makalah semester 6_aliran kebatinan(aliran kebatinan dan tasawuff)

17
PERBEDAAN ALIRAN KEBATINAN DENGAN AGAMA ISLAM (TASAWUF) Diajukan Sebagai Tugas “Liran Kebatinan” Disusun Oleh : Lailul Fitriyah ( D01208157 ) M Dwi Fidiqsa ( D31208034 ) Dosen Pembimbing Arif Mansyuri, M.Fil.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA F A K U L T A S T A R B I Y A H S U R A B A Y A JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) 2011

Upload: mohamad-dwi-fidiqsa

Post on 05-Jul-2015

976 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 1/17

 

PERBEDAAN ALIRAN KEBATINAN DENGAN

AGAMA ISLAM (TASAWUF)

Diajukan Sebagai Tugas

“Liran Kebatinan”

Disusun Oleh :

Lailul Fitriyah ( D01208157 )

M Dwi Fidiqsa ( D31208034 )

Dosen Pembimbing

Arif Mansyuri, M.Fil.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

F A K U L T A S T A R B I Y A H S U R A B A Y A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2011

Page 2: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 2/17

 

KATA PENGANTAR 

Alhamdulilah,kami panjatkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah memberkahi kami, sehingga laporan ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Sholawat serta salam tak lupa kami ucapkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad

SAW yang telah memberi jalan yang terang dan mengentas kita dari kebodohan.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang setia

membimbing kami selama masa perkuliahan serta proses penyelesaian laporan ini. Tak lupa

kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kita dalam

  penyelasian laporan ini, terutama kepada orang tua kami yang selalu mendoakan kami

dimana pun berada.

Dan tak lupa kami ucapkan maaf atas segala khilaf atas penulisan makalah ini.Karena

kami jua hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Semoga apa yang kami

sajikan ini berguna bagi kita semua dan dapat membantu dalam segala hal.

Surabaya , 5 Juni 2011

Penyusun

Page 3: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 3/17

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya aliran sangat meresahkan kehidpan antar sesama. Kita semua tahu

 bahwa dengan agama pun telah membimbing kita menuju pada kebenaran yang hakiki

dan sesuai dengan syariat yang telah diperjelas dalam kitab suci masing-masing.

 Namun, ada hal lain yang memang menurut mereka bahwa agama juga tidak 

selamanya membawa kita pada suatu hal yang baik dan benar adakalanya juga

membawa hal yang kurang baik.

Inilah mengapa ada perselisihan antara para penganut agama dengan para

 penganut aliran kebatinan yang telah ada di Indonesia. Ini adalah sebuah keyakinan

dan suatu kepercayaan, oleh sebab itu kelompok kami akan membeahsa

sebagaiomana sih agama dan aliran kebatinan yang ada saat ini. Di sini kami

memngupas antara aliran kebatinan dengan tasawuf yang notabenenya adalah ibadah

sakral dalam Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan aliran kebatinan dan tawawuf ?

Page 4: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 4/17

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Kebatinan

Aliran Kebatinan atau sekarang lebih dikenal dengan “kepercayaan”, lengkapnya

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah suatu system kepercayaan atau

system spriritual yang ada di Indonesia selain agama, aliran, faham, sekte atau madzhab

dari agama tersebut, serta bukan pula termasuk kepercayaan adat. Menurut istilah umum

Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu

  premis benar. Kepercayaan merupakan satu keyakinan pada sesuatu hingga

mengakibatkan penyembahan, sama ada kepada Tuhan, roh atau lainnya. Nama

Kebatinan itu lebih dikenal pada tahun 1950-an sampai dengan tahun akhir 1960-an, dan

Kebatinan muncul dalam berbagai bentuk gerakan atau perguruan.1

Kebatinan juga biasa disebut dengan Kejawen, Kejawen (bahasa Jawanya

Kejawèn) menurut wikipedia adalah sebuah kepercayaan yang terutama dianut di pulau

Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Penamaan

“Kejawen”, dipilih karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Syair-

syairnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, Kejawen merupakan bagian

dari agama lokal Indonesia. Di wikipedia diceritakan bahwa seorang ahli antropologi

Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang

ternama The Religion of Java. Olehnya Kejawen disebut “Agami Jawi”.2

Penganut ajaran Kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama

dalam pengertian seperti agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih

melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan

1 http://pencari-kebenaran-hakiki.blogspot.com/2010/08/aliran-kebatinan-dan-tasawwuf.html

2  Ibid.,

Page 5: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 5/17

 

sejumlah laku (mirip dengan “ibadah”). Ajaran kejawen biasanya tidak terpaku pada

aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep “keseimbangan”.

Simbol-simbol “laku” biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi

yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-

 bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya yang mirip dengan praktek 

 perdukunan. Akibatnya banyak orang (termasuk penghayat kejawen sendiri) yang dengan

mudah mengasosiasikan kejawen dengan praktek klenik dan perdukunan.

