makalah serbuk

Upload: muthia-adilla

Post on 08-Mar-2016

68 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pulvis dan pulveres

TRANSCRIPT

BAB IIISI

A. Pengertian SerbukDalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak digunakan. Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.Sediaan serbuk dibagi menjadi dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.SyaratSyarat Sediaan Serbuk:1. Harus halus sesuai dengan derajat halus serbuk.2. Harus homogen dengan semua komponen.3. Harus dalam keadaan kering.

B. Keuntungan dan Kerugian SerbukSeperti halnya sediaan farmasi yang lain, sediaan bentuk serbuk memiliki keuntungan dan kerugian.Keuntungan bentuk serbuk :1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.2. Anakanak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.Kekurangan bentuk serbuk:1. Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa yang tidak enak.2. Kesulitan menahan terurainya bahanbahan higroskopis.3. Mudah mencair atau menguap zatzat yang dikandungnya.4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan pembungkusan dalam keseragaman dosis tunggal.

C. Derajat Halus SerbukDerajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor pengayak. Hal ini dimaksudkan bahwa untuk menentukan derajat halus suatu serbuk harus dilakukan dengan pengayak. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 1 nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor 20 tersebut. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui/lolos pada pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Contoh: serbuk 10/40 dimaksudkan bahwa serbuk tersebut semuanya melalui pengayak nomor 10 dan tidak lebih dari 40% dapat melalui pengayak nomor 40. Nomor pengayak menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat.Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut: Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8) Serbuk kasar adalah serbuk (10/40) Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60) Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85) Serbuk halus adalah serbuk (85) Serbuk sangat halus adalah serbuk (120) Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)Tabel nomor pengayakNomor pengayakLebar nominal lubang(mm)Garis tengah nominal kawat(mm)Perbandingan kira-kira jumlah luas lubang terhadap pengayak(%)Penyimpanan rata-rata maksimum(%)

581022253036446085100120150170200300 3,35 2,00 1,680,7100,6000,5000,4200,3550,2500,1800,1500,1250,1050,0900,0750,0531,7301,1750,8600,4450,4160,3470,2860,2220,1730,1190,1040,0870,0640,0590,0520,032434044383535353835363535393635393,23,33,33,94,24,44,54,85,25,66,36,57,07,38,19,1

Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C. serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor ata bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk.Untuk pembuatan serbuk atau serbuk bagi, FI III memberi petunjuk digunakan zat dengan derajat halus sebagai berikut:1. Serbuk sangat halus (120): Carbo asorben, Acidum Boricum, Sulfur Precipitatum, Magnesii Carbonas, Magnesii Oxydum, Talcum.2. Serbuk halus (100): Digitali Folia, Saccharose, Ipecacuanae Radix, Cinchonae Cortex, Opii Pulv., Zinci Oxydum, Tannalbin, Kaolin.3. Serbuk agak halus (44/85): Laktosa, Mira, Caryophylli, Foeniculi Fructus.Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C, seperti:Foeniculi Fructus(40)Anisi Fructus(44)Belladonnae Folia atau Herba(100)Caryophylli(44)Digitalis Folia(100)Ipecacuanhae Radix(100)Zingiberis Rhizoma(100)Cinnamomi Cortex(100)CinchonaeCortex(100)Myrrhae(44)Opii Pulvis(100)Sapo Medicatus(60)Sennae Folia(100)Strammonii Folia/Herba(100)Strychini Semen(100)Valerianae Radix(100)Untuk simplisia nabati, tidak boleh menggunakan bagian pertama yang terayak, tetapi harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat tidak terbagi rata pada semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang digerus halus dan diayak, maka muka daun yang akan terayak dulu, setelah itu baru urat daun dapat terayak. Serbuk Secale Cornuti harus dibuat baru dan tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun.

D. Pulvis (Serbuk Tak Terbagi)Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak). Umumnya, serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Pulvis adspersorius harus memenuhi persyaratan berikut:a. Harus halus, tidak boleh ada butiranbutiran kasar.b. Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, C. welchii, dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara (cara kering).c. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung karmin sebagai pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.3. Pulvis sternutotarius (serbuk bersin) digunakan untuk dihisap melalui hidung.4. Pulvis effervescent adalah serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air dingin atau air hangat. Jika serbuk ini dilarutkan akan mengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih. Merupakan campuran dari senyawa asam (asam sitrat, asam tartrat) dengan basa (natrium bikarbonat).Aturan pembuatan serbuk tabur:1. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan no.100.2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44.3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.

