makalah pemberantasan korupsi korsel

5
PEMBERANTASAN KORUPSI DI NEGARA KOREA SELATAN Fella Halida 7C D-IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan Email : [email protected] Abstrak-Dulu Korea Selatan dikenal sebagai Negara miskin bekas jajahan Jepang dan merupakan Negara yang terisolasi. Namun dalam satu generasi keadaan tersebut berubah, Korsel mampu menjadi Negara maju bahkan mampu menandingi Jepang. Bangkitnya Negara Korsel ini tidak dapat dipisahkan dari usaha pemerintah Korsel dalam memberantas korupsi di negaranya. Korupsi yang terjadi di Korea Selatan sebagaimana Negara Jepang dan China, ternyata masih erat hubungannya dengan budaya Negara tersebut, seperti tradisi suka memberi pada masyarakat Korea Selatan, sepertinya hal ini lazim kita jumpai pada Negara-negara yang memiliki adat budaya ketimuran sehingga korupsi dan penyuapan menjadi hal lazim pada Negara Korsel. Kita patut belajar dari Negara Korsel bagaimana langkah Korsel dalam membasmi korupsi yang merjalela, sehingga bangkit menjadi Negara yang mampu merajai ekonomi Asia, yang nantinya agar kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Negara Korea Selatan ini. Diantara kebijakan dan regulasi anti korupsi yang dimiliki Korsel adalah dengan mendirikan lembaga anti-korupsi yaitu KICAC dan kemudian dilebur menjadi ACRC. Kata kunci-korupsi, Korea Selatan, suap, KICAC, ACRC 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Studi tentang transformasi ekonomi dan sosial Korea Selatan menawarkan kesempatan kepada kita untuk lebih memahami faktor-faktor yang mendorong pembangunan Negeri Gingseng ini. Dalam satu generasi, Korea Selatan telah mengubah dirinya dari negara agraris yang miskin untuk negara industri modern, prestasi yang belum pernah terlihat sebelumnya. Apa yang perlu kita perhatikan adalah bahwa pembangunan ekonomi terjadi relative cepat dan bersifat luas di Korea Selatan, yang berarti bahwa buah dari pertumbuhan yang cepat tersebut begitu merata dan bisa dinikmati seluruh masyarakat Korea Selatan. Hal tersebut tentu saja menggugah kita untuk dapat menyingkap rahasia di balik perkembangan pesat Korea Selatan. Kebangkitan Korea Selatan menjadi Negara maju tersebut tentu saja tidak dapat dipisahkan dari bagaimana Negara tersebut menangani masalah klasik sebagaimana masalah yang juga dihadapi oleh Negara-negara di seluruh dunia yaitu masalah korupsi. Korupsi merupakan tantangan serius dalam pembangunan, merongrong demokrasi dan tata pemerintahan, mengurangi akuntabilitas dan representasi dalam kebijakan, menghambat penegakan hukum, menghasilkan ketidakadilan dalam penyediaan layanan, dan mengikis kapasitas kelembagaan pemerintah karena pengabaian prosedur. Program untuk menangani korupsi merupakan prasyarat bagi seluruh reformasi sektor publik, dan kemajuan dalam mengendalikan korupsi dianggap bukti kemauan dan komitmen terhadap good governance Secara historis, korupsi telah terjadi di Korea, selama beberapa dekade, pemerintah Korea Selatan telah menekankan pentingnya mencegah korupsi. Masyarakat Korea Selatan sendiri bersikap antipasti terhadap ketidakstabilan politik yang berkaitan dengan banyaknya korupsi para politisi dan skandal politik yang serius di masa lalu. Praktek- praktek korup politisi dan pejabat tinggi telah menimbulkan suasana kebencian, frustrasi, dan ketidakpercayaan selama bertahun-tahun. Inisiatif

Upload: valuer

Post on 02-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pemberantasan Korupsi Korsel

