makalah psikologi, ranah afektif

15
KATA PENGANTAR Puji syukur bagi Allah swt. yang telah memberikan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Perkembangan Afektif”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Dalam makalah ini yang dibahas yaitu tentang perkembangan afektif. Dalam pembahasan perkembangan afektif ini semoga dapat memberi manfaat bagi kami para mahasiswa dan para pembaca, serta mengetahui dan memahami perkembangan afektif dalam pengajaran kimia. Dengan dibuatnya makalah perkembangan afektif , diharapkan kita dapat mengetahui lebih dalam bagaimana proses yang terkait dalam perkembangan afektif, sehingga kita sebagai orang tua dan pendidik dapat memberikan ajaran yang baik dalam pemberian materi dan motivasi belajar sebagai upaya untuk mendukung proses perkembangan afektif. Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mohon sekiranya diberi masukan untuk melakukan perbaikan dan menjadi lebih baik di lain waktu. Semoga makalah ini memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Amin. Ciputat, 5 April 2013

Upload: widya-kusumaningrum

Post on 24-Apr-2015

217 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

psikologi pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: makalah psikologi, ranah afektif

KATA PENGANTARPuji syukur bagi Allah swt. yang telah memberikan karuniaNya, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Perkembangan Afektif”.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Dalam

makalah ini yang dibahas yaitu tentang perkembangan afektif. Dalam pembahasan

perkembangan afektif ini semoga dapat memberi manfaat bagi kami para mahasiswa dan

para pembaca, serta mengetahui dan memahami perkembangan afektif dalam pengajaran

kimia.

Dengan dibuatnya makalah perkembangan afektif , diharapkan kita dapat

mengetahui lebih dalam bagaimana proses yang terkait dalam perkembangan afektif,

sehingga kita sebagai orang tua dan pendidik dapat memberikan ajaran yang baik dalam

pemberian materi dan motivasi belajar sebagai upaya untuk mendukung proses

perkembangan afektif.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam

penyusunan makalah ini, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mohon

sekiranya diberi masukan untuk melakukan perbaikan dan menjadi lebih baik di lain waktu.

Semoga makalah ini memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Amin.

Ciputat, 5 April 2013

Penyusun

Page 2: makalah psikologi, ranah afektif

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan seseorang pada umunya penuh dengan dorongan dan minat untuk

mencapi atau memiliki sesuatu.Sebarapa banyak dorongan-dorongan dan minat-

minat yang dimilikinya meruapakan dasar pengalamn emosionalnya. Perjalanan

kehidupan sesorang tidak sama. Keinginan dan minat yang berbeda-beda dimiliki

oleh setiap individu menurut pola hidupnya masing-masing. Selain itu jalan atau

cara yang dilakukan untuk memwujudkan minat dan keinginan yang didorong

oleh emosional itu berbeda satu sama lain.

Seseorang yang pola kehidupannya berlangsung mulus, di mana dorongan-

dorongan dan keinginan-keinginan atau minatnya dapat terpenuhi atau dapat

berhasil dicapai, karena cenderung memiliki perkembangan emosi yang stabil dan

dengan demikian dapat menikmati hidupnya. Hal itu juga didukung dengan nilai,

sikap dan moral yang ke arah positif.

Sedangkan bagi pola kehidupan yang tidak berlangsung dengan mulus atau

terdapat hambatan yang membuatnya tidak terlalu menikmati hidupnya, karena

emosionalnya tidak stabil. Sehingga nilai, moral dan sikapnya terkadang

cenderung ke arah negatif.

Hubungan anatar emosiona dengan nilai, moral dan sikap adaah dorongan

emosional dapat mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya.

Karena itu, seseorang  individu dalam merespon sesuatu lebih banyak dia arahkan

oleh penalaran dan pertimbangan-pertimbangan yang objektif.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan afektif?2. Berapa kategori dan karakteristik dalam perkembangan afektif?3. Apa yang dimaksud dengan perkembangan emosi?4. Bagaimana menerapkan prilaku afektif atau emosi dalam lingkungan pendidikan?

