makalah trakheostomi

52
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini, dengan tidak ada hambatan yang berarti. Makalah ini penulis buat dari tanggal 29 mei 2010 sampai dengan selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat dosen pembimbing dan rekan-rekan dikelas keperawatan IV/D yang telah banyak membantu dalam memberi dorongan dalam menyelesaikan makalah ini. Hasil makalah ini tentunya belum sempurna, namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dapat memberikan dorongan dan sekaligus tantangan untuk berkarya sebagai pengisi kegiatan dari aktivitas remaja yang dituntut untuk terus berkarya dan berkreasi mengisi masa depan yang penuh tantangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Bengkulu, 31 juni 2010 Penulis

Upload: maretaa-hepransyah

Post on 27-Jun-2015

973 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah trakheostomi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena penulis telah dapat

menyelesaikan makalah ini, dengan tidak ada hambatan yang berarti. Makalah ini penulis

buat dari tanggal 29 mei 2010 sampai dengan selesai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat dosen

pembimbing dan rekan-rekan dikelas keperawatan IV/D yang telah banyak membantu

dalam memberi dorongan dalam menyelesaikan makalah ini.

Hasil makalah ini tentunya belum sempurna, namun bagi penulis hasil ini

sangatlah berarti terutama dapat memberikan dorongan dan sekaligus tantangan untuk

berkarya sebagai pengisi kegiatan dari aktivitas remaja yang dituntut untuk terus berkarya

dan berkreasi mengisi masa depan yang penuh tantangan. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 31 juni 2010

Penulis

Page 2: makalah trakheostomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trakheostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding

depan/anterior trakea untuk bernapas. Menurut letak stoma, trakeostomi

dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah

cincin trakea ketiga. Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakan maka

trakeostomi dibagi dalam: 1. trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan

persiapan sarana sangat kurang), 2. trakeostomi berencana (persiapan sarana

cukup) dan dapat dilakukan secara baik.

Trakheostomi merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk

membuat suatu jalan nafas didalam trakea servikal. Perbedaan kata – kata yang

dipergunakan dalam membedakan “ostomy” dan “otomy” tidak begitu jelas

dalam masalah ini, sebab lubang yang diciptakan cukup bervariasi dalam

ketetapan permanen atau tidaknya. Apabila kanula telah ditempatkan, bukan

hasil pembedahan yang tidak dijahit dapat menyembuh dalam waktu satu

minggu. Jika dilakukan dekanulasi (misalnya kanula trakeostomi dilepaskan),

lubang akan menutup dalam waktu yang kurang lebih sama. Sudut luka dari

trakea yang dibuka dapat dijahit pada kulit dengan beberapa jahitan yang dapat

diabsorbsi demi memfasilitasi kanulasi dan, jika diperlukan, pada rekanulasi;

alternatifnya stoma yang permanen dapat dibuat dengan jahitan melingkar

(circumferential). Kata trakeostomi dipergunakan, dengan kesepakatan, untuk

semua jenis prosedur pembedahan ini. Perkataan tersebut dianggap sebagai

sinonim dari trakeotomi.

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien trakheostomi.

Page 3: makalah trakheostomi

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis trakeotomi dan

trakheostomi

2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien

trakheostomi, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan

intervensi.

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien trakheostomi,

yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang asuhan

keperawatan pada klien trakheostomi.

2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan

kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien trakheostsmi

3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa praktikum dalam penatalaksanaan

trakheostomi

Page 4: makalah trakheostomi

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Teori Trakheostomi

2.1.1 Pengertian

Trakheotomi adalah suatu prosedur pengirisan trakea.(irman sumantri,

2008)

Tracheotomy berarti untuk membagi(memotong), trakea (betang

tenggorok). Lubang dibuat disebut trakeastomi.

Trakeostomi diturunkan dari bahasa yunani dengan mengambil kata

trachea arteria (menembus arteri) dan tome (memeotong).

Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding depan/

anterior trakhea untuk benafas dengan membuka dinding depan/ anterior trakea

untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan

memintas jalan nafas bagian atas (Adams,1997).