Contoh resep:R/ Ichtyoli 0,5Talc. 10Sol. Formaldehide 0,5Bol.alba 3m.f.pulv.adsp. ad 20s.u.ePenyelesaian : Ichtyol dilarutkan dalam etanol 96% atau eter dan ditambah bolus alba. Sol.Formaldehide diganti 1/3 bobotnya paraformaldehide.Selain pulvis untuk penggunaan luar, juga dikenal pulvis untuk penggunaan dalam (per oral). Penentuan dosis untuk pulvis penggunaan dalam menggunakan takaran sendok makan (C), sendok the (cth), sendok bubur (cp). Penentuan dosis tiap takaran menggunakan serbuk coba.Dalam resep pulvis (serbuk tak terbagi), khususnya untuk pemakaian dalam (ditandai dengan adanya petunjuk pemakaian Cth, C, C.p.) pehitungan dosis sekali pakai untuk setiap sendok teh/sendok makan/sendok bubur harus dilakukan perhitungan serbuk coba. Sebagai contoh:R/ Natrri carbonas 10Nitras subnitrasNaBr aa 5 (DM 2 g/6 g)Magnesium Oxyd. 10Rhei Radix Pulv5SL ad 40S.t.d.d cth IPro: Sultan (20 thn)Penyelesaian: Hitung dulu serbuk cobaCampur dan gerus halus natrium karbonat, NBB, MgO dan rhei radix sampai homogen. Untuk menghemat bahan dan mempercepat pengerjaan, dapat diperkecil jumlah bahan dalam resep dengan perbandingan yang sama (Natrium karbonas 2 g, NBB 1 g, NabR 1 g, MgO 2, rhei radix 1 g dan SL ad 8 g). Ambil 3 sendok teh (jika petunjuk dalam resep Cth, kalau C ambil sendok makan) kemudian timbang dan rata-ratakan sehingga didapat rata-rata satu sendok teh = X gram (Misalnya = 2,2 gram). Sehingga dalam resep yang memiliki DM ialah NaBr. Dosis sekali pakai NaBr:Dosis sekali pakai NaBr= Dosis sehari pakai NaBr = 3 x 0,275 =0,825Berdasarkan perhitungan tidak ada dosis yang melampaui dosis sekalipakai dan sehari dari NaBr (DM= 2 g/6 g). Jika melebihi, serbuk tersebut tidak dapat dikerja.Cara membuat serbuk tabur yang mengandung:1. Adeps Lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut dalam Aether atau Aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk sampai Aether atau aceton menguap, satelah itu ditambah bahan lainnya.2. Paraffinum Liquidum dan Oleum Ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film dan diaduk.3. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spiritu lalu dikeringkan dengan talk, yaitu sambil diaduk dibiarkan aether cum Spiritunya menguap lalu ditambahkan sisa talk dan serbuk lainnya, sambil yang melekat pada dinding mortis dilepas dengan spatel atau dengan kertas film.4. Minyak-minyak eteris dan Formaldehyde Solutio dicampur terakhir dengan cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.

E. Pulveres (Serbuk Terbagi)Pulveres/chartulae (serbukbagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Penulisan resep serbuk oleh seorang dokter dapat dilakukan dengan cara yaitu:1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk/bungkus, kemudian dibagi sebanyak serbuk/bungkus yang diminta. Misalnya:R/ Asam asetilsalisilat2,5Paracetamol 2Coffein 0,5m.f.pulv.divide in partes aequales no.X2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat berapa bungkus yang dikehendaki, misalnya:R/ Asam asetilsalisilat 0,25Paracetamol 0,2Coffein 0,05m.f.pulv.dtd no.XPada resep pertama, bahan yang ditimbang adalah sebagai berikut: Asam asetilsalisilat = 2,5 Paracetamol = 2 Coffein = 500 mgKetiga bahan tersebut diracik/dicampur satu persatu, dan asam asetilsalisilat yang digerus lebih dahulu sampai halus, kemudian ditambahkan coffein dan gerus lagi sampai homogen, terakhir paracetamol sedikit demi sedikit dan digerus sampai homogen. Keluarkan dari lumpang kemudian bagi menjadi 10 bungkus.Pada resep kedua, bahan yang ditimbang adalah sebagai berikut Asam asetilsalisila10 x 0,25 = 2,5 Paracetamol 10 x 0,2 = 2 Coffein 10 x 0,05 = 0,5Serbuk terbagi dikemas kedalam wadah kertas perkamen (puyer) sesuai banyaknya permintaan dalam resep. Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:1. Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan sekitar 11,5 cm ke arah kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk. Penyusunan kertas hendaknya secara proporsional, jangan terlalu memanjangkan ke samping, maksimal 5-6 kertas ke samping.2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah dilipat satu kali lipatannya mengarah keatas di sebelah seberang dihadapanmu.3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kira garis lipatan pertama, lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah kehadapanmu setebal lipatan pertama.5. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.

F. KapsulKapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan dalam cangkang kapsul atau berupa sediaan cairan, setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar. Dalam FI Ed.III. Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.Keuntungan sediaan kapsul, antara lain:1. Bau dan rasa yang tidak enak tertutupi.2. Pemberian dosis yang tetap.3. Bahanbahan obat/zat yang rusak diudara terbuka, bila dimasukkan ke dalam kapsul akan terlindungi.4. Mudah pemakaiannya oleh pasien.5. Dengan kapsul yang berwarnawarni, menambah daya tarik obat.6. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.Macam-Macam Kapsul:Berdasarkan konsistensinya, kapsul dibagi menjadi:1. Kapsul keras (capsulae durae, hard capsul)Kapsul keras adalah sediaan yang terdiri dari dua bagian, bagian atas dan bawah yang dapat dipisahkan untuk memasukkan bahan obat ke dalamnya.2. Kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)Kapsul lunak adalah suatu sediaan yang terdiri dari satu bagian yang utuh (one piece), tertutup rapat yang dapat mengandung cairan/larutan, suspensi atau semi padat. Kapsul lunak dapat dijumpai dalam berbegai bentuk seperti bentuk tabung bulat, elips, bujur, dan bentuk khusus.Perbedaan kapsul keras dan lunakKapsul kerasKapsul lunak

1. terdiri atas tubuh dan tutup2. tersedia dalam bentuk kosong3. isi biasanya padat, dapat juga cair4. cara pakai per oral5. bentuk hanya satu macam1. satu kesatuan2. selalu sudah terisi3. isi biasanya cair, dapat juga padat4. bisa oral, vaginal, rectal, topikal5. bentuknya bermacam macam

Ukuran Cangkang Kapsul

Pemilihan Ukuran Kapsul1. Pemilihan dari ukuran paling baik ketika formulasi dikembangkan, karena jumlah bahan inert yang dibutuhkan tergantung pada ukuran atau kapasitas kapsul yang dipilih.2. Apabila formulasi dari bahan tidak memerlukan pengisi untuk menambah jumlah serbuknya, maka ukuran cangkang kapsul dapat boleh ditetapkan setelah pengembangan dan persiapan formulasi.3. Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi campuran bahan obat dan bagian tutupnya diselubungkan rapat rapat. Bagian tutup bukan saja berfungsi sebagai penutup tetapi juga menekan dan menahan, oleh karena itu ukuran kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.Cara Pembuatan Kapsul1. Kapsul KerasAda tiga cara pengisian cangkang kapsul yaitu dengan:a. Tangan; merupakan cara yang paling sederhana karena menggunakan tangan langsung tanpa menggunakan bantuan alat lain. Untuk memasukkan obat ke dalam kapsul, dapat dilakukan dengan cara membagi serbuk sesuai jumlah kapsul yang diminta. Selanjutnya, tiap bagian serbuk tadi dimasukkan kedalam badan kapsul lalu ditutup.b. Alat bukan mesin; alat yang dimaksud ini adalah alat dengan menggunakan tangan manusia. Dengan pengerjaan ini, dapat diperoleh kapsul yang seragan dan lebih cepat. Caranya:1) Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak.2) Serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul dimasukkan/ditabutkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.3) Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.c. Alat mesin; digunakan untuk memproduksi kapsul secara besarbesaran dan menjaga keseragaman kapsul, perlu digunakan alat otomatis mulai dari membuka, mengisi, sampai menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.Pengisian Cairan ke Dalam Kapsul Kerasa. Zat-zat setengah cair/cairan kentalMisalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.b. Cairan-cairanUntuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluarUntuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40 %. Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, setetah itu tutup.Faktor Faktor yang Merusak Cangkang KapsulCangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :a. Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2dan sebagainya.b. Mengandung campuran eutecticumZat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.c. Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.(pemecahan sudah dibahas diatas )d. Penyimpanan yang salahDi tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan:1) dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering2) dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)3) dalam wadah plastik yang diberi pengering4) dalam blitser / strip alufoil2. Kapsul LunakPembuatan kapsul lunak membutuhkan keahlian khusus menggunakan alat dan mesin yang canggih, dan tidak dibuat secara manual seperti kapsul keras. Kapsul lunak dibuat dengan cara proses lempeng menggunakan seperangkat cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan cara die process (berputar bolak-balik) yang lebih efisien dan produktif.a. Proses LempengSelembar gelatin hangat yang tidak berwarna ditempatkan pada permukaan cetakan bagian bawah dan obat yang cair dituangkan ke dalamnya, baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan di atasnya dan ditekan. Sehingga tekanan ini bertindak sebagai pembuat kapsul. Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu bersamaan dan serantak. Kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut yang tidak menggangguatau merusak kapsul.b. Rotary die process (Robert P. Scherer)Cairan gelatin yang dituangkan dari tangki yang terletak diatas, dibentuk menjadi dua buah pita yang berurutan oleh mesin rotary die. Dalm waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisikan dan telah diukur, dimasukkan di antara kedua pita secara tepat, ketika itu dies membentuk kantung-kantung dari pita gelatin. Kemudian kantung yang sudah terisi disegel dengan tekanan dan panas, dan akan terlempar dari pita.Cara Membersihkan KapsulSalah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan.Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.

