makalah sistem politik dan peran perempuan

27
BAB 1 PENDAHULUAN Sepanjang sejarah kehidupan manusia, Timur tengah merupakan kawasan yang kaya akan peradaban. Peradaban dunia yang diyakini dan telah dibuktikan keabsahannya lahir dari kawasan ini. Adam dan Hawa, nenek moyang manusia dipertemukan kembali oleh Allah di kawasan ini, dengan kehidupan momad, beranak- pinak dan akhirnya menyebar ke berbagai kawasan dunia hingga pada generasi kita seakrang. Di zaman yang lebih modern dan tatanan kehidupan yang lebih mapan, perabadan Mesir kuno menjadi rujukan bahwa Timur Tengah merupakan pusat peradaban dunia. Walaupun mampu membentuk peradabannya sendiri, peradaban Timur tengah diperkaya oleh hasil asimilasi dan benturan kebudayaan asing yang silih berganti merebut dan menduduki. Sebut saja, Persia dan Romawi, dua kekuatan dunia yang tak pernah bosan mengangkangi kawasan lahirnya tiga agama Samawi. Sejak kerajaan Israel didirikan di Palestina pada 1200 SM hingga lahirnya era Islam dibawah panji-panji kerasulan Muhammad. Asimilasi dan benturan-benturan kebudayaan tersebut pada akhirnya mewarnai pola kehidupan masyarakat, baik kehidupan di ranah bawah, maupun ranah golongan atas dalam bentuk komunitas sosial lebih besar, yaitu pemerintahan. Hingga era Islam-pun, 1

Upload: inas-afifah-zahra

Post on 12-Apr-2016

48 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sistem Politik dan Peranan Perempuan di Timur Tengah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

BAB 1

PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, Timur tengah merupakan kawasan yang kaya

akan peradaban. Peradaban dunia yang diyakini dan telah dibuktikan keabsahannya lahir dari

kawasan ini.

Adam dan Hawa, nenek moyang manusia dipertemukan kembali oleh Allah di

kawasan ini, dengan kehidupan momad, beranak-pinak dan akhirnya menyebar ke berbagai

kawasan dunia hingga pada generasi kita seakrang. Di zaman yang lebih modern dan tatanan

kehidupan yang lebih mapan, perabadan Mesir kuno menjadi rujukan bahwa Timur Tengah

merupakan pusat peradaban dunia.

Walaupun mampu membentuk peradabannya sendiri, peradaban Timur tengah

diperkaya oleh hasil asimilasi dan benturan kebudayaan asing yang silih berganti merebut dan

menduduki. Sebut saja, Persia dan Romawi, dua kekuatan dunia yang tak pernah bosan

mengangkangi kawasan lahirnya tiga agama Samawi. Sejak kerajaan Israel didirikan di

Palestina pada 1200 SM hingga lahirnya era Islam dibawah panji-panji kerasulan

Muhammad.

Asimilasi dan benturan-benturan kebudayaan tersebut pada akhirnya mewarnai pola

kehidupan masyarakat, baik kehidupan di ranah bawah, maupun ranah golongan atas dalam

bentuk komunitas sosial lebih besar, yaitu pemerintahan. Hingga era Islam-pun, warna dan

corak pemerintahan masih sangat kental akan warisan sistem pemerintahan

sebelumnya,terutama sistem monarki-nya. Warna lainya, terjadi pada awal kelahiran era

Islam, Muhammad dan Khulafa` al Rasyidin membentuk corak yang berbeda, dengan

teokrasinya. Dengan hukum Tuhan yang diberlakukan, keadalilan, hak dan kewajiban warga

negara terjamin. Bahkan mulai masa tersebut, perempuan dalam bermasyarakat dan sistem

pemerintahan diperankan dengan baik.

Dalam paper ini, akan dipaparkan sistem pemerintahan yang berlaku di kawasan

Timur Tengah, dimulai era Islam hingga sekarang. Juga di dalamnya dipaparkan peran

perempuan dalam kehidupan bermasyarakat dan kepemimpinannya. Sehingga diharapkan di

kemudian hari, paper ini dapat menjadi rujukan bagi generasi selanjutnya

1

Page 2: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

BAB 2

PEMBAHASAN

“SISTEM POLITIK DAN PERAN PEREMPUAN DI TIMUR TENGAH”

A. Politik

1. Pengertian Politik

Politik dalam bahasa arab bermakna “siyasah”. Secara umum kata politik

dapat didefinisikan sebagai “pengaturan urusan masyarakat / rakyat / publik / bangsa,

baik didalam maupun di luar negeri dengan hukum-hukum tertentu dan dilakukan

secara praktis oleh penguasa / pemerintah, dikontrol dan diawasi oleh masyarakat”1.

Pengertian ini diungkapkan oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam bukunya An

Nizhom Hukmi fil Islam.

Menurut An-Nabhani, pengertian pokok politik meliputi konsep penguasa

(hukam, sulthon); pengaturan urusan rakyat (ri’ayah); penerapan aturan, baik di

dalam maupun diluar negri (tatbiq ahkam); serta koreksi dan kontrol rakyat

(muhasabah).