Trakeastomi adalah operasi pembuatan suatu lubang di trakea (irman

sumantri, 2008)

2.1.2 Faktor Pencetus

Masalah pada jalan napas adalah sumbatan. Sumbatan dapat terjadi

baik total maupun parsial. Sumbatan total terjadi karena benda asing yang

menutup jalan napas secara tiba-tiba. Sedangkan sumbatan parsial dibedakan

menjadi tiga bagian yaitu:

a. Sumbatan Karena Cairan

Page 5: makalah trakheostomi

Setiap pasien trauma beresiko mengalami sumbatan jalan nafas

karena cairan yang disebabkan oleh darah, secret dan lain-lain. Sumbatan

karena cairan dapat mengakibatkan aspirasi yaitu masuknya cairan asing

kedalam paru-paru penderita. Upaya penanganan sumbatan jalan nafas

karena cairan adalah dengan melakukan penghisapan atau suctioning

sesegera mungkin.

b. Sumbatan Karena Pangkal Lidah

Pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran, maka

mungkin pangkal lidah akan jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring.

Hal ini karena ototo-otot penyanggah lidah lemas atau mengalami

kelumpuhan. Cara mengatasi sumbatan jalan nafas karena sumbatan

pangkal lidah pada prinsinya adalah mengangkat pangkal lidah agar tidak

menyumbat jalan nafas.

c. Sumbatan Anatomis

Sumbatan anatomis disebabkan oleh penyakit saluran nafas atau

karena adanya trauma yang mengakibatkan pembekakan/ udema pada

jalan nafas (ex. Trauma inhalasi pada kebakaran). Penanganan sumbatan

karena antomis seringkali membutuhkan penanganan secara surgical

dengan membuat jalan nafas alternatif tanpa melalui mulut atau hidung

penderita.

2.1.3 Indikasi

Indikasi dari trakeostomi antara lain:

1. Mengatasi obstruksi laring

2. Mengurangi ruang rugi (dead air spase) di saluran nafas bagian

atas

Page 6: makalah trakheostomi

seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya

stoma maka seluruh oksigen yang hirupnya akan masuk ke dalam paru

tidak ada yang tertinggal di ruang rugi itu. Hal ini berguna pada

penderita dengan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya berkurang.

3. Mempermudah penghisapan sekret dari bronkus dari penderita yang

tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik misalnya pada

penderita dalam keadaan koma.

4. Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)

5. Untuk mengambil benda asing dari subgiotik apabila tidak

mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi

2.1.4 Kontraindikasi

Tidak ada kontraindikasi, tetapi pada obstruksi saluran pernapasan

yang berat lebih cepat bila dilakukan krikotirotomi.

2.1.5 Fungsi Trakheostomi

Fungsi dari trakheostomi antaralain:

1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70

sampai 100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10

sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu

2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya

mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara

sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi

alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar

(paling sedikit pipa 7)

3. Proteksi terhadap aspirasi

4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat

penting pada pasien dengan gangguan pernafasan

5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan

Page 7: makalah trakheostomi

6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.

7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke

perifer oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase

inspirasi batuk yang normal

2.1.6. Jenis Tindakan Trakheostomi

a. Surgical trakeostomy

Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam

ruang operasi. Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga

sepanjang 4-5 cm.

b. Percutaneous Tracheostomy

Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat

darurat. Dilakukan pembuatan lubang diantara cincing trakea satu dan

dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka

penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar.

Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.

c. Mini Tracheostomi

Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan

trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

2.1.7 Penatalaksanaan

1. Alat Yang Diperlukan

1. Pisau

2. Pinset anatomi

3. Gunting panjang tumpul

4. Sepasang pengait tumpul

Page 8: makalah trakheostomi

5. Klem arteri

6. Gunting kecil yang tajam

7. Kanul trakea dengan ukuran sesuai

8. Spuit untuk anastesi obat anestesi

9. Kain kassa

10. Tali pengikat kanul trachea

11. Antiseptic serta kain steril

2. Tehnik Trakheostomi

a. Pasien ditidurkan terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga

memudahkan kepala untuk diekstensikan.

b. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan

ditutup dengan kain steril.

c. Disuntikkan obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan

fossa suprasternal secara infiltrasi.

d. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah krikoid

sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan

pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal

atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan

terlalu sempit, dibuat kira-kira lima sentimeter.

e. Jaringan subkutis dibuka dengan gunting panjang yang dibuka (dengan

bagian belakang gunting) lapis demi lapis sehingga fasia pretrakea juga

terpotong. Pada tiap lapis, perawat mengikuti dengan menahan jaringan

retractor.

f. Setelah pretrakea terpotong akan tampak trakea. Tanda trakea ialah adanya

cincin tulang rawan yang berwarna keputihan.