G. Cara Pembuatan Sediaan SerbukSerbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi.Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus cermat, dan di bawah ini disusun petunjuk yang perlu diperhatikan.1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortir. Cara yang baik ialah, pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira sama bagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Untuk mencampur tersebut sebaiknya digunakan bagian serbuk yang lain yang mempunyai warna berlainan dan kotras dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila serbuk berwarna putih, berilah zat warna, biasanya Carmin.2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk yang BJ-nya besar kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih rendah dan diaduk. Sebagai contoh, jika di dalam resep terdapat Magnesii Oxydi, Bismuth Subcarbonas, dan Saccharum Lactis, masukkan bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir, gerus sambil diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu masukkan Saccharum Lactis. Magnesii Oxydum adalah serbuk yang sangat ringan.3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini untuk menghindar agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, Natrii Chloridum, Zincy Oxydum, dan sebagainya.Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap, atau rusak pada pemanasan seperti Ammonii Carbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida seperti Magnesii Peroxydi.5. Cara mencampur Champora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:Larutkan Champora dengan Spiritus Fortior dalam mortir sampai cukup larut, jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalkan Saccharum Lactis sampai Spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk menghindari Champora menggumpal kembali. Pada pembuatan serbuk Champora untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti Spiritus fortior.6. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut:Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalkan Saccharum lactis sebagian lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Saccharum Lactis sisanya atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah pada dinding atau dasar mortir. Pencampuran ini dalam cukup waktu hingga memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada pengadukan tidak ada warna yang lebih tua.7. Serbuk dengan ekstrak kental. Dalam mortir panas, ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari, misalnya Spiritus Dilutus atau Spiritus lainnya secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok, misalkan Saccharum Lactis atau Amylum Oryzae.8. Serbuk dengan Tinctura atau Extractum Liquidum. Tinctura dan Extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hingga hampir kering lalu diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, biasanya digunakan Saccharum Lactis bila untuk obat dalam. Supaya serbuk yang dipakai pengeringan tidak menjadi keras, maka selalu dilepas dengan spatel dari dinding mortir.Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum Lactis. Bila jumlah ekstrak cair atau tingtur banyak maka diuapkan dulu di atas tangas air, diaduk dan bila cairan tinggal sedikit ditambah Saccharum Lactis dan masa selalu dilepas dengan spatel agar serbuk pengering tidak melekat dinding mortirTinctura yang sering dibuat secara tersebut ialah Ratanhiae Tinctura, Opii Tinctura, Gentianae Tinctura, dan Strophanti Tinctura. Bila zat yang berkhasiat pada pemanasan di atas tangas air mudah menguap atau rusak (terurai) oleh pemanasan dapat dilakukan sebagai berikut:a. Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat berkhasiatnya saja. Misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Champore Solutio Spirituosa, dan Iodii Tinctura.b. Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Di sini tingtur diuapkan dengan pemansan serendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasi di atas tangas air dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah tetes sebelumnya menjadi kering. Dengan cara seperti ini dilakukan pada Opii Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura.Serbuk dengan Nitroglycerini Solutio Spirituosa karena jumlah Solutio tersebut kecil dapat mudah dikeringkan dengan penambahan campuran serbuk yang lain.9. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram saccharum lactis dengan 1 tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculi, dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan, dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas paraffin sebab minyak eterisnya akan diserap. Gula berminyak harus dibuat dengan tetes minyak eteris penuh tidak pecahan, bila dalam hitungan diperoleh pecahan, dibuat dengan tetes penuh, sisa gula minyak disisihkan (disimpan).10. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatur dengan perbandingan.Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mengandung air kristal adalah:a. Ferrosi sulfat: eksikatur = 100:67 (3:2)b. Magnesium sulfat: eksikatus= 100:67 (3:2)c. Natrii sulfas: eksikatus = 100:50 (2:1)d. Natrii karbonas: eksikatus = 100:50 (2:1)e. Tawas: eksikatus = 100:67 (3:2)11. Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet. Bila tersedia zat aktif yang ada dalam tablet, sebaiknya diganti zat aktifnya yang sesuai, bila tidak, tablet digerus dahulu, diayak lalu dicampur denga serbuk lain.Bila jumlah tablet adalah pecahan, maka dibuat pengenceran dulu yang mudah dibagi, baru ditimbang dalam perbandingan.Serbuk tidak bagi, adalah serbuk baik untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar. Untuk pemakaian dalam ialah: serbuk perut atau serbuk pencahar, untuk pemakaian luar ialah: serbuk tabur, serbuk luka, serbuk isap, serbuk gigi.Cara mencampur serbuk tidak terbagi biasanya digunakan kotak panci alumunium tertutup untuk mencampur serbuk, di dalamnya terdapat 3 bola besi yang bila kotak digerakkan akan bergerak dan mencampur serbuk.

