makalah t.pengecoran.docx
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
1/15
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugrah
kesehatan, kesempatan serta pemikiran kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Makalah Teknik Pengecoran ini dengan judul LOST FOAM
CASTING/EVAPORATIVE CASTING
Makalah ini disusun untuk melengkapi satuan nilai mata kuliah Teknik
Pengecoran serta sebagai syarat untuk dapat melakukan presentasi mengenai
macam-macam teknik pengecoran khususnya mengenai Lost Foam Casting.
Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih
kepada kedua orang tua yang secara moril maupun materil telah mendukung
Penulis dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada pihak-pihak serta sumber-
sumber yang telah banyak membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sebaik mungkin dan dikumpul tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Akhir kata Penulis mengucapkan Terima kasih ,semoga makalah ini
dapat diterima serta mendapat apresiasi yang lebih oleh bapak selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Teknik Pengecoran.
Pekanbaru, September 2014
Penulis
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
2/15
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 1BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah ........................................................................................................... 2
2.2 Defenisi ......................................................................................................... 3
2.3 Proses Lost Foam Casting ............................................................................. 3
2.4 Dekomposisi polystyrene foam ..................................................................... 7
2.5 Pasir Cetak .................................................................................................... 9
2.6 Pelapisan/ Coating ......................................................................................... 9
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Lost Foam Casting.......................................... 11
2.7.1 Kelebihan ............................................................................................. 11
2.7.2 Kekurangan .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
3/15
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Perkembangan pasar pengecoran Lost Foam Casting ....................... 2
Gambar 2. 2 a) pola 1, b) pola 2, c) pola gabungan(kompleks) .............................. 3
Gambar 2. 3 Pola cetakan yang telah dirakit pada saluran pengalir ....................... 4
Gambar 2. 4 Proses coating ..................................................................................... 4
Gambar 2. 5 Penanaman Cetakan pada pasir silika ................................................ 5
Gambar 2. 6 Penuangan logam cair ke cetakan ...................................................... 5
Gambar 2. 7 Pembuangan pasir cetak serta pengeluaran hasil coran ..................... 6
Gambar 2. 8 Produk akhir dari proses LFC ............................................................ 6
Gambar 2. 9 Skema terbentuknya gab antara polystyrene foam dengan cairan
logam ....................................................................................................................... 8
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
4/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengecoran lost foam merupakan langkah baru dalam memproduksi benda
benda dengan metode pengecoran. Pada saat ini belum banyak industri
pengecoran logam yang menggunakan metode ini dalam memproduksi benda cor.
Sedikitnya industri yang menerapkan metode pengecoran ini mungkin
dikarenakan mereka belum banyak mengetahui seluk beluk metode pengecoran
lost foam . Usaha penelitian dan perbaikan pada metode pengecoran lost foam
telah banyak dilakukan oleh para peneliti baik dengan melakukan eksperimen
langsung atau dengan pendekatan metode numerik untuk mensimulasi proses
pengecoran ini. Penulis dalam makalah ini berusaha menjelaskan secara rinci
segala sesuat yang berkaitan dengan pengecoran lost foam . Dunia industri
diharapkan dapat mengenal lebih jauh tentang pengecoran lost foam dan pengaruh
dari vaiabel-variabel yang digunakan dalam pengecoran lost foam . Dengan uraian
ini, metode pengecoran lost foam diharapkan semakin banyak digunakan oleh
kalangan industri dalam memproduksi benda-benda cor.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengulas sejarah serta defenisi Lost Foam Casting
2. Menjelaskan proses Cost Foam Casting
3. Menjelaskan kelebihan serta kekurangan Lost Foam Casting
1.3 Manfaat
Adapun Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mampu menjelaskan urutan proses Lost Foam Casting
2. Mampu membandingkan kelebihan serta kekurangan Lost Foam Casting
dengan metode lainnya
3. Memperoleh pengetahuan mengenai Lost Foam Casting sehingga mampu
mengaplikasikannya di dunia industri
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
5/15
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Pengecoran lost foam / Evaporative logam aluminium ditemukan dan
dipatenkan oleh Shroyer pada tahun 1958. Sedangkan pada logam ferro mulai
dikembangkan mendekati tahun 1990. Pengecoran lost foam selama tahun 1958
sampai dengan 1990 tidak mengalami perkembangan besar yakni sekitar 5%
untuk aluminium dan 1% untuk logam ferro, namun mulai tahun 1990 metode
pengecoran ini mengalami perkembangan pesat.