Ajaran-ajaran Kejawen bervariasi, dan sejumlah aliran dapat mengadopsi ajaran agama

 pendatang, baik Hindu, Buddha, Islam, maupun Kristen. Gejala sinkretisme ini sendiri

dipandang bukan sesuatu yang aneh karena dianggap memperkaya cara pandang terhadap

tantangan perubahan zaman. Ilmu Kebatinan selain disebut sebagai ilmu Kejawen

kadang-kadang disebut juga ilmu kerohanian, ilmu kejiwaan, ilmu kasuksman, ilmu

kesunyatan, ilmu kasampurnaan, atau juga ilmu ka-Allah-an.

Kembali kita menggunakan istilah Kebatinan, Masing-masing perguruan dipimpin

oleh guru Kebatinan yang mengajarkan ilmunya kepada pengikut-pengikutnya. Dengan

adanya berbagai macam perguruan yang ajarannya kadang-kadang berbeda

karakteristiknya antara satu sama lain, oleh sebab itu terdapat berbagai macam aliran

Kebatinan. Ilmu yang diajarkan, yang pada umumnya menurut pengakuan para guru itu

diperoleh atas dasar wahyu atau bahasa jawanya wangsit dari Tuhan.

Sementara itu dalam mistik Kejawen atau Kebatinan, tujuan mistiknya dikenal

dengan istilah manuggaling kawula gusti, atau juga jumbuhing kawula gusti, serta masih

terdapat istilah-istilah lain seperti gambuh (dalam aliran sumarah), wor winoring loro-

loroning atunggal, yang semuanya menggambarkan kondisi persatuan antara kawula

(manusia) dengan gusti (Tuhan), antara Tuhan dengan manusia lebur menjadi satu,

dengan disimbolkan sebagai curiga manjing ing rangka, rangka manjing curiga (keris

yang bersatu dengan rangkanya).

Tujuan untuk mencapai manuggaling kawula gusti itu dilandasi oleh suatu

 pemikiran teologis-metafisis “sangkan paraning dumadi” (asal dan kembalinya segala

yang ada). Dari pandangan filosofis tersebut dapat diketahui ajaran-ajaran tentang Tuhan,

manusia dan alam, siapakah manusia, dari mana asal usulnya, serta bagaimana

hubungannya dengan Tuhan.

Page 6: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 6/17

 

Seperti halnya pada Tasawuf, di dalam Kebatinan untuk sampai kepada

manunggaling kawulo gusti, orang harus melakukan latihan-latihan kerohanian atau

latihan kejiwaan atau juga oleh rasa dengan melalui menembah, sujud, meditasi, tapa

 brata, dan lain-lain. Pada umumnya tingkatan latihan rohani itu terdiri atas tiga tingkat,

 bersesuaian dengan tiga lapis struktur manusia; badan jasmani, badan rohani dan roh.

Ketiga tingkat latihan tersebut juga akan menghasilkan tiga suasana batin heneng, hening,

henong. Heneng atau meneng, berkaitan dengan terhentinya nafsu-nafsu, di mana nafsu-

nafsu itu ditimbulkan oleh rangsangan dari luar, sebagai hasil kerja indera. Hening berarti

 bening atau jernih, berkaitan dengan terhentinya kerja perasaan, pikiran ataupun angan-

angan dari memikirkan yang beraneka macam, tetapi pikiran perlu dikonsentrasikan pada

satu objek, dalam hal ini adalah Tuhan. Kemudian henong adalah suasana kosong, di

mana nafsu-nafsu telah terhenti, pikiran telah terkonsentrasi hanya kepada Tuhan. Dan

 pada saat itulah semua hijab yang membatasi diri manusia dengan Tuhan telah tersingkap.

Ketiga tingkat latihan kejiwaan itu digambarkan oleh Dr. S. De Jong dalam tiga

tahapan juga yakni; distansi, konsentrasi, dan reprensentasi. Distansi maksudnya ialah

mengambil jarak terhadap dunia materi yang dapat disentuh dengan indera, dengan

maksud untuk memadamkan nafsu. Sedangkan konsentrasi adalah suatu upaya

memusatkan daya batiniyah dengan maksud memutuskan sama sekali semua bentuk hubungan dengan dunia materi. Pada akhirnya jika kedua tahapan itu telah dapat dilalui

maka akan tercapai derajat identifikasi dengan Tuhan, di mana seorang ahli Kebatinan

telah mencapai derajat manunggaling kawula gusti, mati ing sajarone urip, dan itulah

tahap representative. Jika seseorang telah mencapai tahap tersebut ia telah dihiasi oleh

sifat-sifat keilahian, sifat-sifat kesempurnaan. Karena itu pula disebut sebagai Manusia

Sempurna Atau Insan Kamil. Manusia sempurna semacam itu disebut sebagai satria

 pinandita, di satu sisi ia sebagai pendeta yang dekat dan selalu mendekatkan diri denganTuhan, sedangkan di sisi yang lain ia sebagai satria yang memiliki kemampuan

supranatural, kemampuan di atas kemampuan manusia biasa, baik secara pisik maupun

 psikis, oleh karena ia telah dilimpahi sebagian sifat-sifat Tuhan.

B. Histori kebatinan

Keberadaan aliran Kebatinan atau dapat disebut juga kepercayaan dalam

wujudnya sebagai organisasi yang beraneka macam serta dalam jumlah yang tiada sedikit,

 barang kali itu boleh dipandang sebagai fenomena baru, oleh karena organisasi-organisasi

Page 7: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 7/17

 

aliran kepercayaan itu pada umumnya baru muncul setelah proklamasi kemerdekaan.

Sebagian di antaranya memang telah ada sejak zaman colonial Belanda, sekitar abad 20

ini. Akan tetapi apabila dilihat dari aspek ajarannya yang intinya adalah mistik Islam

Kejawen, sesungguhnya memiliki akar yang cukup panjang sepanjang sejarah

 perkembangan Islam di Jawa. Faham Kebatinan telah ada sejak Islam bersentuhan dengan

 budaya Jawa Hindu, justru perpaduan antara mistik Islam dan hindu budha itulah yang

menghasilkan mistik Islam Kejawen yang menjadi ciri khas aliran kepercayaan.

Faham Kebatinan ini dalam proses perkembangannya senantiasa didukung oleh

golongan priyayi, yaitu golongan keluarga istana dan pejabat pemerintahan kraton.

Mereka termasuk ke dalam kategori orang-orang Islam abangan lapisan atas, yakni orang-

orang Islam yang kurang mengetahui ajaran-ajaran Islam dan oleh karenanya tidak 

mengamalkan syari’at Islam. Mereka masih mempertahankan budaya Hindu, sementara

Islam yang datang kemudian dipandang sebagai unsur tambahan. Unsur Islam diperlukan

untuk melengkapi kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang diperlukan ajaran mistik.

Dalam mistik priyayi ini, tidak ada bedanya antara Yang Mutlak (Tuhan) dengan

manusia.

Faham Islam Kejawen sesungguhnya telah mulai masuk di kalangan istana/kraton

sejak pemerintahan sultan Tranggono di kesultanan Demak. Penghulu istana Demak itu

ialah sunan Geseng, saudara seperguruan Syekh Siti Jenar, yang mengajarkan mistik 

manunggaling kawulo gusti. Dan menantu Sultan Tranggono dari putrinya yang tertua

yaitu Jaka Tingkir atau Mas Karebet adalah dari golongan Islam Kejawen. Di samping

sebagai menantu Sultan, dia semula adalah sebagai bupati di Pengging, menggantikan

kedudukan ayahnya, yaitu Ki Kebo Kenanga. Dia juga termasuk salah seorang murid

Syekh Siti Jenar. Sementara itu kakeknya, Prabu Andayaningrat dari Pangging juga,

adalah menantu Prabu Brawijawa ke V dari Majapahit. Dan sewaktu kerajaan Demak 

sudah berdiri, Andayaningrat tetap berusahan untuk melanjutkan dinasti Majapahit

dengan segala tradisinya.

Tatkala Jaka Tingkir keluar sebagai pemenang dalam perebutan dengan Arya

Penangsang kemudian ia dikukuhkan sebagai sultan tahun 1550 menggantikan sultan

Trenggono dengan gelar Sultan Hadiwijaya, maka ibukota kerajaan dipindah dari Demak 

ke Pajang, sebab disana banyak penganut Islam Kejawen yang mendukung

  pemerintahannya, sehingga pada tahun 1568 terjadi pergeseran yang menyebabkan

Page 8: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 8/17

 

olehnya diusahakan penyesuaian Islam dengan agama siwa Budha dan dengan resmi

diwujudkan dalam bentuk ajaran wihdatul wujud atau manunggaling kawula gusti sebagai

dasar falsafat kerajaan, pergeseran itu diusahakan atas prakarsa ki Ageng Pengging (Ki

Kebo Kenanga) ayah Jaka Tingkir. Sehingga saat itu terjadi polarisasi kehidupan

 beragama, disatu pihak ada kelompok lama yang secara murni melaksanakan syari’at

Islam dan di lain pihak terdapat para bangsawan dan prajurit islam yang masih

melaksanakan kebiasaan adat kraton yang sinkretis yang biasa disebut kaum abangan.

Saat para kyai Indonesia banyak yang pergi haji ke mekkah dan banyak mempelajari

islam yang murni disana, setelah itu menyebarkan islam yang murni di Indonesia dan

membentuk gerakan-gerakan reformasi, dan arus modernisasi Barat semakin mengacam

menjadikan semangat keberagamaan kejawen juga semakin meningkat, mereka bangkit

mempertahankan apa yang dianggap sebagai nilai asli Jawa.

Dan pada saat kemerdekaan kebatinan sangat berkembang pesat terutama saat

 pasca kemerdekaan Banyak para ahli ilu social maupun ilmu agama yang menganalisa

dan memberikan pendapatnya kenapa aliran kebatian pada saat itu tumbuh begitu pesat.

