makalah ortal rs_ok

57
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ORGANISASI DAN TATALAKSANA RUMAH SAKIT” tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang seluk beluk dan bentuk pelaksanaan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit yang mengacu pada peraturan dan perundangan berlaku. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Samarinda, Juni 2013 Penyusun 1

Upload: jona-pongdatu

Post on 29-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ortal Rs_ok

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“ORGANISASI DAN TATALAKSANA RUMAH SAKIT” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang seluk beluk dan bentuk pelaksanaan organisasi dan

tatalaksana di rumah sakit yang mengacu pada peraturan dan perundangan berlaku. 

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Samarinda, Juni 2013

                                                      Penyusun

1

Page 2: Makalah Ortal Rs_ok

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar  ................................................................................................................... 1

Daftar Isi  ............................................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

1.3 Tujuan ...............................................................................................................  4

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tata Kerja Organisasi ..................................................................... 5

2.2 Organisasi Rumah Sakit Menurut Departemen Kesehatan .............................. 9

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Rumah Sakit Jogja ............................................................................................ 16

3.2 Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit Jogja ............................................... 20

3.3 Organisasi Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Jogja ...................................... 25

3.4 Fungsi Unit Pelayanan lain di Rumah Sakit Jogja ........................................... 37

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan  ...................................................................................................... 39

4.2 Saran ................................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Makalah Ortal Rs_ok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional telah

berkembang sedemikian rupa saat sekarang ini. Usaha-usaha dalam mendukung

pembangunan nasional melalui upaya kesehatan juga mengalami adaptasi sedemikian rupa

demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Seiring berkembangnya zaman, yang diikuti perkembangan manusia, ilmu

pengetauan dan tekhnologi, kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin

meningkat, ini terlihat dari maraknya gedung-gedung pelayanan kesehatan seperti puskesmas

dan rumah sakit (RS) baik milik pemerintah maupun swasta, yang ada di suatu daerah

khususnya di daerah kota besar. Fenomena tentang pelayanan kesehatan yang ada saat ini

adalah adanya komersialisasi pelayanan bagi masyarakat mampu. Hal ini banyak dilakukan

oleh rumah sakit swasta yang memahami betul akan kebutuhan pengguna layanannya, dan

sang costumer pun tidak segan-segan merogoh gocek yang dalam demi pelayanan maksimal

yang diberikan oleh RS. Kondisi ini yang membuat RS swasta lebih pesat berkembang

dibanding RS pemerintah, karena RS swasta senantiasa menyesuaikan layanan mereka

dengan keinginan dan perubahan kebutuhan pelanggannya.

RS pemerintah yang notabene merupakan rumah sakit subsidi seharusnya tidak boleh

kalah bersaing dengan RS swasta dalam hal pemberian layanan, mengingat pemerintah

senatiasa menjaga eksistensi RS miliknya ini dengan selalu menyisihkan anggaran yang

diberikan untuk menunjang sarana dan prasarana bagi RS tersebut. Untuk menjawab

tantangan ini, maka RS dengan “plat merah” memerlukan sistem manajemen organisasi dan

tatalaksana (Ortal) internal RS yang dapat meng-cover segala kebutuhan pelayanan

kesehatan sesuai dengan perkembangan saat ini.

Ortal adalah wadah sekumpulan orang yang terdiri atas sejumlah fungsi dan

kedudukan, yang berbeda-beda tetapi komplementer, tersusun secara hirarkis atau adanya

tingkatan dan dikoordinasikan serta diintegrasikan dengan peraturan yang rasional dan

impersonal, dilaksanakan dengan menggunakan seperangkat proses yang diberlakukan dalam

3

Page 4: Makalah Ortal Rs_ok

organisasi tersebut baik swasta maupun negeri untuk menentukan keputusan serta mencapai

suatu tujuan tertentu, secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Ortal dibuat atau disusun

berdasarkan kebutuhan akan layanan kesehatan dan menjadi pucuk kepemimpinan yang

masing-masing memiliki tanggung yang berbeda berdasarkan dengan divisi/bagian/seksi

yang mereka kelola. Ortal bagi RS pemerintah pun perlu dikelola dan dilaksanakan sesuai

dengan pedoman yang ada demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat

penggunanya.

Permenkes RI No: 1045/MENKES/PER/XI/2006 telah memuat tentang pedoman

organisasi di lingkungan departemen kesehatan. Hal ini menjadi pedoman baku bagi RS yang

ada termasuk RS pemerintah dalam menyusun manajemen organisasi dan tatalaksana internal

RS. Namun penulis beranggapan bahwa RS pemerintah dapat memodifikasi pedoman

tersebut sesuai dengan kebutuhan layanan masyarakat setempat namun masih dalam koridor

permenkes tersebut dan tidak berbenturan dengan peraturan perundangundangan yang ada.