Cara dan Perhitungan Pengenceran1. Pengenceran biasaPengenceran biasa dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di bawah 50 mg dan di atas 1 mg (1 mg < zat aktif < 50 mg).Contoh:CTM= 40 mgCara perhitungan:Perbandingan= zat aktif : total pengenceran 1 : 5 50 : 200CTM= 50 mgZat tambahan= 150 mgTotal= 200 mgHasil pengenceran= = Sisa pengenceran= total pengenceran hasil pengenceran= 200 mg 160 mg = 40 mg2. Pengenceran bertingkatPengenceran bertingkat dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di bawah 1 mg (zat aktif < 1 mg).Contoh:Atropin= 0,3 mg

Pengenceran IIPengenceran ICara perhitungan:0,3 mg 1 mg50 mgPengenceran IPerbandingan= zat aktif : total pengenceran 1 : 50 50 : 2500

Atropin= 50 mgZat tambahan= 2450 mg +Total= 2500 mgHasil pengenceran= = Pengenceran IIPerbandingan= hasil pengenceran I : total pengenceran 1 : 4 50 : 200Hasil pengenceran I= 50 mgZat tambahan = 150 mg +Total = 200 mgHasil pengenceran = = Jadi, hasil pengenceran yang ditimbang adalah 60 mg untuk digunakan dalam pembuatan serbuk.

Contoh Resep:1. Resep Pulvis (Serbuk Tak Terbagi)Dr. SupriyadiSIP no. 228/K/84Jln. Budi Kemuliaan no. 8A, MakassarNo. Telp. 4265

No: 01 Tgl. 22 Januari 2013 R/ Balsem peru 2 % ZnO3.5 % Presip sulfur1.4 % As.salisilat 0.8 % Kamfert0.31 % Mentol 0.47 % Talk ad 50 g m.f.pulv adsp. s.u.e.snsPro : Ilham (8 tahun)Alamat : Bukit Garaganti, Samata

Perhitungan BahanBalsem peru 2 % x 50 = 1 gZno 3.5 % x 50 = 1.75 gPresip Sulfur 1.4 % x 50 = 0.71 gAs.salisilat 0.8 % x 50 = 0.4 gKamfert 0.31 % x 50 = 1.55 gMentol 0.47 % x 50 = 0.235 gTalk 100 % x 50 = 4. 25 g100% - (2% +3.5% + 1.4% +0.8% +0.31% + 0.47% ) 50 = 45.75 gCara Pembuatan Menimbang semua bahan. Menggerus Asam benzoat dalam mortir, kemudian menetesinya dengan spiritus fortior hingga lembut, kemudian dikeringkan dengan talk dan mengeluarkanya dari mortir. Memasukan balsam peruv kedalam mortir kemudian meneteskan sedikit spiritus fortior hingga encer lalu dikeringkan menggunakan talk dan sisihkan. Memasukan Sulfur praecitatum ke mortir,lalu menambahkan asam borat, calc.carbonat, starch digerus hingga homogen. Semua bahan dicampur , kemudian tambahkan ZnO yang sudah diayak dan tambahkan talk sebagian. Mengayak bahan dengan ayakan No.60 hingga semua terayak,sisihkan. Camfert ditetesi spiritus fortior dan mentol aduk hingga mencair, tambah talk,campur hingga kering dan homogen. Campur sampai homogen Talk yang tadi sudah diayak dengan Talk yang telah bercampur dengan camfert. Memasukanya ke wadah dan beri etiket yang sesuai.EtiketAPOTEK SARTIKA PHARMAJL. S DG. NGEMBA, SAMATA-GOWASIA: 70100111016

No. 01 Tgl. 22 Januari 2012 Untuk : Ilham (8 tahun) Alamat :Bukit Garaganti, Samata

Pemakaian luar bila gatal

Apoteker: Ayu Try Sartika, S.Farm., Apt

Khasiat Untuk mengatasi gangguan kulit seperti biang keringat dan gatal-gatal.

2. Resep Pulveres (Serbuk Bagi)a. Menggunakan dtd (de tales doses, berdasarkan dosis)Dr. SupriyadiSIP no. 228/K/84Jln. Budi Kemuliaan no. 8A, MakassarNo. Telp. 4265

No: 02 Tgl. 22 Januari 2013 R/ Asetosal 0,1 CTM 0,01 Lactosa 0,05 m.f.pulv.dtd.no.XX s.3.dd.I.p.cPro : Fizha (18 tahun)Alamat : Jln. Hertasning Baru, Makassar

Perhitungan bahanAsetosal= 0,1 g x 20= 2 gCTM= 0,01 x 20= 0,2 gLactosa= 0,05 x 20= 1 gPerhitungan dosisDM asetosal= 1 g/8 gDM CTM= -/40 mg = -/0,04 g1) Berdasarkan Umura) Asetosal1 x p= = = 0,9 g < 1 gSehari= 0,9 x 3= 2,7 g < 8 gb) CTM1 x p= = --Sehari= = 36 mg < 40 mg

2) Berdasarkan resepa) Asetosal1 x p = 1 x 0,1 g= 0,1 g < 0,9 gSehari= 0,1 g x 3= 0,3 g < 2,7 gb) CTM1 x p= 1 x 0,01 g= 0,01 g < --Sehari= 3 x 0,01 g= 0,03 g < 0,036 g3) Persentasea) Asetosal1 x p = = 11.11% < 100%Sehari= = 11,11% < 100%b) CTM1 x p= --Sehari= = 83,33% < 100%b. Tanpa menggunakan dtdDr. SupriyadiSIP no. 228/K/84Jln. Budi Kemuliaan no. 8A, MakassarNo. Telp. 4265

No: 02 Tgl. 22 Januari 2013 R/ Asetosal 1 CTM 0,2 Lactosa 1 m.f.pulv.no.XX s.3.dd.I.p.cPro : Fizha (18 tahun)Alamat : Jln. Hertasning Baru, Makassar