Page 3: makalah psikologi, ranah afektif

5.a. Tujuan

Page 4: makalah psikologi, ranah afektif

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perkembangan dan Afektif

Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai

aibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan Van Den

Daele ‘Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif’ (1). Ini berarti bahwa

perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan

seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses

intregasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) “ranah afektif adalah ranah yang

berkaitan dengan sikap dan nilai, ranah afektif mencakup watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai”. Lebih lanjut dari Daniel Goleman (1995)

mengatakan bahwa “aspek afektif merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-

pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian

kecendrungan untuk bertindak”.

Domain afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai

hidup dan operasiasi siswa.

Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :

a.   Penerimaan (recerving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon

terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar

terendah dalam domain afektif.

b.   Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara

afektif, menjadi peserta dan tertarik.

c.   Penilaian atau penentuan sikap (valung)

Page 5: makalah psikologi, ranah afektif

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau

kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak

menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan

opresiasi”.

d.   Organisasi (organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat

lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu

sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat

hidup.

e.  Karakterisasi /  pembentukan pola hidup (characterization by a value or

value                complex)

Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat

berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih

mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan

keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.

Variable-variabel di atas juga  telah memberikan kejelasan bagi proses

pemahaman taksonomi afektif ini, berlangsungnya proses afektif adalah akibat

perjalanan kognitif terlebih dahulu seperti pernah diungkapkan bahwa:

“Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengatahuan

yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok atau orang

hubungan kita dengan mereka pasti di dasarkan pada informasi yanag kita peroleh

tentang sifat-sifat mereka.”

Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat

menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat kognitif

dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi afektif dalam dunia

psikologi pengajaran adalah sangat urgen untuk dijadikan pola pengajaran yang

lebih baik tentunya.

B. Perkembangan Emosi

1. Pengertian emosi

Page 6: makalah psikologi, ranah afektif

Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-

perbuatan kita sehari-hari disebut warna afektif. Warna afektif ini kadang-

kadang lemah atau kadang-kadang tidak jelas (samar-samar). Dalam hal warna

afetif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih

luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan tersebut disebut emosi (Sarlito,

1982:59).

Di samping perasaan seneng atau tidak seneng, beberapa contoh

macam emosi yang lain adalah gembira, cintah, marah, takut, cemas dan

benci. Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda. Emosi dan perasaan

merupakan suatu gejala emosional yang secar kualitatif berkelanjutan, akan

tetapi tidak jelas batasnya. Pada suatu saat warna afektif dapat dikatakan

sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi; contohnya marah

yang ditunjukan dalam bentuk diam.

Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah sebagai

berikut : “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized

inner adjustment and mental and physiological stirredup states in individual,

and that shows self in his over behavior”. Jadi, emosi adalah pengalaman

afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan

mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-

perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi sering kali terjadi perubahan fisik,

antara lain :

a. Reaksi elektris pada kulit ; meningkat apabila terpesona.

b. Peredaran darah ; bertambah cepat bila marah.

c. Denyut jantung ; bertambah cepat apabila terkejut.

d. Pernapasan ; bernapas panjang kalau kecewa.

e. Pupil mata ; membesar bila marah.

f. Liur ; mongering kalau takut atau tegang.

g. Pencernaan ; mencret-mencret kalau tegang.

h. Otot ; ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau

bergetar.

i. Komposisi darah ; komposisi darah akan ikut berubah karena emosional

yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif.

Page 7: makalah psikologi, ranah afektif

2. Karakteristik perkembangan emosi pada operasional formal

a. Keadaan emosi selama masa remaja.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan

tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibata dari

perubahan fisik dan kelenjar. Adapun meningginya emosi terutama karena

anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi

kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kuarang mempersiapkan

diri untuk menhgadapi keadaan itu (2).

Tidak semua remaja mengalmi masa badai dan tekanan meskipun emosi

remaja seringkali sangat kuat tidak terkendali dan tampaknya irrasional, tapi

pada umumnya dari tahun ke tahun jadi perbaikan perilaku emosional.

