makalah tata cara klaim jamsostek

Upload: ira-rha-pracina-gunarton

Post on 30-Oct-2015

927 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM PERUNDANG-UNDANGAN K3

    SEMESTER II KOMPETENSI DASAR III

    PROSEDUR KLAIM JAMSOSTEK

    (Kelas B)

    Ira Pracinasari

    R0012048

    PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 2

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN....................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................ iii

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................. 1

    A. Latar Belakang ................................................. 1

    B. Tujuan .............................................................. 3

    C. Manfaat ............................................................ 3

    BAB II. LANDASAN TEORI ............................................ 4

    BAB III. HASIL ................................................................... 7

    BAB IV. PEMBAHASAN ................................................... 10

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................. 36

    A. Simpulan .......................................................... 36

    B. Saran ................................................................ 37

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 38

    LAMPIRAN ................................................................................. 40

  • 3

    PENGESAHAN

    Laporan Praktikum Perundang-Undangan K3 Semester II

    Kompetensi Dasar III dengan Judul :

    Prosedur Klaim Jamsostek

    Ira Pracinasari, NIM : R0012048, Tahun : 2013

    Telah disahkan pada tanggal :

    Pada Hari ........................ Tanggal ......................... 20 ...................

    Pembimbing Praktikum, Praktikan

    Harninto, dr., MS, Sp. Ok Ira Pracinasari

    NIM. R0012048

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan nasional telah menciptakan la pangan kerja dan memperluas

    kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang memberikan penghasilan untuk

    memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarganya. Namun kemampuan kerja

    dan penghasilan tersebut senantiasa menghadapi risiko gangguan karena sakit,

    kecelakaan, cacat, hari tua, meninggal dunia dan PHK. Oleh karena itu

    dibutuhkan jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan

    hari tua dan jaminan kematian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3

    Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Kertonegoro, dkk. 2008).

    Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU

    No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja

    (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Skema Jamsostek

    meliputi program-program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan

    kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.

    Cakupan jaminan kecelakaan kerja (JKK) meliputi: biaya pengangkutan, biaya

    pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi

    pekerja yang tidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggal dunia

    bukan akibat kecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhak atas jaminan

    kematian (JK) berupa biaya pemakaman dan santunan berupa uang. Apabila

    pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat total/seumur hidup,

    mereka berhak untuk memperolah jaminan hari tua (JHT) yang dibayar sekaligus

    atau secara berkala. Sedangkan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) bagi

    tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap,

    pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan

    gawat darurat.

  • 5

    Jaminan sosial tenaga kerja tersebut yang menangulangi risiko-risiko

    kecelakaan kerja sekaligus akan menciptakan ketenangan kerja yang pada

    gilirannya akan membantu meningkatkan produktivitas kerja. Efisiensi, kualitas

    dan produktivitas kerja sangat penting dalam menunjang industrialisasi dalam

    tahap pembangunan selanjutnya.

    Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) adalah suatu perlindungan bagi

    tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari

    penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa

    atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

    bersalin, haru tua dan meninggal dunia. Program jaminan sosial tenaga kerja

    (Jamsostek) meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian

    (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan kesehatan (JPK.

    (Sinaga, 2010).

    Klaim adalah suatu bentuk tindakan yang didasari oleh hak. Hak klaim

    merupakan hak untuk mendeklarasikan kebenaran atas sesuatu. Menurut Peter

    Jones, hak klaim dapat bersifat positif dan negatif. Hak klaim yang positif adalah

    hak untuk mengklaim sesuatu yang memang merupakan haknya (legal). Hak

    klaim negatif adalah hak untuk mengklaim sesuatu dengan melanggar hak orang

    lain (illegal). Hak klaim sendiri terdiri atas dua jenis yaitu klaim positif dan klaim

    negatif sehingga tindakan klaim pun akan sesuai dengan hak karena itu tidak

    merugikan orang lain dan tidak melanggar hak orang lain. Sementara klaim

    negatif adalah bentuk tindakan yang tidak sesuai dengan hak sehingga cenderung

    merugikan dan melanggar hak orang lain. (Sita, 2010).a

    Klaim ini juga dialami perusahaan Jamsostek. Dalam pengajuan klaim

    banyak yang belum mengetahui tata cara klaim tersebut. Sehingga banyak pihak

    yang dirugikan, termasuk tenaga kerja/perusahaan. Untuk itu pemahaman dalam

    prosedur klaim seharusnya diketahui oleh perseorangan atau perusahaan

    sehingga jika ada kasus klaim dapat segera terselesaikan tanpa hambatan.

  • 6

    B. Tujuan

    Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui tata

    cara/prosedur klaim Jamsostek serta mengetahui program-program yang ada di

    Jamsostek.

    C. Manfaat

    1. Bagi Praktikan

    Bagi praktikan sebagai partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi

    pengembangan keilmuan khususnya dalam bidang penanganan klaim

    jamsostek dan menambah wawasan penulis mengenai penerapan tata cara

    klaim Jamsostek.

    2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan kerja

    Sebagai tolak ukur bahan perkuliahan mengenai Jamsostek bagi

    mahasiswa sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari materi

    kuliah Peraturan Perundang-Undangan dalam mengetahui program-

    program yang ditawarkan Jamsostek serta tata cara atau prosedur klaim

    dalam setiap program Jamsostek

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Pengertian

    Jaminan sosial tenaga kerja pada hakikatnya merupakan program publik

    yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam menghadapi risiko-risiko

    sosial-ekonomi tertentu. Unsur-unsur utama dalam pengertian ini menyangkut:

    a. Program piblik

    Jaminan sosial merupakan program publik, yaitu program yang

    memberikan hak dan kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha

    dan tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1992. Hak

    yang diberikan berupa santunan tunai dan pelayanan medis bagi tenaga

    kerja dan keluarganya, sedang kewajibannya berupa kepesertaan dan

    pembiayaan dalam program ini.

    b. Perlindungan

    Jaminan sosial memberikan perlindungan yang sifatnya dasar dengan

    maksud untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami

    risiko-risiko sosial-ekonomi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau

    oleh setiap pengusaha dan tenaga kerja sendiri.

    c. Risiko sosial ekonomi

    Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada peristiwa-peristiwa

    kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacad, hari tua dan meninggal dunia

    yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilkan tenaga

    kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis.

