makalah smart antena

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi khususnya seluler,memungkin penyedia sarana telekomunikasi mampu menyediakan mutu pelayanan yang terbaik, cepat dan aman serta memiliki kejernihan dalam menyalurkan sebuah informasi.Dan dalam suatu komunikasi selluler, pastilah diperlukan sebuah sistem dan atau perangkat yang dapat digunakan hingga terciptanya sebuah komunikasi jarak jauh.Dalam hal ini perangkat yang diperlukan yakni suatu perangkat transmisi yang sudah tentu menggunakan antenna dalam perangkat tersebut. Namun pada aplikasinya tetap dihadapkan dengan tugas pemilihan antenna yang cocok untuk komunikasi tersebut. Dengan adanya sistem Smart Antenna, setidaknya membantu permasalahan yang terjadi dalam pentransmisian sehingga dapat diatasi dengan menngunakan beberapa metode.

Upload: noff-nofrizal

Post on 26-Sep-2015

424 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Semoga berguna!!!!

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi khususnya seluler,memungkin penyedia sarana telekomunikasi mampu menyediakan mutu pelayanan yang terbaik, cepat dan aman serta memiliki kejernihan dalam menyalurkan sebuah informasi.Dan dalam suatu komunikasi selluler, pastilah diperlukan sebuah sistem dan atau perangkat yang dapat digunakan hingga terciptanya sebuah komunikasi jarak jauh.Dalam hal ini perangkat yang diperlukan yakni suatu perangkat transmisi yang sudah tentu menggunakan antenna dalam perangkat tersebut. Namun pada aplikasinya tetap dihadapkan dengan tugas pemilihan antenna yang cocok untuk komunikasi tersebut. Dengan adanya sistem Smart Antenna, setidaknya membantu permasalahan yang terjadi dalam pentransmisian sehingga dapat diatasi dengan menngunakan beberapa metode.

1.2.Pokok Masalah.

Berdasarkan ulasan yang ada pada latar belakang diatas, maka dapat ditarik permasalahannya adalah Penggunaan Sistem Smart Antenna Dalam Komunikasi Selluler.

1.3.Tujuan penulisan.

Umum

Secara umum, ada beberapa tujuan yang ingin disampaikan dengan adanya makalah ini, yaitu ;

1. Untuk memahami pengertian dari Smart Antenna.

2. Untuk mengetahui sistem dari suatu Smart antenna.

Khusus.

Sedangkan tujuan secara umum yakni mengetahui apa dan bagaimana konsep kerja dari suatu Smart Antenna.

1.4.Manfaat Penelitian.

Manfaat penulisan diharapkan dapat membantu mengetahui fungsi dari Smart Antenna serta untuk mengetahui teknologi yang ada sehingga dapat dijadikan acuan dalam penggunaan Smart Antenna.

1.5.Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, pokok masalah, tujuan penulisan & manfaat penulisan..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas penerian tentang Smart Antenna, konsep dasar, sistem arsitektur dari suatu smart.

BAB III METODE

Membahas mengenai sumber data, metode pengolahan data, dan sistematika penulisan.

BAB IV PEMBAHASAN

Membahas tentang aplikasi dari Smart Antenna yang ada yang digunakan dalam transmisi Radio Frekuensi.

BAB V PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Smart Antenna

Defenisi suatu smart antena adalah suatu sistem antena komunikasi wireless digital yang difungsikan sebagai diversity dari Transmitter, Receiver, atau kedua-duanya. Di dalam komunikasi wireless, pada umumnya antena tunggal digunakan di pengirim, dan antena tunggal lain digunakan di tujuan. Hal ini disebut SISO (Single Input, Single Output). Ketika suatu gelombang elektromagnetic dihalangi sesuatu seperti bukit; jurang curam; bangunan; dan sebagainya, maka gelombang terserak, dan dengan begitu gelombang RF mengambil alur lain untuk sampai ke tujuan (Receiver). Terjadinya gelombang yang terhalanag tadi menyebabkan permasalahan seperti cut-out ( pengaruh karang).

Penggunaan smart antenna dapat mengurangi atau menghapuskan gangguan disebabkan oleh multipath fadding.

Penggunaan antenna dalam system Smart antenna dibagi dalam tiga kategori utama,

yakni ;

2.1.1 SIMO (Single Input,Multiple Output).

Di dalam SIMO teknologi, satu antena digunakan di sumber (Rx), dan dua atau lebih antena digunakan di tujuan (Tx).