g. Untuk membuktikan fasia trakea ialah dengan spuit yang berisi sedikit

cairan. Bila ditusuk trakea akan timbul gelembung

h. Dengan pisau tajam, tulang rawan trakea ke tiga diinsisi, kemudian tulang

rawan dipegang dengan klem arteri dan dibuat lubang bulat dengan

Page 9: makalah trakheostomi

bantuan gunting pendek yang tajam. Lubang dibuat sesuai dengan kanul

yang digunakan.

i. Pendarahan dirawat

j. Dimaskkan kanul trakea kedalam lubang yang dibuat, kemudian diikat

disekitar leher

k. Dibawah kanul diletakkan kain kassa untuk menampung secret yang

dibatukkan dari secret.

2.1.8 Perawatan Paska Trakeastomi

Setelah trakeastomi dilakukan :

1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau

tidaknya komplikasi.

2. Antibiotic untuk menurunkan resiko timbulnya infeksi

3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa

trakeastomi.

2.1.9 Komplikasi

Komplikasi dini yang sering terjadi:

1. Perdarahan

2. Pneumothoraks terutama pada anak-anak

3. Aspirasi

4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi

5. Paralisis saraf rekuren

Komplikasi lanjut :

1. Perdarahan lanjutan pada arteri inominata

2. Infeksi

3. fistula trakeoesofagus

4. Stenosis trakea

Page 10: makalah trakheostomi

2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Trakheostomi

2.2.1. Pengkajian

1. Identitas Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,

tanggal dan jam masuk RS, nomor registrasi dan diagnosis medis.

2. Keluhan Umum

Sering menjadi alasan klien untuk minta pertolongan dengan keluhan tidak

bisa bernapas.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Sebagian besar penderita yang bermasalah pada gangguan jalan napas sering

menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud seperti sesak napas, tidak bisa

bernapas dan napas tersumbat.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah ada riwayat gangguan jalan napas/sumbatan sebelumnya, kondisi

yang mempengaruhi pernapasan paru-paru dapat memicu terjadinya

gangguan jalan napas seperti sumbatan pada jalan napas.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat kesehatan anggota keluarga yang menderita gagal

napas.

6. Data Dasar Pengkajian Pasien

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Dispnea dengan istirahat ataupun aktivitas

b. Sirkulasi

Tanda: Takikardia, frekuensi tak teratur, nadi apical berpindah oleh

adanya penyimpangan medaistinal. TD hiper/hipotensi

Page 11: makalah trakheostomi

c. Makanan/cairan

Gejala: anorexia (mungkin karena bau sputum

Tanda : pemasangan IV line.

d. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri area luka trakeostomi, nyeri dada unilateral

meningkat karena batuk atau bernafas

Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,

mengkerutkan wajah

e. Pernafasan

Gejala : kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala yang ada),

riwayat trauma dada.

Tanda : peningkatan frekuensi nafas, kulit cyanosis, penggunaan

ventilasi mekanik (trakeostomi), secret pada selang

trakeostomi

f. Hygiene

Tanda : kemerahan area luka trakeostomi

g. Interaksi social

Tanda : ketidakmampuan mempertahankan suara karena distress

pernafasan, keterbatasan mobilitas fisik.

h. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan fungsi paru: menentukan kemampuan paru untuk

pertukaran gas karbondioksida.

2. GDA: mengkaji status oksigenasi dan ventilasi dan keseimbangan

asam basa.

3. Kapasitas vital kuat (FVC): menurun pada kondisi restriktif(diukur

dengan spirometri).

4. Sinar x dada: mengawasi perbaikan/kemajuan kondisi atau

komplikasi

Page 12: makalah trakheostomi

2.2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

A. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan

sementara atau permanen pernafasan leher (pemasangan trakheastomi)

B. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik

C. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah pemasangan trakheastomi

D. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan pembedahan / struktur, trakheastomi

E. Kerusakan Integritas kulit / jaringan berhubungan dengan bedah

pengangkatan (trakheastomi)

F. Perubahan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara perubahan

anatomi wajah

G. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi

2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan (Nursing Care Planning/ NCP)

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan

sementara atau permanen pernafasan leher (pemasangan trakheastomi)

Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan nafas klien

kembali efektif.

