makalah parasit

14
BAB 1 PENDAHULUAN Salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang tidak kurang pentingnya adalah infeksi cacing usus. Cacing usus umumnya tergolong nematoda dan penularannya perantaraan tanah (soil transmitted helminths). Tanah tergolong hospes perantara atau tuan rumah sementara, tempat perkembangan telur-telur atau larva cacing sebelum dapat menular dari seorang kepada orang lain. Penularannya sebagian melalui mulut menyertai makanan atau minuman, sebagian lagi larvanya menembus kulit memasuki tubuh. Cacing - cacing usus yang merupakan persoalan kesehatan masyarakat di Indonesia mencakup 4 spesies utama yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale. Teori heterogenesis mengatakan parasit berasal dari bentuk kehidupan mandiri dari berbagai jenis, kemudian hidup pada organisme lain, karena keadaan alam mempengaruhi perkembangan hidupnya baik mengenai faalnya, morfologinya dsb. Dan akibat adanya pengaruh yg berbeda-beda pada tiap stadium pertumbuhannya, maka organisme yang hidup mandiri berubah menjadi dan menurunkan berbagai jenis atau anak jenis keturunan, yg menjadi parasit. Hidup keparasitan dimulai karena kebetulan, oleh karena dibarengi oleh kesempatan-kesempatan yang sedemikian bagusnya,

Upload: triasayu

Post on 29-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

organisme parasit

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Parasit

BAB 1

PENDAHULUAN

Salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang tidak kurang pentingnya adalah

infeksi cacing usus. Cacing usus umumnya tergolong nematoda dan penularannya perantaraan

tanah (soil transmitted helminths). Tanah tergolong hospes perantara atau tuan rumah sementara,

tempat perkembangan telur-telur atau larva cacing sebelum dapat menular dari seorang kepada

orang lain. Penularannya sebagian melalui mulut menyertai makanan atau minuman, sebagian

lagi larvanya menembus kulit memasuki tubuh.

Cacing - cacing usus yang merupakan persoalan kesehatan masyarakat di Indonesia

mencakup 4 spesies utama yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus,

dan Ancylostoma duodenale.

Teori heterogenesis mengatakan parasit berasal dari bentuk kehidupan mandiri dari

berbagai jenis, kemudian hidup pada organisme lain, karena keadaan alam mempengaruhi

perkembangan hidupnya baik mengenai faalnya, morfologinya dsb. Dan akibat adanya pengaruh

yg berbeda-beda pada tiap stadium pertumbuhannya, maka organisme yang hidup mandiri

berubah menjadi dan menurunkan berbagai jenis atau anak jenis keturunan, yg menjadi parasit.

Hidup keparasitan dimulai karena kebetulan, oleh karena dibarengi oleh kesempatan-

kesempatan yang sedemikian bagusnya, sehingga segolongan organisme ini secara tidak terikat

masing-masing menjadi terbiasa dan memerlukan modus kehidupan itu.

Mula-mula inang hanya sebagai sarana selama kurun waktu peralihan, yaitu dari hidup

mandiri ke hidup sebagai parasit, kemudian inang tsb digunakan sebagai sumber makanannya.

semula makan dari inang berupa bahan yang tidak dibutuhkan, yaitu berupa sisa makanan atau

bahkan ekskret tubuh, kemudian berupa bahan makanan untuk hidup inang itu sendiri, dan

akhirnya berupa jaringan tubuh inang.

Page 2: Makalah Parasit

BAB II

PEMBAHASAN

Manusia merupakan hospes defenitif beberapa nematoda usus (cacing perut), yang dapat

mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing perut terdapat sejumlah

species yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths). Diantara cacing tersebut yang

terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma

duodenale dan Necator americanus), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing pita

(Taeniasis) (Behrman, 2000).

Epidemiologi penyakit kecacingan selalu berhubungan erat dengan keterbelakangan

dalam pembangunan sosial ekonomi dan erat kaitannya dengan sindroma kemiskinan. Tanda

tanda dari sindroma ini antara lain berupa penghasilan yang sangat rendah. Keadaan ini

menyebabkan tidak dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan perumahan, kuantitas dan

kualitas makanan yang rendah, sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang

kurang, pelayanan kesehatan yang terbatas, jumlah anggota keluarga yang besar serta tingkat

buta aksara yang tinggi .

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kecacingan selain faktor sosial

ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti: usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan

orang tua. Pemberantasan infeksi cacing tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan

pendekatan medis. Dibutuhkan juga dukungan pendekatan kesehatan masyarakat seperti

penataan kesehatan lingkungan, status gizi, higiene, perilaku, sanitasi dan sosial ekonomi

keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana angka kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar.