Perkembangan penggunaan metode pengecoran lost foam mengalami
peningkatan cukup besar sejak tahun 1990 (Gambar 1). Pada tahun 1997 sebanyak
140.700 ton aluminium, besi cor dan baja sudah diproduksi dengan proses
pengecoran lost foam.
Gambar 2. 1 Perkembangan pasar pengecoran Lost Foam Casting
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
6/15
3
2.2 Defenisi
Pengecoran lost foam merupakan salah satu jenis pengecoran yang
menggunakan bahan styrofoam sebagai bahan untuk membuat pola dan ditanam
dalam pasir silika menjadi cetakan. Ketika logam cair dimasukkan ke dalam
cetakan, styrofoam akan mencair dan menguap sehingga tempat itu akan diisi oleh
cairan logam.
Lost Foam Casting (LFC) memiliki pola pembentukan yang hampir sama
dengan pengecoran investment. Perbedaannya terletak pada penggunaan foam
yang menjadi pola sebagai pengganti lilin pada pengecoran investment.
2.3 Proses Lost Foam Casting
Urutan dari tahap Lost Foam Casting adalah sebagai berikut:
1. Membuat pola styrofoam (Pattern Molding)
Pola yang dibentuk berasal dari styrofoam dengan kerapatan / massa jenis
tertentu sesuai yang direncanakan. Dalam beberapa aplikasi, bagian-bagian
pola dilem untuk mendapatkan bentuk keseluruhan dari benda yang komplek.
Gambar 2. 2 a) pola 1, b) pola 2, c) pola gabungan(kompleks)
a b
c
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
7/15
4
2. Merakit pola pada saluran pengalir (Cluster Assembly)
Sistem saluran dirangkai dengan cara dilem menyatu dengan rangkaian pola.
Beberapa pola dapat dilakukan pengecoran dengan dirangkai dalam satu sistem
saluran. Pola yang telah terangkai sistem saluran diistilahkan dengan cluster .
Sistem saluran memiliki pengaruh besar terhadap adanya cacat pada benda cor
misalnya saluran masuk bawah akan menyebabkan porositas dan cacat lipatan
( folded ) paling sedikit dibanding saluran samping atau atas.
Gambar 2. 3 Pola cetakan yang telah dirakit pada saluran pengalir
3. Melapisi dengan lumpur keramik dan keringkan (Coating)
Pola dan sistem saluran dilakukan pelapisan ( coating ) dengan cara dimasukkan
ke larutan pelapis dari bahan tahan panas (refractory) atau larutan refractory
tersebut langsung dicatkan pada pola dan sistem saluran lalu dikeringkan.
Gambar 2. 4 Proses coating
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
8/15
5
4. Penanaman pola cetakan dan saluran kedalam pasir dan pemadatan dengan
getaran (Investment in sand)
Cluster yang telah kering diletakkan pada wadah dan pasir silika dimasukkan
di sekeliling pola. Pasir yang menimbun pola dipadatkan dengan cara
digetarkan pada frekuensi dan amplitudo tertentu. Pasir yang dipadatkan
dengan penggetaran mengakibatkan densitas pasir meningkat 12,5%
dibandingkan tanpa digetarkan. Pasir dengan ukuran AFS ( Average Fineness
Number ) grain fineness number tertentu akan mengisi bagian-bagian yang
kosong dari cluster dan akan menahan cluster saat pengisian logam cair.
Gambar 2. 5 Penanaman Cetakan pada pasir silika
5. Penuangan logam cair (Casting)
Logam cair dimasukkan melalui saluran tuang dan pola akan terurai karena
panas logam cair saat masuk ke pola. Hasil uraian pola akan melewati lapisan
dan keluar melalui pasir.
Gambar 2. 6 Penuangan logam cair ke cetakan
6. Pembuangan pasir / Pengeluaran hasil coran dari pasir (Shake-Out)
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
9/15
6
Setelah didiamkan beberapa saat, logam cair mengeras dan mulai dingin, hasil
coran di keluarkan dari wadah pasir silika dan dibersihkan dari sisa lumpur
keramik yang mengeras.
Gambar 2. 7 Pembuangan pasir cetak serta pengeluaran hasil coran
7. Lakukan pembersihan dan pemotongan produk (Finishing)
Hasil coran yang telah dikeluarkan dari pasir di bersihkan kemudiandipotong/dilepaskan per part dari cluster. Setelah itu lakukan proses machining
untuk finishing produk akhir.