  • 8

    2. Filosofi

    a. Jaminan sosial tenaga kerja dilandasi dengan filosofi kemandirian dan

    harga diri manusia dalam menghadapi risiko sosial-ekonomi. Kemandirian

    berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan sewaktu

    sakit, dalam membiayai hidup di hari tua, dalam mengurus keluarganya

    jika meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan-jaminan tersebut

    diperoleh sebagai hak, dan bukan dari belas kasihan orang lain, karena

    memang jaminan sosial itu merupakan hak tenaga kerja.

    b. Untuk merealisasikan filosofi tersebut, perlindungan itu harus dijamin

    secara dasar. Kuantitas dan kualitas jaminan memang tidak berlebihan

    tetapi hanya bersifat dasar yang diperlukan untuk menjaga harkat dan

    martabat manusia.

    c. Jaminan-jaminan tersebut memerlukan pembiayaan yang harus ditanggung

    oleh pengusaha dan tenaga kerja. Namun pembiayaan itu hendaknya tidak

    terlalu memberatkan dan masih dalam batas-batas yang dapat dijangkau;

    karena itu perlindungan yang diberikan juga hanya yang bersifat dasar dan

    esensial saja.

    d. Jaminan-jaminan yang diberikan harus memberikan kemanfaatan bagi

    tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapu risiko-risiko yang

    bersangkutan. Namun demikian, sesuai prinsip dan pembiayaan,

    kemanfaaatan tersebut juga yang bersifat dasar saja.

    e. Agar pembiayaan dan kemanfaatan dapat optimal, maka pelaksanaannya

    harus dilakukan secara gotong royong dimana yang muda membantu yang

    lebih tua, yang sehat membantu yang sakit, dan yang berpenghasilan tinggi

    membantu yang berpenghasilan rendah.

    B. Undang-Undang No.3 Tahun 1992

    1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap

    warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

  • 9

    kemanusiaan. Ketentuan ini merupakan landasan bagi dibentuknya

    program jaminan sosial yang dapat membantu penghidupan yang layak

    bagi kemanusiaan jika mengalami risiko-risiko sosial-ekonomi.

    2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1951 merupakan salah satu penjabaran dari

    Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, mewajubkan setiap pengusaha untuk

    bertanggung jawab dan memberikan ganti rugi terhadap kecelakaan kerja

    yang menimpa tenaga kerjanya.

    3. Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 yang merupakan undang-undang

    pokok ketenaga kerjaan, antara lain mengatur penyelenggaraan jaminan

    sosial oleh Pemerintah yang meliputi jaminan sakit, hamil, bersalin, hari

    tua, cacad, meninggal dunia, dan menganggur bagi seluruh tenaga kerja.

    4. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 tentang ASTEK

    menyelenggarakan Undang-Undang No. 2/1951 dan Undang-Undang No.

    14/1969, tetapi hanya menyangkut jaminan kecelakaan kerja, hari tua, dan

    kematian, dalam bentuk asuransi kecelakaan kerja, tabungan hari tua, dan

    asuransi kematian.

    5. Dalam rangka melengkapi program ASTEK dengan jaminan sakit, hamil,

    dan bersalin sesuai Undang-Undang No. 14/1969, di tetapkan SKB

    Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kesehatan tentang Jaminan

    Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja.

    6. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

    mamadukan seluruh program diatas menjadi Jaminan Kecelakaan Kerja,

    Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan. Sedangkan pelaksanaannya dituangkan dalam peraturan

  • 10

    BAB III

    HASIL

    Berikut ini contoh kasus klaim perorangan yang ditemui pada suatu

    perusahaan asuransi kesehatan swasta yang menjual paket jaminan kesehatan

    perorangan. Paket jaminan mempunyai manfaat rawat jalan dan rawat inap dengan

    penggantian biaya (reimbursement) bila terjadi risiko pada pemegang polis.

    Pada tanggal 5 April 2001 terjadi pengajuan klaim perorangan atas nama

    Tn. X, usia 36 tahun dengan program yang diikuti RJ20 dan nomor polis

    12101456 yang disampaikan kepada PT JamKes dengan rincian biaya dan

    kejadian sebagai berikut:

    Biaya dokter umum : Rp. 20.000,-

    Biaya obat-obatan : Rp. 90.000,-

    Tanggal berobat : 1 April 2001

    Diagnosa : Epigastric Pain

    Obat-obatan terdiri dari : Gelucil MPS, Rantin, Pharmaton formula

    Klaim tersebut telah diproses dan dibayarkan dengan nomor kwitansi

    10001 423 sebesar Rp. 96.000,- pada tanggal 20 April 2013. Tanggal 10 April

    2001 terdapat klaim dari Tn. X kembali dengan perincian berikut:

    Biaya dokter spesialis penyakit dalam : Rp. 40.000,-

    Biaya obat-obatan sebesar : Rp. 100.000,-

    Diagnosa :Gastritis dengan tanggal

    berobat 1 April 2001

    Obat-obatan terdiri dari : Zantac, Polysilane, dan

    spesmium

    Klaim tersebut diterima oleh klaim register dan di-entry dengan nomor

    klaim 10001551, kemudian diserahkan kepada klaim analis.

  • 11

    Pada saat verivikasi ditemukan kejanggalan sebagai berikut :

    Tanggal berobat sama dengan tanggal berobat sebelumnya.

    Diagnosa penyakit pun sama, hanya penggunaan istilah saja yang berbeda.

    Jenis obat-obatan yang diberikan pun relatif sama (obat untuk tukak

    lambung)

    Perbedaannya hanya pada pemberi pelayanan kesehatan dan jumlah klaim.

    Kemudian dilakukan pengecekan (investigasi) kepada pemberi pelayanan

    kesehatan (klinik spesialis) yang memberikan pernyataan, dan didapatkan hasil

    bahwa peserta memang mengunakan jasa pelayanan tersebut dengan jumlah biaya

    seperti yang tercantum pada kwitansi. Peserta merupakan pasien baru yang belum

    memiliki data riwayat kesehatan pada klinik tersebut serta tidak ada catatan bahwa

    pada hari yang sama juga telah berobat pada tempat lain atau telah mendapatkan

    perawatan untuk keluhan yang sama.

    Kemudian dilakukan investigasi ulang untuk klaim sebelumnya dengan

    meminta informasi kepada dokter umum yang merawat dan kemudian didapatkan

    bahwa Tn. X merupakan pasien lama yang telah menjadi pasien sejak tahun 1998

    dengan keluhan utama : Epigastric Pain dan telah dilakukan pemeriksaan

    diagnostic (Gastroscopy) dengan hasil gastritis kronis.

    Kesimpulan untuk kasus ini:

    Peserta mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak lazim dan wajar

    serta tidak sesuai dengan kebutuhan medis dan polis.r spesialis

    Klaim untuk biaya dokter spesialis dan biaya obat (resep dokter spesialis)

    tidak dapat diganti.