2. Bagaimana pengaruh sosial ekonomi dengan angka kejadian kecacingan.

3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap angka kejadian kecacingan.

Page 3: Makalah Parasit

Simbiose dan hidup parasit

simbiose : hubungan hidup antara dua individu yang berlainan jenis.

berdasar manifestasinya dibedakan menjadi:

1. simbiosis mutualistisme

hubungan antara dua mahkluk yang sama – sama saling menguntungkan.

contoh : rayap zootermopsis sp dan berbagai flagelata yg hidup di dalam saluran

pencernaan rayap. (trichonympha sp, trichomonas sp, streblomastix sp, tricercomitus sp,

hexamastic sp)

2. simbiosis komensalisme

Hubungan antara dua mahkluk hidup yang salah satunya ditumpangi tapi tidak dirugikan.

Contoh : fauna dan flora yg terdapat dalam usus besar herbivora cara hidup

komensalisme sama dengan cara hidup bersifat “raumparasitmus”.

3. simbiosis parasitisme

Hubungan hidup antara dua individu berlainan jenis, parasit beruntung karena

mendapat makanan sedang inangnya menderita rugi karenanya.

Hubungan parasit dengan kesejahteraan manusia dan hewan

Hidup parasit adalah hidup menumpang pada organisme lain dan mengambil

keuntungan organisme parasit ternyata lebih banyak macamnya daripada non parasit.

organisme parasit meliputi: virus, bakteri, rickettsiales, cendawan, protozoa,

helminth/cacing, dan juga arthropoda (tiga terakhir yang dipelajari dalam

parasitologi). organisme yang ditumpangi parasit disebut hospes/inang.

Hospes/inang

1) inang perantara ialah organisme yang membantu untuk hidup parasit bentuk aseksual atau

bentuk belum dewasa, disebut juga hospes intermedier. contoh plasmodium sp, bentuk

aseksual dalam eritrosit mammmalia (manusia dan kera).

Page 4: Makalah Parasit

2) inang definitif ialah hewan penjamu yang membantu untuk hidup parasit bentuk seksual

atau bentuk dewasa. contoh plasmodium, maka nyamuk anopheles disebut inang

definitive

3) inang reservoir sering dipakai dalam zoonosis (antrophozoonosis atau zooantroponosis).

contoh plasmodium sp sebagai hewan reservoir adalah monyet atau kera.

pada umumnya hospes reservoir walaupun mengandung parasit, namun tidak menunjukkan

gejala penyakit. hospes reservoir bukan sebagai inang normal.

inang predileksi, hospes yang dipilih, disukai, disenangi oleh parasit.

Contoh : stomoxys calcitrans (lalat kandang) di alam bebas lebih menyukai darah kuda, tetapi

jika di tempat lalat hidup tidak banyak atau tidak ada kuda, maka lalat itu juga mengisap darah

sapi.

Pembagian parasit

Berdasar tempat manifestasi parasitismenya :

1) ektoparasit atau ektozoa, parasit yg hidup pada permukaan luar tubuh inang, atau di

dalam liang-liang dalam kulit dan ruang telinga luar yang mempunyai hubungan dengan

dunia luar baik yang permanen atau tidak permanen/datang pergi. contoh: kutu manusia

pediculus humanus capitis, p.h. corporis, phthirus pubis, dan nyamuk.

2) endoparasit/entoparasit/entozoan

parasit yang hidup dalam alat-alat tubuh (hati, paru, limpa, ginjal, otak), dalam sistem:

alimentaris, sirkulasi, pernafasan, rongga: dada, perut, persendian, dalam otot daging, dan

jaringan tubuh lain. contoh: toxoplasma gondii, plasmodium sp

Berdasar lama waktu hidup parasitisnya :

1. parasit temporer

parasit dalam mengunjungi inang pada waktu berselang, tidak menetap pada tubuh inang,

datangnya pada inang bila ia lapar, saatnya tidak tentu contoh: pinjal, cimex, nyamuk

Page 5: Makalah Parasit

2. parasit stasioner/permanen

parasit yang tinggal pada atau dalam tubuh inang selama menyelesaikan seluruh siklus

hidupnya contoh: plasmodium sp

Berdasar sifat keparasitannya

1. parasit insidental, parasit yang secara kebetulan,atau sebagai suatu kecelakaan pada inang

yang tidak wajar. contoh: cacing pita dipylidium caninum, cacing dewasa dalam usus

anjing, karena kecelakaan terdapat pada manusia, terutama pada anak-anak.