Kriteria hasil:

Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas

bersih

Mengeluarkan / membersihkan secret dan bebas aspirasi

Menunjukan prilaku untuk memperbaiki / mempertahankan

jalan nafas bersih dalam tingkat kemampuan

Page 13: makalah trakheostomi

Intervensi Rasionalisasi

Mandiri:

- Awasi frekuensi/ kedalaman

pernafasan. Cacat kemudahan

bernafas. Auskultasi bunyi nafas.

Selidiki kegelisahan, dipeneu,

sianosis

- Hisap selang trakeastomi, oral

dan rongga nasal. Cacat jumlah,

warna dan konsentrasi

- Tunjukkan dan dorong pasien

untuk melakukan penghisapan

sendiri.

- Pertahankan posisi yang tepat

diselang trakeatomi. Yakinkan

ikatan sesuai indikasi.

- Perubahan pada pernafasan.

Penggunaa otot aksesori

pernafasan. Dan ada/ tidak ronki/

mengi diduga ada retensi secret.

- Mencegah sekresi jalan nafas,

khususnya bila kemampuan

menelan terganggu dan pasien

tak dapay meniup lewat hidung.

- Membantu pasien untuk melatih

beberapa control perawatan

pasca operasi dan mencegah

komplikasi

- Seiring dengan menurunnya

edema, selang bisa

berpindah dan

mempengaruhi jalan nafas.

b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik

Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, klien dapat berkomunikasi kembali

Kriteria hasil:

Menyatakan kebutuhan dengan cara yang efektif

Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang

tepat setelah sembuh

Page 14: makalah trakheostomi

Intervensi Rasionalisasi

Mandiri:

- Kaji intruksi praoprasi mengapa

komunikasi dan pernapasan

terganggu, gunakan model untuk

membantu penjelasan

- Tentukan apakah pasien apakah

pasien mempunyai komunikasi

lain.

- Berikan cara cepat dan countinou

untuk memanggil perawat dan

biarkan pasien mengetahui,

panggilan akan dijawab dengan

cepat.

- Atur sebelumnya tanda-tanda untuk

mendapatkan bantuan cepat.

- Menguatkan pendidikan pada waktu

takut terhadap pembedahan sudah

berlalu.

- Adanya masalah lain akan

mempengaruhi rencana untuk

pilihan komunikasi

- Pasien memerlukan keyakinan

bahwa perawat waspada dan akan

berespon terhadappanggilan.

- Dapat menurunkan ansietas pasien

tentang ketidaknyamanan untuk

bicara.

c. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah pemasangan trakheastomi

Tujuan:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, nyeri teratasi

Kritera hasil:

Melaporkan / menunjukan nyeri hilang atau terkontrol

Page 15: makalah trakheostomi

Menunjukkan nyeri hilang / ketidak nyamanan denag menurunnya

tegangan dan rileks tidur / istirahat dengan tepat

Intervensi Rasionalisasi

Mandiri:

- Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan faktor pemberat/penghilang.

- Anjurkan pasien untuk

melaporkan nyeri segera

saat mulai

- Pantau tanda-tanda vital.

- Berikan tindakan

kenyamanan pada saat

pembebatan insisi selama

proses bedah.

- Nyeri insisi bermakna pada pasca

operasi awal, diperberat oleh

pergerakan, batuk, distensi

abdomen, mual.

- Intervensi diri pada kontrol nyeri

memudahkan pemulihan

otot/jaringan dengan menurunkan

tegangan otot dan memperbaiki

sirkulasi.

- Respon autonemik meliputi

perubahan pada TD, nadi dan

pernapasan yang berhubungan

dengan keluhan/penghilang nyeri.

Abnormalitas tanda vital terus

menerus memerlukan evaluasi

lanjut.

- Memberikan dukungan relaksasi,

memfokuskan ulang perhatian,

meningkatkan rasa kontrol dan

kemampuan koping

Page 16: makalah trakheostomi

BAB III

TINJAUN KASUS

3.1 Pengkajian

1. Identitas klien:

Nama : Tn. A

Umur : 30 Th

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Hibrida 10

Tanggal masuk RS : 29 Mei 2010

Tanggal pengkajian : 30 Mei 2010

2. Riwayat kesehatan/ keperawatan

1. Keluhan Utama/ alasan masuk RS :

Tn A (30 th) masuk RS M.Yunus BKL via IGD pada tanggal 29 mei 2010

jam 11.20 WIB dengan keluhan sesak nafas, batuk, stridor ekspansi dan

kesulitan menelan.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

- Faktor pencetus : Klien mengatakan sesak nafas di

dahului oleh stridor ekspansi seminggu sebelum masuk

RS

Page 17: makalah trakheostomi

- Sifat keluhan : Klien mengatakan sesak

nafas timbul perlahan, sesak nafas terus menerus dan

bertambah saat beraktivitas.

