makalah pteri
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 makalah pteri
1/12
MAKALAH
Tumbuhan paku Lycopodium clavatum dan Manfaatnya untuk Pengobatan
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Arif R.
NIM : M0411043
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
-
8/15/2019 makalah pteri
2/12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termaksud Negara yang memiliki 2 iklim sehingga Indonesia ini kaya akan
keanekaragaman flora dan fauna. Disamping itu Negara Indonesia itu sendiri berada di
kawasan khatulistiwa yang membuat kondisi geologis dari Negara Indonesia ini sangat
strategis untuk dihuni beraneka ragam flora yang salah satunya adalah tumbuhan Pteriodophita.
Total spesies tumbuhan paku yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya
tumbuh di Indonesia). Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena
salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak
sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman
Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian
pokoknya yaitu akar, batang,dan daun. Namun pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji.
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan
adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut yaitu xilem dan floem. Secara umum bentuk tumbuhan paku bermacam-macam,
ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air,
hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan
ental (bahasa Inggris frond ) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi. Ental yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_spermahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Paku_pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Epifithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrofit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ternahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rizomahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Humushttp://id.wikipedia.org/wiki/Entalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Daunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Entalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Humushttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rizomahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrofit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Epifithttp://id.wikipedia.org/wiki/Paku_pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_spermahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
-
8/15/2019 makalah pteri
3/12
masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan
paku.
Di Indonesia terdapat banyak keanekaragaman tumbuhan paku yang tersebar hampir di
seluruh Indonesia karena kondisi alam Indonesia yang mendukung bagi kehidupan tumbuhan
paku misalnya spesies Lycopodium clavatum yang memiliki banyak sekali manfaat bagi
kehidupan manusia, misalnya untuk bidang pengobatan sehingga potensi bagi pengobatan
dengan menggunakan tumbuhan paku ini cukup menjanjikan. Akan tetapi, tumbuhan paku
Lycopodium clavatum masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Sehingga
perlunya dilakukan pengkajian lebih mendalam mengenai tumbuhan paku Lycopodium
clavatum menggingat potensinya untuk pengobatan, sehingga dilakukan penulisan makalah
mengenai manfaat Lycopodium clavatum dalam bidang kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri Lycopodium ?
2. Bagaimana klasifikasi dari Lycopodium clavatum ?
3. Apakah manfaat pengobatan dengan Lycopodium clavatum ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri dari Lycopodium.
2. Mengetahui klasifikasi dari Lycopodium clavatum.
3. Mengetahui manfaat pengobatan dengan Lycopodium clavatum.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui ciri-ciri dari Lycopodium.
2. Dapat mengetahui klasifikasi dari Lycopodium clavatum.
3.
Dapat mengetahui manfaat pengobatan dari Lycopodium clavatum.
-
8/15/2019 makalah pteri
4/12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Khas Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi tumbuhan kormus, artinya tumbuhnya dengan
nyata dapat dibedakan atas akar, batang dan daun. Namun demikian, tumbuhan paku belum
menghasilkan biji. Alat perkembangbiakan Universitas Sumatera Utara tumbuhan paku yang
utama adalah spora. Oleh sebab itu ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua
kelompok yaitu Cryptogamae dan Phanerogamae (Tjitrosoepomo, 1991). Menurut Jones
(1987), Pteridophyta disebut dengan nama Tracheopyta yang berarti tumbuhan yang
berjaringan pembuluh. Jaringan pembuluh ini terdiri atas 2 yaitu: a. Pembuluh kayu (xylem),
berfungsi mengangkut air dan garam-garam tanah dari akar kebagian atas hingga daun. b.
Pembuluh tapis (floem), berfungsi mengangkat hasil asimilasi dari daun keseluruh bagian
organ termasuk akar.
Tumbuhan Tracheophyta mengadakan perkawinan dengan menghasilkan spora dan
dapat tumbuh menjadi tumbuhan paku. Ciri-ciri khas dari paku-pakuan adalah: a. Membentuk
sporangia yang sangat besar jumlahnya. b. Sporangia dibentuk di bagian bawah sporofil. c.
Sperma masuk kedalam telur arkegonium dengan persaingan langsung.
