makalah presbyastasis
DESCRIPTION
Presbyastasis adalah gangguan keseimbangan akibat proses penuaan.TRANSCRIPT
MAKALAHPRESBYASTASIS
Pembimbing
dr. Fikri Mirza, SpTHT
KEPANITERAAN KLINIK GERIATRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu gangguan yang sering kita jumpai
dan dapat mengenai segala usia. Seringkali pasien datang berobat walaupun tingkat
gangguan keseimbangan masih dalam taraf yang ringan. Hal ini disebabkan oleh
terganggunya aktivitas sehari-hari dan rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.1
Sistem keseimbangan manusia bergantung kepada telinga dalam, mata, dan otot
dan sendi untuk menyampaikan informasi yang dapat dipercaya tentang pergerakan dan
orientasi tubuh di dalam ruang. Alat keseimbangan terdapat di telinga dalam, terlindung
oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh.2
Terdapat berbagai perubahan yang berkaitan dengan perubahan usia yang dapat
mempengaruhi insiden jatuh lansia, terutama ketika perubahan tersebut berefek pada
kemampuan fungsional dan menimbulkan gangguan sensori atau gaya berjalan dan
ketidakstabilan keseimbangan.
Faktor risiko yang mempengaruhi kemampuan fungsional lansia, khususnya di
bidang mobilitas, pengalihan, dan negosiasi dalam lingkungan.Pengaruh kemampuan
fungsional memiliki arti penting yang berkaitan dengan jatuh pada lansia dengan
kelemahan dan keterbatasan fungsional fisik yang berada pada risiko terbesar terjadinya
jatuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan fisiologi Sistem vestibular
. Gambar 1 Anatomi labirin
Sistem vestibular, yang merupakan sistem keseimbangan, terdiri dari 5 organ yang
berbeda: 3 saluran setengah lingkaran yang sensitif terhadap percepatan sudut (rotasi
kepala) dan 2 organ otolith yang sensitif terhadap linear (atau garis lurus) percepatan. 2
Saluran berbentuk semisirkularis diatur sebagai 3 set sensor saling ortogonal, yaitu
setiap kanal pada sudut kanan ke 2 lain. Hal ini mirip dengan cara 3 sisi kotak bertemu di
setiap sudut dan berada di sudut kanan satu sama lain. Setiap kanal sangat sensitif terhadap
rotasi yang terletak pada bidang kanal. Hasil dari pengaturan ini adalah bahwa 3 kanal ini
dapat menentukan arah dan amplitudo dari setiap rotasi kepala. Kanal-kanal diatur dalam
pasangan fungsional dimana kedua anggota terletak pada planar yang sama. Setiap rotasi
pada planar ini yang merangsang gerakan pasangannya dan menghambat gerakan yang
lain. 2
Organ otolith termasuk utricle dan saccule tersebut. Gerakan utricle di bidang
horizontal (misalnya; maju-mundurnya, gerakan kiri-kanan, kombinasi
daripadanya). Saccule bergerak di planar sagittal (misalnya, gerakan naik-turun). 2
2.1.1 Labirin membran
Labirin membran dikelilingi oleh perilimfe dan terikat dengan jaringan ikat pada labirin
bertulang. Ia terdiri dari sebuah ruang anterior dan saluran koklea, yang berfungsi pada
pendengaran dan menghubungkan dengan saccule bulat dengan aparat vestibular
posterior. Aparat vestibular perifer terdiri dari saccule, utricle, dan kanal semisirkularis. 2
Saccule
Saccule ini merupakan kantung berbentuk hampir bulat yang terletak pada reses bulat pada
dinding medial vestibuler. Pada sisi anterior, saccule dihubungkan ke saluran koklea oleh
reuniens ductus. Pada sisi posterior, saccule dihubungkan ke ke saluran endolimfatik
melalui saluran utriculosaccular. Makula saccular adalah area elips epitel sensorik yang
menebal pada epitelium sensorik terletak pada dinding vertikal anterior saccule tersebut. 2
Utricle
Utricle ini lebih besar dari saccule dan terletak pada posterosuperior saccule pada reses
elips dinding medial vestibuler. Utricle terletak pada anterior melalui saluran
utriculosaccular ke saluran endolymphatic. 3 kanalis semisirkularis terbuka dengan 5
bukaan pada utricle, posterior dan superior kanal semisirkularis berbagi satu pembukaan di
crus commune. 2
2.1.2 Labirin tulang
Labirin tulang membungkus labirin membran yang terdapat dalam perilimfe.
2.1.3 Kanalis semisirkularis
3 kanalis semisirkularis adalah struktur kecil seperti cincin: lateral atau horizontal, superior
atau anterior, dan posterior atau inferior. Mereka berorientasi pada sudut kanan antara satu
sama lain dan terletak sehingga kanal superior dan posterior berada pada sudut 45 °
terhadap planar sagital, dan kanal horizontal 30 ° pada planar aksial. Setiap kanal sangat
responsif terhadap gerak sudut pada planar di mana ia berada dan dipasangkan dengan
kanal pada ukuran kontralateral sehingga terbentuk stimuli yang meransang gerakan satu
anggota menghambat yang lain. 2
Kanalis horizontal dipasangkan dengan kanal horizontal kontralateral, namun
kanalis superior dipasangkan dengan kanalis posterior kontralateral dan sebaliknya. Setiap
kanal membentuk dua pertiga lingkaran dengan diameter sekitar 6,5 mm dan diameter
penampang lumen 0,4 mm. Salah satu ujung setiap saluran berdilatasi membentuk ampula,
yang berisi bubungan berbentuk krista ampullaris, terletak pada epitel sensorik. Ujung-
ujung dari kanalis superior dan posterior membentuk commune crus. Semua kanal
bergabung menjadi utricle. 2
2.1.4 Epitelium Sensorik Vestibular
Epitelium sensorik vestibular terletak pada makula saccule dan utricle dan krista dari
kanalis semisirkularis. Sel-sel sensorik dikelilingi oleh sel-sel pendukung, sehingga
mereka tidak berkontak langsung dengan krista bertulang basis. 2
2.1.5 Makula
Setiap makula adalah area kecil epitel sensorik. Berkas silier pada sel-sel sensoris
diproyeksi ke dalam membran statoconial. Membran statoconial terdiri dari 3 lapisan,
sebagai berikut:
• Lapisan pertama otoconial terdiri dari partikel berkapur (otoconia), yang merupakan
deposito kristal anorganik terdiri dari kalsium karbonat atau kalsit. Mereka
didistribusikan pada pola karakteristik dan bervariasi antara ukuran 0,5-30 mcm,
dengan sebagian besar sekitar 5-7 mcm. Specific gravity membran otolithic jauh
lebih tinggi daripada endolymph, sekitar 2,71-2,94.
