makalah pancasila - penegakkan ham

19
PENEGAKAN HAM DI INDONESIA, PROSPEK, TANTANGAN, DAN SOLUSINYA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila oleh AEMILIUS DYARMA (2013130154) DANIELLA ALEXANDRA (2013610015) WIRA PRAYATNA (2013610067) JESSLYN SETIAWAN (2013610161) EVELYN IRAWATI (2013610208) KEVIN RIZKHY (2013730029)

Upload: wira-prayatna

Post on 22-Nov-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENEGAKAN HAM DI INDONESIA, PROSPEK, TANTANGAN, DAN SOLUSINYA

MAKALAHDiajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

oleh

AEMILIUS DYARMA (2013130154)DANIELLA ALEXANDRA (2013610015)WIRA PRAYATNA (2013610067)JESSLYN SETIAWAN (2013610161)EVELYN IRAWATI (2013610208)KEVIN RIZKHY (2013730029)

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGANBANDUNG2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iBAB I. PENDAHULUAN 1BAB II. PERMASALAHAN 2BAB III. PEMBAHASAN 23.1. Pelaksanaan dan Prospek 23.2. Masalah 53.3. Solusi 83.4. Harapan 9BAB IV. KESIMPULAN 10DAFTAR PUSTAKA ii

i

BAB I. PENDAHULUAN

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi daripada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dan pemerintah mengupayakan agar hak-hak tersebut dimiliki oleh warganya.Di Indonesia penjelasan mengenai HAM terdapat pada UU RI No. 39 Tahun 1999 pasal 1 tentang HAM yang berisi Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Untuk dasar hukum HAM Indonesia terdapat pada: Pancasila, Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, UUD 1945 Bab XA pasal 28A-J, TAP MPR No. XVII/MPR/1998, UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak-hak Asasi Manusia, UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, KEPPRES No. 129 tentang rencana aksi nasional HAM Indonesia, PP No. 3 Tahun 1998 tentang kompensasi dan rehabilitasi terhadap korban pelanggaran HAM, PP No. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan korban dan sanksi dalam pelanggaran HAM.

BAB II. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana pelaksanaan dan prospek penegakan HAM di Indonesia?2. Apa saja masalah atau tantangan yang menghambat proses penegakkan HAM di Indonesia?3. Bagaimana solusi dari masalah atau tantangan tersebut? 4. Apa harapan kedepannya dalam menjalankan penegakkan HAM di Indonesia?