Gambar 2. 8 Produk akhir dari proses LFC
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
10/15
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
11/15
8
dari cetakan dengan berdifusi melalui coating (pelapis). Coating menyerap cairan
yang terurai dari polystyrene foam dan sisanya tertinggal dipermukaan dalam
coating . Cairan logam langsung menyusul cairan yan tersisa tersebut dan
menguapkannya menjadi gelembung-gelembung gas kecil. Gelembung-
gelembung gas dari seluruh bagian cetakan akan bergerak naik ke bagian atas.
Gelembung-gelembung ini akan mengalir dan saling bertemu pada bagian yang
lebih tinggi dari cetakan dan membentuk gap/ pemisah antara cairan logam dan
polystyrene foam . Dengan membesarnya ukuran gap, perpindahan panas konduksi
dari logam cair ke polystyrene foam berkurang dan kecepatan pengisian cairan
berkurang sehingga polystyrene foam mengalami pengurangan lebih banyak
dengan cara mencair daripada dengan cara terbakar (ablation ). Ketika hal ini
terjadi, kita katakan polystyrene foam terdekomposisi pada daerah gap. Gap yang
terbentuk ini pada kenyataannya tidak terjadi pada satu tempat saja karena
gelembunggelembung gas ini terjadi pada seluruh permukaan cairan logam dalam
cetakan (Caulk, 2006). Dekomposisi polystyrene foam akan menghasilkan tekanan
balik yang berlawanan dengan aliran logam sehingga menghasilkan gaya tekan
yang menahan cetakan tetap berada pada tempatnya (Ballmann, 1988).
Gambar 2. 9 Skema terbentuknya gab antara polystyrene foam dengan cairan logam
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
12/15
9
2.5 Pasir Cetak
Pasir cetak dapat digunakan secara terus menerus selama masih mampu
menahan temperatur cairan ketika dituangkan. Pasir silika, pasir zirkon, pasir
olivine dan kromate dapat digunakan sebagai pasir cetak pada pengecoran lost
foam . Penggunaan pasir yang mahal seperti pasir zirkon dan kromite dapat
dilakukan untuk mendapatkan tingkat reklamasi pasir yang tinggi. Kekuatan
cetakan pasir ditentukan oleh resistansi gesek antar butir pasir. Kekuatan cetakan
pasir akan lebih tinggi jika menggunakan pasir dengan bentuk angular walaupun
jika menggunakan bentuk rounded/ bulat akan memberikan densitas yang lebih
tinggi (Dieter, 1967; Green, 1982). Perubahan bentuk pasir dari angular ke
rounded akan menaikkan densitasnya sekitar 8-10%. Densitas pasir cetak dapat
ditingkatkan dengan digetarkan. Pasir leighton buzzard dapat dinaikkan
densitasnya sebesar 12,5% dengan digetarkan.
Waktu pengisian logam cair ke dalam cetakan akan lebih lama apabila
menggunakan pasir cetak yang memiliki ukuran lebih kecil. Kecepatan penuangan
semakin besar dengan bertambahnya ukuran pasir cetak. Hal ini karena rongga-
rongga antar pasir akan semakin kecil dengan mengecilnya ukuran pasir sehingga
gas hasil degradasi lebih sulit keluar melalui pasir. Ukuran pasir cetak memilikifaktor dominan dalam menentukan nilai tegangan tarik dan elongasi benda cor.
Pemilihan jenis pasir cetak dan metode pemadatan sangat penting untuk
mendapatkan permeabilitas yang tepat dan mencegah deformasi pola. Ukuran
butir pasir yang dipilih tergantung pada kualitas dan ketebalan lapisan coating .
Ukuran butir pasir AFS 30-45 menjamin permeabilitas yang baik untuk pola yang
terdekomposisi menjadi gas dan cairan.
2.6 Pelapisan/ Coating
Coating merupakan suatu kesatuan dalam pengecoran logam karena
menghasilkan permukaan yang halus tanpa pengeleman dan pembakaran pasir.
Coating memiliki peran penting dalam beberapa hal. Coating menjamin kekerasan
dan kekakuan pola serta mengontrol pelepasan gas atau cairan dari dekomposisi
polystyrene foam . Coating menentukan waktu pembongkaran benda cor dan laju
hilangnya panas logam. Seiring peningkatan teknologi pengecoran, permintaan
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
13/15
10
kualitas coating ditingkatkan dengan menggunakan jenis bahan refraktrory baru,
suspensi dan binder yang mampu meningkatkan proses manufaktur. Ballman
(1988) menyarankan bahwa bahwa bahan coating untuk pengecoran lost foam
hendaknya memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
Coating dengan permeabilitas tinggi digunakan pasir yang lebih
kasar/besar sedangkan coating dengan permeabilitas sedang atau rendah
digunakan untuk pasir yang lebih halus/ kecil.
