makalah plankton.docx

17
MAKALAH PLANKTON OLEH : LA NANE Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan yang berperan penting adalah Fitoplankton, sebab Fitoplankton merupakan produsen atau sumber makanan bagi ikan laut. Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan.Fungsi ekologisnya sebagai produser primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu ekosistim. Berdasarkan struktur tropik level , pada kebanyakan ekosistim fitoplankton terutama dikomsumsi oleh zooplankton disamping larva hewan tingkat tinggi lainnya. Fitoplankton dan zooplankton memiliki kedekatan hubungan ekologis yaitu pemangsaan (grazing), selanjutnya zooplankton dikomsumsi oleh konsumner yang lebih tinggi seperti larva dan hewan muda dari berbagai organisme. Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil

Upload: brifelov

Post on 23-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH PLANKTON OLEH : LA NANEIndonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan.Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan yang berperan penting adalah Fitoplankton, sebab Fitoplankton merupakan produsen atau sumber makanan bagi ikan laut.Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan.Fungsi ekologisnya sebagai produser primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu ekosistim. Berdasarkan struktur tropik level , pada kebanyakan ekosistim fitoplankton terutama dikomsumsi oleh zooplankton disamping larva hewan tingkat tinggi lainnya. Fitoplankton dan zooplankton memiliki kedekatan hubungan ekologis yaitu pemangsaan (grazing), selanjutnya zooplankton dikomsumsi oleh konsumner yang lebih tinggi seperti larva dan hewan muda dari berbagai organisme.Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 200m (1 m = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.BAB IIPEMBAHASANPlankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton. Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton, Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen.sedangkan organime konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain.Keberadaan fitoplankton disuatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan. Fitoplankton juga merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Fitoplankton juga merupakan penyumbang oksigen terbesar di dalam perairan laut. Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energy matahari menjadikan fitoplankton erperan penting bagi kehidupan laut, Fitoplankton mampu berfotosintesis artinya fitoplankton yang dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa.Faktor yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dipengaruhi oleh faktor mendatar (horizontal) dan faktor tegak (vertical) dalam suatu perairan.Faktor mendatar antara lain Cahaya matahari, Suhu, Zat hara. Cahaya matahari yang dipergunakan sebagai energy dalam fotosintesa,dimana intensitas cahaya matahari tersebut merupakan salah satu faktor tegak (vertical) yang sangat berperan sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan fitoplankton. Intensitas cahaya pada kedalaman 100-200 meter, mungkin masih cukup bagi berlangsungnya fotosintesis (Boney 1976).Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.Salah satu faktor penentu laju fotosintesis adalah suhu. Dimana enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzimSuhu juga dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung suhu berperan dalam mengontrol reaksi enzimatik dalam proses fotosintetis, sehingga tingginya suhu dapat meningkatkan laju maksimum fotosintesis. Sedangkan secara tidak langsung, misalnya suhu berperan dalam membentuk stratifikasi kolom perairan yang akibatnya dapat mempengaruhi distribusi vertikal fitoplankton.Para ahli ekologi, yang mempelajari dampak pemanasan global terhadap ekosistem laut, melaporkan bahwa kelimpahan plankton di Atlantik timur laut telah bergeser dengan suhu air selama 45 tahun dan bahwa waktu kelimpahan musiman plankton telah bergeser dengan cara-cara yang sudah dapat telah secara radikal mengganggu jaringan makanan. Para peneliti menemukan bahwa fitoplankton cenderung menjadi lebih berlimpah ketika daerah dingin menghangat, tetapi mereka menjadi kurang lazim ketika sudah hangat bahkan ketika daerah lebih hangat. mungkin karena blok air hangat kaya gizi dalam air dari naik ke lapisan atas, di mana fitoplankton hidup. Bahwa variabel respons menunjukkan bahwa perubahan iklim