prekompaksi&kompaksi metalurgi serbuk

30
Kuliah-4 Pre-kompaksi dan kompaksi

Upload: prima-rizki

Post on 22-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Material

TRANSCRIPT

Page 1: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Kuliah-4

Pre-kompaksi dan kompaksi

Page 2: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Kerangka kuliah:

Pengadukan dan pencampuran (mixing and

blending)

Friksi Serbuk:

Efisiensi pencampuran

Pelumasan serbuk

Fenomena kompaksi

Teori kompaksi

Teknologi kompaksi

Page 3: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

1-Pengadukan dan pencampuran

Pengadukan dan pencampuran proses pra kompaksi

Serbuk dicampur untuk diperoleh kontrol distribusi ukuran dan upaya memudahkan proses pemaduan melalui serbuk logam.

Hal penting dalam pra-kompaksi agar terhindar dari permasalahan di fabrikasi:

Jangan menggunakan serbuk setelah transportasi tanpa pencampuran ulang.

Jangan mem-vibrasi serbuk.

Jangan mengumpankan serbuk secara jatuh bebas, dimana serbuk halus dan kasar dapat bersegregasi karena perbedaan laju settling.

Page 4: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

2-Mekanisme pencampuran

Proses pencampuran serbuk didasarkan pada mekanisme berikut:

Difusi pergerakan partikel ke tumpukan serbuk

Konveksi pencampuran dengan transfer sekelompok serbuk ke lokasi yg berdekatan

Geser pencampuran melalui pembagian dan pengaliran serbuk secara kontinu melalui bidang geser.

Page 5: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

3 – Peralatan aduk dan

campur

Beberapa contoh peralatan pengadukan dan pencampuran

serbuk

Page 6: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

4 – Efek kondisi proses

Volume serbuk sangat menentukan proses pengadukan dan pencampuran. Volume sekitar 20-40% optimal!

Kecepatan rotasi juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi pencampuran.

Rotasi lambat perlu waktu untuk pencampuran yang memadai.

Rotasi cepat menghasilkan gaya sentrifugal serbuk yang mengganggu aliran selama proses.

Pencampuran terbaik terjadi jika gaya sentrifugal kecil, tapi tdk terlalu kecil untuk terjadinya turbulensi.

Page 7: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

5 – Friksi serbuk:

Efisiensi pencampuran

Pengadukdan dan pencampuran ditentukan oleh aliran serbuk satu sama lain. Makin tinggi gesekan interpartikel akan menjadikan proses pencampuran makin sulit.

Friksi akan meningkat oleh:

Ukuran yang makin kecil

Bentuk partikel tidak beraturan

Koefisien gesek partikel yang makin tinggi

Pada pengaduk silindris, efisiensi bervariasi dengan karakteristik serbuk dan karakteristik operasi pengadukan. Kec putar yg diinginkan adalah perpaduan keseimbangan gaya gravitasi dan sentrifugal.

Estimasi kec putar optimal serbuk pada pengaduk silindris oleh Sundrica: No = 32/d1/2

dimana:

No = kec putar optimal dalam RPM

d = diameter drum pengaduk dalam meter.

Makin kecil diameter drum, makin cepat putaran yg diperlukan untuk mencapai pencampuran optimal.

Page 8: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

5 – Friksi serbuk:

Pelumasan serbuk Permasalahan dasar dalam kompaksi adalah gesekan antara serbuk

dengan cetakan dan antar serbuk.

Pelumas digunakan untuk meminimalisasi keausan dan memudahkan

pengeluaran hasil cetak dari cetakan. Terdapat 2 jenis pelumasan :

pelumasan dinding cetakan dan pelumasan serbuk.

Pelumas biasa dicampur dengan serbuk sbg langkah akhir sebelum

penekanan. Untuk logam, senyawa berbasis stearat Al, Zn, Li, Mg dan Ca

biasa digunakan. Senyawa dengan atom karbon 12-22.

Berbentuk butiran halus, dengan ukuran rata2: 30 mikron

KOnsentrasi penambahan: s.d. 2.0 wt%.

Jenis lainnya: lilin atau aditif selulosa.

Page 9: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

6. Efek pelumasan (1)

‘Apparent density’ SS 316L hasil

atomisasi air turun dengan

penambahan Li-stearat, dengan

kondisi pengadukan:

60 vol%

50 rpm

Disebabkan: peningkatan volume

terjadi karena adanya pelumas

yang bermassa jenis lebih

rendah.

Page 10: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

6. Efek pelumasan (2)

Waktu alir menjadi lebih cepat

(Hall flowmeter, 50 g) jika jumlah

pelumas ditambahkan.

Dalam kondisi basah (setelah

penekanan sebelum sinter)

pelumasan dapat menurunkan

kekuatan.

Page 11: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

6. Efek pelumasan (3)

Gaya yang diperlukan untuk

mendorong serbuk yang

dicetak, keluar dari cetakan,

turun dengan penambahan

pelumasan.

Keausan cetakan dapat

dikurangi dengan pelumasan.

Page 12: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

8. Kompaksi

Tumpukan makin padat terjadi saat penekanan. Selanjutnya titik kontak

terdeformasi dengan meningkatnya tekanan. Akhirnya, partikel

mengalami deformasi plastis secara ekstensif.

