makalah plc

Upload: arrouf

Post on 08-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

siap

TRANSCRIPT

  • MAKALAH PLC

    Oleh

    Nama NIM

    1. M. Arrouf Munif 3.31.13.0.12

    PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

    POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat

    terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan,

    dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih

    menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah

    menggunakan robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing

    Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya.

    Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis

    merupakan hal yang semestinya. Sistem pengontrolan dengan elektromekanik yang

    menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang

    dipakai mudah aus karena panas atau terbakar atau karena hubung singkat (short circuit),

    membutuhkan biaya yang cukup besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem

    yang telah dibuat jika kemudian hari diperlukan modifikasi. Dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) hal-hal ini dapat diatasi,

    karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi

    suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti semua instrumen yang ada. Adapun sistem kontrol dengan PLC di industri memenuhi berbagai kriteria

    diantaranya : Pemrogramannya sederhana Perubahan program tanpa harus merubah sistem secara keseluruhan. Lebih kecil dalam ukuran, dan dapat diandalkan kinerjanya dibandingkan dengan sistem

    kontrol relay. Biaya perawatan yang murah dan mudah.

    Sistem komunikasi pada PLC menggunakan sinyal biner, sehingga dengan sinyal ini PLC

    mempunyai keuntungan bahwa sinyal ini dapat digunakan dalam kontrol program dan dapat

    diproses secara digital dan disimpan dalam memori elektronik. Sinyal inilah yang kemudian

    digunakan sebagai sinyal kontrol yang menggerakkan motor atau silinder sebagai actuator.

    Sebuah PLC dapat dibangun dengan menggunakan sebuah mikrokontroller sebagai otak

    dari PLC. Sebagai perangkat pendukung tentunya dibutuhkan RAM, Input modul, dan output

    modul. Dengan beberapa komponen ini PLC dapat dibangun dan dapat dioperasikan. Namun

    demikian untuk membuat sistem control dapat bekerja lebih efisien maka masih dibutuhkan

    perangkat pemrogram PLC. Ada dua alternatif perangkat pemrogram PLC yaitu: pemrograman

    PLC dengan menggunakan software komputer dan pemrograman PLC dengan menggunakan

    console secara khusus. Masing-masing perangkat pemrogram mempunyai keunggulan

    tergantung pada background programmer. Pemrograman dengan komputer mempunyai

    keunggulan diantaranya program dapat disimpan, program dapat di down load dan di up load,

    komputer dapat digunakan sebagai monitoring sistem kontrol, komputer dapat digunakan untuk

    mengecek kebenaran program (pengujian program), dll. Dengan menggunakan console diperoleh

    keuntungan pemrogramannya lebih sederhana.

  • 1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan yang terdapat dalam makalah ini adalah

    1. Apa yang dumaksud dengan PLC?

    2. Apa yang dimaksud dengan PLC Allen Bradley?

    3. Apa yang dimaksud dengan kontroller?

    4. Apa yang dimaksud dengan motor?

    5. Apa yang dimaksud dengan Tranduser Dan Sensor?

    6. Contoh penggunaan PLC?

    1.3 Tujuan

    Tujuan makalah yang terdapat dalam makalah ini adalah

    1.3.1 Tujuan Pembelajaran Umum

    Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa memahami pengertian PLC

    (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

    1.3.2 Tujuan pembelajaran khusus

    Setelah mempelajari topik per topik dalam bab ini, mahasiswa diharapkan :

    1. Dapat menjelaskan pengertian PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER). 2. Dapat menjelaskan pengertian PLC Allen Bradley. 3. Dapat menjelaskan pengertian kontroller. 4. Dapat menjelaskan pengertian motor. 5. Dapat menjelaskan pengertian tranduser dan sensor. 6. Mengerti tentang klasifikasi PLC secara umum.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. PLC (Programmable Logic Controller)

    2.1.1. Pengertian PLC (Programmable Logic Controller)

    Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk

    menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses

    konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait),

    kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa

    menghidupkan atau mematikan keluarannya

    Semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin

    penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses

    tersebut dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan. Selain

    itu sistem kontrol proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain :

    1) Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan.

    2) Kesulitan saat dilakukan penggantian dan atau perubahan.

    3) Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan.

    4) Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.

    Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

    dengan sistemkontrol konvesional, antara lain:

  • 1) Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang

    dibutuhkan bisa berkurang hingga 80 %.

    2) PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan

    sistem kontrol proses konvensional(berbasis relay).

    3) Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan

    pendeteksian kesalahan yang mudah dancepat.

    4) Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat

    dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian

    program, baik melalui terminal konsol maupunkomputer PC.

    5) Tidak membutuhkan spare part yang banyak.

    6) Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relay auto- mekanik.

    2.2. PLC Allen Bradley Programmable Logic Controler (PLC) Allen Bradley merupakan

    salah satu jenis PLC yang banyakdigunakan untuk keperluan otomasi di industri. Ada 2

    macam bentuk PLC Allen Bradley yaitu bentukcompact dan bentuk modular. Untuk

    bentuk compact, PLCnya menggunakan system rak (CPU dan I/O jadi satu kesatuan) dengan

    kapasitas memori yang terbatas.

    Gambar 2.3 Bentuk PLC Compact

    Sedangkan untuk PLC bentuk modular terdiri dari modul CPU dan modul I/O

    (merupakan bagian yang terpisah-pisah).

    Gambar 2.4 Bentuk PLC Modular

  • 2.3. Kontroller Karakteristik pada semua plant harus diterima sesuai dengan yang telah dibuat sehingga

    komponen penyusun dari suatu sistem tdak dapat diubah. Perubahan perilaku sistem hanya

    bisa dilakukan dengan menambah suatu bab sistem yaitu kontroler. Oleh karena itu kontroler

    dalam sebuah sistem kontrol mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku sistem.

    Tujuan pembuatan sistem kontrol adalah untuk mendapatkan sinyal aktual sesuai dengan

    yang diinginkan sehingga sinyal tersebut sama dengan sinyal yang disetting. Pada sistem

    kontrol yang berumpan balik merupakan sistem kontrol yang cenderung menjaga hubungan

    yang telah ditentukan antara keluaran dan masukan acuan dengan membandingkan dan

    menggunakan selisih sebagai alat pengontrolan. Kerja dari kontroler yang maksimum dan

    baik harus mampu mengamati perbedaan antara nilai setting dengan nilai keluaran secara

    cepat agar segera dapat menghasilkan sinyal keluaran untuk mempengaruhi plant. Apabila

    reaksi sistem semakin cepat mengikuti sinyal aktual dan semakin kecil kesalahan (error) yang

    terjadi, maka semakin baik kinerja dari sistem kontrol.

    Dalam persyaratan umum sistem kontrol terdapat persyaratan utama yaitu setiap sistem

    kontrol harus stabil. Tetapi selain kestabilan mutlak, suatu sistem kontrol harus mempunyai

    kestabilan relatif yang kayak jadi kecepatan respon harus cukup cepat dan menunjukkan

    peredaman yang layak. Suatu sistem kontrol juga harus mampu memperkecil kesalahan

    sampai nol atau sampai pada suatu harga yang dapat ditoleransi. Setiap sistem kontrol yang

    berguna harus memenuhi persyaratan ini. Persyaratan kestabilan relatif yang layak dan

    ketelitian keadaan yang tunak (steady state) cenderung tidak dapat dipenuhi secara bersama-

    sama. Oleh karena itu dalam mendesain sistem kontrol perlu dilakukan kompromi yang

    efektif diantara dua persyaratan ini.

    Dalam menganalisis dan mendesain sistem kontrol, kita harus mempunyai suatu dasar

    perbandingan performansi berbagai sistem kontrol. Dengan sinyal masukan uji dapat

    dilakukan analisis matematik dan eksperimental sistem kntrol secara mudah karena sinyal-

    sinyal ini merupakan fungsi waktu yang sederhana. Sinyal masukan uji yang biasa digunakan

    adalah fingsi tangga, fungsi ramp, fungsi percepatan, fungsi sinusoidal,dsb. Salah satu eksperimen yang dilakukan yaitu jika masukan sistem kontrol merupakan fungsi waktu yang

    berangsur-angsur berubah maka fungsi waktu ramp merupakan sinyal uji yang baik. Respon waktu sistem kontrol terdiri dari dua bagian yaitu respon transien dan keadaan

    tunak (steady state). Yang dimaksud dengan respon transien adalah respon sistem yang

    berlangsung dari keadaan awal sampai keadaan akhir. Untuk respon keadaan tunak

    dimaksudkan sebagai perilaku keluaran sistem jika t mendekati tak terhingga. Sistem kontrol

    berada dalam kesetimbangan jika tidak ada suatu gangguan atau masukan, keluaran berada

    dalam keadaan yang tetap. Sistem kontrol linier parameter konstan tidak stabil jika keluaran

    berosilasi terus-menerus atau keluaran membesar tanpa batas dari keadaan kesetimbangannya

    ketika dikenai suatu gangguan. Respon transien sistem kontrol praktis sering menunjukkan

    osilasi teredam sebelum mencapai keadaan tunak.