Hal itu antara lain di samping dimungkinkan karena adanya pernyataan kebebasan

 beragama yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 29, juga karena berbagai krisis yang

timbul pada masa perjuangan membela kemerdekaan menuntut orang mencari peganganhidup, penguat batin.3

C. Keberadaan Aliran Kebatinan

Menurut catatan yang ada pada pengawas aliran kepercayaan masyarakat

(PAKEM) departemen agama, jumlah nama aliran Kebatinan pada tahun 1950-an itu

mencapai kurang lebih 400 aliran baik yang digerakan oleh organisasi-organisasi maupun

yang bersifat perorangan. Di antara aliran-aliran tersebut ada yang telah berkembang

sejak sebelum zaman keerdekaan, seperti misalnya: aliran suci rahayu (1925), Budha

Wisnu (1925), ilmu sejati-Prawirosoedarso (1926) paguyuban ngesti

tunggal/PANGESTU (1932) dan paguyuban sumarah (1935). Akan tetapi aliran-aliran

tersebut pada umumnya baru terorganisir secara resmi sesudah kemerdekaan, bahkan

 jumlahnya mengalami penambahana yang cukup banyak, misalnya Iman Iqama Haq

(IIH), Islam sejati, Kaweruh Naluri (1949), agama sapta darma (1952) dan lain-lain.4

3 Ibid.,

4 Sofwan, Ridin. 1999. Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan. Aneka Ilmu : Semarang.m hlm, 12

Page 9: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 9/17

 

Sementara itu Kongres Kebudayaan kedua di Magelang tanggal 20-24 Agustus 1948 yang

diketuai oleh Mr. Wongsenegoro telah mengusulkan pula kepada pemerintah agar 

dibentuk lembaga untuk mempraktekkan ilmu Kebatinan secara luas serta menganjurkan

untuk memperkuat dan memperhebat perjuangan batin untuk mencapai “keluwihan” dan

“jaya kawijayan” (kadigdayaan).

Aliran Kebatinan yang beraneka macam itu, di samping mempunyai ajaran yang

 berbeda-beda, ternyata masing-masing mempunyai motivasi dan tujuan yang berbeda-

 beda pula, bahkan ada di antaranya yang menyatakan diri sebagai agama atau minta

diakui sebagai agama, sehingga oleh karena itu pemunculan aliran Kebatinan yang

sedemkian banyak mendorong pemerintah untuk mengadakan pengawasan dan penertiban

terhadap aliran-aliran Kebatinan tersebut. Untuk itu sudah sejak tahun 1951 di

departemen agama dibentuk lembaga penelitian gerakan/aliran kerohanian. Tujuan

lembaga ini ialah mengadakan penelitian dan pengurusan aliran-aliran kepercayaan yang

 berada di luar pengurusan agama Islam, Kristen, katolik, hindu, budha, kong hu cu,

dengan tugas pokok:5

1. Menyalurkan kepercayaan/agama kearah pandangan yang sehat.

2. Menyalurkan perkembangan kepercayaan/agama kea rah keTuhanan yang maha esa.

3. Menjaga keamanan dan kesejahteraan rohani bangsa Indonesia.

Kemudian pada tahun 1954, dengan surat keputusan perdana mentri RI. Nomor 

167/PM/54 tanggal 1 Agustus 1954 dibentuk biro PAKEM (pengawas aliran kepercayaan

masyarakat).

D. Ajaran Inti Kebatinin

Dari pandangan tersebut maka teologi yang mendasari mistik Kebatinan adalah

teologi yang bercorak pantheistic, oleh karena dalam pandangan tersebut tergambarkan

 bahwa intisari manusia, esensinya sama dengan Tuhan. Dalam berbagai aliran Kebatinan

Tuhan digambarkan sebagai bersifat transenden, tidak bisa digambarkan seperti apa.

 Namun Tuhan juga imanen secara esensi dalam alam, dan keberadaanya dalam diri

manusia diwakili oleh roh suci, purusa, atma, sebgaimana yang telah dinyatakan di atas;

semuanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Tuhan sebagai asalnya.

5 Ibid.,14

Page 10: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 10/17

 

Demikianlah tentang apa atau siapa Tuhan itu, demikian pula apa dan siapa

manusia itu perlu dipahami dengan sebaik-baiknya, sehingga ketika seorang pelaku

mistik Kebatinan bermaksud untuk kembali kepada Tuhan dalam latihan-latihan rohani

yang dijalankan, maka ia tidak akan tersesat jalan. Dengan begitu ungkapan “man arafa

nafsahu faqad arafa rabbahu” berlaku di sini dalam artian nafsun (manusia) mempunyai

 persamaan esensi dengan rabbun (Tuhan) dan Tuhan secara esensial telah berada dalam

diri manusia.