- Berat ringannya keluhan : Klien

mengatakan sesak nafas cenderung

bertambah sejak 2 hari sebelum masuk RS

- Lamanya keluhan : Klien

mengatakan 2 hari sebelum masuk RS saat

merasakan keluhan

- Upaya yang telah di lakukan : Klien

mengatakan untuk mengatasi keluhan, klien

istirahat

- Keluhan saat pengkajian : Klien

juga mengatakan kesulitan bernafas,

kesulitan menelan sulit untuk

berkomunikasi.

3. Riwayat kesehatan dahulu (RKD)

- Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, debu, dll

- Klien mengatan sebelumnya tidak pernah menderita sesak nafas seperti

ini.

4. Riwayat kesehatan keluarga (RKK)

- Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit

seperti yang dialaminya dan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit keturunan

5. Pola fungsi kesehatan :

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Persepsi terhadap penyakit :

Page 18: makalah trakheostomi

pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya.

Alergi (makanan, debu, dll) : pasien tidak ada alergi.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengatakan ia merasakan mual sehingga tidak nafsu makan,

dia hanya mampu menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan (pagi,

sing, malam).

3. Pola eliminasi

Buang air besar (BAB)

- freuensi : 1x sehari waktu : pagi

- warna : kuning konsistensi : lembek

- kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : tidak ada

Buang air kecil (BAK)

- frekuensi : 2-5x sehari

- kesulitan (kateter intermitten, indwelling, kateter eksternal) :

tidak ada.

4. Pola aktifitas dan latihan

Alat Bantu : pispot

Kemampuan ROM : tidak ada keterbatasan rentang gerak

5. Pola istirahat dan tidur

Lama tidur : 7 jam/ malam

Waktu : 21.00 wib

Masalah tidur (insomnia, terbangun dini, mimpi buruka) :

insomnia

6. Pola kognitif dan persepsi

Status mental (sadar/ tidak sadar, orientasi baik/ tidak) :

sadar

Bicara : normal ( ), tidak jelas ( ), gagap ( ), aphasia

ekpresif (√)

Kemampuan berkomunikasi : ya ( ), tidak (√)

Kemampuan memahami : ya (√), tidak ( )

Page 19: makalah trakheostomi

Pendengaran : DBN (√), tuli ( ), kanan/ kiri ( ), tinnitus ( ),

alat Bantu dengar ( )

Penglihatan : DBN

Fertigo : tidak ada

Penatalaksanaan nyeri : pasien beristirahat untuk

mengurangi nyeri

7. Persepsi diri dan konsep diri

Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : pasien

merasa penyakitnya sulit untuk disembuhkan

6. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : Klien tampak kesulitan bernafas, menelan klien

tampak lemah.

TTV :

TD : 120/80 mmHg

ND : 110x/i

RR : 32x/i

S : 37,5 ◦c

Sistem integument (kulit) : elastis

Kuku : kuku pucat dan sedikit sianosis

Hidung : pernapasan cuping hidung

Mulut : mukosa bibir kering dan pucat

Thorak/ paru

- Inspeksi : Penggunaan otot Bantu

pernapasan (+)

- Palpasi : Fremitus menurun

pada kedua paru

- Perkusi : Tidak ada resonan

pada kedua lapang paru

- Auskultasi : Bunyi napas stridor

(+)

Page 20: makalah trakheostomi

Vaskular perifer

Capillary refille : pengisian kapiler lambat

Clubbing : Clubbing ada

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fungsi paru : menentukan kemampuan paru untuk pertukaran

gas karbondioksida

GDA : mengkaji status oksigenasi dan ventilasi dan keseimbangan asam

basah

Kapasitas vital kuat (FVC) : menurun pada kondisi restriktif (diukur

denfan spirometri)

Sinar x dada : mengawasi perbaikan / kemajuan kondisi atau komplikasi

3.2 Analisa Data

Nama klien : Tuan A

Ruang rawat : Ruang IGD RSUD M. Yunus bengkulu

Diagnosa medis : Trakheostomi

No Data Etiologi Masalah

1. DS:

-klien mengatakan sesak

napas dan batuk

-klien mengatakan nyeri

pada daerah tenggorokan

-klien mengatakan susah

mengeluarkan secret

-Klien mengatakan

badannya terasa lemah

Pembentukan edema

(manipulasi dari operasi

dan akumulasi system

limpatik)