Melalui hal tersebut maka penulis ingin mendeskripsikan tentang ortal RS khususnya

RS pemerintah sesuai dengan pedoman dari permenkes yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian, dan bentuk-bentuk organisasi?

2. Bagimana unsur, jenis, dan syarat partisipasi dalam organisasi?

3. Bagaimana organisasi rumah sakit menurut departemen kesehatan?

4. Bagaimana gambaran organisasi dan tatalaksana rumah sakit yang ada di Jogja?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui pengertian, dan bentuk-bentuk organisasi?

2 Mengetahui unsur, jenis, dan syarat partisipasi dalam organisasi?

3 Mengetahui organisasi rumah sakit menurut departemen kesehatan?

4 Mengetahui gambaran organisasi dan tatalaksana rumah sakit yang ada di Jogja?

4

Page 5: Makalah Ortal Rs_ok

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tata Kerja Organisasi

a. Tata kerja

Tata kerja adalah pembentukan sebuah struktur kerja yang disusun dengan

membentuk badan utama yang bertugas membuat skat-skat bagian dari sebuah organisasi

atau anggota kelompok.

b. Organisasi

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang

ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian

mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku

organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).

Definisi Organisasi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama

satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai

tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan

sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan

sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan

lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

a. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

b. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap

perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

5

Page 6: Makalah Ortal Rs_ok

c. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem

aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

d. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial

yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat

diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai

suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti

penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi

sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah

organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena

memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat

sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan

yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan

tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan

mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi

berpartisipasi secara relatif teratur.

Bentuk-bentuk Organisasi

1. Organisasi politik

2. Organisasi sosial

3. Organisasi mahasiswa

4. Organisasi olahraga

5. Organisasi sekolah

6. Organisasi negara

c. Partisipasi

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan

semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung

kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap

6

Page 7: Makalah Ortal Rs_ok

individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi

setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental

atau pikiran dan emosiatau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai

tujuan.

Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan

jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan

emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk

memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut

bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Unsur-unsur

Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:

a. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu

keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan

secara jasmaniah.

b. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai

tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk

membantu kelompok.

c. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang

menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa

“sense of belongingness”.

Jenis-jenis

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:

a. Pikiran (psychological participation)

b. Tenaga (physical partisipation)

c. Pikiran dan tenaga

d. Keahlian7

Page 8: Makalah Ortal Rs_ok

e. Barang

f. Uang

Syarat-syarat

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif,

membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .

a. Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini

adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut

mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran

serta.

b. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya

dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan

menimbulkan efek negatif.

c. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana

individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.

d. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang

bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan

komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh

komunikator.

e. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik,

misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga

tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

f. Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai

dengan persyaratan yang telah ditentukan.

g. Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan

kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau

penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau

jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa

partisipasi adalah bersifat persuasif.

8

Page 9: Makalah Ortal Rs_ok

Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian atau tugas-tugas dalam

melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan

secara terstruktur dan lebih jelas.

2.2 Organisasi Rumah Sakit Menurut Departemen Kesehatan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

bahwa Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden RI yang

memegang kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 dan yang menyelenggarakan pemerintah

dibidang kesehatan adalah Menteri Kesehatan.

Salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap bidang kesehatan adalah

penyelenggaraan Rumah Sakit yang berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai

kemanusiaan, etika, profesional, manfaat, keadilan, dan persamaan hak dan anti

diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien dan mempunyai fungsi

sosial. Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.

Definisi

Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang

menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka

pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan

rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.

Rumah sakit merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen

Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Bina Pelayanan

Medik.

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam dua

klasifikasi yakni:

1. Rumah sakit umum

Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis

penyakit.

9

Page 10: Makalah Ortal Rs_ok

2. Rumah sakit khusus

Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis

penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau

kekhususan lainnya. 

Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan jenis pelayanan, rumah sakit dibagii dalam 2 kategori:

1. Rumah Sakit Umum (RSU) :

a. RSU Kelas A

b. RSU kelas B Pendidikan

c. RSU kelas B Non-Pendidikan

d. RSU Kelas C

e. RSU Kelas D

2. Rumah Sakit Khusus (RSK):

a. RSK Kelas A

b. RSK Kelas B

c. RSK kelas C

Rumah sakit khusus meliputi :

Rumah Sakit Jiwa

Rumah Sakit Kusta

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)

Rumah Sakit Bersalin (RSB) dan RSK lainnya

Berdasarkan kepemilikan/pengelolanya, maka rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit

publik dan rumah sakit privat. Secara umum, kepemilikan rumah sakit terbagi atas:

10

Page 11: Makalah Ortal Rs_ok

1. Rumah Sakit Vertikal (Depkes)

2. Rumah Sakit Provinsi (Pemda Provinsi)

3. Rumah Sakit Kabupaten/Kota (Pemda Kabupaten/Kota)

4. Rumah Sakit TNI/Polri

5. Rumah Sakit Departemen Lain/BUMN

6. Rumah Sakit Swasta

RSU Kelas A, RSU Kelas B Pendidikan dan RSK Kelas A berfungsi

menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian secara

terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran

berkelanjutan.

Susunan Organisasi

a. RSU Kelas A

b. RSU Kelas B Pendidikan 

c. RSU kelas B Non-Pendidikan

d. RSU Kelas C

e. RSU Kelas D

f. RSK Kelas A

g. RSK Kelas B

h. RSK Kelas C

Dalam susunan organisasi juga terdapat unit-unit non struktural yang terdiri dari:

1. Satuan Pengawas Intern

Adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan intern rumah

sakit.

Satuan pengawas intern ini berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan

rumah sakit dan juga dibentuk dan ditetapkan oleh pemimpin rumah sakit.

11

Page 12: Makalah Ortal Rs_ok

2. Komite

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk

untuk memberikan pertimbangan stratefis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka

peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.

Pembentukan komite di tetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan yang

terdiri dari Komite Medik dan Komite Etik dan Hukum. Komite dipimpin oleh seorang

ketua yang dipilihm diangkat dan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Dalam hal

pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite, pimpinan rumah sakit

membutuhkan persetujuan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.

3. Instalasi

Adalah unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.

Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan

rumah sakit, dimana kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-

tenaga fungsional dan atau non-medis.

Pembentukan, perubahan jumlah dan jenis instalasi di tetapkan oleh pimpinan rumah

sakit dan dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Terdapat juga kelompok jabatan fungsional dan staf medik fungsional yang rincian tugasnya

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok jabatan fungsional

Terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terdiri atas berbagai kelompok jabatan

fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing tenaga fungsional berada

dilingkungan unit kerja rumah sakit sesuai dengan kompetensinya.

Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan

jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

12

Page 13: Makalah Ortal Rs_ok

b. Staf medik fungsional

Adalah kelompok dokter yang bekerja dibidang medis dalam jabatan fungsional,

bertugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan

dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan

pengembangan. Staf medik fungsional dalam menjalankan tugas menggunakan

pendekatan tim dengan tenaga profesi terkait.

Tata Kerja

1. Setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan rumah sakit wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dilingkungannya, serta dengan instansi lain.

2. Pimpinan organisasi wajib mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan, wajib

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan

bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahannya.

4. Pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung

jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

5. Pimpinan satuan organisasi wajib mengolah setiap laporan yang diterima dari

bawahannya dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan

untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

6. Para Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Kepala Subbagian dan

Kepala Instalasi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing.

7. Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan lengkap dengan

semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara

fungsional mempunyai hubungan kerja.

8. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala

satuan organisasi dibawahnya dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan

kepada bawahan masing-masing serta wajib mengadakan rapat berkala.

Eselonisasi 13

Page 14: Makalah Ortal Rs_ok

Kategori RS Jabatan Jabatan Struktural

RSU Kelas A Direktur Utama Eselon II.a

Direktur Eselon II.b

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.a

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.a

RSU Kelas B Pendidikan Direktur Utama Eselon II.a

Direktur Eselon II.b

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.a

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.a

RSU Kelas B Non-Pendidikan Direktur Utama Eselun II.b

Direktur Eselon III.a

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.b

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.a

RSU Kelas C Direktur Eselon III.a

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.b

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.b

RSU Kelas D Direktur Eselon III.b

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.b

RSK Kelas A Direktur Utama Eselon II.a

Direktur Eselon II.b

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.a

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.a

RSK Kelas B Direktur Utama Eselon II.a

14

Page 15: Makalah Ortal Rs_ok

Direktur Eselon II.b

Kepala Bagian dan Kepala bidang Eselon III.a

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.a

RSK Kelas C Direktur Eselon III.b

Kepala Subbagian dan Kepala Seksi

Eselon IV.b

BAB III

15

Page 16: Makalah Ortal Rs_ok

PEMBAHASAN

3.1 Rumah Sakit Jogja

Sejarah Singkat dan Lokasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Wirosaban Kota Yogyakarta berdiri sejak tanggal 1