• Lapisan kedua adalah daerah agar-agar gel mucopolysaccharide.
• Lapisan ketiga terdiri dari subcopula meshwork. 2
Otoconia ini tampaknya memiliki omset lambat. Mereka tampaknya diproduksi
oleh sel-sel pendukung epitel sensorik dan akan diserap kembali oleh daerah sel
gelap. Secara morfologi, masing-masing makula dapat dibagi menjadi 2 area oleh zona
melengkung sempit yang meluas melalui tengahnya. Zona ini disebut striola. 2
2.1.6 Krista
Krista ampullaris terdiri dari puncak epitel sensorik didukung pada gundukan jaringan ikat,
terletak pada sudut kanan terhadap sumbu longitudinal kanalis. Struktur berbentuk bulat
berbentuk baji, massa seperti agar-agar disebut cupula membukit krista tersebut. Silia sel-
sel sensorik diproyeksi ke cupula. Cupula memanjang dari permukaan krista ke atap dan
dinding lateral labirin bermembran, membentuk sebuah partisi bertumpuk cairan. 2
2.1.7 Sel-sel Reseptor Vestibular
Sel-sel rambut vestibular
Sel-sel rambut vestibular dapat diklasifikasikan sebagai tipe I atau II. Tipe I sel-sel rambut
sesuai dengan sel-sel rambut dalam dari organ Corti dan berbentuk seperti botol anggur
Yunani kuno, dengan dasar bulat, leher tipis, dan kepala yang lebih luas. Setiap sel
dikelilingi oleh saraf dari salah satu cabang terminal dari serat saraf tebal atau sedang saraf
vestibular. Sesekali, 2-3 sel-sel rambut dapat dimasukkan dalam cawan syaraf yang
sama. Tipe II sel-sel rambut sesuai dengan sel-sel rambut luar organ Corti dan berbentuk
seperti silinder, dengan permukaan datar bagian atas ditutupi oleh kutikula. 2
Sel-sel sensorik
Sel-sel sensorik adalah sel rambut neuroepithelial. Setiap sel mengandung 50-100
stereosilia dan kinocilium tebal dan panjang tunggal pada permukaan apikal. 2
Stereocilia
Stereocilia, yang immobil dan kaku, bukan silia yang asli tetapi terdiri dari filamen aktin
paracrystalline dengan protein cytoskeletal lainnya. Filamen aktin yang di stereocilia
memperpanjang ke dalam sel rambut dan berlabuh di wilayah kental dekat permukaan
apikal, disebut piring cuticular. Plat kutikular adalah filamentous meshwork padat filamen
aktin berorientasi secara acak yang mengisi daerah tepat di bawah permukaan apikal sel.
Stereocilia bervariasi menurut ketinggian tetapi dinilai dengan mengacu pada kinocilium
dalam susunan tangga, yang tertinggi adalah yang paling dekat dengan kinocilium tersebut. 2
Kinocilium
Proyeksi kinocilium dari sel sitoplasma melalui segmen sel kekurangan piring
cuticular. kinocilium memiliki struktur yang lengkap dari silia motil dengan badan basal,
yang mirip dengan sentriol dan susunan 9 +2 dari doublet mikrotubulus dari silia
asli. Namun, kekurangan lengan dynein, dan sepasang pusat mikrotubulus tidak ada di
bagian distal kinocilium, menunjukkan bahwa mungkin vestibular kinocilia immotile atau
sangat lemah untuk bergerak. Setiap sel rambut terpolarisasi secara morfologi sehubungan
dengan lokasi kinocilium tersebut. Dalam makula utricular, sel-sel rambut yang ditemukan
terpolarisasi dengan kinocilium menghadap striola, sedangkan di makula saccular,
kinocilium tidak berhdapan dengan strola. 2
Sel- sel Pendukung
Sel- sel Pendukung yang diperpanjang dari membran basal ke permukaan apikal
mengelilingi sel-sel rambut. Nuklei sel-sel ini biasanya ditemukan tepat di atas dan di
bawah membran basal sel-sel rambut. Sel-sel rambut membentuk persimpangan dan
desmosomes dengan sel-sel pendukung, sehingga memisahkan ruang endolymfatik di
mana endolimfa bertindih dengan stereocilia di atas sel, dari ruang perilymfatik di bawah
permukaan apikal. 2
2.1.8 Persarafan
Persarafan dari 2 jenis sel rambut berbeda satu sama lain. Bagian-bagian basal sel
bersinaps dengan serat saraf aferen dan eferen. Sebuah cawan yang dibentuk oleh saraf
aferen tunggal yang membuat 10-20 sinapsis mengelingi setiap tipe I sel. Sel-sel tipe II
memiliki beberapa bouton terminal saraf aferen. Ujung saraf eferen memiliki vesikula
homogen kecil di neuroplasm dan sinaps dengan akhiran en passant pada rambut sel tipe
II, boutons aferen, terminal calyciform, dan serat saraf aferen. 2
Vestibular neuron utama adalah neuron bipolar yang sel tubuh terdiri dari ganglion
Scarpa dalam saluran pendengaran internal. Bipolar neuron ini terletak pada 2 massa sel
secara linear diatur memanjang ke arah rostral-ekor dalam saluran pendengaran
internal. Setiap neuron terdiri dari sekelompok sel superior dan inferior yang berkaitan
dengan divisi superior dan inferior dari batang saraf vestibular. 2
Divisi superior memasok krista dari kanal superior dan lateral, pada makula dari
utricle, dan bagian anterosuperior dari makula dari saccule tersebut. Divisi inferior
memasok crista saluran posterior dan bagian utama dari makula dari saccule
tersebut. Medial ke ganglion vestibular, serabut saraf dari kedua divisi bergabung menjadi
batang tunggal, yang masuk ke batang otak. 2
Divisi superior dari saraf vestibular memiliki serat saraf besar, yang timbul
terutama dari sel-sel ganglion di bagian rostral dari ganglion, dan serat kecil yang berasal
terutama di bagian ekor dari ganglion. Saraf ampullary lulus di bagian rostral batang
saraf. Serat besar terkonsentrasi di bagian tengah dari cabang saraf dan dikelilingi oleh
serat kecil. Pengaturan ini berlangsung ke krista, dengan serat besar lebih banyak di
puncak dan serat kecil lebih banyak di lereng krista itu. Serat besar muncul untuk
mengakhiri terutama di ujung cawan tipe besar pada tipe I sel-sel rambut, sedangkan serat
kecil melakukan kontak dengan sel-sel rambut tipe II. Populasi serat besar lebih besar
dalam striola kedua maculae dimana dominasi tipe I sel-sel rambut ada. 2
2.1.9 Koneksi Vestibuler Tengah
Nuklei Vestibular
Kebanyakan serat aferen dari sel-sel rambut berakhir dalam nuklei vestibular, yang terletak
di lantai ventrikel keempat. Mereka terikat secara medial oleh formasi reticular pontine,
lateral oleh tubuh restiform, secara rostral oleh conjunctivum brachium, dan secara ventral
oleh nukleus dan traktus spinali saraf trigeminal. Prosesus sentral dari neuron aferen
primer vestibular membagi menjadi cabang turun dan naik setelah memasuki batang otak
pada aspek bagian dalam dari badan restiform. Beberapa neuron vestibular utama langsung
masuk ke serebelum, khususnya lobus flocculonodular dan vermis. Tidak ada neuron
aferen primer vestibular mempersilang garis tengah. 2
Dalam inti vestibular, 4 kelompok utama sel tubuh (orde kedua neuron vestibular)
dapat diidentifikasi-(1) inti vestibular superior (SVN) dari Bechterew, (2) nukleus
vestibular lateral (LVN) dari Dieter, (3) medial vestibular inti (MVN) dari Schwalbe, dan
(4) inti vestibular descending (DVN). 2
Beberapa inti vestibular hanya menerima serabut aferen primer, tetapi kebanyakan
menerima aferen dari formasi, otak kecil reticular, sumsum tulang belakang, dan inti
vestibular kontralateral. 2
Makula aferen
Ramus menaik dari serat utricular berakhir hanya pada sel sepanjang satu ventral sepertiga
dari inti vestibular lateral, beberapa melalui bagian medial untuk berhakhir pada pada
rostral sel-sel inti vestibular medial. Ramus menurun dari serat utricular berakhir pada sel
(menengah dan besar) dalam satu rostral sepertiga dari inti vestibular menurun. Beberapa
cabang menaik saccule yang mempersarafi area kecil di nuklei vestibular lateral. Ramus
menurun berakhir pada saccular saraf pada sel-sel yang sama dalam satu rostral sepertiga
dari inti menurun sebagai serat utricular dan kanal. 2
Kanal Aferen Semisirkularis
Cabang-cabang menaik dari serat dari kanal superior dan lateral berakhir di bagian rostral
inti vestibular unggul dalam distribusi serat besar dan kecil. 2
Setelah memberikan berhenti lama di nukleus, cabang naik terus langsung ke otak
kecil. Serat-serat yang masuk dari kanal posterior crista lebih membagi dlm dua cabang
medial, dan ujung cabang naik di wilayah yang lebih sentral dan medial dari inti vestibular
unggul dan juga mungkin terus otak kecil. Cabang-cabang turun dari serat dari krista 3
memberikan jaminan terutama nukleus vestibular medial dan pada tingkat lebih rendah, ke
inti vestibular lateral dan turun. 2
Proyeksi Dari Nukleus Vestibular
Proyeksi dari inti vestibular cukup dikenal. Proyeksi ini diperluas ke, inti otak kecil luar
mata, dan sumsum tulang belakang. Sel-sel dari proyeksi inti vestibular superior kedalam
arah yang naik ke inti otot luar mata (III dan IV). Proyeksi ini hampir, jika tidak
seluruhnya, mencapai inti mata ipsilateral dengan cara dari fasciculus longitudinal medial. 2
Inti vestibular lateral telah terbukti menjadi satu-satunya sumber serat ke saluran
vestibulospinal. Serat ini mengakhiri dekat sel tanduk anterior dari semua tingkat sumsum
tulang belakang dan memediasi refleks batang dan tungkai otot. 2
Inti vestibular turun tampaknya menjadi inti yang paling jelas berhubungan dengan
otak kecil. Inti vestibular medial tampaknya yang paling khusus kompleks. Ini menerima
serabut aferen dari saluran setengah lingkaran dan utricle; proyeksi perusahaan baik naik
dan turun di fasciculus longitudinal medial. Yang tentu saja naik bilateral ke otot-otot luar
mata dan turun ke segmen leher rahim dari kabelnya. 2
Daerah vestibular di korteks serebral belum ditetapkan dengan menggunakan
metode anatomi. Studi elektrofisiologik menunjukkan bahwa daerah proyeksi di lobus
temporal dekat korteks pendengaran. Fungsional MRI dan studi PET keterlibatan insula
sebagai proyeksi lain yang mungkin kortikal dari sistem vestibular. 2
2.1.10 Fluida Labirin
Labirin ini berisi 2 cairan jelas berbeda: endolymph dan perilymph tersebut. Mereka tidak
bercampur. 2
Endolimfa
Di antara cairan ekstraselular tubuh, endolimfe memiliki komposisi ionik yang
