makalah penglab

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium merupakan suatu tempat yang digunakan untuk praktek dan bereksperimen bagi siswa maupun mahasiswa. Pada kenyataanya laboratorium tidak hanya digunakan untuk praktikum bagi mahasiswa tetapi juga digunakan untuk penelitian mata kuliah sejenis seperti materi kuliah kimia dasar, kimia fisika, kimia anorganik dan mata kuliah lainnya. Dari berbagai materi kuliah praktek dan percobaan yang dilakukan dengan memanfaatkan laboratorium kimia, mungkin saja terdapat bahan dan alat yang berbahaya saat pelaksanaan praktek. Sebagai tempat berlangsungnya aneka macam reaksi kimia, laboratorium kimia difungsikan pula sebagai tempat meletakkan atau menyimpan berbagai macam zat kimia yang perlu diperlakukan secara hati-hati dan sesuai aturan. Seperti kita ketahui, zat kimia memiliki banyak sifat, ada yang mudah terbakar, korosif, mudah bereaksi, beracun, mudah menguap, berbau menyengat dan seterusnya. Aneka sifat-sifat ini perlu mendapatkan perlakuan khusus agar tidak terjadi pertemuan dua zat dengan sifat yang saling berbahaya. 1

Upload: estiningtyas-kusuma-wardani

Post on 13-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah penglab

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan suatu tempat yang digunakan untuk praktek dan

bereksperimen bagi siswa maupun mahasiswa. Pada kenyataanya laboratorium

tidak hanya digunakan untuk praktikum bagi mahasiswa tetapi juga digunakan

untuk penelitian mata kuliah sejenis seperti materi kuliah kimia dasar, kimia

fisika, kimia anorganik dan mata kuliah lainnya. Dari berbagai materi kuliah

praktek dan percobaan yang dilakukan dengan memanfaatkan laboratorium kimia,

mungkin saja terdapat bahan dan alat yang berbahaya saat pelaksanaan praktek.

Sebagai tempat berlangsungnya aneka macam reaksi kimia, laboratorium kimia

difungsikan pula sebagai tempat meletakkan atau menyimpan berbagai macam zat

kimia yang perlu diperlakukan secara hati-hati dan sesuai aturan. Seperti kita

ketahui, zat kimia memiliki banyak sifat, ada yang mudah terbakar, korosif,

mudah bereaksi, beracun, mudah menguap, berbau menyengat dan seterusnya.

Aneka sifat-sifat ini perlu mendapatkan perlakuan khusus agar tidak terjadi

pertemuan dua zat dengan sifat yang saling berbahaya.

Dalam bekerja di sebuah laboratorium kimia diperlukan peraturan dan

kedisiplinan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan kerja orang yang

bersangkutan. Peraturan keselamatan kerja perlu ditaati, bukan hanya dibuat dan

diketahui. Oleh sebab itu diperlukan peraturan keselamatan kerja yang yang

bertujuan untuk keamanan dan kesehatan kerja bahan kimia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menjaga kesehatan Diri dan Lingkungan pada saat bekerja di

Laboratorium?

1

Page 2: makalah penglab

2. Apa saja bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) dan bagaimana proteksi

B3 terhadap lingkungan di Laboratorium?

3. Bagaimana penanganan P3K tehadap kecelakaan yang terjadi di

laboratorium?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana menjaga kesehatan Diri dan Lingkungan pada saat

bekerja di Laboratorium.

2. Mengetahui bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) dan mengetahui proteksi

B3 terhadap lingkungan di Laboratorium.

3. Mengetahui penanganan P3K tehadap kecelakaan yang terjadi di laboratorium.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu

mahasiswa/siswa dalam menjaga keselamatan pada saat bekerja di laboratorium.

2

Page 3: makalah penglab

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Diri dan Lingkungan di Laboratorium

2.1.1 Beberapa Jalur Masuk Bahan Kimia ke dalam Tubuh

1. Kulit dan mata / skin and eye contact

Penggunaan sarung tangan dan jas laboratorium dapat meminimalkan

pemaparan zat kimia pada kulit. Gejalanya kulit menjadi kering, kulit mengalami

perubahan warna menjadi pucat atau kemerahan dan melepuh, bentol-bentol dan

gatal-gatal. Jika zat kimia kontak dengan kulit, bilas daerah yang terkena kontak

dengan air paling sedikit 15 menit. Hindari penggunaan pelarut organik dalam

mencuci tangan. Pelarut tersebut akan menghilangkan minyak pelindung alami

kulit dan akan menyebabkan iritasi dan peradangan.

2. Inhalasi/Inhalation

Saluran pernafasan adalah rute yang umum masuknya gas, uap, partikel

dan aerosol (asap, kabut tipis, dan gas berbahaya). Bila konsentrasi zat kimia

tinggi maka dapat menyebabkan tingginya terpaparnya paru-paru dan tingginya

zat kimia yang diserap oleh pembuluh darah. Gejala yang ditimbulkan bila

pemaparannya tinggi adalah kepala pusing, produksi mucus meningkat, mata,

hidung dan tenggorokan mengalami iritasi. Material kimia yang mudah menguap,

disarankan dibuka pada laboratorium yang memiliki ventilasi yang baik dan

menghindari zat berbahaya tersebut.

3. Tertelan/Ingestion

Masuknya senyawa kimia dalam saluran pencernaan dapat terjadi karena

terpaparnya makanan atau minuman akibat dari sentuhan tangan yang

3

Page 4: makalah penglab

mengandung bahan kimia, atau karena terhirupnya partikel melalui sistem

pernapasan.

4. Suntikan/Injection

Masuknya zat kimia melalui penyuntikan sangat efektif karena dapat

langsung dapat menembus kulit, masuk dalam peredaran darah dan masuk ke

dalam sistem organ tertentu. Masuknya zat kimia melalui injeksi mungkin dapat

terjadi karena pada saat bekerja menggunakan pipet, peralatan kaca yang pecah

atau benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi dengan senyawa racun. Jika

kecelakaan karena injeksi terjadi, cuci bagian yang terkena injeksi dengan sabun

dan air, kemudian jika diperlukan segera mencari pertolongan pada paramedis

atau dokter.

2.1.2 Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja

Laboratorium

Dalam laboratorium ada tiga metode untuk melindungi orang yang bekerja

di Laboratorium yaitu :

1. Pengendalian secara teknis/Engineering Controls

Engineering Controls adalah pengendalian pemaparan zat kimia berbahaya

pada orang-orang yang bekerja di laboratorium melalui pengubahan

teknik/metode yang digunakan selama bertinteraksi dengan zat-zat kimia dalam

laboratorium. Contohnya penggantian bahan kimia dengan bahan kimia lain yang

memiliki toksisitas lebih rendah.

2. Pengendalian melalui pemahaman prosedur kerja dan tertib

administrative/Work Praktices and Administrative Controls

Work practices Controls adalah pengendalian prosedur kerja yang akan

dilakukan dalam laboratorium diharapkan bila praktikan memahami prosedur

kerja maka meminimalisir kontaknya dengan zat kimia berbahaya.

Administrative controls adalah pengendalian pemaparan zat kimia dengan

cara mengendalikan jadwal dari para petugas di laboratorium sehingga tidak

mengalami overexposed terhadap zat-zat kimia berbahaya.

4

Page 5: makalah penglab

3. Pengendalian melalui penggunaan alat pelindung/Personal Protective

equipment

Personal Protective equipment adalah pengendalian yang lebih

menekankan pada penggunaan alat pelindung terhadap pemaparan zat-zat kimia

berbahaya saat bekerja di laboratorium.

Personal Protective equipment (PPE) adalah alat-alat spesipikyang

digunakan untuk melindungi diri dari pemaparan zat-zat kimia tidak berbahaya

dan zat-zat kimia berbahaya.

1) Eye Protection/ Pelindung Mata

a. Kacamata Pelindung/Safety Glasses

b. Kacamata pelindung khusus/chemical splash gaggles

c. Pelindung muka/Face Shields

d. Contact Lenses

2) Baju dan Sepatu pelindung/Protective Clothing and Footwear

a. Protective clothing

b. Footwear

3) Sarung tangan/ Gloves

4) Pelindung Pernapasan/Respiratory Protection

2.2 Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan kimia harus disimpan dalam kemasan asli dari produsen, jika

memungkinkan, mengingat label kemasan memberikan informasi yang berharga

terkait dengan simbol bahaya dan frase R & S. Jika wadah lain digunakan, maka

haruslah digunakan pelabelan yang sama. Upaya melindungi label dari pengaruh

bahan kimia dan menjaga supaya melekat baik maka haruslah dilapisi dengan

lembaran plastik transparan. Label ini harus terlihat jelas dan ditulis dengan pencil

atau tinta yang permanen.

Wadah dan botol untuk penyimpanan bahan kimia harus dibuat dari bahan

yang kuat. Wadah plastik atau gelas sering digunakan untuk keperluan ini. Untuk

penyimpanan bahan kimia yang sangat sensitif seperti dietil eter yang cenderung

5

Page 6: makalah penglab

berubah membentuk peroksida yang berbahaya maka gelas berwarna gelap harus

digunakan. Jika botol plastik digunakan harus diperkirakan bahwa bahan sangat

mungkin akan rusak akibat pengaruh cahaya matahari dan dapat pecah. Botol

seperti ini harus berulang kali dicek dan bahan kimia dipindahkan pada wadah

yang lain, jika diperlukan.

2.3 Keselamatan Kerja di Laboratorium

2.3.1 Kecelakaan dan Unsur-Unsur Penyebabnya

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang

paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat

berbentuk 2 jenis yaitu :

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien

2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.

 Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari

mesin,peralatan, bahan,lingkungan   kerja dll.

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia,

yang dapat terjadi antara lain karena :

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

2) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)

3) Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.

4) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

Apabila terjadi kecelakaan, hendaknya dipastikan terlebih dahulu

penyebab dari kecelakaan sebelum dilakukan upaya pengobatan. Berikut

beberapa gannguan dari kecelakaan yang terjadi di laboratorium yaitu :

1. Gangguan-gangguan yang berasal dari diri siswa

1) Pengetahuan yang kurang memadai

Seperti contoh siswa dengan seenaknya bekerja di laboratorium tanpa

memakai jas praktikum, menggunakan alat-alat tanpa diperiksa kebersihannya

6

Page 7: makalah penglab

lebih dahulu, mengenali bahan kimia dengan mencicipinya, dan menuangkan

suatu larutan yang mudah terbakar dari suatu wadah kewadah lain dilakukan

di dekat sebuah nyala api. Siswa dengan santai bersenda gurau selagi bekerja,

dan sebagainya.

2) Sikap dan kebiasaan yang tidak tepat

Kesalahan-kesalahan sederhana, misalnya membuang sampah pecahan

kaca kedalam wadah untuk sampah kertas , membuang punting batang korek

api ke sembarang tempat, dsb. Sifat tidak bertanggung jawab dan

mementingkan diri sendiri tercermin dari, misalnya, memanaskan tabung raksi

tanpa memperhatikan kearah mana mulut tabung reaksi itu mengarah.

3) Keterampilan yang tidak cukup

Seorang siswa akan mendapat cedera bila ia langsung memanaskan sebuah

tabung reaksi yang berisi larutan di bagian bawah tanpa terlebih dahulu

menghangatkan bagian dekat permukaan cairan yang ada dalam tabung.

Kecelakaan dapat terjadi bila siswa tidak terampil sewaktu ia menuangkan

suatu larutan asam dari sebuah botol ke sebuah tabung reaksi untuk keperluan

suatu percobaan.

2. Gangguan Yang Berasal Dari Lingkungan

Lingkungan dimana siswa berada selama ia melakukan praktikum adalah

kawan-kawan sekelasnya dan ruangan fisik laboratorium lengkap dengan isinya,

kecelakaan yang berasal dari pihak diri kawan penyebabnya sama seperti dari diri

siswa sendiri. Penyebabnya karena kurangnya pengetahuan, sikap, dan kebiasaan

yang tidak tepat dan tidak dimilikinya keterampilan yang cukup. Gangguan yang

berasal dari fisik laboratorium dapat bermacam-macam bentuknya. Kebakaran

dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang mudah terbakar, yang dapat berbentuk

padat, cair, dan gas. Pipa-pipa gas dari logam, karet atau plastik yang bocor, dsb.

2.3.2 Upaya Melalui Aspek Pendidikan

Kesalahan-kesalahan teknis siswa berhubung dengan kurangnya

pengetahuan mengenai cara-cara penggunaan peralatan dan mengenai sifat-sifat

bahan laboratorium, sikap dan kebiasaan yang ceroboh terhadap pekerjaan

7

Page 8: makalah penglab

laboratorium, dan tidak cukupnya keterampilan siswa terhadap pekerjaan

laboratorium merupakan gangguan yang berasal dari diri siswa. Sedangkan

gangguan-gangguan yang berasal dari lingkungan fisik laboratorium bentuknya

bermacam-macam. Pendidikan keselamatan kerja pada dasarnya bertujuan,

pertama, untuk mengusahakan terciptanya lingkungan yang aman bagi para siswa

dan staf pengajar. Khususnya didalam laboratorium dan kedua, untuk

meningkatkan sikap yang sehat terhadap perlunya keselamatan.

2.3.3 Beberapa peristiwa kecelakaan di laboratorium

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :

1. Terpeleset , biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk

kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.

Akibat : memar, fraktura, dislokasi, memar otak, dll.

Pencegahan : Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi,

tali sepatu longgar, hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah

dan licin) atau tidak rata konstruksinya. Menggunakan Lantai yang tidak licin.

2. Mengangkat beban. Dimana mengangkat beban merupakan pekerjaan yang

cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi.

Akibat : cedera pada punggung.

Pencegahan : Beban jangan terlalu berat , jangan berdiri terlalu jauh dari

beban, jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi

pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok, pakaian penggotong jangan

terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan

yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi

bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah

terbakar dan panas.

Akibat : Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai

berat bahkan kematian. Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.

8

Page 9: makalah penglab

Pencegahan : Konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan yang

baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan terhadap

kemungkinan timbulnya kebakaran, sistem tanda kebakaran manual yang

memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan segera, sistem

tanda kebakaran otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda

secara otomatis, jalan untuk menyelamatkan diri Perlengkapan dan

penanggulangan kebakaran. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang

benar dan aman.

4. Luka bakar kornea

Pada umumnya terjadi di laboratorium akibat ledakan bahan kimia asam atau

basa.

Akibat : Luka robek kelopak mata/bola mata

Pencegahan : memakai eye glass protection

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bekerja Dengan Bahan Kimia dan Instrument Kimia yang Aman

3.1.1 Bekerja dengan bahan-bahan kimia

1. Bekerja aman dengan bahan kimia

1) Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.

2) Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.

3) Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah

khusus.

4) Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi

(pedih atau gatal).

2. Memindahkan bahan Kimia

9

Page 10: makalah penglab

1) Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari

kesalahan.

2) Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

3) Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.

4) Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk

mencegah kontaminasi.

3. Memindahkan bahan Kimia cair

1) Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak

tangan memegang botol tersebut.

2) Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.

3) Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak

memercik.

4. Memindahkan bahan Kimia padat

1) Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.

2) Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.

3) Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat

mengotori bahan tersebut.

5. Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi

1) Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.

2) Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.

3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.

4) Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya

tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.

6. Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia

1) Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.

2) Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk

mencegah pemanasan mendadak.

3) Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air.

Maksimum seperampatnya.

10

Page 11: makalah penglab

3.1.2 Bekerja dengan instrument Kimia

Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan menggunakan

peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen kimia.

Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan

visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini

dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari

pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di

laboratorium. Peralatan tersusun dari bahan gelas dapat menyebabkan bahan

kimia yang berbahaya dan memungkinkan terjadinya kebakaran. Susunan

peralatan gelas harus dilakukan dengan mengikuti petunjuk kerja yang aman.

Penggunaan bagian peralatan yang tidak cocok harus dihindari seperti penggunaan

tipe gelas yang berbeda, sambungan peralatan gelas yang tidak sesuai, dan lain

sebagainya. Susunan peralatan gelas yang kompleks harus dibangun tanpa tekanan

mekanik yang dapat memungkinkan gelas pecah. Hal ini dapat dilakukan pada

tempat yang aman (yang terbaik adalah di lemari asam) dan aman dari gangguan.

Pada banyak kasus, peralatan yang menggunakan listrik umum digunakan

seperti pengaduk, pemanas, sentrifus dan lain-lain. Peralatan seperti ini harus

dalam kondisi teknis yang baik dan memenuhi spesifikasi keamanan untuk

dioperasikan dengan listrik. Hal ini harus diperikasa selama kisaran waktu tertentu

oleh teknisi yang ahli meliputi perbaikan kabel yang tersayat, sambungan,

konsleting dan lain-lain atau menggantinya jika terjadi kerusakan. Pemeriksaan

keamanan yang diperlukan untuk peralatan bersifat bergerak juga perlu dilakukan

setara dengan peralatan diam. Pompa dan pengaduk biasanya dioperasikan dengan

menggunakan motor listrik. Peralatan ini biasanya tidak dapat meledak.

3.2 Penanganan B3 serta Manajemen Limbah untuk Proteksi Lingkungan di

Laboratorium

Pencegahan polusi atau limbah berarti tidak menghasilkan buangan pada

tempat berlangsungnya eksperimen dengan cara mengurangi dari sumbernya.

11

Page 12: makalah penglab

Pengurangan limbah tersebut termasuk pada aktivitas recycling, mengurangi

jumlah bahan yang digunakan atau mengganti bahan berbahaya dengan bahan

lainnya yang tidak berbahaya.

1. Cara meminimalisir limbah/polusi di laboratorium

1) Pembelian bahan kimia/Purchasing Chemical

Untuk efektifitas pembelian bahan kimia disarankan seminimal mungkin

(bahan yang diperlukan saja) sehingga perlu perencanaan yang matang.

2) Pelaksanaan praktikum/eksperimen

Dalam pelaksanaan praktikum, hendaknya direncanakan secermat

mungkin agar tidak terjadi kesalahan sehingga memerlukan pengulangan

yang berkali-kali yang menyebabkan jumlah limbah yang dihasilkan lebih

banyak. Berikut cara mengurangi limbah pada saat praktikum yaitu :

a. Mengajar, melatih, dan mengefektifkan sumber dan prosedur

Mempelajari prosedur praktikum dengan teliti dan memahami

langkah-langkahnya dengan benar.

Mematikan lampu atau air pada saat tidak digunakan dan tidak

membiarkan alat elektrik berfungsi jika tidak digunakan.

Membuat kelompok saat melakukan praktikum.

b. Merancang eksperimen dengan meminimalkan limbah

Melakukan penimbangan bahan oleh asisten untuk mencegah

pemborosan bahan.

Menggunakan demonstrasi kalau mungkin dilakukan.

Menyediakan tempat khusus untuk bahan yang digunakan.

c. Mengurangi skala bahan kimia

yaitu dengan mengurangi jumlah zat yang digunakan menjadi setengah

atau sepertiganya.

d. Merancang praktikum dengan skala kecil

3.3 Penanganan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di laboratorium

Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah:

12

Page 13: makalah penglab

1. Mempertahankan korban agar tetap hidup

2. Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah

3. Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban

a. Umum

Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:

1) Segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.

2) Menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:

kondisi penderita

perincian penyebab kecelakaan

lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)

3) Melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:

menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan

mencari penyebab utama kecelakaan

memberikan pertolongan pertama dan

membawa korban ke rumah sakit.

Setiap laboratorium hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan

alamat dokter/rumah sakit yang dapat dipanggil setiap saat jika terdapat

keadaan darurat. Untuk membantu pekerjaan dokter/petugas medis, pada

korban yang dibawa ke rumah sakit berilah petunjuk tentang: nama, alamat

rumah dan kantor, jenis/bahan penyebab kecelakaan, serta penanganan yang

telah diberikan. Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat

adalah sebagai berikut.

1) Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.

Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang

oleh lidah atau benda lain.

Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan

pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio

Pulmonary Resusciation).

Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak

terasa, lakukan teknik CPR.

13

Page 14: makalah penglab

2) Bertindaklah dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat

berarti dan berharga bagi korban.

3) Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau

tulang belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa.

4) Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu

lakukan pertolongan pertama.

5) Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar.

6) Bersikap tenang dan tenangkanlah korban.

7) Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban yang

kesadarannya menurun atau tidak sadar.

8) Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-

goncang badannya.

9) Buatlah laporan kejadian.

b. Luka karena bahan kimia

1) Luka pada kulit

Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan

dokter. Cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih dan hangat

minimal 15 menit.

Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk

anda.

Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan.

Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan.

Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau

perhiasan.

Tutup luka dengan bahan yang steril.

Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.

Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka.

Jangan mengoleskan minyak, mentega atau natrium karbonat kecuali

untuk keracunan tertentu.

Jika kulit terkena asam hydrofluoric, cuci dengan air mengalir selama

5 menit. Gunakan 2.5 % kalsium glukonat gel, jika gel tersebut tidak

14

Page 15: makalah penglab

tersedia, lanjutkan pencucian selama 15 menit, keringkan dengan kain

lunak perlahan, agar tidak melukai bagian yang terkontaminasi. Segera

hubungi dokter setelah pencucian selesai dilakukan.

Jika kulit terkena phenol dengan konsentrasi lebih dari 10%, cuci

dengan air mengalir selama 15 menit atau sampai bagian yang terkena

fenol berubah warna dari putih menjadi pink. Oleskan larutan

polyetilen glukol dengan BM 400 jika ada. Segera hubungi dokter

untuk memastikan efek kecelakaan yang berlangsung.

2) Luka pada mata

Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius.

Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda.

Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya.

Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku

selama 15 menit. Bagian mata diusahakan terbuka pada saat pencucian.

Usahakan aliran air tidak masuk ke hidung agar kontaminan tidak

terhirup kembali ke tubuh. Lebih baik lagi jika menggunakan pencuci

mata.

Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata

dapat dicuci dengan baik.

Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka.

Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera. Jangan

memasukan kembali kontak lense yang terkontaminasi.

Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.

Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.

Hubungan dokter segera jika masih dirasakan sakit atau tidak nyaman.

Jelaskan pada dokter zat apa yang digunakan dan bagaimana

kecelakaan tersebut terjadi.

3) Keracunan karena bahan kimia tertelan

Jangan membujuk korban agar muntah.

15

Page 16: makalah penglab

Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1

gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara

menambahkan bahan kimia lain.

Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut.

Lakukan CPR jika perlu.

Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.

Berilah minum air susu 2 sampai 4 gelas kecuali keracunan fosfor. Bila

korban pingsan, jangan memberikan sesuatu melalui mulut.

Upayakan supaya muntah dengan segera dengan memasukkan jari

telunjuk ke pangkal lidah yang digerak-gerakan atau dengan memberi

air garam hangat. Ulangi permuntahan sampai cairan jernih. Janganlah

diusahakan muntah bila korban tidak sadar.

Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan, kalau

tidak diketahui berilah satu sendok antidote umum dalam segelas air

hangat. Bubuk antidote umum : 2 bagian arang aktif (roti yang kosong

atau norit ) 1 bagian magnesiumoksida (milk of magnesia) 1 bagian

asam tannat. Jangan memberikan zat tersebut tanpa petunjuk dokter

atau tenaga medis lainnya.

Apabila keracunan bahan seperti asam korosif yakni tertelan seperti

asetat, klorida, laktat, nitrat, fosfat, sulfat, dan beberapa asam-asam

lain) berikan bubur aluminium hidroksida atau milk of magnesia dan

diikuti putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi karbonat

atau soda kue.

Tertelan bahan alkali seperti amonia, moniak, kalsium hidroksida,

soda abu maka berikan cairan asam asetat encer (1%), cuka encer 1:4,

asamsitrat 1%, atau air jeruk, lanjtkan dengan air susu atau putih telur.

Apabila tertelan garam arsen, usahakan pemuntahan dan diberikan

milk of magnesia.

Jika tertelan Logam seperti admium, timah, bismuth, dan logam lain

segera berikan antidote umum, susu atau putih telur.

4) Menghirup bahan kimia

16

Page 17: makalah penglab

Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan.

Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika

tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam

konsentrasi tinggi.

Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.

Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis

datang.

Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan

nafasnya.

Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan

pertolongan.

c. Luka karena bahan biologis berbahaya

1) Cuci bagian luar dengan air sabun.

2) Tutup luka dengan pembalut luka (perban).

3) Jika korban mengalami perdarahan pada kaki/tangan, tekan dengan tangan

anda di atas perban. Jangan lakukan hal ini jika luka terdapat di kepala,

leher atau bagian tubuh yang lain.

4) Jika perdarahan berhenti dan perban berdarah, tambahkan perban dan

jangan menganti dengan yang baru. Jangan terlalu kencang dalam

mengikat dengan perban.

5) Jika lukanya kecil, keluarkan bahan yang menancap (jika ada) dengan

pinset steril, lalu tutup luka dengan perban steril.

6) Jagalah agar korban tidak sock atau pingsan.

7) Jaga korban hingga mendapat pertolongan.

d. Sengatan listrik

1) Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.

2) Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara

paling cepat, tepat dan aman.

3) Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk

memisahkan korban dari sumber listrik.

4) Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka.

17

Page 18: makalah penglab

5) Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari

mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.

e. Keracunan melalui saluran pernafasan

1) Tutup tabung yang berisi zat beracun tersebut, kemudian buka jendela atau

bagian lainnya yang memungkinkan sirkulasi udara bertambah dan udara

segar masuk ke laboratorium.

2) Jika timbul gejala, seperti pusing, hidung terasa panas dan teriritasi, atatu

gejala lainnya segera hubungi dokter, dan ceritakan dengan jelas bahan

kimia apa yang menyababkan gejala tersebut.

3) Cek MSDS untuk menentukan apakah pengaruh bahan kimia tersebut pada

kesehatan termasuk efek yang dapat muncul belakangan.

f. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

1) Jangan panik.

2) Pakailah pemadam api yang biasanya terletak didinding dan bacalah aturan

penggunaannya.

3) Membuka ruangan dengan lebar agar sirkulasi udara berjalan lancar.

4) Dalam keadaan darurat kain yang tebal (karung, kain pel) yang dibasahi

dengan air dapat digunakan secepatnya untuk menyelubungi api.

5) Jika baju terkena api, lepas baju tersebut dan jatuhkan ke lantai dan

matikan api segera.

6) Jika api menyebar dengan cepat, aktifkan alarm tanda kebakaran untuk

menginformasikan pada penghuni sekitar.

7) Evakuasi, keluarkan semua orang yang sedang di laboratorium ke daerah

yang lebih aman.

8) Jangan memasuki gedung /laboratorium, sebelum dipastikan kondisinya

aman oleh petugas pemadam kebakaran atau polisi, serta jangan memasuki

gedung/laboratorium dengan alasan apapun.

18

Page 19: makalah penglab

BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

Bekerja di laboratorium kimia harus mematuhi kaidah yang meliputi

kesehatan diri dan lingkungan untuk menghindari kecelakaan saat bekerja di

laboratorium harus memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Memahami secara benar prosedur kerja

2. Menghindari kesalahan-kesalahan teknis dengan mengetahui cara penggunaan

alat, sifat-sifat bahan dan sikap terhadap pekerjaan yang mengakibatkan

kecelakaan kerja.

3. Mengenakan personal protective equipment untuk melindungi diri dari

pemaparan zat kimia secara langsung.

Selain itu perlu diketahui bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan

dari kegiatan di laboratorium kimia, dimana hendaknya jumlanhnya diminimalisir

dengan cara antara lain:

1. Merancang praktikum dengan skala kecil

2. Pelaksanaan praktikum secara berkelompok

3. Memperhatikan cara kerja secara benar agar dapat mengurangi limbah B3

tersebut.

II. Saran

1. Maahasiswa hendaknya mengetahui sifat bahn yang digunakan dalam

praktikum sehingga dapat terhindar dari kecelakaan.

2. Peran kerja asisten praktikum dalam menyiapkan kegiatan praktikum harus

ditingkatkan begitu pula pengawasan saat pelaksanaan praktikum agar setiap

mahasiswa melakukan percobaan dengan benar terhadap membuat limbah

yang lebih banyak.

3. Fasilitas laboratorium kimia hendaknya di perbanyak agar kinerja praktikum

dapat berjalan aman.

19

Page 20: makalah penglab

4. Peserta praktikum hendanya memakai personal protective equipment saat

bekerja di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. School Chemistry Laboratory Safety Guide.Columbia:

DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES.

Anonim. 2010. Modul Pengelolaan Laboratorium. Banjarmasin: Direktorat

Tenaga Kependidikan-Dirjen PMPTK-Kemendiknas

Anonim. 2010. Pertologan Pertama pada kecelakaan pada laboratorium.

(Online, diakses pada tanggal 26 Oktober 2010). http://qualitycontrol-

07.blogspot.com/2010/05/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-di.html.

Anonim.____. Safety of Laboratory. (Online, diakses pada tanggal 26 Oktober

2010). http://chemistry.umeche.maine.edu/Safety/Protect.html

Iksan, Nerviadi Hidajat.____. Peraturan Keselamatan Laboratorium. (Online,

diakses pada tanggal 26 Oktober 2010). www.anneahira.com/peraturan-

keselamatan-kerja.html.

Tjokrodihardjo, Soeito. 1987. Organisasi dan Manajemen Laboratorium

Pendidikan IPA. Surabaya : University Press IKIP Surabaya.

20

Page 21: makalah penglab

LAMPIRAN I

I. Gambar

5. Personal Protective equipment

21

Gambar 1. Eye Protection

Gambar 2. Protective clothing

Gambar 3. Mask (Respiratory Protective )

Page 22: makalah penglab

22

Gambar 4. Face Shield (Pelindung muka)

Gambar 5. Sarung tangan dan beberapa jenis masker yang digunakan saat bekerja di laboratorium

Gambar 6. Personal Protective equipment

Page 23: makalah penglab

6. Salah satu akibat kecelakaan pada laboratorium

23

Gambar 7. Reaction shields

Gambar 8. Kacamata pelindung dan jas lab

Gambar 9. Luka Bakar pada kornea

Page 24: makalah penglab

LAMPIRAN II

III.Contoh Petunjuk Keselamatan Kerja di Laboratorium

1. Anda diharuskan berada di laboratorium pada waktu yang ditentukan. Jika

berhalangan karena sakit atau alasan-alasan lainmberitahukan hal itu

secepatnya mungkin kepada guru praktek.

2. Di dalam kegiatan praktikum Anda diharuskan memakai jas lab dan

dianjurkan memakai kacamata pula.

3. Sediakan sendiri dua potong kain penyeka /lap untuk membersihkan meja

praktek dan mengeringkan peralatan Anda.

4. Meja dan alat laboratorium anda harus di jaga agar tetap bersih.

5. Periksalah selalu apakah alat-alat inventaris anda masih lengkap sesuai

dengan waktu yang diterima. Jika terdapat kekurangan atau kelebihan itu

adalah tanggung jawab anda sendiri.

6. Alat-alat yang dipergunakan harus anda bersihkan sendiri, anda tidak

diperkenankan meminta bantuan orang lain.

7. Pelajarilah petunjuk praktikum lebih dahulu agar anda mengetahui apa yang

dikerjakan, mengapa dan bagaimana dikerjakan.

8. Anda hanya diperbolehkan melakukan percobaan yang ditugaskan oleh atau

sepengetahuan guru.

9. Berhematlah dengan gas dan air. Api yang sementara tidak dipergunakan

lagi nyalanya segera dikecilkan atau dimatikan saja.

10. Berhematlah dengan bahan-bahan laboratorium. Periksa etiket wadah

sebelum dan sesudah anda pergunakan. Jangan mengembalikan bahan kimia

yang tidak terpakai kedalam wadah lagi, tetapi buanglah di tempat sampah.

11. Jangan meletakkan penutup botol bahan pereaksi di atas meja kerja pada

waktu anda menuangkan isinya. Peganglah tutupnya dengan tangan dan

segera tutup kembali kepada botolnya setelah digunakan.

12. Jika anda menuangkan larutan dari sebuah botol aturlah sedemikian rupa

sehingga etiketnya yang dibuat dari kertas berada di bagian atas.

24

Page 25: makalah penglab

13. Jangan sekali-sekali anda menyentuh bahan kimia dengan tangan. Pakailah

sendok atau spatula.

14. Jangan mencoba mengecap bahan kimia. Anggaplah bahwa semua bahan

kimia itu beracun.

15. Jangan sekali-kali mendekatkan hidung anda pada mulut botol untuk

mengethui bau suatu bahan. Cukup kipaskan tangan anda di atas mulut botol

kearah hidung anda.

16. Kerjakanlah dalam lemari asam atau di udara terbuka di luar ruangan

praktek jika anda mendidihkan dan menguapkan larutan asam pekat,

ammonia dan bahan kimia yang mengeluarkan uap yang mengganggu

kesehatan. Lakukanlah hal seperti itu, jika anda bekerja dengan hidrogen

sulfida, dan gas lain yang berbahaya.

17. Padamkan nyala api yang ada didekat anda jika anda bekerja dengan bahan

kimia yang sudah menguap dan mudah terbakar.

18. Jangan meletakkan bahan-bahan yang panas diatas meja kerja, tetapi

letakkan diatas kawat kas pada bagian atas kaki tiga.

19. Alat-alat yang dibuat dari kaca, porselen, atau logam tampak wujud atau

bentuknya serupa dalam keadaan panas dan dingin. Tunggulah beberapa saat

dan jangan segera anda pegang alat-alat yang baru dipanaskan.

20. Jangan sekali-kali mengencerkan larutan asam sulfat pekat dengan

menambahkan air, tetapi tuangkan larutan asam sulfat itu sedikit demi

sedikit dan hati-hati ke dalam air sambil diaduk pelan-pelan.

21. Pada waktu memanaskan tabung reaksi yang berisi zat cair, janganlah mulut

tabung itu anda arahkan kepada diri atau teman. Tabung reaksi dengan

ukuran dengan ukuran 100×16 mm, yang dalam keadaan penuh dapat berisi

zat 12 mL, sering digunakan untuk menghemat bahan dan menghindari

kecelakaan, 2 mL larutan sudah cukup untuk percobaan sederhana.

22. Laporkan segera bila terjadi kecelakaan kepada guru biarpun kecelakaan itu

kecil.

23. Tulislah semua hasil pengamatan anda pada sebuah buku tulis. Jangan pada

sehelai kertas lepas. Buatlah catatan itu selekas mungkin, jangan ditunda

25

Page 26: makalah penglab

hingga usai praktikum . Susunlah kembali laporan praktikum pada buku tulis

dan jangan ditangguhkan pula.

24. Bersihkan cara pemadam api dan anda harus tahu dimana pemadam api

ditempatkan. Padamkanlah permulaan kebakaran dengan pasir yang tersedia

di dalam ember atau dengan menggunakan pemadam kebakaran.

25. Bersihkanlah alat-alat laboratorium dan simpanlah setelah selesai

dipergunakan.

IV. Contoh Prosedur Umum bekerja di Laboratorium

1. Mengetahui prosedur gawat darurat

2. Khusus untuk siswa, jangan melakukan pekerjaan praktikum/eksperimen di

laboratorium tanpa bimbingan supervisor/guru.

3. Setiap siswa harus melakukan eksperimen sesuai petunjuk guru.

4. Segera melaporkan semua kejadiann di luar prosedur eksperimen, seperti

menumpahkan zat, kecelakaan, atau kejadian berbahaya lainnya pada guru.

5. Jangan pernah meninggalakan eksperimen yang sedang berlangsung.

6. Harus berhati-hati pada saat bekerja dwengan peralatan kaca dan peralatan

laboratorium lainnya pada keadaan panas, walaupun alat terseebut terlihat

tidak ada bedanya dengan kondisi pada saat dingin.

7. Jangan mengarahkan tabung reaksi terbuka kearah sendiri maupun orang

lain selama proses reaksi dalam tabung tersebut berlangsung.

8. Jangan mengisi/mengambil zat cair menggunakan pipet dengan bantruan

mulut, tetapi selalu gunakan alat bantu yang tepat seperti a pipetting device

9. Pastikan tidak ada zat yang mudah terbakar di sekitar kita, ketika akan

menyalakan korek api/lampu spritus/Bunsen.

10. Jangan meninggalkan pembakar Bunsen dalam keadaan menyala bila tidak

dibawah pengawasan kita.

26