Menurut Gesell pada masa usia remaja sringkali mudah marah, mudah

dirangsang, dan emosinya cenderung meledak, tidak berusaha mengendalikan

perasaannya. Jadi, adanya badai dan tekanan dalam masa remaja ini berkurang

menjelang berakhirnya awal masa remaja (3).

b. Pola emosi pada masa remaja.

Pola emosi masa remaja adalah sama dngan pola emosi masa kanak-kanak,

perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan

derajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap

ungkapan emosi mereka.

c. Kematangan emosi.

Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus memperoleh gambaran

tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun

caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya

dengan orang lain.

Ayat tentang emosi manusia

ر� ير� م�ن األم��� ث��� �م� ف�ي ك �ط�يع�ك و� ي ه� ل�� ول الل��� س��� �م� ر ن� ف�يك وا أ م��� واع�ل

ه ر� �م� وك�� �ك وب ه� ف�ي ق�ل��� �ن�� ي ان وز �م� اإليم�� �ك ي �ل �ب إ ب ه ح ك�ن� الل��� /م� ول �ت عن لد�ون ) اش� �ك ه�م� الر� ئ �ول ان أ �ع�ص�ي �ف�س�وق وال �ف�ر وال �ك �م� ال �ك ي �ل (٧إ

Page 8: makalah psikologi, ranah afektif

6. dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti

kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan,

tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan

itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,

kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan

yang lurus,

C. Ranah afektif

1. Penerimaan (A1)

Perkembangan model atom.

Model atom Dalton

Materi tersusun dari partikel kecil yang disebut atom.

Atom tidak dapat dipecah lagi menjadi partikel yang lebih kecil

lagi.

Atom unsur tertentu mempunyai sifat dan massa yang identik.

Unsur yang berbeda memiliki atom yang massanya yang

berbeda pula.

Pembentukan senyawa dari unsur berlangsung melalui ikatan

antar atom unsur yang menyusun senyawa.

Kelemahan teori Dalton :

Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi

Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan

Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara

atom unsur yang satu dengan unsur yang lain

Model atom Thomson

Terdapat elektron-elektron yang tersebar dalam bola bermuatan

positif.

Teori atom disebut juga teori kismis

Kelemahan teori Thomson:

Page 9: makalah psikologi, ranah afektif

Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan

positif dan negatif dalam bola atom tersebut

Model atom Rutherford

Pada atom terdapat inti atom yang bermuatan positif dan

dikelilingi elektron bermuatan negatif.

Kelemahan teori Rutherford:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke

dalam inti atom. Berdasarkan toeri fisika, gerakan elektron

mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama-

kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin

lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

Model atom Niels Bohr

Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi

oleh elektron yang bermuatan negatif.

Elektron mengelilingi inti pada lintasan tertentu dalam keadaan

stasioner (tidak melepaskan atom menyerap energi).

Makin jauh dari inti energi lintasan makin tinggi.

Perpindahan elektron dari lintasan luar ke dalam akan

membebaskan energi (dan sebaliknya).

Kelemahan teori Niels Bohr:

Hanya dapat menerangkan model atom hidrogen, belum dapat

menerangkan model atom berelektron banyak

2. Partisipasi (A2)

Satu tingkat di atas penerimaan. Siswa lebih aktif dalam menanggapi materi

yang disampaikan guru, seperti siswa bertanya kepada guru karena ketidak

pahaman materi yang telah disampaikan. Di sini guru lebih menilai

kemampuan siswa atau tanggapan siswa terhadap materi yang diajarkan.

Untuk menilai keaktifannya biasanya guru mengadakan diskusi kelompok,

karena dari berbagai kelompok memiliki pemahaman dan inisiatif yang

berbeda, akan tetapi guru lebih melihat dari kekompakan dalam kelompok

untuk mendiskusikan materi yang diberikan.

3. Penilaan (A3)

Page 10: makalah psikologi, ranah afektif

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau

kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak

menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap

dan opresiasi”.

Page 11: makalah psikologi, ranah afektif

BAB IIIPENUTUP