unik. Natrium (Na +) kadar rendah, dan kalium (K +) kadar tinggi, yang menyebabkan
endolymph untuk menyerupai intraseluler daripada cairan ekstraselular. Endolymph
diyakini diproduksi oleh sel-sel gelap dari krista dan maculae, yang dipisahkan oleh zona
transisi dari neuroepithelium tersebut. Situs penyerapan endolymph diduga kantung
endolymphatic, yang terhubung ke utricle dan saccule melalui saluran endolymphatic,
utricular, dan saccular. Eksperimental penyumbatan pada duktus endolymphatic
menghasilkan hidrops endolymphatic, lebih lanjut menunjukkan bahwa kantung
endolymphatic adalah situs utama dari penyerapan. 2
Perilimfe
Komposisi ionik perilimfe mirip dengan cairan ekstraselular dan cairan cerebrospinal
(CSF). Situs produksi perilimfe adalah kontroversial-mungkin menjadi ultrafiltrate darah,
CSF, atau keduanya. Perilymph daun telinga dengan pengeringan melalui venula dan
melalui mukosa telinga tengah. 2
Suplai darah ke organ vestibular akhir
Pasokan darah utama pada organ-organ vestibular akhir adalah melalui arteri (labirin)
pendengaran internal, yang biasanya muncul dari arteri cerebellar anterior, arteri cerebellar
superior, atau arteri basilar. Tak lama setelah memasuki telinga bagian dalam, arteri labirin
terbagi menjadi 2 cabang yang dikenal sebagai vestibular arteri anterior dan arteri koklea
umum. Vestibular arteri anterior menyediakan suplai darah ke sebagian besar utricle, ke
ampullae unggul dan horisontal, dan untuk sebagian kecil dari saccule tersebut. Bentuk
umum koklea arteri 2 divisi yang disebut arteri koklea yang tepat dan arteri
vestibulocochlear. Arteri vestibulocochlear membagi menjadi ramus ramus koklea dan
vestibular (juga dikenal sebagai vestibular arteri posterior), yang menyediakan suplai darah
ke ampula posterior, bagian utama dari saccule ini, bagian dari tubuh utricle, dan
horisontal dan unggul ampullae. 2
Neurofisiologi Alat Keseimbangan Tubuh 3
Alur perjalanan informasi berkaitan dengan fungsi AKT melewati tahapan sebagai berikut.
Tahap Transduksi.
Rangsangan gerakan diubah reseptor (R) vestibuler (hair ceel), R. visus (rod dan
cone cells) dan R proprioseptik, menjadi impuls saraf. Dari ketiga R tersebut, R
vestibuler menyumbang informasi terbesar disbanding dua R lainnya, yaitu lebih dari
55%.
Mekanisme transduksi hari cells vestibulum berlangsung ketika rangsangan
gerakan membangkitkan gelombang pada endolyimf yang mengandung ion K (kalium).
Gelombang endolimf akan menekuk rambut sel (stereocilia) yang kemudian
membuka/menutup kanal ion K bila tekukan stereocilia mengarah ke kinocilia (rambut
sel terbesar) maka timbul influks ion K dari endolymf ke dalam hari cells yang
selanjutnya akan mengembangkan potensial aksi. Akibatnya kanal ion Ca (kalsium)
akan terbuka dan timbul ion masuk ke dalam hair cells. Influks ion Ca bersama
potensial aksi merangsangn pelepasan neurotransmitter (NT) ke celah sinaps untuk
menghantarkan (transmisi) impuls ke neuron berikutnya, yaitu saraf aferen vestibularis
dan selanjutnya menuju ke pusat AKT.
Tahap Transmisi
Impuls yang dikirim dari haircells dihantarkan oleh saraf aferen vestibularis
menuju ke otak dengan NT-nya glutamate
A. Normal synoptic transmition
B. Iduktion of longtem potentiation
Tahap Modulasi
Modulasi dilakukan oleh beberapa struktur di otak yang diduga pusat AKT,
antara lain
- Inti vestibularis
- Vestibulo-serebelum
- Inti okulo motorius
- Hiptotalamus
- Formasio retikularis
- Korteks prefrontal dan imbik
Struktur tersebut mengolah informasi yang masuk dan memberi respons yang
sesuai. Manakala rangsangan yang masuk sifatnya berbahaya maka akan disensitisasi.
Sebaliknya, bila bersifat biasa saja maka responsnya adalah habituasi1.
Tahap Persepsi
Tahap ini belum diketahui lokasinya
FISIOLOGI
Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor
vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian
reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.2
Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan
dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan cairan endolimfe
di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel rambut ( hair cells) akan menekuk.
Tekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium
menerobos masuk kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat) yang
selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen (vestibularis) ke
pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak.4
Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti vertibularis
menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler. Serebellum selain
merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan pusat komparasi informasi
yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena
memori gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli.
