makalah pan

19
Makalah Kelompok PEMBANGUNAN TATA RUANG DAN EKONOMI: STUDI PERBANDINGAN STRATEGI CITY BRANDING KOTA BANDUNG DENGAN KOTA SURABAYA Makalah Kekompok, Tahun Ajaran 2014/2015 PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA Di Susun Oleh: Kemal Ahmad Ridla (1206254605) Tri Bagus Utama (1206273806) DEPATEMEN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, MEI 2015

Upload: kemal-ahmad-ridla

Post on 17-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

perbandingan administrasi negara

TRANSCRIPT

Makalah Kelompok

PEMBANGUNAN TATA RUANG DAN EKONOMI: STUDI PERBANDINGAN STRATEGI CITY BRANDING KOTA BANDUNG DENGAN KOTA SURABAYA

Makalah Kekompok, Tahun Ajaran 2014/2015PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA

Di Susun Oleh:

Kemal Ahmad Ridla (1206254605)Tri Bagus Utama (1206273806)

DEPATEMEN ILMU ADMINISTRASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK, MEI 2015

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahMendengar nama Paris, mungkin banyak orang akan langsung membayangkan Menara Eiffel, Museum Louvre, atau Lukisan Monalisa yang sudah mendunia pesona dan keindahannya. Itu semua adalah mahakarya yang begitu luar biasa dari Seniman kelas dunia yang melegenda. Ada pula yang teringat tentang fashion dari berbagai brand, seperti Louis Vuitton, Hermes, Chanel, atau Balenciaga yang mana tempat ini adalah surganya (golden-rama.com). Selain itu, sebagian lagi mungkin berpikir tentang budaya, kuliner, dan sastranya. Misalnya, makanan Crepe khas Prancis yang dengan mudah dapat ditemukan di berbagai tempat di kota ini. Dengan bermacam balutan budaya dan sastra yang indah, Kota Paris dikenal sebagai kota paling romantis di dunia. Orang-orang yang tidak pernah datang ke kota ini pun juga dapat mengetahui hal-hal tersebut, tanpa harus datang langsung ke kotanya.Seperti halnya Paris, Bandung dan Surabaya juga merupakan kota besar di Indonesia yang sudah banyak dikenal orang-orang, baik dalam skala regional, nasional, maupun internasional. Bandung dan Surabaya memiliki keunggulan tersendiri yang menjadi branding value dari kota tersebut dalam menarik perhatian masyarakat dan pengunjung. Apabila Paris tercatat sebagai kota paling romantis, Bandung pun mendapat julukan Paris Van Java; Paris versi Jawa. Surabaya yang memiliki pengalaman sejarah tentang perjuangan juga memiliki julukan, yaitu Kota Pahlawan. Ciri khas tersebut yang kemudian dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota untuk menjual kotanya kepada masyarakat dan pengunjung dengan branding masing-masing.Contoh di atas menunjukkan bahwa Image sebuah kota dapat tertanam dalam benak masyarakat dengan sedemikian rupa, bahkan tanpa harus merasakan atau menyaksikan langsung visualisasi dari kota tersebut. Kota yang memiliki branding yang baik akan mampu menarik perhatian masyarakat untuk terus mengingat apa yang menjadi ciri khas dari kota itu. Selain itu, citra kota yang dipersepsikan masyarakat juga dapat mencerminkan bagaimana kota tersebut memberikan manfaat kepada stakeholders-nya. Terlebih lagi jika komunikasi yang dilakukan juga baik, itu dapat menunjukkan identitas kota kepada masyarakat luas sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan ekonomi daerah dengan menjual keindahan kota itu sendiri.Dalam studi administrasi pembangunan, salah satu domain pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pembangunan di bidang tata ruang dan ekonomi. Pembangunan tata ruang dan ekonomi yang diselenggarakan oleh suatu daerah bertujuan untuk meningkatkan kemajuan hidup dan pelayanan masyarakat daerahnya, yang juga berimplikasi pada kemakmuran masyarakat nasional, yang dilakukan dengan terencana, sistematis, dan berkelanjutan (Siagian, 2000). Sebagaimana disebutkan di atas, dalam bahasan pembangunan tata ruang daerah perkotaan, salah satu strategi untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi adalah dengan menjual kota itu sendiri. Perangkat untuk melaksanakan manajemen perkotaan itulah yang disebut city branding (Yananda & Salamah, 2014).Pelaksanaan strategi city branding dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah selaku aktor perancang utama pembangunan kota. Implementasi strategi city branding ini membutuhkan perencanaan yang strategis. Semakin baik penerapannya, semakin besar pula dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk dapat melakukan implementasi yang baik, pemerintah mesti menerapkan administrasi pembangunan yang berorientasi pertumbuhan ekonomi. Apabila pemerintah berhasil melaksanakan pembangunan ekonomi tersebut, itu berarti administrasi pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat juga telah dilakukan dengan baik.Makalah ini mencoba melihat seperti apa strategi city branding yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Kota Surabaya, dan kota mana yang lebih unggul jika dibandingkan. City branding yang baik dan berhasil menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan tata ruang dan pembangunan ekonomi dalam kerangka administrasi pembangunan juga dilakukan dengan baik oleh pemerintah kota yang bersangkutan.BAB IIKERANGKA TEORI

City branding merupakan praktik manajemen pengelolaan perkotaan yang berorientasi pembangunan ekonomi. Sebagaimana sebuah produk atau jasa, kota juga membutuhkan image yang baik dan menarik agar segala keunggulan kota dan nilai tambahnya bisa dijual kepada pembeli. Praktik-praktik pemasaran kawasan perkotaan tersebut juga diperlukan untuk memperluas informasi yang bisa digunakan untuk menarik para pendatang. Dalam membangun brand sebuah kota, ada tiga komponen utama yang penting; Identitas, Citra, dan Komunikasi.Identitas KotaIdentitas berarti sebuah kesamaan. Makna identitas bisa dirasakan manakala suatu hal yang memiliki identitas tersebut disandingkan dengan sesuatu yang lain daripada dirinya. Keberadaan identitas mengharuskan adanya perbedaan terlebih dahulu. Kota yang memiliki identitas adalah kota yang secara fungsional sama, namun dari segi pemaknaanya berbeda. Kota pada umumnya adalah sama dengan kota lainnya, namun kota juga mesti memiliki perbedaan dengan saingannya (Yananda & Salamah, 2014).Citra KotaCitra atau image merupakan gambaran suatu hal yang terdapat di benak seseorang. Ketika mendengar nama suatu tempat, apa yang terlintas dibenak tentang tempat itu menunjukkan seperti apa citra tempat tersebut menurut persepsi orang yang membayangkannya. Citra merupakan akumulasi dari pengalaman, pengetahuan, dan keterpaparan terhadap suatu objek; orang, benda, peristiwa, tempat.Dalam hal melihat citra sebuah kota, akan lebih banyak dibahas citra yang berhubungan dengan tempat, atau citra tempat. Philip Kotler (dalam Yananda & Salamah, 2014) membagi citra berdasarkan situasi; citra positif, citra negatif, citra lemah, dan citra campuran. Citra positif membuat sebuah tempat selalu terlihat indah di mata orang lain tanpa harus melakukan perubahan tertentu. Citra negatif menyebabkan sebuah tempat terkesan buruk dalam beberapa hal, dan menyebabkan hal lainnya juga dipandang ke arah buruk; efek domino. Citra lemah biasanya ada pada tempat yang tidak terlalu dikenal atau diketahui orang-orang, meskipun potensinya tinggi. Citra campuran ada pada tempat yang memiliki sisi positif dan negatif secara bersamaan.Komunikasi Citra KotaKavaratzis (dalam Yananda & Salamah, 2014) membagi komunikasi citra kota menjadi tiga komponen; komunikasi primer, sekunder, dan tersier.1. Komunikasi Primer: Efek komunikasi yang tidak disengaja (unintended), misalnya lanskep strategis, proyek infrastruktur, struktur organisasi, dan perilaku kota.2. Komunikasi Sekunder: Aktivitas pemsaran yang disengaja, misalnya dengan pemasangan iklan, slogan, logo, sampai public relation.3. Komunikasi Tersier: pertukaran pesan yang tidak terkontrol (uncontrolled), misalnya media dan word of mouth (WOM).BAB IIIPEMBAHASANGambaran Umum Kota BandungBandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah- tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah 1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah 675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin). Wilayah Kota Bandung dibagi menjadi 30kecamatandan 153kelurahan. Populasi penduduknya adalah 2.536.649 juta jiwaGambaran Umum Kota SurabayaSecara klimatologis kota Surabaya terletak diantara 07.12o 07.21o LS dan 112.36o 112.54o BT. Wilayah Surabaya berada di bawah ketinggian 50m dari permukaan. Ditinjau secara topografis, Surabaya merupakan kawasan yang mengalami perkembangan tata ruang kota yang sangat dimanis. Pergeseran wilayah terus terjadi sampai abad ke-18 ke bagian utara yaitu daerah Krembangan, Sukodono (Ampel) dan Sima sampai menjadi sebuah kota besar seperti saat ini. Total luas wilayah kota surabaya adalah 52.087 Ha dengan luas daratan 33.048 Ha dan luas laut sebesar 19.039 Ha. Pemerintahan kota Surabaya (Pemkot) dikepalai oleh walikota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan sebanyak 31 kecamatan, 163 kelurahan yang dibagi dalam 5 wilayah. Populasi penduduknya adalah 2.885.385 juta jiwa.