Page 13: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

9. Kompaksi konvensional

•Terdapat beberapa mode penekanan:

•Hidrolik

•Mekanik

•Rotari

•isostatik

Page 14: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Mesin kompaksi

Page 15: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

10. Teori kompaksi (1)

Page 16: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

10. Teori kompaksi (2)

Faktor rasio tegangan (z) kecil diinginkan untuk keseragaman kompaksi

friksi inter partikel yang tinggi akan membantu homogenitas dalam operasi

penekanan.

Page 17: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Kompaksi dan pelumasan

Ada 3 efek penting dari hasil

percobaan Tabata et al.:

Friksi dinding cetakan (u)

bergantung pada jumlah

pelumas;

Friksi dinding cetakan

turun dengan

meningkatnya tekanan

kompaksi;

Rasio tekanan (z)

mendekati akar kuadrat

tekanan yang diberikan.

Page 18: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Kompaksi:

1- Densiti bakalan vs tekanan

Ketika tekanan ditingkatkan, densiti bakalan meningkat, sebagai akibat berkurangnya porositas.

Kemampuan penekanan serbuk didefinisikan sebagai densiti yang dicapai pada tekanan kompaksi yang diberikan.

HUbungan densiti dengan tekanan di-gbr-kan sbb.:

de/dP = -Ke (1)

dimana, P: tekanan yg diberikan, e: fraksi pori dan K: konstanta.

Hasil integrasi:

ln (e/ea) = -KP (2)

dimana ea: apparent porosity pada awal kompaksi

#Persamaan di atas masih mengabaikan mekanisme kompaksi. Cukup layak utk penerapan pada tekanan 100 – 700 MPa.

Page 19: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

1- Densiti bakalan vs

tekanan (2)

Modifikasi pers (2) dengan mempertimbangkan konsolidasi awal transien dan mekanisme ganda kompaksi, digbrkan pada pers. Berikut:

ln e = B – K1P – K2P (3)

dimana K1 dan K2 : karakteristik mekanisme densifikasi, B: konstanta untuk pengaturan

Perilaku kompaksi bergeser dari mekanisme kompaksi yg dikontrol peluluhan ke pengerasan kerja.

Page 20: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Pegaruh kekerasan material terhadap densiti bakalan

diperlihatkan gbr di atas. Ukuran partikel= 44-62 mikron.

Makin tinggi kekerasan, makin rendah densiti bakalan yg dicapai

pada tekanan tertentu. Pada material keras, perpatahan dan

deformasi terjadi selama kompaksi.

1- Densiti bakalan vs

tekanan (3)

Page 21: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

K1 berhubungan scr signifikan dengan kekuatan luluh material,

pada tekanan kompaksi melebihi yg diperlukan untuk pengaturan

partikel.

Pada tekanan kompaksi yang lebih tinggi, laju densifikasi rendah.

Pada kondisi ini, pengerasan kerja menentukan kondisi

kompaksi.

1- Densiti bakalan vs

tekanan (4)

Page 22: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Kompaksi sangat bergantung pada beberapa hal berikut:

Ukuran partikel

Bentuk

Gesekan antar partikel

Pelumasan

Dimensi Kekuatan bakalan berhubungan dengan fraksi densiti.

s = C.so.f(r) (4)

dimana s: kekuatan, C: konstanta, so: kekuatan material; f(r): fungsi densiti

2- Kekuatan bakalan vs

densiti (1)

Page 23: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

2- Kekuatan bakalan vs

densiti (2)

Pada banyak kasus, pers (4), di-gbrkan dalam pers. berikut:

s = C.so.r^m (5)

Makin kasar sebuah partikel dapat meningkatkan kekuatan bakalan dalam bentuk penguncian mekanik antar partikel.

Pada sisi lain, makin halus partikel memberikan ikatan antar partikel yang lebih banyak, pada suatu densiti bakalan, dan karenanya meningkatkan kekuatan bakalan.

Page 24: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

3- Kekuatan bakalan vs

tekanan

Hubungan kekuatan – densiti – tekanan telah diberikan dalam beberapa pers. Maka hubungan kekuatan thd tekanan dapat ditelusuri.

Kombinasi per. (3) dan (5) dapat memberikan hubungan kekuatan – tekanan pada bakalan. Tapi, model yg dihasilkan terlalu kompleks.

Alternatif lain adalah pers. Berikut:

s = B’ so P (6)

dimana B’:konstanta material. Makin tinggi tekanan kompaksi yang diberikan, makin kuat bakalan yang dihasilkan.

Page 25: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

11. Teknologi kompaksi

Page 26: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Klasifikasi komponen

metalurgi serbuk

Class 1: level tunggal, bentuk sederhana

Class 2: level tunggal, tekanan kompaksi diberikan dari 2

arah

Class 3: level ganda, arah tekanan dari 2 arah

Class 4: level jamak, tekanan diberikan dari beberapa

arah.

Page 27: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Klasifikasi komponen

Page 28: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Klasifikasi komponen

Page 29: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Beberapa contoh:

Page 30: Prekompaksi&KOmpaksi metalurgi serbuk

Tugas 2 (kelompok per 2 orang)

Buatlah proposal riset fabrikasi produk dengan metalurgi serbuk untuk:

Biomaterial

Porous material

Aircraft component

Magnetic material

Jelaskan

Bentuk dan fungsi

Material penyusunnya

Kerangka proses fabrikasinya

Karakterisasi

Paper 4-8 halaman A4