PEMBERANTASAN KORUPSI DI NEGARA KOREA SELATAN

Fella Halida 7C D-IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan

Email : [email protected]

Abstrak-Dulu Korea Selatan dikenal sebagai Negara miskin bekas jajahan Jepang dan merupakan Negara yang

terisolasi. Namun dalam satu generasi keadaan tersebut berubah, Korsel mampu menjadi Negara maju bahkan

mampu menandingi Jepang. Bangkitnya Negara Korsel ini tidak dapat dipisahkan dari usaha pemerintah Korsel

dalam memberantas korupsi di negaranya. Korupsi yang terjadi di Korea Selatan sebagaimana Negara Jepang dan

China, ternyata masih erat hubungannya dengan budaya Negara tersebut, seperti tradisi suka memberi pada

masyarakat Korea Selatan, sepertinya hal ini lazim kita jumpai pada Negara-negara yang memiliki adat budaya

ketimuran sehingga korupsi dan penyuapan menjadi hal lazim pada Negara Korsel. Kita patut belajar dari Negara

Korsel bagaimana langkah Korsel dalam membasmi korupsi yang merjalela, sehingga bangkit menjadi Negara

yang mampu merajai ekonomi Asia, yang nantinya agar kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Negara

Korea Selatan ini. Diantara kebijakan dan regulasi anti korupsi yang dimiliki Korsel adalah dengan mendirikan

lembaga anti-korupsi yaitu KICAC dan kemudian dilebur menjadi ACRC.

Kata kunci-korupsi, Korea Selatan, suap, KICAC, ACRC

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Studi tentang transformasi ekonomi dan

sosial Korea Selatan menawarkan kesempatan kepada

kita untuk lebih memahami faktor-faktor yang

mendorong pembangunan Negeri Gingseng ini.

Dalam satu generasi, Korea Selatan telah mengubah

dirinya dari negara agraris yang miskin untuk negara

industri modern, prestasi yang belum pernah terlihat

sebelumnya. Apa yang perlu kita perhatikan adalah

bahwa pembangunan ekonomi terjadi relative cepat

dan bersifat luas di Korea Selatan, yang berarti

bahwa buah dari pertumbuhan yang cepat tersebut

begitu merata dan bisa dinikmati seluruh masyarakat

Korea Selatan. Hal tersebut tentu saja menggugah

kita untuk dapat menyingkap rahasia di balik

perkembangan pesat Korea Selatan.

Kebangkitan Korea Selatan menjadi Negara

maju tersebut tentu saja tidak dapat dipisahkan dari

bagaimana Negara tersebut menangani masalah

klasik sebagaimana masalah yang juga dihadapi oleh

Negara-negara di seluruh dunia yaitu masalah

korupsi. Korupsi merupakan tantangan serius dalam

pembangunan, merongrong demokrasi dan tata

pemerintahan, mengurangi akuntabilitas dan

representasi dalam kebijakan, menghambat

penegakan hukum, menghasilkan ketidakadilan

dalam penyediaan layanan, dan mengikis kapasitas

kelembagaan pemerintah karena pengabaian

prosedur. Program untuk menangani korupsi

merupakan prasyarat bagi seluruh reformasi sektor

publik, dan kemajuan dalam mengendalikan korupsi

dianggap bukti kemauan dan komitmen terhadap

good governance

Secara historis, korupsi telah terjadi di

Korea, selama beberapa dekade, pemerintah Korea

Selatan telah menekankan pentingnya mencegah

korupsi. Masyarakat Korea Selatan sendiri bersikap

antipasti terhadap ketidakstabilan politik yang

berkaitan dengan banyaknya korupsi para politisi dan

skandal politik yang serius di masa lalu. Praktek-

praktek korup politisi dan pejabat tinggi telah

menimbulkan suasana kebencian, frustrasi, dan

ketidakpercayaan selama bertahun-tahun. Inisiatif

Page 2: Makalah Pemberantasan Korupsi Korsel

antikorupsi cenderung hanya sebagai sarana untuk

menenangkan kemarahan publik atas pelayanan

publik pejabat yang korup. Selain itu, rezim otoriter

sebelumnya menggunakan inisiatif anti-korupsi

sebagai alat untuk menyingkirkan lawan-lawan

politik dari arena politik. Untuk itu menarik bagi kita

membahas bagaimana langkah-langkah anti-korupsi

yang dijalankan oleh pemerintah Korea Selatan.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan mencoba

mengupas bagaimana korupsi yang terjadi di Korea

Selatan dan bagaimana langkah-langkah anti-korupsi

yang dijalankan oleh pemerintah Korea Selatan.

1.3. Tujuan Penulisan

1. Meninjau dan mengetahui bagaimana

korupsi yang terjadi di Negara Korea

Selatan

2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah

anti-korupsi dari pemerintah Korea Selatan

2. Landasan Teori

2.1. Metode

Model pendekatan masalah yang digunakan

penulisan ini adalah pendekatan kualitatif normatif.

Pendekatan ini dilakukan dengan menguraikan

permasalahan yang akan dibahas secara menyeluruh

dengan cara deskripsi.

Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah

deskriptif analitis yaitu dengan menggunakan data

dan literatur yang tersedia, kemudian dipelajari lebih

lanjut, untuk selanjutnya disajikan dengan

komprehensif. Data yang digunakan adalah data

sekunder yang berupa literatur terkait dari berbagai

sumber baik offline maupun online.

2.2. Profil Negara Korea Selatan

Republik Korea (bahasa Korea: Daehan

Minguk (Hangul: 대한민국; Hanja: 大韓民國);

bahasa Inggris: Republic of Korea/ROK) biasanya

dikenal sebagai Korea Selatan, adalah sebuah negara

di Asia Timur yang meliputi bagian selatan

Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik

Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya

bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948.

Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di

seberang Laut Jepang (disebut "Laut Timur" oleh

orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian

tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk

(한국; 韓國). Oleh penduduk Korea Selatan dan

disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮; "Chosŏn

Selatan") di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan

adalah Seoul. (www.wikipedia.org)

3. Pembahasan

3.1. Praktek Korupsi di Korea Selatan

Budaya Korea Selatan memang memberi

peluang sangat besar bagi tumbuhnya korupsi. Di

Negara itu dikenal istilah chonji atau memberikan

sedikit uang sebagai tanda terima kasih. Para

pengusaha terbiasa memberikan sejumlah uang

kepada pejabat atas segala bentuannya terhadap

usaha mereka. Pemberian uang itu juga lazim dalam

pernikahan, kematian, atau dalam bentuk penjamuan

yang berlebihan.

Selain itu, setelah Pemerintah Korea pada

awal 1960-an membuat kebijakan menggalakkan

penghasilan dari ekspor, membentuk organisasi-

organisasi dagang besar yang masing-masing

berspesialisasi dalam industry tertentu, kemudian

munculah kebiasaan sogok dan kolusi. Sogok adalah

uang para pemasok kepada para pegawai pembelian

barang-barang. Sedangkan kolusi berarti ada

“kesepakatan” di antara calon pemasok sebelum

menyampaikan tawaran mereka.

Menurut Martin sebagaimana dikutip

Klitgaard, orang-orang Korea mempunyai kebiasaan

memberi hadiah yang ada kaitannya dengan masalah

korupsi di pemerintahan Korea. Lebih lanjut Martin

mengungkapkan sebagai berikut :

“Amerika Serikat mengusahakan

keterbukaan dan peluang yang sama bagi para

penawar, hubungan-hubungan yang legal-demokratis,

tanpa korupsi dan harga yang wajar serta masuk akal.

Semuanya menurut peraturan undang-undang.

Page 3: Makalah Pemberantasan Korupsi Korsel

Sedangkan para pengusaha Korea lebih menyukai

kerjasama, kesepakatan tertutup, hierarki di antara

penawar, hubungan-hubungan pribadi, memberi

hadiah, dan menggalakkan pendapatan ekspor.

Semua itu diatur oleh kepribadian dan adat-istiadat

tradisional, bukan oleh undang-undang.”

Secara singkat, praktek korupsi yang terjadi

di Korea adalah kasus kolusi, suap, dan intimidasi.

3.2. Usaha Korea Selatan dalam

Memberantas Korupsi

Negara Korea Selatan seperti yang kita

ketahui merupakan Negara yang kecil dengan sumber

daya alam yang tentu saja jika dibandingkan dengan

Negara kita masih jauh kekurangan, namun kini

Negara Korea Selatan telah menjadi salah satu

Negara yang maju dengan pendapatan perkapita jauh

melampaui Indonesia. Imej Negara Korea Selatan

yang maju tentu saja tak lepas dari imej Negara

Korea sebagai Negara yang bersih, hal ini ditujukkan

oleh nilai Index Persepsi Korea Selatan yang tinggi.

Sehingga hal inilah yang mampu mengundang

investor asing untuk masuk dan meningkatkan devisa

Negara.

Pemerintah Negara Korea Selatan sangat

menyadari bahwa jika Korea Selatan ingin

membersihkan Negaranya dari bahaya korupsi maka

harus ada dukungan penuh dari pemerintah untuk

menggerakkan masyarakat Korea untuk bersama-

sama memberantas dan menghindari praktek korupsi.

Tidak kurang yang dilakukan oleh pemerintah Korea

Selatan dalam hal ini mulai dari kebijakan politik,

undang-undang, serta budget yang tinggi demi

memberantas korupsi di Negara Korea Selatan.

Sejumlah peraturan dan lembaga telah

dibuat untuk memperbaiki keadaan. Regulasi dan

lembaga anti-korupsi yang tercatat pernah dimiliki

Korsel adalah sebaga berikut:

a. Real Name Financial Transaction System

(1993)

b. Registration and Declaration of Public’s

Official Assets(1993)

c. Public Official Election Act (1994)

d. Administrative Procedures Act (1996)

e. Official Information Disclosure Act (1996)

f. Financial ‘s Transaction Report Act (2001)

g. Anti-Corruption Act (2001)

h. Korea Independence Comission Against

Corruption (2002)

i. Korea Financial Intelligent Unit (2002)

j. Anti-Corruption and Civil Rights Commission

(2008)

Namun rupanya tindakan pemerintah Korsel

tersebut dirasa masih kurang cukup dalam membasmi

korupsi karena masih memiliki dua kelemahan

utama. Yang pertama adalah kurangnya strategi.

Pemberantasan korupsi tersebut masih dinilai kurang

konsisten dan belum menjangkau akar

permasalahannya. Selain itu langkah-langkah tersebut

hanya terdengar gaungnya di kubu pemerintahan atau

sektor publik saja. Kelemahan kedua adalah sifat

tindakan pemberantasan yang terlalu reaktif,

pencegahan masih kurang dilakukan. Pemerintah

dinilai terlalu terpaku pada pendekatan hukuman.

Pada tahun 2002 dibentuk sebuah lembaga

anti-korupsi di korsel yang bernama Korea

Independence Comission Against Corruption

(KICAC). Fungsi dari KICAC ini adalah :

1. Mengembangkan dan mengkoordinasikan

kebijakan anti korupsi secara nasional;

2. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan anti

korupsi;

3. Merekomendasikan tindakan pengembangan

institusional bagi sektor publik;

4. Menerima laporan dan memberi

perlindungan dan reward kepada whistle

blower;

5. Meningkatkan kesadaran anti korupsi

melalui pendidikan dan sosialisasi.

Kemudian pada tahun 2008 didirikan Korea

Anti-Corruption and Civil Rights Commission

(ACRC) yang didirikan melalui koordinasi

Ombudsman Korea, KICAC dan Komisi Banding

Administratif. Badan ini didirikan agar laporan

publik terkait kasus korupsi dapat segera ditangani,

membangun lingkugan yang bebas korupsi dan

melindungi hak warganegara dari praktek

administratif yang ilegal dan tidak adil. ACRC

didukung oleh Undang-Undang anti-korupsi yang

disebut Act on Anti-corruption dan Civil Rights

Promotion. Fungsi ACRC ini berdasarkan yang

berlaku dalam Undang-Undang Act on Anti-

corruption dan Civil Rights Promotion.

Page 4: Makalah Pemberantasan Korupsi Korsel

Di dalam Act on Anti-corruption diatur

luang lingkup korupsi diantaranya, selain penyuapan,

jika lembaga public atau pejabat publiknya

menyalahgunakan dana public tidak sebagai mana

mestinya atau melakukan pemborosan dalam

penggunaan dana public hal tersebut sudah termasuk

korupsi. Jika pejabat public menyalahgunakan

jabatannya untuk kepentingan pribadi dianggap

sebagai melakukan korupsi. Bahkan jika pegawai

negeri atau pejabat public tidak dapat menunaikan

pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan

public sesuai waktu yang sudah ditentukan juga dapat

dikategorikan sebagai korupsi.

Di korsel pemerintahan memiliki kebijakan

untuk dilakukan semacam evaluasi atau semacam

assessment yaitu disebut integrity assessment

terhadap lembaga-lembaga pemerintah, assessment

ini dilakukan secara periodic dimulai pada tahun

2010. Selain terhadap lembaga-lembaga pemerintah

tersebut integrity assessment juga dilakukan terhadap

para pegawai negeri atau pejabat public, assessment

ini sebagai syarat seorang pejabat public untuk dapat

dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Jika skor

yang diperoleh dari hasil assessment rendah terhadap

lembaga atau pejabat public tersebut akan dikenakan

sanksi. Bukan hanya itu, jika diketahui perusahaan

dari sector swasta terbukti telah atau pernah

melakukan penyuapan demi memperoleh kontrak

dengan pemerintah atau dalam hal lain, akan

memperoleh sanksi yaitu untuk proyek public

berikutnya perusahaan swasta atau asing tersebut

dilarang untuk berpartisipasi sebagai tender dalam

proyek pemerintah. Sepertinya pemerintah korsel

bertekat kuat dalam memberantas korupsi untuk

menciptakan iklim investasi yang sehat dan bersih

sehingga mampu mengundang banyak investor asing

masuk ke korsel.

Dalam hal pencegahan korupsi Pemerintah

Korsel menerapkan pendidikan anti-korupsi sejak

dini pada kurikulum sekolah. Selain usaha dalam

negeri Pemerintah Korsel juga aktif dalam hal kerja

sama dengan pihak-pihak luar negeri seperti dengan

Negara Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa

dalam hal memberantas dan mencegah korupsi.

Bahkan Negara Korea Selatan juga bekerja sama

dengan pemerintah Indonesia dengan saling membagi

pengalaman dalam hal mencegah dan memberantas

korupsi.

Usaha korsel dalam memberantas korupsi

ini bukan tanpa halangan, sama seperti Jepang,

pemberian hadiah merupakan sesuatu yang lazim di

Korsel. Selain masalah budaya, hambatan lain yang

dihadapi pemerintah adalah susahnya memenuhi apa

yang diinginkan publik dan meningkatkan

transparansi di sektor swasta serta adanya tarik ulur

antara peraturan yang baru ditetapkan dengan standar

lama. Namun berkat tekat kuat dari pemerintahan

serta dukungan seluruh masyarakat korsel langkah-

langkah pemerintah Korsel mulai membuahkan hasil.

