makalah sisplatin

Upload: eva-apriliyana-rizki

Post on 03-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    1/25

    MAKALAH SITOSTATIKA

    SISPLATIN/CISPLATIN

    (PLATOSIN)

    Disusun Oleh :

    Eva Apriliyana Rizki

    723901S.10.026

    Tugas PKL Rumah Sakit Umum Daerah A.W.S Sjahranie

    Samarinda

    Akademi Farmasi Samarinda

    2013

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    2/25

    Kompleks Koordinasi Platinum

    Kompleks koordinasi platinum pertama kali diidentifikasi sebagai

    senyawa sitotoksik oleh Rosenberg dan rekan-rekan kerjanya pada

    tahun 1965. Mereka mengamati bahwa penghantaran arus antara

    elektroda platinum menghasilkan proliferasi E. co li. Efek

    penghambatan te rh ad ap repl ikas i bakteri kemudian diduga di sebabk an

    oleh pembentukan senyawa-senyawa yang mengandung platinum

    anorganik dengan adanya ion-ion amonium dan klorida (Rosenberg et

    al., 1965, 1967). cis-Diamindikloro-platinum (II) (sisplatin) merupakan

    yang paling aktif di antara senyawa-senyawa ini pada sistem tumor

    eksperimental dan telah terbukti memiliki nilai klinis yang tinggi

    (Rosenberg, 1973). Selanjutnya, lebih dari 1000 senyawa yang

    mengandung platinum telah disintesis dan diuji. Sisplatin memiliki

    aktivitas luas sebagai bahan antineoplastik, dan obat tersebut

    khususnya berguna dalam pengobatan kanker-kanker epitelium. Obat

    ini telah menjadi dasar bagi regimen kuratif untuk kanker testis

    stadium lanjut dan memiliki aktivitas yang menonjol terhadap kanker

    ovarium dan kanker pada kepala dan leher, kandung kemih, esofagus,

    dan paru-paru (Goodman dan Gilman, 2008).

    Kompleks koordinasi platina memiliki aktivitas antineoplastik yang

    luas dan telah menjadi dasar pengobatan kanker testis, kanker ovarium,

    serta kanker kepala dan leher, kandung kemih, esofagus, paru, dan

    kolon. Meskipun kompleks sisplatin dan platina lain tidak membentuk

    intermediet ion karbonium atau secara formal mengalkilasi DNA,

    kompleks ini terikat secara kovalen pada tempat nukleofilik DNA dan

    memiliki banyak sifat farmakologis yang sama dengan senyawa

    pengalki las i. Si splati n, karboplatin, oksali plat in memasuki sel melal ui

    difusi dan melalui transporter Cu2+ aktif. Di dalam sel, atom klorida

    pada sisplat in digant ikan oleh ai r, men ghasilkan molek ul bermuat an

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    3/25

    positif yang bereaksi dengan tempat nu kleof il ik DNA dan protein .

    Akuasi lebih banyak terjadi pada konsentrasi Cl - yang rendah di dalam

    sel dan urin. Konsentrasi Cl - tinggi menstabilisasi obat, dan ini

    menjelaskan keefektifan diuresis Cl - dalam mencegah nefrotoksisitas

    (Goodman dan Gilman, 2011).

    Kimia . cis-Diamindikloroplatinum (II) (sisplatin) adalah suatu

    kompleks anorganik divalen larut air yang mengandung platinum.

    Kompleks platinum lain, yang beberapa di antaranya tidak memiliki

    resistensi silang dengan sisplatin pada uji-uji praklinis , pada saat ini

    sedang dalam pengujian klinis; kompleks ini meliputi tetraplatin,

    ormiplatin, iproplatin, dan oksaliplatin (Kelland, 1993). Pada tiap

    kasus, koordinasi platinum divalen atau tetravalen dengan berbagai

    kompleks inklusi-organik mengurangi toksisitas ginjalnya dan

    menstabilkan ion logam, tetapi tidak satupun dari kompleks tersebut

    yang memiliki efek klinis khas sebagai bahan antitumor pada titik ini

    dalam pengembangan.

    Sisplatin memperlihatkan efek alkilator dan diberikan intravena,

    efektif untuk beberapa tumor padat di antaranya kanker ovarium,

    teratoma testis, namun ini sangat toksik. Efek samping umum adalah

    mual, muntah yang berat, nefrotoksisitas (terapi hidrasi sebelum

    pengobatan dan moni to ring fun gsi ginja l harus di lakukan),

    mielotoksisitas, ototoksisitas (hilang pendengaran dan tinitus),

    neurofati periferal dan hipomagnesia. Karena efek toksik ini, maka

    perl u pen guran gan dosis obat at au dihent ikan (Anonim, 2000) .

    Mekanisme Kerja . Sisplatin tampaknya memasuki sel dengan cara

    difusi. Atom-atom klorida mungkin dipindahkan secara langsung

    melalui reaksi dengan nukleofil-nukleofil seperti tiol; penggantian

    klorida oleh air menghasilkan suatu molekul bermuatan positif dan

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    4/25

    mungkin bertanggung jawab atas pembentukan spesies aktif obat

    tersebut, yang selanjutnya bereaksi dengan asam nukleat dan protein.

    Akuasi (aquation) ini lebih disukai pada konsentrasi klorida yang

    rendah. Anion konsentrasi tinggi menstabilkan obat tersebut, dan ini

    menjelaskan keefektifan diuresis klorida dalam mencegah

    nefrotoksisitas. Hidrolisis karboplatin menghilangkan gugus siklo-

    butanadikarboks ila to bidentat; reaks i ak tivas i in i terj ad i leb ih lambat

    dengan karboplatin daripada dengan sisplatin. Kompleks platinum

    dapat bereaksi dengan DNA, membentuk sambung silang intrauntai dan

    antaruntai. N7 pada guanin sangat reaktif , dan platinum menyambung-

    silang antara guanin-guanin yang berdekatan pada untai DNA yang

    sama; sambung-silang guanin-adenin juga mudah terbentuk.