Selain serebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal
korteks serebri.2
2.2 Efek Penuaan Terhadap Organ Keseimbangan4
1. Vestibulum
Epitel sensori dalam organ akhir labirin mendeteksi akselerasi linear dan angular.
serupa dengan presbiakusis, terdapat perubahan anatomi dan fisiologi di sel rambut
vestibular, terutama di ampula. Pada presbiakusis,perubahan degeneratif tidak hanya
terbatas ada organ akhir dan rata-rata hilangnya inti vestibular terjadi sebesar 3% per
dekade setelah umur 40 tahun.
Schuknecht membagi 4 tipe presbiastasis, yaitu ampullar, makular, ataxia
vestibular, kupulolitiasis. kupulolitiasis nantinya yang akan terjadi pada penderita
BPPV (benign paroxysmal positional vertigo) dan penatalaksanaannya dengan manuver
reposisi.
Salah satu fungsi yang paling penting dari arkus refleks vestibu-okular adalah
menyamakan pergerakan kepada dengan pergerakan bola mata yang sama atau
berseberangan. Yang didapatkan oleh sistem vestibular ditambah kemampuan untuk
memberikan arahan pergerakan mata diketahui sebagai sakade dan secara visual
menuju objek menurun seiring dengan umur. hasil dari pengurangan yang didapatkan
adalah pergerakan kepala secara cepat.
Dikarenakan plastisitas dari otak dan kemampuan sistem vestibular untuk
mengembalikan dari hilangnya input, cerebelum dapat mengkompensasi untuk
berkurangnya sensitivitas. Kelainan yang ada berakibat pada kualitas dan kuantitas
input dapat disebabkan karena efek penuaan. BPPV dapat ditandai dengan adanya cara
berjalan yang tidak seimbang sebagaimana vertigo posisional, toksisitas obat, dimana
tidak terbatas hanya pada toksik di vestibulo, adanya migrain dan ataxia serebelar.
Gejala yang terjadi dapat berupa pusing dan kehilangan keseimbangan yang dibarengi
dengan mual dan muntah tergantung dari letak lesi dan derajat keparahan lesi dan
apakah lesi tersebut unilateral atau bilateral.
2. Epitel saraf sensori
Sebuah studi yang dilakukan oleh Engstrom dan kolega pada monyet dan manusia
yang sudah menua didapatkan hubungan besar pada penipisan epitel saraf yang
diakibatkan oleh proses penuaan. Pengurangan rambut sel dapat mencapai sebanyak
40% pada epitel di krista dan 20% pada makula, diketahui dengan menggunakan
mikroskop transmisi elektron.
Rambut sel tipe 1 lebih rentan daripada rambut sel tipe 2 dan pada sebelumnya,
lebih berlimpah di bagian atas krista, pada mikroskop cahaya menunjukkan adanya
penipisan epitel saraf.
Bersama dengan berkurang atau hilangnya rambut sel, sel-sel penyokong
menghasilkan struktur fibrilotubular dan vesikular sebelum kematian selnya. Sel
penyokong dan sel sensorik dapat mengalami perbuahan dan muncul dengan berupa
struktur abnormal yang berlapis pada lapisan membran basal.
Tanda lain dari kerusakan pada sel sensorik yang didapatkan pada studi ini adalah
adanya vesikel intrasel dan perbuhan yang tidak sempurna dan tidak teratur pada
membran sinaptik dari rambut sel tipe 1 dan kalis aferennya.
Perubahan degeneratif di dalam sistem rambut sel menunjukan kecenderungan
akumulasi inklusi lipofusein pada sel sensorik dan sel penyokong, dan juga
ketidakberaturannya silia, peningkatan kerapuhan silia dan pembentukan silia raksasa
yang diakibatkan oleh proses penuaan.
Studi kuantitatif telah menunjukkan bahwa lebih mudah dengan penggunaan
campuran mikroskop kontras yang berbeda dan memungkinkan indentifikasi yang jelas
pada sel rambut di sistem vestibular. Peneliti dan kolega melakukan bagian
penghitungan sel rambut secara serial di tulang temporal normal pada umur berkisar di
antara bayi baru lahir hingga umur 100 tahun. Pada bayi baru lahir, rasio rambut sel
tipe 1 dan sel tipe 2 di krista adalah 2,4:1 dan di makula adalah 1,3:1. Mereka
menemukan perbedaan yang signifikan bila berdasarkan umur, terjadi penurunan pada
semua organ indera, dan didapatkan bahwa krista terjadi kehilangan rambut sel tipe 1
dengan meningkatnya usia lebih besar penurunannnya daripada rambut sel tipe 2.
3. Otokonia
Otokonia normalnya berupa batang kalsit berbentuk silinder dengan 3 bagian
datar pada setiap kutub dan berukuran variasi. Ross dan kolega menunjukkan bahwa
proses penuaan berhubungan dengan penurunan jumlah otokonia, terutama di sakula.
Hal tersebut ditunjukkan dengan degenerasi ke arah posteroanterior melewati makula
dan menjadi fibrosa, seperti tampilan berlubang.
Pada dekade ke 6, alurnya menjadi lebih dalam dengan hilangnya permukaan asli
dan munculnya lubang-lubang degenerasi menuju bagian tengah batang. Zat kristalin
normal direabsorpsi, dan beberapa batang terpotong menjadi setengah. Pada studi
animal terbaru, seekor tikus yang berusia tua menunjukkan penemuan serupa berupa
lubang, fisura dan otokonia yang rusak dengan sambungan sendi yang tetap terpelihara.
Hubungan klinis pada observasi ini dapat terlihat pada data yang menunjukkan BPPV
(benign paroxysmal positional vertigo) meningkat kejadianya seiringan dengan usia.