Bersihan jalan napas tidak

efektif

Page 21: makalah trakheostomi

DO:

klien tampak

lemah, klien

tampak kesulitan

bernapas dan

klien tampak

gelisah

TTV:

TD : 130/90 mmHg

ND : 120x/i

S : 37,5

Sianosis

Dispnea

Ronchi

Pernapasan cuping

hidung

pernapasan dangkal

adanya pembesaran

jaringan , edema

laring

Penurunan

kontinu

oksigenasi (Pa

O2), peningkatan

karbondioksida

arteri (PaCO2),

dan asidosis

persisten

(penurunan Ph)

2. DS: Penurunan produksi Perubahan membran mukosa

Page 22: makalah trakheostomi

-Klien mengatakan

badannya terasa lemah

-Klien mengatakan

lidahnya pahit

-Klien mengatakan ingin

minum terus

-Klien mengatakan

kesulitan menelan

-Klien mengatakan

hanya mampu

menghabiskan ¼ porsi

makannya

DO:

Mukosa bibir

kering

Berat badan pasien

turun 3 kg dari 60 kg

menjadi 57 kg

Pasien tampak lemah

Pembengkakan pada

laring

saliva terhadap prosedur

bedah

oral

3. DS:

klien mengatakan rasa

nyeri pada tenggorok

klien mengatakan

adanya kesulitan

menelan

klien mengatakan

kesulitan berbicara

DO:

Agen secara spesifik

(tracheostomytube)

Kerusakan komunikasi

verbal

Page 23: makalah trakheostomi

adanya edema pada

laring

adanya pembesaran

jaringan pada daerah

laring

adanya kesulitan

berbicara yang sulit

dipahami

Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan

sementara atau permanen pernafasan leher (pemasangan trakheastomi)

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik

3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah pemasangan trakheastomi

4. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan pembedahan / struktur, trakheastomi

5. Kerusakan Integritas kulit / jaringan berhubungan dengan bedah

pengangkatan (trakheastomi)

6. Perubahan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara perubahan

anatomi wajah

7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi

Page 24: makalah trakheostomi

Rencana Asuhan Keperawatan( Nursing Care Planning/ NCP)

NO Diagnosa Tujuan K.Hasil Intervensi Rasional

1 Bersihan

jalan napas

tidak efektif

berhubunga

n dengan

pemasangan

kanul

trakeostomi.

Setelah

dilakukan

intervensi

selama 3x24

jam ,diharapk

an nafas klien

kembali

efektif.

-Mempertahankan

kepatenan jalan

nafas dengan

bunyi nafas bersih

-Mengeluarkan

atau

membersihkan

secret dan bebas

aspirasi

-Menunjukan

prilaku untuk

memperbaiki atau

mempertahankan

jaan nafas bersih

dalam tingkat

kemampuan

Mandiri:

-Hisap selang

trakeastomi, oral

dan rongga nasal.

Cacat jumlah,

warna dan

konsentrasi

-Tunjukkan dan

dorong pasien

untuk melakukan

penghisapan

sendiri

-Pertahankan

posisi yang tepat

diselang

trakeatomi.

Yakinkan ikatan

sesuai indikasi.

- Mencegah

sekresi jalan

nafas,

khususnya bila

kemampuan

menelan

terganggu dan

pasien tak

dapay meniup

lewat hidung.

-Membantu

pasien untuk

melatih

beberapa

control

perawatan

pasca operasi

dan mencegah

komplikasi

- Seiring

dengan

menurunnya

edema, selang

Page 25: makalah trakheostomi

-Ganti kanul

dalam sesuai

indikasi.

Intruksikan

pasien dalam

prosedur

pembersaiahan

Kolaborasi

-berikan

humidifikasi

tambahan.ex :

tekanan O2

penahan leher

berupa

humidifier

ruangan,

peningkatan

masukan cairan

bisa berpindah

dan

mempengaruhi

jalan nafas

-mencegah

akumulasi

secret dan

pelengketan

mukosa tebal

dari obstruksi

jalan nafas.

-fisiologi

normal(hidung

/jalan hidung)

berarti

menyaring/me

lembabkan

udarayang

lewat.