    Pembentukan sambung-silang antaruntai adalah proses yang lebih

    lambat dan terjadi dalam jumlah yang lebih sedikit. Kompleks-inklusi

    (adduct) DNA yang dibentuk oleh sisplatin menghambat replikasi dan

    transkripsi DNA serta menyebabkan pemutusan dan kesalahan

    pengodean. Mes kipun tidak ad a hubun gan yang pasti an tara

    pemb entukan kompleks -ink lus i DNA-platinum dan tidak ad a ef ikas i

    yang telah terdokumentasi, kemampuan pasien untuk membentuk dan

    mempertahankan kompleks-inklusi platinum tampaknya merupakan

    suatu prediktor respon klinis yang penting. Pada saat menguantisasi

    efek pembentukan kompleks-inklusi platinum, sulit untuk mengukur

    signifikansi relatif faktor farmakogenetik dan pajanan lingkungan yang

    lazim pada jaringan tumor maupun jaringan normal, selain peranan

    kemoterapi yang diberikan bersamaan. Meskipun demikian, data

    prakl inis menunjukkan bahwa pemb entukan kompleks -ink lus i

    platin um-adenosin pad a guanosin mu ngkin merup ak an kompleks -

    inklusi yang paling kritis dalam hal sitotoksisitas (Reed et al., 1986;

    Parker et al., 1991b; Corness et al., 1992; Fichtinger-Schepman et al.,

    1995; Welters et al., 1999).

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    5/25

    Spesifitas sisplatin berkaitan dengan fase pada siklus sel tampaknya

    berbeda an tart ipe sel , meskipu n efek-efek pada sambung-s ilan g paling

    nyata selama fase S. Sisplatin bersifat mutagenik, teratogenik, dan

    karsinogenik. Leukemia sekunder setelah pemberian sisplatin telah

    dilaporkan, dan penggunaan kemoterapi berbasis sisplatin atau

    karboplatin untuk wanita pengidap kanker ovarium dihubungkan

    dengan peningkatan empat kali lipat risiko berkembangnya leukemia

    sekunder (Jeha et al., 1992; Travis et al., 1999).

    Penyebab resistensi sel tumor terhadap sisplatin dan analog-analognya

    belum sepenuhn ya dipahami . Berba gai an alog memiliki tingkat

    resistensi silang yang berbeda dengan sisplatin pada sistem-sistem

    tumor eksperimental. Karboplatin cenderung mengalami resistensi

    silang pada sebagian besar tumor eksperimental, sedangkan

    oksaliplatin dan analog tetravalennya tidak. Hal ini adalah suatu

    temuan yang menarik perhatian dalam evaluasi klinis obat-obat

    tersebut. Sejumlah faktor memengaruhi sensitivitas sisplatin dalam sel -

    sel eksperimental, termasuk akumulasi obat intraseluler, kadar

    glutation dan sulfhidril lain seperti metalotionein intraseluler yang

    beri katan dengan ob at ters ebut dan mengi nakt ifkann ya (M ei jer et al .,

    1990), serta laju perbaikan kompleks-kompleks inklusi DNA (Parker et

    al., 1991a). Kompleks-inklusi sisplatin dengan DNA menghasilkan

    lengkung pada heliks, suatu perubahan yang dikenali oleh protein-

    protein spesi fik pa da gugus be rmobi litas tinggi (Huang et al ., 1994)

    yang diyakini menghambat proses perbaikan. Perbaikan kompleks-

    inklusi sisplatin-DNA terjadi melalui jalur perbaikan pemotongan

    nukleotida yang disebut NER (nucleotide excision repair) (Dabholkar

    et al., 1994; Reed, 1998; de Laat et al., 1999). Melalui serangkaian

    tahap enzimatik, NER mengenali dan memotong basa yang

    dipengaruhi, menyisipkan basa baru, dan mereligasi untai yang

    dipengaruhi tersebut (Goodman dan Gilman, 2008). Penghambatan atau

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    6/25

    hilangnya NER dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sisplatin pada

    pasien kanker ovari um, sedangkan ekspresi komponen NER sec ara

    berl eb ihan men yebab kan res pons yang bu ruk terhadap terapi berbasi s

    sisplatin pada kanker paru (Goodman dan Gilman, 2011).

    Hingga tingkat tertentu, resistensi terhadap sisplatin tampaknya

    diperantarai melalui protein-protein perbaikan salah-pasang (mismatch

    repair, MMR). Kerusakan atau defisiensi pada protein MMR,

    khususnya hMLH1 atau hMSH6, mungkin penting dalam pengenalan

    kompleks-kompleks inklusi platinum-DNA dan dalam memulai

    apoptosis. Hilangnya MMR dihubungkan dengan resistensi terhadap

    sisplatin in vitro (Vaisman et al., 1998). Selain itu, protein MMR juga

    mungkin terlibat dalam memperantarai apoptosis. Melalui suatu

    peri stiwa yang te rgantung-hMLH1, sisplatin menginduksi ekspres i

    berl eb ihan p73, yaitu sal ah satu an ggot a fami li p5 3, sert a c -ABL

    tirosin kinase dan akibatnya mengaktifkan apoptosis (Gong et al.,

    1999). Sebagai respon terhadap pajanan sisplatin, induksi apoptosis

    tidak tampak pada sel-sel yang kekurangan MMR dan pada sel-sel yang

    tidak mampu meningkatkan jumlah reseptor c-ABL tirosin kinase

    tersebut (Goodman dan Gilman, 2008).

    Tanpa adanya perbaikan produk adisi platinum-DNA, sel yang sensitif

    tidak dapat bereplikasi atau mentranskripsi bagian untai DNA yang

    terpengaruh. Beberapa DNA polimerase dapat mengelilingi produk

    adisi, kemungkinan berkontribusi terhadap resistensi. Ekspresi

    transporter efluks Cu2+ ATP7A dan ATP7B secara berlebihan berkaitan

    dengan kelangsungan hidup yang rendah setelah terapi berbasis

    sisplatin untuk kanker ovarium (Goodman dan Gilman, 2011).