2. Ideologi Politik

Konsep berpolitik dibangun atas ideologi atau paradigma berpikir tertentu.

Karena itu, menjadi hal yang penting bagi setiap individu untuk mengetahui konsep

berpolitik yang baik dan benar.

Ideologi adalah pemikiran mendasar yang melahirkan sekumpulan sistem

aturan. Ideologi ibarat pohon dan mata air. Pohon memiliki akar (akidah) yang

melahirkan cabang, daun, dan buah (sistem). Mata air adalah sumber (akidah) dari

aiar yang keluar dari mata air (sistem). Jadi unsur ideologi ada dua, yaitu keyakinan

(akidah) dan aturan (syariat), serta pemikiran (thought) dan metode (method) yang

mewujudkan pemikiran itu.

Ada tiga macam ideologi di dunia yang terklasifikasikan, yaitu kapitalisme,

sosialisme-komunisme, dan Islam. Sekilas tentang ketiganya dan sekaligus

memberikan penilaian terhadap kebenaran ideologi tersebut. Sebab, dari ideologi-

1 An Nabhani, Taqyuddin. 1969. Mafahiim Siyasiyyah. Darul Ummah : Lebanon. hal. 30

2

Page 3: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

ideologi inilah yang akan membuat pandangan seseorang tentang politik berbeda.

Berikut ini adalah tabel perbandingan ideologi politik untuk dicermati:

Ideologi/Aspek Kapitalisme Sosialisme-Komunisme

Islam

Landasan Pikir/ Akidah

Sekularisme Materialisme Iman/Tauhid

Sejarah Pertentangan gereja dan Intelektual

Sintesa Marxisme-Leninisme

Wahyu Allah kepada Rasulullah

Peraturan Realitas Dialektika alat produksi Al-Qur’an dan SunnahPandangan tentang

MasyarakatIndividualisme Kolektifisme Keseimbangan

Individu dan masayarakat

Tolak Ukur

Perbuatan

Materi Manfaat Halal-Haram

Penerapan Aturan Negara Negara Individu, Masyarakat, Negara

Kesesuaian dengan

Akal

Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai

Kesesuaian dengan Fitrah

Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai

Kesimpulan Tidak Layak Tidak Layak Layak

Tabel 1Tabel Perbandingan Ideologi Politik

3. Pemikiran Politik

Pemikiran politik didefinisikan sebagai pemikiran yang berkaitan dengan

pengaturan dan pemeliharaan urusan rakyat. Pemikiran ini terbagi dalam beberapa

aspek, diantaranya :

a. Aliran Politik

Aliran politik yang berkembang saat ini terbagi dua, yaitu Politik-Islam

(Modernis) dan Islam-Politik (Fundamental).

Dalam pemikiran politik-Islam, Agama yang direpresentasikan oleh khalifah

cenderung mensubordinasi negara atau kehidupan politik di kedua dinasti

(Umayyah dan Abbasiyah), yang tidak memisahkan agama dan negara.

Sedangkan Pemikiran Islam-politik yang melandasi praktik politik dari

berbagai kelompok Islam dewasa ini tidak akan mudah ditelusuri dan dipetakan

tanpa disertai dengan adanya pengetahuan yang memadai tentang sejarah

3

Page 4: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

perjalanan pemikiran politik Islam sejak masa paling awal atau masa Nabi hingga

masa modern sekarang.

b. Pemikiran Tokoh Politik Islam

Abu Nasr Muhammad Al-Farabi (870 M – 950 M)

Sejalan dengan Plato, aristoteles, dan Ibn al-Rabi, Al-Farabi

berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai

kecenderungan untuk bermasyarakat karena tidak mungkin memenuhi

kebutuhan sendiri tanpa melibatkan bantuan dan kerja sama dengan orang lain.

Menurut Al-Farabi, politik ada dua macam, yaitu: Pertama,

pemerintahan yang menegakkan tindakan-tindakan sadar, cara hidup, disposisi

positif, yang dengan cara demikian kebahagiaan dapat tercapai, dalam hal ini

terwujud dalam pemerintahan utama di mana kota-kota dan bangsanya tunduk

pada pemerintah. Kedua, Pemerintah yang menegakkan sesuatu yang

diasumsikan sebagai kebahagiaan padahal bukan, inilah pemerintah jahiliyah.

Pemerintah kedua ini bentuknya beraneka ragam, bila yang dikejar

kehormatan tersebut timokrasi dan bila tujuan lain yang dikejar maka namanya

sesuai dengan tujuan.2

Dalam merealisasikan negara, Al-Farabi menfokuskan perhatiannya

kepada kepala negara, kedudukan kepala negara sama dengan kedudukan bagi

badan yang merupakan sumber koordinasi oleh karena itu, pelerjaan kepala

negara tidak hanya bersifat politis melainkan meliputi etika sebagai

pengendali “way of life”. Al-Farabi ingin menggambarkan pentingnya bagi

kepala negara untuk membersihkan jiwanya dari berbagai aktivitas hewani

seperti korupsi, manipulasi, tirani yang merupakan aktualisasi pemerintahan

jahiliyah, pemerintahan apatis dan sesat.3

Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (1058 M – 1111 M)

Menurut Al-Ghazali, Profesi Politik Mempunyai Tiga Departemen :

(1) Agraria, untuk menjamin kepastian hak atas tanah; (2) Hankam, untuk

menjamin keamanan dan pertahanan negara; dan (3) Kehakiman dan

2 Abu Nasr Al-Farabi. 1964. As-Siyasah al-Madaniyah. Bayrut al-Matba'ah al-Kathulikiyah. hal. 303 Didik Adriawan, Al-Farabi dan Pemikirannya, http://didikandriawan.blogspot.com/2010/01/al-farabi-

dan-pemikirannya, diakses 17 Desember 2014, jam 11.58 WIB

4

Page 5: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

kejaksaan, untuk menyelesaikan sengketa dan keserasian hubungan antar

warga negara.

Teori Kepemimpinan Negara menurut Al-Ghazali adalah bahwa

kewajiban mengangkat seorang kepala negara bukan berdasar rasio, teapi

berdasar keharusan agama. Faktor keamanan tidak akan tercapai tanpa adanya

penguasa yang ditaati, oleh karena itu agama dan penguasa sangat erat

kaitannya, agama adalah fundamen sementara penguasa adalah pelindungnya.

Operasionalisasi tata aturan dunia tidak akan terjamin kecuali ada kepala

negara yang ditaati, Ghazali mengatakan bahwa agama bukan hanya mengatur

kehidupan individu melainkan juga kehidupan sosial.

Al-Ghazali mensyaratkan kepala negara, antara lain harus merdeka,

laki-laki, mujtahid, berwawasan luas dan adil, dewasa, bukan orang fasik atau

jahil.

Abdurrahman Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M)

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa peranan politik dalam kehidupan

masyarakat amat penting dan menentukan. Politik mengajarkan suatu

mekanisme yang harus digunakan manusia dalam mencapai keselamatan dunia

dan akherat. Tanpa kehidupan politik kehidupan manusia akan kacau. Negara

memerlukan penguasa, tanpanya kehidupan masyarakat akan berada dalam

situasi kacau, penuh anarkis dan akan mengancam eksistensi manusia. Oleh

sebab itu tugas politik dan penguasa adalah untuk menegakkan moralitas,

keadilan, kesejahteraan dan keagamaan.

Ibnu Khaldun mensyaratkan kepala negara, antara lain harus berilmu

pengetahuan, sanggup melaksanakan hukuman yang ditetapkan undang-

undang, berlaku adil, sehat panca indera, tidak mutlak keturunan Quraisy.

Tiga corak kepemerintahan menurut Ibnu Khaldun, yaitu: (1) suatu

pemerintahan yang mengikuti hawa nafsu, sewenang-wenang dan monopoli;

(2) emerintahan yang mengendalikan kepada rekayasa akal pikiran dalam

mewujudkan kemaslahatan dunia dan menghapuskan kemelaratan; dan (3)

pemerintahan yang mengikuti ajaran agama dalam mewujudkan kemaslahatan

dunia dan akhirat.4

4 A Rahman Zainuddin. 1992. Kekuasaan dan Negara; Pemikiran Politik Ibnu Khaldun, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

5

Page 6: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

Pemikiran Politik Kontemporer di Timur Tengah

Sejumlah pemikiran yang cukup penting terdapat di Timur Tengah,

mulai dari pemikiran Mesir Kuno, pemikiran yang terdapat di Mesopotamia,

pemikiran Funisia, pemikiran Syiria Lama dan lain sebagainya. Tidak kurang

pentingnya adalah pemikiran-pemikiran yang bermuara pada agama-agama

besar monoteis yang lahir di Timur Tengah. Namun pemikiran yang dominan

di Timur Tengah dan dianggap sangat menentukan dewasa ini adalan

Zionisme, Nasionalisme Arab, ideology kiri dan Islam.

Diantara pemikiran-pemikiran itu, zionisme merupakan yang tertua,

bukan saja karena akarnya yang terdapat dalam agama Yahudi, akan tetapi

dalam kaitanya dengan kawasan Timur Tengah, Zionisme merupakan

pemikiran pertama yang mempunyai tujuan pasti di sana, yaitu mendirikan

suatu negara bagi Yahudi di Palestina, dimana orang-orang Yahudi yang

tertindas di seluruh dunia dapat pulang ke tanah air dan negara mereka

(Laqueur 1969). Tanah Palestina ini adalah milik mereka, karena tanah itu

telah dijanjikan Tuhan kepada mereka semenjak kira-kira empat ribu tahun

yang lalu, dan dalam sejarah, mereka memang beberapa kali pernah tinggal di

sana, di sebagiannya, walaupun bukan di seluruhnya.

Pemikiran Kiri yang bersumber dari marxisme seperti komunisme dan

sosialime, mendapat tempat yang penting di Timur Tengah yang umumnya

merupakan negara-negara yang baru merdeka dari Penjajahan Barat. Israel

menyatakan sebagai negara sosialis, dan disana terdapat partai komunis, walau

tidak berkembang. Nasser dengan partai Baathnya menjadikan sosialisme

salah satu soko guru dari pemikiran social dan politik mereka.

