makalah pencemaran air oleh logam berat
TRANSCRIPT
MAKALAH
PENCEMARAN AIR OLEH LOGAM BERAT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPLF
Disusun oleh ;
1. Siti Nurjannah NIM.P07133111032
2. Sri Pangesti Dewi NIM.P07133111034
3. Tri Novi Susanti NIM.P07133111035
4. Valentino Oktavianto Pri Anggoro NIM.P07133111036
5. Yolamba Ervina Sujarwo NIM.P07133111037
6. Yolla Ayu Medikawanti NIM.P07133111038
7. Yuliastuti NIM.P07133111039
8. Yurasa Satnawatri NIM.P07133111040
KEMENTERIAN KESEHATAN REPOBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya,
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Terwujudnya makalah ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
2. Sigid Sudaryanto, SKM, MPD dan Sri Muryani, SKM, M. Kes selaku
pengampu mata kuliah PPLF.
3. Ayah ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan bantuan secara
moral maupun spiritual.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah tentang
Logam Berat
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, masih terdapat banyak
kekurangan, karena itu kami mohon kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini.
Yogyakarta, April 2012
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup
dan komponen lain yang berasal dari alamiah atau aktivitas manusia ke dalam
air sehingga tidak sesuai lagi dengan peruntunannya. Indikator yang
digunakan untuk mendeteksi pencemaran air adalah cemaran logam berat
didalamnya. Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat
massa tinggi (5 gr/cm3) dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun
dan berbahaya. Di antara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan
pertama dalam hal sifat racunnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara
lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, dan Zn.
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-
logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam
berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai
contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah
agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk
terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk
mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun
yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam
jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap
fungsi fisiologi tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme hidup
adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum(Hg) atau disebut juga
air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung
keracunan.
3
Sehingga dengan kata lain elemen ini tidak dapat didegradasi maupun
dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau
seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh.
Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh
berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi,
yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh manusia.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian logam berat dan pencemaran air.
2. Mengetahui sumber pencemaran air serta indikator terjadinya pencemaran
air oleh logam berat.
3. Mengetahui proses pencemaran air oleh logam berat.
4. Mengetahui dampak dan cara pengendalin pencemaran air oleh logam
berat.
C. Ruang Lingkup
Makalah “Logam Berat” ini merupakan ruang lingkup Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Fisik.
D. Manfaat
Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang pengendalian
pencemaran lingkungan “Logam Berat” terhadap manusia dan lingkungan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
A. Pengertian Logam Berat
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang
sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan
bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup.
Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam
jumlah agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk
terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat
oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun yang
dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah
berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologi
tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam berat
beracun seperti hidragyrum(Hg) atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan
bahwa organisme tersebut akan langsung keracunan (Palar, 2004).
Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama dalam
perpustakaan ilmiah, sebagai suatu ilmiah yang menggambarkan bentuk dari logam
tertentu. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut :
a. Memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4).
b. Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan
aktinida.
c. Mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup.
Nierbor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk
menggantikan pengelompokan ion-ion logam kedalam 3 kelompok biologi dan kimia
(bio-kimia) pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut ;
5
a. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
dengan unsur oksigen atau disebur juga dengan oxygen-seeking metal.
b. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
dengan unsur nitrogen dan atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga
nitrogen/sulfur seeking metal.
c. Logam antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus (spesifik)
sebagai logam pengganti (ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion
logam dari kelas A dan logam dari kelas B.
Bio-kimia dapat diartikan sebagai peranan kimia (unsure-unsur kimia) dalam
kehidupan makhluk hidup, di antaranya adalah unsure-unsur logam. Beberapa unsure
logam sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya.
Sebagai contoh adalah unsure logam besi (Fe), unsure ini berkaitan dengan Hb darah
membentuk haemoglobin yang berfungi sebagai pengikat oksigen (O2) dalam darah.
Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek
khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat
menjadi racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh adalah
logam air raksa (Hg), kadmium (Cd), timah (Pb), dan khrom (Cr). Namun demikian,
meski semua logam berat dapat mengakibatkan hidup, keracunan atas makhluk hidup,
sebagian dari logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk
hidup.kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila
kebutuhan dalam jumlah yang sangat kecil itutidak terpenuhi, maka akan berakibat
fatal terhadap kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat
kebutuhan sangat dipentingkan maka logam-logam tersebut juga dinamakan sebagai
logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh. Ternyata kemudian, bila jumlah
dari loga-logam esensial ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan, maka
akan berubah fungsi menjadi zat racun bagi tubuh. Contoh dari logam-logam berat
esensial ini adalah tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni).
6
B. Sumber Pencemaran
Sumber pencemaran logam berat adalah masuknya material pencemar seperti
partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan,industry bahan
kimia,pertambangan (emas),yang masuk ke dalam perairan, yang bisa merusak
lingkungan khususnya perairan. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak
langsung.
Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua,
pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti
pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia
metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun
pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air
raksa, timah, nikel, arsenik dan cadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke
dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat
menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh
penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi
dalam jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah
bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang
berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme
yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada
kasus yang terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah
nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk
pertanian yang terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa
7
detergent yang banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan
eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan
phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air ini akan meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga
menganggu organisme lain bahkan bisa mematikan.
C. Indikator Pencemaran Logam Berat dalam Air
Aspek-Aspek Pencemaran Air
Ada beberapa aspek sebagai pengukuran tingkat pencemaran air,
apakah air tersebut termasuk air yang tercemar ataukah tidak tercemar. Aspek-
aspek pencemaran air yaitu terdiri dari aspek kimia-fisika pencemran air dan
aspek biokimia pencemaran. Adapun aspek kimia-fisika pencemaran air itu
adalah sebagai berikut :
a. Nilai pH, Keasaman dan Alkhalinitas.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai
pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar
kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat
asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa.
Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang
akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air, yan merupakan salah satu sifat
air. Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan
mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut.
b. Suhu
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai
proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan
mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan
ke tempat asalnya, ayitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan lebih
8
tingi dari pada air asalnya. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat
sebagai berikut :
- Menurunya jumlah oksigen terlarut dalam air
- Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
- Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air alinya
- Jika bata suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati.
c. Oksigen Terlarut
Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air,
baik tumbuhan maupun hewan, bergantung kepada oksigen terlarut. Jada
kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menetukan kualitas air.
d. Karbondioksida Dalam Air
Kepekaan oksigen terlarut dalam air bergantung kepda kepekaan
karbondioksida yang ada. Jika udara (yang mengandung 0,03%
karbondioksida) bersentuhan dengna permukaan air pada tekanan standar
maka kelarytan karbondioksida terhadap perubahan suhu.
e. Warna dan Kekeruhan
Warna air yang tidak normaal biasanya merupakan indikasi terjadinya
pencemaran air. Warna air dibedakan menjadi dua macam yaiti warna
sejati (akibat bahan-bahan terlarut) dan air semu (akibat bahan terlaru,
bahan tersuspensi diantaranya yang bersifat koloid.
Kekeruhan menunjukan sifat toptis air, yang mengakibatkan
pembiasan cahaya ke dalam air. Kekruhan membatasi masukannya cahaya
ke dalam iar. Kekurahan ini terjadi karena adanya bahan terapung, dan
terurainya zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat
dan benda yang terapung dan sangat halus sekali. Semakin keruh air,
semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak pula padatannya.
9
f. Padatan
Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan yang
dapat dibedakan menjadi empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan
sifat-sfat lainnya, terutama kelarutannya, yaitu :
- Padatan terendap (sedimen)
- Padatan tersuspensi dan koloid
- Padatan terlarut total
- Minyak dan Lemak
g. Nitrat
Jika kandungan nitrat tersebut akan berubah menjadi nitrit di perut.
Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan kematian.
h. Posfor
Posfor memasuki air melalui berbagai jalan yaitu kotoran, limbah, sisa
pertanian, kotoran hewan dan sisa tumbuhan dan hewan yang mati.
Pencegahan pencemaran posfor dapat dilakukan dengan melarang penggunaan
ditergen yang mengandung posfat. Juga dengan mewajibkan pengolahan
limbah industri dengan memberikann air kapur atau aluminium sulfat agar
posfatnya mengendapa dan dapat dibuang.
Selain itu ada juga yang disebut dengan aspek biokimia pencemaran
air. Aspek ini menggunakan dua pengujian yang berhubungan dengan
kandungan oksigen dalam air yaitu :
a. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand Test = uji kebutuhan
oksigen biokimia).
10
b. Uji COD (Chemical Oxygen Demand = uji kebutuhan oksigen
kimia).
D. Proses Pencemaran Logam Berat dalam Air
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu
air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari
atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam
ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam
ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan
tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang,
rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap
langsung oleh fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level
pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton.
Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh
fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya.
Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan
plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan
karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya
dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan
yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling
tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat
yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam
insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam
tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi
yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
11
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan
yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar
juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai
dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu
polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO
(World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food
Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan
untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat.
Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya
racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ
tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Beberapa
logam berat yang berbahaya adalah :
a. Mercury
Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam
bentuk cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak
disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran
mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran
mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh
manusia. Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury
sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu.
Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik,
industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai
katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam
pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk
susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan
12
tersebut.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya
kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang
mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang,
udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata
yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang
meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang.
Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai
katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap
memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr
mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk
Minamata.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara
langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai
konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan
yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata.
Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah
sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang
mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak
telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan
banyak yang meninggal dunia.
b. Kadmium
Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya
setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang
menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air
minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya ditandai
13
dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati.
Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis
tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak
kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.
Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain
pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas,
bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5
ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga
mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri
dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke
dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke
atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut
yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1 mg/kg
sedimen laut.Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang
diperbolehkan oleh Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mg/l. Sementara batas
maksimum konsentrasi atau kandungan Cd pada daging makanan laut yang
layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan WHO adalah lebih
kecil dari 0,95 mg/kg. Sebaliknya Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan
merekomendasikan tidak lebih dari 2,0 mg/kg.
c. Timbal
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya
toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan
otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia
dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung
dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke
atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut
menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke
14
laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di
dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk
mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
E. Dampak Pencemaran Logam Berat dalam Air
Dampak Pada Lingkungan
1. Dampak pencemaran air di lingkungan sekitar
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air
minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan
danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air,
sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang
seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi
berkurang.Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot
lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri
menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
- Dampak terhadap kehidupan biota air
- Dampak terhadap kualitas air tanah
- Dampak terhadap kesehatan
- Dampak terhadap estetika lingkungan
2. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga
mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta
mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga
terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan
15
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.
3. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu
survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan
terjadinya pencemaran tersebut.
4. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,Air sebagai sarang
insekta penyebar penyakit,Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga
manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri,Air sebaga media untuk
hidup vector penyakit.
5. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika lingkungan.
Dampak Pada Manusia
Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh
Manusia :
1. Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur
ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan
terganggunya sistem syaraf.
16
2. Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika
terhirup dari udara atau uap.Dapat menyebabkan kanker.Larutan dari
kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati,
pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
3. Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif
pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit
dan kerusakan pada ginjal.
4. Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap.
Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan
pada kelahiran.
5. Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari
uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat
menyebabkan kelainan pada kelahiran.
6. Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen
pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus).
F. Menanggulangi Pencemaran Air oleh Logam Berat
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan,
dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat
yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah
diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk
keperluan industri sendiri.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya
jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia,
logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh
memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun
diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi
17
dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk
menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka
limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usaha tersebut
dapat dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih
misalnya :
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman
Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan
atau ekosistem
Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia
lain yang dapat menimbulkan pencemaran
Memperluas gerakan penghijauan
Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan
hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
Melakukan intensifikasi pertanian
Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali
pada soal koordinasi unsur-unsur masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus
PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati,
dan Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi
pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-
penyuluhan pada masyarakat penambang.
Peran pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu
perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan
sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
18
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam
pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih
(PROKASIH).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan
secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri
yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan
penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah
atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
BAB III
19
PEMBAHASAN
A. Contoh Kasus
Pencemaran laut.
Semua pencemar, baik berasl udara, air dan tanah seagian besar akan
tersalurkan air dan masuk ke dalam laut. Penelitian di Kepulauan Seribu
menunjukkan bahwa konsentrasi beberapa logam berat sudah melampaui
standar yang berlaku. 6 jenis ikan yang biasa di makan turis, ternyata juaga
mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam konsentrasi yang jauh lebih besar
dari yang diperolehkan. Hal ini diperkirakan akibat dari proses biokonsentrasi.
Factor biokonsentrasi ( BCF ) yang diperkirakan untuk logam-logam tersebut
sangat bervariasi, muali dari yang terkecil 11,20 untuk Pb sampai 65.196.50
untuk Zn ( Kunaefi dan Herto, 2000 ). Patut dicatat disini , bahwa Teluk
Jakarta menerima air dari 13 sungai. Sekalipun demikian, belum ada peraturan
yang menentukan bagian laut mana saja yang boleh dieksploitasi produknya,
sehingga tidak meracuni mayarakat. Penelitian lain di Pantai Utara Tangerang
yang menerima air 12 sungai, menunjukkan kualitas air sudah tidak lagi
memenuhi syarat bagi perikanan, biota laut, dan pariwisata ( berenang dan
menyelam ), standar yang berlaku telah di lampaui sebanyak 45% sampai 91
% ( Djuangsih, 2000 ).
B. Pembahasan Kasus
1. Analisa Kasus
Di Kepulauan Seribu, konsentrasi beberapa logam berat sudah
melampaui standar yang berlaku dan sebagian besar tersalurkan air ke
dalam laut.
2. Dampak Kasus
20
Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa konsentrasi beberapa logam
berat sudah melampaui standar yang berlaku. 6 jenis ikan yang biasa di
makan turis, ternyata juaga mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam
konsentrasi yang jauh lebih besar dari yang diperolehkan. Hal ini
diperkirakan akibat dari proses biokonsentrasi.
Sehingga kualitas air sudah tidak lagi memenuhi syarat bagi
perikanan, biota laut, dan pariwisata ( berenang dan menyelam ), standar
yang berlaku telah di lampaui.
3. Pengendalian dari kasus
Untuk logam-logam berat seperti Hg, Cd, Cu, Zn, Pb, dan lain-lain
dalam pemakaiannya diperhatikan menurut standar yang berlaku dan
limbah yang dihasilkan diolah melalui pengolahan sehingga tidak
mencemari lingkungan khususnya air. Dan untuk masyarakat yang
mengalami keracunan seharusnya di tindak lanjuti lebih dini.
BAB IV
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup
dan komponen lain yang berasal dari alamiah atau aktivitas manusia
ke dalam air sehingga tidak sesuai lagi dengan peruntunannya.( PP No.
20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
2. Sumber-sumber pencemaran adalah partikel kimia, limbah industri,
limbah pertanian dan perumahan,industry bahan kimia,pertambangan
(emas),yang masuk ke dalam perairan, yang bisa merusak lingkungan
khususnya perairan. Sedangkan indikator terjadinya pencemaran
lingkungan dapat dilihat dari aspek kimia-fisika pencemran air dan
aspek biokimia pencemaran.
3. Proses pencemaran air oleh logam berat melalui interaksi suatu
komponen lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan
bermuara ke laut.
4. Cara pengendalian pencemaran air oleh logam berat dengan
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan,
B. Saran
Saran yang penyusun sampaikan adalah pemerintah untuk melakukan
AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus
dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
22
Palar Drs Heryando . 2004 . Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat . Jakarta :
Rineka Cipta
Soemirat Juli . 2003 . Toksikologi Lingkungan . Yogyakarta : Gadjah Mada
University Prees
http://www.bluefame.com/topic/135886-pencemaran-air-oleh-logam-berat/
http://dinkesbonebolango.
http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=490
23