    Sisplatin. Absorpsi, Nasib, dan Ekskresi. Setelah pemberian dosis

    lazim secara intravena dengan cepat, obat ini memiliki waktu paruh

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    7/25

    eliminasi awal dalam plasma sebesar 25 sampai 50 menit; konsentrasi

    total obat, yang terikat dan tak terikat, selanjutnya menurun dengan

    waktu paruh 24 jam atau lebih lama. Lebih dari 90 % platinum dalam

    darah terikat secara kovalen pada protein plasma. Fraksi obat bebas,

    yang terutama terdiri dari obat induk, dibersihkan dalam beberapa

    menit. Konsentrasi sisplatin yang tinggi ditemukan pada ginjal, hati,

    usus, dan testis, tetapi penetrasinya ke SSP buruk. Hanya sedikit obat

    ini yang diekskresikan melalui ginjal selama 6 jam pertama; dalam

    waktu 24 jam, hingga 25 % obat ini diekskresikan, dan dalam 5 hari,

    hingga 43 % dosis yang ditemukan dalam urin. Sebagian besar terikat

    secara kovalen dengan protein dan peptida. Jika diberikan melalui

    infus sebagai pengganti injeksi cepat, waktu paruh plasma lebih

    singkat dan jumlah obat yang diekskresikan lebih besar. Ekskresi

    sisplatin melalui empedu atau usus tampaknya minimal (Bajorin et al.,

    1986).

    Penggunaan Terapeutik. Sisplatin (PLATINOL-AQ) tersedia untuk

    pemb er ian dosis int rav ena . Dosis lazim sisplat in int rav en a ad alah 20

    mg/m2 per hari selama 5 hari atau 100 mg/m 2, diberikan sekali setiap 4

    minggu. Dosis sebesar 40 mg/m 2 setiap hari selama 5 hari berturut-

    turut telah digunakan tersendiri atau bersama dengan siklofosfamid

    untuk pengobatan pasien kanker ovarium stadium lanjut, tetapi

    menyebabkan toksisitas yang lebih besar pada ginjal, pendengaran, dan

    saraf (Ozols et al., 1984). Untuk mencegah toksisitas ginjal, dianjurkan

    untuk melakukan hidrasi pada pasien melalui pemberian infus 1 sampai

    2 liter salin normal sebelum pengobatan. Jumlah sisplatin yang sesuai

    selanjutnya diencerkan dalam larutan dekstrosa dan salin dan diberikan

    secara intravena selama periode 6 sampai 8 jam. Karena aluminium

    bereaksi den gan sispl at in dan menginak tif kann ya, jarum ata u pe ralat an

    lain yang terbuat dari aluminium tidak boleh digunakan saat penyiapan

    atau pemberian obat tersebut.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    8/25

    Kombinasi kemoterapi dengan sisplatin, bleomisin, etoposid, dan

    vinblastin bersifat kuratif untuk 85 % pasien kanker testis stadium

    lanjut (Williams and Einhorn, 1985; Einhorn, 1986). Obat ini juga

    bermanfaa t da lam kar si noma ov arium, khususnya jika di gunakan

    bersam a pak litaksel, siklofosfamid, at au doksorubi sin (Durant and

    Omura, 1985). Sisplatin secara konsisten menghasilkan respons pada

    kanker kandung kemih, kepala dan leher, dan endometrium; karsinoma

    sel-kecil pada paru; dan beberapa neoplasma pada anak-anak. Yang

    menarik, obat ini juga mensensitisasi sel terhadap efek-efek sitotoksik

    terapi radiasi (lihat Pearson and Raghavan, 1985).

    Toksisitas Klinis. Nefrotoksisitas yang diinduksi sisplatin sebagian

    besar tel ah di ti adaka n dengan pen ggun aan hidras i dan diuresis secara

    rutin. Amifostin (ETHYOL) merupakan senyawa sitoprotektif ti ofosfat

    yang disetujui untuk mengurangi toksisitas ginjal yang terjadi pada

    pemb er ian berul an g sisplati n. Amif os tin dide fosfo ri las i ol eh alk alin

    fosfatase menjadi metabolit tiol bebas yang aktif secara farmakologis.

    Defosforilasi yang cepat dan ambilan khusus oleh jaringan normal

    menghasilkan konsentrasi metabolit tiol yang lebih tinggi untuk

    membuang metabolit sisplatin yang reaktif pada jaringan normal.

    Amifostin juga digunakan untuk mengurangi xerostomia pada pasien

    yang menjalani iradiasi untuk kanker kepala dan leher, ketika bagian

    radiasi mencakup bagian kelenjar parotid yang besar (Goodman dan

    Gilman, 2011). Meskipun demikian, ototoksisitas yang disebabkan oleh

    sisplatin tidak dipengaruhi oleh diuresis, dan manifestasinya berupa

    tinitus dan hilangnya pendengaran pada rentang frekuensi-tinggi (4000

    sampai 8000 Hz). Ototoksisitas dapat unilateral maupun bilateral,

    cenderung lebih sering dan lebih parah dengan dosis berulang, dan

    mungkin lebih menonjol pada anak-anak. Mual dan muntah yang parah

    terjadi pada hampir semua pasien dan biasanya dapat dikontrol dengan

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    9/25

    ondansetron atau kortikosteroid dosis tinggi. Pada dosis yang lebih

    tinggi atau setelah siklus pengobatan berulang, sisplatin menyebabkan

    neuropati perifer, yang dapat memburuk setelah penghentian obat.