akan mempunyai dampak pada perikanan daerah, efek planktonic lebih jauh dari rantai makanan. Ketika fitoplankton mekar, baik herbivora dan karnivora menjadi lebih berlimpah. Pola menunjukkan bahwa makanan planktonic web dikontrol dari "bawah ke atas," oleh produsen utama, bukan dari "atas ke bawah," oleh predator. Itu berarti efek iklim di produsen utama bisa mencapai semua cara untuk perikanan. "Sampai saat ini, kami tidak terlalu baik pada konsekuensi mendeteksi perubahan plankton untuk produksi perikanan atau selama sisa ekosistem laut (Erik Stokstad, 2004).Organisme yang mengapung bebas pada perairan seperti cyanobacteria dan fitoplankton, bergantung pada cahaya untuk mendorong fotosintesis karbon dan asimilasi gizi. Kebutuhan mereka untuk radiasi matahari menjadikan mereka rentan terhadap radiasi UV (200-400 nm), yang dapat mempengaruhi sejumlah proses metabolisme. Pada tingkat fotosintetik UV sehingga dapat menghambat fotosintesis melalui kerusakan pada bagian proses fotosintesis (Jose Nina Bouchard, 2006).Berdasarkan Sebaran VertikalPlankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi:EpiplanktonEpiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium yang merupakan sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. MesoplanktonMesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton.HipoplanktonHipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 - 4000 m.Umumnya distribusi vertikal fitoplankton sama, yaitu bila suatu jenis mendominasai, maka ia akan melimpah dari permukaan sampai kedalaman 40 m.Berdasarkan Sebaran HorizontalPlankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi: Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 510 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah /oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi. Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.Berdasarkan perbedaan panas pada setiap kedalaman dalam bentuk perbedaan suhu, stratifikasi kolom air pada perairan tergenang, dibagi menjadi tiga, yaitu :a. Epilimnion, yaitu lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini merupakan bagian yang hangat, dengan suhu relative konstan atau perubahan suhu secara vertical sangat kecil. Seluruh massa air, tercampur dengan baik karena adanya angin dan gelombang.b. Termoklin atau metalimnion, yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion. Pada lapisan ini, perubahan suhu dan panas secara vertical relatif besar. Setiap penambahan kedalaman 1 m terjadi penurunan suhu air sekurang-kurangnya 10 Cc. Hipolimnion, yaitu lapisan dibawah lapisan metalimnion. Lapisan ini merupakan lapisan yang lebih dingin, ditandai oleh perbedaan suhu secara vertical yang relative kecil.Lapisan epilimnion, merupakan lapisan yang paling produktif. Dimana pada lapisan ini pasokan cahaya matahari yang diperoleh cukup, sehingga proses fotosintesis berlangsung secara optimum.Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu.Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruhi secara langsung yaitu suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum fotosintesa. Sedangkan pengaruh secara tidak langsung yaitu suhu dapat merubah struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempebgaruhi distribusi fitoplankton. Di laut fitoplankton memainkan peran sebagai produser bahan organik yang digunakan secara terus menerus oleh organisme heterotropik sebagai sumber makanan (Fenchel, 1988). Untuk memproduksi bahan organik melalui fotosintesis plankton memerlukan beberapa komponen termasuk cahaya, CO dan nutrien lainnya. Organisme laut untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya membutuhkan unsur fosfor (P), belerang (S), Kalium (K) dan karbon (C) dikenal sebagai unsur hara (nutrisi) yang dibutuhkan oleh fitoplankton, algae dan seagrass. Fitoplanton selanjutnya akan berperan dalam siklus atau peredaran mata rantai makanan yang terjadi pada suatu perairan. Proses selanjutnya organisme dilaut akan mati dan tenggelam kedasar perairan, selanjutnya akan membusuk dan terurai, dan nutrisi yang ada ditubuhnya akan kembali kedalam air, secara perlahan lahan turun kedasar, sehingga dasar perairan akan lebih kaya akan nutrisi dibandingkan dengan permukaan. Nutrisi yang ada didasar dapat naik ke lapisan permukaan melalui proses upwelling, sehingga lapisan permukaan menjadi subur. Laju produksi primer di lingkungan laut ditentukan oleh berbagai faktor