makalah tentang perayaan ultah

19
Makalah tentang Perayaan Ulang Tahun Dalam Perspektif Islam Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen pembimbing : Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil.I OLEH: Nama/NIM : Fathurrahman/120321419927 Kelompok/off : 3/C1 PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Maret 2013

Upload: fathur-rahman

Post on 13-Aug-2015

1.020 views

Category:

Documents


68 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tentang Perayaan Ultah

Makalah tentang

Perayaan Ulang Tahun Dalam Perspektif Islam

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen pembimbing : Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil.I

OLEH:

Nama/NIM : Fathurrahman/120321419927

Kelompok/off : 3/C1

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Maret 2013

Page 2: Makalah Tentang Perayaan Ultah

ABSTRAK

Perayaan ulang tahun suatu budaya yang berasal dari bangsa Eropa dan pada dasarnya

hanya kalangan raja-raja yang merayakannya akan tetapi seiring perkembangannya, pada zaman

sekarang perayaan ulang tahun juga dirayakan oleh semua kalangan termasuk umat Islam.

Makalah yang berjudul perayaan ulang tahun dalam perspektif islam ini mengangkat

masalah tentang hukum perayaan ulang tahun dalam islam. Adapun tujuan dari penulisan

makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah tentang perayaan ulang tahun, apa saja yang

terkandung dalam perayaan ulang tahun dan memperjelas tentang hukum perayaan ulang tahun

dalam islam. Metode penulisan makalah ini meliputi: studi pustaka, perumusan masalah,

pemilihan metode penulisan, penerapan metode penulisan dan penarikan simpulan. Hasil dari

penulisan makalah ini berupa penjelasan tentang hukum perayaan ulang tahun dalam islam.

Kata Kunci : ulang tahun, hukum, islam, Eropa, Raja.

Page 3: Makalah Tentang Perayaan Ultah

Abstrak

…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI

…………………………………………………………............ii

BAB I PENDAHULUAN

…………………………………………………………............1

1.1 Latar Belakang

…………………………………………………………............1

1.2 Rumusan masalah

…………………………………………………………............2

1.3 Tujuan

…………………………………………………………............2

BAB II PEMBAHASAN

…………………………………………………………............3

2.1 Sejarah Ulang Tahun

…………………………………………………………............3

2.2 Hukum Perayaan Ulang Tahun Dalam Islam

…………………………………………………………............4

BAB III PENUTUP

…………………………………………………………............

3.1 Kesimpulan

…………………………………………………………............

3.2 Saran

…………………………………………………………............

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………………………............

Page 4: Makalah Tentang Perayaan Ultah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 

Hari kelahiran merupakan yang hari yang paling istimewa , dimana pada 

hari itu adalah hari pertama kali manusia menghirup udara,melihat dunia yang luas ini dan

merupakan hari yang penuh dengan sejarah. 

Bukan rahasia lagi jika setiap manusia di dunia ini ingin merayakan atau pun memperingati

hari lahirnya,namun tiap orang memiliki cara yang berbeda dan bermacam-macam Pula

untuk memperingatinya 

Sebagian orang yang memperingatinya dengan cara pesta, mengundang kerabat-kerabatnya,

dengan sepotong kue tart, lilin, dan dengan dekorasi ruangan yang indah, di iringi musik-

musik, makan-makan dll. 

Ada juga yang merayakannya dengan syukuran, pengajian. 

Dan ada pula yang merayakan hari lahirnya dengan cara berdiam diri, tanpa pesta, makan-

makan atau pun mengadakan pengajian. Mereka hanya berdoa, memanfaatkan hari itu untuk

evaluasi serta untuk mawas diri. 

Perayaan ulang tahun ini pada jaman rasullah s.a.w sebenarnya belum ada, dan perayaan

ulang tahun ini berasal atau dimulai dari bangsa eropa. 

Namun jika dilihat dari kehidupan saat ini dan kebudayaan yang sekarang sepertinya

perayaan ulang tahun ini sudah menjadi kebiasaan yang bukan hanya dilakukan dieropa saja,

atau raja-raja tetapi hampir oleh setiap orang. 

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perayaan ulang tahun?

2. Bagaimana hukum perayaan ulang tahun dalam Isalm?

3. Bagaimana perayaan ulang tahun yang baik?

Page 5: Makalah Tentang Perayaan Ultah

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dari perayaan ulang tahun.

2. Untuk mengetahui dengan jelas hukum perayaan ulang tahun dalam Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah ulang tahun

A. Sejarah perayaan ulang tahun

Perayaan ulang tahun atau Milad pertama kali dimulai di Eropa. Dimulai

dengan ketakutan akan adanya roh jahat yang akan datang pada saat seseorang

berulang tahun, untuk menjaganya dari hal-hal yang jahat, teman-teman dan

keluarga diundang datang saat sesorang berulang tahun untuk memberikan do’a

serta pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga

dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun

sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut. 

Merayakan ulang tahun merupakan sejarah lama. Orang-orang jaman dahulu tidak

mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka

menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan

peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia

untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun

merupakan salah satunya. 

Pada pesta ulang tahun pertama kalinya, pesta diadakan karena orang menduga

akan adanya roh jahat yang mengganggu mereka. Jadi mereka mengundang teman

dan kerabat untuk menghadiri pesta ulang tahun mereka sehingga roh-roh jahat

tidak jadi mengganggu yang berulang tahun. Dalam pesta-pesta selanjutnya

banyak dari keluarga dan teman yang membawa kado atau bunga untuk yang

berulang tahun. 

Saat ini kebanyakan pesta ulang tahun diadakan untuk bersenang-senang. Jika

orang yang di undang tidak bisa menghadiri pesta ulang tahun, biasanya mereka

akan mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun. Tradisi mengirimkan kartu

ucapan dimulai di Inggris sekitar 100 tahun yang lalu (Motomora, 1989). Pada

Page 6: Makalah Tentang Perayaan Ultah

awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan ulang tahunnya (mungkin disinilah

awal mulanya tradisi topi ulang tahun bermula). Seiring waktu berlalu, anak-anak

juga di ikutsertakan dalam pesta ulang tahun. Pesta ulang tahun untuk anak-anak

pertama kali terjadi di Jerman dan dinamakan “kinderfeste”. Tetapi saat ini, pesta

ulang tahun bisa diadakan oleh siapa saja, terutama yang punya uang. 

B. Simbol – symbol yang terdapat pada perayaan ulang tahun

Kue Tart

Salah satu cerita mengatakan, karena waktu dulu bangsa Yunani

menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis.

Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan

purnama. Cerita lainnya tentang kue ulang tahun yang bermula di Jerman

yang disebut sebagai “Geburtstagorten” adalah salah satu tipe kue ulang

tahun yang biasa digunakan saat ulang tahun. Kue ini adalah kue dengan

beberapa layer yang rasanya lebih manis dari kue berbahan roti. 

Lilin

Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan

lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue

mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena

membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan (gibbons,

1986). Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan

juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang

mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi.

Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka

untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya

percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan

mereka ke surga. 

Make a wish

Kata “Make a Wish” sudah tidak asing lagi dalam setiap perayaan ulang

tahun dimana orang yang berulang tahun akan meniup lilin sambil

Page 7: Makalah Tentang Perayaan Ultah

membuat sebah permohonan.

C. Mitos

Saat ini banyak orang hanya mengucapkan pengharapan di dalam hati sambil

meniup lilin. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu

hembusan akan membawa nasib baik. Pesta ulang tahun biasanya diadakan

supaya orang yang berulang tahun dapat meniup lilinnya. 

Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada

di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan

“Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan. 

2.2 Hukum Perayaan ulang Tahun dalam Islam

Ada dua pendapat tentang perayaan ulang tahun dalam Islam, yaitu:

1. Memperbolehkan

Menurut Salman al-Audah, seorang ‘ulama terkemuka di Arab

Saudi. “Dibolehkan untuk merayakan hari kelahiran seseorang atau merayakan

peristiwa-peristiwa yang membahagiakan, seperti ulang tahun perkawinan.

Akan tetapi syaratnya, tidak usah mengadakan pesta dan makan besar atau

dalam bahasa Arab disebut ‘id. Dibolehkan juga memberikan karangan bunga

kepada teman-teman atau kerabat.”

Demikian kata Salman al-Audah dalam sebuah acara di MBC, salah satu

stasiun televisi populer di Arab Saudi. Lebih jauh ia menambahkan, “Ini bukan

perayaan hari keagamaan, hanya perayaan biasa dengan teman-teman. Jadi,

tidak ada yang salah dengan itu semua.”

Menurut mantan rektor Fakultas Syariah Universitas Islam Imam

Muhammad, Dr. Saud al-Fanissan. Ia menyatakan bahwa, perayaan ulang tahun

tidak jadi masalah asalkan pelaksanaannya tidak meniru budaya barat, misalnya

dengan menyalakan lilin dan meniupnya. Meniup lilin dalam pesta ulang tahun

tidak bisa diterima karena meniru budaya barat. Akan tetapi, jika di dalamnya

Page 8: Makalah Tentang Perayaan Ultah

tidak diisi ritual-ritual semacam tiup lilin dan sejenisnya, hal itu boleh-boleh

saja. Selain itu, umat Islam boleh membuat acara syukuran saat kelulusan

sekolah, saat sembuh dari sakit, dan acara-acara lain yang serupa. Ia menyatakan

setuju dengan pendapat al-Audah untuk tidak menggunakan kata ‘id (bahasa

Arab yang artinya perayaan) untuk perayaan-perayaan semacam itu. Sebab,

dalam Islam hanya ada dua perayaan, yaitu hari raya ‘Idul Fitri dan hari raya

‘Idul Adha.

2. Melarang

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, perayaan ulang tahun

jika dimaksudkan sebagai ibadah, hal itu termasuk bid’ah dalam agama Allah.

Padahal amalan bid’ah itu sendiri telah divonis sesat oleh Rasulullah dalam

sabda beliau, “Jauhilah perkara-perkara baru (dalam soal agama), karena

semua yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” [HR. Tirmidzi

dan Abu Dawud]  

Namun, jika ulang tahun itu dianggap sebagai tradisi saja, hal itu

mengandung dua sisi larangan. Pertama, menjadikannya sebagai salah satu hari

raya yang sebenarnya bukan merupakan hari raya Islam. Tindakan ini berarti

suatu kelancangan terhadap Alloh dan dan Rasul-Nya karena kita

menetapkannya sebagai hari raya dalam Islam, padahal Alloh dan Rasul-Nya

tidak pernah menjadikannya sebagai hari raya.

Kedua, adanya unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan musuh-musuh

Alloh. Budaya ini bukan merupakan budaya umat Islam, namun warisan dari

non-Muslim. Rasululloh bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka

dia termasuk bagian dari mereka.”

Page 9: Makalah Tentang Perayaan Ultah

Menurut Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibnu Abdillah ibnu Bazt, Asal

dalam perkara ibadah adalah tauqif/berhenti di atas nash (dalil Al-Qur’an dan

as-Sunnah). Oleh karena itu, seseorang tidak boleh melakukan ibadah yang

tidak disyariatkan oleh Allah , berdasar sabda Nabi dalam hadits yang sahih:

�ح�د�ث� م�ن� �ا ف�ي أ م�ر�ن� �س� م�ا ه�ذ�ا أ �ي �ه� ل د� ف�ه�و� م�ن ر�

“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam perkara kami ini padahal bukan

bagian darinya maka amalan yang diada-adakan itu tertolak.”

Demikian pula sabdanya:

! ع�م�ل� م�ن� �س� ع�م�ال �ي �ه�ا ل �ي د� ف�ه�و� أمرنا عل ر�

“Siapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak di atas perintah kami maka

amalan tersebut tertolak.”

Perayaan ulang tahun adalah satu macam ibadah yang diada-adakan

dalam agama Allah . Dengan demikian, memperingati ulang tahun siapa pun

tidak boleh dilakukan, bagaimanapun kedudukan atau perannya dalam

kehidupan ini.

2.3 Bagaimana merayakan ulang tahun dengan baik?

Dr. Yusuf Al-Qradawi 

Menurut beliau tentang ulang tahun untuk anak. Misalnya, pada saat anak itu

berusia 7 tahun, tidak ada salahnya kita ajak dia untuk menyampaikan pesan-

pesan dalam acara khusus tentang keadaannya yang kini menginjak usia 7 tahun.

Di mana Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para orang tua untuk

menyuruh anaknya shalat di usia itu. 

Page 10: Makalah Tentang Perayaan Ultah

Bolehlah dibuat acara khusus untuk penyampaian pesan ini, agar terasa ada

kesan tertentu di dalam diri si anak. Bahwa sejak hari itu, dirinya telah

mendapatkan sebuah tugas resmi, yaitu diperintahkan untuk shalat. 

Nanti di usia 10 tahun, hal yang sama boleh dilakukan lagi, yaitu sebagaimana

perintah Rasulullah SAW untuk menambah atau menguatkan lagi perintah

shalat. Kali ini dengan ancaman pukulan bila masih saja malas melakukan

shalat. Bolehlah diadakan suatu acara khusus di mana inti acaranya menetapkan

bahwa si anak hari ini sudah berusia 10 tahun, di mana Rasulullah SAW

membolehkan orang tua memukul anaknya bila tidak mau shalat. 

Kira-kira usia 15 tahun lebih kurangnya, ketika anak pertama kali baligh, boleh

juga diadakan acara lagi. Kali ini orang tua menegaskan bahwa anak sudah

termasuk mukallaf, sehingga semua hitungan amalnya baik dan buruk sejak hari

itu akan mulai dicatat. Bolehlah pada hari itu orang tua membuat acara khusus

yang intinya menyampaikan pesan-pesan ini. 

Jadi, bukan tiap tahun bikin pesta undang teman-teman, lalu tiup lilin, potong

kue, bernyanyi-nyanyi, memberi kado. Pola seperti ini sama sekali tidak

diajarkan di dalam agama kita dan cenderung tidak ada manfaatnya, bahkan

kalau mau jujur, justru merupakan cerminan dari sebuah mentalitas bangsa

terjajah yang rela mengekor pada tradisi bangsa lain. 

Bukankah Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya? Lalu

mengapa kita bangsa Islam ini harus mengekor pada tradisi bangsa lain yang

jauh lebih rendah?

Mungkin jawabannya yang paling jujur adalah...istafti qalbak.... Mintalah fawa

Page 11: Makalah Tentang Perayaan Ultah

kepada hati nuranimu... 

BAB III

PENUTUP

Page 12: Makalah Tentang Perayaan Ultah

3.1 Kesimpulan

Perayaan ulang tahun merupakan suatu budaya yang berasal dari bangsa eropa/non-

muslim dan tidak ada dalam Islam, akan tetapi jika kita melaksanakannya dengan

landasan dasar bahwa ulang tahun bukanlah suatu ritual ibadah, Sehingga selama tidak

ada larangannya yang secara langsung disebutkan di dalam nash Quran atau sunnah,

hukum asalnya adalah boleh. Sesuai dengan kaidah “al-ashlu fil asy-yaa’i al-ibahah.”

Bahwa kaidah dasar dari masalah muamalahadalah kebolehan, selama tidak ada nash

yang secara tegas melarangnya. Adapun alasan peniruan orang kafir, dijawab dengan

argumen bahwa tidak semua yang dilakukan oleh orang kafir haram dikerjakan. Hanya

yang terkait dengan peribadatan saja yang haram, adapun yang terkait dengan

muamalah, selama tidak ada nash yang langsung melarangnya, hukumnya tidak apa-apa

bila kebetulan terjadi kesamaan.

3.2 Saran

Pembahasan boleh tidaknya masalah ulang tahun seseorang atau organisasi

memang tidak disinggung secara langsung dalam dalil-dalil syar‘i. Tidak ada ayat Al-

Quran atau hadits Nabawi yang memerintahkan kita untuk merayakan ulang tahun,

sebagaimana sebaliknya, juga tidak pernah ada larangan yang bersifat langsung untuk

melarangnya. 

Sehingga umumnya masalah ini merupakan hasil ijtihad yang sangat erat kaitannya

dengan kondisi yang ada pada suatu tempat dan waktu. 

Artinya, bisa saja para ulama untuk suatu masa dan wilayah tertentu memandang bahwa

bentuk perayaan ini lebih banyak mudharat dari manfaatnya. Namun sebalik, bisa saja

Page 13: Makalah Tentang Perayaan Ultah

pendapat ulama lainnya tidak demkian, bahkan mungkin ada hal-hal positif yang bisa

diambil dengan meminimalisir dampak negatifnya. 

Selain lakukanlah beberapa pertimbanan-pertimbangan diantaranya adalah :

1. Bila kita ingin meletakkan hukum merayakan ulang tahun, kita harus membahas dari tujuan

dan manfaat yang akan didapat. Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu

yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang? Atau sekedar ikut-ikutan

tradisi?

2. apa manfaat acara seperti itu? Adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu dan amal? Atau

menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya?

3. adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Makalah Tentang Perayaan Ultah

Mu’is, F., dan M. Suhadi. 2010. Syukuran Ulang Tahun. Dalam: Hari Ini Saya Ceramah

Apa? Ashriyah, I. ed. Bandung: MQS Publishing. pp. 31-36

http://www.fatwa-online.com/fataawa/innovations/celebrations/cel003/0010428_1.htm oleh tim

Salafy.or.id 

http://syariahonline.com/new_index.php/telusuri/view/find/ulang/ke/all/kategori/all/limit/100