    Mielosupresi ringan sampai sedang dapat terjadi, disertai leukopenia,

    trombositopenia, dan anemia sementara. Gangguan elektrolit, termasuk

    hipomagnesemia, hipokalsemia, hipokalemia, dan hipofosfatemia,

    lazim terjadi. Hipokalsemia dan hipomagnesemia akibat pembuangan

    elektrolit ginjal telah teramati dan dapat menimbulkan tetani.

    Penentuan rutin konsentrasi Mg2+ dalam plasma dianjurkan.

    Hiperurisemia, seizure, anemia hemolitik, dan kelainan jantung telah

    dilaporkan. Reaksi-reaksi mirip-anafilatik, yang ditandai oleh edema

    wajah, bronkokonstriksi, takikardia, dan hipotensi, dapat terjadi dalam

    beberapa menit set elah pemberi an dan harus diobat i dengan injeks i

    intravena epinefrin dan dengan kortikosteroid atau antihistamin

    (Goodman dan Gilman, 2008). Sisplatin menyebabkan berkembangnya

    AML, umumnya 4 tahun atau lebih setelah pengobatan (Goodman dan

    Gilman, 2011).

    Senyawa Kompleks Platinum (Alkilator)

    Sisplatin (Platiblastin, Platinex)

    Sisplatin

    Penggunaan TerapiCisplatin : tumor testis, karsinoma ovarium, serviks, kandung kemih,

    pros tat dan bronkus, karsinoma epi tel uterus, kars inoma di da erah

    kepala dan leher.

    FarmakodinamikMekanisme :

    Cl NH3

    Pt

    Cl NH3

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    10/25

    a. Pembentukan kompleks dengan atom platinum yang sent ralpembentukan kompleks cai ran in traseluler ika tan kovalen

    dengan basa gangguan sintesis DNA melalui interkalasi utas-

    utas DNA.

    b. Penguatan efek mematikan sel dari sinar -sinar yang mengionisasi.Farmakokinetik

    SisplatinAbsorpsi Oral

    Tidak Cukup

    Ikatan Protein Plasma

    Tinggi

    t (Platin Tot.)

    40-50 menit

    t (terminal)

    5 hariEliminasi ginjal

    Efek Samping KhususNefrotoks ik (pada si splat in) , hidrasi tida k boleh di lup ak an , san gat

    emetogen, ototoksik, neurotoksik, kardiotoksik.

    Kontra IndikasiKemampuan pendengaran berkurang di daerah berfrekuensi tinggi.

    Kreatinin serum > 2,0 m g/dl.

    Interaksi

    Dosis

    Cara

    Pemberia

    n

    Potensial

    %

    Frekuensi

    Mual &

    Muntah

    Emetoge

    ni k

    Awal

    Mual &

    Muntah

    Potens

    ia l

    Na di r

    (hari)

    Ne ut rop

    enik

    Tingkat

    Supresi

    Mu

    ko s

    itis

    De r

    ajat

    Ke r

    us a

    ka n

    Ne kr

    osis

    Para

    masa

    l

    Ke m

    ungk

    inan

    Keistim

    ewaan

    Sisplatin

    100

    g/m2

    i.v.

    setiap

    minggu

    > 90 %

    sangat

    tinggi

    Setelah

    1-6 jam14-21

    Sangat

    lemah-

    Rend

    ah

    Ne fr ot o

    ksisitas

    kuat

    Hidrasi

    !

    Kontrol

    magnesi

    um

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    11/25

    Efek SampingGangguan telinga, seperti alat koklear dan vestibular akibat sisplatin

    (Schmitz et al, 2009).

    SISPLATIN

    CDDP, Platinol, Platinol-AQ

    KLASIFIKASI :Antineoplastik (agen pengalkilasi)

    Kategori Kehamilan Tidak Diketahui

    Sisplatin (cis-diamindikloroplatinum [II]) adalah suatu kompleks metal

    anorganik, ditemukan oleh Rosenberg dan kawan-kawan secara tidak

    sengaja pada observasinya, di mana kompleks platinum metal

    menghambat pembelahan dan merangsang pertumbuhan filamen E. col i.

    Pelbagai obat yang mengandung analog platinum ini sudah disintesis.

    Meskipun belum jelas mekanisme kerjanya, sisplatin bekerja analog

    dengan alkilator. Dapat membunuh sel pada semua tahap siklus sel,

    menghambat biosintesis DNA, mengikat DNA melalui pembentukan

    interstrand cross-links. Tempat ikatan utama adalah N 7 guanin, tetapi

    interaksi kovalen dengan adenin dan sitosin juga terjadi. Kompleks

    platin um bers ifat sin ergistik den gan obat an tikanker te rt en tu. Se tel ah

    pemb er ian IV, reaks i toksik utama adalah mual dan muntah. Si splat in

    relatif kecil pengaruhnya pada sumsum tulang tetapi dapat

    menimbulkan disfungsi ginjal yang nyata dan disfungsi saraf

    pendengar pada kead aan tert entu. Hidrasi den gan in fus ga ram saja at au

    bersam a den gan mani tol /diuret ik lain akan mengurangi ne frotoksisit as.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    12/25

    Sisplatin

    Sisplatin mempunyai aktivitas utama terhadap kanker genitourinaria,

    terutama testis, ovarium, dan kanker kandung kemih. Penggunaan

    bersam a vinb las tin dan bl eomisin mer up akan perkembangan ke majuan

    pent in g dal am men goba ti non semi nomatus te sti cular cancer. Suatu

    analog platinum (carboplatin) yang efek toksisitas gastrointestinal dan

    ginjal jauh lebih kecil tetapi dengan toksisitas mielosupresi merupakan

    suatu pilihan lain dari sisplatin.

    Dosis dan Toksisitas Obat Alkilator

    Obat alkilator digunakan untuk pengobatan pelbagai kanker darah dan

    tumor padat, yang biasanya bersama obat lain dalam bentuk

    pengobatan kombinasi. Ha l in i dibicarakan pada tumor -tumor khusus .

    Efek toksik penting yang sebenarnya terjadi pada dosis terapi dari obat

    alkilator adalah depresi sumsum tulang dan yang berikutnya adalah

    leukopenia dan trombositopenia. Infeksi hebat dan septisemia dapat

    terjadi, dengan granulositopenia di bawah 600 PMNs/uL. Penurunan

    trombosit di bawah 40.000/uL dapat menginduksi fenomena

    perdarahan.

    Efek hematopoetik dosis toksik dari obat alkilator diobati dengan cara

    pemb er hent ian ob at . Transfusi sel darah me rah dan trombosit dan

    antibiotik untuk mengatasi infeksi diberikan secukupnya sampai sel

    sumsum tulang berkembang kembali.

    Zat AlkilatorDosis Obat

    TunggalToksisitas Akut

    Toksisitas

    Lambat

    H3N Cl-

    Pt2+

    H3N Cl-

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    13/25

    Cisplatin(Platinol)

    20 mg/m2/hari IV

    untuk 5 hari/50-70

    mg/m2 sebagai

    dosis tunggal tiap

    3 minggu

    Mual dan muntah

    Disfungsi renal.

    Disfungsi saraf

    pe nd en ga ran .

    (Katzung, 1998).

    INDIKASI :

    Digunakan sendiri atau dalam kombinasi (dengan antineoplastik lain,

    pemb ed ah an at au ra diasi) dal am pen at alaksan aan : 1. Testikular

    metastatik dan karsinoma ovarium, 2. Kanker kandung kemih tingkat

    lanjut, 3. Kanker kepala dan leher, 4. Kanker servikal, 5. Kanker paru,

    6. Tumor lain.

    KERJA OBAT

    ~ Menghambat sintesis DNA dengan memproduksi hubungan silang

    dengan rantai DNA induk (fase siklus sel nonspesifik). Efek

    Terapeutik : ~ Kematian sel yang bereplikasi dengan cepat, terutama

    sel-sel ganas.

    FARMAKOKINETIK

    Absorpsi : Diabsorpsi sempurna setelah pemberian IV.

    Distribusi : Didistribusi secara luas. Terakumulasi selama berbulan-

    bulan setelah pemberi an .

    Metabolisme dan Ekskresi : Diekskresi terutama oleh ginjal.

    Waktu Paruh : 30-100 jam.

    KONTRAINDIKASI DAN PERHATIAN

    Dikontraindikasikan pada : - Hipersensitivitas, - Kehamilan atau

    laktasi.

    Gunakan secara hati-hati pada : a) Kehilangan pendengaran, b)

    Kerusakan ginjal (dianjurkan pengurangan dosis), c) Abnormalitas

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    14/25

    elektrolit, d) Pasien-pasien dengan potensi kehamilan, e) Infeksi aktif,

    f) Depresi sumsum tulang, g) Penyakit debilitasi kronik.

    REAKSI MERUGIKAN DAN EFEK SAMPING*

    SSP : KEJANG .

    Mata dan THT : ototoksisitas, tinitus.

    GI : mual berat, muntah, diare, hepatotoksisitas.

    GU : nefrotoksisitas, infertilitas.

    C dan E : hipomagnesemia, hipokalemia, hipokalsemia.

    Hemat : anemia, leukopenia, trombositopenia.

    Lokal : flebitis pada sisi penyuntikan IV.

    Metab : hiperurisemia.

    Neuro : neuropati perifer.

    Lain-lain : reaksi anafilaktoid.

    *Garis bawah mengindikasikan yang paling sering terjadi; HURUF

    BESARmengindikasikan kejadian yang mengancam kehidupan.

    INTERAKSI

    Obat-obat : ~ Nefrotoksisitas dan ototoksisitas bertambah bila

    digunakan bersama obat nefro- dan ototoksik (aminoglikosida,

    diuretik loop), ~ Depresi sumsum tulang bertambah bila digunakan

    bersam a agens antineoplastik lain atau terapi radiasi .

    RUTE DAN DOSIS

    IV (Dewasa) : 20 mg/m2 sehari selama 5 hari atau 50-70 mg/m2,diulang tiap 3-4 minggu dalam kombinasi dengan agens lain (sampai

    100 mg/m2 tiap 4 minggu bila digunakan sebagai agens tunggal).

    SEDIAAN

    Injeksi : 10 mg, 50 mg, 100 mg vial.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    15/25

    WAKTU/PROFIL KERJA OBAT

    (efek pada hitung darah)

    AWITAN PUNCAK DURASI

    IV Tidak diketahui 18-23 hari 39 hari

    IMPLIKASI KEPERAWATAN

    PENGKAJIAN

    Pantau tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dengan seringselama pemberian. Beritahu dokter bila terjadi perubahan yang

    bermak na .

    Pantau asupan dan haluaran serta berat jenis dengan sering selamaterapi. Dokter harus segera diberitahu bila terjadi perbedaan. Untuk

    menurunkan risiko nefrotoksisitas, haluaran urin minimal 100

    ml/jam harus dipertahankan selama 4 jam sebelum memulai terapi

    dan setidaknya 24 jam setelah pemberian.

    Anjurkan pasien untuk minum 2000-3000 ml/hari gunameningkatkan ekskresi asam urat. Alopurinol dan alkalinisasi urin

    dapat diintruksikan untuk membantu mencegah nefropati asam urat.

    Kaji kepatenan sisi penyuntikan IV dengan sering selama terapi.Obat ini dapat menyebabkan iritasi berat dan nekrosis jaringan bila

    terjadi ekstravasasi.

    Mual dan muntah berat yang berkepanjangan dapat terjadi 1 jamsetelah terapi dan dapat berlangsung sampai 24 jam. Agens

    antiemetik parenteral harus diberikan 30-45 menit sebelum terapi

    dan secara rutin dalam 24 jam s ampai 24 jam berikutnya atau sesuai

    indikasi. Pantau jumlah emesis dan beritahu dokter bila emesis

    melebihi panduan untuk mencegah dehidrasi.

    Kaji adanya demam, menggigil, sakit tenggorok, dan tanda-tandainfeksi. Beritahu dokter bila gejala tersebut muncul.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    16/25

    Pantau jumlah trombosit selama terapi. Kaji adanya perdarahan(perdarahan gusi, memar, petekia, guaiac feses, urin, dan emesis).

    Hindari injeksi IM dan pengukuran suhu rektal. Tekan sisi

    penyunt ikan vena sel ama 10 meni t.

    Dapat terjadi anemia. Pantau adanya peningkatan keletihan, dispnea,dan hipotensi ortostatik.

    Pantau adanya tanda-tanda anafilaksis (edema wajah, mengi,takikardia, hipotensi). Hentikan pengobatan dengan segera dan

    beritah u dokter bi la tanda-tanda itu terj ad i. Epinefrin dan

    perlengkapan res us itasi ha rus siap tersedi a.

    Obat ini dapat menyebabkan ototoksisitas (terutama pada anak-anak)dan neurotoksisitas. Kaji pasien dengan sering untuk adanya pusing,

    tinitus, kehilangan pendengaran, kehilangan koordinasi, rasa kebas

    atau kesemutan pada ekstremitas. Gejala tersebut dapat menetap.

    Segera beritahu dokter bila gejala tersebut muncul.

    Pertimbangan Tes Lab : Pantau HSD sebelum dan secara rutinselama terapi. Nadir l eukopenia, trombositopenia, dan anemia terjadi

    dalam 18-23 hari. Tunda dulu pemberian dosis berikutnya sampai

    jumlah sel darah pu tih > 4000/mm 3 dan trombosis > 100.000/mm3.

    Pantau fungsi hati dan ginjal sebelum dan secara periodik selamaterapi. Dapat menyebabkan nefrotoksisitas (peningkatan BUN dan

    kreatinin, serta penurunan kadar kalsium, magnesium, fosfat, dan

    kalium). Jangan memberikan dosis tambahan sampai BUN < 25

    mg/100 ml dan kreatinin serum < 1,5 mg/100 ml. Dapat

    menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Hepatotoksisitas dapat

    dimanifestasikan dengan peningkatan AST (SGOT), ALT (SGPT),

    dan bilirubin.

    DIAGNOSIS KEPERAWATAN POTENSIAL

    Risiko tinggi infeksi (efek merugikan).Risiko tinggi cedera (efek samping).

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    17/25

    Kurang pengetahuan sehubungan dengan program pengobatan(penyuluhan pasien/keluarga).

    IMPLEMENTASI

    Informasi Umum : Lakukan hidrasi pasien dengan sedikitnya 1-2liter cairan IV 8-12 jam sebelum memulai terapi sisplatin.

    Jangan menggunakan jarum atau peralatan aluminium selamapersiapan at au pemberi an . Alumini um be reaksi dengan obat ini ,

    membentuk endapan hitam atau cokelat, dan menyebabkan obat ini

    menjadi tidak efektif.

    Bubuk dalam vial yang belum dibuka harus disimpan dalam lemaripend ingin.

    Larutan harus disiapkan dalam kabinet biologik. Gunakan sarungtangan, skort, dan masker selama berhubungan dengan obat ini.

    Buang semua peralatan dalam wadah yan g dirancang khusus.

    Infus Intermitten : Larutkan 10 mg vial dengan 10 ml air steriluntuk injeksi dan 50 mg vial dengan 50 ml. Stabil selama 2 jam bila

    dilarutkan dengan air steril, selama 72 jam dengan air bakteriostatik.

    Jangan menyimpannya dalam lemari pendingin, karena dapat

    terbentuk kristal. Larutan harus jernih dan tidak berwarna; buang

    bi la keruh at au mengandun g en dapan.

    Dianjurkan untuk mengencerkan 2 liter dekstrosa 5 % dalam NaCl0,3 % atau 0,45 % yang mengandung manitol 37,5 g.

    Kecepatan : Diinfuskan 6-8 jam. Infus Kontinu : Sudah diberikan sebagai infus kontinu selama 24

    jam samp ai 5 ha ri den gan hasil be rk uran gn ya mu al dan munt ah .

    Kompatibilitas spuit : - bleomisin, - siklofosfamid, - doksapram, -doksorubisin, - droperidol, - fluorouracil, - furosemid, - heparin, -

    kalsium lukovorin, - metotreksat, - metoklopramid, - mitomisin, -

    vinblastin, - vinkristin.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    18/25

    Kompatibilitas Y-site : - bleomisin, - siklofosfamid, -doksorubisin, - droperidol, - fludarabin, - fluorourasil, - furosemid, -

    heparin, - kalsium leukovorin, - metotreksat, - metoklopramid, -

    mitomisin, - ondansetron, - sargramostim, - vinblastin, - vinkristin.

    Kompatibilitas Tambahan : - etoposid, - floksuridin, - hidroksizin,- kalsium leukovorin, - magnesium sulfat, - manitol, NaCl 0,9 %, -

    D5/NaCl 0,9 %.

    Inkompatibilitas Tambahan : - fluorourasil, - mesna, - natriumbika rbonat, - ti ot epa .

    PENYULUHAN PASIEN/KELUARGA

    o Instruksikan pasien untuk segera melaporkan adanya nyeri di sisipenyunt ikan .

    o Instruksikan pasien untuk segera memberitahu dokter bila terjadidemam, sakit tenggorok, tanda-tanda infeksi, perdarahan gusi,

    memar, petekie, darah dalam feses, urin, atau emesis; peningkatan

    keletihan, dispnea, atau hipotensi ortostatik. Peringatkan pasien

    untuk menghindari kerumunan dan orang-orang yang diketahui

    menderita infeksi. Instruksikan pasien untuk menggunakan sikat gigi

    lembut dan pencukur elektrik, serta menghindari jatuh. Peringatkan

    pasien untuk tidak meminum minuman beralkohol atau ob at yang

    mengandung aspirin atau ibuprofen, karena dapat mencetuskan

    perda rahan lambung.

    o Instruksikan pasien untuk segera melapor pada dokter bila terjadikebas atau kesemutan pada ekstremitas atau wajah, kesulitan

    mendengar atau tinitus, pembengkakan yang tidak wajar, atau nyeri

    sendi.

    o Instruksikan pasien untuk tidak menerima vaksinasi apapun tanpanasehat dokter.

    o Beritahu pasien perlunya kontrasepsi meskipun sisplatin dapatmenyebabkan infertilitas.

