus dibuang.

2) Segera membangun tenda pengungsian apabila

keadaan untuk kembali ke rumah tidak

memungkinkan.

3) Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi

tsunami susulan sebelum kembali ke rumah. Bila

keadaan rumah tidak memungkinkan untuk

ditempati carilah tempat tinggal yang bisa

ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.

Page 22: Makalah Tsunami Viic

4) Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan

resuplay serta pendistribusian logistik yang

diperlukan.

5) Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi

antar daerah atau kota.

6) Melakukan pembersihan kota yang hancur dan

penuh puing dan lumpur.

7) Menggunakan dana pemerintah untuk

penanggulangan bencana dan gunakan pula

dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam

maupun luar negeri.

8) Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil

society.

9) Surveilans epidemiologi

Page 23: Makalah Tsunami Viic

BAB IV

PENUTUP

A. SimpulanDari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa

bumi, tanah longsor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.

2. Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang

menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan,

seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor 

yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa

bumi bawah laut.

3. Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah

dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu

adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan

waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.

B. Saran

Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai

saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan

dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan

beberapa langkah sebagai berikut :

1. Selalu waspada dan memantau dengan aktif

informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang

berwenang terhadap adanya potensi tsunami

terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.

2. Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi

dan aman jika terjadi tsunami.

Page 24: Makalah Tsunami Viic

3. Menyediakan persediaan makanan dan air minum

untuk keperluan darurat dan pengungsian.

4. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi)

barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat

pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-

obatan.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Makfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan

praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

National Academy of Science. (2007). Successful response starts with a map:

improving geospatial support for disaster management. Washington: NAP.

Syamsidik dkk, 2013. Analisis pendahuluan penanggulangan bencana tsunami

Indonesia, net / wp- content/ uploads/2013/10/12-makalh-naskah-akademi-

banjir-bandang-pdf. 29 Oktober 2013. Mataram.

http://www.bmg.go.id/mekanisme_tsunami. Diakses Oktober 2013

http://www.wikipedia.com/tsunami. Diakses Oktober 2013