4. Pranata Politik

Pranata politik diartikan sebagai serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun

tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau

negara. Pranata-Pranata tersebut diciptakan untuk mengatur penyelenggaraan

pemerintahan Negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hirarki berikut

ini :

a. Pancasila

b. Undang-Undang Dasar 1945

6

Page 7: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

c. Ketetapan MPR

d. Undang-Undang

e. Peraturan Pemerintah

f. Kep.Pres

g. Keputusan Menteri

h. Peraturan Daerah5

Adapun fungsi atau peran dari pranata politik adalah sebagai berikut :

a. Pelindung dan penyaluran aspirasi/hak asasi manusia; sesuai dengan UUD’45,

bahwa masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hukum dan

pemerintahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka rakyat berhak berpolitik

sejauh tetap mematuhi kaidah-kaidah politik yang telah ditetapkan.

b. Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat, dalam hal ini rakyat secara

langsung mulai dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan. Rakyat ditempatkan

sebagai subjek dan bukannya objek kebijakan. Dengan cara ini, akan dapat

tercapai keberhasilan pembangunan dan meningkatkan stabilitas sosial.

c. Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat , hal ini terlihat dari

meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam pemilu , kesadaran dlm mengawasi

jalanya pemerintahan, dan adanya tuntutan transparasi dan akuntabilitas

pemerintahan.6

Judul: Pengertian dan Fungsi Pranata Politik ; Ditulis oleh Aldhinya Aldh

B. Sistem Pemerintahan

1. Pengertian

Sistem pemerintahan adalah sebuah proses untuk menjaga kestabilan

masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga

fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan

sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana

seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan

tersebut.7

5 Gilang Ardi Lazawardi Ilham. Pranata Politik, http://scientistofsocial.blogspot.com/2011/09/pranata-politik.html, diakses 17 Desember 2014, jam 10.35 WIB

6 Ibid7 Sistem Pemerintahan, http://sistem-pemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/12/sistem-

pemerintahan.htm, diakses 18 Desember 2014, jam 09.48 WIB

7

Page 8: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

2. Jenis-Jenis Sistem Pemerintahan

Adapun jenis-jenis pemerintahan di Timur Tengah dapat di klasifikasikan dalam

beberapa bentuk :

a. Teo - Demokrasi

Teokrasi dan Demokrasi adalah dua hal yang berbeda. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Teokrasi merupakan sistem pemerintahan negara berdasarkan

kepercayaan bahwa Tuhan langsung memerintah negara atau hukum negara yang

berlaku adalah hukum Tuhan atau pemerintahan dipegang oleh ulama atau

organisasi keagamaan8. Adapun Demokrasi merupakan bentuk atau sistem

pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara

wakilnya9.

Proses pemilihan khalifah adalah contoh yang paling pantas memprentasikan

pemerintahan Tuhan di bumi yang dilakukan melalui proses musyawarah mufakat.

Hal ini merupakan bentuk demokrasi. Masyarakat melalui wakil-wakilnya yang

berkompeten (Syuro) berhak menentukan siapa yang menjadi pemimpin

negaranya. Produknya adalah terpilihnya seorang yang paling layak dan paling

cakap untuk melaksanakan sebuah pemerintahan teokrasi.

Keempat khulafa al Rasyidin yang silih berganti memimpin tersebut dipilih

oleh umat atas kecakapan dan kelayakan yang dijamin dan diunggulkan dari

kandidat-kandidat yang lain. Kedudukannya sebagai pemimpin atas pemerintahan

teokrasi menempatkan dirinya tak hanya sebagai pemimpin umat, akan tetapi juga

representasi pemerintahan Tuhan/wakil Tuhan di muka bumi. Ini senada dengan

pendapat Imam Ghazali bahwa seorang kepala negara merupakan bayang-bayang

Tuhan di bumi, Jabatannya merupakan sesuatu yang muqaddas/suci. Lebih lanjut,

Imam Ghazali berpendapat bahwa agama dan pemimpin negara seperti ibarat dua

anak kembar, agama adalah pondasi dan pemimpin negara adalah penjaganya.

Sehingga dalam sistem pemerintahan teokrasi kapabelitas dan kualitas seorang

pemimpin harus benar-benar diperhatikan. Sehingga dengan begitu, faktor

regenerasi yang menghasilkan putra terbaiklah yang dapat melaksanakan bentuk

sistem pemerintahan Teokrasi.

Jelas bahwa yang dimaksud dengan istilah Teo – Demokrasi yang dipaparkan

di sini bukanlah bermaksud untuk menyamakan dua istilah yang memang berbeda

8 Teokrasi, http://kbbi.web.id/teokrasi, diakses 18 Desember 2014, jam 10.259 Demokrasi, Ibid.

8

Page 9: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

secara definitif. Penggunaan istilah Teo-Demokrasi untuk memberi gambaran

bahwa dalam proses pemilihan seorang pemimpin yang kemudian menjalankan

sistem pemerintahan Teokrasi pada masa Khulafa` al Rasyidin adalah

menggunakan sistem musyawarah mufakat. Musyawarah mufakat sendiri

merupakan gambaran atas andil rakyat dalam menentukan kepemimpinan suatu

pemerintahan atau yang diera modern dikenal dengan istilah Demokrasi.

