makalah pkak

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi dapat dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya. Dalam konteks perjalanan bangsa Indonesia, persoalan korupsi memang telah mengakar dan membudaya. Bahkan dikalangan mayoritas pejabat publik, tak jarang yang menganggap korupsi sebagai sesuatu yang “lumrah dan Wajar“. Ibarat candu, korupsi telah menjadi barang bergengsi, yang jika tidak dilakukan, maka akan membuat “stress” para penikmatnya.Korupsi berawal dari proses pembiasaan, akhirnya menjadi kebiasaan dan berujung kepada sesuatu yang sudah terbiasa untuk dikerjakan oleh pejabat-pejabat Negara. Tak urung kemudian, banyak masyarakat yang begitu pesimis dan putus asa terhadap upaya penegakan hukum untuk menumpas koruptor di Negara kita.. Kurangnya pengetahuan tentang korupsi atau karena realitas struktural yang menghadirkan korupsi sebagai kekuatan sistematik yang membuat tak berdaya para 1

Upload: rasty

Post on 07-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKorupsi dapat dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya. Dalam konteks perjalanan bangsa Indonesia, persoalan korupsi memang telah mengakar dan membudaya. Bahkan dikalangan mayoritas pejabat publik, tak jarang yang menganggap korupsi sebagai sesuatu yang lumrah dan Wajar. Ibarat candu, korupsi telah menjadi barang bergengsi, yang jika tidak dilakukan, maka akan membuat stress para penikmatnya.Korupsi berawal dari proses pembiasaan, akhirnya menjadi kebiasaan dan berujung kepada sesuatu yang sudah terbiasa untuk dikerjakan oleh pejabat-pejabat Negara. Tak urung kemudian, banyak masyarakat yang begitu pesimis dan putus asa terhadap upaya penegakan hukum untuk menumpas koruptor di Negara kita..Kurangnya pengetahuan tentang korupsi atau karena realitas struktural yang menghadirkan korupsi sebagai kekuatan sistematik yang membuat tak berdaya para perilakunya. Ada nilai-nilai kultural seperi pemberian hadiah yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan korupsi, namun ada pula sistem yang memaksa seseorang berlaku korupsi.

B. Rumusan Masalah1. Apa saja faktor penyebab korupsi?2. Apa saja dampak masif korupsi?3. Apa saja nilai dan prinsip anti korupsi?4. Apa saja upaya yang bisa memberantas korupsi?5. Apa saja gerakan kerjasama dan intrumen internasional pencegahan korupsi?6. Apa saja tindak pidana korupsi dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia?7. Apa saja peran dan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi ?

C. Tujuan1. Mengetahui faktor penyebab korupsi.2. Mengetahui dampak korupsi.3. Mengetahui nilai dan prinsip anti korupsi.4. Mengetahui upaya yang bisa memberantas korupsi.5. Mengetahui gerakan kerja sama dan instrumen internasional pencegahan korupsi.6. Mengetahui tindak pidana korupsi dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.7. Mengetahui peran dan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Korupsi Faktor penyebab korupsi meliputi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.a. Faktor internalAdalah faktor dari dalam diri si pelaku terkait dengan persepsi terhadap korupsi dan moralitas manapun integrasi moral individu yang bersangkutan. Persepsi terhadap korupsiPersoalan bahwa korupsi adalah sebuah perbuatan kriminal dan kejahatan sebenarnya tidak perlu di perdebatkan lagi. Meskipun demikian, ada anggapan yang menyatakan bahwa korupsi bersifat fungsional karena disebut dapat meningkatkan derajat sekonomi seseorang pendapat yang melihat korupsi bersifat fungsional pada saat sekarang semakin tidak relevan. Disamping persepsi korupsi yang fungsional tersebut, tindakan korupsi seringkali disebabkan karena minimnya pengetahuan terhadap perilaku korupsi. Moralitas dan intgritas individuPersoalan moralitas banyak dihubungkan dengan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai keagamaan pada seseorang. Pengingkaran terhadap prinsip-prinsip agama ini menjadikan individu tidak memiliki moralitas. Persoalan integritas pribadi ini sangat penting karena sebagaimana dikatakan Prof. Taverne, Berikan aku hakim dan jaksa yang baik, maka dengan Undang-undang yang buruk pun saya bisa membuat putusan yang bagus. Dengan demikian kata orang yang memiliki integrasi akan mengubah sistem yang buruk menjadi baik, sebaliknya integrasi dan moral yang rendah akan mengubah sistem yang baik menjadi buruk.

