makalah protein

20
PROTEIN MAKALAH Oleh MASYHURI AZHAR 125050100111001 KELAS A

Upload: masyhuri-azhar

Post on 03-Aug-2015

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Protein

PROTEIN

MAKALAH

Oleh MASYHURI AZHAR

125050100111001KELAS A

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

M A L A N G2 0 1 2

Page 2: Makalah Protein

BAB IPENDAHULUAN

A.     Latar BelakangKata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau

utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis.

Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Sumber Protein.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya :

1). Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.2). Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.3). Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.4). Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

B.     Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Biokimia.2.    Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein.3.    Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya.

C.     Rumusan Masalah1.    Pengertian protein2.    Pengklasifikasian protein berdasarkan kelarutannya

Page 3: Makalah Protein

BAB IIPEMBAHASAN

A.     Protein Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau

utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.

Nama Bahan Makanan Kadar Protein (%)Daging Ayam 18,2Daging Sapi 18,8Telur Ayam 12,8

Susu Sapi Segar 3,2Keju 22,8

Bandeng 20,0Udang Segar 21,0

Kerang 8,0Beras Tumbuk Merah 7,9

Beras Giling 6,8Kacang Ijo 22,2

Kedelai Basah 30,2Tepung Terigu 8,9

Jagung Kuning (Butir) 7,9Pisang Ambon 1,2

Durian 2,5

Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein

Page 4: Makalah Protein

yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi.

B.     Karakteristik Protein       Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah

(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.        Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5

maka akan terjadi pengendapan atau salting out.      Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.        Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan

pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.

       Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.

Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang agak tinggi, tetapi kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih rendah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

C.     Klasifikasi ProteinHingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum

memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:· Kelarutan· Bentuk keseluruhan· Peranan biologis

Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.

Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi :(i) protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia(ii) protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis(iii) protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi

penting(iv) protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi :(i) protein globular(ii) memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks(iii) struktur tersier dengan bentuk yang tidak teratur(iv) Protein serabut, memanjang, lipatan sederhana, umum dijumpai pada

protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Page 5: Makalah Protein

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

1) Protein globularRantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.

2) Protein fibrosaRantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen. Rasioaksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

b. Ikatan-ikatan pada Struktur ProteinStruktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.

1) Ikatan peptidaIkatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

2) Ikatan disulfideTerbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipeptida melalui residu sistein.

3) Ikatan hydrogenTerbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatanhidrogen.

4) Interaksi hidrofobikRantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.

5) Interaksi elektrostatikMerupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.

Page 6: Makalah Protein

     Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan

dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam,

dan dapat melarut dalam larutan garam encer.3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut

dalam asam atau alkali encer.4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut

dalam air atau etanol absolute.

     Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya.1) Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup.2) Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur biologi

kekuatan.3) Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan kemampuan

kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah bentuk atau gerak.4) Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan

melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah.5) Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur aktivitas

seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon.6) Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan makanan.7) Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang

dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.

8) Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam tubuh.

D.    Penggolongan proteinBerdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu

golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang seperti serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk bulat.

Protein Fiber Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang

memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain 1.    Konfigurasi alfa helix pada kratin2.    Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan3.    Helix tripel pada kolagen

Page 7: Makalah Protein

Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix.

Protein GlobularUmunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang

berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

Protein GabunganYang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan

dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.

Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.

Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.

E.     Sifat-sifat Protein Ionisasi

Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.

DenaturasiBeberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang. Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang

Page 8: Makalah Protein

disebut denaturasi.Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut.Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 atau lebih.

V iskositasViskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air.Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.

KristalisasiBanyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

System koloidPada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih banyak

Page 9: Makalah Protein

dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit.

Bobot Molekul Beberapa ProteinProtein Bobot Molekul

Sitikrom c 11.600Ribonuklease 13.500

Tripsin 24.000Laktoglobulin 35.000Hemoglobin 64.500Heksokinase 96.000

Laktat dehidrogenase 150.000Urease 483.000Myosin 620.000

Imonoglobulin 960.000Lipoprotein 3-20 juta

Reaksi-reaksi khas protein Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia bila kena asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.

Reaksi Hopkins-coleTripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid

denganbantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna . Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat.

Reaksi MillonReaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam

asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. 

Page 10: Makalah Protein

Reaksi NitroprusidaNatriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan  menghasilkan

warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s- pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

Reaksi SakaguchiPreaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada

dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.

Pemurnian protein Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan

alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut.

F. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

1. Akibat Kekurangan ProteinKekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak – anak di bawah lima tahun (Balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.

KwasiorkorIstilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily

Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu kelahirannya.

Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalanya :Θ      pertumbuhan terhambat.Θ      Otot – otot berkurang dan lemah.Θ      Edema.Θ      Muka bulat seperti bulan (moonface)Θ      Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila

Page 11: Makalah Protein

pengobatan edema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai di bawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.

Ciri – cirri :

®      Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.®      Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis – garis permukaan yang jelas.®      Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan Hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.®      Perut anak membuncit karena pembesaran hati.®      Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel hati.

Marasmus

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat di beri makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waktu yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.

Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.

Gejalanya :©      Pertumbuhan terhambat.©      Lemak di bawah kulit berkurang.©      Otot – otot berkurang dan melemah.©      Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.©      Muka seperti orang tua (Oldman’s Face).

Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak tergeletak in – aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2. Akibat Kelebihan Protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain,

Page 12: Makalah Protein

terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.

Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angaka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.

3. Upaya Penanggulangan

Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :

ʘ      Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.ʘ      Pemberian Makanan Tambahan (PMT).ʘ      Pemantauan garam beryodium.ʘ      Pemberian kapsul vitamin A.ʘ      Pemberian tablet Fe.ʘ      Pengumpulan data KADARZI.

Page 13: Makalah Protein

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Karakteristik Protein Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah

(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5

– 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan

pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.

Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut dalam air atau etanol absolute.

3.2 Saran 1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan

protein, agar dapat tumbuh dengan sehat.2. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan

proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.3. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan

kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.4. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta

menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia Sehat 2015.

Page 14: Makalah Protein

DAFTAR PUSTAKA

http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html

http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id

http://lisadyprotein.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Protein

http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.

Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi),

Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumber : http://biosaefful.blogspot.com/2011/04/protein-biokimia.html