Demokrasi yang dipakai terbatas pada proses pemilihan pemimpin, sedangkan

dalam pelaksanaan pemerintahan seratus persen menggunakan sistem

pemerintahan Teokrasi yang keabsolutannya tidak bisa diganggu gugat.

b. Monarki

Naiknya Mu`awiyyah pada 661 M. ke tampuk kekuasaan dunia Islam telah

dianggap sebagai penanda berakhirnya satu fase dan dimulainya fase yang lain.

Khalifah empat yang awal, yang dikenal sebagai Khulafa` al Rasyidin, para

pemimpin yang mendapat petunjuk. Kemudian datang sebuah masa Khilafah

dengan cara yang berbeda. Mu`awiyyah naik ke tahta kepemimpinan melalui

proses kudeta dengan konflik yang panjang. Bahkan konfliknya masih berlanjut

hingga sekarang antara Islam Sunni dan Syiah.

Sejak saat itu, hingga masa kekhalifahan selanjutnya, kedudukan seorang

khalifah tidak lagi berdasarkan pilihan rakyat, akan tetapi benar-benar berdasarkan

keturunan. Sistem pemerintahan Teokrasi yang dibangun oleh Muhammad diganti

dengan sistem pemerintahan Monarki. Dengan begitu menafikan proses pemilihan

putra terbaik untuk memimpin umat dan digantikan oleh satu kepemimpinan yang

apa adanya. Atau dengan kata lain, mulai masa ini, prinsip musyawarah

(demokrasi) untuk memilih satu pemimpin terbaik tidak lagi dipakai10.

Kedudukan dan gelar khalifah (pengganti nabi) diganti dengan

gelar khilafah (kepemimpinan). Peran Qadhi dalam peradilan tidak lagi

diserahkan kepada pemimpin, akan tetapi kepada lembaga peradilan yang

berisikan para ulama. Seorang sultan, sebagai pemimpin ke-khilafahan dibantu

oleh perangkat pemerintahan yang mengurusi urusan masing-masing. Seorang

Sultan dalam Kedinastian Islam didampingi oleh Syaikh al Islam yang berfungsi

sebagai Mufti yang tugasnya memberikan legitimasi atas kebijakan dan peraturan

Sultan. Sistem pemerintahan seperti ini sangat berbeda dengan Teokrasi.10 Amany Lubis, dkk.2005. Sejarah Peradaban Islam. UIN Press. Jakarta. hal. 69

9

Page 10: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

Kalau ditelaah lebih mendalam, sebenarnya ide dan praktik pemisahan antara

agama dan negara muncul bersamaan dengan digantinya model pemerintahan

teokrasi menjadi monarki. Namun, dipisahkannya urusan agama dari wilayah

Sultan/negara merupakan keputusan yang tepat di masa lalu. Walaupun ada

beberapa Sultan yang mempunyai kompetensi dan kapabelitas dalam urusan

agama, namun tidak lebih baik dari ulama-ulamanya. Sehingga semestinyalah

urusan agama diserahkan kepada ahlinya, yang dalam hal ini kemudian

terbentuk Syaikh al Islam yang mendampingi kesultanan.

Bentuk Pemerintahan seperti ini berlangsung hingga berakhirnya kekaisaran

Dinasti Usmani pada awal abada ke 20. Turki Usmani yang sejak 1281M

mempresentasikan pemerintahan dunia Islam Timur Tengah digantikan dengan

sistem pemerintahan Republik yang berdasarkan semangat Nasionalisme bangsa

Turki saja. Republik Turki menghapus segala bentuk pengaruh yang

bersinggungan dengan agama dan Arab dan membangun sebuah negera bernuansa

alam Sekularisasi Eropa.

Yang menarik, jelang akhir masa kedinastian Turki Usmani, gerakan Usmani

Muda dan Turki muda yang dipelopori para tokoh pembaharu pada masa itu

berhasil membuka konstitusi dan lembaga parlementer. Jadi disamping seorang

Sultan yang berkusa ada sebuah konstitusi yang mengontrolnya. Upaya ini tentu

dimaksudkan untuk melemahkan kekusaaan absolut seorang Sultan dan member

ruang andil rakyat dalam pemerintahan. Model pemerintahan yang diadopsi dari

model pemerintahan Monarki barat ini kemudian pada era modern abad 20

dijadikan prototype negara bangsa, disamping model Republik. Bentuk

pemerintahan monarki absolut masih dipakai hingga era sekarang, salah satunya

oleh Arab Saudi.

c. Republik

Ketruntuhan Dinasti Usmani dan jabatan Khilafah yang digantikan dengan

bentuk Negara Repulik Turki dan semangat nasionalisme bangsanya, membawa

warna baru dalam peta pembaharuan politik dunia Timur tengah dan Islam.

Semangat Pan-Islamisme dan Pan-Arabisme berubah haluan menjadi semangat

kemerdekaan atas nama bangsa-bangsa. Sehingga wilayah-wilayah sempalan yang

10

Page 11: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

dulunya merupakan wilayah kekaisaran Turki terpecah belah dan membentuk

perjuangan pembentukan negaranya sendiri.

