makalah pengling

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berikut ini beberapa fakta yang disebabkan buruknya penanganan terhadap lingkungan yang berasal dari sector industry antara lain (Suardana, 2008): Kasus pencemaran Teluk Buyat (Sulawesi) dengan dugaan pencemaran akibat adanya pembuangan limbah tailing (submarine tailing disposal). Dugaan yang sama juga diberikan terhadap perairan Laut Lombok Timur akibat operasi PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NTT) NTB. PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 di Papua telah menimbulkan dampak berupa hancurnya Gunung Grasberg,tercemarnya Sungai Aigwa, meluapnya air Danau Wanagon, tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura. Pembuangan limbah industri kealiran sungai oleh PT Galuh Cempaka di Kalimantan Selatan. Pencemaran 3 sungai terbesar di Kalimantan Tengah oleh kandungan air raksa (merkuri) akibat penambangan emas pada sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu yang telah dipersyaratkan sebelumnya. 1

Upload: mita

Post on 16-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengetahuan lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berikut ini beberapa fakta yang disebabkan buruknya penanganan terhadap

lingkungan yang berasal dari sector industry antara lain (Suardana, 2008):

Kasus pencemaran Teluk Buyat (Sulawesi) dengan dugaan pencemaran

akibat adanya pembuangan limbah tailing (submarine tailing disposal).

Dugaan yang sama juga diberikan terhadap perairan Laut Lombok Timur

akibat operasi PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NTT) NTB.

PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 di Papua telah menimbulkan dampak

berupa hancurnya Gunung Grasberg,tercemarnya Sungai Aigwa, meluapnya

air Danau Wanagon, tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan

84.158 hektar Laut Arafura.

Pembuangan limbah industri kealiran sungai oleh PT Galuh Cempaka di

Kalimantan Selatan.

Pencemaran 3 sungai terbesar di Kalimantan Tengah oleh kandungan air

raksa (merkuri) akibat penambangan emas pada sepanjang daerah aliran

sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku

mutu yang telah dipersyaratkan sebelumnya.

Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing (Jawa Barat) selama

puluhan tahun

Pembuangan limbah oleh beberapapa brikke kali Surabaya serta sederetan

kasus pencemaran industri yang telah nyata-nyata menimbulkan korban.

Kasus lumpur lapindo akibat keteledoran pihak industri yang menyebabkan

ribuan rumah warga terendam lumpur. Serta pencemaran lingkungan dan

perusakan vegetasi yang disebabkan oleh aliran lumpur yang melewati Sungai

Porong.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana cara menciptakan industri yang ramah lingkungan?

1

Page 2: Makalah Pengling

Bagaimana cara mengurangi polusi dan limbah yang merupakan hasil dari

proses produksi industri?

1.3. Tujuan

Untuk dapat mengetahui cara menciptakan industri yang ramah lingkungan’

Untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan dari proses produksi

industri

2

Page 3: Makalah Pengling

BAB II

PEMBAHASAN

1.4. Industri di Indonesia

Selama 20 tahun terakhir pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada

industrialisasi. Tidak kuran gterdapat 30.000 industri yang beroperasi di Indonesia

dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan (Suardana, 2008). Peningkatan jumlah

ini menimbulkan dampak berkelanjutan dari industrialisasi ini yaitu terjadinya

peningkatan dampak dari hasil buangan industri yang dapat dirasakan sekarang ini.

Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3) dihasilkandari proses produksi industri. Salah satu penyebabnya

dikarenakan oleh pemerintah dan pelaku industri yang kurang mengedepankan sektor

lingkungan. Akibatanya merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-

komunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri.

Limbah industri pada umumnya berupa bahan sintetik, logam berat,dan bahan

beracun berbahaya yang cenderung sulit untuk diuraika nmelalui proses biologi

(nondegradable). Selain itu limbah industri bersifat menetap serta mudah

terakumulasi (biomagnifikasi),bahkan logam berat sebagai sebuah unsure memiliki

kodrat menetap di alam(tidak dapat dihilangkan).

Dampak limbah industri terhadap lingkungan dan kesehatan manusia menjadi

suatu perhatian utama. Limbah industri yang bersifat nonbiodegradable berbahaya

terhadap kesehatan manusia karena beberapa unsure logam berat seperti merkuri

memiliki sifat toksik dan destruktif terhadap organ penting manusia.

