makalah sejarah

15
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah tentang hasil penelitian kunjungan ke Museum Sang Nila Utama ini. Didalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, sebagai sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah dengan judul “ Penelitian Benda – Benda Sejarah di Museum Sang Nila Utama ”. Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya benda – benda bersejarah yang ada di daerah Riau. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Museum Sang Nila Utama, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan kami, semoga makalah tentang penelitian benda – benda bersejarah yang ada di Museum Sang Nila Utama ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang benda yang pernah bersejarah yang ada di Riau. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya dan guru mata pelajaran sejarah yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Upload: santaulinasitorus

Post on 19-Jan-2016

417 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah sejarah SMA

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SEJARAH

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐

Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk Nya sehingga‐

memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah tentang hasil

penelitian kunjungan ke Museum Sang Nila Utama ini.

Didalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan,

sebagai sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah dengan judul “ Penelitian Benda – Benda Sejarah

di Museum Sang Nila Utama ”. Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita

pelajari khususnya benda – benda bersejarah yang ada di daerah Riau.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Museum

Sang Nila Utama, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih

dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan kami, semoga makalah tentang penelitian benda – benda bersejarah yang ada di

Museum Sang Nila Utama ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka

cakrawala berpikir kita tentang benda yang pernah bersejarah yang ada di Riau.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses pembuatan makalah ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya dan guru

mata pelajaran sejarah yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Pekanbaru, 7 Mei 2014

Penulis

Page 2: MAKALAH SEJARAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Banyaknya benda-benda budaya maupun benda-benda yang menjadi sumber daya

alam yang patut dilestarikan di Riau menganggarkan pengumpulan benda-benda tersebut

secara bertahap sejak tahun anggaran 1977/1978. Pembangunan gedung museum itu

sendiri baru dimulai pada tahun anggaran 1984/1985, sedangkan peresmiannya baru

dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 1994 oleh Prof.Dr.Edi Sedyawati, Direktur Jenderal

Kebudayaan pada waktu itu. Pada saat itu pula nama Museum Negeri Provinsi Riau “Sang

Nila Utama” diresmikan. Nama tersebut berasal dari nama seorang raja Bintan yang

berkuasa pada sekitar abad ke-13 M di Pulau Bintan.

Setelah ditetapkannya Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah, pengelolaan Museum Daerah “Sang Nila Utama” diserahkan kepada Pemerintah

Daerah. Berdasarkan peraturan Provinsi Riau No.17 tahun 2001, Museum Negeri Provinsi

Riau “Sang Nila Utama” berganti nama menjadi Museum Daerah “Sang Nila Utama”.

Museum ini berada di bawah Dinas Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata Provinsi Riau.

Museum Sang Nila Utama adalah salah satu museum yang mungkin terbesar dan

terlengkap di Pekanbaru. Museum ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, sebuah jalan

utama yang menghubungkan antara Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan pusat kota.

Page 3: MAKALAH SEJARAH

Museum Daerah Sang Nila Utama ini mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan

urusan, pekerjaan dan kegiatan pengelolaan museum dan kepurbakalaan. Dan memiliki

fungsi sebagai berikut:

1. Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan dan penyajian benda-benda yang

mempunyai nilai budaya dan ilmiah.

2. Melakukan urusan keperpustakaan dan dokumentasi ilmiah.

3. Memperkenalkan dan menyebar luaskan hasil penelitian koleksi yang mempunyai

nilai bidan dan ilmiah.

4. Melakukan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatifitas benda-benda

yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.

5. Melakukan urusan tata usaha

Page 4: MAKALAH SEJARAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Singkat mengenai Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Koleksi Museum Daerah “Sang Nila Utama” berjumlah 4.298 buah yang berupa

koleksi geologi (koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi), biologi ( koleksi

yang berhubungan dengan biologi), etnografi (koleksi yang berhubungan dengan suku

bangsa), arkeologi ( koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan), historis (koleksi yang

berhubungan dengan sejarah), numismatik/heraldik (koleksi yang berhubungan mata uang,

stempel dan tanda jasa), filologi (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno), keramik

(koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik), dan seni rupa (koleksi yang

berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni patung).

Bagian yang cukup menonjol di museum ini adalah beberapa koleksi yang berupa

merupakan salah satu ciri khas Riau, yaitu pertambangan minyak bumi. Tidak bisa dipungkiri

lagi, daerah Riau khususnya Dumai dan Duri merupakan penghasil minyak bumi yang

dikelola oleh Chevron.

Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa

ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi

paling unik yang jarang ditemukan di museum lainnya.

Page 5: MAKALAH SEJARAH

Selebihnya, koleksi Museum Sang Nila Utama berisi aneka koleksi hewan yang telah

diawetkan, koleksi benda-benda bersejarah (replika Candi Muara Takus, senapan, pedang),

dan koleksi hasil kebudayaan (pakaian dan rumah adat dari berbagai kabupaten, keris

buatan Riau, batik, keramik dari China, kerajinan dari logam, dan lain-lain). Selain itu

terdapat pula koleksi foto-foto gubernur yang pernah memimpin Riau.

Museum yang mempunyai bentuk arsitektur tradisional Riau ini berlantai dua dan

dibangun di atas tanah seluas 16.930 m². Luas bangunannya sendiri 5.536 m², dengan luas

ruang pameran tetap 1.123 m². Sarana yang tersedia mencakup :

Ruang Pameran Tetap

Ruang Pameran Temporer

Ruang Auditorium

Ruang Perpustakaan

Ruang Laboraturium/Konservasi

Ruang Penyimpanan Koleksi

Ruang Bengkel/Preparasi

Ruang Administrasi

Ruang Pengelolaan Data

Kantin

Toilet

Page 6: MAKALAH SEJARAH

B. Klasifikasi Benda – Benda Bersejarah di Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Ketika memasuki ruangan museum, mata langsung disuguhi oleh benda-benda

peninggalan dari masa lampau. Ada benda yang masih asli yang berusia puluhan bahkan

ratusan tahun dan ada pula benda-benda tiruannya saja atau yang lebih sering disebut

replika. Museum Sang Nila ini sudah memiliki jumlah koleksi sampai tahun 2010 sebanyak

3.886 koleksi dan sekarang sudah lebih dari 4.000 koleksi yang terdapat di dalam museum

tersebut. Koleksi ini terdiri dari berbagai jenis yang keseluruhannya dapat diklasifikasikan

menjadi 10 jenis, yaitu:

1. Geologika/Geografika ( koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi )

2. Biologika ( koleksi yang berhubungan dengan biologi )

3. Etnografika ( koleksi yang berhubungan dengan suku bangsa )

4. Arkeologi ( koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan)

5. Historika (koleksi yang berhubungan dengan sejarah)

6. Numismatika dan Heraldika (koleksi yang berhubungan mata uang, stempel dan

tanda jasa)

7. Filologika (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno)

8. Keramologika (koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik)

9. Seni rupa (koleksi yang berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni

patung)

10. Teknologika/Modern (koleksi yang berhubungan dengan teknologi dan

rekayasa)

C. Peletakan Benda-Benda Bersejarah di Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Saat memasuki pintu utama museum, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari

beberapa benda bersejarah dari masa lampau. Seperti kapak batu, kapak berimbas, dan alat

batu serpih dari zaman paleotikum, mesolitikum dan neolitikum. Di ruangan depan tersebut

juga terdapat beberapa prasasti-prasasti peninggalan kerajaan di masa lampau di Riau

seperti prasati batu kapur, prasasti batu bata dari candi muara takus. Juga terdapat miniatur

dari bangunan mesjid penyengat dari daerah Rengat yang konon saat membangun mesjid

tersebut alat perekat bangunan tersebut adalah putih telur.

Page 7: MAKALAH SEJARAH

Ada juga miniatur candi muara takus yang terdapat di Kampar, dimana disana

terdapat 4 buah candi yang berdiri, yaitu: candi mahligat, candi palangka, candi bungsu dan

candi tua yang merupakan peninggalan dari kerajaan sriwijaya. Dan terdapat banyak lagi

miniatur bangunan lain di Riau.

Dilanjutkan kesebelah kiri pojok ruangan pameran museum terdapat stan

pertambangan minyak bumi sumbangan PT.Chevron Pasifik Indonesia yang dulunya

bernama Caltex. Pengeksplorasi minyak di Riau ini memberikan sumbangan berupa pompa

angguk untuk membuat sumur minyak dan banyak sekali alat peraga serta maket. Alat

peraga yang ada antara lain bentuk minyak dari mulai minyak mentah sampai jadi, mata bor,

jenis-jenis batuan, serta gambar dan foto lapisan bumi sampai tanker raksasa yang sedang

sandar di Dumai. Dari maket kita juga bisa tahu lapisan bumi yang di bor serta urutan

produksi dari mulai di bor sampai siap pakai. dari pelabuhan Dumai minyak bumi tersebut di

ekspor ke beberapa negara di dunia seperti singapura dan lainnya. Sekitar 60% dari hasil

minyak bumi dihasilkan dari Riau. Betapa kaya negeri Riau ini.