  • 12

    Berikut ini, bagan alur proses klaim yan ditetapkan oleh perusahaan

    asuransi diatas :

  • 13

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    1. Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dalam

    JAMSOSTEK meliputi 4 macam kegiatan administrasi, yakni:

    a. Pelaporan Kecelakaan Tahap Pertama (F.3)

    Pengusaha melaporkan kecelakaan kerja dalam tempo 2x24 jam sejak

    terjadinya kecelakaan kerja kepada PT ASTEK dan Kantor

    Departemen Tenaga Kerja Setempat.

    b. Pelaporan Kecelakaan Tahap Lanjutan (F.3b/3c/3d)

    Pengusaha melaporkan status kecelakaan kerja dalam tempo 2 x 24

    jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh, cacad total atau sebagian,

    atau meninggal dunia. Laporan ini berfungsi juga sebagai dokumen

    klaim JKK yang disertai keterangan dokter (F.3b/3c) dan bukti-bukti

    lainnya. Dan laporan tersebut dikirimkan ke PT ASTEK dan Kantor

    Departemen Tenaga Kerja setempat.

    c. Penempatan Jaminan Kecelakaan Kerja

    Berdasarkan informasi kecelakaan kerja yang lengkap, PT ASTEK

    akan melakukan penetapan besarnya jaminan JKK berdasarkan tingkat

    cacad dan tingkat upah tenaga kerja yang bersangkutan.

    d. Pembayaran Jaminan JKK

    Dari hasil penetapan tersebut, PT. Jamsostek melaksanakan

    pembayaran jaminan JKK.

  • 14

    Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim JKK dalam Jamsostek

    adalah sebagai berikut:

    a. Form Laporan Kecelakaan Tahap I (F.3) diisi oleh perusahaan dan

    disampaikan ke PT ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja dalam

    tempo 2 x 24 jam sejak terjadinya kecelakaan kerja, dengan cara:

    1. Mengisi formulir 3 tahap 1 yang sudah di cap dan tandatangan

    perusahaan

    2. Melampirkan foto copy Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) korban.

    3. Melampirkan foto copy KTP korban.

    4. Kronologis Kejadian yang dibuat perusahaan.

    5. Formulir 3 tahap 1 yang sudah dilengkapi dengan persyaratan diatas,

    diserahkan kepada Kantor Dinas Tenaga Kerja untuk mendapatkan

    nomor registrasi kecelakaan.

    6. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna merah diserahkan ke Kantor

    Dinsnaker.

    7. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna putih diserahkan ke kantor

    Jamsostek.

  • 15

    8. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna kuning untuk arsip

    perusahaan.

    Kronologis kejadian berguna pada saat perusahaan melaporkan kecelakaan

    kerja kepada Disnaker, supaya petugas Disnaker dapat memperoleh

    informasi secara tertulis. Kronologis kejadian (asli) diserahkan kepada

    Kantor Disnaker, sedangkan foto copy-nya di lampirkan dengan formulir 3

    berwarna putih, foto copy KPJ dan KTP kepada Kantor

    Jamsostek. Apabila laporan kecelakaan kerja dilaporkan lebih dari 224

    jam, maka perusahaan membuat surat keterangan keterlambatan klaim

    untuk disertakan bersamaan dengan laporan kecelakaan kerja.

    b. Form Laporan Kecelakaan Tahap Lanjutan (F.3a) diisi oleh perusahaan

    dan disampaikan ke PT ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja

    dalam tempo 2 x 24 jam sejak tenaga kerja meninggal, atau dinyatakan

    cacad total/sebagian, atau dinyatakan sembuh.

    Laporan ini dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter (F.3b) untuk kasus

    kecelakaan kerja, atau F3c untuk kasus penyakit karena hubungan kerja.

    Selain itu juga dilampiri dengan bukti-bukti yang berkaitan dengan

    kasusnya.

    1. Mengisi formulir 3 tahap 2 yang sudah di cap dan tandatangan

    perusahaan.

    2. Foto copy kartu peserta (KPJ).

    3. Surat keterangan dokter (formulir 3a).

    4. Melampirkan kwitansi biaya pengobatan dan pengangkutan. Laporan

    tahap ini tidak melebihi 224 jam.

    5. Melampirkan berita acara kecelakaan lalulintas dari kepolisian.

    (kecelakaan lalulintas).

    6. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna merah diserahkan ke Kantor

    Dinsnaker.

  • 16

    7. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna putih diserahkan ke kantor

    Jamsostek.

    8. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna kuning untuk arsip

    perusahaan.

    PT . Jamsostek akan menentukan apakah kecelakaan dan penyakit

    tersebut termasuk dalam lingkup program Jamsostek. Kemudian akan

    dihitung besarnya santunan dan penggantian biaya. Uang penggantian

    akan diberikan melalui perusahaan sedangkan santunan akan diberikan

    kepada tenaga kerja atau ahli waris.

    Berikut ketentuan santunan atas biaya pengobatan dan angkutan :

    1. Biaya Transport (Maksimum) :

    o Darat/sungai/danau Rp 750.000,-

    o Laut Rp 1.000.000,-

    o Udara Rp 2.000.000,-

    2. Sementara tidak mampu bekerja :

    o Empat (4) bulan pertama, 100% x upah sebulan

    o Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan

    o Seterusnya 50% x upah sebulan

    3. Biaya pengobatan/perawatan, maksimum sebesar Rp 20.000.000,- dan

    pergantian gigi tiruan Rp. 2.000.000,-

    4. Santunan Cacat :

    o Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah.

    o Total-tetap: Sekaligus: 70% x 80 bulan upah & Berkala (24 bulan)

    Rp 200.000,- per bulan.

    o Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah.

  • 17

    5. Santunan Kematian :

    o Sekaligus 60% x 80 bulan upah

    o Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan*

    o Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

    6. Biaya rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan

    harga yang ditetapkan oleh pusat rehabilitasi RS. Umum Pemerintah dan

    ditambah 40% dari harga tersebut, serta biaya rehabilitasi medik

    maksimum sebesar Rp 2.000.000,- :

    o Prothese/alat penganti anggota badan.

    o Alat bantu/orthose (kursi roda).

    c. PT ASTEK berdasarkan semua informasi yang berasal dari F.3, F.3a dan

    F.3b/3c melakukan perhitungan dan penetapan besarnya jaminan JKK

    yang terdiri dari penggantian biaya dan santunan JKK yang tergantung

    tingkat cacad dan tingkat upah tenaga kerja yang bersangkutan.

    d. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK melakukan pembayaran

    jaminan JKK kepada perusahaan untuk komponen penggantian biasanya,

    dan kepada tenaga kerja/ahli waris untuk komponen santunannya.

    2. Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kematian (JKM)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kematian (JKM) dalam Jamsostek

    meliputi 3 macam kegiatan administrasi, yakni:

    a. Pengajuan Klaim JKM (F.4)

    Ahli waris dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengajukan

    permintaan pembayaran JKM kepada PT ASTEK.

  • 18

    b. Penetapan Jaminan Kematian

    PT ASTEK akan menetapkan besarnya jaminan JKK sebesar Rp. 1,2

    juta yang terdiri santunan kematian sebesar Rp. 1,0 juta dan uang

    kubur sebesar Rp. 0,2 juta.

    c. Pembayaran Jaminan JKM

    Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK melaksanakan pembayaran

    jaminan JKM kepada ahli waris tenaga kerja.

    Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim JKM dalam Jamsostek

    adalah sebagai berikut:

    a. Form Pengajuan Pembayaran JKM (F.4( diisi oleh ahli waris dari tenaga

    kerja yang meninggal dunia dan disampaikan kepada PT ASTEK

    setempat. Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia

    mengisi dan mengirim Formulir Permintaan Pembayaran Jaminan

    Kematian, Santunan Berkala dan Jaminan Hari Tua (Formulir Jamsostek

    4) kepada Kantor Cabang PT Jamsostek (Persero)

    Dokument pendukung:

    1. Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) Asli

    2. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan

  • 19

    3. Salinan/fotokopi KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja

    bersangkutan yang masih berlaku

    4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga)

    5. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat

    6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila

    pengambilan JK ini dikuasakan)

    b. PT ASTEK berdasarkan form F.4 tersebut melakukan penetapan

    besarannya jaminan JKM yang terdiri dari santunan kematian sebesar Rp.

    1,0 juta dan uang kubur sebesar Rp. 0,2 juta.

    c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK melakukan pembayaran

    jaminan JKM kepada ahli waris tenaga kerja.

    3. Tata cara pengajuan klaim Jaminan Hari Tua (JHT)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Hari Tua (JHT) dalam Jamsostek

    meliputi 3 macam kegiatan admisitrasi, yakni:

    a. Pengajuan Klaim JHT (F.5)

    Tenaga kerja atau keluarganya mengajukan permintaan pembayaran

    JHT (dan THT) kepada PT ASTEK.

    b. Penetapan Jaminan Hari Tua

    PT ASTEK akan menghitung dan menetapkan besarnya JHT (dan

    THT) selama menjadi peserta program Jamsostek (dan program PP.

    33/1977) ditambah hasil pengembangan dana dan sebagian dari sisa

    hasil usaha PT ASTEK.

    c. Pembayaran Jaminan Hari Tua

    Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK melaksanakan pembayaran

    jaminan JHT (dan THT) yang dapat dilakukan sekaligus atau berkala

    bulanan selama 5 tahun, tergantung pilihan tenaga kerja peserta.

  • 20

    Aliran dokumen dalam admisistrasi pengajuan klaim JHT dalam Jamsostek adalah

    sebagai berikut:

    a. Form Pengajuan Pembayaran JHT (F.5) diisi oleh tenaga kerja atau

    keluarganya (dalam kasus meninggal dunia) dan disampaikan kepada PT

    ASTEK setempat. Pengajuan ini bisa dilakukan bila tenaga kerja

    mencapai usia 55 tahun, tidak bekerja dengan masa kepesertaan minimal 5

    tahun dan menjalani masa tunggu 6 bulan, atau tenaga kerja meninggal.

    b. PT ASTEK berdasarkan Form F.5 tersebut dan semua informasi

    administrasi JHT (dan THT) tenaga kerja tersebut selama menjadi peserta

    program Jamsostek (dan PP. 33/1977) melakukan perhitungan dan

    penetapan besarnya jaminan JHT yang terdiri dari pemupukan iuran JHT

    (dan THT) tenaga kerja yang bersangkutan ditambah hasil pengembangan

    dana JHT dan sebagian dari sisa hasil usaha PT ASTEK.

    c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK melakukan pembayaran

    jaminan JHT (dan THT) kepada tenaga kerja atau keluarganya.

    Pembayaran ini bisa dilakukan sekaligus atau berkala bulanan paling lama

    5 tahun.

  • 21

    Prosedur berdasarkan pada ketentuan-ketentuan:

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12/Men/VI/2007 tentang

    Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran

    Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, beserta

    perubahannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

    PER-06/MEN/III/2009

    Setiap permintaan JHT, Tenaga Kerja mengisi dan menyampaikan

    Formulir Permintaan Pembayaran JHT (Formulir Jamsostek 5) kepada

    Kantor Cabang PT Jamsostek.

    Dokumen pendukung:

    1. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli

    2. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi)

    3. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan

    Pengadilan Hubungan Industrial

    4. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai

    5. Kartu Keluarga (KK)

    6. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total

    dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan

    wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan:

    1. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

    2. Photocopy Paspor

    3. Photocopy VISA

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia

    sebelum usia 55 thn dilampiri:

    1. Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan

  • 22

    2. Photocopy Kartu keluarga

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari

    perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah

    melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang

    bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:

    1. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan

    2. Surat pernyataan belum bekerja lagi

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai

    Negeri Sipil/POLRI/ABRI

    Masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dengan masa tunggu

    1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak

    pembayaran iuran pertama Program Jaminan Hari Tua

    Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek

    (Persero) melakukan pembayaran JHT

    4. Tata cara memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

    Tata cara memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dalam

    Jamsostek meliputi 2 macam kegiatan pelayanan, yakni:

    a. Pelayanan PPKK tingkat pertama

    Tenaga kerja dan keluarganya berhak memperoleh pelayanan PPK tingkat

    pertama berupa pemeriksaan dan berobat jalan pada Balai Pengobatan

    Umum/Gigi yang dipilih.

    Dan untuk memperoleh pelayanan tersebut, tenaga kerja dan keluarganya

    menunjukan kartu Pemeliharaan Kesehatan (kartu berobat).

  • 23

    b. Pelayanan PPK tingkat lanjutan

    Apabila diperlukan, tenaga kerja atau keluarganya bisa memperoleh

    pelayanan PPK tingkat lanjutan dengan melalui rujukan dari PPK tingkat

    pertama. Pelayanan ini bisa berupa rawat inap dan tingkan medis yang

    diperlukan.

    Untuk pengambilan obat untuk kacamata dapat dilakukan pada apotik atau

    optik yang ditunjuk oleh PT ASTEK. Berdasarkan rujukan resep dokter

    spesialis berwenang yang ditunjuk.

    Prosedur ditulis berdasarkan pada ketentuan-ketentuan:

    1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12/Men/VI/2007 tentang

    Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,

    Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga

    Kerja.

    2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) No. KEP/127/062006

    tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta

    Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

  • 24

    Petunjuk Umum

    Selalu membawa dan meperlihatkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan

    (KPK) kepada petugas Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di Klinik

    Dokter Keluarga (PPK I), Klinik Dokter Spesialis (PPK II), Rumah Sakit,

    Apotek dan Optik.

    Setiap berkunjung ke Klinik Spesialis (PPK II), sertakan berkas

    pendukung (fotokopi):

    1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga

    Setiap berkunjung ke Kantor Cabang PT Jamsostek, sertakan berkas

    pendukung (fotokopi):

    1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga/Dokter Spesialis

    3. Resep obat/ resep kacamata

    Selalu menandatangani Formulir Bukti Kunjungan / Perawatan / Tindakan

    / Resep di setiap PPK yang dikunjungi.

    Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK I - Dokter Keluarga)

    Datangilah dokter keluarga / dokter gigi yang sudah dipilih sesuai yang

    tercantum dalam KPK.