2.1.2 MISO (Multiple Input,Single Output).

Di dalam MISO teknologi, dua atau lebih antena digunakan di sumber (Rx),dan satu antena digunakan di tujuan (Tx).

2.1.3 MIMO (Multiple Input, Multiple Output).

Di dalam MIMO teknologi, berbagai antena bekerja pada kedua-duanya sumber (Rx) dan tujuan (Tx). MIMO telah diminati belakangan baru-baru ini sebab teknologi ini tidak bisa hanya menghapuskan efek multipath propagasi yang kurang baik, tetapi dalam beberapa hal memiliki keunggulan.

2.2 Type Smart Antenna

Terminologi saat ini itu menyimpulkan berbagai aspek dari suatu teknologi system smart antenna, yaitu meliputi antenna intellegent, phased array, SDMA, spatial processing, digital beamforming, adaptive antenna systems, dan lainnya. Berikut adalah perbedaan antara kedua kategori utama dari smart antenna mengenai pilihan dalam strategi pentransmisian:

2.2.1 Switched Beam Antennas

System ini membentuk berbagai beam yang telah ditetapkan dengan heightened sensitivity khususnya arah. Sistem Antena ini mendeteksi kekuatan sinyal, kemudian memilih salah satu dari beberapa beam yang ditentukan tadi.

Antena directional membentuk pola desain physical dari elemen tunggal (seperti suatu antena sectorized), switched beam mengkombinasikan output dari berbagai antena sedemikian rupa untuk membentuk pola beam sectorized yang baik (directional) dengan spatial selectivity yang lebih konvensional.

Gambar 2.1 Switched Beam System Coverage Patterns (Sectors)

2.2.2 Adaptive Array Antennas

Teknologi Antena adaptip mengunakan berbagai signal-processing algoritma, sistem adaptip berguna secara efektif sebab mampu menempatkan berbagai jenis sinyal untuk dengan memperkecil gangguan dari interferensi dan memaksimalkan sinyal yang iinginkan. Kedua sistem memiliki keuntungan menurut okai dari user, namun sistem yang adaptip menyediakan keuntungan optimal secara serempak yakni mengidentifikasi, tracking, dan meminimalisasikan sinyal interferensi.

Gambar . Jangkauan Array Adaptip

Teknologi Antena adaptip mengunakan berbagai signal-processing algoritma, sistem adaptip berguna secara efektif sebab mampu menempatkan berbagai jenis sinyal untuk dengan memperkecil gangguan dari interferensi dan memaksimalkan sinyal yang iinginkan. Kedua sistem memiliki keuntungan menurut okai dari user, namun sistem yang adaptip menyediakan keuntungan optimal secara serempak yakni mengidentifikasi, tracking, dan meminimalisasikan sinyal interferensi.

Array adaptif mirip dengan array dinamis bertahap namun lebih 'cerdas' karena array adaptif lebih mempertimbangkan banyak faktor. Array adaptif beradaptasi dengan lingkungannya dengan memperhatikan perangkat akun lain dan mengganggu jalur sinyal beberapa. Mengganggu perangkat dapat 'diblokir' dengan mengurangi sinyal yang diterima membentuk elemen antena ke arah itu dan meningkatkan dalam diri orang lain. Beberapa jalur sinyal dapat dimanfaatkan dengan membentuk balok dalam arah dari jalur sinyal yang berarti sinyal gabungan dapat dibentuk dari beberapa balok. Ini memberikan sinyal jauh lebih baik untuk ransum kebisingan memberikan komunikasi yang lebih jelas ke perangkat.

Gambar . Adaptive antena array pola radiasi

2.3 Konsep Dasar Smart Antenna

Smart antenna merupakan kombinasi dari susunan elemen antena dengan

kemampuan pengolahan sinyal untuk mengoptimalkan daya pancar secara adaptif sesuai kondisi respon lingkungan sinyal tersebut.Dilakukan beberapa metode alam smart antenna ini, yakni ;

1. Desain fisiknya dapat dimodifikasi dengan menambahkan beberapa elemen.

2. Antena dapat menjadi suatu sistem antena yang dapat dirancang untuk sinyal geser (shift signal) sebelum transmisi pada masing-masing elemen,hal ini dilakukan agar antena mempunyai suatu pengaruh kombinasi. Konsep ini dikenal sebagai antena Phased Array.

