makalah sejarah aljabar1
DESCRIPTION
MATEMATIKATRANSCRIPT
MAKALAH
SEJARAH ALJABAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Matematika
Guru pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok IV
1. Eka Fitriana Dewi
2. Fahrul Husaini
3. Fania Nila Dwi H. P.
4. Nasiul Khasanah
5. Nur Rohmah
6. Wahyu Diky Irawan
MA MATHOLI’UL HUDA
SOKOPULUHAN – PUCAKWANGI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai problem atau
permasalahan yang berkaitan dengan aljabar. Berbagai bidang kehidupan telah
mengangkat permasalahan-permasalahan aljabar ke dalam bidang mereka sendiri.
Baik dari bidang ekonomi maupun bidang-bidang lainnya, aljabar selalu
diterapkan untuk mencapai suatu keputusan dan hasil yang baik. Sehingga tak
heran bila kita akan mendapatkan materi pembelajaran Aljabar ketika belajar di
kelas.
Dewasa ini, banyak siswa yang belum mengenal bahkan mengetahui tentang
materi aljabar. Mereka menganggap aljabar sebagai pelajaran yang menakutkan.
Bahkan tak sedikit pula yang benar-benar membenci pelajaran ini.
Beranjak dari situlah, materi aljabar selalu berusaha disajikan dalam bentuk
yang lebih menyenangkan. Penampilan-penampilan yang terasa baru memang
patut dipertunjukkan untuk meningkatkan kecintaan terhadap aljabar.
Sebuah peternakan memiliki beberapa sapi. Suatu hari, sapi itu diperah,
maka setiap sapi akan menghasilkan 1,5 liter. Jika hasil yang didapat dari perahan
sapi adalah sebanyak 9 liter, berapakah sapi yang dimiliki peternakan itu?
Segelintir pertanyaan di atas hanyalah secuil dari banyaknya permasalahan
atau problem dalam soal Matematika. Dengan pendekatan yang lebih menarik dan
meningkatkan kreatifitas, siswa bisa lebih terpacu dalam mengerjakan soal-soal
aljabar.
Beragam hal dalam berbagai aspek kehidupan bisa dihubungkan dengan
Matematika yang juga berkaitan langsung dengan aljabar. Aneka contoh juga bisa
diterapkan dalam pelajaran Matematika satu per satu.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari aljabar?
2. Bagaimanakah sejarah atau asal usul mengenai aljabar?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam mengembangkan aljabar?
4. Bagaimanakah klasifikasi aljabar?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari aljabar.
2. Mengetahui sejarah asal usul mengenai aljabar.
3. Mengetahui cara tokoh-tokoh dalam mengembangkan aljabar.
4. Mengetahui klasifikasi Aljabar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aljabar
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan",
"hubungan" atau "perampungan") adalah cabang matematika yang dapat
dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga
merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam
sebuah bidang.
Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari struktur,
hubungan dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar
digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan
bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu
memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan
y bilangan yang ingin diketahui.
B. Sejarah dan Asal Usul Aljabar
Asal mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari Babilonia Kuno yang
mengembangkan system matematika yang cukup rumit, dengan hal ini
mereka mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang
ini. Dengan menggunakan sistem ini, mereka mampu mengaplikasikan
rumus dan menghitung solusi untuk nilai yang tak diketahui untuk kelas
masalah yang biasanya dipecahkan dengan menggunakan persamaan
Linier, persamaan Kuadrat dan Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya,
bangsa Mesir dan kebanyakan bangsa India, Yunani, serta Cina dalam
melenium pertama belum masehi, biasanya masih menggunakan metode
geometri untuk memecahkan persamaan seperti ini, misalnya seperti yang
disebutkan dalam “the Rhind Mathematical Papyrus”, “Sulba Sutras”,
“Eucilid’s Elements” dan “The Nine Chapters on the Mathematical Art”.
Hasil bangsa Yunani dalam Geometri, yang tertulis dalam kitab elemen,
menyediakan kerangka berpikir untuk menggeneralisasi formula
metematika di luar solusi khusus dari suatu permasalahan tertentu ke dalam
sistem yang lebih umum untuk menyatakan dan memecahkan persamaan,
yaitu kerangka berpikir logika Deduksi.
Seperti telah disinggung di atas istilah “aljabar” berasal dari kata Arab
“al-jabr” yang berasal dari kitab “Al-Kitab aj-jabr wa al-Muqabala” (yang
berarti “The Compendious Book on Calculation by Completion and
Balancing”) Yang ditulis oleh matematikawan Persia Muhammad ibn Musa
Al-Khawarizmi. Kata “Al-Jabr” sendiri sebenarnya berarti penggabungan
(reunion). Matematikawan Yunani di zaman Hllenisme, Diophantus, secara
tradisional dikenal sebagai “Bapak Aljabr”, walaupun sampai sekarang
masih diperdebatkan, tetapi ilmuwan yang bernama R Rashed dan Angela
Armstrong dalam karyanya bertajuk The Development of Arabic
Mathematics, menegaskan bahwa Aljabar karya Al-Khawarizmi memiliki
perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap
disebut-sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan ilmuwan itu,
karya Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya Diophantus.
Al-Khawarizmi yang pertama kali memperkenalkan aljabar dalam
suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan konsep aljabar Diophantus lebih cenderung menggunakan
aljabar sebagai alat bantu untuk aplikasi teori bilangan.