Hingga kini,dilaporkan ada perkembangan yang

dicapai korsel berupa meningkatnya transparansi,

menurunnya kasus suap, integritas birokrat

meningkat serta meningkatnya kesadaran publik

akan etika manajemen dan transparansi di sektor

swasta.

Untuk kedepannya mengenai kebijakan dan

regulasi anti-korupsi pemerintah korea akan selalu

melakukan pengembangan dan revisi sehingga dapat

selalu disesuaikan dengan keadaan dan kondisi yang

selalu bekembang.

4. Kesimpulan

Seperti Negara Jepang dan China, korupsi di

Korea Selatan juga erat kaitannya dengan budaya

Negara tersebut yang lazim dimiliki oleh Negara-

negara Asia dengan adat ketimurannya. Yaitu budaya

suka memberi. Korupsi di Negara Korsel umumnya

dilakukan oleh pengusaha-pengusaha dalam rangka

untuk memperoleh kontrak dengan pemerintah. Juga

yang kerap dilakukan oleh pengusaha-pengusaha atau

perusahaan di Korsel adalah usaha mereka dalam

mengecilkan pajak yang seharusnya mereka bayarkan

kepada Negara. Namun korupsi di korsel rupanya

tidak hanya dilakukan oleh pejabat Negara pada level

tinggi, persepsi korupsi dikalangan masyarakat

umum juga sudah menjadi pembiasaan bagi

masyarakat Korsel pada umumnya. Upaya

pemberantasan korupsi oleh pemerintah Korea

Selatan patut kita puji, Negara ini dalam satu generasi

mampu mengubah dirinya menjadi Negara maju

dengan indeks persepsi korupsi yang smakin

meningkat peringkatnya. Diantara upaya tersebut

adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga anti-

korupsi yaitu dibentuknya KICAC kemudian menjadi

ARCR. Lembaga ACRC ini didukung oleh undang-

undang anti-korupsi yaitu Act on Anti-corruption dan

Civil Rights Promotion. Kebijakan-kebijakan anti-

korupsi berupa pencegahan korupsi juga diterpakan

oleh pemerintah Korsel diantaranya menerpakan

integrity assessment terhadap lembaga public yang

mendapatkan dana dari pemerintah serta dilakukan

assessment juga terhadap para pegawai negeri atau

pejabat public. Serta menanamkan pendidikan anti-

korupsi sejak dini pada usia sekolah.

Page 5: Makalah Pemberantasan Korupsi Korsel

5. Daftar Referensi

1. Anti-corruption and Transparency : South

Korea’s Pathway to Preeminence in The

Asia Pacific, US-Korea Institute at SAIS :

2010, http://uskoreainstitute.org/wp-

content/uploads/2010/06/Transcript_032410

_LeeJaeOh.pdf

2. Korea Institute of Criminology (KIC),

Korea’s Experience of Operating Anti-

corruption Criminal Justice Poicy, 2012,

http://archives.kdischool.ac.kr/bitstream/111

25/4190/1/09%20English_Korea's%20Exper

ience%20of%20Operating%20Anti-

corruption%20Criminal%20Hustice%20Poli

cy.pdf

3. Mahendra Gading, Membangun Integritas

Nsional Melalui Pemberantasan Korupsi di

Korea Selatan,

http://gadingmahendradata.wordpress.com/2

010/09/30/membangun-integritas-nasional-

melalui-pemberantasan-korupsi-di-korea-

selatan/

4. Pan Suk Kim, Building National Integrity

Through Corruption Eradication in South

Korea, International Public Management

Review, Volume 8 Issue 2 : 2007,

http://www1.imp.unisg.ch/org/idt/ipmr.nsf/a

c4c1079924cf935c1256c76004ba1a6/be582

0bbb95bae15c1257380004f9f92/$FILE/Kim

PS_IPMR_Volume%208_Issue%202.pdf

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan

6. CSRC, Pendidikan Anti Korupsi di

Perguruan Tinggi, Jakarta : 2011