    Perlihatkan KPK dan daftarkan diri dengan mengisi dan menandatangani

    Blanko Kunjungan di PPK I (JPK 4)

    Peserta mendapatkan pelayanan dan obat di PPK I

    Tindakan medis sederhana dilakukan di PPK I, setelah selesai

    tandatanganilah Bukti Tindakan Perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)

    Bila memerlukan pemeriksaan, tindakan medis atau perawatan tindak

    lanjutan, dokter keluarga akan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

    yang lebih tinggi.

    Mintalah Surat Rujukan (F6.a1) rangkap 4:

  • 25

    1. Lembar 1 : Dokter Spesialis (Rumah Sakit)

    2. Lembar 2 : Untuk pengambilan obat

    3. Lembar 3 : Untuk arsip peserta

    4. Lembar 4 : Untuk arsip PPK I pengirim

    Surat Rujukan dapat dipakai maksimal 4x dalam satu bulan untuk penyakit

    yang sama.

    Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis (Formulir Jamsostek 6.a1)

    untuk diberikan kepada dokter keluarga

    Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (PPK II - Dokter Spesialis)

    Dokter spesialis akan melayani peserta berdasarkan surat rujukan

    (Formulir Jamsostek 6.a1) dari dokter keluarga

    Tahap-tahap pelayanan:

    o Mendaftar di loket RS yang ditunjuk, perlihatkan surat rujukan

    (Formulir Jamsostek 6.a1) dan blanko bukti tindakan dan

    perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1) dan KPK

    o Setelah diperiksa oleh dokter spesialis:

    1. tandatanganilah blanko bukti tindakan dan perawatan

    (Formulir Jamsostek 6.b1)

    2. Dokter spesialis menjawab rujukan (Formulir

    Jamsostek 6.b1) pada kolom yang disediakan untuk

    diberikan kepada dokter keluarga

    o Untuk rujukan ke poliklinik lain/unit penunjang diagnostik lain

    atau ke Rumah Sakit lain, mintalah dokter spesialis membuat surat

    rujukan internal/eksternal (Formulir Jamsostek 6.b2) rangkap 2:

    1. Lembar pertama, untuk poliklinik/unit penunjang

    diagnostik/RS yang dituju

    2. Lembar kedua, untuk arsip pada poliklinik yang mengirim.

    Setelah pelayanan selesai, tanda tangani bukti pelayanan

  • 26

    dan kembali kepada fasilitas pengirim dengan membawa

    jawaban konsul dan hasil pemeriksaan.

    o Untuk pengambilan obat di apotek:

    1. resep harus dilegalisasi oleh Kantor Cabang PT Jamsostek.

    2. Obat hanya dapat diambil di apotek yang telah bekerjasama

    denga PT Jamsostek.

    o Untuk tindakan khusus atau pemeriksaan khusus:

    1. Tindakan khusus diberikan sesuai dengan surat pengantar

    untuk tindakan/pemeriksaan dari dokter spesialis

    2. Bawa surat pengantar ke Kantor Cabang PT Jamsostek

    untuk dibuatkan surat jaminan (Formulir Jamsostek 6.c2)

    3. Serahkan surat jaminan PT Jamsostek (Formulir Jamsostek

    6.c2) ke Tim Pengendali/Koordinator Pencatatan dan

    Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit

    o Dalam hal peserta memerlukan rawat inap:

    1. Dokter spesialis akan membuat perintah untuk rawat inap

    2. Minta surat pengantar rawat inap dari Tim

    Pengendali/Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data

    (P2D) di Rumah Sakit dengan menunjukkan surat perintah

    rawat inap.

    o Kontrol ulang rawat jalan dokter spesialis:

    1. Dokter spesialis mencantumkan tanggal kontrol ulang dan

    paraf pada surat rujukan (Formulir 6.a1)

    2. Buat dua lembar fotokopi surat rujukan --- satu lembar

    untuk pendaftaran di Rumah Sakit, dan satu lembar lainnya

    untuk pengambilan obat

    3. Surat rujukan berlaku maksimal untuk 4 (empat) kali

    kunjungan dalam satu bulan untuk kasus yang sama yang

    dilayani di fasilitas yang sama; di luar ketentuan ini perlu

    surat rujukan baru.

  • 27

    4. Setelah selesai kontrol (maksimal 4 kali kunjungan),

    mintalah dokter spesialis membuat surat jawaban konsul

    berisi diagnosa, terapi yang telah dilakukan dan penjelasan

    kontrol lanjutan bila diperlukan. Jawaban konsul

    disampaikan kepada Dokter Keluarga.

    o Tandatanganilah formulir bukti pemeriksaan (Formulir Jamsostek

    6.b1) setiap selesai kunjungan di dokter spesialis atau fasilitas

    penunjang diagnostik di Rumah Sakit.

    Pelayanan Gawat Darurat

    Peserta yang menderita penyakit dengasn kriteria gawat darurat dapat

    langsung ke Dokter Keluarga atau ke Rumah Sakit yang bekerjasama

    dengan PT Jamsostek atau tidak bekerja sama

    Dokumen yang diperlukan:

    o Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    Setelah selesai pelayanan di unit gawat darurat, tandatanganilah formulir

    bukti pemeriksaan (Formulir Jamsostek 6.b1)

    Bila dilanjutkan dengan perawatan inap, maka ikuti prosedur rawat inap.

    Peserta membayar terlebih dahulu bila berobat di RS yang tidak bekerja

    sama dengan PT Jamsostek, dan kemudian mengajukan klaim PT

    Jamsostek (lihat prosedur klaim perorangan)

    Pelayanan Farmasi

    Pasien berhak mendapatkan resep dari Dokter Keluarga atau Dokter

    Spesialis dengan ketentuan:

    1. Dokter di PPK I dapat meresepkan obat apabila PPK I tidak

    menyediakan obat

    2. Dokter Spesialis di Rumah Sakit meresepkan obat sesuai dengan

    indikasi medis dan diagnosis pasien.

  • 28

    3. Khusus untuk penderita penyakit kronik/degeneratif yang kontrol

    rutin, Dokter Spesialis dapat meresepkan obat untuk 1 (satu) bulan

    dengan pemberian obat 3 (tiga) kali, masing-masing untuk 10

    (sepuluh) hari.

    Kelengkapan dokumen untuk Pengambilan obat di apotek bagi Pasien

    Rawat Jalan:

    1. Resep dokter

    2. Fotocopi surat rujukan

    3. FotocopyKPK

    Kelengkapan dokumen untuk Pengambilan obat di apotek bagi Pasien

    Rawat Inap:

    1. Resep dokter

    2. Fotocopi surat jaminan rawat inap

    3. FotocopyKPK

    Pemberian Obat:

    1. Mengikuti standar obat JPK Jamsostek

    2. Obat disediakan di Apotek yang ditunjuk

    3. Bila resep sesuai standar, apotek segera memberikan obat tersebut,

    dengan mengutamakan obat generik terlebih dahulu.