Para sajarawan meyakini bahwa karya al-Khawarizmi merupakan
buku pertama dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam konteks
disiplin ilmu. Kondisi ini dipertegas dalam pembukuan, formulasi dan
kosakata yang secara teknis merupakan suatu kosakata baru.
Ilmu pengetahian aljabar sendiri sebenarnya merupakan
penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah dicapai oleh bangsa
Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa tersebut telah memiliki catatan-catatan
yang berhubungan dengan masalah aritmatika, aljabar dan geometri pada
permulaan 2000 SM. Dalam buku Arithmetica of Diophantus terdapat
beberapa catatan tentang persamaan kuadrat. Meskipun demikian
persamaan yang ada belum terbentuk secara sistematis, tetapi terbentuk
secara tidak sengaja melalui penyempurnaan kasus-kasus yang muncul.
Karena itu, sebelum masa al-Khawarizmi, aljabar belum merupakan suatu
objek yang secara serius dan sistematis dipelajari.
C. Tokoh-tokoh Dalam Mengembangkan Aljabar
1. Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, Ia adalah yang pertama kali yang
mencetus Al-Jabar dalam bukunya dengan judul “Al-kitab al-jabr wa-l-
Muqabala” kitab ini merupakan karya yang sangat monumental pada abad ke-
9 M. ia merupakan seorang ahli matematika dari Persia yang dilahirkan pada
tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khawarizm, Uzbeikistan.
2. Al-Qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai.
Ia sang matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia
dunia tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al
Qalasadi merupakan salah seorang matematikus Muslim yang berjasa
memperkenalkan simbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama
kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna kemudian pada abad 15
dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol
matematika dengan menggunakan karakter dari alphabet Arab. Ia
menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk
pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan
untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ala yang
berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian (/).
3. Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1 Desember 1792 – 24 Februari 1856)
adalah matematikawan Rusia. Ia terutama dikenal sebagai orang yang
mengembangkan geometri non-Euclides (independen dari hasil karya János
Bolyai) yang diumumkannya pada 23 Februari 1826, serta metode hampiran
akar persamaan aljabar yang dikenal dengan nama Metode Dandelin-Gräffe .
4. Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī
(1135-1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-
Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti
bilangan, tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa makalah
tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai
metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun
sebelumnya metode ini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk
menemukan hampiran akar ke-n dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah
yang pertama kali yang menerapkan metode ini untuk memecahkan
persamaan umum jenis ini. Dalam Al-Mu'adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi
menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan yang
pertama kali menemukan turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam
kalkulus diferensial.
5. Omar Khayyam, ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun Aljabar
Geometri dan menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik.
6. Kowa Seki ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, ia
mengambangkan tentang determinan.
7. Robert Recorde adalah seorang yang memperkenalkan tanda “=” yang
terdapat dalam bukunya yang berjudul “The Whetstone of Witte” pada tahun
1557.
D. Klasifikasi Aljabar
Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa kategori berikut ini:
1. Aljabar Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan riil
direkam dalam symbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan yang
membangun ekspresi dan persamaan matematika yang melibatkan simbol-
simbol. (bidang ini juga mencakup materi yang biasanya diajarkan di sekolah
menengah)
Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang
diajarkan pada siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika
apapun selain daripada Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika,
di mana bilangan dan operasi Aritmatika (seperti +, -, x, ) muncul juga dalam
aljabar, tetapi disini bilangan seringkali hanya dinotasikan dengan symbol
(seperti a, x, y, ). Hal ini sangat penting sebab: hal ini mengijinkan kita
menurunkan rumus umum dari aturan Aritmatika (seperti a + b = b + a untuk
semua a dan b), dan selanjutnya merupakan langkah pertama untuk
penelusuran yang sistematik terhadap sifat-sifat sitem bilangan riil.
Dengan menggunakan symbol, alih-alih menggunakan bilangan secara
langsung, mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang
mengandung variable yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah bilangan
x yang memenuhi persamaan 3x+1=10”) . Hal ini juga mengijinkan kita
untukmembuat relasi fungsional dari rumus-rumus matematika tersebut
(sebagai contoh “Jika anda mnjual x tiket, kemudian anda mendapat untung
3x -10 rupiah, dapat dituliskan sebagaif(x) = 3x – 10, dimana f adalah fungsi
dan x adalah bilangan dimana fungsi f bekerja”).
2. Aljabar Abstrak, kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang mempelajari
Stuktur Aljabar semacam Grup, ring dan Medan (fields) yang didefinisikan
dan diajarkan secara aksiomatis.
3. Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor
(termasuk Matrik)
4. Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua Stuktur
aljabar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Mempelajari aljabar bukanlah sesuatu yang sulit, melainkan sesuatu yang
bias menantang kita bagaimana cara menyelesaikan suatu soal. Dengan
mempelajari aljabar, kita bisa lebih mengetahui banyak hal dalam menyelesaikan
pertanyaan demi pertanyaan sulit dari berbagai aspek.
DAFTAR PUSTAKA
www.blajar-pintar.blogspot.com
http://astutisetyoningsih.blogspot.com/p/sejarah-aljabar.html
http://pancaur.blogspot.com/2013/04/cara-mudah-menghitung-aljabar.html
http://aryrindasholu.blogspot.com/2013/03/bagaimana-cara-menyelesaikan-
operasi.html
http://bljrmatematika.blogspot.com/2012/12/operasi-hitung-aljabar.html