Tambahan

kelembapan

menurunkan

pengerasan

mukosa dan

memudahkan

batuk/penghis

apan sekret

melalui stoma.

Page 26: makalah trakheostomi

2 Kerusakan

komunikasi

verbal

berhubunga

n dengan

hambatan

fisik

Setelah

dilakukan

intervensi

selama 3x24

jam

diharapkan

komunikasi

kebutuhan

dapat teratasi

- Menyatakan

kebutuhan sesuai

dengan cara yang

efektif

-

Mengidentifikasi/

merencanakan

pilihan metode

berbicara yang

tepat setelah

sembuh.

Mandiri:

- Kaji Intruksi

Praoprasi

Mengapa

Komunikasi Dan

Pernapasan

Terganggu,

Gunakan Model

Untuk Membantu

Penjelasan

-Tentukan

Apakah Pasien

Mempunyai

Komunikasi

Lain.

- Berikan Cara

Cepat Dan

Countinou Untuk

Memanggil

Perawat Dan

Biarkan Pasien

Mengetahui,

Panggilan Akan

Dijawab Dengan

Cepat.

-Atur

- Menguatkan

pendidikan

pada waktu

takut terhadap

pembedahan

sudah berlalu.

- Adanya

masalah lain

akan

mempengaruhi

rencana untuk

pilihan

komunikasi

-Pasien

memerlukan

keyakinan

bahwa

perawat

waspada dan

akan berespon

terhadap

panggilan.

-Dapat

menurunkan

ansietas pasien

tentang

ketidaknyama

Page 27: makalah trakheostomi

Sebelumnya

Tanda-Tanda

Untuk

Mendapatkan

Bantuan Cepat.

-Ingatkan

Pasien Untuk

Tidak Besuara

Sampai Dokter

Memberi Izin

-Berikan

Komunikasi

Non Verbal,

Ex : Sentuhan

Dan Gerakfisik,

Antisipasi

Kebutuhan

nan untuk

bicara

-meningkatkan

penyembuhan

pita suara dan

membatasi

potensial

disfungsi pita

permanent

-

mengkomunik

asikan

masalah dan

memenuhi

kebutuhan

kontak dengan

orang lain.

Sentuhan

diyakini untuk

memberikan

pristiwa

kompleks

biokimia

dengan

kemungkinan

pengeluaran

endofrin yang

menurunkan

ansietas

Page 28: makalah trakheostomi

Kolaborasi

-konsul dengan

anggota tim

kesehatan yang

tepat/terapis/age

n

rehabilitasi(ex:

patologis

wicara,

pelayanan

social,

kelompok

trakeatomi)

selama

rehabilitasi

dasar di rumah

sakit sesuai

sumber

-kemampuan

untuk

menggunakan

pilihan suara

dan metode

bicara

Page 29: makalah trakheostomi

komunikasi(bila

ada)

3 Nyeri akut

berhubunga

n dengan

insisi bedah

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan,

selama 3x24

jam nyeri

teratasi

Menunjukkan

hilangnya rasa

nyeri

-menunjukkan

nyeri

hilang/ketidaknya

manan dengan

menurunnya

tegangan dan

rileks,

tidur/istirahat

Mandiri:

-Selidiki

Keluhan Nyeri,

Perhatikan

Lokasi,

Intensitas

(Skala 0 – 10)

Dan Faktor

Pemberat/Pengh

ilang.

-Anjurkan

Pasien Untuk

Melaporkan

Nyeri Segera

Saat Mulai.

- Pantau Tanda-

Tanda Vital.

- Nyeri insisi

bermakna

pada pasca

operasi awal,

diperberat

oleh

pergerakan,

batuk, distensi

abdomen,

mual.

- Intervensi

diri pada

kontrol nyeri

memudahkan

pemulihan

otot/jaringan

dengan

menurunkan

tegangan otot

dan

memperbaiki

sirkulasi.

- Respon

autonemik

meliputi

perubahan

Page 30: makalah trakheostomi

-Berikan

Tindakan

Kenyamanan

Pada Saat

Pembebatan

Insisi Selama

Proses Bedah.

Kolaborasi

-berikan irigasi

pada TD, nadi

dan

pernapasan

yang

berhubungan

dengan

keluhan/pengh

ilang nyeri.

Abnormalitas

tanda vital

terus menerus

memerlukan

evaluasi

lanjut.