Oktober 1987. Rumah Sakit ini merupakan pengembangan dari klinik Bersalin Tresnowati

yang beralamat di Jalan Letkol Sugiyono Yogyakarta.Dari klinik ini berkembang menjadi

sebuah rumah sakit umum dengan tipe kelas “D” meliputi pelayanan dasar umum, gigi dan

kebidanan. Pada tahun 1988 pelayanan sudah mulai memanfaatkan gedung rumah sakit yang

berada di wilayah Wirosaban Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo. Selanjutnya

pada tanggal 1 Oktober 2010 Rumah sakit berubah nama menjadi Rumah Sakit Jogja namun

masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai Rumah sakit Wirosaban.

Rumah sakit mendapatkan penetapan dari Pemerintah melalui SK Menkes RI No.

496/Menkes/SK/V/1994 dan dikukuhkan dengan Perda No.1 Tahun 1996 Tentang

Pembentukan RSUD Kota Yogyakarta dan Perda No.2 Tahun 1996 mengenai Susunan

Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kota Yogyakarta. Pada saat itu rumah sakit telah

berkembang menjadi rumah sakit kelas C.

Dalam hal mutu pelayanan Rumah Sakit Daerah Kota Yogyakarta pada tahun 1999,

memperoleh Sertifikat dari KARS Pusat “terakreditasi penuh“ dengan 5 pelayanan yang

meliputi: Administrasi Dan Manajemen, Pelayanan Medis, Rawat Darurat, Keperawatan,

Dan Rekam Medis. Selanjutnya pada tahun 2010mendapat Sertifikasi lagi dari KARS Pusat

“terakreditasi penuh 12 Pelayanan“. Yaitu dari 5 bidang yang sebelumnya ditambah 7 bidang

meliputi : Farmasi, K3, Radiologi, Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, PPI, dan

Perinatal Resiko Tinngi.

Melalui Perda No. 42 Tahun 2000 Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pemilik

menetapkan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Unit Swadana, dengan pengertian

khusus kewenangan mengelola pendapatan fungsional untuk keperluan memenuhi biaya

operasionalnya.

16

Page 17: Makalah Ortal Rs_ok

RSUD Kota Yogyakarta juga ditetapkan menjadi BLUD (Badan Layanan Umum

Daerah) berdasarkan Keputusan Walikota Yogyakarta No.423/Kep/2007 pada tanggal 12

September 2007.

Dengan meningkatnya jenis-jenis pelayanan, kemampuan SDM, peralatan medis,

sarana dan prasarana maka RSUD Kota Yogyakarta ditetapkan menjadi Rumah Sakit kelas

“B” Non Pendidikan oada tanggal 28 Nopember 2007dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1214/MENKES/SK/XI/2007.

Dengan ditetapkannya RSUD kelas “B” Non Pendidikan maka susunan dan tata kerja

organisasi telah disempurnakan dengan peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 9 Tahun

2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah

yang sudah sesuai peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007. Uraian Rincian Tugasnya

ditetapkan berdasar Peraturan Walikota No. 64 Tahun 2008.

Pemilik Rumah Sakit Jogja

Kepemilikan Rumah Sakit Jogja saat ini berada di bawah Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia (Pemerintah).

Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Jogja

a. Visi

“ Menjadi pilihan utama dalam pelayanan Perumahsakitan”

b. Misi

1) Mewujudkan pengembangan pelayanan perumahsakitan dengan standar profesi

tertinggi.

2) Mewujudkan pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur rumah sakit yang

modern.

3) Mewujudkan pengembangan manajemen rumah sakit modern.

4) Mewujudkan Sistim Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit yang handal.

5) Meningkatkan secara terus menerus pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kinerja

pegawai.

17

Page 18: Makalah Ortal Rs_ok

6) Meningkatkan pelayanan rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan serta

penelitan dan pengembangan.

7) Ikut mewujudkan Yogyakarta sebagai kota dengan lingkungan yang bersih dan sehat.

8) Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi semua pelanggan.

c. Motto

“Pelayanan dengan Senyum, Sapa, Sopan, Santun, dan Sembuh”

Jenis-jenis Pelayanan di Rumah Sakit Jogja

Menurut Perda No 104 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan kesehatan pada

Rumah Sakit Daerah, jenis pelayanan yang ada di RSUD Kota Yogyakarta terdiri dari :

a. Pelayanan Rawat Jalan

1) Klinik Spesialis Anak.

2) Klinik Spesialis Bedah.

3) Klinik Spesialis Dalam.

4) Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan.

5) Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin.