Seperti halnya Republik Turki, nuansa pembaharuan pemerintahan di wilayah-

wilayah Timur Tengah banyak diwarnai oleh alam barat, apalagi wilayah-wilayah

tersebut sebagian besar masih dalam cengkeraman kolonialisme Barat. Model

pemerintahan Republik menjadi salah satu bentuk pemerintahan yang difavoritkan

oleh masyarakat yang telah bosan dengan sistem pemerintahan absolute. Rakyat

menghendaki sebuah pemerintahan yang aspiratif atas kehendak rakyat itu sendiri.

Tumbuhnya semangat republik dan pembentukan secara bertahap majelis-

majelis legislative di negara-negara Muslim merupakan langkah awal yang besar.

Pengalihan wewenang ijtihad dari individu-inividu berbagai mazhab kepada suatu

majelis legislatif Muslim yang dalam kondisi kemajemukan mazhab merupakan

satu-satunya bentuk ijma` yang dapat diterima di zaman modern ini, akan

menjamin kontribusi dalam pembahasan hukum dari kalangan rakyat yang

memang memiliki wawasan tajam.11

Dalam pemerintahan Republik, konsesus, musyawarah dan ijtihad merupakan

konsep-konsep penting bagi artikulasi demokrasi Islam di Timur Tengah. Namun

masyarakat timur Tengah tidak begitu saja menerima konsep demokrasi,

walaupun konsep dasarnya telah ada dalam Islam. Masyarakat Islam cenderung

menolak istilah demokrasi yang ditawarkan oleh barat. Upaya penolakan ini

sesungguhnya tidak bersifat anti barat, karena pada prakteknya, Demokrasi dalam

bentuk pemerintahan Republik telah diterapkan hingga sekarang. Yang

mengganjal adalah negara-negara Republik yang seharusnya bersifat “Dari, Oleh

dan Untuk Rakyat” masih mempraktekan pemerintahan yang otoriter.

C. Analisis Ikhwanul Muslimin

1. Berdirinya Ikhwanul Muslimin

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada Maret 1928

dengan pendiri Hasan Al-Banna, beserta keenam tokoh lainnya, seperti Hafiz Abdul

Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan

Zaki al-Maghribi.

11 John L. Espositio dan John O. Voll. 1999. Demokrasi di Negara-negara Muslim. Mizan. Bandung. hal. 35

11

Page 12: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

Ikhwanul Muslimin memiliki ideologi sebagai dasar gerakannya, yaitu

Islamisme Sunni, Demokrasi Islam, dan Konservatisme Religius.

2. Politik Ikhwanul Muslimin.

Dalam berpolitik, Ikhwanul Muslimin membaginya kepada dua jenis :

a. Internal :

Mengurus persoalan pemerintahan

Menjelaskan fungsi-fungsinya

Merinci kewajiban dan hak-hak nya

Melakukan pengawasan terhadap penguasa

b. Eksternal :

Memelihara kemerdekaan bangsa

Mencapai tujuan Negara

Pembebasan dari intervensi pihak luar

3. Sistem Pemerintahan Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin membagi sistem pemerintahannya kepada lima aspek, yaitu :

a. Falsafah

Islam adalah aqidah dan sistem Menolak dikotomi antara Agama, Negara,

dan Politik

b. Pilar-Pilar Pemerintahan

Tanggung Jawab Pemerintah

Bertanggung jawab kepada Allah dan rakyatnya. Pemerintahan, tidak lain

adalah praktek kontrak kerja antara rakyat dengan pemerintah, untuk

memelihara kepentingan bersama.

Kesatuan Umat

Memiliki sistem yang satu, yaitu Islam. Dalam arti, ia harus melakukan

amar ma’ruf nahi munkar dan nasihat.

Menghormati Aspirasi Rakyat

Pemerintah harus mengajak mereka bermusyawarah, menghormati aspirasi

mereka, dan memperhatikan hasil musyawarah mereka.

c. Prinsip Pemerintahan

Menentukan batas-batas kekuasaan pemerintah

12

Page 13: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

Pertanggung jawaban pemerintah atas segala pelanggaran dan

kesalahannya.

Otoritas rakyat untuk menurunkan pejabat. Islam telah menegaskan

kekuasaan rakyat atas pemerintah.

d. Landasan Pemerintahan

Musyawarah (Syura)

Persamaan (Musawah)

Keadilan (‘Adl)

Kepatuhan (Tha’ah)

Amar Ma’ruf Nahi Munkar

e. Kekuasaan Negara Islam

Eksekutif (Tanfizhiyah)

Legislatif (Tasy’iriyah)

Yudikatif (Qadhaiyah)

Kekuasaan Kontrol dan Evaluasi

Kekuasaan Moneter12

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Hak Warga Negara

Dalam Islam, hak warga negara dibagi dalam beberapa jenis:

a. Hak Persamaan (Al-Musawat)

b. Hak Kebebasan (Al-Huriyat)

c. Hak Menuntut Ilmu / Memperoleh Pengajaran

d. Hak Memperoleh Tanggungan dari Negara (Kafalat)13

2. Kewajiban Warga Negara

Selain hak, seorang warga negara juga memiliki kewajiban yang harus ditunaikan

kepada Negara, diantaranya :