Menurut ajaran Kebatinan itu, manusia berasal dari Tuhan yang diciptakan oleh

Tuhan melalui suatu proses tanazzul, semacam proses emanasi, di mana Tuhan

mengejawantah atau menjelmakan diri dalam beberapa pangkat emanasi, dari wujud-Nya

yang ghaib sampai pada akhirnya bermuara pada terwujudnya manusia yang terdiri dari

unsur jasman rohani, yang disebut sebagai Insan kamil.

Berkenaan dengan pendapat ajaran kebatinan tentang alam, dibagi menjadi dua,

 pertama alam gaib dan kedua alam lahir, alam gaib sendiri bertingkat-tingkat kegaibannya

sejak dari alam ketuhanan, yang disebut juga alam sonya ruri, alam kasunyatan, alam

azali abadi, sangkan paraning dumadi sampai dengan alam para makhluk halus, roh-roh

dan dunia batin manusia. Lalu alam lahir dibedakan menjadi dua yakni alam besar, alam

semesta ini atau bahasa jawanya jagad gede, dan alam kecil bahasa jawanya alam cilik 

yang meliputi manusia. Terdapat hubungan kesatuan antara alam besar dengan alam kecil

keduanya merupakan pengejewantahan Tuhan.

Tentang asal usul alam ini apakah berawal dari tidak ada menjadi ada, atau

merubah dari bentuk yang sudah ada atau juga ada dengan sendirinya. Setiap aliran yang

termasuk dalam kebatinan masing-masing menjelaskannya dengan bahasa sendiri-sendiri.

Dan hakekat alam menurut aliran kebatinan itu berada didalam alam itu sendiri, sehingga

alam itu mengandung unsur tuhan oleh sebab itu kebatinan digolongkan pada aliran

Pantheisme (pan=semua, theos=tuhan).

Pembahasan tentang keabadian alam kebatinan berpendapat bahwa keberadaan

alam ini merupakan permulaan jadi pada mulanya alam ini tiada lalu menjadi ada dalan

aliran ini diibaratkan kekosongan atau suwung, dengan demikian dapat diartikan bahwa

alam ini baru. Selanjutnya jika dikaitkan antara penciptaan alam dengan hakekat alam

yang identik dengan hakekat tuhan maka harusnya keberadaan alam dunia ini akan tetap

abadi tidak berawal dan tidak berakhir. Ajaran tenatng alam juga memasukkan istilah

Page 11: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 11/17

 

memayu hayuning bawana yang artinya bahwa bawana=alam hendaklah dihadapi dengan

sedemikian rupa sehingga menjadikan selamat sejahtera bagi penghuninya termasuk 

didalamnya manusia dan penghuni lainnya. Jadi ajaran kebatinan juga mengharuskan para

  pengikutnya untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar untuk menjaga

keseimbangannya karena akibat marahnya alam ini juga akan berdampak bagi manusia

dan makhluk hidup lainnya.6

E. Titik Temu Aliran Kebatinan dan Tasawuf 7

Tujuan utama dalam Tasawuf adalah pengalaman dan kesadaran berhubungan

dengan Tuhan secara langsung, berada sedekat-dekatnya dengan Tuhan secara sadar 

sehingga seseorang merasa berada dihadirat Tuhan. Tuhan dihayati sebagai hadir di

hadapannya, atau sufi berhubungan mesra sehingga menimbulkan rasa bahagia. Untuk 

mencapai tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan ini, menurut sejarah, semula Tasawuf 

mengambil bentuk zuhud, dalam arti sikap hidup sederhana dan menjauhi kemewahan

duniawi. Selanjutnya Tasawuf juga digunakan untuk memperhalus budi pekerti dan sopan

santun ketika manusia mengadakan hubungan Tuhan dan hubungan dengan sesama

manusia. Corak penghayatan Tasawuf seperti itulah yang muncul dalam perkembangan

awal Tasawuf dan cenderung merupakan gerakan moral, dimaksudkan untuk 

memperhalus budi pekerti dan pengalaman syari’at yang biasanya dijalankan dengan

ketat dan kaku, sehingga ajaran syari’at itu menjadi lebih halus, mendalam dan bermakna.

Karenanya Tasawuf semacam itu disebut Tasawuf akhlaki atau Tasawuf sunni dan dapat

dikategorikan sebagai mistik kepribadian (mysticism personality). Disebut mistik 

kepribadian karena hubungan antara manusia tidak sampai pada penyatuan esensi, karena

antara Tuhan dan manusia dasarnya berbeda, manusia sebagai makhluk dan Tuhan

sebagai Khalik (pencipta). Sedangkan kenapa disebut Tasawuf sunni, oleh karena

Tasawuf ini dikembangkan oleh golongan sunni terutama Al-Ghazali, dan tetap

 berpegang pada ortodoksi al-Qur’an dan sunnah Nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-

ayat yang menggambarkan siksa neraka yang sangat pedih dan mengerikan yang

diancamkan terhadap orang yang berdosa. Tetapi terdapat pula ayat-ayat yang

menunjukan bahwa Tuhan itu mengasihi dan mencintai hamba-Nya, Tuhan maha

mengetahui, maha mendengar dan lain sebgainya. Ayat-ayat semacam itu yang kemudian

6 Ibid., 15-16

7 Rahnip. 1987. Aliran Kebatinan Dan Kepercayaan Dalam Sorotan. Pustaka Progressif : Surabaya., 15-17

Page 12: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 12/17

 

mendorong munculnya tokoh-tokoh Tasawuf akhlaki, antara lain Hasan al-Basri (w.

110H) dengan konsep al-khauf (takut) kepada balasan Tuhan, Robi’ah al-adawiyah (w.

185H), dengan konsep al-hubb al-illahi yakni cinta kepada Allah, Zunun al-Misri dengan

konsep ma’rifah billah, mengenal Tuhan dengan mata hati.

 Namun dalam perkembangannya Tasawuf lebih lanjut, memperlihatkan bahwa

Tasawuf bukan hanya untuk memperhalus budi pekerti yang bersifat akhlaki, tetapi juga

merukan pandangan hidup yang disistimatisir atas dasar pemikiran mendalam dan

mendasar yang bersifat falsafi. Corak Tasawuf falsafi ini, bukan saja untuk mendekatkan

diri kepada Tuhan sedekat-dekatnya, tetapi juga untuk bersatu dengan Tuhan. Tasawuf 

falsafi ini disebut juga sebagai Tasawuf non sunni dan dapat dikategorikan sebagai mistik 

ketakterhinggaan (mysticism infinity), yang berlandaskan kepada kepercayaan monistis,

 panteistis. Hubungan antara manusia dengan Tuhan diyakini sebagai persatuan dengan

Tuhan karena adanya persamaan esensi antara Tuhan dengan manusia. Tasawuf falsafi

 banyak dikembangkan oleh golongan non Sunni terutama Al-Hallaj (858-922M) dan Ibn

Al-Arabi (561H/1165M-638H/1240M).

Dengan melihat kepada kecenderungan penghayatan Tasawuf tersebut maka

secara garis besar rumusan tujuan Tasawuf juga dibedakan menjadi dua, yakni ma’rifah

 billah dan Insan Kamil. Tujuan ma’rifah billah dipegangi oleh Tasawuf akhlaki atau

Tasawuf Sunni. Di sisi lain, Tasawuf falsafi lebih menekankan pada tujuan pencapaian

derajat Insan Kamil, manusia sempurna, yang menurut Abdul Karim al-Jili (767-

811H/1365-1409M) kondisi itu dapat tercapai bagi orang yang telah berhasil merealisasi

seluruh kemungkinan yang ada, potensi keTuhanan yang ada pada dirinya. Insan kamil

merupakan cermin Tuhan (duplikat Tuhan) yang diciptakan atas nama-Nya.Usaha

manusia untuk berada sedekat-dekatnya, bahkan manunggal dengan Tuhan adalah

merupakan cermin kerinduan nurani manusia terhadap Tuhannya. Usaha semacam itu

merupakan gejala universal dan konstan, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, terjadi di

Barat maupun di Timur, dari zaman dahulu sampai sekarang dan yang akan datang.

Tasawuf sebagai mistik Islam, menurut Abu Wafa Taftazani memiliki ciri-ciri umum

yang bersifat psikis, moral dan epistemologis. Menurut pendapatnya bahwa Tasawuf 

adalah merupakan suatu bentuk peningkatan moral, artinya setiap Tasawuf memiliki

nilai-nilai moral tertentu dan merealisasikan nilai-nilai itu dengan maksud untuk 

membersihkan batin.

Page 13: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 13/17

 

Tujuan Tasawuf adalah untuk pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak, yaitu

kondisi psikis tertentu, di mana seorang sufi tidak merasa adanya diri atau keakuannya.

Lebih jauh lagi dia telah meleburkan kehendaknya bagi kehendak Yang Mutlak. Jika

kondisi fana itu bisa terwujud maka sufi akan memungkinkan memperoleh pengetahuan

intuitif langsung, bagaikan sinar kilat yang muncul dan pergi secara tiba-tiba.

Selanjutnya, oleh karena Tasawuf diniatkan sebagai penunjuk dan pengendali hawa nafsu,

secara psikis akan muncul pengalaman rohani yang dirasakan sebagai ketenteraman dan

kebahagiaan rohani. Apa yang dialami itu diungkapkan dengan penggunaan simbol-

simbol dalam ungkapan-ungkapan khas. Dalam hal ini setiap sufi mempunyai cara

tersendiri dalam mengungkapkan kondisi yang dialami karena hal itu merupakan

 pengalaman subyektif.

Perjalanan batin atau perjalanan nurani manusia dalam mencapai kesempurnaan

hidup yakni berada sedekat-dekatnya dengan Tuhan itu disebut mistik. Dan oleh karena

mistik ini senantiasa berkaitan dengan pengalaman keagamaan, maka mistik ada pada

setiap agama, bahkan ada pada aliran-aliran pseudo agama (aliran mirip agama). Pada

agama-agama besar dunia terdapat mistik-mistik Hindu, Budha, Kristen, dan Islam,

sedangkan pada aliran yang menyerupai agama, kita mengenal mistik Kebatinan. Mistik 

Islam dikenal dengan sebutan khas yakni Tasawuf’ atau sufisme sebagaimana disebutoleh orientalis Barat, sedangkan mistik Kebatinan karena bersumberkan dari budaya

spriritual orang jawa, disebut sebagai mistik Kejawen.

Dimensi mistik pada setiap agama itu bermula dari kesadaran manusia bahwa ia

  berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Keasadaran ini menimbulkan

 pengalaman keagamaan pada dirinya mengenai hubungan dengan Tuhannya itu, yang

terefleksikan dalam sikap takut, cinta, rindu, ingin dekat kepada-Nya, dan lain

sebagainya. Pengalaman keagamaan itu kemudian terpolakan menjadi suatu system ajaran

yang mengajarkan bagaimana cara, metode ataupun jalan yang harus ditempuh untuk 

mencapai tujuan yakni kembali menyatu dengan Tuhan.

Dari uraian-uraian itu maka dapat diketahui titik-titik temu antara Tasawuf dengan

Kebatinan. Titik temu itu tidak saja Nampak pada tujuan yang hendak dicapai, yakni

upaya mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga pada alur piker yang melandasi jalan

mistik yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan misitik tersebut.

 Namun demikian titik temu akan lebih Nampak kelihatan antara mistik Kebatinan dengan

Page 14: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 14/17

 

dengan Tasawuf falsafi (non sunni) yang keduanya berkecenderungan mendasarkan

kepada faham keTuhanan yang bercorak monism panteistik dan bertujuan untuk 

mencapai persatuan antara manusia dengan Tuhan. Lain halnya dengan mistik Kebatinan

itu dihubungkan dengan Tasawuf sunni atau Tasawuf akhlaki yang mendasarkan kepada

faham keTuhanan monoteistik serta bertujuan hanya sebatas ma’rifatullah, maka jelas

keduanya tampak berbeda seperti yang tertulis dalam al-Quran surat ayat 22 .

  janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi

tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).

Pada jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan mistik, meskipun tampak 

  perbedaan di dalam praktek-praktek latihan kejiwaan, mamun tahapan-tahapan yang

dilalui secara garis besar terdapat kesaamaan, masing-masing memiliki aspek purgative

dan kontemplatif. Pada tahap awal merupakan tahap pensucian jiwa (purgative). Adapun

kontemplasi atau konsentrasi merupakan pemusatan kesadaran hanya kepada Allah yang

dilakukan dengan cara dzikir, mengucapkan lafad allah dan lain sebgainya. Pola yang

sama terdapat aliran Kebatinan, karena di dalam latihan kejiwaan, kebersihan rohani

menjadi syarat utama. Untuk itu perlu dihindari sifat-sifat ataupun sikap-sikap tercela

serta mengutamakan budi luhur, berbuat yang baik dengan cara mengekang hawa nafsu,

mengambil jarak dari dunia materi. Kontemplasi pada Kebatinan dilakukan denganmelalui aktifitas sujud, meditasi atau cara berdzikir sebagaimana yang dilakukan dalam

Tasawuf. Sementara itu terdapat juga konsep-konsep etika yang sama pada keduanya,

seperti tawakal, zuhud, sabar, ikhlas, dan ridho.

Jadi pada Tasawuf dan mistik Kebatinan terdapat dasar-dasar pemikiran yang

sama dalam mencapai tujuan misitk meskipun titik tolaknya agak berbeda. Dalam

Tasawuf misalnya, terdapat dasar pemikiran bahwa roh manusia itu ibarar cermin yang

dapat yang menjadi kotor karena perbuatan-perbuatan yang tidak bermoral. Maka untuk 

dapat menerima dan memancarkan cahaya Tuhan, cermin itu harus dibersihkan dengan

melakukan perbuatan baik atas dasar akhlakul karimah. Sebaliknya dalam pemikiran

Kebatinan bahwa inti manusia adalah rohani bukan jasmani. Supaya rohani manjadi kuat

dan sempurna, maka jasmani dilemahkan. Untuk melemahkan jasmani harus menjalankan

laku, di antaranya berbuat yang baik dan meninggalkan wewaler (segala yang dilarang).

Penghindaran atau pengambilan jarak dari dunia materi (distansi) pada tasawuf dilakukan

dengan zuhud dan uzlah, bahkan zuhud ini menurut sejarah merupakan bibit Tasawuf 

yang dilakukan dengan cara makan, minum dan berpakaian secara sederhana. Sedangkan

Page 15: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 15/17

 

 pada mistik Kebatinan distansi dilakukan dengan asketik, tapa brata, mengurangi dahar 

lan guling (makan, minum dan tidur), puasa pati geni dan lain-lain. Dengan demikian

 perwujudan distansi itu berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk mensucikan batin,

dengan cara melemahkan jasmani, karena jasmani itulah yang menjadi saluran-saluran

nafsu.

Hanya saja terdapat kecenderungan Kebatinan memandang dunia sebagai

  penderitaan yang perlu dihindari sehingga dunia ini dihadapi secara pasif dan

 pandanannya seakan hanya tertuju kedalam dirinya saja untuk mencari kelepasan dari

 penderitaan. Sebaliknya Tasawuf mempunyai kecenderungan untuk menghadapi dunia

secara aktif, pandangan di arahkan ke luar dirinya, oleh karena keaktifan dalam

menghadapi dunia ini sebagai perwujudan dari pelaksanaan perintah Allah ataupun

meninggalkan segala yang dilarang-Nya, sesuai tuntutan syari’at.

Berkenaan dengan syari’at itu pula, satu hal yang membedakan secara umum

antara Tasawuf dengan mistik Kebatinan bahwa untuk mencapai tujuan, Tasawuf tidak 

 bisa dilepaskan dari syari’at, justru syari’at merupakan jembatan untuk tercapainya tujuan

Tasawuf. Lain halnya dengan mistik Kebatinan, meskipun pada umumnya penganut

Kebatinan adalah orang-orang yang beragama Islam, maka di dalamnya tidak terdapat

keharusan untuk melaksanakan syari’at, seprti sholat, puasa, menurut syari’at Islam. Hal

itu dapat dimaklumi mengingat apa yang mereka ikuti dalam Kebatinan merupakan suatu

  bentk penghindaran terhadap syari’at agama Islam, lantaran keawaman mereka yang

 berstatus sebgai orang Islam abangan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Aliran kebatinan, kejawen, kepercayaan adalah sama istilah dalam penyebutan

tergantung dari penganut masing-masing mungkin dilihat dari sudut pandang dan masa

masing-masing, menurut sejarah Faham Kebatinan ini dalam proses perkembangannya

senantiasa didukung oleh golongan priyayi, yaitu golongan keluarga istana dan pejabat

 pemerintahan kraton. Mereka termasuk ke dalam kategori orang-orang Islam abangan lapisan

atas, yakni orang-orang Islam yang kurang mengetahui ajaran-ajaran Islam dan oleh

karenanya tidak mengamalkan syari’at Islam. Mereka masih mempertahankan budaya Hindu,

sementara Islam yang datang kemudian dipandang sebagai unsur tambahan. didalam ajaran

Page 16: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 16/17

 

inti dari kebatinan dibagi menjadi tiga ajaran tentang tuhan, manusia dan alam selain itu juga

terdapat ajaran etika terhadap sesama. kebatinan identik dengan tasawuf falsafi karena

keduanya berkecenderungan mendasarkan kepada faham keTuhanan yang bercorak monism

 panteistik dan bertujuan untuk mencapai persatuan antara manusia dengan Tuhan. Lain

halnya dengan mistik Kebatinan itu dihubungkan dengan Tasawuf sunni atau Tasawuf 

akhlaki yang mendasarkan kepada faham keTuhanan monoteistik serta bertujuan hanya

sebatas ma’rifatullah, maka jelas keduanya tampak berbeda.

Misalnya ritual dalam tasawuf guna mendekatkan diri kepada Alloh dengan cara

dzikir, mengucapkan lafad allah dan lain sebagainya. Tetapi dalam aliran Kebatinan

menjalankan dengan menghindari sifat-sifat ataupun sikap-sikap tercela serta mengutamakan

 budi luhur, berbuat yang baik dengan cara mengekang hawa nafsu, mengambil jarak dari

dunia materi. Untuk mencapai tujuan mistik tasawuf memilih melakukan perbuatan baik atas

dasar akhlakul karimah, tetapi kebatinan dalam melemahkan jasmani harus menjalankan laku,

di antaranya berbuat yang baik dan meninggalkan wewaler (segala yang dilarang). Dan untuk 

menjaga jarak dengan dunia penganut tasawuf menjalani hidup zuhud dan uzlah Lalu

kebatinan menjalaninya dengan mengurangi dahar lan guling (makan, minum dan tidur),

  puasa pati geni, asketik, tapa brata, dll dilihat dari ritual kedua aliran yang terlihat

  bersebranyan sebenarnya terdapat keidentikan segi tujuannya tetapi hanyalah bentuk ritualnya yang agak sedikit berbeda. Namun sebenarnya tujuan utama dari kedua aliran

tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama yakni bersatu dengan tuhan dan dapat lebih

mengenal tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Sofwan, Ridin. 1999. Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan. Aneka Ilmu :

Semarang.Rahnip. 1987. Aliran Kebatinan Dan Kepercayaan Dalam Sorotan. Pustaka Progressif 

: Surabaya.

http://pencari-kebenaran-hakiki.blogspot.com/2010/08/aliran-

kebatinan-dan-tasawwuf.html

Page 17: Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff)

5/6/2018 Makalah Semester 6_aliran Kebatinan(Aliran Kebatinan Dan Tasawuff) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semester-6aliran-kebatinanaliran-kebatinan-dan-tasawuff 17/17