makalah pyelonephritis

16
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis. Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436). Pyelonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668) Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu : Pielonefritis kronis Pyelonefritis akut 1. Pyelonefritis akut Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus

Upload: dery-laskar-kahadari

Post on 03-Jul-2015

2.057 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pyelonephritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi

Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya

akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2

minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat

menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.

Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan

interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).

Pyelonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara

hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668)

Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas

organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih

(urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen

ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.

Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :

Pielonefritis kronis

Pyelonefritis akut

1. Pyelonefritis akut

Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena

terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah

dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke

arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas

dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar

disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul

ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus

Page 2: Makalah pyelonephritis

serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang

sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih.

Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian

bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya

terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung

kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita

hamil dan pada usia di atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing

manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal

dan saluran kemih.

2. Pielonefritis kronis

Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena

faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat

merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan

timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang

kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak

berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang

berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang

gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita hamil,

biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena

uterus yang membesar.

B. Etiologi

1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll).

Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi.

2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.

3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih

kembali ke dalam ureter.

4. Kehamilan

5. Kencing Manis

Page 3: Makalah pyelonephritis

6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.

Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah

oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter

di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air

kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari

kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi

ginjal.

C. Patofisiologi

Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas

aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh

yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung

kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung

kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat

membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga

dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih

mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang

mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor.

Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak

lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal

juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring.

Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal

mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi

nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.

D. Tanda dan Gejala

Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat

disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa

kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih

dan frekuensi berkemih yang meningkat.

Page 4: Makalah pyelonephritis

Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang

desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat

infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau

kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.

Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit

untuk dikenali.

a. Pyelonefritis akut ditandai dengan :

pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal

Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea,

nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.

Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness.

Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.

Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau

yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.

b. Pielonefritis kronis

Pielonefritis kronis Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal

perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala:

Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak

mempunyai gejala yang spesifik.

Adanya keletihan.

Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.

Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria,

pyuria dan kepekatan urin menurun.

Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal

ginjal.

Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.

Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada

jaringan.

Page 5: Makalah pyelonephritis

Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis

adalah:

1. Whole blood

2. Urinalisis

3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu

ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya

4. BUN

5. Creatinin

6. Serum Electrolytes

7. Biopsi ginjal

8. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau

abnormalitas struktur

F. Komplikasi

Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum

& Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)

1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area

medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada

penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.

2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali

dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami

supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.

3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam

jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.

Page 6: Makalah pyelonephritis

Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari

hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi,

dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea,

yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).

G. Penatalaksanaan Medik

Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh

tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali

terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes

atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan

sebagainya.

Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:

Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti

trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa

ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari

Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman,

dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi

tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan

propantheline (Pro-Banthine)

Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara

progresif.

Penatalaksanaan keperawatan menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun

2007:

Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.

Monitor Vital Sign

Melakukan pemeriksaan fisik

Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.

Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.

Page 7: Makalah pyelonephritis

Memantau input dan output cairan.

Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes)

Memberikan dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan.

Karena pada kasus kronis, pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya

yang dapat membuat pasien berkecil hati.

H. Pencegahan

Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus

dilakukan:

a. minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung

kemih serta kontaminasi urin.

b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal

c. banyak istirahat di tempat tidur

d. terapi antibiotika

Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah

mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara

membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasa

membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut

untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu buang air besar agar tidak

masuk melalui vagina dan menyerang uretra. Pada waktu pemasangan kateter harus

diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.

Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal

mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik

(peluruh kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan, antara lain :

Kumis kucing (Ortthosiphon aristatus)

Meniran (Phyllanthus urinaria)

Sambiloto (Andrographis paniculata)

Page 8: Makalah pyelonephritis

Pegagan (Centella asiatica)

Daun Sendok (Plantago major)

Akar alang-alang (Imperata cyllindrica)

Rambut Jagung (Zea mays)

Krokot (Portulaca oleracea)

Jombang (Taraxacum mongolicum)

Rumput mutiara(Hedyotys corymbosa)

Page 9: Makalah pyelonephritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PYELONEFRITIS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

2. Riwayat penyakit

a. Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria

b. Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga

menyebabkan infeksi

c. Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini

sebelumnya

d. Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan

3. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx tentang

pencegahan

b. Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena gelisah

dan nyeri.

c. Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing

d. Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang

datang

4. Pemeriksaan fisik

a. Tanda-tanda vital

Page 10: Makalah pyelonephritis

TD : normal / meningkat

Nadi : normal / meningkat

Respirasi : normal / meningkat

Temperatur : meningkat

b. Data focus

Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh

Palpasi : Suhu tubuh meningkat

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal.

b. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi.

c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)

yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

d. Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

e. Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,

metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

C. INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada

ginjal

Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal

Kreteria hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital

normal.

Intervensi Rasional

Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam Tanda vital menandakan adanya

Page 11: Makalah pyelonephritis

dan lapor jika suhu diatas 38,50 C perubahan di dalam tubuh

Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi

indikasi kemajuan atau penyimpangan

dari hasil yang diharapkan.

Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3

liter jika tidak ada kontra indikasi

Untuk mencegah stasis urine

Monitor pemeriksaan ulang urine

kultur dan sensivitas untuk

menentukan respon terapi

Mengetahui seberapa jauh efek

pengobatan terhadap keadaan

penderita.

Anjurkan pasien untuk

mengosongkan kandung kemih

secara komplit setiap kali kemih.

Untuk mencegah adanya distensi

kandung kemih

Berikan perawatan perineal,

pertahankan agar tetap bersih dan

kering.

Untuk menjaga kebersihan dan

menghindari bakteri yang membuat

infeksi uretra

Diagnosa Keperawatan : Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan,

frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

Tujuan : Pola eliminasi baik

Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan

berkemih (urgensi, oliguri, disuria)

Intervensi Rasional

Ukur dan catat urine setiap kali

berkemih

Untuk mengetahui adanya perubahan

warna dan untuk mengetahui

input/out put

Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3

jam

Untuk mencegah terjadinya

penumpukan urine dalam vesika

urinaria.

Page 12: Makalah pyelonephritis

Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Untuk mengetahui adanya distensi

kandung kemih.

Bantu klien ke kamar kecil, memakai

pispot/urinal

Untuk memudahkan klien di dalam

berkemih.

Bantu klien mendapatkan posisi

berkemih yang nyaman

Supaya klien tidak sukar untuk

berkemih.

Dorong meningkatkan pemasukan

cairan

peningkatan hidrasi membilas

bakteri.

Observasi perubahan status mental:,

perilaku atau tingkat kesadaran

akumulasi sisa uremik dan

ketidakseimbangan elektrolit dapat

menjadi toksik pada susunan saraf

pusat

Kolaborasi: Awasi- pemeriksaan

laboratorium; elektrolit, BUN,

kreatininRasional: pengawasan

terhadap disfungsi ginjal Lakukan

tindakan untuk memelihara asam

urin:- tingkatkan masukan sari buah

berri dan berikan obat-obat untuk

meningkatkan asam urin

Asam urin menghalangi tumbuhnya

kuman. Peningkatan masukan sari

buah dapt berpengaruh dalm

pengobatan infeksi saluran kemih.

Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal

Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang

Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul

Intervensi Rasional

Kaji intensitas, lokasi, dan factor

yang memperberat atau meringankan

nyeri

Rasa sakit yang hebat menandakan

adanya infeksi

Page 13: Makalah pyelonephritis

Berikan waktu istirahat yang cukup

dan tingkat aktivitas yang dapat di

toleran.

Klien dapat istirahat dengan tenang

dan dapat merilekskan otot-otot

Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika

tidak ada kontra indikasi

Untuk membantu klien dalam

berkemih

Berikan obat analgetik sesuai dengan

program terapi

Analgetik memblok lintasan nyeri

Pantau haluaran urine terhadap

perubahan warna, baud an pola

berkemih, masukan dan haluaran

setiap 8 jam dan pantau hasil

urinalisis ulang

untuk mengidentifikasi indikasi

kemajuan atau penyimpangan dari

hasil yang diharapkan

Catat lokasi, lamanya intensitas skala

(1-10) penyebaran nyeri

membantu mengevaluasi tempat

obstruksi dan penyebab nyeri

Berikan tindakan nyaman, seprti

pijatan punggung, lingkungan

istirahat

meningkatkan relaksasi, menurunkan

tegangan otot.

Bantu atau dorong penggunaan nafas

berfokus relaksasi

membantu mengarahkan kembali

perhatian dan untuk relaksasi otot.

Berikan perawatan perineal untuk mencegah kontaminasi uretra

Kolaborasi: Konsul dokter bila

sebelumnya kuning gading-urine

kuning, jingga gelap, berkabut atau

keruh. Pla berkemih berubah, sring

berkemih dengan jumlah sedikit,

perasaan ingin kencing, menetes

setelah berkemih. Nyeri menetap atau

bertambah sakit

Temuan- temuan ini dapat memeberi

tanda kerusakan jaringan lanjut dan

perlu pemeriksaan luas

Page 14: Makalah pyelonephritis

Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap

infeksi

Tujuan : tidak terjadi hipertermi

Kreteria hasil : suhu tubuh klien normal.

Intervensi Rasional

Pantau suhu tubuh klien Tanda vital dapat menandakan

adanya perubahan di dalam tubuh.

Pantau suhu lingkungan Suhu ruangan dan jumlah selimut

harus diubah untuk mempertahankan

suhu mendekati normal

Lakukan kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian antipiretik

Mengurangi demam dengan aksi

sentralnya pada hipotalamus

Diagnosa Keperawatan : Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

tujuan : Kecemasan berkurang

Kreteria Hasil : Klien mengatakan rasa cemasnya berkurang

Intervensi Rasional

Kaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui berat ringannya

kecemasan klien

Beri kesempatan klien untuk

mengungkapkan perasaannya

Agar klien mempunyai semangat dan

mau empati terhadap perawatan dan

pengobatan

Beri support pada klien

Beri dorongan spiritual Agar klien kembali menyerahkan

sepenuhnya kepada Tuhan YME

Beri penjelasan tentang penyakitnya Agar klien mengerti sepenuhnya

Page 15: Makalah pyelonephritis

tentang penyakit yang dialaminya

Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Tujuan : klien mengerti mengerti mengenai pemyakitnya

Krteteria hasil : klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic,

rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

Intervensi Rasional

Kaji ulang prose pemyakit dan

harapan yang akan datang

memberikan pengetahuan dasar dimana

pasien dapat membuat pilihan

beradasarkan informasi.

Berikan informasi tentang:

sumber infeksi, tindakan untuk

mencegah penyebaran, jelaskna

pemberian antibiotic,

pemeriksaan diagnostic: tujuan,

gambaran singkat, persiapan

ynag dibutuhkan sebelum

pemeriksaan, perawatan sesudah

pemeriksaan

pengetahuan apa yang diharapkan dapat

mengurangi ansietas dan m,embantu

mengembankan kepatuhan klien

terhadap rencan terapetik.

Pastikan pasien atau orang

terdekat telah menulis perjanjian

untuk perawatan lanjut dan

instruksi tertulis untuk perawatn

sesudah pemeriksaan

instruksi verbal dapat dengan mudah

dilupakan

Instruksikan pasien untuk

menggunakan obat yang

diberikan, inum sebanyak kurang

lebih delapan gelas per hari

Pasien sering menghentikan obat

mereka, jika tanda-tanda penyakit

mereda. Cairan menolong membilas

ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri

Page 16: Makalah pyelonephritis

khususnya sari buah berri. membantu mempertahankan keadaan

asam urin dan mencegah pertumbuhan

bakteri

Berikan kesempatan kepada

pasien untuk mengekspresikan

perasaan dan masalah tentang

rencana pengobatan

Untuk mendeteksi isyarat indikatif

kemungkinan ketidakpatuhan dan

membantu mengembangkan penerimaan

rencana terapeutik.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made

Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:

FKUI

Price,Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses

penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa:

Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah

Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:

Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.