makalah pengembangan intelegensi

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intelegesi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkah laku sesorang, dan intelegensi dapat di peroleh melalui pengalaman., selain itu, faktor interinstik dan eksterinsik sangat mampengaruhi intelek, tetapi intelegensi yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Pada hakikatnya intelegensi (kecerdasan) adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Intelegensi tecermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. 1

Upload: sakinaharz

Post on 08-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengembangan Intelegensi, Mata kuliah Bimbingan dan Konseling

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengembangan Intelegensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intelegesi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkah

laku sesorang, dan intelegensi dapat di peroleh melalui pengalaman., selain itu,

faktor interinstik dan eksterinsik sangat mampengaruhi intelek, tetapi intelegensi

yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Pada hakikatnya intelegensi

(kecerdasan) adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan

bertindak secara terarah dan menguasai lingkungan secara efektif.

Intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan

untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Secara

garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental

yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak

dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai

tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Intelegensi tecermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap

lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.

Oleh karena itu, dalam mengukur intelegensi seseorang dibutuhkan adanya

tes intelegensi. Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

tingkat kecerdasan seseorang, dan intelegensi sangat berhubungan dengan tingkah

laku serta kehidupan seseorang dan usaha untuk mengembangkan intelegensi

seseorang.

Intelegensi sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang akan

tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya

seseorang, banyak lagi faktor lain. Oleh karena itu dalam makalah ini akan

dibahas mengenai perkembangan intelegensi, mulai dari apa itu intelegensi,

manfaat faktor-faktor yang mempengaruhinya, bagaimana hubungannya dengan

tingkah laku dan bagaimana usaha yang dapat kita lakukan dalam membantu

mengembangkan intelegensi seseorang.

1

Page 2: Makalah Pengembangan Intelegensi

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Apakah yang dimaksud intelegensi dan tes intelegensi?

2. Apakah manfaat tes intelegensi bagi layanan bimbingan konseling?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi?

4. Bagaimana hubungan intelegensi dengan tingkah laku (remaja)?

C. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu intelegensi dan tes intelegensi.

2. Untuk mengetahui manfaat tes intelegensi bagi layanan bimbingan

konseling.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi.

4. Untuk mengetahui hubungan intelegensi dengan tingkah laku (remaja).

2

Page 3: Makalah Pengembangan Intelegensi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Intelegensi dan Tes Intelegensi

Ada beberapa rumusan definisi inteligensi yang diketengahkan para

ahli psikologi. Namun, karena antara definisi yang satu dengan yang lainnya

berbeda, maka belum diperoleh satu definisi pun yang tepat. Oleh karena itu,

untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang inteligensi, berikut ini

dikemukakan beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli yaitu:

a. Edward Thorndike. Menurutnya, inteligence is demonstrable in ability of

the individual to make good responses from the stand point of truth or fact.

Artinya, inteligensi merupakan kemampuan individu untuk memberikan

respons yang tepat terhadap stimulus yang diterimanya.

b. William Stren. Menurutnya, inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk

menghadapi dan mengatasi keadaan-keadaan atau kesulitan baru dengan

sadar, dengan berpikir cepat dan tepat..1

Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan

untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari

(Santrock, John).2

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu

kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional dan

menggambarkan kecakapan berfikir dengan menggunakan pengertian atau

sikap dalam memecahkan masalah yang dapat diperoleh dari pengalaman

(lingkungan). Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung,

melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan

manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Intelegensi tecermin dari tindakan

1 Anonim. 2011. Intelegensi Emosional . http: //bimbingankonselingummetro.blogspot.com /2011 /01 / intelegensi -emosional .html (diakses tanggal 19 aret 2014)

2 Santrock, John W. Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 134-144

3

Page 4: Makalah Pengembangan Intelegensi

yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan

masalah yang timbul daripadanya. 3

Sedangkan tes intelegensi itu sendiri antara lain;

1. Suatu pengukuran yang standar dan obyektif terhadap sampel perilaku.

2. Suatu kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik

untuk mengungkap aspek-aspek psikologi tertentu dari individu.

3. Seperangkat alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi

tentang pikiran, perasaan, persepsi dan perilaku seseorang guna membuat

keputusan penilaian tentang seseorang.

4. Tes untuk mengukur aspek individu secara psikis (tes dapat berbentuk

tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk

mengukur fungsi kognitif dan emosional) tes dapat diaplikasikan kepada

anak-anak maupun dewasa.

5. Suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap

kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak

dan menyesuaikan dirinya secara efektif.4

Tes intelegensi ditemukan oleh Alfred Binet dan pembantunya Simon.

Pada tahun 1908-1911 tes ini dinamakan sebagai Chelle Matrique De

Intellegence atau skala pengukur kecerdasan. Tes Binet-Simon terdiri dari

sekumpulan pertanyaan yang telah di kelompokkan menurut umur (untuk anak

umur 3-15 tahun), pertanyaan-pertanyaan ini sengaja di buat mengenai skala

sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah, seperti:

mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang, mengulang deretan

angka-angka, membandingkan berat timbangan, menceritakan isi gambar-

gambar, menyebut nama bermacam-macam warna, menyebut harga mata

uang, dan lain sebagainya.5

3 Weningtyas, Annindito. Test Intelegensi. http: //anninditoweningtyasb.blogspot.com/ 2013/ 05/ test -intelegensi.html (diakses tanggal 19 Maret 2014)

4 Setiawan, Agus.Pengaruh Intelegence Pada Perkembangan http: // agussetiawanblogspotcom. Blogspot .com/p /pengaruh-intelegence- pada-perkembangan.html(diakses tanggal 19 Maret 2014).

5 Ibid

4

Page 5: Makalah Pengembangan Intelegensi

B. Manfaat Tes Inteligensi bagi Layanan BK

Tes intelegensi dapat dipergunakan oleh berbagai pihak di sekolah antara

lain;

1. Untuk pihak sekolah, tes intelegensi dapat digunakan untuk menyaring

calon siswa yang akan diterima atau untuk menempatkan siswa pada

jurusan tertentu, dan juga mengidentifikasi siswa yang memiliki IQ di atas

normal.

2. Untuk guru, tes intelegensi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesukaran

pelajaran dan mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan setara.

3. Untuk konselor, tes intelegensi dapat digunakan untuk membuat diagnosa

siswa, untuk memprediksi hasil siswa dimasa yang akan datang, dan juga

sebagai media untuk mengawali proses konseling.

4. Untuk siswa, tes intelegensi dapat digunakan untuk mengenali dan

memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, dan mengetahui

kemampuannya.

Secara umum, tes intelegensi dapat  digunakan sebagai bahan

diagnosa. Hasil tes belum tentu perlu disampaikan dalam proses konseling,

tetapi konselor maupun konseli memerlukan gambaran yang menyeluruh dari

diri seorang konseli. Dengan menggunakan hasil tes intelegensi, konselor

dapat melakukan diagnosa terkait perkembangan konseli selama dan setelah

proses konseling berlangsung. Selain itu, hasil tes intelegensi dapat digunakan

sebagai data penunjang. Jika tes yang digunakan tidak hanya tes atau tes

intelegensi, maka hasil tes intelegensi dapat digunakan untuk menunjang data

yang telah diperoleh dan diperlukan dalam kegiatan konseling. 6

C. Faktor-faktor yang Mepengaruhi Intelegensi

Hingga sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi

atau tingkat IQ seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat

dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan

6 Komala, Miki . Tes Intelegensi. http ://mikikomala. blogspot. Com /2012 /12 /tes-inteligensi.html.

(diakses tanggal 19 Maret 2014).

5

Page 6: Makalah Pengembangan Intelegensi

akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas pada segi

peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis.

Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng berbeda-beda. Hal

ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang

mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Bawaan

Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.

Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan

masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di

dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan

pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang

sama.

2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas

Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat

dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan

dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

3. Faktor Pembentukan

Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri

seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat

dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di

sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh

alam sekitarnya.

4. Faktor Kematangan

Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis,

dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang

hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu

mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat

6

Page 7: Makalah Pengembangan Intelegensi

sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak.

Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk

menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan

faktor umur.

5. Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih

metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan

kebutuhannya.

Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu

dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak

dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.7

D. Hubungan Intelegesi dengan Tingkah Laku (Remaja).

Pikiran remaja sering dipenuhi oleh ide-ide dan teori-teori yang

menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang tua. Setiap pendapat

orang tua dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap

kritis ini juga ditunjukan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa

sebelumnya, sehingga tata cara, dan adat istiadat yang berlaku dilingkungan

keluarga sering terasa terjadi/ada pertentangan dengan sikap kritis yang

tampak pada perilakunya.8

Bagi remaja, corak perilaku pribadinya dihari depan, dan corak

tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstrak akan berperan

dalam perkembanangan kepribadiannya. Kemampuan abstraksi

mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan

bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini (yang

diakibatkan kemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan perasaan

7 Anonim. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi. http://maeylibra.blogspot.com/2013/01/faktor-yang-mempengaruhi-intelegensi.html(diakses tanggal 19 Maret 2014).

8 Setiawan ,Agus. Pengaruh Intelegence Pada Perkembangan. http ://agussetiawanblogspotcom. Blogspot .com/p/pengaruh-intelegence-pada-perkembangan.html (diakses tanggal 19 Maret 2014).

7

Page 8: Makalah Pengembangan Intelegensi

tidak puas dan putus asa.. Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat

pada pikirannya diantaranya:

1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitikberatkan pikiran

sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh tanpa memperhitungkan

kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan ketidakberhasilan

menyelesaikan persoalan.

2. Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat

orang lain dalam penilaiannya. Pendapat dan penilaian diri sendiri

dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.

Egosentrisme inilah yang menyebabkan “kekuatan” para remaja

dalam cara bepikir maupun bertingkah laku. Dan hal ini pula yang

menimbulkan perasaan “seperti” selalu diamati orang lain, perasaan malu dan

membatasi gerak-geriknya. Akibat dari hal ini akan terlihat pada tinggkah

laku yang kaku. 9

Intelegensi sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang

akan tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses

tidaknya seseorang, banyak lagi faktor lain. Faktor kesehatan dan ada

tidaknya kesempatan, tidak dapat kita abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja

meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan

dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada

kesempatan mengembangkan dirinya dapat pula gagal. Juga watak (pribadi)

seseorang amat berpengaruh dan turut menentukan.

Banyak diantara orang yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi

tidak mendapat kemajuan dalam kehidupanya. Ini disebabkan misalnya,

kurang kemampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat.

Sebaliknya ada pula orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang sedang

saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat

ketekunan dan keuletanya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggangu

atau yang merintanginya. Akan tetapi intelegensi yang rendah menghambat

9 Putriani, Lisa . Pengertian Intelegensi. http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-intelegensi.html (diakses tanggal 19 Maret 2014).

8

Page 9: Makalah Pengembangan Intelegensi

pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet

dan bertekun dalam usahanya.

Jadi, intelegensi seseorang memberikan kemungkinan untuk

bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupanya. Sampai

dimana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula pada

kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.10

Menurut Piaget sebagian besar usia remaja mampu memahami

konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu. Guru dapat membantu

mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan pendekatan

keterampilan proses (discovery approach) dan dengan memberi penekanan

pada penguasaan konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi.

Karena siswa usia remaja ini masih dalam proses penyempurnaan

penalaran, kita hendaknya tidak mempunyai anggapan bahwa mereka berpikir

dengan cara yang sama dengan kita. Kita hendaknya tetap waspada terhadap

bagaimana para siswa mengiterpretasi ide-ide mereka dalam kelas, dengan

memberikan kesempatan-kesempatan untuk mengadakan diskusi-diskusi

secara baik dan dengan memberikan tugas-tugas penulisan makalah.11

Pada usia ini para remaja mendekati efisiensi intelektual yang

maksimal, tetapi kurangnya pengalaman membatasi pengtahuan mereka dan

kecakapan untuk memanfaatkan yang diketahui. Karena itu pada tingkat ini

diperlukan metode diskusi dan informasi untuk menentukan kedalaman

pengertian siswa. Apabila guru dihadapkan pada perbedaan-perbedaan

interpretasi tentang konsep-konsep yang abstrak, guru hendaknya

menjelaskan konse-konsep tersebut dengan sabar, simpatik dan dengan hati

tebuka serta memotifasi siswa; bukan dengan jalan marah-marah atau tidak

bisa menerima kesalahan siswa.12

10 Putriani, Lisa. Pengertian Intelegensi. http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-intelegensi.html (diakses tanggal 19 Maret 2014).

11 Ibid12 Putriani, Lisa. Pengertian Intelegensi. http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-

intelegensi. html (diakses tanggal 19 Maret 2014).

9

Page 10: Makalah Pengembangan Intelegensi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Intelegensi adalah kemampuan mental yang menggambarkan kecakapan

bepikir dengan menggunakan pengertian dalam memecahkan masalah

yang diperoleh dari pengalaman.

2. Tes intelegensi dapat dipergunakan oleh berbagai pihak di sekolah antara

lain untuk guru , siswa dan juga konselor, selain itu dengan tes intelegensi

dapat membantu kita menganalisis masalah sekaligus membantu

memahami sebab terjadinya masalah dari peseta didik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain: pembawaan,

kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan yang khas, dan

kebebasan.

4. Intelegensi seseorang memberikan kemungkinan untuk bergerak dan

berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupanya. Sampai dimana

kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula pada kehendak

dan pribadi serta kesempatan yang ada. Guru dapat membantu peserta

didik (remaja) memahami konsep-konsep abstrak dalam batas-batas

tertentu dengan selalu menggunakan pendekatan keterampilan proses

(discovery approach) dan dengan memberi penekanan pada penguasaan

konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini mengandung kelemahan serta

kekurangan , dan dalam hal ini penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

sifatnya membangun yang dapat penulis pakai dalam penyempurnaan

makalah selanjutnya.

10

Page 11: Makalah Pengembangan Intelegensi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Intelegensi Emosional . http: //bimbingankonselingummetro. blogspot.com /2011 /01 / intelegensi -emosional .html (diakses tanggal 19 aret 2014).

Anonim. 2013. Faktor yang memepengaruhi intelegensi. http: // maeylibra .blogspot. com /2013/ 01/faktor-yang-mempengaruhi-intelegensi.html. Diakses tanggal 19 Maret 2014.

Komala, Miki . 2012. Tes Intelegensi. http ://mikikomala. blogspot. Com /2012 /12 /tes-inteligensi.html. Diakses tanggal 19 Maret 2014.

Putriani, Lisa. 2010. Pengertian Intelegensi. http: //bknpsikologi.blogspot.com /2010/11/pengertian-intelegensi. html (diakses tanggal 19 Maret 2014).

Santrock, John W.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Setiawan,Agus. 2013. Pengaruh Intelegence Pada Perkembangan. http:// agussetiawan blogspotcom. Blogspot .com/p/pengaruh-intelegence-pada-perkembangan.html. Diakses tanggal 19 Maret 2014.

Weningtyas, Anindito . 2013. Test Intelegensi. http ://annindito weningtyasb .blogspot. com / 2013/05/test-intelegensi.html. Diakses tanggal 19 Maret 2014.

11