2. parasit eratika, parasit yang berparasit pada inang yang wajar tetapi lokasinya yang tidak

wajar atau tidak seperti biasanya. contoh: cacing gelang ascaris lumbricoides, secara

normal terdapat dalam usus duabelas jari manusia, karena sesuatu hal, misalnya

kelaparan yang lama/gerakan antiperistaltik, maka cacing migrasi ke empedu, masuk

lambung pada infeksi berat

3. parasit obligat

organisme yang untuk kelangsungan hidup dan eksistensi jenisnya mutlak memerlukan

adanya organisme lain sebagai inang. contoh: semua organisme patogen, baik bakteri,

virus, rickettsiales, protozoa, maupun metazoa adalah parasit obligat, parasit obligat tidak

mampu hidup tanpa bantuan makan dari organisme lain jenis. parasit obligat dengan

sendirinya akan musnah bila tidak mendapat kesempatan menemukan inang yg serasi,

sebab parasit tersebut tidak dapat hidup mandiri

klasifikasi transmisi penyakit oleh arthropoda :

1. transmisi siklo-propagatif, parasit patogen mengalami perubahan dan berlipat-ganda

dalam tubuh arthropoda. contoh: plasmodium sp

2. transmisi siklo-developmental, parasit patogen mengalami perubahan tetapi tidak berbiak

dalam tubuh vektor arthropoda. contoh: filaria sp

Page 6: Makalah Parasit

Vektor :

vektor berarti pembawa atau pengangkut agen penyakit (patogen) baik virus, bakteri,

rickettsiales. dalam parasitologi vektor adalah hewan yg memindahkan parasit stadium infektif dr

penderita ke hewan penerima berbagai arthropoda telah terbukti peka (susceptible) terhadap

bermacam-macam agen penyakit. Berbagai parasit (cacing atau protozoa) dapat berkembang dan

menyelesaikan sebagian dari hidupnya dalam tubuh arthropoda tersebut sebagai tempat tinggal

sementara.

vektor primer dan vektor sekunder

vektor primer, penanggungjawab utama atau penyebab utama terjadinya penularan.

vektor sekunder, artinya secara normal vektor tersebut tidak penting sebagai penyebar

penyakit, tetapi dalam keadaan wabah kemudian vektor sekunder dianggap sebagai vektor

penting.

vektor mekanis dan vektor biologis

vektor mekanis adalah hewan pengangkut parasit yang dalam tubuh vektor itu parasit tidak

tumbuh secara nyata, tidak pula berkembang dan berlipat ganda. vektor mekanis biasanya

tidak esensial untuk siklus hidup suatu parasit. contoh lalat rumah yg membawa telur

ascaris atau kista amoeba

vektor biologis adalah hewan biasanya arthropoda penghisap darah, yg mengangkut

patogen dan sebelum diterimakan kepada inang baru, maka patogen tersebut tumbuh dan

berkembang (pada metazoa ex. filaria sp) atau berkembang biak (pada parasit protozoa ex.

plasmodium).

cara pemindahan parasit ke inang

1. cara pasif per os

stadium infektif yg semuanya stadium muda, masuk ke dalam tubuh melalui mulut

bersama makanan atau minuman.

Page 7: Makalah Parasit

2. cara pasif inokulatif

stadium infektif diinokulasikan (dimasukkan dg tusukan) ke dalam tubuh inang bersama

ludah oleh serangga pengisap darah. penyakit disebut arthropod-borne parasitoses.

3. cara aktif inokulatif

parasit memasuki tubuh melalui luka gigitan serangga. Stadium infektif hanya mampu

menembus kulit yg luka.

4. cara aktif per cutan

stadium infektif memasuki bagian tubuh yang berkulit tipis, antara lain: ketiak, pipi, sela-

sela jari. cara parasit mengatasi rintangan dalam siklus hidupnya: kesuburan yg luar

biasa, contoh t. solium dpt bertelur 500 ribu/hari, ascaris lumbricoides dpt bertelur

200.000 ribu /hari/ekor cacing betina. Resistens terhadap keadaan yg tidak baik, contoh

kemampaun hibernasi, estivasi, selubung larva yang tunggal atau ganda, dinding telur

yang tebal dan tahan terhadap kekeringan.

Hermaproditisme, cestoda dan trematoda adalah cacing yg hermafrodit.

Partenogenesis dewasa/muda dan pedogenesis, dari sel tubuh pada hewan dapat terbentuk

individu. Toleransi yg tinggi .

cara parasit merugikan inang :

1. Mengisap darah inang, contoh cacing yang hidup di saluran pencernaan.

2. Mengisap darah, cairan tubuh, atau makan jaringan tubuh, contoh nyamuk, caplak, cacing

tambang ancylostoma sp, pediculus sp, fasciola sp merusak dan makan jaringan.

3. Merusak jaringan tubuh inang, contoh plasmodium sp merusak erythrocyte, echinococcus

granulosus merusak dan menekan jaringan.

4. Menimbulkan gangguan mekanik atau fisik alat tubuh, contoh cacing filaria (wuchereria

bancrofti, malayi dpt menyumbat venula2 kecil di daerah kaki bagian bawah & pembuluh

Page 8: Makalah Parasit

limfa kecil. sumbatan menyebabkan terjadinya pembesaran cairan tubuh keluar dari

pembuluh venola menimbulkan bengkak kaki yang disebut penyakit kaki gajah.

5. Menimbulkan radang, hampir semua parasit menimbulkan radang yang bersifat lokal.

6. Memudahkan masuknya mikroorganisme, misal pada parasit datang pergi dari serangga,

mengisap darah inang dengan menusukkan bagian mulutnya ke dalam inang dengan

melukai kulit kemudian merupakan pintu masuk bagi mikroorganisme.

7. Membentuk racun spesifik dan menaikkan sensitivitas inang, cacing-cacing dalam

saluran usus ascaris, d. latum pada manusia dapat menghasilkan racun yang spesifik

berupa perilaku atau aktivitas histeris. caplak (tick paralysis).

8. Bahaya oleh parasit datang pergi

serangan arthropoda parasit baik yang penggigit, pengisap, penusuk sambil menghisap

darah dapat menyebarkan mikroorganisme, juga mengganggu ketenanngan hewan,

melelahkan, menurunkan ketahanan tubuh inang terhadap serangan penyakit lain.

Penyakit-penyakit parasit yang disebarkan oleh arthropod disebut arthropod-borne

parasitoses.

Page 9: Makalah Parasit

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana angka kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar.

2. Bagaimana pengaruh sosial ekonomi dengan angka kejadian kecacingan.

3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap angka kejadian kecacingan.

Berikut kerugian dan cara merugikan yang dialami manusia atau hospes yang terkena parasit,

yaitu Mengisap darah inang, contoh cacing yg hidup di saluran pencernaan. Mengisap darah,

cairan tubuh, atau makan jaringan tubuh, contoh nyamuk, caplak, cacing tambang ancylostoma

sp, pediculus sp, fasciola sp merusak dan makan jaringan. Merusak jaringan tubuh inang, contoh

plasmodium sp merusak erythrocyte, echinococcus granulosus merusak dan menekan jaringan.

Menimbulkan gangguan mekanik atau fisik alat tubuh, contoh cacing filaria (wuchereria

bancrofti, malayi dpt menyumbat venula2 kecil di daerah kaki bagian bawah & pembuluh limfa

kecil. sumbatan menyebabkan terjadinya pembesaran cairan tubuh keluar dr pembuluh venola

menimbulkan bengkak kaki yg disebut penyakit kaki gajah. Menimbulkan radang, hampir semua

parasit menimbulkan radang yg bersifat lokal. Memudahkan masuknya mikroorganisme, misal

pada parasit datang pergi dr serangga, mengisap darah inang dg menusukkan bagian mulutnya ke

dalam inang dengan melukai kulit kemudian merupakan pintu masuk bagi mikroorganisme.

Membentuk racun spesifik dan menaikkan sensitivitas inang, cacing2 dlm saluran usus ascaris, d.

latum pd mns dpt menghasilkan racun yg spesifik berupa perilaku atau aktivitas histeris. caplak

(tick paralysis), bahaya oleh parasit datang pergi. serangan arthropoda parasit baik yg penggigit,

pengisap, penusuk sambil menghisap drh dpt menyebarkan mikroorganisme, juga mengganggu

ketenanngan hewan, melelahkan, menurunkan ketahanan tubuh inang thd serangan penyakit lain.

penyakit2 parasit yg disebarkan oleh arthropod disebut arthropod-borne parasitoses.

Page 10: Makalah Parasit

DAFTAR PUSTAKA

Sundoyo Pitomo. Kebutuhan dasar kelompok berpenghasilan rendah di kota Jakarta. Dalam:

Sumardi M, DE Hans, Penyunting. Kemiskinan dan kebutuhan pokok edisi 1, Jakarta. Rajawali,

1982, h 1–10.

Warren KS, Bundy DAP, Anderson RM. Helminth infection. Dalam: Jamison DT, Mosley WH,

Measham AR, penyunting: Disease control priorities in developing countries. New York: Oxford

University Press for World Bank, h. 131–141.

©2003

Adams EJ, Stephenson LS, Latham MC. Physical activity and growth of Kenyan school children

with hookworm in Trichuris trichiura and Ascaris lumbricoides infections are improved after

treatment with albendazol. American Institute of Nutrition 1994; 1200-1205.

Depary AA, Tarigan P, Sitepu S. Helminthiasis intestinal pada anak anak desa. Medika 1987; 12:

1194–1197.