b. Faktor EksternalAdalah faktor di luar diri pelaku yang memberi peluang bagi munculnya prilaku korupsi dan sistem dan struktur hukum, politik, corporate culture, sistem dan struktur sosial, sistem pendidikan, dan sistem ekonomi. Sistem hukumPenyebab korupsi sering dilihat dari seberapa besar efektifitas sistem hukum untuk mencegahmya. Sistem hukum yang tidak efektif sangat berpengaruh terhadap munculnya perilaku korupsi. Sistem politikStruktur dan sistem politik biasanya difahami sebagai proses bagaimana kekuasaan didapatkan dan dijalankan. Corporate culture atau budaya lembagaYang dimaksud denga corporate culture adalah kebiasaan kerja seluruh perangkat perusahaan atau lembaga baik manajemen maupun seluruh lapisan karyawan yang dibentuk dan dilakuan serta diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat seluruh perangkat terikat terhadap perusahaan atau lembaga. Struktur dan sistem socialSemakin memberi peluang untuk korupsi jika di tingkat masyarakat juga muncul budaya nrimo eweh pekewuh khusus kasus di Indonesia. Sistem pendidikanLembaga pendidikan sebagai lembaga pencerahan yang mendidik siswa dan mahasiswa untuk lebih kritis, faham dengan kenyataan, dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan hidup masih hidup di pertanyakan Sistem ekonomiPersoalan kemiskinan, gaji yang tidak memadai menjadi faktor yang sangat klasik untuk membenarkan tindakan korupsi.

B. Dampak Masif Korupsia. Dampak EkonomiDi sisi lain, meningkatnya korupsi berakibat pada meningkatnya biaya barang dan jasa, yang kemudian dapat melonjakkan utang Negara. Pada keadaan ini inefisiensi terjadi, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan, namun disertai dengan maraknya praktik korupsi. Berbagai permasalahan ekonomi lain akan muncul secara alamiah apabila korupsi sudah merajalela yang dapat mengakibatkan lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi. Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi public, menurunnya pendapatan Negara dari sector pajak, meningkatnya hutang Negara.b. Dampak Sosial dan KemiskinanMasyarakatBagi masyarakat miskin, korupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa dan saling bertaut satu sama lain. Pertama,dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin yakni semakin mahalnya jasaberbagaipelayananpublik,rendahnya kualitas pelayanan, dan pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan vital seperti air, kesehatan, dan pendidikan. Kedua,dampak tidak langsung terhadap orangmiskin yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk kepentingan pribadi dan kelompok, yang seharusnya diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan orang miskin, melalui pembatasan pembangunan.c. Dampak Terhadap Politik dan DemokrasiDampak masif korupsi terhadap politik dan demokrasi antara lain adalah, memunculkan kepemimpinan yang korup karena kondisi politik yang carut marut dan cenderung koruptif. Sehingga hillangnya kepercayaan public pada demokrasi karena terjandinya tindak korupsi besaran-besaran.d. Dampak Terhadap Penegakan HukumDampak masif korupsi terhadappenegakanhukumdapatdirasakanantara lain fungsi pemerintahan yang mandul karena korupsi mengikis banyakkemampuan pemerintah untuk melakukan fungsi yang seharusnya, hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara karena bobroknya penegakan hukum di Indonesia. Seharusnyalahpemerintah menciptakan keteraturandalam kehidupan berbangsa dan bernegara danbukan sebaliknya.e. Dampak Terhadap Pertahanan dan KeamananDampak masif korupsi terhadappertahanan dan keamananantara laindapat mengakibatkan kerawanan HANKAMNAS karena lemahnya alutsista dan sumber daya manusia, lemahnya garis batas Negara karena kemiskinan yang terjadi di daerahperbatasannegara, menguatnyasisi kekerasan dalam masyarakat karena kondisi kemiskinan pada akhirnya memicuberbagaikerawanansosiallainnyayang semakin membuat masyarakat frustasi menghadapi kerasnya kehidupan.f. Dampak Kerusakan LingkunganDampak masif korupsi juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang ditandai dengan menurunnya kualitas lingkungan karena adanya ekslpoitasibesar besaransumberdayaalam, menurunnya kualitas hidup yang juga akanberdampak padamenurunnyakualitas hidup manusia yang ada di dalamnya, serta kualitas hidup global.

C. Nilai dan Prinsip Anti Korupsi1. Nilai-Nilai Anti Korupsi Kejujuran Kepedulian Kemandirian Kedisiplinan Tanggung Jawab Kerja Keras Kesederhanaan Keberanian Keadilan.2. Prinsip-Prinsip Anti Korupsi AkuntabilitasPrinsip ini pada dasarnya dimaksudkan agar segenap kebijakan dan langkah-langkah yang dijalankan sebuah lembaga dapat dipertanggungjawabkan secara sempurna. Oleh karena itu prinsip akuntabilitas sebagai prinsip pencegahan tindak korupsi membutuhkan perangkat-perangkat pendukung, baik berupa perundang-undangan (de jure) maupun dalam bentuk komitmen dan dukungan masyarakat (de facto). TransparansiTransparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Dalam konteks pemberantasan korupsi yang melibatkan kekuasaan dan keuangan, ada sector-sektor yang mengharuskan keterlibatan masyarakat agar tidak terjebak dalam lingkaran setan korupsi yang begitu akut dan menyengsarakan rakyat. FairnessFairness merupakan salah satu prinsip antikorupsi yang mengedepankan kepatuhan atau Kewajaran. Prinsipfairnesssesungguhnya lebih ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi dalam penganggaran proyek pembangunan, baik dalam bentukmerk upmaupun ketidakwajaran kekuasaan lainnya. Kebijakan Anti KorupsiKebijakan merupakan sebuah usaha mengatur tata interaksi dalam ranah sosial. Korupsi sebagai bentuk kejahatan luar biasa yang mengancam tata kehidupan berbangsa telah memaksa setiap Negara membuat undang-undang untuk mencegahnya. Beberapa Negara membuat aturan main anti korupsi yang mempersempit ruang gerak perilaku korupsi. Kontrol KebijakanMenurut David Korten lebih dari tiga dasawarsa, pembangunan di ansumsikan dari pemerintah dan untuk pemerintah sendiri. Ini berarti bahwa fungsi, peran, dan kewenangan pemerintah teramat dominan hingga terkesan bahwa proses kenegaraan hanya menjadi tugas pemerintah dan sama sekali tidak perlu melibatkan rakyat. D. Upaya Pemberantasan Korupsia. Upaya Penanggulangan Tindak Korupsi Dengan Hukum Pidana

Kebijakan penanggulangan kejahatanatau yang biasa dikenal dengan istilahpolitikkriminalatau criminal policy oleh G. Peter Hoefnagels dibedakan sebagaiberikut (Nawawi Barda: 2008):a) Kebijakan penerapan hukum pidana (criminal law application);b) Kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment).c) Kebijakn untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemindaan lewat media masa (influencing views of society on crime and punishment/mass media)

b. Strategi Atau Upaya Pemberantasan Korupsi1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi Salah satu cara untuk memberantaskorupsi adalah dengan membentuklembaga yang independen yang khusus menangani korupsi. Negara Indonesia sendiri sudah memiliki lembaga yang khusus dibentuk untuk memberantas korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi. a) Memperbaiki kinerja lembaja peradilan baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga permasyarakatan. b) Di tingkat departemen,kinerja lembaga-lembaga diaudit sepertiinspektorat Jenderal harus ditingkatkan; c) Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan public adalah salah satu cara untuk mencegah korupsi.d) Memantau dan memperbaiki kinerja PemerintahDaerah; e) Mempergunakan hak pilihdengan baik baik itu dalam pilkada, pemiludan pilpres.

2. Pencegahan Korupsi DiSektor Publika) Mewajibkan pejabat publik untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki, baik sebelum maupun sesudah menjabat. b) Untuk kontrak pekerjaan atau pengadaan barang, baik di pemerintahan pusat, daerah, maupun militer, salah satu cara untuk memperkecil potensi korupsi adalah melakukan lelang atau penawaran secara terbuka.c) Membuat dan mengembangkan system yang transparan dan akuntabel dalamhal perekrutan negawai negeri dananggota militer.d) Selain system perekrutan, perlu pengembangan system penilaian kinerja pegawai negeri yang menitik beratkan pada proses dan hasil kerja akhir.

3. Pencegahan Korupsi Melalui Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakata) Memberikan hak pada masyarakatuntuk mendapatkan akses terhadapinformasib) Meningkatkan kesadaran sertakepedulian public dengan caramelakukan kampanye tentang bahayakorupsic) Menyediakan sarana bagi masyarakatuntuk melaporkan kasus korupsi.d) Tidak memberlakukan pasal mengenaifitnah dan pencemaran nama baikbagiorangyangmelaporkandugaankorupsi.e) Memfungsikan pers sebagai alatkampanye mengenai bahaya korupsi,dan melakukan pengawasan atasperilaku pejabat publik.f) Meningkatkan pengawasan melaluiLembaga Swadaya Masyarakat

4. Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrument Hukum yang Mendukung Pencegahan dan PemberantasanKorupsi. Untuk mendukung pencegahan danpemberantasankorupsitidakcukup mengandalkan satu instrument hukum yakni undang-undang pemberantasan tindakpidanakorupsi. Salah satuperaturanperundang-undanganyangharus ada untuk mendukung pemberantasan korupsi adalah undang-undang tindakpidanapencucianuang,undang-undangperlindungansaksidankorban,undang-undang pers. Hal ini bertujuan untuk lebih memberdayakan masyarakat. Masyarakat tidak boleh takut melaporkan kasus korupsi yang diketahuinya. Selain itu,untuk mendukung pemerintahan yangbersih,perluinstrumentkodeetikyang ditujukan untuk semua pejabat public, baikpejabateksekutif,legislatifemaupunkodeetik bagi aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan, hakim dan advokat).5. Monitoring dan evaluasi Menindak lanjuti upaya upayapemberantasankorupsidiatas. makayangpenting untuk dilakukan selanjutnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatanpemberantasan korupsi. Untuk strategi atauprogramyangsuksessebaiknya dilanjutkan, sedangkan untuk yang gagal, harus dicari penyebabnya dan dicarikan solusi yang lebih baik.

E. Gerakan Kerjasama dan Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi1. Gerakan Kerja Sama Internasional dan Instrumen Pencegahan Korupsi G8 Declaration on Recovering Proceeds of CorruptionAdopsi atas The G8 Ministerial Declaration on Recovering Proceeds of Corruption atau Deklarasi G8 atas Pengembalian Aset hasil Korupsi ini dilakukan pada saat pertemuan G8Justice and Home Affairs Ministers yang diadakan di Washington, 11 May 2004. Deklarasi ini membuka jalan untuk serangkaian inisiatif dengan tujuan untuk membantu negara korban kejahatan korupsi mendapatkan kembali aset korupsi itu. Dalam hal Pengembalian Aset, Deklarasi ini melengkapi inisiatif. StolenAssets Recovery (StAR) InitiativeThe Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative, yang diluncurkan oleh World Bank dan UNODC di New York, pada tanggal 17 September 2007, bertujuan untuk menolong negara-negara berkembang mendapatkan kembali aset/dana tercuri itu dan membantu mereka dalam mempergunakan dana curian yang dikembalikan itu untuk kepentingan pembangunan. Untuk mencapai tujuan itu, peranan negara-negara maju juga disebut terutama untuk mengurangi halangan kembalinya dana-dana curian itu ke negara yang berhak.

2. Intrumen Internasional Pencegahan Korupsi United Nations Convention Against Corruption (UNCAC)Telah ditandatangani oleh lebih dari 140 negara. Penandatanganan pertama kali dilakukan pada konvensi internasional yang diselenggarakan di Mrida, Yucatn, Mexico, pada tanggal 31 Oktober 2003. Convention on Bribery of Foreign Public Official in International Business TransactionKonvensi internasional yang dipelopori oleh OECD. Konvensi ini menetapkan standar-standar hukum yang mengikat (legally binding) negara-negara peserta untuk mengkriminalisasi pejabat publik asing yang menerima suap (bribe) dalam transaksi bisnis internasional.3. Belajar Pencegahan Korupsi dari Negara LainBicara soal pemberantasan korupsi, banyak pakar yang mengatakan bahwa Hong Kong adalah sebuah contoh sukses bagaimana mereka berhasil memberantas korupsi. Empat puluh tahun yang lalu, organisasi anti-korupsi Transparansi Internasional mencatat bahwa Hong Kong merupakan salah satu negara terkorup di dunia.

F. Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan Indonesia a. Bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945b. Bahwa akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsunganpembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi.c. Bahwa Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat, karena itu perlu diganti dengan Undang-undang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih efektif dalam mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi;G. Peran dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi1. Gerakan Anti KorupsiKorupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan korupsi pun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan. Dimulai dari Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967 sampai dengan pendirian KPK pada tahun 2003.Berdasarkan UU No.30 tahun 2002, pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dirumuskan sebagai serangkaian tindakanuntuk mencegah dan memberantastindak pidana korupsi - melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan - dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Upaya pemberantasan korupsi tidak akan pernah berhasil tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Dalam strategi pemberantasan korupsi terdapat 3 (tiga) unsur utama, yaitu: pencegahan, penindakan, dan peran serta masyarakat. Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu Gerakan Anti-korupsi di masyarakat.2. Peran MahasiswaDalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatatbahwa mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting. Kebangkitan Nasional tahun 1908 Sumpah Pemuda tahun 1928 Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun 1945 Lahirnya Orde Baru tahun 1966 Reformasi tahun 1998.3. Keterlibatan MahasiswaKeterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: Lingkungan keluarga Lingkungan kampus Masyarakat sekitar Tingkat lokal/nasional

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanFaktor penyebab korupsi meliputi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri si pelaku terkait dengan persepsi terhadap korupsi dan moralitas manapun integrasi moral individu yang bersangkutan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar diri pelaku yang memberi peluang bagi munculnya prilaku korupsi dan sistem dan struktur hukum, politik, corporate culture, sistem dan struktur sosial, sistem pendidikan, dan system ekonomi.Nilai-nilai anti korupsi meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Adapun prinsip-prinsip anti korupsi meliputi akuntabilitas, transparansi, fairness, kebijakan anti korupsi, dan kontrol kebijakan.Dalam strategi pemberantasan korupsi terdapat 3 (tiga) unsur utama, yaitu: pencegahan, penindakan, dan peran serta masyarakat. Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu Gerakan Anti-korupsi di masyarakat.B. Saran Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi agar kita tidak terjerumus oleh hal-hal korupsi dan dapat menambah wawasan dan pemikiran yang intelektual khususnya dalam mata kuliah anti korupsi. Mudah mudahan kita bisa melakukan langkah langkah penanggulangan atau paling tidak pencegahan terhadap korupsi. Mari kita bangun generasi masa depan yang jujur, bersih, dan bebas korupsi. Pencegahan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan disekitar kita.DAFTAR PUSTAKA

Gusdiwati, ratny. 2015. Makalah pendidikan anti korupsi. http://ratnygusdiwati.blogspot.com/2015/02/makalah-pendidikan-anti-korupsi.html. Diakses pada tanggal 30 Mei 2015 MM.Khan. 2000. Political And Administrative Corruption Annota Ted Bibliography.Wiranata, gustav. 2012. Makalah pendidikan anti korupsi. http://gustavwiranata.blogspot.com/2012/02/makalah-pendidikan-anti-korupsi.html. Diakses pada tanggal 30 mein 2015

16