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    19/25

    o Tekankan perlunya tes lab periodik untuk memantau adanya efeksamping.

    EVALUASI

    Efektivitas terapi ditunjukkan dengan : - Berkurangnya ukuran atau

    penyebaran keganas an, - Terapi tidak bo le h dibe rikan lebih se ri ng da ri

    setiap 3-4 minggu, dan hanya bila nilai labnya dalam parameter yang

    dapat diterima dan pasien tidak memperlihatkan tanda-tanda

    ototoksisitas atau efek merugikan serius lainnya (Peglin dan April,

    2005).

    CISPLATIN

    Cisplatin merupakan salah satu obat antikanker golongan kompleks

    platin um. Karena toksisitas ci splatin yang hebat , ka rboplat in

    dikembangkan. Efektivitas terapi kedua obat sama tetapi

    farmakokinetik, pola distribusi dan toksisitas tergantung dosis berbeda.

    Cisplatin mempunyai sitotoksisitas sinergistik dengan radiasi dan obat

    kemoterapi lain.

    1. Mekanisme kerja : Mekanisme kerja sama dengan alkilator. Padalingkungan plasma yang tinggi klorida, cisplatin menetap sebagai

    jen is ne tral , yang masuk sel dan terikat pada N 7 guanin DNA,

    membentuk crosslink inter- dan intra- strand. Lesi sitotoksik yang

    terjadi menghambat sintesis DNA dan RNA. Kedua obat juga

    mengikat protein dan senyawa lain yang mengandung grup SH.

    Sitotoksisitas dapat terjadi pada setiap tahap pengembangan siklus

    sel, tetapi sel yang paling peka adalah fase G, dan S.

    2. Resistensi : Sensitivitas pada alat-alat ini menurun jika selmeningkatkan kadar glutation atau mempercepat perbaikan DNA,

    atau jika metionin dipacu (suatu protein kaya dengan gugus SH).

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    20/25

    3. Penggunaan dalam terapi : Cisplatin banyak digunakan untukpengoba tan tumor pada t sepe rt i met astat is karsinoma te st is

    dikombinasikan dengan vinblastin dan bleomisin, karsinoma

    ovarium kombinasi dengan siklofosfamid, atau tunggal untuk

    karsinoma kandung kemih. Karboplatin diberikan jika pasien tidak

    dapat diberi cairan banyak seperti yang diperlukan untuk pengobatan

    dengan cisplatin atau jika mengalami gangguan disfungsi gi njal atau

    cenderung mengalami toksisitas saraf atau telinga.

    4. Farmakokinetik : Cisplatin dan karboplatin diberikan IV dalamcairan garam; obat-obat ini dapat juga diberikan intraperitoneal

    untuk kanker ovarium. Lebih dari 90 % cisplatin diikat oleh serum

    prot ein. Kons en trasi te rt inggi di temukan dalam ha ti , ginjal , usus ,

    sel-sel testis dan ovarium, tetapi sedikit yang dapat masuk ke dalam

    cairan serebrospinal (CSS). Ginjal merupakan saluran ekskresi yang

    utama.

    5. Efek samping : Muntah yang hebat dan persisten terjadi 1 jamsetelah pemberian cisplatin dan dapat berlangsung sampai 5 hari.

    Premedikasi dengan antiemetik biasanya dapat menolong. Toksisitas

    terbatas yang paling sering adalah nefrotoksisitas yang tergantung

    dosis, menyangkut tubulus renalis kontortus distal dan tubulus

    renalis rektus. Keadaan ini diperburuk oleh hidrasi hebat dan

    diuresis. Hipomagnesemia dan hipokalsemia biasanya terjadi

    bersamaan; pent ing un tuk memp erbaiki kadar kalsium seb el um

    koreksi kadar magnesium. Toksisitas lain termasuk ototoksik,

    dengan kehilangan pendengaran dan tinitus, supresi sumsum tulang

    ringan; beberapa neurotoksisitas ditandai oleh parestesi dan

    hilangnya propriosepsi; reaksi hipersensitivitas mulai dari ruam

    kulit sampai anafilaksis. Pasien yang mendapat aminoglikosida

    bersamaan mempunyai ri siko yang lebih besar mendapatkan

    nefrotoksisitas dan ototoksisitas. Berbeda dengan cisplatin,

    karboplatin hanya menyebabkan mual dan muntah ringan dan tidak

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    21/25

    nefro-neuro-ototoksik. Intoksikasi yang terbatas dosis adalah

    mielosupresi (Mycek, 2001).

    Cisplatin : Platamine RTU, Platinol

    Senyawa-diaminodiklor ini dari platina (1979) bekerja sitostatis

    dengan jalan penghambatan sintesis DNA dan RNA. Mirip dengan zat-

    zat alkilasi, rantai-rantai DNA saling disambung dengan jembatan-

    jembatan plat ina (cross-linking). Obat ini te ru tama digunak an pada

    kanker testis dan ovarium yang sudah tersebar, biasanya dikombinasi

    dengan bleomisin dan vinblastin/etoposida. Pada kanker ovarium,

    dewasa ini kombinasi dari cisplatin + siklofosamida + paclitaxel

    dianggap sebaga pilihan pertama. Begitu pula digunakan pada jenis

    tumor-tumor lain, misalnya dari kepala dan leher, prostat dan kandung

    kemih.

    Efek samping yang sering terjadi adalah nausea dan muntah-muntah

    hebat, juga dapat merusak fungsi ginjal dan telinga (nefro- dan

    ototoksis). Oleh sebab itu, senyawa ini tidak dapat dikombinasi dengan

    aminoglikosida.

    Dosis : infus i.v. 50-200 mg/m2 setiap 3-4 minggu atau 15-20 mg/m2

    selama 5 hari dengan istirahat 3-4 minggu (Tjay et al, 2008).

    Platosin Combiphar/Pharmachemie

    Combiphar /Pharmachemie

    Antineoplastik, imunosupresan dan terapi paliatikantineoplastik

    (cisplatin dbl, cisplatin ebewe, cisplatin kalbe, platinox).

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    22/25

    Sisplatin 10 mg/ml; 50 mg/ml. Indikasi : karsinoma dengan metastatis

    dari testis, ovarium atau kandung empedu. Tumor kepala dan leher

    dengan/tanpa terapi kombinasi. Kerusakan fungsi ginjal, mielo supresi

    berat, ke rusak an pendengaran, dep resi sumsum tul an g, hami l. Efek

    Samping : Nefrotoksik, gangguan elektrolit, mual, muntah, ototoksik,

    mielo supresi, lekositopenia, trombositopenia, anemia, neurotoksik.

    Jarang : reaksi anafilatik. Perhatian : monitor fungsi ginjal, telinga,

    hati, saraf, jumlah jenis darah selama terapi. Interaksi Obat :

    meningkatkan toksisitas dari aminoglikosida, sefalotin, furosemid.

    Dosis : Dewasa : 50-100 mg/m2 dosis tunggal iv atau 20 mg/m 2)

    minimal 5 hari berturut-turut. Bisa diulang tiap 3-4 minggu. Kemasan

    : 1 vial (Anonim, 2010).

    Sub Kelas Terapi,

    Nama Generik,

    Sediaan/Kekuatan

    dan Restriksi

    Penggunaan

    Peresepan

    Maksimal

    Nama DagangKode

    Pabrik

    Cisplatin

    Infus i.v 100

    mg/m2/hari

    dosis tunggal

    20 mg/m2/hari

    5 hari berturut-

    turut

    1. Serb. inj. 10mg/vial

    Platosin RTUS

    Cisteen

    Cisplatin

    Comb

    Kifa

    Kalb

    2. Serb. inj. 50mg/vial

    Platosin RTUS

    Cisteen

    Cisplatin

    Cisplatin

    Comb

    Kifa

    Kalb

    Pfiz

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    23/25

    Sisplatin

    _ 2, 3 9 _ 6,3 1 ,2 0, 28 0 ,0 7 0, 530 ,10 _ 2 jam: 3,4 1, 1 g/ mlc

    7 jam: 1,00,4 g/mlc

    aPenelitian-penelitian

    awal mengukur platinum

    total, bukan senyawa

    induknya; nilai yang

    dilaporkan di sini adalah

    nilai senyawa induk pada

    tujuh pasien kanker

    ovarium (mean CLc r =

    6627 ml/menit.

    bSisplatin tidak berikatan

    secara reversibel dengan

    pr ote in pla sma . Mes kip un

    demikian, platinum

    membentuk kompleks

    kuat dengan protein

    pl as ma (90 %) .

    cSetelah pemberian dosis intravena tunggal 100

    mg/m2

    dalam bentuk infus -2 atau -7 jam pada

    pa sie n kank er ova rium.

    Referensi : Reece, P.A., Stafford, I., Davy, M., and

    Freeman, S. Disposition of unchanged cisplatin in

    pa tie nt s wi th ov ar ia n ca nc er . Cl in. Pha rma co l. The r.,

    1987, 42 : 320-325

    Tabel Toksisitas Ekstramedulari Bahan Pengalkilasi Tunggal yang

    Membatasi Dosis

    Obat MTD,*mg/m2-Kali Peningkatan di

    Atas Dosis Standar

    Toksisitas

    Organ Utama

    Sisplatin 200 2,0 NP, ginjal

    *Dosis maksimum yang dapat ditoleransi (maximum tolerated dose,

    MTD; kumulatif) dalam protokol pengobatan. Singkatan: NP,

    neuropati perifer

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    24/25

  • 7/28/2019 Makalah Sisplatin

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2000. Infor mator ium Obat Nasional Indonesia. Jakarta :

    Depkes RI.

    Anonim. 2010. Infor masi Sp es ial ite Obat Indonesia Vol. 46 -2011

    s/d 2012. Jakarta : ISFI.

    Anonim. 2013. Daftar Ob at PT ASKES (PERSERO) Edi si XXXII.

    Jakarta : PT. ASKES (PERSERO).

    Goodman dan Gilman. 2008. Goodman dan Gilman : Dasar

    Farma kologi Terapi Ed is i 10 , Volume 2. Jakarta : EGC.

    Goodman dan Gilman. 2011. Goodman dan Gilman : Manual

    Farma kologi dan Ter ap i . Jakarta : EGC.

    Katzung, Bertram G. 1998. Farmakolog i Dasar & Kl in ik Edi si VI.

    Jakarta : EGC.

    Mycek, Mary J et al. 2001. Farma kolog i Ulasan Bergambar Edi si

    2. Jakarta : Widya Medika.

    Peglin, Judith Hopfer dan April Hazard Vallerand. 2005. Ped oman

    Obat untuk Perawat Edisi 4 . Jakarta : EGC.

    Schmitz, Gery et al. 2009. Farmakolog i & Toks iko logi Edi si II I.

    Jakarta : EGC.

    Tjay, Drs. Tan Hoan et al. 2008. Obat-Obat Penting : Khasiat,

    Penggunaan, dan Efek-Efek Sa mpingn ya Edi si VI. Jakarta : PT. Elex

    Media Komputindo.