Analisis Kota BandungIdentitasKota Bandung mempunyai minimal duaidentitas kotayang bertaraf internasional, yaituGedung Satedan Kawasan Braga. Kawasan ini sudah dikenal para wisatawan asing sejak masa Hindia Belanda dan merupakan salah satu unsur yang menjadikan Kota Bandung mendapat julukan Paris van Java (bandung.edu, 2011). Orang-orang yang mendengar kedua tempat tersebut otomatis akan berpikir tentang kota Bandung karena identitas keduanya yang melekat sejak lama. Kota Bandung di masa kini pun mempunyai tempat-tempat yang juga menjadi ciri khas dari Kota Bandung, misalnya Institut Teknologi Bandung, atau tempat hiburan seperti Trans Studio.Pemimpin Kota Bandung saat ini, Ridwan Kamil, sedang berusaha memperkuat kembali identitas kotanya. Misalnya, adanya peraturan mengenai bangunan baru yang harus menggunakan arsitektur Belanda. Selain itu, pembangunan taman-taman yang dapat digunakan untuk banyak kegiatan (multifungsi) juga sedang digencarkan. Pada komponen komunikasi primer, infrastruktur (monorel) dan perilaku (penggunaan sepeda) termasuk ke dalam rencana Pemerintah Kota Bandung untuk mengembalikan identitas Kota Bandung tersebut (Yananda & Salamah, 2014).Bandung dikenal dengan kreativitasnya yang tinggi disebabkan terdapatnya tempat pendidikan tinggi di Kota ini, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), STT Telkom, NHI, dll.). Dalam hal ekonomi, Bandung juga dikenal sebagai kota yang menjadi tujuan wisata orang asing. Sektor pariwisata Bandung mampu menarik orang-orang untuk datang ke kota tersebut sehingga orang-orang yang datang meyakini keindahannya dan membuat citra kota menjadi competitive kembali.Selain itu, kehadiran sosok Pemimpin yang banyak melakukan terobosan positif juga menjadi nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan citra Kota Belanda ini. Pasalnya, Pemkot Bandung (Ridwan Kamil) disukai banyak orang karena kepemimpinannya yang kharismatik dan program-programnya yang mampu menghadirkan sesuatu yang baru sehingga masyarakat semakin ingin menikmati keindahan Kota Bandung melalui Ridwan Kamil.CitraKota Bandung dapat dikatakan sebagai kota yang kaya citranya. Berdasarkan star model, Bandung mencapai 26 topik pemberitaan tertinggi, meskipun tidak ada yang doninan diantaranya. Tiga kategori yang menonjol dengan jumlah berita yang relatif masih sedikit adalah berita soal transportasi, tata ruang, dan ekonomi perdagangan. Akan tetapi, pemberitaan tersebut belum cukup kuat untuk membangun citra yang baik. Belum lagi berita-berita negatif yang juga muncul dapat menggeser citra positif yang sedang dibangun (Yananda & Salamah, 2014).Identitas Bandung yang semakin membaik membuat citra terhadap kota tersebut juga bagus. Meskipun demikian, pemberitaan yang buruk juga sering kali terjadi dan membuat citra di masyarakat menjadi buruk. Bandung termasuk gagal dalam menjaga pemberitaan buruk di media massa beredar. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya peristiwa-peristiwa negatif yang masih terjadi di Kota Bandung ini, misalnya kemacetan, kebakaran, kekerasan gang motor, dll. Citra yang lemah juga terdapat pada beberapa tempat di Kota Bandung yang mestinya memiliki potensi yang besar untuk peningkatan sektor ekonomi. Misalnya, daerah Lembang dan tempat wisata Boscha. Kedua tempat ini tercatat ramai dikunjungi setiap tahunnya karena daerahnya yang dingin dan sejuk serta mudah untuk dijangkau dari berbagai daerah. Akan tetapi, upaya untuk membuat daerah ini menjadi tempat destinasi (wisata) yang tertata belum begitu terlihat. Padahal, jika tata ruang daerah tersebut dapat dilakukan dengan baik, implikasinya adalah pada pertumbuhan sektor ekonomi yang cukup besar dari bidang pariwisata. KomunikasiKomunkasi primer yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah melalui kualitas pelayanan publiknya. Pada tahun 2014, Kota Bandung menerima penghargaan predikat kepatuhan standar pelayanan publik dari Ombudsman atas prestasinya membenahi pelayanan publik di Kota Bandung. Penghargaan yang diterima Kota Bandung ini disebabkan Kota Bandung dinilai sukses memperbaiki 29 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menjadi kategori hijau, hal ini berarti Kota Bandung memiliki kualitas pelayanan publik yang baik (inilah.com, 2014).Komunikasi sekunder yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung adalah dengan membuat slogan dan logo sebagai aktivitas pemasaran Kota Bandung. Slogan Kota Bandung adalah Bandung The Inspiring City dengan logo sebagai berikut:

Gambar 1: Logo Brand Kota Bandung. Sumber: bandung.go.idKomunikasi tersier, yaitu berupa obrolan dari mulut ke mulut yang merupakan rantai informasi yang sulit dikendalikan. Banyaknya pemberitaan di media cetak maupun elektronik mengenai keadaan dan kondisi yang ada menciptakan framing di benak masyarakat terkait isu yang beredar. Berita yang tersebar tidak selalu positif dan tidak selalu negatif. Media sendiri mempunyai agenda dalam menyampaikan informasi kepada publik sehingga tidak terlalu memikirkan bagaimana citra dari kota yang diberitakan.Ketika pemberitaan negatif muncul, sering kali Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung dapat bersikap dengan bijak dan tenang sehingga pemberitaan negatif yang muncul dapat diatasi. Image yang muncul dibenak masyarakat akan selalu baik ketika pengalaman Walikota selama ini selalu baik dihadapan masyarakat. Bahkan, ketika muncul penberitaan yang tidak baik, dengan sendirinya masyarakat akan menepis berita tersebut dan turut membantu membersihkan citra sang Walikota Bandung tersebut.Analsis Kota SurabayaIdentitasKota Surabaya memiliki identitas sebagai kota pahlawan. Identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan didasarkan pada SK Penetapan Pemerintah No. 9/UM/1946. Identitas ini dilandasi oleh rangkaian peristiwa 10 November 1945 yang menjadi peristiwa penting dan paling menentukan kelangsungan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Sekalipun kejadian tersebut di Surabaya, pada hakekatnya peristiwa kepahlawanan ini menjadi tonggak pertama perjuangan semesta kesatuan bangsa Indonesia melawan kolonialisme imperialisme barat (Arsip Kota, 2008: 1). Melalui SK Walikota tertanggal 1 Maret 1973 No. 0/100/6 disebut sebagai salah satu usaha untuk mengidentifikasi identitas kota Surabaya disebut kota Pahlawan. Seiring berjalannya waktu kota Surabaya berkembang menjadi kota metropolis bahkan menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta. Kemajuan perdagangan dan perekonomian di Kota ini menyebabkan berkembangnya pembangunan dan infrastruktur kota yang sangat pesat. Dimana sekrang dapat dilihat proyek-proyek bangunan tinggi seperti apartemen, hotel, dan pusat perbelanjaan menjamur diseluruh bagian kota.Untuk menjaga identitas Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, baru-baru ini mengumpulkan benda-benda bernilai sejarah dalam sebuah wadah yang dikenal sebagai Museum Kota Surabaya.Ada sekitar 1.000 benda-benda yang menceritakan Surabaya tempo dulu dipajang di Museum Kota Surabaya yang bertepat di Gedung Cagar Budaya lantai I Siola Jalan Tunjungan. Museum yang berada di jantung Kota Surabaya itu diresmikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 3 Mei 2015 (monitorday.com, 2015). Selain itu, adanya pemimpin seperti Tri Rismaharini yang dikenal sebagai sosok pemimpin yang selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini membuat identitas dari Kota Surabaya sendiri menjadi lebih positif. Salah satu buktinya adalah Kota Surabaya memenangkan Piala Adipura untuk kategori kota Metropolitan (2011, 2012, 2013 dan 2014). Kebersihan Kota Surabaya menjadi salah satu prestasi dari kepemimpinan Tri Rismaharini, yang akan lebih menarik wisatawan untuk berwisata ke Kota Surabaya.CitraKota Surabaya sebelum dipimpin oleh Walikotanya saat ini yaitu Tri Rismaharini tidak selalu memiliki citra yang baik dimata publik. Salah satu citra buruk Kota Surabaya sebelum dipimpin Tri Rismaharini adalah adanya lokalisasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Tetapi setelah dipimpin oleh Walikota saat ini, lokalisasi tersebut ditutup, karena sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat untuk Perbuatan Asusila serta Pemikatan untuk Melakukan Perbuatan Asusila. Hal ini mebuat citra negatif dari Kota Surabaya berkurangCitra positifnya adalah Kota Surabaya sebagai kota yang bersih, hal ini bisa dilhat dari Piala Adipura yang dimenangkan oleh Kota Surabaya selama 4 tahun terkahir yaitu pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014. Hal inimerupakan sukses masyarakat Surabaya dan peran serta lembaga swadaya masyarakat serta Pemerintah Kota Surabaya dalam menjaga kebersihan Kota. Selain itu menurut Tri Rismaharini pendidikan tentang kesadaran kebersihan kepada masyarakat jauh lebih penting daripada gelar penghargaan Adipura Kencana. Citra positif Kota Surabaya hanya berkutat pada manajemen kota yang baik, hal ini melupakan identitas asli Kota Surabaya yaitu Kota Pahlawan. Pemkot Surabaya sendiri seakan lebih fokus pada pengembangan kota moderen dan terkesan mengabaikan peristiwa besar perjuangan di Indonesia. Bahkan tak jarang, pembangunan di Surabaya banyak merusak dan kian meminggirkan tempat-tempat bersejarah yang bisa menjadi penguat citra Kota Pahlawan itu sendiri.KomunikasiPada kategori komunikasi, dimensi komunkasi primer yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya adalah melalui kualitas pelayanan publiknya, Kota Surabaya raih predikat kepatuhan pelayanan publik. Berdasar surat Ombudsman RI nomor 710/ORI-Srt/VII/2014 disebutkan, ada 14 SKPD di Kota Surabaya yang masuk dalam zona hijau. Artinya, SKPD-SKPD tersebut dinilai memiliki standar kepatuhan tinggi terhadap UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Sebagaimana tertuang dalam pasal 15 dan bab V UU tersebut, bahwa sebuah unit layanan harus menyampaikan informasi, di antaranya mengenai kejelasan waktu, prosedur, persyaratan dan biaya layanan (lensaindonesia.com, 2014). Hal ini berarti Kota Surabaya sudah memiliki kualitas pelayanan publik yang baik, dan dalam hal ini komunikasi primer dalam komunikasi citra dan identitas sudah tercapai.Dimensi selajutnya yaitu komunikasi sekunder yaitu terkait dengan pemasaran kota secara disengaja dan terencana. Pemerintah Kota Surabaya saat ini berupaya untuk mem-branding Surabaya dilakukan dengan konsep Sparkling Surabaya. Sparkling Surabaya adalah suatu konsep promosi Surabaya untuk mengkomunikasikan bahwa Surabaya berkilau, baik karena gemerlap kota yang menuju kota metropolitan, maupun pertimbangan bahwa kota Surabaya menjadi kota pusat perhiasan.

Gambar 3: Logo Sparkling Surabaya Konsep ini masih diperdebatkan efektifitasnya, mengingat konsep yang tidak mengakar pada kekayaan potensi budaya Surabaya menyebabkan masyarakat Surabaya kurang merasa terwakili konsep tersebut. Pada kenyataannya, Industri kreatif Surabaya bukanlah hal yang baru. Arus perdagangan dan industri non kreatif tersebut sesungguhnya secara implisit menawarkan sebuah kebudayaan yang unik, hal tersebut dikarenakan percampuran budaya pedagang-pedagang yang heterogen tersebut menghasilkan hasil-hasil industri kreatif yang dapat dimanfaatkan sebagai kunci pengembangan city branding Surabaya. Konsep Sparkling Surabaya adalah bukan gagasan yang berdasar pada refleksi dari keadaan kota Surabaya itu (Indrojarwo et al, 2010).Tabel PerbandinganBandungSurabaya

Identitas

Citra

Komunikasi

KESIMPULAN

REFERENSIBukuSiagian, Sondang P. (2000). Administrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta: PT Bumi Aksara.Yananda, Muhammad Rahmat,. Salamah, Ummi. (2014). Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Jakarta: Makna Informasi.WebsiteBandung Raih Kepatuhan Standar Pelayanan Publik, 2014. http://m.inilah.com/news/detail/2120708/bandung-raih-kepatuhan-standar-pelayanan-publikIDENTITAS KOTA BANDUNG (LANDMARK), 2011. http://www.bandung.eu/2011/05/identitas-kota-bandung-landmark.htmlKota Surabaya raih predikat kepatuhan pelayanan public, 2014. http://www.lensaindonesia.com/2014/07/19/kota-surabaya-raih-predikat-kepatuhan-pelayanan-publik.html