12 Al-Ikhwan, Menuju Kebangkitan Umat, http://www.al-ikhwan.net/, diakses 28 November 2014, jam 06.00 WIB

13 Abdur Rosyid, Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Islam, http://menaraislam.com/content/view/78/40/, diakses 18 Desember 2014, jam 11.18

13

Page 14: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

a. Kewajiban untuk taat dan setia kepada pemerintah selama tidak bermaksiat

kepada Allah

b. Kewajiban untuk didukung dalam berjihad di jalan Allah14

E. Peran Perempuan dan Kepemimpinan Perempuan

Lahirnya era Islam memberi pencerahan bagi kaum perempuan. Hak-hak dan

kewajibannya tidak lagi dibedakan antara dirinya dan lawan jenisnya. Dulunya ia

merupakan hak kepemilikan, kemudian turut menjadi yang berhak untuk memiliki

sesuatu. Dalam tatanan kehidupan lebih matang, mulanya ia diposisikan sebagai manusia

kelas dua, kemudian diikut perankan dalam kehidupan bermasyarakat di kelas pertama.

Hak atas pendidikan pun diberi kebebasan. Sehingga mulai masa Muhammad, banyak

tokoh-tokoh perempuan yang ikut berperan penting dalam kehidupan sosial, bahkan tak

sedikit yang berhasil menduduki kepemimpinan.

1. Peranan Perempuan dari Masa ke Masa

a. Siti Aminah

Ibn Ishaq menyebutkan, Aminah binti Wahab adalah gadis Quraisy yang

paling utama dari segi keturunan dan status. Dr.Aisyah binti asy-Syath’i

menyatakan, di masa kanak-kanak, Aminah tumbuh dalam lingkungan keluarga

yang terbaik, melekat padanya kemuliaan status sosial dalam lingkungan

masyarakat asristokrat. Ia putri terbaik bani Zuhrah di kalangan suku Quraisy

yang terpilih menjadi pendamping Abdullah ibn Abdul Muthalib. Dari pasangan

inilah lahir Muhammad SAW.

b. Khadijah

Khadijah adalah istri pertama nabi dan merupakan orang pertama yang masuk

Islam. Khadijah adalah istri yang ideal yang senantiasa menyertai Muhammad

dalam kondisi apapun.

c. Aisyah

Aisyah adalah istri Rasulullah SAW yang juga ikut mendampingi nabi

sewaktu berperang. Perhatian Aisyah terhadap persoalan-persoalan

14 Muhammad Asad. 2006. Asas-Asas Negara dan Pemerintahan dalam Islam. Granada : Jakarta. hal. 95

14

Page 15: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

kemasyarakatan secara umum juga sangat besar. Salah satu buktinya adalah

Aisyah mampu memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang

dikemukakan para sahabat.

d. Fatimah Az Zahra

Sebagai putri bungsu Khadijah dan Muhammad, ia mewarisi kecerdasan, sikap

dan keberanian orang tuanya. Dalam beberapa peperangan, dia terlibat

sebagai tabib. Dalam beberapa riwayat disebutkan tutur kata Fatimah sangat mirip

dengan Rasulullah.

e. Para Sahabat Perempuan

Peperangan yang terjadi pada zaman Rasul tidak hanya diikuti oleh sahabat

laki-laki. Tercatat juga para sahabat perempuan, walaupun tidak banyak. Ibn

Sa’ad meriwayatkan Ummu Sulaim ada bersama Nabi pada saat perang Uhud dan

perang Hunain dengan pisau belati di pinggangnya. Ummu Ammarah, Nusaibah

binti Ka’b, Humnah binti Jahsy juga terlibat dalam perang Uhud yang berperan

dalam logistik dan menjadi tabib. Syahidah pertama dalam Islam adalah

Sumayyah binti Khubbat, seorang perempuan yang dibunuh Abu jahal di Mekkah,

karena tidak mau melepaskan Islam.

2. Legitimasi Kepemimpinan Perempuan

Dalam dunia politik, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Semua

sama-sama mempunyai hak untuk berpolitik, bahkan sampai dalam medan

peperangan. Tidak ada larangan terhadap wanita untuk menjadi pemimpin, baik

pemimpin formal atau non formal, negara sekalipun dengan syarat mereka mampu

mengemban amanah yang ada dengan kapabilitas yang mereka miliki.

Beberapa contoh kepemimpinan dan keiukutsertaan perempuan dalam

berpolitik dan kepemimpinan: Pada masa dinasti Abbasiyah, Syajarat Ad-Durr yang

sempat memerintah di Mesir selama beberapa bulan, ia juga terlibat dalam perang

melawan pasukan Salib., dia memerintah dalam kondisi yang sangat darurat;

Ghaziyah, memerintah mengatasnamakan putranya yang masih kecil ketika suaminya

meninggal.

