makalah prak audit kelompok kasus 5-fix print

13
PRAKTIKUM AUDITING Tugas Kelompok Kasus 5 Oleh : Achmad Rizki Raharja (0910233001) Jihan Asrofi (0910230017) Yudistira (0910233029) JURUSAN AKUNTANSI

Upload: yudistira

Post on 27-Oct-2015

365 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Terima Kasih

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

PRAKTIKUM AUDITING

Tugas Kelompok Kasus 5

Oleh :

Achmad Rizki Raharja (0910233001)Jihan Asrofi (0910230017)

Yudistira (0910233029)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

Latihan

1.

KAP Adi Susilo dan Rekan

Kuesioner Pengendalian Internal: Piutang Usaha

Pertanyaan Komentar atas Sistem yang Diterapkan Signifikansi Saran

1. Apakah pihak independen

melakukan rekonsiliasi secara rutin

atas buku besar pembantu?

Rekonsiliasi buku besar pembantu piutang

hanya dilakukan sekali dalam 1 tahun.

Signifikan Sebaiknya rekonsiliasi buku besar

pembantu dilakukan secara rutin untuk

mengawasi proses penagihan piutang dan

tanggal jatuh tempo.

2. Apakah untuk penghapusan piutang

yang diragukan ada kriteria

tersendiri yang memadai?

Penghapusan piutang dilakukan setelah

melebihi batas jatuh tempo 5 atau 6 bulan,

dilakukan secara personal oleh Agus Kuncoro.

Signifikan Sebaiknya yang melakukan penghapusan

piutang adalah pihak lain karena Agus

Kuncoro sudah terlalu banyak memiliki

tugas yang kurang tepat.

3. Apakah akun yang akan dihapuskan

telah diperiksa secara memadai dan

diotorisasi oleh pihak yang

independent?

Tidak. Agus Kuncoro hanya menghapus

piutang setelah melebihi 5 atau 6 bulan tanpa

adanya pemeriksaan dan otorisasi oleh pihak

yang independen.

Signifikan Seharusnya penghapusan piutang juga

diotorisasi oleh pihak dengan jabatan yang

lebih tinggi daripada pihak yang

melakukan penghapusan akun piutang.

4. Apakah tindak lanjut yang memadai

dilakukan pada akun-akun yang

dihapuskan?

Tidak. Perusahaan tidak melakukan tindak

lanjut apapun setelah menghapus saldo

piutang.

Signifikan Seharusnya ada pencatatan atas

penghapusan akun piutang.

Page 3: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

5. Apakah perusahaan secara periodik

melakukan evaluasi kembali metode

yang digunakan untuk mengestimasi

piutang tak tertagih?

Tidak. Perusahaan menggunakan tarif 0,7 %

dari total penjualan kredit bersih secara terus

menerus dari tahun ke tahun.

Signifikan Kondisi bisnis entitas yang berubah-ubah

memerlukan evaluasi estimasi piutang tak

tertagih secara rutin. Seharusnya setiap

periode perusahaan mengevaluasi besarnya

estimasi atas piutang tak tertagih.

6. Apakah penagihan pada pelanggan

dilakukan oleh pihak yang terpisah

dari bagian buku besar pembantu?

Iya, Bagian Penjualan lah yang melakukan

penagihan ke pelanggan. Namun, semua pihak

dapat masuk dan melihat akses ke buku besar

piutang. Sehingga Bagian Penjualan pun juga

memiliki akses ke buku besar tersebut.

Signifikan Seharusnya tidak semua pihak dapat

melihat dan masuk ke akses buku besar

piutang.

7. Apakah terdapat pemeriksaan

independen mengenai komplain

yang disampaikan pelanggan atas

tagihan yang diterima?

Tidak. Komplain pelanggan diselesaikan

secara personal oleh Agus Kuncoro.

Signifikan Seharusnya ada pihak independen yang

mendeteksi kesalahan penyebab komplain

oleh pelanggan dan menyelesaikan

komplain pelanggan tersebut secara

personal.

8. Apakah kebijakan perusahaan

mengenai persetujuan kredit tahun

lalu berubah?

Tidak Signifikan Jika ada syarat kebijakan kredit yang perlu

disesuaikan, sebaiknya disesuaikan dengan

kondisi bisnis klien saat ini.

9. Dapatkah penjualan secara kredit

tanpa persetujuan kredit di awal?

Tidak. Setiap transaksi penjualan kredit

langsung di-review oleh Langgeng untuk

menentukan batas maksimum kredit dan

menentukan apakah penjualan kredit itu

diterima atau tidak.

Signifikan Hal tersebut sudah dilakukan dengan benar

mengingat bahwa penjualan secara kredit

selalu ada perjanjian kredit di awal.

Page 4: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

10. Apakah file kredit dicatat dengan

lengkap dan di-review secara

periodik?

Tidak. Jika pembayaran telah dilakukan,

perusahaan menganggap risiko kreditnya baik.

Namun, jika ada pelanggan yang tidak

membayar, maka risikonya menjadi buruk.

Selain itu, juga tidak dilakukan review atas

laporan kredit pelanggan.

Signifikan Seharusnya, file kredit dicatat dengan

lengkap (seperti tanggal pelunasan oleh

pelanggan dan perlu adanya review kredit

untuk mengontrol risiko kreditnya.

11. Apakah faktur diperiksa sesuai

dengan barang yang dikirimkan

dan harga barangnya?

Iya. Namun pemeriksaan dilakukan setelah

faktur tiba telah dikirimkan ke pelanggan.

Signifikan Pemeriksaan lebih baik dilakukan ketika

faktur belum dikirimkan ke pelanggan.

12. Apakah perkalian dan

penjumlahan diperiksa kembali?

Iya. Namun pemeriksaan dilakukan setelah

faktur tiba telah dikirimkan ke pelanggan.

Signifikan Pemeriksaan lebih baik dilakukan ketika

faktur belum dikirimkan ke pelanggan.

13. Apakah diskon kas diperhitungkan

kembali dan selalu diupdate secara

aktual?

Iya. Bagian Penjualan melakukan perhitungan

kembali untuk semua diskon dan sangat teliti

atas diskon yang diberikan.

Signifikan Proses yang dilakukan sudah benar. Hal

ini dikarenakan untuk mengetahui

pendapatan bersih perusahaan.

14. Dapatkah penjualan dilakukan dan

barang dikirimkan tanpa ada faktur

yang dicatat dan dikirimkan?

Tidak. Jika Langgeng belum menandatangani

Faktur Penjualan maka Divisi Operasional dan

Logistik tidak boleh memproses pesanan.

Signifikan Hal tersebut sudah benar karena faktur

merupakan bukti pertanggung jawaban

yang otentik.

Page 5: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

2.Step Hasil Yang diharapkan Masalah Potensial

1-a Jumlah total yang ditunjukkan pada

fakur penjualan harus sama dengan

jumlah total pada slip penagihan. Harus

ada bukti bahwa karyawan PT Maju

Makmur telah membandingkan kedua

formulir tesebut.

Jika ada ketidakcocokan pada kedua formulir

tersebut muncul kemungkinan terjadi

pencatatan penjualan fiktif atau salah saji.

Kurangnya bukti yang nyata (seperti tanda

tangan) sesuai prosedur mengindikasikan

bahwa karyawan melanggar sistem yang telah

dibuat.

1-b Jumlah yang ada pada faktur penjualan

dan bill of lading ini haruslah sama.

Harus ada bukti bahwa karyawan PT

Maju Makmur telah membandingkan

kedua formulir tesebut.

Jika ada ketidakcocokkan pada kedua formulir

tersebut muncul kemungkinan adanya

penjualan yang belum ditagih kepada

pelanggan. Kurangnya bukti yang nyata

(seperti tanda tangan) sesuai prosedur

mengindikasikan bahwa karyawan melanggar

sistem yang telah dibuat.

1-c Bukti pembayaran dan jumlah uang yang

diterima haruslah sama.

Jika ada ketidakcocokkan, muncul

kemungkinan adanya penggelapan uang yang

diterima.

1-d Perhitungan kembali diskon (tunai) dan

diskon yang tercantum dalam daftar

pembayaran haruslah sama.

Jika ada ketidakcocokkan, muncul

kemungkinan adanya lebih saji piutang karena

diskon yang direndah-rendahkan.

1-f Perkalian dan penjumlahan yang ada di

setiap faktur harus menunjukkan nominal

yang tepat.

Jika ada ketidakcocokkan, muncul

kemungkinan adanya kesalahan yang tidak

disengaja dalam melakukan perhitungan.

1-g Jumlah yang ada pada bukti pembayaran

dengan slip deposit bank yang diarsip

haruslah sama. Harus ada bukti bahwa

karyawan PT Maju Makmur telah

membandingkan kedua formulir tesebut.

Jika ada ketidakcocokkan, dikhawatirkan

terjadi kecurangan ataupun kesalahan yang

dilakukan, baik oleh pihak bank maupun oleh

Agus Kuncoro.

1-h Jumlah yang ada pada bukti pembayaran

dengan buku besar pembantu piutang

usaha haruslah sama. Harus ada bukti

bahwa karyawan PT Maju Makmur telah

membandingkan kedua formulir tesebut.

Jika ada ketidakcocokkan, dikhawatirkan

terjadi kecurangan ataupun kesalahan yang

dilakukan, baik oleh pihak bank atas bukti

pembayaran maupun oleh Agus Kuncoro

dalam membuat buku besar piutang.

Page 6: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

1-i Agar tidak terjadi kesalahan pada setiap

dokumen penjualan kredit.

Jika tidak dilakukan pengecekan atau otorisasi

maka bisa terjadi penjualan fiktif (manipulasi

penjualan)

2-a Piutang yang tercantum dalam faktur

penjualan dan yang tercantum pada buku

besar piutang usaha haruslah sama.

Jika ada ketidakcocokkan, mungkin telah

terjadi kesalahan yang tidak disengaja dalam

melakukan posting ke buku besar piutang

usaha.

2-b Untuk melakukan pengecekan apakah

hasil yang diharapkan dari pelunasan

piutang berbanding lurus dengan

penerimaan kas

Terjadinya manipulasi penjualan yang

dilakukan oleh karyawan.

2-c Jumlah yang tercantum dalam slip

deposit bank dan yang tercantum pada

buku besar piutang usaha haruslah sama.

Jika ada ketidakcocokkan, mungkin telah

terjadi kesalahan yang tidak disengaja dalam

melakukan posting ke buku besar piutang

usaha.

3 Laporan kredit pelanggan telah diarsip

dan dilengkapi dengan baik secara akurat

dan tepat waktu.

Laporan kredit tidak menjelaskan tentang

historis pelanggan secara jelas apakah piutang

dapat tertagih atau tidak.

Laporan kredit tidak lengkap yang mungkin

dikarenakan proses pengarsipan yang kurang

rapi.

4 Bukti pembayaran kas dan total yang

dibuat pada jurnal penerimaan kas

haruslah sama.

Jika ada ketidakcocokkan, mungkin telah

terjadi kesalahan yang tidak disengaja dalam

membuat jurnal penerimaan kas.

Riset Kelompok

1. Beberapa tanda kecurangan potensial di PT. Maju Makmur yaitu :

a. Penerapan sistem bonus dan penggajian yang diterapkan perusahaan yang tidak sesuai.

Ketidaksesuaian ini mengakibatkan peluang terjadinya fraud semakin besar dalam

konteks pencapaian target penjualan atau labanya.

b. Akses terhadap pusat data pembantu piutang yang belum terperinci dan sesuai dengan

wewenangnya. Hal ini mengakibatkan kerahasiaan data yang tidak bisa lebih privasi.

c. Ketiadaan dasar dalam penjualan kredit yang jelas. Beberapa indikasi negatinya adalah

adanya missing link antara asisten presiden dan pemiliknya.

Page 7: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

d. Penentuan estimasi piutang tak tertagih tidak mempunyai dasar yang jelas dalam

perhitungaanya sehingga menimbulkan kerancuan pula.

e. Perlakuan atas umur piutang yang juga rancu, antara yang muda dan yang tua.

f. Pengiriman tagihan ulang ini jelas tidak memberikan kesan bonafit sebagai sebuah

perusahaan sehingga memunculkan citra negatif hingga moral hazard.

g. Penurunan yang terjadi dalam hal terkait rasio-rasio keuangan perusahaan ini juga

memperlukan pertimbangan kembali mengenai penilaian dari auditor.

Berdasarkan hal-hal ini, dapat digunakan dasar PSA 70 (SA Seksi 316) mengenai

pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan. Kesesuaiannya dengan gambaran

dan karakteristik kecurangannya yaitu:

Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan

adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan

dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan.

Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti

yang disajikan berikut ini:

a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau

dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan

keuangan

b. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan

peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan

c. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan

dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva

(seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan

pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak

semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara,

termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan

yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima

oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan

catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu

atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

Kecurangan seringkali menyangkut hal berikut ini: (a) suatu tekanan atau

suatu dorongan untuk melakukan kecurangan, (b) suatu peluang yang

Page 8: Makalah Prak Audit Kelompok Kasus 5-Fix Print

dirasakan ada untuk melaksanakan kecurangan. Meskipun tekanan dan

peluang khusus untuk terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat

berbeda dari kecurangan melalui perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva,

dua kondisi tersebut biasanya terjadi di kedua tipe kecurangan tersebut.

Sebagai contoh, kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat dilakukan karena

manajemen berada di bawah tekanan untuk mencapai target laba yang tidak realistik.

Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat dilakukan karena individu yang

terlibat hidup di luar batas kemampuannya. Peluang dirasakan ada jika seorang

individu yakin bahwa ia dapat menghindari pengendalian intern.

Dalam kerkaitannya antara PSA ini dengan PT. Maju Makmur dijelaskan

mengenai beberapa faktor dalam salah saji yang timbul berdasarkan laporan

keuangan mencakup karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan

pengendalian (tercermin dari SPI yang rendah), kondisi industri (industri yang

mempunyai cabang dan pengelolaan yang masih belum sepenuhnya

professional), dan karakteristik operasi dan stabilitas keuangan (operasional

yang terpusat dengan rasio keuangan yang beelum sehat). Selanjuntnya, hal ini

akan berimbas pada berbagai kenyataan lapangan yang menjurus kepada

praktek kecurangan seperti tekanan, kesempatan, hingga rasionalisasi atau yang

lebih disebut fraud triangle. Oleh karena itu, beberapa hal di atas harus sangat

diperhatikan dan diwaspadai auditor sebagai awalan dalam proses auditnya.