3. Geser (shift signal) sebelum transmisi pada masing-masing elemen,hal ini dilakukan agar antena mempunyai suatu pengaruh kombinasi. Konsep ini dikenal sebagai antena Phased Array.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sumber Data

Adapun sumber data dalam penulisan yang dibuat yakni data sekunder yang didapat dengan menguntip dari seserapa artikel yang ada di beberapa situs internet mengenaismart antenna dan juga referensi dari laporan KP yang telah ada.

3.2 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakam study literature, yakni pengumpulan data melalui literature yang berhubungan engan penulisan ini, baik ari buku buku maupun browsing via internet yang kemudian disusun sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.

3.3 Flow Chart Penulisan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Umum.

Seperti dijelaskan sebelumnya tentang smart antenna, terbesit peertanyaan kenapa dan apa yang dilakukan smart antenna sehingga bisa dikataka smart. Karena,Suatu antena sederhana bekerja untuk suatu RF sederhana. Dan Smart Antenna memberi solusi yang diperlukan ketika banyaknya para pemakai, terjadi interferensi, dan kompleksitas propagsi. Dan Smart Antenna memiliki fasilitas pemrosesan sinyal digital.

Dengan kemajuan jaman modern dalam elektronika, format digital digunakan untuk menggerakkan RF data yang menawarkan banyak keunggulan dalam kaitan dengan ketelitian dan fleksibilitas operasional.

4.2 Implementasi Smart Antenna.

Dalam implementasi sebuah antenna transmisi, pada umumnya menggunakan sistem diversity. Salah satu metode diversity adalah dengan menggunakan dua kanal penerima yang bebas dari fading. Kemungkinan keduanya terpengaruh oleh fading dalam waktu yang bersamaan adalah kecil.

Metode ini membutuhkan 2 antenna Receiver pada Base Station untuk menerima signal yang sama (SIMO), oleh karena itu tidak terpengaruh perbedaan yang disebabkan oleh fading. Dengan memilih yang terbaik dari 2 signal, akibat fading bisa dikurangi.Ada dua cara untuk melakukan ini, yaitu :

4.2.1 Space Diversity

Jarak antara antena harus seperti hubungan signal di dua antenna, yaitu rendah.Hubungan adalah batas statistik yang menggambarkan persamaan dari signal.

4.2.2 Polarization Diversity

Antenna Dual Polarisasi adalah : sebuah perangkat antenna dengan 2 baris dengan unit fisik yang sama. Kedua baris itu bisa diatur dan diarahkan dengan berbagai cara selama rencana 2 polarisasi mempunyai performasi yang sama dengan penguatan dan contoh radiasi.

Dua bentuk yang biasa digunakan bersama yaitu : baris Vertikal dan Horizontal dan baris dalam kemiringan 45.

Gbr 4.2 Antenna Dual Polarization

4.3. Sistem Sectorized

Sistem Antena Sectorized mencangkup suatu area/sector dan membagi lagi dalam sektor yang dicakup oleh antena directional., masing-masing sektor diperlakukan sebagai suatu sel berbeda, Antena Sektoral meningkatkan reuse dari suatu frekwensi dalam sistem selular dengan mengurangi gangguan intrferensi potensial yang melintasi sel yang asli.

Gambar 4.2 Sectorized Antenna dan Coverage Patterns

4.4 Sistem Arsitektur Smart Antenna

Diasumsikan arah sinyal datang (DOA-Directional of Arrival) berasal dari sudut (,) relatif terhadap sumbu susunan. Implementasi perangkat di BTS algoritma smart antenna, salah satunya, eigenbeamforming algorithm dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Sistem Smart Antenna dengan Beigenbeamforming algoritma

4.5. Prinsip Dasar Smart Antena

Suatu susunan antena (array) yang identik dapat di atur arah radiasinya dengan mengubah parameter antara lain fasa dan/atau amplitude gelombang yang menuju ke tiap elemennya. Dengan mempergunakan pemroses sinyal dapat dihasilkan pola radiasi maximum kearah yang di ingini dan sekaligus membuat pola nol pada arah yang tidak di ingini. SmartAntena mempergunakan suatu susunan antena yang elemen-elemennya di hubungkan dengan suatu rangkaian terintegrasi.berikut ini memperlihatkan suatu susunan sembarang elemen antena dimana f merupakan sudut azimuth dan adalah sudut elevasi dari suatu gelombang datar yang mengenai antena. Dengan demikian berarti posisi horizontal pada = /2.

Untuk menyederhanakan analisis suatu susunan antena, di buat beberapa asumsi, antara lain;

Jarak antar elemen cukup kecil sehingga tidak terjadi perbedaan ampitudo dari sinyal yang di terima pada masingmasing element.

Tidak timbul kopling bersama antar element.

Semua gelombang datang di anggap terdiri dari gelombang datar.

Suatu gelombang datar yang mengenai susunan antena dari arah(,f), mempunyai beda fasa antara elemen ke m dan elemen yang berada pada titik asal adalah:

m = dm = (xm cossin + ym sinsin + cos ) .(1)

Dimana: = /2

Sistem antena smart terdiri dari beberapa bentuk sistem yaitu susunan antena, pengatur fasa dan suatu processor adaptive untuk penentuan bobot,digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Gambar geometri untuk penentuan arah datangnya sinyal

Secara umum susunan antena terdiri dari sejumlah elemen yang dapat didistribusikan dalam bentuk berbagai pola, biasanya susunan tersebut terdiri dari antena linear yang mempunyai jarak sama (linear equally spaced), uniform, co-polarized, penguatan elemen rendah dandiorientasikan pada satu arah yang sama. Suatu susunan antena yangmempunyai jumlah elemen M yang seragam, di orientasikan sepanjang sumbu x dengan jarak antar elemen x di gambarkan seperti gambar pada halaman berikut :

Gambar 2. Konfigurasi model antena linear serta mempunyai jarak sama

Yang mana, di letakkan pada sumbu x, menerima gelombang datar dari arah (,f). Tiap cabang dari susunan antena mempunyai elemen bobot, wm yang masing-masing mempunyai besaran dan fasa. Misalkan suatu gelombang datar s(t) mengenai susunan antena dari sudut (q,f) relative terhadap sumbu dari susunan antena. Di asumsikan semua elemen susunan antena adalah isotropic yang mempunyai penguatan kesegala arah (Joseph, 1999:87). Dengan mempergunakan persamaan (1), dengan xm = m x, signal yang di terima pada elemen antena yang ke m adalah:

Sehingga faktor susunan antena menjadi:

Dalam hal ini gelombang mengenai susunan antena seperti pada gambar adalah pada bidang x-y (horizontal) sehingga = /2. Ini adalah pendekatan yang umum dilakukan untuk antena sistem selular dan PCS (Zhigang, 1997: 15). Gambar 3.dibawah ini merupakan plot faktor susunan antena dengan susunan seperti pada gambar 2. dengan mempergunakan bobot seperti yang di uraikan pada persamaan (4).

Gambar 3. Plot faktor susunan antenna

Faktor susunan antena yang diperlihatkan pada gambar ialah untuk o = 450dan 800, dengan mengubah-ubah parameter, o, berkas gelombang elektromagnetik dapat di arahkan sesuai dengan ke inginan. Yang terpenting adalah membuat substitusi sebagai berikut :

Cos = cos sin

Dimana adalah sudut datang dari gelombang yang diukur dari sumbu x, dengan cara yang sama diukur dari sumbu z. Umum nya pola radiasi dari faktor susunan antena merupakan fungsi dan . Bila pola medan radiasi dari dari tiap elemen susunan antena adalah ga(,) dan tiap elemen adalah identik serta di orientasikan kearah yang sama, maka pola medan total dari susunan antena adalah:

F (,) = f (,) ga (,) (7)

Di asumsikan gelombang yang mengenai tiap elemen antena mempunyai polarisasi yang sama sehingga tidak terjadi polarization loss(Balanis,..................).

Untuk memudahkan pekerjaan di gunakan notasi vektor bobot:

w = w0 .........wM-1H (8)

Sinyal-sinyal dari tiap elemen antena di kumpulkan dalam vektor data sbb:

u = u0 (t).........uM-1(t)T (9)

Dengan demikian output dari susunan antena z(t) dapat dinyatakan sebagai inner product dari vektor bobot, w dan vektor data, dimana:

u(t), z(t) = wH u(t) (10)

Faktor susunan antena pada arah (,) menjadi :

f (,) = wH a(,) (11)

Vektor a(,) di sebut steering vektor pada arah (,) Bila gelombang datang dari arah seperti pada gambar 2., maka steering vektor, menyatakan fasa dari sinyal yang berada pada masing-masing elemen relatif terhadap fasa dari sinyal pada elemen referensi (elemen 0). Dengan persamaan 3., steering vektor menjadi:

a(,) = 1 a1 (,) ..........a M-1(,)T (12)

dimana:

am (,) = e -j(xm cos()sin () + ym sin () sin () + zm cos ()) (13)

Satu set steering vektor, untuk semua harga q dan f disebut array manifold. Pasangan sudut (q,f) disebut Direction of Arrival (DOA) dari sinyal. Untuk memudahkan biasanya komponen-komponen sinyal banyak jalur (multipath) yang menuju Base Station di asumsikan pada bidang horisontal, q = p/2 , sehingga dengan demikian , hanya f yang menyatakan arah dari datangnya sinyal (DOA) (Ryuji, 1998: 89).

a. Penentuan harga w (faktor bobot).

Suatu cara yang sederhana berikut ini menunjukkan bagaimana menghitung faktor bobot, dimana sinyal dari suatu arah tertentu dapat di di terima dan pada saat yang bersamaan sinyal multipath dari arah yang lain di hindari. Gambar 4. halaman berikut memperlihatkan konfigurasi susunan antena untuk mendapatkan sinyal yang diingini dan menghindari sinyal yang tidak diingini (sinyal multipath). Misalkan sinyal yang di ingini datang dari arah sudut = 00 dan dinyatakan dengan persamaan p(t) = P sin 0t, dan sinyal yang lain berupa sinyal multipath datang dari sudut = /6 radians dan dinyatakan dengan n(t) = N sin 0t

Pada suatu titik di tengah antara kedua antena sinyal diingini dan sinyal multipath dianggap mempunyai fasa yang sama. Antena pada contoh berikut, mempergunakan dua buah antena omnidirectional yang disusun dengan jarak /2. Kedua sinyal yang diterima oleh tiap elemen di kalikan dengan suatu faktor bobot variable, w, dimana tiap satu faktor bobot di delay sebesar T/4, keempat sinyal yang telah di kalikan dengan faktor bobot kemudian di jumlahkan sehingga didapat output dari susunan antena tersebut. Sehingga output dari susunan antena yang disebabkan oleh sinyal yang diingini adalah;

P[(w1+ w3) sin 0t + (w2 + w4) sin(0t - /2)]. (14)

Untuk membuat output menjadi sama dengan output yang diinginkan p(t) = P sin 0t, maka perlu dibuat:

w1+ w3 = 1 (15)

w2 + w4 = 0 (16)

Dengan titik referensi di tengah antara kedua antena, maka time delay relatif dari sinyal yang stidak di ingini (multipath) pada kedua antena adalah T/4 sin /6 = T/8, yang merupakan pergeseran fasa sejauh /4 padafrekuensi f 0 .

Output susunan antena yang disebabkan oleh sinyal yang tidak di ingini (multipath) pada sudut = /6 adalah:

N[w1 sin (0t - /4) + w2 sin (0t - 3/4) + w3 sin (0t + /4) + w4 sin (0t - /4)] (17)

Oleh karena output ini tidak di kehendaki maka output harus memberikan hasil = 0 sehingga didapat;

w1+ w 4= 0 (18)

w2 w3 = 0 (19)

Dari ke empat persamaan ini dapat dicari w, sehingga di dapat:

w1 = ; w2 = ; w3 = ; w4 = -

Gambar 5. Pola radiasi untuk 20 elemen antena

Dengan sejumlah faktor bobot ini, susunan antena akan mempunyai karakterisitik yang diingini, yaitu menerima sinyal dari arah yang di inginidan menghindari sinyal dari arah yang tidak di ingini (multipath). Perhitungan bobot selanjutnya untuk membuat sistem ini menjadi adaptive dengan f mempergunakan algorithma LMS (least mean square) (Widrow, 1985: 78). Dimana error di perkecil terus menerus dengan membandingkan output terhadap suatu response yang diingini.

e(t) = d(t) s(t) (20)

Teknologi smart antenna yang telah dikembangkan,Switched Beam dan Adaptive Array:

Gambar 2.3 Perbandingan antara (a) Switched Beam (b) Adaptive Array

4.7.Susunan Antena

Dalam perencanaan, yang sering digunakan adalah susunan antena sejenis karena elemen-elemen susunan merupakan antena yang sama/identik yaitu dengan diagram arah pada variasi dan . Susunan dari sejumlah n antena-antena sejenis dapat diperhatikan sebagai susunan sejumlah n sumber isotropik dengan catuan arus dan fasa tertentu, sehingga memiliki diagram arah dan fasa yang terkoreksi dari diagram susunan isotropiknya. Pada susunan antena yang sejenis dapat dipergunakan prinsip perkalian diagram sedangkan untuk nonisotropis atau tak sejenis berlaku pada prinsip perkalian diagram.