4. Vestibular Ganglia
Sebagai bagian dari sistem vestibular yang menghubungkan antara
neuroepitelium sensorik, nervus vestibularis, dan nukleus vestibularis sentral, neuron-
neuron biporal vestibular ganglia mengalami degenerasi yang kemudian memengaruhi
keseimbangan tubuh.
Menggunakan stereologi bebas asumsi, Park et al menemukan dari 20 spesimen
tulang temporal manusia berusia 2 hingga 88 tahun, ditemukan bahwa pada usia muda
jumlah sel sebanyak 28.952. Namun pada usia 30 hingga 60, jumlah tersebut
mengalami penurunan. Pada usia di atas 60, jumlah sel berkisar antara 23.3459.
Hal serupa ditemukan pada studi lain, yakni jumlah total sel ganglion berkurang
seiring bertambahnya usia, sekitar 57 sel per tahun. Sel-sel yang berada di bagian
superior berkurang lebih cepat daripada bagian inferior.
5. Akson dan Dendrit Afferen Primer
Dari penelitian oleh Bergstrom terhadap diseksi serabut saraf vestibular manusia
berbagai usia, ditemukan adanya penurunan densitas serat saraf, dimulai pada usia 40.
Serat saraf tebal bermyelin dari cristae mengalami penurunan paling berat. Degenerasi
saraf ditandai dengan penemuan deposit amyloid. Fuji et al menemukan bahwa pada
nervus vestibulokoklearis manusia yang lanjut usia terdapat badan amyloid di bagian
glia dari saraf. Badan amyloid tersebut seiring waktu semakin membesar.
6. Sistem Saraf Pusat
Untuk mencari tahu hubungan antara patologi SSP dengan presbyastasis, Lopez et
al menggunakan mikroskopi berbasis komputer untuk menentukan jumlah neuron,
volume nukleus, dan densitas neuron pada vertibular nuclear complex (VLC) spesimen
manusia postmortem. Berdasarkan pemeriksaan terhadap 15 spesimen berusia 40-93
tahun, pada keempat nukleus vestibular ditemukan adanya kehilangan jumlah neuron
sebanyak 3 % per dekade. Kehilangan neuron terjadi paling banyak pada nukelus
vestibular superior dan paling sedikit pada nukleus vestibular medial. Ditemukan pula
adanya peningkatan giant neuron yang diduga akibat akumulasi deposit lipofuscin di
dalam badan sel. Hal tersebut merupakan temuan yang menandakan bahwa nukleus-
nukleus lain pada batang otak tidak menunjukkan adanya kehilangan jumlah neuron
terkait pertambahan usia.
Whitman et al membandingkan spesimen otak postmortem dari 6 pasien dengan
gejala disequilibrium terkait usia dan 4 sampel kontrol. Pada kelompok studi,
ditemukan adanya atrofi lobus frontal dan ventrikulomegali namun tidak ditemukan
patologi makroskopik lain seperti infark maupun nekrosis. Pada pemeriksaan histologis
pengidap presbyastasis, pada lobus frontalis ditemukan astrosit reaktif dan penebalan
dinding arteriolar. Temuan penelitian ini menjadi landasan untuk mempertimbangkan
atherosklerosis sebagai faktor risiko presbyastasis.
7. Peran Fibrosit
Fibrosit adalah sel utama dalam struktur jaringan ikat seperti tendon, ligamen,
stroma, dan kapsul berbagai organ. Selain peran utamanya dalam menyokong struktur
tubuh, fibrosit juga berfungsi untuk menghasilkan faktor-faktor trofik dan sitokin yang
berperan dalam homeostasis jaringan sebagai respon terhadap kerusakan. Dulu, fibrosis
tidak dianggap memiliki peran terhadap mekanisme transpor ion dan cairan. Ternyata
hal ini dibuktikan salah oleh penelitian-penelitian terbaru, kelainan pada fibrosit
vestibulum dan koklea dapat menimbulkan gangguan homeostasis kalium pada organ-
organ tersebut.
Fibrosit pada ligamen spiral dan limbus spiral vestibulum dan koklea senantiasa
mengalami pembaharuan dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan proliferasinya
sebagai respon terhadap kerusakan.
2.3 Definisi
Presbyastasis dapat didefinisikan sebagai disequilibrium of aging.
Berkarakteristik sebagai suatu gejala dizziness dan ketidakseimbangan yang disebabkan
oleh proses penuaan pada system sensorik, system saraf pusat, dan system motorik.
2.4 Epidemiologi
Berbeda dengan age related hearing loss, pada age related vestibular disorders
tidak terdapat standar internasional yang secara kuantitatif menjelaskan mengenai age
related vestibular disorders. Droller dan Pemberton (1953) mencatat sekitar 50%
individu pada usia pertengahan hingga akhir 60 mengalami masalah keseimbangan.
Studi lain menunjukkan 50% dari pasien di klinik geriatric mengalami dizziness, tetapi
ketika diberikan pertanyaan tertutup, lebih dari 90% tercatat memiliki gejala berupa
masalah postural dan merasakan sensasi berputar. Pada satu study lain, dizziness
merupakan keluhan yang muncul terbanyak pada pasien dengan usia >75 tahun dan
berkaitan dengan kejadian terjatuh dan fraktur panggul (hip fracture). Belal dan Glorig
mengamati dari penemuan klinis dari 740 pasien pada House Ear Institute yang
menunjukkan keluhan dizziness dan tercatat 80% diantaranya tidak memiliki diagnosis
vesibular yang spesifik dan diklasifikasikan sebagai presbyastasis.
2.5 Tipe Presbyastasis5
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Manifestasi klinis BPPV dapat dikategorikan berat, dan manifestasi klinis
didasarkan pada perubahan posisi kepala. BPPV dapat hilang dengan sendiri dari
beberapa minggu hingga beberapa bulan, tetapi bila terjadi pada lansia dapat menjadi
permanen. Karena sifat dari BPPV terjadi mendadak, maka dapat menyebabkan jatuh.