    4. Bila resep di luar standar, petugas apotek akan mengganti obat

    yang diresepkan dengan obat yang setara kandungan zat

    berkhasiatnya dengan obat standar Program JPK Jamsostek

    5. Bila resep obat di luar standar harganya lebih murah daripada

    standar obat JPK Jamsostek, obat langsung diberikan kepada

    peserta.

    Peserta membayar selisih harga obat di apotek, bila obat yang diresepkan

    tidak sesuai dengan obat standar Program JPK Jamsostek

    Setelah pelayanan selesai, tandatangani bukti pelayanan obat

  • 29

    Pelayanan Pemeriksaan Penunjang

    Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, membawa

    surat perintah pemeriksaan dari PPK I atau dokter spesialis disertai

    dengan:

    o fotocopy KPK ke bagian penunjang diagnostik tujuan

    Pemeriksaan khusus perlu disertai dengan surat jaminan (Formulir

    Jamsostek 6.c2) dari Kantor Cabang PT Jamsostek, membawa surat

    pengantar dari dokter untuk dibuatkan:

    1. CT Scan

    2. Echocardiografi

    3. Endoscopy

    4. radiologi disertai zat kontras

    5. treadmill

    6. USG.

    Serahkan surat jaminan PT Jamsostek (F6.c2) ke Tim

    Pengendali/Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit

    Membawa jaminan persetujuan pemeriksaan penunjang diagnostik untuk:

    Pemeriksaan di poliklinik penunjang diagnostik sesuai permintaan dokter

    spesialis.

    Setelah selesai pemeriksaan, peserta/keluarga menandatangani formulir

    Bukti Pemeriksaan dan Tindakan

    Hasil pemeriksaan penunjang disampaikan kembali ke PPK I atau ke

    dokter spesialis.

    Pelayanan Bersalin

    Peserta langsung dapat dilayani di Rumah Bersalin tanpa surat rujukan,

    bila pelayanan Dokter Keluarga yang dipilih berada dalam satu fasilitas

    yang sama.

    Bila Rumah Bersalin tidak berada dalam satu fasilitas dengan Dokter

    Keluarga yang dipilih, Peserta perlu membawa:

  • 30

    1. Surat rujukan dari Dokter Keluarga (Formulir Jamsostek 6.a1)

    untuk Rumah Bersalin

    2. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    Tidak dikenakan biaya, sepanjang sesuai dengan ketentuan JPK Jamsostek

    Persalinan dengan penyulit/komplikasi:

    o Rumah bersalin akan merujuk ke Rumah Sakit yang ditunjuk,

    mengikuti prosedur rawat inap

    Bayi baru lahir dengan penyulit/kelainan:

    0. Rumah bersalin akan merujuk ke Rumah Sakit yang ditunjuk

    1. Sertakan surat rujukan dari Rumah Bersalin, surat keterangan

    kelahiran, Kartu Pemeliharaan Kesehatan / keterangan sementara

    dari Kantor Cabang PT Jamsostek.

    Setelah selesai persalinan dan perawatan, lengkapi dokumen sbb:

    0. Tandatangani surat/formulir bukti persalinan/tindakan/perawatan

    (Formulir Jamsostek 6.b1)

    1. Surat keterangan bersalin dari Rumah Bersalin untuk disampaikan

    kepada Dokter Keluarga

    Pelayanan Rawat Inap

    Rawat inap diberikan atas dasar:

    1. Rujukan dari Dokter Keluarga (Formulir Jamsostek 6.a1)

    2. Rujukan Dokter Spesialis rawat jalan (Formulir Jamsostek 6.b2)

    3. Permintaan dari Instalasi Gawat Darurat untuk kasus-kasus gawat

    darurat (Formulir Jamsostek 6.b1)

    Dokumen yang diperlukan adalah:

    1. Surat Rujukan dari Dokter Keluarga atau Rumah Sakit lain atau

    Surat Perintah Rawat Inap dari Dokter Spesialis Rawat Jalan.

    2. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    3. Surat Keterangan Perawatan Rumah Sakit (Formulir Jamsostek

    6.c1) dari Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) atau

    Tim Pengendali Rumah Sakit

  • 31

    4. Surat Jaminan Rawat Inap (Formulir Jamsostek 6.c2) dari Kantor

    Cabang PT Jamsostek, selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung

    tanggal masuk rumah sakit

    Untuk kasus-kasus gawat darurat dapat langsung dirawat tanpa surat

    rujukan.

    Biaya:

    1. TIDAK dipungut biaya, sepanjang pelayanan sesuai standar JPK

    Jamsostek

    2. Selisih biaya pelayanan di luar standar JPK Jamsostek ditanggung

    oleh peserta

    3. Selisih biaya dilunasi pada saat akan meninggalkan Rumah Sakit.

    Setelah Perawatan di Rumah Sakit selesai, dan sudah diperbolehkan

    pulang, lengkapi dokumen:

    1. Resume Medik (Formulir Jamsostek 6.c5) dari dokter yang

    merawat di rumah sakit untuk disampaikan kepada Dokter

    Keluarga

    2. Tanda tanganilah formulir bukti pelayanan rawat inap

    Untuk kunjungan ke dokter spesialis, pasca perawatan di Rumah Sakit:

    1. Bawa fotokopi surat keterangan dokter/resume medis/surat jaminan

    rawat inap

    2. Untuk kunjungan ke dokter spesialis pertama kali pasca perawatan,

    tidak perlu surat rujukan dokter keluarga

    3. Untuk kunjungan ulangan ke dokter spesialis, perlu rujukan dari

    dokter keluarga

    Pelayanan Kacamata

    Kacamata diberikan sesuai indikasi medis

    Kacamata diperoleh di Optik yang telah bekerja sama dengan PT

    Jamsostek

    Dokumen pendukung:

  • 32

    1. Surat rujukan dari Dokter Keluarga untuk Dokter Spesialis Mata pada

    Rumah Sakit yang ditunjuk (Formulir Jamsostek 6.a1)

    2. Kartu Peserta Jamsostek (KPK) dan 1 lembar fotokopi

    3. Resep kacamata dari Dokter Spesialis Mata dilegalisasi oleh Kantor

    Cabang PT Jamsostek (Saat pengajuan, sertakan 1 lembar fotokopi resep

    kacamata, KPK dan surat rujukan)

    Setelah kacamata diperoleh, tandatangani formulir bukti pelayanan

    kacamata

    Pelayanan Prothesa Mata

    Prothesa mata diberikan sesuai dengan indikasi medis

    Prothesa mata diperoleh di Rumah Sakit yang telah bekerjasama dengan

    PT Jamsostek

    Peserta membayar terlebih dahulu, kemudian mengajukan penggantian

    kepada Kantor Cabang PT Jamsostek

    Dokumen pendukung:

    1. Surat rujukan dari Dokter Keluarga kepada Dokter Spesialis di

    Rumah Sakit (Formulir Jamsostek 6.a1)

    2. Surat keterangan tentang indikasi pemakaian prothesa mata dari

    Dokter Spesialis yang telah dilegalisasi oleh Kantor Cabang PT

    Jamsostek

    3. Kartu Peserta Jamsostek (KPK)

    Penggantian berikutnya dilakukan setelah TIGA tahun pembuatan pertama

    TIDAK ada penggantian untuk prothesa mata yang hilang/rusak sebelum

    waktunya.

    Setelah prothesa diperoleh, tandatangani formulir bukti pembuatan

    prothesa mata

  • 33

    Pelayanan Gigi Palsu

    Pelayanan diberikan di PPK 1 oleh Dokter Gigi (Puskesmas, Klinik

    Dokter Gigi)

    Dokumen yang diperlukan:

    o Kartu Peserta Jamsostek (KPK) + 2 lembar fotokopi

    Setelah selesai, tandatangani bukti pembuatan gigi palsu (Formulir

    Jamsostek 6.b1)

    Pelayanan Prothesa Anggota Gerak

    Pelayanan diberikan oleh Dokter Spesialis di Rumah Sakit yang

    bekerjasama dengan PT Jamsostek

    Khusus akibat kecelakaan kerja, prosedur pelayanan mengikuti prosedur

    jaminan kecelakaan kerja

    Dokumen yang diperlukan:

    1. Kartu Peserta Jamsostek (KPK)

    2. Surat Rujukan dari Dokter Keluarga kepada Dokter Spesialis di

    Rumah Sakit

    3. Surat Keterangan Indikasi Prothesa Anggota Gerak dari Dokter

    Spesialis yang telah dilegalisir oleh Kantor Cabang PT Jamsostek

    Setelah selesai, tandatangani bukti pembuatan prothesa anggota gerak

    (Formulir Jamsostek 6.b1)

    Peserta membayar terlebih dahulu dan kemudian mengajukan penggantian

    ke Kantor Cabang PT Jamsostek

    Pelayanan Alat Bantu Dengar

    Pelayanan diberikan oleh Dokter Spesialis Telinga Hidung dan

    Tenggorokan di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Jamsostek

    Dokumen yang diperlukan:

  • 34

    1. Kartu Peserta Jamsostek (KPK)

    2. Surat Rujukan dari Dokter Keluarga kepada Dokter Spesialis di Rumah

    Sakit

    3. Surat Keterangan indikasi alat bantu dengar dari Dokter Spesialis yang

    telah dilegalisir oleh Kantor Cabang PT Jamsostek

    Setelah selesai, tandatangani bukti pelayanan alat bantu dengar (Formulir

    Jamsostek 6.b1)

    Peserta membayar terlebih dahulu dan kemudian mengajukan penggantian

    ke Kantor Cabang PT Jamsostek

    Rujukan ke Luar Daerah

    Rujukan atas indikasi medik dari Rumah Sakit yang bekerjasama dengan

    PT Jamsostek untuk perawatan lanjutan daerah lain

    Rumah Sakit tujuan harus yang bekerja sama dengan PT Jamsostek

    Dokumen yang diperlukan:

    1. Surat Rujukan dari Dokter Spesialis ke Rumah Sakit yang ditujuk

    2. Resume medik

    3. Kartu Pelayanan Kesehatan

    4. Legalisasi Surat Rujukan dari Kantor Cabang PT Jamsostek

    dengan membawa resume medik

    5. Surat Pengantar dari Kantor Cabang PT Jamsostek asal ke Kantor

    Cabang PT Jamsostek di daerah yang dituju.

    Pelayanan Kesehatan Saat Bepergian/Dinas/Cuti

    Bepergian lebih dari tiga hari

    Peserta/keluarga peserta harus menghubungi Kantor Cabang PT Jamsostek

    di tempat yang dituju

  • 35

    Bila Bepergian ke tempat yang tidak ada Kantor Cabang PT Jamsostek,

    maka berlaku ketentuan:

    1. Peserta dapat berobat pada Rumah Sakit milik Pemerintah atau

    Pemerintah Daerah

    2. Peserta membayar terlebih dahulu dan kemudian mengajukan

    penggantian pada Kantor Cabang PT Jamsostek di mana peserta

    terdaftar

    3. Biaya perawatan yang ditanggung sesuai dengan standar yang

    ditetapkan

    Peserta dapat berobat langsung di Fasilitas Kesehatan yang TIDAK

    bekerjasama dengan PT Jamsostek dengan ketentuan:

    1. membayar terlebih dahulu, kemudian mengajukan klaim ke Kantor

    Cabang PT Jamsosatek tempat peserta terdaftar

    2. penggantian biaya pengobatan sesuai tarif PT Jamsostek di wilayah

    peserta berobat

    3. penggantian rawat inap maksimal 7 (tujuh) hari

    Peserta dapat berobat di Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan PT

    Jamsostek TANPA dipungut bayaran, dengan memperlihatkan dokumen:

    1. Kartu Pelayanan Kesehatan

    2. Surat Dinas/Cuti

    3. Legalisasi dari Kantor Cabang PT Jamsostek di tempat yang dituju

    4. Untuk kasus gawat darurat, peserta dapat langsung berobat

    sebelum melapor ke Kantor Cabang PT Jamsostek

    Rawat Inap di Rumah Sakit yang Tidak Bekerjasama dengan PT Jamsostek

    Berlaku untuk kasus gawat darurat atau saat bepergian/dinas/cuti

    PT Jamsostek menanggung biaya perawatan maksimal 7 hari

    Peserta membayar terlebih dahulu

    Penggantian sesuai standar PT Jamsostek

    Dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim ke Kantor Cabang PT

    Jamsostek:

  • 36

    1. Kwitansi asli

    2. Fotokopi Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    3. Fotokopi resep obat dan kwitansi apotek

    4. Surat keterangan dokter yang merawat berisi diagnosa,

    tindakan/perawatan dan resume medik

    5. Fotokopi hasil pemeriksaan penunjang

    Pelayanan Kesehatan Bagi Anggota Keluarga Berbeda Domisili

    Perusahaan mengajukan Surat permohonan kepada Kantor Cabang PT

    Jamsostek di mana tenaga kerja terdaftar

    Bagi anggota keluarga yang berbeda domisili, pendaftaran tetap dilakukan

    di Kantor Cabang PT Jamsostek di mana tenaga kerja terdaftar serta

    memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah domisili

    KPK bagi anggota keluarga yang berbeda domisili diterbitkan oleh Kantor

    Cabang PT Jamsostek setempat

    Anggota keluarga mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat domisili,

    dengan menunjukkan KPK atau menggunakan Formulir Jamsostek 1.a

    yang disahkan sementara kartu sedang dalam proses pembuatan.