BAB III. PEMBAHASAN

3.1. Pelaksanaan dan Prospek Hak Asasi Manusia pada hakikatnya adalah seperangkat ketentuan atau aturan untuk melindungi warga negara dari kemungkinan penindasan, pemasungan dan pembatasan ruang gerak warga negara oleh negara. Ada pembatasan-pembatasan tertentu yang diberlakukan pada negara agar hak warga negara yang paling hakiki terlindungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan. Berdasarkan Pasal 8 UU No. 39 Tahun 1999, hak-hak yang dilindungi diantaranya: Hak hidup, Hakhak untuk tidak disiksa, Hak kebebasan pribadi, Hak pikiran dan hati nurani, Hak beragama, Hak untuk tidak diperbudak, Hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.Dalam penjelasan umum Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menyatakan bahwa sejarah bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan dan kesenjangan sosial, yang disebabkan oleh perilaku yang tidak adil dan diskriminatif atas dasar etnis, ras, warna, kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status sosial yang lain. Perilaku tidak adil dan diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang bersifatvertikal(dilakukan oleh aparat negara terhadap warga negara atau sebaliknya) maupunhorizontal(antar warga negara sendiri) dan tidak sedikit yang masuk kategori pelanggaran hak asasi manusia yang berat(grossviolation of human rights). Menurut hasil penelitian, sejarah HAM tumbuh dan berkembang sejak HAM itu diperjuangkan ketika berhadapan dengan kesewenang-wenangan kekuasaan negara. Misalnya pada masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat sangat dibatasi. Begitu juga kejahatan terhadap kemanusiaan dalam berbagai bentuknya sering terjadi, seperti penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan atas orang-orang yang dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi kekuasaannya. Rezim Orde Baru yang represif dan otoriter sudah terlalu banyak melakukan pelanggaran pelanggaran HAM, sehingga menimbulkan gejolak-gejolak sosial dan politik yang pada akhirnya mengakibatkan kejatuhannya pada bulan Mei 1998. Dalam era reformasi ini telah disusun instrumen dan undang-undang yang mengatur pelaksanaan penegakkan HAM di Indonesia. Diantaranya amandemen UUD 45 yang kemudian memasukkan HAM dalam bab tersendiri dengan pasal pasal yang menyebutkan HAM secara lebih detail. Selain amandemen UUD 1945 juga ditetapkannya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang menugaskan kepada lembaga lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai HAM kepada seluruh masyarakat. Komisi HAM didirikan pada tahun 1993 sebagai instrument penegakkan HAM bertujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM di Indonesia, serta meningkatkan perlindungan dan penegakkan HAM guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya.Berdasarkan Undang-undang Hak Asasi Manusia, Komnas HAM memiliki fungsi untuk melaksanakan pengkajian, penyuluhan, serta mediasi mengenai HAM di Indonesia.Terbentuknya Komnas HAM mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan di Indonesia, terbukti dengan banyaknya laporan dari masyarakat kepada Komnas HAM sehubungan dengan banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi selama ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian bangsa Indonesia terhadap penegakkan HAM, namun di sisi lain menunjukkan betapa prihatinnya bangsa Indonesia terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di negeri ini. Namun pada kenyataannya, penegakkan HAM di Indonesia masih kurang memadai. Penegakan HAM di Indonesia kedepannya diprediksi masih akan menemui berbagai hambatan dan tantangan. Terlebih hambatan dan tantangan berasal dari dalam mengingat bahwa pelanggaran HAM didominasi oleh pemerintah. Prospek penegakan HAM di Indonesia belum dapat dikatakan cerah. Hal ini disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah ataupun aparat berwajib terkait kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada beberapa tahun silam (peralihan Orde Baru-Reformasi hingga saat ini). Berikut ini adalah kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada masa tersebut: Kasus Marsinah (1993), Kasus Semanggi I dan II, Trisakti (1998), Kasus Poso (tahun 1998), Kasus Ambon (1999), Kasus Sampit (2001), Kasus Munir (2004), Kasus Ahmadiyah (2007-2008), Kasus pelarangan pendirian rumah ibadah Ahmadiyah (2009-2010), Kasus Prita Mulyasari (2010-2011),Di antara sekian banyak kasus tersebut, banyak diantaranya yang tidak sampai tuntas diusut dan ditindak pelakunya. Hal ini menunjukkan betapa memprihatinkannya perhatian pihak yang berwajib terhadap penegakan HAM di Indonesia. Selain masalah pemerintah dan hukum, banyak faktor lain yang berkontribusi dalam rendahnya prospek penegakan HAM.

3.2. Masalah Dalam memasuki abad ke-21 banyak tantangan besar yang dihadapi dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia khususnya di dalam era Reformasi Hukum. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia antara lain: a) Pemerintah dan praktek hukum yang menyimpangPemerintah yang tidak tegas akan menghasilkan penegakan hukum yang buruk. Suramnya wajah hukum merupakan implikasi dari kondisi penegakan hukum yang stagnan. Kalaupun hukum ditegakkan, seringkali penegakannya diskriminatif. Buruknya penegakan hukum akan menyebabkan rasa hormat dan kepercayaan masyarakat semakin menipis dari hari ke hari. Akibatnya, masyarakat akan mencari keadilan dengan cara mereka sendiri. Suburnya berbagai tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) juga merupakan salah satu permasalahan terbesar dalam penegakkan HAM. Selain itu, kasus pelanggaran HAM sering kali tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. b) Masih kurangnya pemahaman tentang HAMBanyak orang menangkap pemahaman HAM dari segi pemikiran formal belaka. HAM hanya dilihat sebagaimana yang tertulis dalam "Declaration of Human Rights" atau apa yang tertulis dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Namun, hakikat pemahaman HAM harus dilihat sebagai suatu konsep yang bersifat multidimensi. Sebab, dalam pemahaman HAM tertanam di dalamnya konsep dasar "politik, hukum, sosiologi, filosofi, ekonomi dan realitas masyarakat masa kini. Jika makna seperti ini dapat ditangkap melalui suatu proses pembelajaran, pemahaman, penghayatan dan akhirnya diyakini, kita dapat menuju kepada suatu proses untuk menjadikan HAM ini sebagai bagian dari Wawasan Nasional. Bagian dari kebijakan nasional, menjadikan HAM sebagai strategi nasional, program nasional dan konsistensi. Tetapi, jangan lupa bahwa HAM yang formal ini adalah barang import.c) Masih kurangnya pengalamanDisadari atau tidak, kita harus akui bahwa HAM sebagai suatu konsep formal masih terasa baru di masyarakat kita. Kondisi ini mendorong kita harus membina kerja sama dengan beberapa negara dalam mencari gagasan, menciptakan kondisi yang kondusif, dan memberikan proteksi perlindungan HAM, persepsi dan pemahaman bersama seperti ini perlu didorong dan ditegakkan. Namun, kita harus hati-hati, khususnya dalam menjalin kerjasama dengan negara lain. Sebab, forum kerjasama, forum konsultasi, dan berbagai kebijakan selalu diboncengi kepentingan tertentu yang sering tidak terasa bahwa tujuan yang hendak dicapai menjadi melenceng jauh dari tujuan yang semula diharapkan.d) KemiskinanKemiskinan adalah sumber kebodohan, oleh sebab itu harus diperangi dan diberantas. Tema memberantas kemiskinan telah banyak dipersoalkan di forum-forum nasional, regional dan internasional, tetapi hingga saat ini belum ada solusinya. Bahkan, ide memberantas kemiskinan hanya mampu memobilisasi masyarakat miskin tanpa menambah sepeser pun uang ke kantong-kantong orang miskin. Dari segi HAM seolah-olah konvensi hak-hak sosial dan ekonomi yang belum diratifikasi oleh Indonesia perlu diwujudkan.e) KeterbelakanganKeterbelakangan ini adalah suatu penyakit yang bersifat kultural dan struktural. Kultural karena sering sekelompok orang yang terikat dalam satu budaya yang sama memiliki adat-istiadat yang sama dan cara berpikir yang sama pula. Untuk mengatasi diperlukan proses pendidikan dan kebiasaan menggunakan logika berpikir.f) Pemahaman HAM masih terbatas dalam pemahaman gerakan.Tantangan bagi bangsa Indonesia dalam penegakkan HAM khususnya berkaitan dengan adanya pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia. Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuaidengan UU No. 26 Tahun 2000tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, mencakupKejahatan GenosidadanKejahatan Kemanusiaan.1.Kejahatan GenosidaAdalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara:a. Membunuh anggota kelompok,b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok,c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh maupun sebagiannya,d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok atau ras,e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok yang lain.Contoh kasus: Pekan ini sudah lebih setahun seratusan warga Syiah terusir dari rumahnya di dusun Nang Kernang, Sampang, Madura setelah rumah mereka ludes dibakar oleh sekelompok orang. Sejumlah lembaga komisi negara mendesak pemerintah memberikan perlindungan dan mengembalikan mereka ke kampung halaman.2.Kejahatan KemanusiaanAdalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagian bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa:a. Pembunuhan,b. Pemusnahan,

1http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/radio/onairhighlights/kasus-sampang-pemerintah-berpotensi-lakukan-kejahatan-genosida/1183930c. Perbudakan,d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hokum internasional,f. Penyiksaan,g. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara,h. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah dilakukan secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,i. Penghilangan orang secara paksa, atauj. Kejahatan apartheid.Contoh kasus: Terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan, pembantaian tahanan oleh oknum TNI di Yogja. Empat penghuni Lapas Sleman, Yogyakarta tewas ditembak. Mereka ditembak sekelompok orang bersenjata pada sabtu (23/3/2013) dini hari. Sekelompok penyerang menggunakan topeng saat melakukan aksinya.23.3. Solusi Agar prospek penegakan hukum dan pembangunan HAM dalam masyarakat dapat mengalami perbaikan secara signifikan, maka dibutuhkan hal-hal sebagai berikut:1) Adanya personil pemerintahan yang berkualitas,2) Aparat pemerintah yang bermoral dan bertanggung jawab,

2http://hukum.kompasiana.com/2013/03/23/lagi-lagi-terjadi-kejahatan-terhadap-kemanusiaan-pembantaian-tahanan-oleh-oknum-tni-di-jogja-545266.html3) Pembersihan dunia peradilan dari mafia peradilan,4) Terbangunnya publik opini yang sehat atau tersedia sumber informasi yang jelas,5) Terbangunnya suatu kelompok pers yang berani dan bebas dalam koridor menjaga keutuhan bangsa dan negara,6) Adanya sanksi terhadap aparat yang melanggar HAM,7) Tersedianya "bantuan hukum" (legal-aid),8) Terbentuknya jaringan aparat pemerintahan yang bersih, berwibawa sehingga bersinergi,9) Pemerataan pendidikan agar masyarakat mampu berpartisipasi dalam penegakan hukum.3.4. Harapan Salah satu tenaga pendorong yang kuat dalam melahirkan reformasi adalah tuntutan diimplementasikannya HAM dalam kehidupan berbangsa. Tidaklah mengherankan jika dalam amandemen UUD 1945 nilai-nilai HAM mendapatkan tempat penting. Adanya nilai-nilai HAM universal ini tentunya menjadi harapan bagi semua orang di Indonesia untuk memperoleh proteksi HAM yang lebih baik.Indonesia kini masih harus berjuang keras untuk menegakkkan nilai-nilai HAM yang universal. Kita mesti berjuang lebih keras untuk terus menumbuhkan harapan adanya implementasi HAM di Indonesia, mudah-mudahan kita masih tetap bisa sabar dalam kondisi ini dan menjadi siuman, bahwa penegakan HAM adalah perjuangan bersama semua warga. Jika kesadaran ini ada, niscaya kesadaran HAM akan menumbuhkan harapan baru serta melahirkan kenyataan-kenyataan indah tentang indahnya hidup dalam kebersamaan.

BAB IV. KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam undang-undang pengadilan HAM.

DAFTAR PUSTAKA

Grisselda, Aurora Trisna. 2013. Artikel PKN Tantangan Penegakan HAM. http://auroraatg.blogspot.com/2013/04/artikel-pkn-tantangan-penegakan-ham.html (diakses tanggal 28 September 2013) Laisila, Laban. 2013. Kasus Sampag Pemerintah Berpotensi Lakukan Kejahatan Genosida. http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/radio/onairhighlights/kasus-sampang-pemerintah-berpotensi-lakukan-kejahatan-genosida/1183930 (diakses tanggal 28 September 2013) Nastiti, Dara Hapsari. 2011. Pelaksanaan Penegakan HAM di Indonesia. http://darahapsarinastiti.blogspot.com/2011/12/pelaksanaan-penegakan-ham-di-indonesia.html (diakses tanggal 29 September 2013) Sari, Nella. 2012. Penegakan HAM di Indonesia Tak Kunjung Tuntas. http://citizenshipgroup1234.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_4556.html (diakses tanggal 29 September 2013) -----------------. 2013. Hambatan Penegakan HAM di Indonesia. http://cocho-late.blogspot.com/2013/06/hambatan-penegakan-ham-di-indonesia.html (diakses tanggal 27 September 2013) -----------------. 2013. Lagi-Lagi Terjadi Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pembantaian Tahanan Oleh Oknum TNI di Jogja. http://hukum.kompasiana.com/2013/03/23/lagi-lagi-terjadi-kejahatan-terhadap-kemanusiaan-pembantaian-tahanan-oleh-oknum-tni-di-jogja-545266.html (diakses tanggal 28 September 2013) -----------------. 2013. Makalah Upaya Pemerintah dalam Penegakan HAM di Indonesia. http://www.gapurana2.blogspot.com/2012/10/makalah-upayah-pemerintah-dalam.html (diakses tanggal 23 September 2013) -----------------. 2013. Penegakan HAM di Indonesia. http://www.pkn-fariz.blogspot.com/2013/03/lembaga-lembaga-ham.html (diakses tanggal 23 September 2013)ii