B. Asal Daerah Persebaran Tumbuhan Paku
Menurut Tjitrosoepomo, (1983), Pteridophyta hidup tersebar luas dari tropika yang
lembab sampai melampaui lingkaran Arktika. Jumlah yang teramat besar dijumpai di hutan-
hutan hujan tropika dan juga tumbuh dengan subur di daerah beriklim sedang, di hutan-hutan,
padang rumput yang lembab, sepanjang sisi jalan dan sungai. Jones (1987) menyatakan di
muka bumi ini terdapat 13.000 jenis Pteridophyta. Di kawasan Malesiana yang terdiri dari
-
8/15/2019 makalah pteri
5/12
hampir sebagian besar kepulauan Indonesia, Philipina, Guinea, dan Australia Utara
diperkirakan terdapat 4000 jenis paku yang mayoritasnya Filicinae. Menurut Sastrapradja et
al ., (1978) paku diwakili oleh kurang dari 10.000 jenis yang hidup, tetapi karena ukurannya
yang besar dan penampilannya yang khas, tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi yang
menonjol. Melihat cara tumbuhnya, tumbuhan paku hidup di alam, ada yang menempel di
batang pohon atau tumbuh di tanah. Masing-masing jenis atau kelompok tumbuhan paku
memiliki lingkungannya sendiri, pada lingkungan sejuk, terlindung, terkena panas sinar
matahari langsung.
C.
Ekologi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi, sehingga tidak jarang
dijumpai paku dapat hidup di mana-mana, diantaranya di daerah lembab, di bawah pohon, di
pinggiran sungai, di lereng-lereng terjal, di pegunungan bahkan banyak yang sifatnya
menempel di batang pohon, batu atau tumbuh di atas tanah. Jenis-jenis paku epifit yang
berbeda, juga akan berbeda kebutuhannya terhadap cahaya. Ada yang menyenangi tempat
terlindung dan ada sebagian pada tempat tertutup (Graham, 1993). Kondisi lingkungan di hutan
tertutup ditandai dengan sedikitnya jumlah sinar yang menembus kanopi hingga mencapai
permukaan tanah dan kelembaban udaranya sangat tinggi. Dengan demikian paku hutan
memiliki kondisi hidup yang seragam dan lebih terlindung dari panas. Kondisi ini dapat terlihat
dari jumlah paku yang dapat beradaptasi dengan cahaya matahari penuh tidak pernah dijumpai
di hutan yang benar-benar tertutup. Beberapa paku hutan tidak dapat tumbuh di tempat yang
dikenai cahaya matahari (Saktiyono, 1989). Paku yang menyenangi sinar matahari ìsun-fernî
selain ada yang membentuk belukar dan ada juga yang memanjat. Sebagian kecil ìsun-fernî
tumbuh di tempat yang benar-benar terbuka. Namun demikan memerlukan juga lindungan dari
-
8/15/2019 makalah pteri
6/12
sinar matahari. Sehingga sering ditemukan tumbuh di antara tumbuhan lain, tidak terisolasi.
Paku yang berbentuk belukar membuat sendiri naungannya dengan cara membuat rimbunan
yang terdiri dari daun-daunan.
D. Botani Sistematika Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan ukuran spora yang
dihasilkan, sifat anulus, letak sporangium, dan sorusnya pada daun. Divisi Pteridophyta dibagi
menjadi 4 kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae dan Filicinae.
a.
Kelas Psilophytinae (Paku purba)
Anggota paku kelas ini telah lama punah. Oleh karena itu orang sering menyebutnya
dengan nama paku purba. Contoh: Psilotum nudum
b. Kelas Equisetinae (Paku ekor kuda)
Seperti halnya kelas Psilophytinae sebagian besar anggota paku ekor kuda juga sudah
banyak yang punah. Umumnya paku ekor kuda memiliki batang berupa rhyzoma. Cabang-
cabang batangnya beruas-ruas. Pada ujung cahang batang sering ditemukan badan bulat
disebut elatern. Badan ini merupakan penghasil spora. Contoh: Equisetum debile dan
Equisetutn arvense (Graham, 1993).
c. Kelas Lycopodinae (Paku rambut atau Paku kawat)
Kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu: 1) Ordo Selaginellales, Family : Selaginellaceae
Spesies : Selagenella weldonowi . 2) Ordo Lycopodiales, Family : Lycopodiaceae Spesies :
Lycopodium clavatum (Tjitrosoepomo, 1991).
d. Kelas Filicinae (Paku sejati)
Paku kelompok ini paling banyak anggota spesiesnya. Habitatnya di darat, air dan ada pula
yang hidup menumpang pada tumbuhan lain sebagai epifit. Kelas ini mencakup beberapa
-
8/15/2019 makalah pteri
7/12
sub kelas, yaitu: 1) Sub kelas Eusporangiatae, Ordo : Marattiales, Family :
Marattiaceae,Spesies : Christensenia aescul . 2) Sub kelas Hydropterides Semua anggota
sub kelas ini hidup di air. Jadi, termasuk tumbuhan hidrofit. Dibagi atas dua family, yaitu:
Family : Salviniaceae , Spesies : Salvinia natans, Family : Marciliaceae, Spesies : Marcillea
crenata. 3) Sub kelas Leptosporangiatae, Family : Schyzaeceae, Spesies : Lygodiun
circinatum. Family: Hymenophillaceae, Spesies : Hymenophillum austrate. Family :
Cyatheaccae, Spesies : Cyathea conlarninans. Family : Gleicheinaceae, Spesies : Gleichenia
linearis (Paku resam). Family : Davalliaceae, Spesies : Dava irichoinonuies. Family :
Aspleniaceae, Spesies : Asplenium nidus (Paku sarang burung), Family : Pteridaceae,
Spesies : Adiantum peruvianum (Suplir gunung), Family : Polypodiaceae, Spesies :
Draymoglosum phaseolides (Sisik naga), Family : Acrostichaceae, Spesies : Platycerurn
bifurcatum (Tanduk rusa) (Tjitrosoepomo, 1991).
E. Distribusi Tumbuhan Paku
Hutan pegunungan terdapat zona-zona vegetasi, dengan jenis dan struktur dan
penampilan yang berbeda. Zona-zona vegetasi tersebut dapat dikenali di semua gunung di
daerah tropis meskipun tidak ditentukan oleh ketinggian saja. Di dataran rendah, semua zona
vegetasi lebih sempit, sedangkan di gunung yang tinggi atau di bagian yang tengah suatu
jajaran pegunungan, zona itu lebih luas (Graham, 1993). Namun dengan naiknya ketinggian
tempat, pohon-pohon semakin pendek, kelimpahan epifit serta tumbuhan pemanjat berubah.
Umumnya di daerah pegunungan, jumlah jenis paku lebih banyak daripada di dataran
rendah. Ini disebabkan oleh kelembaban yang lebih tinggi banyaknya aliran air dan adanya
kabut. Banyaknya curah hujanpun mempengaruhi jumlah paku yang dapat tumbuh
(Sastrapradja et al ., 1978). Pada daerah tropis dan subtropis, tumbuhan paku-pakuan berada di
-
8/15/2019 makalah pteri
8/12
tempat-tempat yang lembab, di bawah pepohonan, di pinggir jalan maupun sungai, di
pegunungan, di lereng-lereng yang terjal hingga dekat kawah gunung berapi bahkan sampai di
sungai-sungai. Melihat cara tumbuhnya, paku di alam cukup beragam, ada yang menempel di
batang pohon, batu atau tumbuh di tanah. Pada lingkungan yang sejuk terlindung atau panas
kena sinar matahari langsung. Masing-masing jenis atau kelompok memiliki lingkungannya
sendiri. Suhu udara, suhu tanah dan intensitas cahaya berpengaruh sangat nyata terhadap
keanekaragaman Chaytea spp di hutan Tongkoh kawasan Tahura Bukit Barisan Sumatera
Utara. Di lokasi terbuka beberapa epifit berhasil tumbuh di tanah. Namun di hutan mereka
sangat tergantung pada inangnya, untuk tempat hidup bukan sebagai sumber makanan. Epifit
tidak membutuhkan makanan organik dari tumbuhan lain. Epifit memainkan peranan yang
penting dalam ekosistem hutan hujan sebagai habitat bagi beberapa hewan (Graham, 1993).
Paku epifit ikut membantu dalam mempertahankan kelembaban lapisan vegetasi dasar karena
mampu beradaptasi terhadap kekeringan. Vegetasi pada pegunungan sangat dipengaruhi oleh
perubahan iklim pada ketinggian yang berbeda-beda. Suhu menurun secara teratur sejalan
dengan ketinggian yang meningkat (Saktiyono, 1989).
F. Ciri Morfologi
Lycopodium disebut juga sebagai paku kawat atau paku rambut. Anggota kelompok
ini memiliki daun kecil-kecil dan tidak bertangkai. Tumbuhan paku ini termasuk paku yang
hterspora. Hidup sebagai epifit di daerah tropis. Contohnya adalah Lycopodium cernuum (paku
kawat) dan Selaginella (paku rane).
Batang utama menjalar, bawah tanah, bercabang tidak teratur, bantalan daun sempit
jarang berdiameter 3-4 mm; udara naik ke batang tegak, percabangan dikotomus beberapa kali,
bantalan denses daun 0,5 -1 cm diameter termasuk daun. Daun sebenarnya, melengkung di
-
8/15/2019 makalah pteri
9/12
bagian atas, linier-lanceoplate, berkumpul di pucuk berakhir di setae membranosus panjang
canucosus, 4-6 mm panjang, 0.5-1 mm luas, seluruh, sessile; urat nyaris tidak terlihat; tekstur
seperti kulit, hijau atau hijau kekuningan. kerucut tegak tangkai 7-15 cm, dengan daun linier
jarang tampak lurus, menghasilkan beberapa kerucut di setiap pucuk dengan tangkai pendek;
kerucut silinder, tegak, 3-8 cm panjang, 4-5 mm; sporophylls lonjong bulat telur, berkumpul di
pucuk dengan membran setaceous, tepi transparan, membran, dentate, sekitar 2,5 mm, 1,5 mm
luas (Sastrapradja dan Afriastini, 1985).
G.
Klasifikasi dari L. clavatum
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium clavatum
(Mader, 2001).
H. Manfaat Pengobatan dengan L. clavatum
Lycopodium clavatum adalah spesies dari tumbuhan genus Lycopodium. Tumbuhan
dalam genus ini telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, misalnya untuk obat luka
memar, keseleo, bengkak, dan keracunan organofosfat. Genus ini mengandung senyawa
alkaloid dengan sistem cincin yang unik serta mempunyai aspek biogenetik dan biologi yang
menarik. Senyawa alkaloid dari genus Lycopodium yang dikenal sebagai likopodium.
Likopodium merupakan alkaloid dengan tipe kuinolizin, piridin, dan a-piridon. Berdasarkan
-
8/15/2019 makalah pteri
10/12
strukturnya, alkaloid dari Lycopodium dibagi dalam 4 kelompok senyawa, yaitu likopodin,
likodin, fawcetimin dan kelompok lain-lain. Seperti diketahui senyawa alkaloid berguna untuk
berbagai pengobatan, misalnya untuk antikanker, antioksidan, antimalaria, analgetik untuk
nyeri hebat, antipiretik, relaksan otot, antihipertensi, stimulan SSP, diuretik dan bronkodilator.
Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan
untuk penyakit (homeophatic). Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan
digunakan untuk homeophatik. Homeophatik merupakan suatu sistem pengobatan yang aman
dan efektif serta tanpa efek samping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan
penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional (Raven, 1998).
-
8/15/2019 makalah pteri
11/12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
a. Lycopodium memiliki ciri morfologi mirip dengan paku, batang tegak, warna hijau atau
hijau kekuningan dan tekstur seperti kulit.
b. Alkaloid dalam tumbuhan L. clavatum dapat digunakan untuk antikanker, antioksidan,
antimalaria, analgetik untuk nyeri hebat, antipiretik, relaksan otot, antihipertensi, stimulan
SSP, diuretik dan bronkodilator.
c.
Lycopodium clavatum dapat digunakan untuk pengobatan secara homeophatik.
-
8/15/2019 makalah pteri
12/12
DAFTAR PUSTAKA
Graham, L. E.1993. Origin of land plants. New York: Willey
Jones, D.L.1987. Encyclopaedia of Ferns. London: British Museum of Natural History
Mader, S.2001. Biology.New York : Mc graw hills companies
Raven, P. H.1998. Biology of plants 6 th edition.New York : Worth publishers
Saktiyono.1989. Biologi 1 Program Inti.Jakarta :Intan Pariwara
Sastrapradja, S., J.J. Afriastini, D. Darnaedi, dan E.A. Widjaja.1978. Jenis Paku Indonesia.
Bogor: Lembaga Biologi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Tjitrosopoemo, G.1983.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta : UGM Press
Tjitrosopoemo, G.1991.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta : UGM Press
Sastrapradja, S. dan J.J. Afriastini. 1985. Kerabat Paku. Bogor: Lembaga Biologi Nasional,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia