makalah profesi kependidikan

71
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN Oleh : Dewi Nadzifah NPM 2111001210028 Dosen : Widodo, S.Pd., M.Pd. Mata Kuliah : Profesi Kependidikan Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah i

Upload: ade-kurniawan

Post on 28-Oct-2015

238 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

penjelasan mengenai profesi sebagai pendidik

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Profesi Kependidikan

MAKALAHPROFESI KEPENDIDIKAN

Oleh :

Dewi NadzifahNPM 2111001210028

Dosen :Widodo, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah :Profesi Kependidikan

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah i

Page 2: Makalah Profesi Kependidikan

MALANG 2012KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho dan karunianya Saya

dapat menyelesaikan makalah Profesi Kependidikan ini dengan lancar.

Terima kasih yang tulus kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penulisan makalah ini, semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi kebaikan

dan diridhoi oleh Allah SWT.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan baik dari sistematika penulisan maupun dari pemilihan kata-kata yang

digunakan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi

penyempurnaan makalah yang lain di masa yang akan datang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dari

semua pihak kami mengucapkan terima kasih.

Malang, 27 Mei 2012

Penulis

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah ii

Page 3: Makalah Profesi Kependidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………...…………………………… 1

B. Batasan Masalah ………………………………………………………………… 2

C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 2

D. Tujuan dan manfaat …………………………..……………………………….… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Profesi Guru ………………………………………………………………….…... 3

A.1. Pengertian .……………………..………………………..…………………. 3

A.2. Ciri - ciri Pekerjaan dapat disebut sebagai profesi ……………………..…… 5

A.3. Ciri - ciri profesi …………………………….………………………….…… 5

A.4. Prinsip etika profesi ……………………….………………………………… 6

A.5. Kode etik profesi ………………………………….…………………..…….. 6

A.6. Tujuan dan fungsi kode etik profesi ……………..………………………….. 7

B. Menjadi guru ……………………………………………..……………………….. 7

B.1. Alasan - alasan menjadi guru …………………………………..…….….…. 7

B.2. Hak dan kewajiban guru ……………………………………………………. 10

B.3. Peranan guru sebagai pendidik …………………………………….……….. 12

B.4. Standar kompetensi guru …………………………………………………… 13

C. Guru profesional ………………………………………………………………….. 20

C.1. Pengertian ……………………………………………………..……….…... 20

C.2. Ciri - ciri guru profesional ……………………………………………….... 21

C.3. Perlunya guru profesional ………………………………………………….. 22

C.4. Kompetensi professional guru …………………………………….……….. 23

C.5. Kiat menjadi guru profesional ……………………..…………………….… 24

C.6. Sikap profesional keguruan ……………………….……………………….. 26

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah iii

Page 4: Makalah Profesi Kependidikan

C.7. Strategi peningkatan profesionalisme guru ………………………………… 33

D. Pendidikan ………………………………………………………………………… 34

D.1. Nilai - nilai pendidikan ……………………………………………………… 34

D.2. Unsur - unsur pendidikan …………………………………………………… 36

D.3. Mendidik dan mengajar …………………………………………………….. 36

D.4. Batas - batas kemampuan pendidikan …………………………………….... 37

D.5. Macam - macam tujuan pendidikan………………………………………… 37

E. Pengembangan profesi pendidik/guru ………………………………………….…. 38

F. Strategi pengembangan profesi pendidik/guru …………………………………… 40

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………………………………………………..…. 42

B. SARAN ……………..……………………………………………………………. 42

DAFTAR PUSTAKA …………………………..…………………………………..……. 43

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah iv

Page 5: Makalah Profesi Kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Profesi adalah suatu pekerjaan yang sedang digeluti oleh seseorang yang mencari

mata pencaharian. Seseorang pendidik atau guru dapat dikatakan sebagai profesi karena

menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas,

merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi

kehidupan selanjutnya.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses

kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang

diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta

didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan

pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh

dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru

dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya

kualitas guru harus diperhatikan.

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar megajar

yang sangat berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia yang potensial

dibidang pembangunan. Guru sebagai salah satu unsure dibidang pembangunan. Guru

sebagai salah satu unsur dibidang pendidikan harus berperan akif dan menempatkan

kedudukan sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang

semakin berkembang, hal ini dapat diartikan bahwa pada setiap guru terletak tanggung

jawab untuk membawa para siswa kepada suatu kedewasaan atau taraf pematangan

tertentu dalam rangka ini guru tidak semata-semata sebagai salah pengajar yang hanya

menstransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat

apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau

teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap

dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.

Baimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah v

Page 6: Makalah Profesi Kependidikan

arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru berpaiakan dan

berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota

masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.

B. Batasan Masalah

Penulisan makalah ini hanya terbatas pada profesi pendidikan.

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian profesi guru?

2. Apa saja ciri-ciri profesi?

3. Apa saja alasan menjadi guru?

4. Bagaimana peranan guru sebagai pendidik?

5. Apa itu guru professional?

6. Bagaimana kiat menjadi guru profesional?

7. Apa saja tujuan pendidikan?

8. Bagaimana pengembangan profesi pendidik/guru?

9. Bagaimana Strategi pengembangan profesi pendidik/guru?

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengapa

memilih profesi guru sebagai pendidik dan bagaimana kiat menjadi guru yang

professional.

2. Manfaat

Dari Penulisan ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat berupa

penambahan pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang profesi

pendidikan.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah vi

Page 7: Makalah Profesi Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profesi Guru

A.1. Pengertian

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari

bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.

Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan

"siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu.

Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan

keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial

dengan baik.

Sedangkan guru menurut pepatah jawa adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa

guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih ada banyak

pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama. Saat ini sosok

guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang

selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang

kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi

Secara pengertian tradisional guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan (guru professional dan implementasi kuurikulum.

Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.( Undang-undang system pendidikan

Nasional No 20. Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional) Dengan menelaah dari

pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan hanya sekedar

pemberi ilmu pengetahuan saja yang berada di depan kelas akan tetapi guru merupakan

tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,

menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut beberapa ahli, profesi guru dapat diartikan sebagai berikut :

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah vii

Page 8: Makalah Profesi Kependidikan

1. Makagiansar, M. 1996

profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan

yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan

diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.

2. Nasanius, Y. 1998

Mengatakan bahwa profesi guru adalah kemampuan yang tidak dimiliki oleh

warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan

keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik,

antara lain:

a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih

b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan

kemanusiaan yang dimiliki,

c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik

masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

3. Galbreath, J. 1999

Profesi guru adalah orang yang Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam

melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan

atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan

tugas berat mencerdakan anak didik.

4. Menurut Dra. Ani M.Hasan,M.Pd,

Profesi dalam pengertian yang lebih luas yaitu kegiatan untuk memperoleh

nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit

profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus

dituntut dari padanya pelaksanaan norma - norma sosial dengan baik.

5. Sumargi

Profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini

wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah

keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi

kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah viii

Page 9: Makalah Profesi Kependidikan

Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi

seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang

pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan

selanjutnya.

A.2. Ciri-Ciri Pekerjaan Dapat Disebut Sebagai Profesi

Setidaknya-tidaknya ada lima hal suatu pekerjaan dapat dibilang sebagai sebuah

profesi: (ibid hal 74)

1. Adanya pengakuan oleh masyarakat dan pemerintah mengenai bidang layanan

tertentu, dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang mempunyai keahlian

tertentu pula.

2. Bidang ilmu pengetahuan yang menjadi landasan teknik dan prosedur kerja

yang unik yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bidang pekerjaan

lainnya.

3. Memerlukan proses persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang

mengerjakan professional tersebut.

4. Memiliki mekanisme yang diperlukan untuk melakukan seleksi secara

efektif. Sehingga hanya merekalah yang benar – benar kompetitif

diperbolehkan melaksanakan bidang tersebut.

5. Memiliki organisasi profesi yang dapat melindungi anggotanya, serta berfungsi

untuk menyakinkan pihak nlain yang terkait bahwa para anggota profesi

tersebut dapat menyelenggarakan layanan keahlian yang terbaik.

A.3. Ciri-Ciri Profesi

1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini

dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi Hal ini biasanya setiap

pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi

3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat

4) Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu

berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan

berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka

untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah ix

Page 10: Makalah Profesi Kependidikan

5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi

A.4. Prinsip Etika Profesi

Tanggung jawab

- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya

- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat

pada umumnya

Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa

yang menjadi haknya.

Otonomi Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri

kebebasan dalam menjalankan profesinya.

A.5. Kode Etik Profesi

Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau

benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu

berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti

kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan kode etik yaitu norma atau azas yang

diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di

masyarakat maupun di tempat kerja.

Menurut UU NO. 8 (Pokok-Pokok Kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman

sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-

hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan

untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui

ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok

itu.

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan

lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam

etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke

bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat

dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan

yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,

apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh

dilakukan oleh seorang professional.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah x

Page 11: Makalah Profesi Kependidikan

A.6. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi

Berikut adalah tujuan dari kode etik profesi, yaitu :

1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

4) Untuk meningkatkan mutu profesi

5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi

7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

8) Menentukan baku standarnya sendiri

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan

2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

3) Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan

etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam

berbagai bidang.

B. Menjadi Guru

Guru adalah profesi yang terbuka, ini yang dikatakan UU Guru dan Dosen (UU

GD). Guru dikatakan sebagai profesi, secara eksplisit-yuridis baru pada 2005, ketika UU

GD disahkan. Karena profesi terbuka, maka apapun latar belakang pendidikan seseorang

dia bisa menjadi guru.

B.1. Alasan - alasan Menjadi Guru

Banyak alasan mengapa seseorang ingin menjadi seorang guru, di antarnya yaitu :

1) Potensi murid

Karena potensi ini merupakan sebuah hal yang menarik, karena setiap

tahun akan selalu muncul tantangan baru yang diikuti dengan potensi baru untuk

sukses. Mendidik lagi bibit-bibit baru dan tentu dengan inovasi dan improvisasi

baru dalam cara bimbingan agar dapat menciptakan generasi yang bermutu.

2) Kesuksesan murid

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xi

Page 12: Makalah Profesi Kependidikan

Kesuksesan murid akan membawa pada kelangsungan karier seorang guru.

Setiap murid yang tidak mengerti tentang satu hal lalu belajar untuk

mengetahuinya lewat bantuan guru , akan memberikan perasaan gembira seorang

guru . Dan ketika seorang murid yang telah diprediksikan tidak naik kelas bisa

berhasil di tangan guru, maka ini bisa membuat stres yang biasanya datang

dalam pekerjaan hilang. Bayangkan perasaan yang dirasakan ketika ada seorang

murid yang berhasil karena kerja keras guru

3) Mengajar = belajar

Guru akan mempelajari sesuatu dengan lebih baik ketika mulai mengajar

tentang hal tersebut. Ketika berada di bangku kuliah, guru hanya mempelajari

segala sesuatu yang harus dipelajari dan ditanyakan ketika ujian. Tapi ketika

menjadi seorang guru, pertanyaan dari para murid akan membuat kita menggali

lebih dalam tentang suatu hal. Jadi ilmu antar si anak didik dengan guru juga

bisa saling sharing...menjadi suatu hal yang baik dalam menambah pengalaman

dari kedua pihak.

4) Daily humour

Memiliki selera humor yang baik, maka kita akan menemukan banyak hal

untuk tertawa setiap hari. Kadang-kadang silly jokes bisa membuat para murid

tertawa, ataujok es tersebut bisa berasal dari para murid. Terkadang para murid

bisa memberikan sebuah pernyataan yang sangat lucu tanpa mereka sadari.

Inilah yang akan membuat kita menikmatinya.

5) Awet muda

Berada di tengah orang-orang muda setiap hari akan membantu kita

mengingat tentang tren dan juga ide-ide terbaru dari 'daerah jajahan' kita Ini juga

membantu memecahkan segala hambatan. Bisa menambah semangat riang

gembira, mengurai dari rasa stress yang ada.

6) Pengusasa Kelas

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xii

Page 13: Makalah Profesi Kependidikan

Sekali seorang guru menutup pintu dan mulai mengajar, maka ia benar-

benar menjadi seseorang yang paling berhak untuk memutuskan segalanya.

Tidak banyak pekerjaan yang mengizinkan individu untuk bisa berkreatifitas di

banyak ruang dan juga berkuasa atas banyak hal seperti profesi ini. Bisa menjadi

sang moderator kelas dari anak-anak didiknya

7) Sangat kondusif untuk keluarga

Jika telah memiliki anak, bekerja sebagai seorang guru memberikan

kesempatan pada kita untuk memiliki hari libur yang bisa dihabiskan bersama-

anak-anak. Seburuk-buruknya, jika kita harus membawa PR ke rumah, tetap saja

kita bisa sampai di rumah sama seperti anak-anak kita. Bahkan jika kita

memanfaatkan waktu luang untuk memberikan les tambahan pada para murid,

kita tetap bisa mengatur waktu sesuka hati. Jadi bekerja sebagai guru sangat

fleksibel bagi kita yang sudah berkeluarga.

8) Keamanan Bekerja

Untuk beberapa komunitas, profesi guru termasuk langka. Jadi bisa

dipastikan kita bisa selalu mendapatkan pekerjaan, walaupun harus menunggu

sampai tahun ajaran baru, dan terkadang mengharuskan kita untuk melakukan

perjalanan ke berbagai daerah. Persyaratan untuk menjadi guru di tiap daerah

mungkin berbeda- beda, tapi sekali kita membuktikan kesuksesan sebagai guru,

akan relatif mudah untuk bergerak menemukan pekerjaan baru. Jika masih

miskin pengalaman, menjadi guru privat bisa mengisi pengalaman yang kita

butuhkan.

9) Liburan

Ketika para murid libur panjang, kita juga mendapatkan kesempatan yang

sama. Kita bisa memanfaatkannya untuk berlibur bersama keluarga atau

melakukan pekerjaan paruh waktu yang lain.

10) Guru itu Model

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xiii

Page 14: Makalah Profesi Kependidikan

Bisa dikatakan menjadi guru itu adalah sang model bagi anak-anak

didiknya, dari segi penampilan, sopan santun, kharismatik dan apa yang ada

didalam dirinya. Guru mencerminkan sifatnya kepada murid-murid.

11) Menjauhkan diri dari sifat yang negative

Guru yang baik dan berkualitas seyogyanya kan mencontohkan sifat yang

baik toh, hal ini juga bisa menjadikan kita agar menjauhi dari sifat yang negatif.

misalkan pergi ke diskotik, mabuk-mabukan, dll. Setidaknya dapat mereduksi

hal-hal yang tidak baik.

12) Amal kebaikan yang tak akan pernah putus

Ketika menjadi guru, guru menyampaikan materi demi materi. Di tiap

suatu hal yang diajarkan kepada anak didik, itu merupakan hal kebaikan yang

mulia. Mendidik kebaikan, memupuk sikap, moral, budi luhur disamping juga

mengajarkan pengetahuan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.

melihat si anak didik menjadi sukses atas bimbingannya, sungguh luar biasa

Dan amal kebaikannya pun tidak akan pernah putus walaupun sampai akhir

hayat.

Walaupun si guru itu telah meninggal skalipun, ilmu yang diberikan

kepada anak didiknya masih bermanfaat, dan bahkan berkembang luas. Itulah

guru yang mulia pekerjaannya.

B.2. Kewajiban dan hak guru

Menurut Trianto dan Titik, kewajiban seorang guru merujuk segala apa yang harus

dilakukan oleh guru, termasuk tugas pengetahuan dan kemampuan professional, personal

dan sosial. Sedangkan hak merujuk pada apa yang seharusnya didapatkan dari yang telah

dilakukan (kewajiban), sehingga antara hak dan kewajiban harus sinergis, seimbang dan

konstruktif.

1. Kewajiban guru

a) Mengajar dan mendidik

Beberapa pandangan ahli mengakui bahwa manusia perlu dididik

karena mempunyai potensi untuk berkembang yang dibawa sejak lahir.

Kalau potensi tersebut tidak dibina dan diarahkan (tidak dididik), maka ia

akan berkembang salah kearah yang negatif.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xiv

Page 15: Makalah Profesi Kependidikan

b) Guru sebagai pengajar

Sebagai pengajar, guru berkewajiban membantu peserta didik yang

sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,

membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Ini

berarti bahwa sebagai pengajar, guru hanya dituntut untuk memberikan

pelajaran kepada peserta didik supaya mereka cerdas dan dapat memahami

pelajaran yang diberikan. Artinya, sebagai tugas pengajar, yang diutamakan

adalah membina kecerdasan intelektual peserta didik.

c) Guru sebagai pendidik

Guru sebagai pendidik dapat diartikan bahwa selain mengajar, ia juga

mendidik anak menjadi berbudi pekerti luhur. Artinya, selain membina

kecerdasan intektual anak, ia juga membina kecerdasan emosional,

kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial peserta didik. Oleh karena itu,

seorang guru harus melaksanakan tugasnya secara professional dan mesti

memiliki kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru.

2. Hak guru

a) Mendapatkan jaminan kesejahteraan lahir batin (kesejahteraan lahir, meliputi

gaji dan tunjangan lain yang memadai. Kesejahteraan batin, meliputi

penghargaan pemerintah, orang tua anak didik, masyarakat dan anak didik

sendiri).

b) Mendapat perlindungan kepastian hokum.

c) Menggunakan fasilitas pembelajaran yang memadai.

d) Mendapatkan iklim kerja yang kondusif (ruangan istirahat, ruangan kelas

yang sejuk dan representatif).

e) Mendapat kepastian dan jaminan jenjang karir.

f) Dapat menyalurkan aspirasi secara bebas, tetapi bertanggung jawab melalui

lembaga resmi atau organisasi profesi keguruan.

B.3. Peranan Guru Sebagai Pendidik

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xv

Page 16: Makalah Profesi Kependidikan

Sebagai seorang guru tentunya mempunyai peranan-peranan di dalam dunia

pendidikan, terutama dalam mendidik sebagai tugas utamanya. Berikut adalah beberapa

peranan guru sebagai pendidik :

1) Guru Sebagai Korektor

Guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang

buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus

disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.

2) Guru Sebagai Inspirator

Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik.

Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik

3) Guru Sebagai Informator

Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan

teknologi, selain bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum.

4) Guru Sebagai Organisator

Guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah,

menyusun kalender akademik, dan sebagainya.

5) Guru Sebagai Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif

belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.

6) Guru Sebagai Inisiator

Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan

pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.

7) Guru Sebagai Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan

kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan.

8) Guru Sebagai Pembimbing

Guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan

mandiri.

9) Guru Sebagai Demonstrator

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xvi

Page 17: Makalah Profesi Kependidikan

Mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru

inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai

dengan efektif dan efisien.

10) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk

senantiasa belajar di dalamnya.

11) Guru Sebagai Mediator

Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media

pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.

12) Guru Sebagai Supervisor

Guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap

proses pengajaran.

13) Guru Sebagai Evaluator

Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan

memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak

hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.

B.4. Standar Kompetensi Guru

Seorang pendidik setidaknya memiliki empat kompetensi yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paedos yang artinya anak laki-

laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara

harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya

mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah).

Menurut Prof Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang

mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya

kelak ia akan mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah

pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih

menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan

pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek yang

menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.

Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya

terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xvii

Page 18: Makalah Profesi Kependidikan

kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan

dengan ilmu dan seni mengajar siswa (Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus :

2009)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pedagogik yaitu suatu

ilmu tentang mendidik anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yaitu

kedewasaan melalui interaksi antara pendidik dengan siswa.

Kompetensi pedagogik (Samani, Mukhlas : 2008) ialah kemampuan

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi :

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,

b. Pemahaman terhadap peserta didik,

c. Pengembangan kurikulum,

d. Perancangan pembelajaran,

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran,

f. Evaluasi proses dan hasil belajar,

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru

dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan

keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta

merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan

dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya

ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia

memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang

prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan

Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian

yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan

peserta didik”.

Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai

kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xviii

Page 19: Makalah Profesi Kependidikan

agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup

kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri,

pengarahan diri, dan perwujudan diri.

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut

for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi

(1) Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,

(2) Pengetahuan tentang budaya dan tradisi,

(3) Pengetahuan tentang inti demokrasi,

(4) Pengetahuan tentang estetika,

(5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,

(6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,

(7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap

empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri

pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan

kemampuan personal guru, mencakup :

Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,

dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya,

Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut

oleh seorang guru,

Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan

dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal

mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi

sumber inspirasi bagi subyek didik dan patut diteladani oleh siswa.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan

dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan

mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum

tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xix

Page 20: Makalah Profesi Kependidikan

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi

profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat

mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional

meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan

yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan

tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut

for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru

mencakup kemampuan dalam hal

(1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis,

psikologis, dan sebagainya,

(2) Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat

perkembangan perilaku peserta didik,

(3) Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan

kepadanya,

(4) Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai,

(5) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas

belajar

(6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran,

(7) Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan

(8) Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan

kemampuan profesional mencakup

(1) Penguasaan pelajaran yang terkini  atas penguasaan bahan yang harus

diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan

tersebut,

(2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan

keguruan,

(3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran

siswa.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xx

Page 21: Makalah Profesi Kependidikan

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional

mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject

matter (bidang studi)  yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu

menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu

menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi

(1) Pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan

kajian akademik. Pengembangan profesi meliputi

Mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi

melalui berbagai kegiatan ilmiah,

Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah,

Mengembangkan berbagai model pembelajaran,

Menulis makalah

Menulis/menyusun diktat pelajaran,

Menulis buku pelajaran,

Menulis modul,

Menulis karya ilmiah,

Melakukan penelitian ilmiah (action research),

Menemukan teknologi tepat guna,

Membuat alat peraga/media,

Menciptakan karya seni,

Mengikuti pelatihan terakreditasi,

Mengikuti pendidikan kualifikasi, dan

Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

.

(2) Pemahaman wawasan meliputi

Memahami visi dan misi,

Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran,

Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah,

Memahami fungsi sekolah,

Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses

dan hasil belajar,

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxi

Page 22: Makalah Profesi Kependidikan

Membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan

luar sekolah.

(3) Penguasaan bahan kajian akademik meliputi

Memahami struktur pengetahuan,

Menguasai substansi materi,

Menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang

dibutuhkan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru tercermin dari

indikator :

(1) kemampuan penguasaan materi pelajaran,

(2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah,

(3) kemampuan pengembangan profesi, dan

(4) pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya

dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas

merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-

undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,

sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya

(2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang

diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain.

Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus

memiliki kompetensi

(1) Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak

cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxii

Page 23: Makalah Profesi Kependidikan

juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang

dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya,

(2) Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan

(3) Mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan

masyarakat dan kemajuan pendidikan.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan

kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya

sebagai guru.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan

guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik,

sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota

masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin

melalui indikator

(1) Interaksi guru dengan siswa,

(2) Interaksi guru dengan kepala sekolah,

(3) Interaksi guru dengan rekan kerja,

(4) Interaksi guru dengan orang tua siswa, dan

(5) Interaksi guru dengan masyarakat.

C. Guru Profesional

C.1. Pengertian

Profesional adalah suatu predikat yang disandang seseorang individu sebagai sebuah

konsekwensi dari apresiasi, interpretasi dan performansi tugas dan kewajiban yang harus

diembannya. Professional berasal dari kata profesi yang mempunyai

makna menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut

keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada pekerjaan itu.. (guru sebagai profesi. Drs

Suparlan. Halm. 71). Sedangkan kata professional menunjuk pada dua hal yakni

orangnya dan penamp[ilan atau kinerja orang tersebut dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

H.A.R.Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesional menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan

dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang professional menjalankan

kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxiii

Page 24: Makalah Profesi Kependidikan

bertentangan dengan amatirisme. Seorang professional akan terus-menerus meningkatkan

mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.

Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu bahwa dirinya

adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.

Guru dituntut untuk mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu

belajar. Maka apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan

penyebab kegagalan dan mencari jalan keluar bersama dengan peserta didik; bukan

mendiamkannya atau malahan menyalahkannya.

Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah, suatu pandangan

bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian

itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus. Profesionalisme guru

merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam

bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang

menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional bisa dsebut juga

sebagai guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas

pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal.

C.2. Ciri-ciri Guru Profesional

1. Selalu punya energi untuk siswanya

Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan

atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam

mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran

Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap

pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif

sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxiv

Page 25: Makalah Profesi Kependidikan

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik

dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja

sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh

komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua

Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan

membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di

dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat

diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan

sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya

Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan

mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan

potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum

Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang

kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga

memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan

Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang

guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk

subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan

menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang

studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran

Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak.

Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxv

Page 26: Makalah Profesi Kependidikan

memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan

siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa

Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling

hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat

dipercaya

C.3. Perlunya Guru Profesional

Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan

pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman,

nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat

mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat

diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari

seorang guru dan tidak semua mampu melakukannya. Guru yang profesional merupakan

faktor penentu proses pendidikan yang bermutu.

C.4. Kompetensi Profesional Guru

Kemampuan dan keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru

sebagaimana dikemukakan oleh Piet A. Sahartian dan Ida Aleida adalah sebagai berikut:

“Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik (mata pelajaran

yang diajarkan) dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu

memiliki wibawa akademis”

Kompetensi profesional yang dimaksud adalah kemampuan guru untuk menguasai

masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar,

sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik dan pengajar. Para pakar dan ahli pendidikan mengemukakan bahwa kompetensi

guru merupakan salah satu syarat yang pokok dalam pelaksanaan tugas guru dalam

jenjang apapun.

Adapun kompetensi profesional yang dikembangkan oleh proyek pembina

pendidikan guru adalah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nana Sujdana sebagai

berikut:

1. Menguasai bahan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxvi

Page 27: Makalah Profesi Kependidikan

2. Mengelola program belajar mengajar.

3. Mengelola kelas.

4. Mengunakan media atau sumber belajar.

5. Menguasai landasan pendidikan.

6. Mengelola interaksi belajar-mengajar.

7. Menilai prestasi belajar-mengajar.

8. Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan.