Kelalaian Pemerintah dalam melakukan kontrol terhadap industri

mengakibatkan peningkatan kandungan logam berat(seperti merkuri di

air)mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dari aspek pengendalian sebenarnya limbah

cair industri lebih mudah untuk dipantau dan dikendalikan karena lokasinya yang

terpusat (point source) sebaliknya limbah domestic letaknya yang tersebar (disperse

source).

Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri yang segera

tampak adalah berubahnya keadaanf isik. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi

industri pencemar, yang semul aberwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan

berbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar

3

Page 4: Makalah Pengling

untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum. Terhadap kesehatan

warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal

pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak cucu dan generasi

berikutnya.

Parahnya lagi, penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun

kemudians etelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan makanan

menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus penyakit minamata

sekitar 1956 di Jepang. Terdapat lebihdari 100 orang meninggal atau cacat Karena

mengkonsumsiikan yang berasal dari TelukMinamata. Teluk ini tercemar merkuri

yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk kedalam tubuh manusia

melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal

sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit

dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome (Suardana, 2008).

Hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi pencemaran industri dalam

berbagai skala dan dalam beragam bentuk. Sejak awal berdiri, sektor industri sering

kali menimbulkan masalah, misalnya, lokasi pabrik yang dekat dengan pemukiman

penduduk, pembebasan tanah yang bermasalah, tidak dilibatkannya masyarakat

dalam kebijakan ini, burukny akualitas AMDAL, sering tidak adanya pengolahan

limbah, dan lain sebagainya. Dampak lainnya yang timbul adalah polusi udara, polusi

air, kebisingan, dan sampah. Semua dampak tersebut menjadi factor utama penyebab

kerentanan yang terjadi dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat menjadi tambah

rentan karena buruknya kualitas lingkungan.

1.5. Industri yang Ramah Lingkungan

Pengembangan industri hijau merupakan upaya mendukung komitmen

Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) karena Indonesia pada

tahun 2020 bertekad untuk menurunkan emisi GRK. Industri hijau atau industri ramah

lingkungan merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan

efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga

mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan

hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Khusus sektor industri, terdapat

delapan sektor industri yang tergolong memberikan kotribusi emisi GRK yang besar,

antara lain industri semen, industri baja, industri pulp dan kertas, industri tekstil,

4

Page 5: Makalah Pengling

industri keramik, industri pupuk, industri petrokimia, serta industri makanan dan

minuman.

Industri merupakan salah satu penghasil polusi dan limbah terbesar. Sejak

adanya industri-industri besar, polusi terus meningkat. Limbah dan polusi tersebut

berasal dari hasilproses produksi yang dibuang semena-mena di lingkungan. Hal

inilah yang dapat merusak lingkungan maka dari itu setiap industri harus dilengkapi

dengan system pengolahan limbah agar dapat mengantisipasi kerusakan lingkungan

yang ditimbulkan akibat polusi dan limbah pabrik. Selain itu, limbah harus diolah

dengan cara yang tepat dan dibuang ke tempat yang tepat sehingga dapat menjaga

kelestarian lingkungan.

Untuk menciptakan industri yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan

merombak sektor industri pada pengolahan proses produksi yang selalu menghasilkan

limbah tanpa kontrol. Untuk itu pengembangan industri hijau dapat dilakukan melalui

beberapa penerapan seperti:

1. Produksi bersih (cleaner production) : Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat

preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai

dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya

pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya

sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

serta kerusakan lingkungan.

2. konservasi energi (energy efficiency)

3. efisiensi sumberdaya (resource efficiency eco-design)

4. proses daur ulang

5. low-carbon technology.

Melalui penerapan industri hijau akan terjadi efisiensi pemakaian bahan baku, energi dan

air, sehingga limbah maupun emisi yang dihasilkan menjadi minimal dan proses produksi

akan menjadi lebih efisien yang dapat meningkatkan daya saing produk industri nasional.

Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan :

• Menciptakan produk yang sehat, aman dan berkualitas

• Meminimalkan potensi kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau bebahaya pada

produk

• Melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja

• Meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan toksisitasnya

5

Page 6: Makalah Pengling

Dalam pelaksanaan untuk mencapai kondisi ramah lingkungan, terdapat urutan prioritas

pengelolaan yang dapat diterapkan, yaitu:

1. Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) Prinsip ini adalah dasar bagi

terciptanya kondisi yang sangat minim dihasilkannya bahan pencemar. Pencegahan

pencemaran dilaksanakan meliputi keseluruhan dari proses produksi seperti

pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan alat proses yang efisien-efektif dalam

pemakaian bahan-energi-air, perawatan peralatan untuk optimalisasi proses, dan

SDM yang cakap dalam proses dan pengelolaan lingkungan.

2. Prinsip pengendalian pencemaran (pollution control) Prinsip ini diterapkan bila

pencemaran atau limbah masih dihasilkan dalam suatu proses produksi. Maka, yang

dapat dilakukan adalah mengendalikan bahan pencemar atau limbah tersebut agar

tidak mencemari pekerja, produk dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat

dilakukan adalah mengolah limbah tersebut untuk menurunkan tingkat bahayanya

atau menurunkan tingkat pencemarnya atau menjadikannya bahan yang lebih

bermanfaat/bernilai ekonomi.

3. Prinsip remediasi (remediation) Prinsip ini dijalankan untuk memulihkan kondisi

lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan untuk

kegiatan-kegiatan produktif tanpa menimbulkan potensi pencemaran bagi manusia

dan aktivitas didalamnya.

Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dapat diterapkan 6 (enam) prinsip

dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy.

1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan bahan atau proses yang ada saat ini.

2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan

optimalisasi proses atau operasional yang menghasilkan limbah yang mengalami

pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap

ceceran/lelehan

3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang

berbeda.

4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber daya untuk proses

yang sama.

5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran

limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau

keperluan lain.

6

Page 7: Makalah Pengling

6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar

atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.

Ke enam prinsip di atas dalam pelaksanaannya dapat menggunakan model nir limbah /zero

waste (mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi

produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah), produksi bersih (cleaner

production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (green company).

Pada prinsipnya, model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas,

menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan

kesehatan serta keselamatan pekerja.

Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah

lingkungan tersebut diantaranya adalah:

- Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.

- Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan energi.

- Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.

- Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.

- Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada sumbernya, teknologi

bersih dan produk akrab lingkungan.

- Menghindari biaya clean-up.

- Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui penggunaan teknologi baru

dan/atau perbaikan teknologi.

- Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem pengelolaan limbah ujung pipa

(end off pipe tratment).

Salah satu contoh industri yang ramah lingkungan adalah agro-industri. Selain limbah

yang dihasilkan sedikit, dengan agro-industri ini dapat lebih mengoptimalkan hasil pertanian

yang ada di Indonesia. Secara garis besar, pilihan penerapan agro-industri ramah lingkungan

dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) bagian yaitu:

1. Perubahan bahan baku

- Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandung bahan berbahaya

dan beracun seperti logam berat, zat pewarna, pelarut.

- Menggunakan bahan baku yang berkualitas dan murni untuk menghindari

kontaminasi dalam proses produksi.

- Menggunakan bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasar bagi bahan-bahan

daur ulang.

2. Tata cara operasi dan housekeeping

7

Page 8: Makalah Pengling

- Tindakan pencegahan kehilangan bahan baku, produk ataupun energi dari

pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara memasang bendungan/dike untuk

menampung tumpahan dari tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang

sesuai dan mendeteksi kebocoran.

- Penanganan bahan untuk mengurangi kehilangan bahan akibat kesalahan

penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.

- Penjadwalan produksi dapat membantu mencegah pemborosan energi, bahan dan

air.

- Melakukan koordinasi pengelolaan limbah.

- Memisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk memudahkan

pengelolaan.

- Mengembangkan manajemen perawatan sehingga mengurangi kerugian akibat

kerusakan peralatan dan mesin.

- Mengembangkan tata cara penanganan dan inventarisasi bahan baku, energi, air,

produk dan peralatan.

3. Penggunaan kembali

- Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin, dan bahan lainnya di dalam

atau di luar sistem produksi.

- Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi.

- Menciptakan kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat dimanfaatkan oleh

pihak luar.

4. Perubahan teknologi

- Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki aliran proses

produksi dan meningkatkan efisiensi.

- Memperbaiki kondisi proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran, dan tekanan

sehingga meningkatkan kualitas produk dan mengurangi jumlah limbah.

- Menghindari penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan berbahaya).

- Menggunakan atau mengatur peralatan seperti motor dan pompa yang lebih hemat

energi.

- Menerapkan sistem otomatisasi dapat menghasilkan perbaikan monitoring dan

pengaturan parameter operasi untuk menjamin tingkat efisiensi yang tinggi.

5. Perubahan produk

- Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan bagi konsumen.

8

Page 9: Makalah Pengling

- Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampak lingkungan.

- Mengurangi kemasan yang tidak perlu.

Pembuangan limbah yang baik seharusnya tidak menghasilkan polusi berlebihan yang

menganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Untuk itu diperlukan pengelolaan limbah

dengan baik yang dapat dilakukan berdasarkan jenis limbahnya. Untuk limbah cair sebelum

dibuang, ke lingkungan, limbah cair industri pangan harus diolah untuk melindungi

keselamatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Tujuan dasar pengolahan limbah cair

adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-

kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor. Secara umum,

pengolahan limbah cair dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengolahan primer, pen,-,olahan

sekunder, dan pengolahan tersier. Pengolahan primer merupakan pengolahan secara fisik

untuk menyisihkan benda-benda terapung atau padatan tersuspensi terendapkan (seltleable

solids). Pengolahan primer ini berupa penyaringan kasar, dan pengendapan primer untuk

memisahkan bahan inert seperti butiran pasir / tanah. Saringan kasar digunakan untuk

metlah4n benda berukuran relatif besar. Karena butiran pasir / tanah merupakan bahan non-

biodegradable dan dapat terakumulasi di dasar instalasi pengolahan limbah cair, maka bahan

tersebut harus dipisahkan dari limbah cair yang akan diolah. Penyisihan butiran pasir / tanah

dapat dilakukan dengan bak pengendapan primer. Pengendapan primer ini umumnya

dirancang untuk waktu tinggal sekitar 2 jam.

Pengolahan primer hanya dapat mengurangi kandungan bahan yang mengambang

atau bahan yang dapat terendapkan oleh gaya gravitasi. Sebagian polutan limbah cair industri

pangan terdapat dalam bentuk tersuspensi dan terlarut yang relatif tidak terpengaruh oleh

pengolahan primer tersebut. Untuk menghilangkan / mengurangi kandungan polutan

tersuspensi atau terlarut diperlukan pengolahan sekunder dengan proses biologis (aerobik

maupun anaerobik).

Pengolahan secara biologis pada prinsipnya adalah pemanfaatan aktivitas

mikroorganisme seperti bakteri dan protozoa. Mikroba tersebut mengkonsumsi polutan

organik biodegradable dan mengkonversi polutan organik tersebut menjadi karbondioksida,

air dan energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Oleh karena itu, sistem pengolahan

limbah cair secara biologis harus mampu memberikan kondisi yang optimum bagi

mikroorganisme, sehingga mikroorganisme tersebut dapat menstabilkan polutan organik

biodegradable secara optimum.

Sedangkan untuk limbah padat dapat diolah dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Pemisahan

9

Page 10: Makalah Pengling

Karena limbah padat terdiri dari: ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang

berbeda maka harus dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.

Pemisahan ada 3 sistem, yaitu:

Sistem balistik: adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan

keseragaman ukuran/berat volume

Sistem gravitasi: adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.

Misal : barang yang ringan/terapung dan barang yang berat/tenggelam

Sistem magnetis: adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet,

yang bersifat magnet akan langsung menempel. Misal: untuk

memisahkan campuran logam dan non logam

2. Penyusutan Ukuran

Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya

pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang mudah membusuk, sampah

kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil

pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan

ukurannya/volumenya

4. Pembuangan limbah

Pembuangan di laut

Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang

tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke

laut. Hal ini disebabkan:

- Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan

- Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapal

- Laut menjadi dangkal

- Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan

berbahaya (misal: limbah B3 /limbah radioaktif), dapat

membunuh biota laut

Pembuangan di darat/di tanah

Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang

harus dipertimbangkan sebagai berikut:

- Pengaruh iklim, temperatur dan angin

- Struktur tanah

10

Page 11: Makalah Pengling

- Jaraknya harus jauh dengan pemukiman

- Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan

peternakan, flora atau fauna.

Jadi pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk

kepentingan apapun. Pembuangan di darat/tanah dibagi:

- Penebaran di atas tanah

- Penimbunan/penumpukan

- Pengisian tanah yang cekung (landfill)

Sedangakan untuk limbah yangdari udara dapat dikelola dengan beberapa cara seperti :

1.        Mengontrol Emisi Gas Buang

Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan

hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida

dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi

menggunakan filter basah (wet scrubber).

Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan

berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga

digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.

Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor

dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon

dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat

pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.

Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan

pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih

sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2.    Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

a.       Filter Udara

Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau

stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang

saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara

tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh  (sudah penuh dengan abu/ debu)

harus segera diganti dengan yang baru.

11

Page 12: Makalah Pengling

Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan

yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat

asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b.      Pengendap Siklon

Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu /

abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang

berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal

dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding

tabung siklon sehingga partikel yang relatif   “berat” akan jatuh ke bawah.

Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5

u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan

c.       Filter Basah

Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors.

Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara

menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari

bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka

debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.Untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah

digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut

menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.

d.      Pegendap Sistem Gravitasi

Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor

yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja

alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam

alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan

kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah

akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung

pada dimensi alatnya.

e.       Pengendap Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara

yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya

adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat

dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.

12

Page 13: Makalah Pengling

Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang

mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung

silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada

sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi

muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan

menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini

menyebabkan udara kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara

menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-

masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion

negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada

di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.

Gas berbahaya sepeti CFC, Neon, atau metanol tidak layak digunakan karena

berpotensi merusak lingkungan. Jadi, pembangunan industri sebaiknya tidak hanya

mempertimbangkan lokasi untung rugi saja. Industri harus peduli terhadap kelestarian

lingkungan. Industri yang ramah lingkungan sudah harus ditetapkan di Indonesia karena

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang begitu banyak, potensi tersebut harus

dirawat dan dipertahankan.

Jika industri tidak mementingkan kelestarian lingkungan, maka akan berakibat pada

kerusakan alam. Hujan asam bias timbul jika pencemaran yang diakibatkan oleh industri

begit parah. Kebocoran reactor nuklir sebagai pemasok energy untuk proses industri bias juga

menjadi bahaya besar.

Untuk menciptakan terwujudnya industri yang ramah lingkungan maka

pembangunannya harus diawasi oleh pemerintah namun masyarakat juga harus mengawasi

jalannya industri. Salah satu wujud nyata tindakan pemerintah untuk mengontrol industri

adalah Analisa Dampak Lingkungan. Setiap industri harus memenuhi kriteria yang

disebutkan dalam peraturan tersebut.

13

Page 14: Makalah Pengling

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.6. Kesimpulan

Dalam perindustrian harus memperhatikan juga hasil dari proses produksi

yaitu limbah dan polusi. Setiap industri tidak boleh membuang polusi dan limbah ke

lingkungan di sekitar industri. Jika industri tetap membuang polusi dan limbah di

lingkungan maka akan menimbulkan kerusakan alam dan dapat mengakibatkan

hujan asam yang diakibatkan oleh polusi industri. Maka dari itu, pada setiap industri

harus diberi filter pada cerobong asap sehingga polusi yang dikeluarkan tidak

beracun pada lingkungan. Selain itu, industri juga harus membedakan antara limbah

padat dan limbah cair kemudian limbah tersebut harus dibuang di tempat yang tepat.

Kemudian, pemilihan bahan baku untuk proses industri juga perlu diperhatikan. Gas

berbahaya sepeti CFC, Neon, atau metanol tidak layak digunakan karena berpotensi

merusak lingkungan. Untuk menciptakan industri yang ramah lingkungan ini, maka

pemerintah mempunyai tindakan pada industri yaitu Analisa Dampak Lingkungan

sehingga setiap industri harus memenuhi criteria yang tercantum pada peraturan

tersebut.

1.7. Saran

Di dalam perkembangannya ke depan, sebaiknya semakin banyak industri yang

beralih ke industri hijau sehingga lingkungan yang ada tetap lestari dan terjaga

Sebelum membuang limbah-limbahnya, akan lebih baik apabila diolah dan

dipisahkan terlebih dahulu sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar

Pemerintah harus lebih tegas dalam menegakkan perusahaan yang melanggar

peraturan dalam pembuangan limbah dan perusakan lingkungan

14

Page 15: Makalah Pengling

DAFTAR PUSTAKA

Mangunjaya, Fachruddin M. 2006. Hidup Harmonis dengan Alam : Esai-esai Pembangunan

Lingkungan, Konservasi, dan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Soeriaatmadja, R. E. 1975. Ilmu Lingkungan. Bandung : Penerbit ITB

Suardana, I Wayan Gendo. 2008. Limbah Industri dan Limpahan Air Mata Manusia.

http://gendovara.blogdetik.com/2008/09/20/limbah-industri-dan-limpahan-air-mata-

manusia/ (diakses pada Minggu, 21 Desember 2014).

15