Memberikan

dukungan

relaksasi,

memfokuskan

ulang

perhatian,

meningkatkan

rasa kontrol

dan

kemampuan

koping

Memperbaiki

kenyamanan.

Page 31: makalah trakheostomi

oral, anastesi

sprei, dan

kumur-kumur.

Anjurkan

pasien

melakukan

irigasi sendiri

Meningkatka

n

penyembuha

n dan

menurunkan

bau mulut.

Catatan Perkembangan

NO Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1 Bersihan jalan napas tidak

efektif berhubungan dengan

pemasangan kanul trakeostomi

Jam: 09.00

Mandiri

Menghisap selang

trakeastomi, dan mencatat

jumlah dan warna sekret

-mengajarkan pasien

prosedur penghisapan

sendiri sesegera mungkin

-memastikan posisi/ikatan

sesuai indikasi

-mengganti selang/kanul

sesuai indikasi

Jam 14.00

S:-klien mengatakan

tidak ada dahak lg

di tenggorokan

-klien mengatakan

nafas tidak sesak

lagi

O: -klien tampak

tidak mengeluarkan

sputum lagi

-klien tampak

Page 32: makalah trakheostomi

Kolaborasi

-memberikan

humidifikasi tambahan,ex

:tekanan o2 penahan leher

berupa humidifier

ruang,peningkatan

masukan cairan.

rileks/tdk sesak lagi

A: -Masalah teratasi

P:-Intervensi

dihentikan

2 Kerusakan komunikasi verbal

berhubungan dengan hambatan

fisik

Jam 09.00

mengajak pasien

berdiskusi dan

menjelaskan pra operasi,

mengapa bicara dan nafas

terganggu

memeriksa apakah klien

mempunyai masalah

komunikasi yang lain

-memberikan pilihan cara

komunikasi yang tepat

bagi kebutuhan pasien

Memberikan cara

komunikasi nonverbal

Kolaborasi

-mengkonsultasikan

dengan anggota tim

Jam 14.00

S -klien mengatakan

tidak kesulitan lg

berkomunikasi

O: klien tampak

sudah dapat

berkomunikasi

A : masalah teratasi

P : intervensi

dihentikan

Page 33: makalah trakheostomi

kesehatan yang tepat

3 Nyeri akut berhubungan

dengan insisi bedah

Jam 09.00

-menyokong kepala dan

leher pasien dengan

bantal dan menunjukan

pasien bagaimana

menyokong leher selama

aktifitas

-memberikan tindakan

nyaman (contoh pijatan

punggung perubahan

posisi ) dan aktivitas

hiburan (contoh melihat

televisi,dudk,membaca)

-mendorong pasien untuk

mengeluarkan saliva atau

mulut dengan hati-hati

bila tak mampu menelan.

-menyelidiki perubahan

karakteristik nyeri.

Periksa mulut,jahitan

tenggorokan untuk trauma

bau.

Kolaborasi

-memberikan irigasi

oral,anestesi sperei .dan

kumur-kumur. Anjurkan

Jam : 14.00

S:-klien mengatakan

masih kesulitan

menelan

-klien mengatakan

kesulitan berbicara

O:-klien tampak

kesulitan menelan

-klien tampak

kesulitan berbicara

A:-masalah belum

teratasi

P: intervensi di

lanjutkan

Page 34: makalah trakheostomi

paseien melakukan irigasi

sendiri.

Page 35: makalah trakheostomi

BABH IV

PENUTUP

Kesimpulan

Tracheotomy berarti untuk membagi(memotong), trakea (betang

tenggorok). Lubang dibuat disebut trakeastomi.

Trakeostomi diturunkan dari bahasa yunani dengan mengambil

kata trachea arteria (menembus arteri) dan tome (memeotong).

Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding

depan/ anterior trakhea untuk benafas dengan membuka dinding depan/

anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat

masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas

(Adams,1997).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pemasangan kanul trakeostomi.

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

hambatan fisik

3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah

Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan adalah pelajari dengan

baik tahap-tahap dalam tindakan trakeastomi demi meningkatkan

keterampilan keperwatan anda.

Page 36: makalah trakheostomi

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2010/04/trakeostomi.html

http://tikagemini.blogspot.com/2009/06/trakeostomihttp://klikharry.wordpress.com/2007/07/11/trakeostomi-tracheostomy/

IKBI, System Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Secara Terpadu Edisi 2, 1997