2. Ampullary Dysequilibrium
Seseorang dengan Ampullary Dysequilibrium akan mengalami sensasi gerakan
berputar disertai dengan pergerakan sudut kepala, hal ini dapat mengakibatkan
keadaan tidak stabil dari rubuh. Keadaan tidak stabil ini dapat berlangsung beberapa
jam setelah gerakan sudut kepala yang berat. teori terjadinya gejala ini disebabkan
oleh akumulasi granul lipofusin dalam sel rambut di cristae.
3. Macular Dysequilibrium
Vertigo dan disequilibrium berat dapat muncul setelah seseorang merubah posisi
kepala yang berhubungan dengan arah gaya gravitasi dan sebelumnya kepala telah
dipertahankan dalam satu posisi untuk waktu yang lama. Seseorang yang menderita
kondisi seperti ini tidak dapat bangun dari tempat tidur tanpa menggerakan tubuh
secara bertahap dari posisi telentang dan posisi duduk juga harus secara bertahap.
Kondisi ini terjadi disebabkan oleh perubahan degenasi pada membrane otolit atau
epitel sensori dari sakula dan urtikula.
4. Vestibular Ataxia of Aging
Seseorang dengan Vestibular Ataxia of Aging akan mengalami ketidakstabilan
dalam berjalan yang akan terjadi menetap. Gejala ini akan hilang pada saat duduk atau
berdiri, tetapi terjadi ketidakmampuan dalam mengontrol titik gravitasi saat berjalan.
Hal ini dapat muncul pada kebanyakan orang dalam dekade ke-7 dan ke-8.
2.6 Gejala Klinis
Gejala dari presbiastasis yang paling umum dapat berupa vertigo ringan sampai
dengan vertigo berat. gejala ini terjadi secara mendadak ketika menggerakan kepala atau
mengubah mengubah posisi tubuh. Hal ini dapat terjadi karena sulit menggabungkan
informasi visual dari pergerakan kepala dengan informasi pergerakan dari tubuh. Gejala
lainnya dapat berupa kebingungan dan kehilangan keseimbangan saat berjalan dan
mengubah posisi kepala dan mata dari satu sisi ke sisi lainnya untuk melihat beberapa
benda. Berjalan dan bangun dari kursi juga dapat menjadi sangat sulit untuk dilakukan.5
2.7 Diagnosis Banding
1. Benign Positional Paroxymal Vertigo6
a. Definisi
vertigo yang ditandai dengan episode berulang singkat yang dipiccu oleh
perubahan posisi kepala
b. Epidemiologi
perempuan lebih banyak terkena dibandingkan laki-laki
c. Etiologi
idiopatik trauma, otitis media, vestibulaar neuritis dan gangguan saraf pusat
d. Gejala
vertigo yang timbul mendadak dan dipicu oleh perubahan posisi. Posisi yang
memicu adalah berbalik ditempat tidur bangun dari tempat tidur, melihat keatas
dan belakang dan membungkuk. Dapat diikuti dengan mual dan muntah serta
bisa juga terjadi kecemasan.
e. Diagnosis
pada anamnesis ditemukan gejala-gejala klinis. Pada pemeriksaan fisik,
pendengaran normal, evaluasi neurologis normal dan dilakukan tes Dix-
hallpike serta tes kalori.
2. Meniere Disease6
a. Definisi
suatu kelainan pada telinga dalam dimana sistem endolimfatik mengalami
distensi, yang sering disebut hidrops endolimfe
b. Epidemiologi
pria lebih banyak terkena penykit ini. Umunya pada umur 35 sampai 60 tahun.
Biasanya bersifat unilateral tetapi telinga lainnya dapat terkena juga setelah
beberapa tahj
c. Etiologi
penambahan volume endolimfe diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia
cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin
d. Gejala
vertigo episodik yang semakin mereda pada serangan-serangan
berikutnya.terdapat gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural terutama
nada rendah. Pada pemeriksaan penal ditemukan tes rinne positif dan tes Weber
lateralisasi ketelinga yang sehat, yang merupakan gambaran tuli sensori neural.
Gejala lain terdapat tinitus.
e. Diagnosis
kriteria diagnosis, yaitu: vertigo hilang timbul, fluktuasi gangguan pendengaran
berupa tuli sensorineural, dan menyingkirkan penyebab dari sentral, misalnya
tumor N. VII. Pada tumor N. VII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah
dan makin lama makin kuat . selain itu juga harus dibedakan dengan sklerosis
multiple dan neuritis vestibuler. Pada skelrosis multiple vertigonya periodik
tetapi intensitas serangan sama pada setiap serangan. Sedangkan pada neuritis
vestibuler serangan vertigo tidakperiodikdan makin lama makin menghilang.