9. Mengenal dan meyelenggarakan admistrasi sekolah.

10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran

C.5. Kiat Menjadi Guru Profesional

Untuk menjadi guru professional, tentunya ada cara atau kiat-kiat yang bisa

dilakukan di antaranya yaitu :

1. Merancang strategi pembelajaran terbaik

Hasan Basri (Abdul Rahman,1998) menyatakan bahwa: “Orang yang bekerja

tanpa pengetahuan dan rencana, sama seperti orang yang berjalan meraba-raba di jalan

raya yang terbentang. ”Orang yang bekerja tanpa tujuan, lebih banyak merusak

daripada membangun.” Program pembelajaran sangat penting dipersiapkan serta

diaplikasikan sesuai kondisi di lapangan. Agar pola mengajar dapat terarah, maka

perlu mencatat peristiwa harian, misalnya: tugas, ulangan, laporan, dst. Sebuah

tindakan akan menghasilkan produk yang berkualitas jika  dipersiapkan secara

optimal. Agar menjadi siswa terdidik dan unggul, maka perlu dibiasakan untuk

merencanakan segala pekerjaan yang akan dilakukan.

2. Jernihkan visi dan peran sebagai guru

Guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter dan mempraktikkan

pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kejujuran akademis, mengembangkan

sekolah sebagai komunitas belajar profesional, membangkitkan kultur kemandirian

yang bertanggung jawab.  Jadi, mengedepankan perubahan paradigma sebagai guru

profesional.

Pada tataran teknis guru berperan sebagai pengajar dengan tugas utama

mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai peserta didik pada

satuan pendidikan tertentu. Apa saja yang dipertontonkan guru kepada para siswanya

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxvii

Page 28: Makalah Profesi Kependidikan

adalah termasuk proses pendidikan. Mereka akan merekam sedemikian rupa  segala 

peristiwa yang ada di sekelilingnya.

3. Hakikat anak didik

Hakikat anak didik menurut al-Ghazali merupakan anak yang sedang berada

dalam proses perkembangan dan pertumbuhan sesuai fitrahnya masing-masing.

Mereka memerlukan bimbingan serta pengarahan dari pendidik secara konsisten

menuju titik yang optimal berdasarkan potensi fitrahnya. Karena kemampuan anak

didik sangat ditentukan oleh usia dan perkembangannya.

Dengan proses sedemikian rupa, sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa,

Barang yang kelihatan murah akan menjadi sangat tinggi nilainya jika isi dan

kemasannya hebat.

Dengan mengkaji kelemahan dan kekuatan dalam menjalankan proses

pembelajaran guru berhadapan dengan subyek didik yang unik, beraneka ragam

intelegensinya, kekuatan daya pikir dan nalarnya serta kecenderungannya.

Multikarakter subyek didik, akan menjadikan bahan bagi guru untuk ‘menanaknya’

sedemikian rupa. Mereka sedang mengalami proses perkembangan. Oleh karena itu,

mereka membutuhkan bimbingan, arahan, teladan secara konsisten ke arah titik yang

optimal sesuai fitrahnya.

4. Peran Guru

Guru sebagai motivator yang mendorong siswa melakukan sesuatu.

Adakalanya cukup dengan penjelasan sekedarnya, namun ada pula yang memerlukan

contoh serta teladan agar mudah diikuti siswa.  

Guru harus terus menerus berintuisi serta menggali berbagai macam informasi

untuk menemukan inovasi baru dengan cara mendapatkan sumber pembelajaran dari

mana saja. Observasi media informasi, serta melibatkan teknologi harus terus

dikembangkan.

Sebagai fasilitator, guru melayani, membimbing membina dengan piawai serta

menghantarkan siswa ke gerbong kesuksesan. Guru selayaknya dengan ringan hati 

memfasilitasi siswa untuk menunjang proses pembelajaran.

Hendaknya ia memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik

terhadap perilaku tertentu. Berikan kemandirian untuk beraktivitas secara kreatif dan

inovatif. Temukan metodologi yang tepat sebagai sarana pembelajaran.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxviii

Page 29: Makalah Profesi Kependidikan

5. Menentukan metode pembelajaran

Untuk  menentukan metode pembelajaran hendaknya guru berangkat dari

masalah yang dihadapi, baik dari perspektif guru maupun subyek didik. Bagi guru

misalnya, rendahnya disiplin siswa, minat belajar tidak maksimal, interaksi belajar

yang tidak efektif, cara mengajar yang membosankan, partisipasi belajar rendah, atau

intensitas bertanya minim. Dari siswa dapat dilihat dari partisipasi belajar menurun,

meremehkan guru, atau motivasi belajar yang bergelombang/tidak konsisten.

Apapun kondisinya, guru hendaknya mengedepankan pemahaman, bahwa

metode belajar siswa sekurangnya ada tiga macam jenis. Auditoris, visual, dan

terakhir mekanis/kinetis. Maksudnya yaitu agar anak lebih mudah  memahami dengan

uraian yang langsung ia dengar dan mereka juga lebih mudah menyerap materi

pelajaran jika disampaikan dengan peragaan langsung/gambar atau imitasi dari

tampilan objek yang sebenarnya. Selanjutnya, penjelasan dengan gerak atau ekspresi

yang terhayati (gerakan sholat, seni suara, kungfu). Desain belajar bisa  di mana saja

asal lingkungannya mendukung ke arah  KBM.

6. Menyelenggarakan program bimbingan bagi siswa yang belum tuntas

Realita membuktikan bahwa ada sebagian siswa yang lamban dalam

mengapresiasi bidang studi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, guru perlu

mengadakan pendekatan. Terdapat faktor intrinsik yang harus digali, selanjutnya

solusi akan terkuak. Hendaknya guru pintar menyederhanakan persoalan yang rumit,

sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.

7. Memperhatikan adab pendidik

Berikut ini adalah adab bagi pendidik yang ideal :

a. Memperlakukan murid bagaikan anaknya sendiri.

b. Tidak merendahkan ilmu  lain yang bukan bidangnya.

c. Mengamalkan ilmu. Jangan sampai perkataannya sendiri diingkari oleh

perbuatannya.

C.6. Sikap Profesional Keguruan

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan

dibicarakan adalah perilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxix

Page 30: Makalah Profesi Kependidikan

berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati,

serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru

yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap

profesional keguruan terhadap:

1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan

Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen

Pendidikan Nasional mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan

yang meruapakankebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang

meliputi antara lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan

kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan

mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan kegiatan karang

taruna, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah tersebut biasanya akan dituangkan

ke dalam bentuk ketentuan-ketentuan pemerintah. Dari ketentuan-ketentuan

pemerintah ini selanjutnya dijabarkan ke dalam program - program umum

pendidikan.

Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Karena itu, guru

mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan

kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah

segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional, di pusat maupun di Daerah, maupun departemen lain dalam

rangka pembinaan pendidikan di negara kita.

Setiap guru Indonesi awajib tunduk dan taat kepada ketentuan-ketentuan

pemerintah. Dalam bidang pendidikan ia harus taat kepada kebijaksanaan dan

peraturan, baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional maupun

Departemen yang berwenang mengatur pendidikan, di pusat maupun di daerah

dalam rangka melaksanakan kebijaksanan-kebijaksanaan pendidikan di Indonesia.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada

kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana

pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih

berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxx

Page 31: Makalah Profesi Kependidikan

memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat tergantung kepada

kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban para anggotanya

Organisasi PGRI merupakan suatu sistem, di mana unsur pembentukannya adalah

guru-guru. Oleh karena itu, guru harus bertindak sesuai dengan tujuan sistem. Ada

hubungan timbal balik antara naggota profesi dengan organisasi, baik dalam

melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan hak.

Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat

dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran,

lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan

berbagai kegiatan akademik lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya

terbatas pada pendiidkan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi

saja, melainkan dapat juga dilakuka setelah yang bersangkutan lulus dari

pendidikan prajabatan ataupun sedang dalam melaksanakan jabatan.

Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi dapat dilakukan secara

perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara bersama.

Lamanya program peningkatan pembinaan itu pun beragam sesuai dengan yang

diperlukan. Secara perseorangan peningkatan mutu profesi seorang guru dapat

dilakukan baik secara formal maupun secara informal. Peningkatan secara formal

merupakan peningkatan mutu melalui pendidikan dalam berbagai kursus, sekolah,

maupun kuliah di perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan dengan

bidang profesinya.

Di samping itu, secara informal guru dapat saja meningkatkan mutu

profesinya dengan mendapatkan informasi dari mass media (surat kabar, majalah,

radio, televisi, dan lain-lain) atau dari buku-buku yang sesuai dengan bidang

profesi yang bersangkutan.

Peningkatan mutu profesi keguruan dapat pula direncanakan dan dilakukan

secara bersama atau berkelompok. Kegiatan berkelompok ini dapat beruap

penataran, lokakarya, seminar, simposium, atau bahkan kuliah di suatu lembaga

pendidikan yang diatur secara tersendiri. Misalnya program penyetaraan D-III

guru-guru SMP, adalah contoh-contoh, kegiatan berkelompok yang diatur

tersendiri.

Kalau sekarang kita lihat kebanyakan dari usaha peningkatan mutu profesi

diprakarsai dan dilakukan oleh pemerintah, maka di waktu mendatang diharapkan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxi

Page 32: Makalah Profesi Kependidikan

organisasi profesilah yang seharusnya merencanakan dan melaksanakannya, sesuai

dengan fungsi dan peran organisasi itu sendiri.

3. Sikap terhadap Teman Sejawat

Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa

pentingnya hubngan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan

persaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan

sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan

hubungan kekeluargaan.

Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka

melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan

persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam

hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota

profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa.

a) Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja

Seperti diketahui, dalam setiap sekolah terdapat seorang kepala sekolah

dan beberapa orang guru ditambah dengan beberapa orang personel sekolah

lainnya sesui dengan kebutuhan sekolah tersebut. Berhasil tidaknya sekolah

membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua manusia yang

terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagimana

mestinya, mutlak adanya hubunga yang baik di antara sesma personel yaitu

hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru,

dankepala sekolah ataupun guru dengan semua personel sekolah lainnya.

Semua personel sekolah in iharus dapat menciptakan hubungan baik dengan

anak didik di sekolah tersebut.

Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah sikap

ingin bekerja sama, saling harga menghargai, saling pengertian, dan tanggung

jawab. Jika ini sudah berkembang, akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan

seta menyadari akan kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan

diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain (Hermawan, 1979).

Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan

terdapat perbedaan-perbedaan pikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan

lain sebagainya. Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar,

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxii

Page 33: Makalah Profesi Kependidikan

tenteram, dan harmonis, jika di antara meraka tumbuhan sikap saling

pengertian dan tenggang rasa antara satu dengna lainnya.

Adapun kebiasaan kita pada umumnya, untuk kadang-kadang bersikap

kurang sungguh-sungguh dan kurang bijaksana, sehingga hal ini menimbulkan

keretakan di antara sesama kita. Hal ini tidak boleh terjadi karena kalau

diketahui murid ataupun orang tua murid, apalagi masyarakat luas, mereka

akan resah dan tidak percaya kepada sekolah. Hal ini juga dapat mendatangkan

pengaruh yang negatif kepada anak didik. Oleh sebab itu, agar jangan terjadi

keadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-memaafkan dan memupuk

suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur di sekolah.

b) Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan

Kalau kita ambil sebagai contoh profesi kedokteran, maka dalamsumpah

dokter yang diucapkan pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain

terdapat kalimat yang menyatakan bahawa setiap dokter akan memperlakukan

teman sejawatnya sebagai saudara kandung. Dengan ucapan ini para dokter

menganggap profesi mereka sebagai suatu keluarga yang harus dijunjung

tinggi dan dimuliakan.

Sebagai saudara mereke berkewajiban saling mengoreksi dan saling

menegur, jika terdapat kesalahan-kesalihan atau penyimpangan yang dapat

merugikan profesinya. Meskipun dalam prakteknya besar kemungkinan tidak

semua anggota profesi dokter itu melaksanakan apa yang diucapkannya dalam

sumpahnya, tetapi setidak-tidaknya sudah ada norma-norma yang mengatur

dan mengawasi penampilan profesi itu.

4. Sikap Terhadap Anak Didik

Tujuan pendidikan nasional dengan jelas dapat dibaca dalam UU No. 2/1989

tentang Pendidikan Nasional, yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya

yang berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan

mengejar, atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan

oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem amongnya. Tiga kalimat padat yang

terkenal daari sistem itu adalah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso,

dan tut wuri handayani. Ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxiii

Page 34: Makalah Profesi Kependidikan

harus dapat memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat

mengendalikan peserta didik.

Dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan peserta didik menuruti

bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya. Dalam handayani berarti

guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti membimbing atau mengajarnya.

Dengan demikian membimbing mengandung arti bersikap menentukan ke arah

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dan bukanlah

mendikte peserta didik, apalagi memaksanya menurut kehendak sang pendidik.

Mottto tut wuri handayani sekarang telah diambil menjadi motto dari Departemen

Pendidikan Nasional RI.

Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai

kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi

tetapi juga bermoral tinggi pula. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya

mengutamakan pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus

memeperhatikan perekmbangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani,

rohani, sosial maupun yang lainnya yan gsesuai dengna hakikat pendidikan. Ini

dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang

mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan sebagai insan dewasa.

Peseta didik tidak dapat dipandang sebagai obyek semata yangharus patuh kepada

kehendak dan kemauan guru.

5. Sikap Terhadap Tempat Kerja

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di tempat kerja

akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh

seetiap guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dala

lingkungannya. Untuk menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang

harus diperhatikan, yaitu: 

1. Guru sendiri,

2. Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling.

Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalm salah satu butir dari

Kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya

yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, guruharus

aktif mengusahakan suasan yang baik itu dengna berbagai cara, baik dengan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxiv

Page 35: Makalah Profesi Kependidikan

penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar

yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendektan

lainnya yang diperlukan.

Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila personil yang

terlihat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak

menjalin hubungan yang baik di antara sesamanya. Penciptaan suasana kerja

menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang

tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan

rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Hanya sebagian kecil dari

waktu, di waktu justru digunakan peserta didik di luar sekolah, yakni di rumah dan

di masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, amatlah beralasan bahwa orang tua dan

masyarakat bertanggung jawab terhadap pendidikan mereka. Agar pendidikan di

luar ini terjalin dengan baik dengan apa yang dilakukan oleh guru di sekolah

diperlukan kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.

Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat

mengambl prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu

pengambilan rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat

sekitar, mengikut sertakan persatuan orang tua siswa atau Komite Sekolah dalam

membantu meringankan permasalahan sekolah, terutama menanggulangi

kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah.

6. Sikap Terhadap Pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun

organisasi yang lebih besar, guru akan berada dala bimbingan dan pengawasan

pihak atasan. Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan

mempunyai kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana

tiap anggota organisasi itu dituntut berusaha untuk bekerja sama dalam

melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang dituntut

pemimpin tersebut berupa tuntutan akan kepatuhan dalam melaksanakan arahan

dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikandalam

bentuk usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang

telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi.oleh sebab itu, dapat kita

simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxv

Page 36: Makalah Profesi Kependidikan

pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah

disepakati, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

7. Sikap Terhadap Pekerjaan

Profesi keguruan berhubungan dengan anak didik, yang secara alami

mempunyai persamaan dan perbedaan. Tugas melayani orang yang beragam

sangat memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi, terutama bila

berhubungan dengna peserta didik yang masih kecil. Barangkali tidak semua orang

dikaruniai sifat seperti itu, namun bila seseorang telah memilih untuk memasuki

profesi guru, ia dituntut untuk belajar dan berlaku seperti itu.

Orang yang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil baik,

bila dia mencitai dengan sepenuh hati. Artinya, ia akan berbuat apa pun agar

kariernya berhasil baik, ia committed dengan pekerjaannya. Ia harus mau dan

mampu melaksanakan tugsnya serta mampu melayani dengan baik pemakai jasa

yang membutuhkannya.

Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus

selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan

dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuannya.

Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan

masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi.

Oleh karenay, guru selalu dituntut untuk secara terus-menerus meningkatkan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya.

Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri,guru dapat

melakukannya secara formal maupun informal. Secara formal, artinya guru

mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atua kursus yang sesuai dengan bidang

tugas, keinginan, waktu, dan kemampuannya.

Secara informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

melalui mass media seperti televisi, radio, majalah ilmiah, koran, dan sebagainya,

ataupun membaca buku teks dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan

bidangnya.

C.7. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru

Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan profesialisme guru adalah:

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxvi

Page 37: Makalah Profesi Kependidikan

Melalui pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik berupa

ujian,

Magang pada guru yang profesional,

Membaca buku atau hasil penelitian tentang guru yang professional,

Melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan,

Melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan kelas dan di

sekolah,

Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai.

Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus

mamantau kinerja guru melalui obervasi di kelas dan menggali informasi dari peserta

didik tentang pelaksanaan pembelajaran, dan menganalisis hasil ujian sekolah dan hasil

ujian nasional.

Kepala sekolah harus bekerja sinergis degan pengawas sekolah dalam membangun

guru yang professional. Untuk itu pengawas harus memiliki kemampuan dalam

membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Kerja yang sinergis

antara kepala sekolah dengan pengawas pendidikan mutlak diperlukan dalam

meningkatkan kinerja guru.

Untuk itu perlu dilakukan pertemuan berkala membahas pencapaian kinerja guru

dan cara untuk meningkatkannya. Faktor lain yang penting dalam meningkatkan

profesionaslisme guru adalah pemberian pelatihan secara berkala. Setiap tahun guru

harus diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan yang

terprogram dan sistematik. Pelatihan ini juga merupakan arena untuk penyegaran dan

tukar menukar pengalaman antar guru. Kinerja guru ditentukan oleh banyak faktor, namun

yang paling utama adalah ptofesionaslisme guru. Guru yang professional adalah yang

menguasai bahan ajar, menguasai peserta didik, trampil dalam memilih dan

menggunakan metode pembelajaran, dan menjadi teladan dalam penampilan maupun

ucapan di kelas dan di sekolah maupun di masyarakat.

D. Pendidikan

D.1. Nilai - Nilai Pendidikan

1. Nilai estetika pendidikan

Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxvii

Page 38: Makalah Profesi Kependidikan

Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas,

dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui

penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah,

mendiskreditkan, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan

pribadi yang tak berbudi.

Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang

berimplikasi pada pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah

satu bentuk pembinaan yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran

bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa lainnya di sekolah.

Dalam KTSP, bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok mata pelajaran

estetika. Kelompok ini juga merupakan salah satu penyangga dari kelompok

agama dan akhlak mulia. Ruang lingkup akhlak mulia mencakup etika, budi

pekerti, atau moral.

Kelompok mata pelajaran estetika sendiri bertujuan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan

harmoni. Kemampuan itu mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam

kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mesyukuri hidup, maupun

dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan

yang harmonis.

Tujuan rumpun estetika tersebut dijabarkan dalam pembelajaran yang

bertujuan agar peserta didiknya memiliki kemampuan antara lain

Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis.

Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Tujuan tersebut

dilakukan dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

2. Nilai moral pendidikan

Kontradiksi dan disintegrasi antara pendidikan nilai moral di ruang sekolah

dan keadaan dalam masyarakat muncul karena beberapa alasan:

a. Penanaman nilai moral dalam dunia pendidikan formal umumnya masih

berupa seperangkat teori mentah, terlepas dari realitas hidup masyarakat.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxviii

Page 39: Makalah Profesi Kependidikan

Kurang digali akar terjadinya diskoneksitas antara penanaman nilai moral

dan praksis hidup moral dalam masyarakat.

b. Sebagai lembaga formal yang menyiapkan peserta didik untuk bertindak

dan mentransformasi diri sesuai nilai-nilai moral, ternyata sekolah belum

memiliki jaringan kerja sama yang erat dengan keluarga asal peserta didik,

lembaga pemerintah, nonpemerintah, dan seluruh masyarakat.

c. Adanya kesenjangan pandangan hidup antara mereka yang menjunjung

tinggi dan melecehkan pesan moral dalam hidup sosial sehari-hari. Masih

tumbuh subur kelompok sosial yang menghalalkan dan merestui segala cara

dan jalan mencapai sasaran yang digariskan.

Penanaman nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan formal sama sekali

tak bersifat otonom, tetapi selalu terkait dunia lain di luar lingkaran dunia

pendidikan formal. Pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi sekolah

yang dapat mensosialisasikan (terutama dalam arti menghidupi) pendidikan

nilai-nilai moral.