    Dalam menentukan karakteristik respon transien sistem kontrol terhadap masukan tangga

    satuan, secara umum dicari parameter berikut :

    1. Waktu tunda (delay time) td : Waktu yang diperlukan respon untuk mencapai setengah

    harga akhir yang pertama kali.

    2. Waktu naik (rise time) tr : Waktu yang diperlukan respon untuk naik dai 10-90% dari

    harga akhir.

  • 3. Waktu puncak (peak time) tp : Waktu yang diperlukan respon untuk mencapai puncak

    lewatan yang pertama kali.

    4. Lewatan maksimum (maksimum overshoot) Mp : Harga puncak maksimum dari kurva

    respon yang diukur dari satu.

    Waktu penetapan (settling time) ts : Waktu yang diperlukan kurva respon untuk mencapai

    dan menetap dalam daerah sekitar harga akhir dengan ukuran ditentukan dari presentasi

    mutlak harga akhir (5% atau 2%).

    2.4. Motor Prinsip kerja sebuah motor dapat dijelaskan sebagai berikut: bila ada penghantar yang

    dialiri arus listrik, yang ditempatkan di suatu medan magnet, maka penghantar tersebut akan

    mengalami gaya dan gaya itu akan menghasilkan torsi yang akan memutar jangkar.

    Gambar 2.5 Prinsip Kerja Motor

    Proses perubahan energi pada motor DC arus searah dapat digambarkan pada gambar

    2.6 berikut ini:

    Gambar 2.6 Proses Perubahan Energi Pada Motor DC

    Mengingat hukum kekekalan energi, proses perubahan energi listrik menjadi energi

    mekanik dapat dinyatakan sebagai berikut:

    Energi listrik sebagai masukan = Energi mekanik sebagai keluaran + energi yang

    diubah menjadi panas + energi yang tersimpan dalam medan magnet.

    Besarnya gaya yang ditimbulkan oleh penghantar yang dialiri arus, tergantung pada:

    1. Kuatnya medan magnet (Besarnya induksi magnet)

    2. Besarnya arus yang mengalir pada penghantar

    3. Panjang kawat penghantar

    Berdasarkan point-point diatas, maka akan didapatkan rumusan untuk gaya tersebut

    yaitu:

  • 2.5. Tranduser Dan Sensor

    Tranduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain atau

    alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Tranduser dapat

    dikelompokkan menjadi dua yaitu:

    1) Tranduser aktif yaitu tidak memerlukan daya dari luar dan menghasilkan arus /

    tegangan analog apabila dirangsang dengan bentuk fisis energi

    2) Tranduser pasif yaitu memerlukan daya dari luar

    Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk

    mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah

    variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.

    2.6. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

    Perencanaan untuk sistem kendali cahaya dan kelembaban rumah kaca dengan

    menggunakan PLC ini dibagi menjadi 2, yaitu perencanaan perangkat keras (hardware) dan

    perangkat lunak (software).

    2.6.1. Diagram Blok Perencanaan

    Secara garis besar dari perencanaan ini dapat dilihat berdasarkan diagram blok di bawah

    ini

    Gambar 2.7. Blok Diagram (Hardware)

    2.6.2. Prinsip Kerja Diagram Blok

    Dari diagram blok diatas dapat diketahui bahwa terdapat tiga buah sensor yang

    menjadi masukan dari plc yaitu sensor cahaya, sensor kelembaban dan sensor temperature.

    Sedangkan untuk keluaran plc terdapat empat jenis aktuator yaitu lampu, kipas, pemanas

    dan pompa.