    Pelayanan Klaim Perorangan

    Peserta dapat mengajukan klaimperorangan hanyapada kasus sebagai

    berikut:

    1. Kasus kegawatdaruratan atas indikasi medis

    2. Persalinan Normal di luar jaringan PPK Jamsostek

  • 37

    3. Persalinan penyulit dengan tindakan terencana, pemeriksaan

    kehamilan atau persalinan dilakukan di luar jaringan PPK diberi

    bantuan sebesar maksimal sesuai persalinan normal Rp. 500.000,-

    4. Pelayanan Khusus mencakup gigi palsu, mata palsu, alat bantu

    dengar, prothesa anggota gerak.

    Dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim kepada PT Jamsostek

    (Persero):

    1. Kwitansi asli

    2. Surat Rujukan dari Dokter Keluarga, kecuali untuk pelayanan

    gawat darurat tidak diperlukan surat rujukan

    3. Fotokopi Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    4. Fotokopi resep

    5. Fotokopi hasil pemeriksaan penunjang medis

    6. Surat Keterangan Dokter/resume medis

    7. Legalisasi surat keterangan dokter, fotokoi resep, fotokopi hasil

    pemeriksaan oleh Kantor Cabang PT Jamsostek

    PT Jamsostek (Persero) melakukan pemeriksaan terhadap berkas yang

    diterima, berkas klaim yang belum lengkap akan dikembalikan berikut

    catatan kekurangan berkas.

    Bila dianggap sudah memenuhi syarat maka klaim dapat diproses.

    Apabila setelah dilakukan verifikasi ternyata ada hal tertentu yang tidak

    dapat diproses (kurangnya informasi berkas klaim), maka PT Jamsostek

    akan menginformasikan melalui surat pemberitahuan atau telepon kepada

    peserta melalui perusahaan.

    PT Jamsostek melaksanakan pembayaran disertai dengan rincian

    pembayaran sesuai ketentuan setelah proses verifikasi klaim selesai.

    Pembayaran Kelebihan Biaya Pelayanan (IUR BIAYA)

    Bila berobat pada klinik Dokter Keluarga atau fasilitas pelayanan

    kesehatan lainnya selama masih mengikuti ketentuan PT Jamsostek, maka

    peserta tidak perlu lagi membayar.

  • 38

    Kelebihan biaya pelayanan ditanggung oleh peserta/keluarga

    Kelebihan biaya dibayarkan langsung oleh peserta/keluarga pada saat

    selesai berobat/perawatan dan akan meninggalkan Klinik/Dokter

    Gigi/Rumah Sakit/Apotek

    Kelebihan biaya pelayanan timbul akibat:

    o Perawatan di fasilitas yang bertarif lebih tinggi dari tarif Rumah

    Sakit yang bekerjasama dengan PT Jamsostek

    o Obat-obatan tidak termasuk dalam standar obat PT Jamsostek dan

    harganya lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh PT

    Jamsostek

    Untuk mendapatakan informasi dan keterangan lebih lanjut, hubungi

    Bagian Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) atau Tim Pengendalian di

    Rumah Sakit atau langsung ke Kantor Cabang PT Jamsostek.

  • 39

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Dari pembahasan yang telah diurai diatas, dapat disimpulkan

    bahwa prosedur klaim pada Jamsostek merupakan sebuah sistem yang

    cukup kompleks namun dibuat sesederhana mungkin agar mempermudah

    pelaksanaan dilapangan.

    Dalam mengajukan klaim pada Jamsostek semuanya melalui

    prosedur yang berlaku dalam Perundang-undangan. Jika tidak berhati-hati

    dalam tata cara klaim, bukan tidak mungkin akan timbul kesalahan yang

    dapat merugikan baik itu pihak jaminan sosial tenaga kerja maupun pihak

    tetanggung, yang dapat berujung pada sebuah tuntutan hukum di kemudian

    hari. Karena seperti kita ketahui sebuah perjanjian dapat mengandung

    unsur kekuatan hukum di dalamnya.

    Oleh sebab itu, perlu adanya prosedur klaim Jamsostek agar

    mempermudah perusahaan untuk melakukan klaim.

    Dalam pelaksanaan klaim Jamsostek tersebut, format/cara nya

    tidak jauh beda dengan klaim Jaminan yang ada di Jamsostek, tetapi untuk

    klaim Jaminan Pelayanan Kesehatan, ada sedikit perbedaan.

    B. SARAN

    Yang perlu di implementasikan di Indonesia adalah pemberlakuan

    penyeragaman formulir asuransi, agar format pengajuan klaim menjadi

    lebih mudah karena mengikuti satu jenis format yang dapat diberlakukan

    untuk semua perusahaan asuransi seperti yang telah berjalan di Amerika.

  • 40

    Serta perlu adanya sosialisasi untuk pengajuan klaim Jamsostek,

    agar tidak ada penyalahgunaan, dan kesulitan dalam mengklaimkan

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

    Dan juga perlu pengintegrasian antar perusahaan asuransi baik

    milik Negara maupun Swasta, sehingga tidak timbul beban ganda atau

    over utilization saat terjadi pengajuan klaim dari tertanggung

  • 41

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.jamsostek.co.id/info/subcontent.php?id=16&subid=25 (11 Mei 2013)

    http://pracinaira.blogspot.com/2013/04/klaim-kecelakaan-kerja-jamsostek.html

    (22 Mei 2013)

    Indonesia.Undang-Undang Nomor 1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    Indonesia.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenga

    kerja.

    Manulang, S. (1990). Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta :

    Penerbit Rineka Cipta.

    Mulyana, Deden. ( __ ). Handout : Manajemen Resiko dan Asuransi. Tasikmalaya

    : FE Unsil

    Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.

    Jakarta : PT.ASTEK.

    Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,

    Pembayaran iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek Depnaker RI.

    Jakarta : Depnaker

    PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI

    PESERTA Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (UU No. 3 Tahun 1992)

    (PROGRAM JAMSOSTEK) TAHUN 2008

    Purba, R. (1992). Memahami Asuransi Di Indonesia. Jakarta : PT. Pustaka

    Binaman Pressindo.

  • 42

    Suriaatmadja, S. (1995). Perkembangan PT. ASTEK dalam Jaminan Kesehatan.

    Makalah Pada Kongres IAKMI VIII tanggal 8 -11 Oktober 1995.

    Yogyakarta.

    Tim Penyusun Bahan-Bahan penyuluhan jaminan Sosial Tenaga Kerja. Prinsip

    dan Praktek JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

    Undang-Undang No. Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jakarta:

    PT. ASTEK

    ___________. ( __ ). JAMSOSTEK [Online] Tersedia :

    http://www.jamsostek.com. ( 6 Mei 3013)

  • 43

    LAMPIRAN

  • 44

  • 45

  • 46

  • 47

  • 48

  • 49

  • 50

  • 51

  • 52

  • 53

  • 54

  • 55