Coating harus cepat kering Coating harus mudah menempel ke pola dan mudah untuk mengontrol
ketepatan tebal coating .
Kekuatannya bagus, tahan abrasi, tahan retak tatkala disimpan, tahan
beban lengkung dan perubahan bentuk selama dibuat cetakan.
Coating seharusnya lebih tebal apabila untuk pengecoran pada suhu lebih
tinggi dan pasir yang lebih kasar/ besar.
Ada beberapa jenis coating pola pengecoran lost foam yang memiliki
karakteristik berbeda. Coating ini didesain untuk memenuhi beberapa tuntutan
dalam pengecoran lost foam. Dieter (1965) menggunakan tepung zircon untuk
coating paduan aluminium sementara Trumbuvolic (2003) menggunakan kaolin
dan talk. Pelapis sodium silikat tidak direkomendasikan untuk coating karena
permeabilitasnya rendah dan memicu terjadinya percikan logam saat pengisian
logam cair. Coating untuk pengecoran besi cor menggunakan coating berbahan
dasar besi mampu menahan permasalahan penetrasi logam. Kumar dkk (2004)
telah menganalisi coating dengan menggunakan filler dari material siliminite,
kuarsa, aluminium silikat yang dikombinasikan dengan zirkon dan binder untukmempertimbangkan segi ekonomisnya. Tepung zirconia dan aluminium silikat
memiliki dielektrik kostan rendah, massa jenis tinggi, viskositas tinggi dan pH
mendekati bahan refraktorti netral.
Waktu pengisian cetakan akan lebih lama jika menggunakan lapisan
coating yang lebih tebal. Jika menggunakan coating maka tambahan waktu
pengisian kurang dari 50% dibanding waktu yang terukur dalam kondisi normal di
industri. Dalam kondisi ekstrim dimana cetakan tidak memiliki permeabilitas,
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
14/15
11
waktu pengisian dapat mencapai 500% lebih lama dibandingkan pada kondisi
normal. Hal ini dapat terjadi karena coating menutup pola atau ada aglomerasi
pasir yang mengkondensasi hasil degradasi polystyrene foam
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Lost Foam Casting
2.7.1 Kelebihan
Ada beberapa keuntungan pengecoran dengan metode Lost Foam
Casting, antara lain sebagai berikut :
1. Fleksibel dalam pembuatan pola, karena pola dibuat dari styrofoam
sehingga untuk merubah pola dapat dilakukan dengan mudah dan cepat2. Ketelitian dimensinya tinggi, karena pola telah dibentuk sesuai dengan
ukuran benda yang akan dihasilkan
3. Mampu membuat benda yang kompleks/bentuknya rumit
4. pasir cetak dapat digunakan berulang-ulang.
5. Proses finishing produk dengan pemesinan dapat dikurangi secara
dramatis, karena dimensi hasil coran telah hampir sempurna
6. Pencemaran lingkungan karena emisi bahan-bahan pengikat dapat
dikurangi karena tidak menggunakan bahan pengikat
2.7.2 Kekurangan
Ada beberapa keuntungan pengecoran dengan metode Lost Foam
Casting, antara lain sebagai berikut :
1. Pasir yang tidak diikat akan memicu terjadinya cacat pada benda cor
karena pasir yang jatuh ke logam cair2. Porositas dalam pengecoran dengan pola polystyrene foam lebih tinggi
dibandingkan dengan cetakan CO 2
3. Menghasilkan emisi gas hasil pembakaran polystyrene foam yang dapat
membahayakan lingkungan dan kesehatan pekerja
4. Pola yang dibuat dari foam mudah sekali rusak. Foam yang rusak dan
tidak dapat digunakan
-
8/11/2019 MAKALAH T.PENGECORAN.docx
15/15
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_proc
ess.pdf (Diakses 17 september 2014)
http://e-journal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/download/8/pdf
(Diakses 17 september 2014)
http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/down
load/287/pdf (Diakses 17 september 2014)
Bahan Ajar Teknik Pengecoran, Teknik Mesin-UNIVERSITAS RIAU
http://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_process.pdfhttp://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_process.pdfhttp://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_process.pdfhttp://e-journal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/download/8/pdfhttp://e-journal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/download/8/pdfhttp://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/download/287/pdfhttp://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/download/287/pdfhttp://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/download/287/pdfhttp://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/download/287/pdfhttp://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/MOMENTUM/article/download/287/pdfhttp://e-journal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/download/8/pdfhttp://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_process.pdfhttp://www.lostfoam.com/assets/content/learning_center/pdf/lost_foam_cast_process.pdf