D.2. Unsur - unsur pendidikan

Adapun unsur-unsur pendidikan adalah:

1. Anak didik : pihak yang menjadi obyek utama pendidikan

2. Pendidik : pihak yang menjadi subyek dari pelaksanaan pendidikan

3. Materi : bahan atau pengalaman belajar yang disusun menjadi kurikulum

4. Alat pendidikan : tindakan yang menjdi kelangsungan mendidik

5. Lingkumgan : keadaan yang berbengaruh terhadap hasil pendidikan

6. Dasar dan landasan pendidikan : landasan yang menjadi fundamental dari segala

kegiatan pendidikan.

D.3. Mendidik dan Mengajar

Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti

menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain

sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara - cara tertentu sehingga ilmu -

ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxix

Page 40: Makalah Profesi Kependidikan

Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hanya

memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan

pada anak didik nilai - nilai dan norma - norma susila yang tinggi dan luhur.

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada

mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus

mempunyai tujuan dan nilai - nilai yang tinggi.

D.4. Batas - Batas Kemampuan Pendidikan

Adapun faktor - faktor yang membatasi kemampuan pendidikan ialah :

1. Faktor anak didik

Anak didik adalah pihak yang dibantu. Pada dasarnya dalam diri anak

tersebut sudah terdapat potensi – potensi yang kemungkinan dapat

dikembangkan yang mana dalam pengembangannya membutuhkan bantuan

pihak lain.

2. Faktor si pendidik

Pendidik adalah pihak yang memberi bantuan kepada anak didik . dalam

hal ini pendidik memberi bantuan guna mengemabangkan potensi - potensi yang

ada dalm diri anak didik.para pendidik tentunya mempunyai cara - cara tersendiri

guna memberikan bantuan anak dan cara tersebut belum tentu sesuai dengan

anak, inilah yang menjadi penentu pada akhirnya dalam keberhasilan

pendidikan.

3. Faktor lingkungan

Lingkungan disini dapat berupa benda - benda, orang - orang , dan lain

sebagainya yang ada di sekitar anak didik. Suatu hal disekitar anak dapat

memberi pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak.

D.5. Macam - Macam Tujuan Pendidikan

Tujuan umum :

Menurut kohnstamm dan gunning, tujuan umum pendidikan adalah untuk

membentuk insan kamil atau manusia sempurna. Sedangkan menurut kihajar

dwantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak sebagai manusia (individu)

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xl

Page 41: Makalah Profesi Kependidikan

dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial) , dapat mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.

Tujuan khusus

Adalah tujuan - tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan

tertentu, dalam rangka untuk mencapai yujuan umum pendidikan.

Tujuan tak lengkap

Adalah tujuan dari masing - masing aspek pendidikan.

Tujuan incidental

Adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara mendadak, misal

tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.

Tujuan sementara

Adalah tujuan - tujuan yang ingin kita capai dalam fase – fase tertentu dari

pendidikan.

Tujuan perantara

Adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan – tujuan lain.

Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur – literatur asing.

E. Pengembangan profesi pendidik/guru

Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu

bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks

kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,

sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam

menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat

Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk terus

mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan

suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas

pendidikan baik proses maupun hasilnya

Dalam konteks Indonesia dewasa ini, nampak kecenderungan makin menguatnya

upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik sebagai profesi yang kuat

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xli

Page 42: Makalah Profesi Kependidikan

dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah lama berkembang, hal ini terlihat

dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini jelas

menggambarkan bagaimana pemerintah mencoba mengembangkan profesi pendidik

melalui perlindungan hukum dengan standard tertentu yang diharapkan dapat mendorong

pengembangan profesi pendidik.

Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect dari

profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu tidak serta-merta

menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam konteks individu

justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri menjadi hal yang paling utama

yang dapat memperkuat profesi pendidik. Oleh karena itu upaya untuk terus

memberdayakannya merupakan suatu keharusan agar kemampuan pengembangan diri

para pendidik makin meningkat.

Dengan demikian, dapatlah difahami bahwa meskipun perlindungan hukum itu

penting, namun pengembangan diri sendiri lebih penting dan strategis dalam upaya

pengembangan profesi, ini didasarkan beberapa alasan yaitu :

Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar bagi penguatan profesi

pendidik, namun tidak dapat menjadikan substansi pengembangan profesi pendidik

otomatis terjadi

Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal power) pada pendidik,

namun akan sulit menumbuhkan profesi pendidik dalam pelaksanaan peran dan

tugasnya di bidang pendidikan

Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan terus

memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan berkaitan dengan peran

dan tugasnya di bidang pendidikan

Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian (expert power) pada

pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik sebagai profesi yang kuat dan penting

dalam proses pendidikan bangsa.

Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri sendiri

agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi kepentingan pembangunan

bangsa yang maju dan bermoral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

F. Strategi Pengembangan profesi Pendidik/Guru

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xlii

Page 43: Makalah Profesi Kependidikan

Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini

disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan

lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor

tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam hubungan ini,

faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering kurang/tidak mendukung bagi

terciptanya suasana yang kondusif untuk pengembangan profesi tenaga pendidik.

Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung proses

pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang cenderung

minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana dituntun oleh

peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.

Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam upaya

menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik, situasi kondusif

ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri

kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini, terdapat beberapa strategi yang bisa

dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi pendidik,

yaitu :

Strategi perubahan paradigma. Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma

birokasi agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang

berorientasi pelayanan, bukan dilayani.

Strategi debirokratisasi. Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan

birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan diri pendidik.

Strategi tersebut di atas memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan,

strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan

penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat,

sementara strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurang dan

menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi pengembangan

diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xliii

Page 44: Makalah Profesi Kependidikan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang mudah karena

guru adalah profesi yang terbuka maka apapun latar belakang pendidikan seseorang dia

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xliv

Page 45: Makalah Profesi Kependidikan

bisa menjadi guru, namun sesungguhnya menjadi seseorang yang berprofesi sebagai guru

memikul tanggung jawab yang besar karena seorang guru pun mempunyai tugas dan

kewajiban serta peranan dalam pendidikan.

Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu

bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks

kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,

sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam

menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Guru sebagai pendidik profesional

mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat

bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.

Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi dapat dilakukan secara

perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara bersama.

Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini

disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan

lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor

tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik.

B. Saran

Diharapkan sesorang yang berprofesi sebagai guru dapat memahami tugas dan

peranannya sebagai pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Syafruddin. Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat

Pres. 2002.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xlv

Page 46: Makalah Profesi Kependidikan

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Komp etensi, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006.

Suparlan. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publising. 2006.

Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Brotowidjoyo, Mukayat D.1985. Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta: Akademika Pressindo.

Anwar, HM. Idochi dan YH Amir (2001). Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep, dan Isu,

Program Pascasarjana. UPI

Imron, Ali, 1995. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xlvi