Kemudian masih dilantai atas dari pintu masuk depan kita bisa menemukan berbagai

peninggalan kerajaan melayu Riau, yaitu kerajaan Siak. Banyak artefak dan prasasti yang

ditampilkan. Demikian pula dengan kelengkapan kebesaran kerajaan seperti perhiasan, baju,

senjata, dan yang lainnya. Terdapat pula mata uang dari masa sebelum kemerdekaan sampai

sesudah kemerdekaan, alat batu manusia purba, keramik dan gerabah yang kebanyakan

berasal dari cina sekitar abad 10-19 M, payung kerajaan siak, mahkota dan sebagainya.

Diantara benda-benda tersebut terpajang sepeda tua bersejarah bercat hitam milik Soeman

H.S.

Masih di lantai dua ruangan pameran Museum Sang Nila Utama, terpasang di

dinding foto-foto orang yang berjasa kepada Riau. Ada foto Tuanku Tambusai, Imam Bonjol,

Idrus Tintin, Soeman HS, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat foto Gubernur Riau yang

pertama kali menjabat sebagai gubernur di Riau hingga saat ini.

Kita langkahkan kaki turun ke lantai bawah dari museum tersebut, disana dapat

ditemui patung harimau yang sebenarnya bukannya tiruan melainkan harimau asli yang

sudah diawetkan. Semua bagian dari harimau itu masih asli kecuali lidah dan mata. Tetapi

disayangkan pada harimau tersebut ada sesuatu yang hilang, yaitu kumis dan taringnya yang

ternyata dicuri orang yang konon katanya ada kepercayaan masyarakat yang mengatakan

kumis dan taring harimau tersebut bisa membuat seseorang berwibawa.

Page 8: MAKALAH SEJARAH

Selain itu ada juga alat tenun tradisional khas Riau serta koleksi-koleksi batik yang

sering digunakan masyarakat melayu riau di zaman dahulu. Berbagai pakaian pengantin juga

dipamerkan dari setiap daerah di Riau, misalnya pakaian pengantin dari kampar, rokan hulu,

siak sri indrapura, dan lain-lain. Dilanjutkan melihat-lihat benda-benda bersejarah di daerah

Riau di lantai bawah, masih banyak terdapat benda peninggalan bersejarah di masa lampau

seperti alat musik tradisional, alat permainan tradisional, alat komunikasi, alat peralatan

dapur, alat penangkap ikan, alat penangkap burung, alat bertani, mesin jahit dan masih

banyak lagi. Terdapat juga beberapa Al-Quran yang ditulis tangan, salah satunya dari

Kampar. Serta pelaminan dan tempat tidur khas melayu Riau.

Di pojok bawah terdapat replika rumah pandai besi, sejak masa lampau manusia

telah mengenal pemanfaatan dan pengaturan suuhu api yang kemudian menciptakan suatu

teknologi pengerjaan dan pengelolaan benda-benda yang terbuat dari bahan baku logam.

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis teknologi pengerjaan dan pengelolaan benda logam

sudah dikenal sejak beberapa abad sebelum masehi, yaitu dengan ditemukannya benda

yang terbuat dari perunggu, besi dan emas. Secara umum teknik pembuatan benda-benda

logam dibagi atas teknik cetak dan teknik tempa.

Disamping rumah pandai besi, ada sebuah suku asli riau yaitu suku sakai. Suku sakai

ini sebagian besar berada di daerah minas kabupaten siak, mandau dan bukit batu.

Umumnya suku sakai hidup dalam kelompok-kelompok kecil pada suatu perkampungan

yang mereka dirikan dekat dengan sumber-sumber air, seperti di sungai, rawa dan sumber

mata air di hutan. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka bercocok tanam di ladang

dengan menanam ubi kayu yang disebut dengan ubi manggalo. Selain itu juga mereka

menangkap ikan dan berburu binatang, mengambil madu lebah serta mencari hasil hutan

lainnya.

Pada zaman dahulu sawah merupakan sebidang tanah yang telah digarap untuk

dapat dikembangkan menjadi lahan budidaya tanaman padi. Di indonesia kepandaian

mengolah lahan budidaya tanaman padi sudah dikenal sejak masa lampau yang merupakan

perkembangan dari pengetahuan bercocok tanam dengan pola berladang pada masa

neolitikum atau sekitar 2000 s.d 1000 SM. Pada masa itu manusia telah memanfaatkan

hutan belukar dengan cara menebang dan membakar pohon dan belukar.

Kemudian dikembangkan menjadi ladang untuk ditanami tumbuhan yang dapat

memenuhi kebutuhan bahan pangan. Tumbuhan yang mula-mula ditanam antara lain jenis

umbi-umbian seperti keladi, ubi jalar, jewawut, padi dan kacang. Pengolahan lahan yang

Page 9: MAKALAH SEJARAH

ditampilkan di Museum Sang Nila ini adalah mengolahan model sawah di daerah Kampar

yang dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana dan tradisional.

Dilanjutkan setelah mengulas suku sakai dan cara bercocok tanam masyarakat

zaman dahulu, terdapat pula miniatur-minatur rumah adat melayu riau. Ada rumah limas

yang terbuat dari bahan kayu dan seng yang merupakan rumah melayu yang berbentuk

dapur bubung panjang yang disebut gajah menyusu, rumah belah bubung, rumah

masyarakat petalangan dan sebagainya. Selain miniatur rumah adat, miniatur kapal lancang

kuning juga dipajang serta miniatur sampan-sampan.

Tak ketinggalan di dalam museum tersebut diceritakan tentang perjuangan

masyarakat riau di zaman dahulu yanng tertempel berderet di dinding museum tersebut.

Ada banyak cerita dan dan peninggalan sejarah yang diwariskan dari masa lalu masyarakat

riau. Banyak benda-beda langka yang sudah tidak bisa dijumpai lagi disaat masa sekarang ini.

Secara umum, kunjungan yang sangat mengesankan ini dapat memberi pelajaran yang

sangat berharga tentang kekayaan budaya indonesia khususnya riau. Mulai dari kekayaan

bumi, sejarah, adat istiadat, dan sebagainya yang harus selalu dilestarikan oleh generasi

selanjutnya karena Museum Daerah Sang Nila Utama ini merupakan bukti otentik dari

catatan dan penelitian sejarah di daerah yang kita cintai ini, yaitu Riau.

Page 10: MAKALAH SEJARAH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari laporan yang telah diterima dan disusun seperti diatas kami mengambil kesimpulan

yang dimaksud sebagai berikut :

1. Selama melaksanakan kunjungan wisata penyusun mempunyai pengalaman

yang banyak dan dapat menjelaskan keadaan yang dikunjungi yakni Museum

Sang Nila Utama Pekanbaru.

2. Dalam melaksanakan kunjungan wisata sangat baik, karena sesuai dengan

perjanjian antara murid, guru dan penjaga Museum Sang Nila Utama

Pekanbaru.

3. Mengenai kunjungan wisata cukup baik, karena penulis dapat menikmati

keindahan Museum Sang Nila Utama dalam melihat panorama benda-benda

bersejarah yang pernah ada di Riau.

4. Dengan melaksanakan kunjungan wisata penulis dapat mengetahui sejarah

mengenai Museum Sang Nila Utama Pekanbaru.

B. Saran

Adapun saran penulis sebagai berikut :

1. Pada waktu melaksanakan kunjungan wisata hendaknya mencatat hal penting yang ada

di objek.

2. Diharapkan agar menjaga ketertiban dalam melihat benda bersejarah, agar tidak

menghilangkan nilai sejarah pada benda tersebut.

3. Tata tertib dalam kunjungan wisata mohon ditingkatkan.

4. Sewaktu akan bepergian mintalah doa restu pada kedua orang tua.

Demikian saran dari penyusun semoga bermanfaat bagi teman-teman, khususnya bagi

yang melaksanakan kunjungan wisata nanti.

Page 11: MAKALAH SEJARAH

MAKALAH

Penelitian Benda-Benda Bersejarah di Museum

Sang Nila Utama Pekanbaru

O

L

E

H

Nama Kelompok :

1. Chylsia Felyaross

2. Eri Ananta

3. Ira Putri

4. Irene Noviandra

5. Yudisthira Arya

6. Martin Aprianto Sitorus