Dalam permasalahan kepemimpinan (menjadi Qadhi) terdapat perbedaan

pendapat antara para ulama:

a. Pendapat Pertama

15

Page 16: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

(seperti mayoritas ulama Maliki, Syafi’i, Hanbali, Syi’ah Imamiyyah, Syi’ah

Zaidiyyah dan Ibadiyyah) menyatakan bahwa syarat pemimpin harus laki-laki,

maka haram bagi wanita menjadi pemimpin dalam sebuah Qadhi, baik dalam

kasus harta benda, qishash dan pidana. Jika wanita tetap memimpin dalam sebuah

Qadha’ maka hukumnya adalah dosa. 

b. Penadapat Kedua

(dari madzhab Hanafi) menyatakan diperbolehkan seorang wanita memimpin

dalam sebuah Qadha’, tapi dalam kasus-kasus yang diperbolehkannya menjadi

saksi yaitu selain qishash dan tindak pidana. Artinya, laki-laki dalam sebuah

kepemimpinan bukan menjadi syarat kecuali dalam masalah hukuman pidana dan

qishash. Adapun selain tindak pidana,wanita boleh menjadi pemimpin. 

c. Pendapat Ketiga

Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Qayim dari mazhab Maliki, Hasan Basri,

Ibnu Hazm al-zhahiri. Ibnu Hazm menyatakan bahwa laki-laki bukanlah syarat

untuk menjadi qadhi. Artinya, wanita diperbolehkan menjadi pemimpin qadha’

(hakim) di dalam segala urusan sampai dalam urusan qishash dan pidana. Karena

menurutnya seorang wanita diperbolehkan menjadi saksi tindak pidana dan

qishash.

Dari rancang bangun ini, walaupun secara ijma’ menyatakan dilarangnya

wanita menjadi pemimpin negara atau gubernur, tapi dengan beberapa alasan diatas

wanita tetap bisa menjadi pemimpin dalam tataran kekuasaan umum atau khusus.

Jadi, wanita muslimah tetap mempunyai hak untuk dipilih dan memilih, menjalankan

tugas agung pada suatu kenegaraan dan bahkan menjadi kepala negara dengan catatan

mereka mampu melakukannya.

BAB 3

KESIMPULAN

16

Page 17: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

Semua hal yang berkaitan dengan politik berdampak pada cara mengatur

pemerintahan, baik ideologi maupun sistemnya. Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat

diambil dari pembahasan diatas :

1. Politik adalah sarana bagi manusia untuk mengatur kehidupan manusia lainnya

agar lebih bermartabat.

2. Asaa-asas berpolitik antara lain ideologi, pemikiran,dan pranata politik.

3. Sistem pemerintahan yang ada di Timur Tengah mengikuti perkembangan sejarah

dan zamannya. Adapun beberapa contohnya seperti Teo-Demokrasi, Monarki, dan

Republik.

4. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban kepada pemerintahnya, seperti

kewajiban untuk taat selama pemerintah tidak menyuruh bermaksiat, dan hak

untuk dilindungi jiwa, harta, martabat, dan keluarganya oleh pemerintah.

5. Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan Islam telah menyusun hirarki gerakannya

dengan sangat terperinci, seperti falsafah gerakan dan sistem politiknya.

6. Peranan perempuan tidak dapat dianggap remeh, sebab perempuan merupakan

fondasi utama bagi sebuah negara.

7. Kepemimpinan perempuan bukanlah hal yang mustahil selama itu dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Makalah Sistem Politik Dan Peran Perempuan

A Rahman Zainuddin. 1992. Kekuasaan dan Negara; Pemikiran Politik Ibnu Khaldun, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Abdur Rosyid, Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Islam, http://menaraislam.com/content/view/78/40/, diakses 18 Desember 2014, jam 11.18

Abu Nasr Al-Farabi. 1964. As-Siyasah al-Madaniyah. Bayrut al-Matba'ah al-Kathulikiyah.

Al-Ikhwan, Menuju Kebangkitan Umat, http://www.al-ikhwan.net/, diakses 28 November 2014, jam 06.00 WIB

Amany Lubis, dkk.2005. Sejarah Peradaban Islam. UIN Press. Jakarta.

An Nabhani, Taqyuddin. 1969. Mafahiim Siyasiyyah. Darul Ummah : Lebanon.

Demokrasi, http://kbbi.web.id/demokrasi, diakses 18 Desember 2014, jam 10.25

Didik Adriawan, Al-Farabi dan Pemikirannya, http://didikandriawan.blogspot.com/2010/01/al-farabi-dan-pemikirannya, diakses 17 Desember 2014, jam 11.58 WIB

Gilang Ardi Lazawardi Ilham. Pranata Politik, http://scientistofsocial.blogspot.com/2011/09/pranata-politik.html, diakses 17 Desember 2014, jam 10.35 WIB

Muhammad Asad. 2006. Asas-Asas Negara dan Pemerintahan dalam Islam. Granada : Jakarta.

Sistem Pemerintahan, http://sistem-pemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/12/sistem-pemerintahan.htm, diakses 18 Desember 2014, jam 09.48 WIB

Teokrasi, http://kbbi.web.id/teokrasi, diakses 18 Desember 2014, jam 10.25

18