Etiologinya merupakan virus
Berikut ini algoritma untuk mendiagnosis gajala pusiing pada pasien geriatri7
Dibawah ini merupaka kriteria diagnosis penyebab pusing pada pasien geriatri7
2.8 Pemeriksaan penunjang
1. Posturografi
Posturografi merupakan pemeriksaan keseimbangan yang menilai secara obyektif dan
kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang. Input visual diganggu dengan
menutup mata dan proprioseptif dihilangkan dengan berdiri diatas tumpuan yang tidak
stabil. Sehingga dapat menilai ada atau tidak gangguan keseimbangan . bila ada ayunan
tubuh berlebihan, melangkah atau sampai jatuh sehingga perlu berpegangan dikatakan
terdapat gangguan keseimbangan.5
2. Elektronistamogrfi
ENG digunakan untuk memonitor gerakan bola mata. Dalam grafik ENG mudah
dikenal gerakkan nistagmus fase lambat dan fase cepat, arah nistagmus serta frekuensi
dan bentuk grafik. Yang dinilai adalah kecepatan fase lambat dari nistagmus yang
dihitung dengan rumus dianjurkan oelh Dick & Hallpike. Parameternya adalah
kecepatan fase lambat yang dihitung dengan derajat perdetik.6,8
Rumus I
sensitivitas L−R :(a+c )−(b+d )(a+c+b+d )
x 100 %=¿20 %
Bila hasil kurang dari 20% maka kedua fungsi vestibuler dalam keadaan seimbang dan
bila hasil melebihi 15 derajat perdetik maka kedua fungsi vestibuler dalam keadaan
normal. Bila hasilnya melebihi 20% maka mengalami paresis kanal5
Rumus II
Kuat Nist . R−L:(a+d )−(b+c )(a+d+b+c )
x100 %=¿20 %
Bila hasil lebih besar 20% maka nistagmus berat kekanan berarti kemungkinan terdapat
lesi sentral disebelah kanan atau ada foku siritatif sentral disebelah kiri.5
3. SOT (Sensory Organization Test)
Test ini dilakukan dalam tiga kondisi berbeda. Pertama pada alas yang stabil
dengan mata terbukan tertutup atau pandangan bergoyang. Dan ketiga menggunakan lapis
yang tidak stabil.pada orang normal. Untuk interpretasi hasil yang normal berwarna hijau
dan yang patologi berwarna merah pad column.8
Kemungkinan hasil SOT:
Hasil yang normal : semua column berwarna hijau
Equilibrium : hanya global evalution berwarna merah
Abnormal visula input: visual column dan global column berwarna merah
Abnormal vestibular input : vestibular column dan global berwarna merah
Multisensorial impairment: combinasi semua8
Berikut gambar dibawah ini contoh hasil pemeriksaan SOT9
2.9 Penatalaksanaan
Pada pasien dengan presbiastasis perlu dilakukan rehabilitasi pendengaran dan
keseimbangan yang berkerjasama dengan interdisipliner lain untuk menghindari
komplikasi psikososial, seperti takut jatuh. Dalam protokol pencegahan jatuh, penting
untuk menentukan penyebab ketidakseimbangan. Kegiatan fisik dan intelektual serta
diet disesuaikan dengan asupan vitamin D, kalsium, dan protein. penglihatan harus
diperbaiki dengan kacamata. Sepatu harus disesuaikan untuk memberikan stabilitas
yang baik. Jika perlu, pasien yang terkena presbiastasis harus menggunakan tongkat,
walker, atau kursi roda. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah jatuh, untuk
mengembangkan efisien strategi keseimbangan, meningkatkan aktivitas, otonomi, dan
keselamatan pasien, dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. 10
Awalnya, untuk mengurangi risiko jatuh, rumah harus diubah dengan
mengevaluasi dan mengendalikan berbagai faktor yang sering menyebabkan insiden
jatuh. Rehabilitasi harus dimulai dengan latihan sederhana seperti berdiri ke duduk
(gambar 3) atau menempatkan barang di tanah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
mobilitas fungsional. Tingkat kesulitan latihan rehabilitasi dapat semakin meningkat
dengan mengharuskan pasien untuk melakukan gerakan dengan hambatan, pada
permukaan yang tidak rata (gambar 4), atau pada trampolin (gambar 5). Untuk
meningkatkan kekuatan otot, pasien diminta untuk melangkah naik dan turun trotoar
atau tangga (gambar 6). untuk meningkatkan kontrol postural, mereka diminta untuk
berlatih di platform yang bergerak (gambar 7). Untuk meningkatkan batas stabilitas,
mereka menggunakan sistem umpan balik visual (gambar 8). Untuk latihan yang serupa
dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, pasien diminta untuk membaca buku sambil
memutar kepala (gambar 9). 10
Stimulasi optokinetic digunakan untuk meningkatkan stabilisasi tubuh dan pada
pasien dengan downbeat nystagmus. Kesulitan dari latihan semakin lama semakin
meningkat, hal ini ditujukan untuk perkembangan pasien. Sebelum dan setelah setiap
sesi, stabilitas pasien dievaluasi dalam berbagai situasi.9
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell, Richard. Clinical Neuroanatomy. Wolters kuwaltrs Health.2010
2. Anatomi sistem vestibular. Diakses tanggal 14 April 2015. http://emedicine.medscape.com/article/883956-overview
3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
4. Rogers C, MSc(Aud) Presbyastasis: a multifactorial causeof balance problems in the elderly Division of Communication Sciences and Disorders, School of Health and Rehabilitation Sciences, Faculty of Health Sciences, University of Cape Town.2010
5. Rosenthal, Ronnie .A, et al. Principles and Practice of Geriatric Surgery. New
York : Springer-Verlag New York. 2001.
6. Soepardi, Efiaty Arsyad DKK. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
tenggorakkan Kepala & Leher ED. 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.2012
7. Colledge, Nicki R. Et All. Evaluation of investigation to Diagnose the Cause of
Dizziness in Elderly People: a Community Based Controlled Study. Newcastle:
Department of Otolaryngology, Head and Neck Surgery , University of Newcastle
upon Tyne. 1996
8. Snow, James Byron. Et. All Ballenger’s Otorhinolaryngology: Head adn Neck
Surgery. USA:People’s Medical Publishing House.2009
9. Cavila, Carol Et All. Computerized Posturography in the Diagnosis and Treatment
of the Instability of the Elderly.Romanian : Unversity of Medicine and Pharmacy
ENT Depatanent Sfanta Maria Hospital.2013
10. Vaz Garcia, Fernando. Disquilibrium and Its Managment in Elderly Patient.
International Tinnitus Journal. Vol. 15, 2009 . p 83-90.