Perhitungan bahanAsetosal= 2 gCTM= 0,2 gLactosa= 1 gPerhitungan dosis1) Berdasarkan Umura) Asetosal1 x p= = = 0,9 g < 1 gSehari= 0,9 x 3= 2,7 g < 8 gb) CTM1 x p= = --Sehari= = 36 mg < 40 mg2) Berdasarkan resepa) Asetosal1 x p = = 0,1 g < 0,9 gSehari= 0,1 g x 3= 0,3 g < 2,7 gb) CTM1 x p= = 0,01 g < --Sehari= 3 x 0,01 g= 0,03 g < 0,036 g3) Persentasea) Asetosal1 x p = = 11.11% < 100%Sehari= = 11,11% < 100%b) CTM1 x p= --Sehari= = 83,33% < 100%Cara pembuatan untuk resep a dan b Disiapkan alat dan bahan Dibuat pengenceran untuk CTM, sesuai dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. Ditimbang hasil pengenceran, dimasukkan ke dalam lumpang. Ditimbang asetosal 2 g, dimasukkan ke dalam lumpang sedikit demi sedikit, digerus homogen. Ditimbang lactosa 1 g, dimasukkan ke lupang sedikit demi sedikit, digerus homogen. Disiapkan kertas puyer sebanyak 20 kertas, dibagi serbuk sama banyak ke setiap kertas puyer. Dimasukkan ke dalam sak obat, dan diberi etiket putih.Etiket untuk resep a dan bAPOTEK SARTIKA PHARMAJL. S DG. NGEMBA, SAMATA-GOWASIA: 70100111016

No. 02 Tgl. 22 Januari 2012 Untuk : Fizha (18 tahun) Alamat : Jln. Hertasning Baru, Makassar Aturan : 3 x sehari, 1 bungkus setelah makan

Apoteker: Ayu Try Sartika, S.Farm., Apt

3. Resep KapsulDr. SupriyadiSIP no. 228/K/84Jln. Budi Kemuliaan no. 8A, MakassarNo. Telp. 4265

No: 03 Tgl. 22 Januari 2013 R/ Vitamin C 25 Thiamin HCL 2 Nicotinic Acid 25 Laktosa 110 m.f.pulv.da in caps.dtd.no.XXV s.1.dd.caps.I.pcPro : Zaky (22 tahun)Alamat : Barombong

Perhitungan bahanVitamin C= 25 mg x 25 = 625 mgThiamin HCl= 5 mg x 25= 50Nicotinic Acid= 25 mg x 25= 625 mgLaktosa= 110 mg x 25= 2750 mgBerat total= 4050 mgPemilihan kapsul= = 162 mg(berat untuk tiap kapsul)Kapsul yang digunakan adalah kapsul nomor 3 (kapasitas 0,2 g = 200 mg)Cara pengisian serbuk ke kapsulPeracikan obat dilakukan seperti peracikan pembuatan pulveres, yang membedakan hanyalah pemasukan serbuk ke dalam cangkang kapsul. Cara tercepat untuk memasukkan serbuk ke kapsul adalah dengan membagi sama banyak pada kertas puyer sebanyak 25. Kemudian dimasukkan secara manual dengan tangan dapat juga dengan alat bukan mesin.EtiketAPOTEK SARTIKA PHARMAJL. S DG. NGEMBA, SAMATA-GOWASIA: 70100111016

No. 02 Tgl. 22 Januari 2012 Untuk : Zaky (22 tahun) Alamat : Barombong Aturan : 1 x sehari, 1 kapsul setelah makan

Apoteker: Ayu Try Sartika, S.Farm., Apt

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSediaan serbuk adalah adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Sediaan serbuk dibagi menjadi dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikuts erbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8), serbuk kasar adalah serbuk (10/40), serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60), serbuk agak halus adalah serbuk (44/85), serbuk halus adalah serbuk (85), serbuk sangat halus adalah serbuk (120), serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300). Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan dalam cangkang kapsul atau berupa sediaan cairan, setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar. Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi. Dalam pembuatan serbuk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dibutuhkan perlakuan tertentu seperti ekstrak kental, bahan yang higroskopis, bahan aktif dalam jumlah sedikit, bahan aktif dengan berat jenis yang berbeda, dan lain-lain.

B. SaranPenulis berharap makalah ini dapat memberkan kontribusi yang cukup untuk mahasiswa farmasi pada khususnya. Adapun kekurangan dalam makalah kami ini, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Arjuna, Andi dkk. 2010. Penuntun Praktikum Farmasetik. Fakultas Farmasi Unhas: Makassar.Anief, Moh. 2007. Farmasetika Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.http://fahmisheika.wordpress.com/2012/07/14/kapsul-sheika-selamaretha-anzelin/.Diakses pada tanggal 3 Februari 2013.http://mienceubyaan.blogspot.com/2012/06/soft-capsule.html. Diakses pada tang-gal 3 Februari 2013.http://farmasiputri.blogspot.com/2012/05/kapsul.html. Diakses pada tanggal 3 Februari 2013.12