AP=AF x SP (2.1)

Gambar 2.2 Perkalian Diagram Arah (a) Single Pattern, (b) Array Factor,

(c) Array Pattern

4.7.Manfaat Teknologi Smart Antena

Ada pun manfaat teknologi smart antenna adalah sebagai berikut :

1. Pengurangan co-channel interferensi

Pintar antena memiliki properti spasial filtering untuk fokus memancarkan energi dalam bentuk sempit balok hanya dalam arah yang diinginkan pengguna mobile dan tidak ada arah lain. Tambahan mereka juga memiliki nulls dalam pola radiasi mereka ke arah pengguna ponsel lain di sekitarnya. Oleh karena itu sering ada diabaikan co-channel interferensi.

2. Rentang peningkatan

Karena antena cerdas mempekerjakan koleksi elemen individu dalam bentuk array mereka menimbulkan balok sempit dengan keuntungan meningkat bila dibandingkan dengan antena konvensional menggunakan kekuatan yang sama. Peningkatan laba menyebabkan peningkatan jangkauan dan cakupan dari sistem. Oleh karena itu BTS lebih sedikit diperlukan untuk mencakup wilayah tertentu.

3. Peningkatan kapasitas

Antena cerdas memungkinkan pengurangan co-channel interferensi, yang menyebabkan peningkatan faktor frekuensi reuse. Itu adalah antena cerdas memungkinkan lebih banyak pengguna untuk menggunakan frekuensi yang sama spektrum pada saat yang sama membawa tentang peningkatan luar biasa dalam kapasitas. 4. Pengurangan daya yang ditransmisikan

Biasa antena memancarkan energi ke segala arah mengarah ke pemborosan listrik.Relatif pintar antena memancarkan energi hanya dalam arah yang diinginkan. Oleh karena itu kurang daya diperlukan untuk radiasi pada base station. Pengurangan daya yang ditransmisikan juga menyiratkan pengurangan gangguan terhadap pengguna lain.

5. Pengurangan handoff

Untuk meningkatkan kapasitas dalam jaringan selular ramai, padat sel lebih lanjut rusak ke dalam sel mikro untuk memungkinkan peningkatan faktor reuse frekuensi. Hal ini menyebabkan sering handoffs, karena ukuran sel lebih kecil. Menggunakan antena cerdas di base station, tidak ada kebutuhan untuk membagi sel karena kapasitas ditingkatkan dengan menggunakan balok tempat independen. Oleh karena itu, handoffs jarang terjadi, hanya ketika dua balok menggunakan frekuensi yang sama saling silang.

6.Mitigasi efek multipath

Antena cerdas dapat menolak komponen multipath sebagai gangguan, sehingga mengurangi nya Efek dari segi memudar atau dapat menggunakan komponen multipath dan menambahkannya konstruktif untuk meningkatkan kinerja sistem.

7. Kompatibilitas

Teknologi antena cerdas dapat diterapkan ke berbagai teknik multiple access seperti TDMA, FDMA, dan CDMA. Hal ini kompatibel dengan hampir semua metode modulasi dan bandwidth atau pita frekuensi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan yangada, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan,antara lain ;

1. Konsep penggunaan multiple antenna dan pengolahan sinyal inovatifberfungsiuntuk melayani sel dengan cermat dan dengan adanya Digital Signal Processors ( DSPS), general-purpose processors( dan ASICS), dan teknik software-based inovatif signal-processing ( algoritma) maka didesain sebuah sistem yang dinamakan Smart Antenna yang praktis untuk sistem komunikasi selular.

2. Ketika spektral solution terus meningkat dalam suatu bisnis sangat mendesak, sistem ini menyediakan coverage lebih besar untuk masing-masing lokasi sel, dan interferensi apat iminimaliskan, serta peningkatan kapasitas substansiil.

5.2 Saran.

Saran saran yang diambil dalam kesimpulan ini adalah :

1. Haruslah memahami Smart Antenna, sehingga teknologi dalam pentransmisian dapat diketahui.

2. Sistem Smart Antenna merupakan sistem yang telkah digunakan dalampentransmisian, maka kegunaan haruslah imbang engan fungsi sehingga dapat menghemat.