fisika antara lain:1. UpwellingTingginya produktivitas di laut terbuka yang mengalami upwelling disebabkan karena adanya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan tercampur yang dihasilkan melalui proses pengangkatan massa air dalam. Seperti yang dikemukakan oleh Cullen et al. (1992) bahwa konsentrasi klorofil-a dan laju produktivitas primer meningkat di sekitar ekuator, dimana terjadi aliran nutrien secara vertikal akibat adanya upwelling di daerah divergensi ekuator. Beberapa daerah-daerah perairan Indonesia yang mengalami upwelling akibat pengaruh pola angin muson adalah Laut Banda, dan Laut Arafura (Wyrtki, 1961 dan Schalk, 1987), Selatan Jawa dan Bali ( Hendiarti dkk, 1995 dan Bakti, 1998), dan Laut Timor (Tubalawony, 2000).Dari pengamatan sebaran konsentrasi klorofil-a di Laut Banda dan Laut Aru diperoleh bahwa konsentrasi klorofil-a tertinggi dijumpai pada Musim Timur, dimana pada saat tersebut terjadi upwelling di Laut Banda, sedangkan klorofil-a terendah dijumpai pada Musim Barat. Pada saat ini di Laut Banda tidak terjadi upwelling dalam skala yang besar sehingga nilai konsentrasi nutrien di perairan lebih kecil. Di perairan Banda (Vosjan and Nieuwland, 1987) pada Musim Timur terdapat 2 (dua) periode bloom fitoplankton, pertama pada bulan Juni dan kedua di bulan Agustus/September. 2. Percampuran Vertikal Massa AirPercampuran vertikal massa air sangat berperan di dalam menyuburkan kolom perairan yaitu dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan. Dengan meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan dapat meningkatkan laju produktivitas primer melalui aktivitas fotosintesa fitoplankton. Chaves and Barber (1987) mengatakan bahwa masukan nutrien terutama untuk mengoptimalkan konsentrasi NO3 pada lapisan permukaan dan secara relatif meningkatkan produksi baru.Percampuran massa air secara vertikal dipengaruhi oleh tiupan angin. Pada saat Musim Timur di perairan Indonesia bertiup angin Muson Tenggara yang mengakibatkan sebagian besar perairan Indonesia Timur mengalami pergolakan yang mengakibatkan terjadinya percampuran massa air secara vertikal. Tubalawony (2000) berdasarkan data ekspedisi Baruna Jaya pada musim timur tahun 1991 mendapatkan adanya percampuran vertikal massa air di perairan lepas pantai Laut Timor yang umumnya lebih dangkal. Akibatnya kandungan klorofil-a di dalam kolom perairan umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan bagian lain dari perairan Laut Timor.3. Percampuran Massa Air secara HorisontalMenurut Amy M Anstead (2009) berdasarkan hasil penelitian dari Mississauga, Canada bahwa kondisi perubahan angin dapat dilihat dari suhu air(mewakili perubahan air), klorofil (Fitoplankton), dan zooplankton (kecil dan sebagian besar kelas).Sistem angin muson dan arlindo dapat mempengaruhi pola sirkulasi massa air di Perairan Indonesia. Sistem ini mengakibatkan terjadinya percampuran antara dua massa air yang berbeda di suatu perairan. Misalnya pada saat Musim Timur, massa air dari Lautan Pasifik akan bertemu dengan massa air Laut Banda yang mengalami upwelling atau pada saat bertiup angin muson tenggara terjadi penyebaran massa air perairan Indonesia Timur ke perairan Indonesia bagian barat dan sebaliknya terjadi pada saat bertiup angin muson barat laut. Dengan demikian sirkulasi massa air dan percampuran massa air akan mempengaruhi produktivitas primer suatu perairan. Tingginya produktivitas suatu perairan akan berhubungan dengan daerah asal dimana massa air di peroleh. Nontji (1974) dalam Monk et al. (1997) mengatakan bahwa rata-rata konsentrasi klorofil-a di perairan Indonesia kira-kira 0,19 mg/m3 dan 0,16 mg/m3 selama Musim Barat, dan 0,21 mg/m3 selama Musim Timur.Selain beberapa faktor fisik di atas, keberadaan lapisan termoklin sangat mendukung tingginya laju produktivitas produksi primer. Bagian bawah dari lapisan tercampur atau bagian atas dari lapisan termoklin merupakan daerah yang memiliki konsentrasi nutrien yang cukup tinggi sehingga dapat merangsang meningkatnya produktivitas primer. Lapisan termoklin yang dangkal lebih berperan dalam menunjang produktivitas perairan. Karena pada saat terjadinya proses percampuran vertikal, nutrien pada lapisan termoklin lebih mudah mencapai lapisan permukaan tercampur jika dibandingkan dengan lapisan termoklin yang lebih dalam. BAB IIIPENUTUPKesimpulanPlankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis