makalah penicillium chrysogenum

9
PENICILLIUM CHRYSOGENUM Oleh : Andriani Diah I. B1J012011 Istiqomah B1J012019 Yenita Riani B1J012102 TUGAS TERSTRUKTUR MIKOLOGI

Upload: andriani-diah-irianti

Post on 06-Nov-2015

329 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Tuters Mikologi

TRANSCRIPT

PENICILLIUM CHRYSOGENUM

Oleh :

Andriani Diah I.

B1J012011Istiqomah

B1J012019Yenita Riani

B1J012102

TUGAS TERSTRUKTUR MIKOLOGIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2015I. PENDAHULUANIstilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah tersebut ditujukan untuk jamur yang memiliki tubuh buah serta tumbuh di atas tanah atau pepohonan (Tjitrosoepomo, 1991). Organisme dikatakan sebagai jamur apabila memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Gandjar et al., 2006). Berdasarkan ukurannya, jamur dibagi menjadi dua yaitu jamur mikroskopis dan jamur makroskopis. Jamur mikroskopis merupakan istilah jamur yang hanya dapat dilihat menggunakan bantuan mikroskop. Sementara itu, jamur makroskopis adalah jamur-jamur yang memiliki tubuh buahnya berukuran besar yaitu berukuran 0,6 cm dan kadang lebih besar. Tudung buah tersebut merupakan struktur reproduktif yang terbentuk untuk menghasilkan dan menyebarkan sporanya (Kibby, 1992).Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangatlah luas. Banyak jamur yang sudah dikenal peranannya, misalnya jamur yang tumbuh di roti, buah, keju, ragi dalam pembuatan bir, dan jamur yang merusak tekstil karena lembab, serta beberapa jenis jamur juga dibudidayakan. Beberapa jenis jamur bahkan memproduksi antibiotik yaitu penisilin, yang dapat dihasilkan oleh Penicillium notatum dan P. chrysogenum (Tortora et al., 2001). Selain itu, jamur berperan dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer, jamur menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain.

Jamur merupakan komponen penting dari mikrobiota tanah yang biasanya terkandung lebih banyak daripada bakteri dalam biomasaa tanah, tergantung pada kedalaman dan kondisi nutrisi tanah. Peran jamur di dalam tanah sangat kompleks dan mendasar bagi ekosistem tanah. Jamur berperan dalam ekologi yang sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat ekonomi, misalnya, isolasi dan identifikasi jamur tanah Penicillium yang mengarah ke industri farmasi besar antibiotik. Diperkirakan ada 1,5 juta jamur spesies di bumi, yang hanya sekitar 70 000 telah dijelaskan sampai baru-baru ini (Dayalan et al., 2011).II. ISIJamur tergolong ke dalam Eumycetes atau fungi sejati dan terdiri atas empat kelas, yaitu Phycomyces, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi Imperfecti). Penicillium dan Aspergillus merupakan anggota kelas Deuteromycetes. Penicillium memiliki ujung konidiofor yang tidak melebar, melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium. Kelompok ini meliputi genus yang membentuk konidium dengan struktur yang disebut penisilus (Rahayu et al., 1989).Penicillium chrysogenum merupakan jamur yang sangat penting di dalam industri fermentasi untuk menghasilkan penisilin. Klasifikasi dari Penicillium chrysogenum adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Bangsa : Eurotiales

Suku: Trichocomaceae

Marga : PenicilliumSpesies : Penicillium chrysogenum Thom

Ciri-ciri spesifik Penicillium chrysogenum adalah hifa bersekat atau bersepta, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, konidiofora bersekat dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa di bawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang, kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu dengan sterigmata muncul di dalam kelompok, konidium membetuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata. Konidium pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan (Fardiaz, 1992). Morfologi sel dari Penicillium crhysogenum dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Keterangan:

1. Konidium

2. Sterigmata

3. Metulla

4. Cabang (penisilus)

5. Konidiofor

Koloni Penicillium chrysogenum tumbuh baik pada medium Czapeks Dox, berdiameter sekitar 4 cm dalam waktu 10 hari pada suhu 25 oC, memiliki permukaan seperti kapas, dan berwarna hijau kekuningan atau hijau agak biru pucat, jika telah tua akan berwarna semakin gelap (Gandjar et al., 1999). Menurut Pitt dan Hocking (1979), koloni Penicillium chrysogenum tumbuh cepat di atas medium standar pada suhu 25 oC, sedangkan pada medium Czapeks Yeast Agar (CYA) menghasilkan blue-green konidium. Penicillium chrysogenum bersifat mesofilik, tumbuh pada suhu yang minimum pada suhu 4 oC, optimum pada suhu 23 oC, dan maksimum pada suhu 37oC. Derajat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan Penicillium chrysogenum antara 4-6.

Penicillium chrysogenum adalah salah satu mikroorganisme yang penting dalam bidang industri terutama dalam menghasilkan penisilin yang merupakan salah satu antibiotik komersil yang utama (Dayalan et al., 2011). Antibiotik adalah bahan-bahan bersumber hayati yang pada kadar rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Produksi penisilin oleh jamur Penicillium chrysogenum terjadi selama fase stasioner sehingga dikenal sebagai metabolit sekunder. Dalam metabolit sekunder ini terdapat fase pertumbuhan (tropofase) dan fase pembentukkan produk (idiofase). Kebanyakan produk diproduksi setelah pertumbuhan masuk dalam fase stasioner (Madigan et al., 2000). Penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium chrysogenum merupakan hasil metabolit sekunder yang bersifat ekstraseluler (Crueger dan Crueger, 1990).

Menurut Waluyo (2004), sifat-sifat yang dimiliki penisilin sebagai berikut:

1. Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang (host),

2. Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik,

3. Tidak menyebabkan resistensi pada kuman,

4. Berspektrum luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif,

5. Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila dipergunakan dalam jangka waktu lama,

6. Tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat,

7. Larut dalam air serta stabil.

Penggunaan sel untuk memproduksi penisilin dilakukan dalam keadaan sel utuh, dengan semua proses biosintesis senyawa antara (intermediet) dan penggabungan senyawa ini yang terjadi untuk pembentukan penisilin berlangsung di dalam sel P. chrysogenum yang diproduksi dalam jumlah terbatas. Jalur biosintesis yang dilalui pada proses biosintesis benzil penisilin di dalam sel mikroba adalah perubahan glukosa dari nutrisinya menjadi senyawa antara (intermediet) berupa senyawa L-Amino adipat, L-Sistein dan L-Valin (Nawfa, 2005). Penicillium chrysogenum memproduksi penisilin alami, seperti Penisilin G (Benzylpenicillin) dan Penisilin V (Phenoxymethylpenicillin) yang diproduksi melalui fermentasi, yang efektif melawan Streptococcus, Gonococcus, dan Staphylococcus. Penisilin G dan Penisilin V termasuk ke dalam spektrum sempit (narrow spectrum) karena tidak efektif melawan bakteri Gram-negatif (Todar, 2000).Jamur Penicillium chrysogenum telah banyak digunakan untuk memproduksi penisilin yang berasal -laktam selama lebih dari 80 tahun. Penemuan penisilin telah meningkatkan kesehatan manusia dan berpotensi dalam pengembangan industri medis. Selain untuk memproduksi penisilin, P. chrysogenum telah diketahui memiliki kemampuan di bidang lain, termasuk bioleaching, biologi remediasi, memacu pertumbuhan tanaman, dan agen antijamur. Beberapa strain P. chrysogenum menghasilkan protein, seperti PAF, PgAFP, dan PgChP, yang menghambat pertumbuhan zoopatogen oportunistik, jamur penyebab penyakit tumbuhan, dan jamur yang bersifat toksigenik. Penicillium ini memiliki stabilitas tinggi dan aktivitas penghambatan efektif. Tiga protein ini bisa menjadi antijamur yang efektif sebagai agen dalam pengobatan dan pertanian (Peng, 2014).

III. KESIMPULANGrammatophyllum scriptum mempunyai warna dasar hijau dengan totol totol coklat yang mirip warna macan. Anggrek macan ini mengalami masalah yang serius karena nilai jual yang sangat tinggi. Ukuran yang besar dan corak bunga mencolok menjadikan bunga ini diburu secara berkelanjutan sehingga dapat mengalami kepunahan. Ancaman kepunahan lainnya karena produksi alami anggrek macan ini berjalan lambat. Memperhatikan ancaman kepunahan ini maka harus ada kebijakan untuk melakukan budidaya sehingga anggrek macan yang hidup liar tidak lagi diburu. Adanya perhatian khusus dari lembaga pemerintahan, masyarakat, terutama mahasiswa dan para intelektual diperlukan untuk menjaga kelestariannya dialam.

DAFTAR REFERENSI