    Untuk sensor cahaya, keluarannya masuk ke plc berupa data digital yaitu bernilai

    12Vdc atau 0Vdc, sedangkan sensor kelembaban dan temperatur, keluarannya berupa data

    analog yaitu dengan range tegangan 0 5Vdc Antara PLC dengan PC menggunakan komunikasi serial rs 232. PC digunakan untuk

    memonitoring nilai dari temperatur dan kelembaban.

    Untuk setting pointnya dilakukan didalam program plc, jadi apabila temperatur

    dibawah setting point maka plc akan mengaktifkan aktuator heater, bila temperatur diatas

  • setting point maka plc akan mengaktifkan aktuator fan. Aktuator akan berhenti apabila

    setting point sudah terpenuhi.

    Apabila kelembaban kurang dari setting pointnya maka aktuator yang berkerja adalah

    pompa, bila kelembaban diatas setting point maka aktuator heater akan bekerja dan berhenti

    bila nilai setting point suda terpenuhi.

    2.7. Perencanaan Bagian Sensor 2.7.1. Rangkaian Sensor Cahaya

    Gambar 2.8. Rangkaian Sensor Cahaya

    Prinsip dari rangkaian ini ialah seperti prinsip rangkaian pembagi tegangan. Apabila

    ldr ini terkena cahaya maka resistansinya akan mengecil sehingga tegangan yang menuju

    pin 3 dari lm 324 akan besar. Bila tegangan yang menuju pin 3 lebih besar daripada

    tegangan referensi yang menuju pin 2 maka pin 1 dari lm 324 akan keluar tegangan.

    Namun apabila ldr tidak terkena cahaya maka resistansinya akan besar sehingga

    tegangan yang menuju pin 3 dari lm 324 akan kecil. Bila tegangan yang menuju pin 3 lebih

    kecil daripada tegangan referensi yang menuju pin 2 maka pin 1 dari lm 324 tidak akan

    keluar tegangannya. Besar tegangan yang menuju pin 3 (V3) ialah V3 = ( Rv / Rldr + Rv ) *

    Vcc

    2.7.2. Rangkaian Sensor Kelembaban dan Temperatur

    Pada module h500m ini bila pin 1 diberi supply 5 volt dan pin 3 ground, maka pin 2

    yang merupakan output dari kelembaban sudah berupa tegangan. Namun untuk pin 4 yang

    merupakan output dari temperatur masih berupa resistansi, sehingga untuk mendapatkan

    nilai tegangan dari output temperatur, maka harus di paralel dengan resistansi yang

    besarnya tergantung kebutuhan (disini dipakai resistansi 25 k ohm). Jadi besar tegangan

    temperatur ialah VT = ( Rv / RT + Rv ) * Vcc.

    Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbandingan antara tegangan ouput dengan

    besar kelembaban dan juga perbandingan tegangan ouput dengan besar temperatur dapat

    dilihat pada tabel berikut.

  • Gambar 2.9. Schematic Rangkaian Sensor Kelembaban dan Temperatur

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Kesimpulan dari makalah diatas adalah sebagai berikut:

    1. PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) merupakan sebuah alat yang

    digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem

    kontrol proses konvensional.

    2. Programmable Logic Controler (PLC) Allen Bradley merupakan

    salah satu jenis PLC yang banyak digunakan untuk keperluan otomasi di industri.

    3. Kontroller dalam sebuah sistem kontrol mempunyai pengaruh yang besar terhadap

    perilaku sistem.

    4. Bila ada penghantar yang dialiri arus listrik, yang ditempatkan di suatu medan magnet,

    maka penghantar tersebut akan mengalami gaya dan gaya itu akan menghasilkan torsi

    yang akan memutar jangkar, itu merupakan prinsip kerja motor.

    5. Tranduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain atau

    alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik.

    3.2 SARAN

    Saran dari makalah diatas adalah sebagai berikut:

    1. PLC lebih efektif digunakan untuk sebuah rancang bangun dengan menggunakan basis mikrokontroller.

    2. Penggunaan PLC lebih sederhana karena secara terus-menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang

    diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi

    batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

  • Daftar Pustaka

    1) Anonim, tanpa tahun. Programmable Logic Controller. Jakarta : PT. FESTO. 2) http://marwanard.blogspot.com/2011/11/programmable-logic-controller-plc.html 3) http://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/makalah-plc-sensor-dan-transduser.html 4) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/makalah%20rancang%20bangun%20plc.pdf