6) Klinik Spesialis THT

7) Klinik Spesialis Mata

8) Klinik Spesialis Syaraf

9) Klinik Spesialis Jiwa

10) Klinik Spesialis Gigi dan Mulut

11) Klinik Spesialis Gizi

12) Klinik Eksekutif/Perjanjian.

b. Pelayanan Rawat Darurat 24 Jam

c. Pelayanan Paripurna satu hari ( One Day Care )

18

Page 19: Makalah Ortal Rs_ok

d. Pelayanan Rawat Inap dan Tindakan Operasi

e. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Bedah Sentral : dengan 4 kamar operasi Instalasi Rehabilitasi Medik siap

melayani : Traksi, Diatermi, Ultra Sound therapy, Terapi Latihan, Infra Merah,

Stimulasi, Senam Hamil, Senam Astma, Senam Stroke, Senam Nifas, Senam

Diabetes.

2) Instalasi Radiologi dengan fasilitas : Rontgen, USG, Pemeriksaan Canggih BNO-IVP,

Cystografi, Colon In Loop, Appendicogram.

3) Instalasi Farmasi dengan pelayanan 24 jam

4) Laboratorium Klinik yang siap melayani : Pemeriksaan sederhana s/d canggih antara

lain: CKMB, LDL, TG, LDH, dan lain-lain.

5) Instalasi Sterilasasi Sentral.

6) Instalasi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan.

7) Instalasi pendidikan dan Latihan.

8) Instalasi Gizi : Menyelenggarakan makanan pasien, memberikan penyuluhan gizi

Rawat Inap.

9) Pelayanan Hemodialisa (Cuci Darah)

10) Pelayanan Endoscopy Gastro Intestinal.

Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Jogja

Tabel 2.1

Kapasitas Tempat Tidur di Rumah sakit Jogja Tahun 2011.

No. Ruang VIP Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

1. Vinola 11 - - - 11

2. Anggrek - 4 10 6 20

3. Dahlia - - 8 16 24

4. Bougenvile - 7 8 14 29

19

Page 20: Makalah Ortal Rs_ok

5. Kenanga - - - 10 10

6. Kanna - - 2 0 2

7. Wijaya Kusuma

- 0 5 - 5

8. Padma 3 3 18 8 32

9. Cempaka - 10 7 - 17

10. Edelweis - - - 42 42

11. IRD 0 0 4 0 4

12. IBS 0 0 4 0 4

JUMLAH 11 24 66 96 200

Ket : Ruang Edelweis mulai beroperasi Juli 2010

Sumber : Bagian Pelaporan dan Statistik Instalasi Catatan Medik Rumah Sakit Jogja.

Performance RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2011

Tabel 2.2

Performance Rumah Sakit Jogja Tahun 2011

No. Indikator Hasil

1. BOR (Bed Occupancy Rate) 60,1 %

2. AvLOS (Average Length of Stay) 3,91 Hari

3. TOI (Turn Over Interval) 2,37 Hari

4. BTO (Bet Turn Over) 54,85 Kali

5. NDR (Net Death Rate) 16,30 ‰

6. GDR (Gross Death Rate) 36,82 ‰

Sumber : Bagian Pelaporan dan Statistik Instalasi Catatan Medik Rumah Sakit Jogja.

3.2 Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit Jogja

a. Bentuk dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jogja

20

Page 21: Makalah Ortal Rs_ok

Bentuk organisasi Rumah Sakit Jogja adalah organisasi lini yaitu organisasi

dimana peranan pimpinan sangat dominan. Segala kendali berada di tangan pimpinan,

serta dalam melaksanakan kegiatan, yang diutamakan ialah wewenang dan perintah.

Dalam organisasi lini, pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata

antara satuan organisasi pimpinan dengan satuan organisasi pelaksana.

Struktur organisasi yang ada di Rumah Sakit Jogja terdiri dari :

1) Direktur Utama

2) Wakil Direktur Pelayanan

3) Wakil Direktur Umum dan Keuangan

4) Komite Medis

5) Komite Paramedis

6) Kelompok Jabatan Fungsional

7) Instalasi-Instalasi

b. Tugas, Wewenang, Tanggung jawab Masing-Masing Jabatan

1) Direktur Utama

Dalam pelaksanaannya direktur menpunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :

(a) Direktur wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan

simplifikasi secara vertikal dan horizontal.

(b) Direktur bertanggung jawab memimpin, menberikan bimbingan, petunjuk,

perintah, dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya.

(c) Direktur mengadakan rapat berkala dalam rangka menberika bimbingan kepada

bawahannya.

2) Wakil Direktur Pelayanan

Wakil Direktur Pelayanan mempunyai fungsi melaksanakan kebijakan

direktur dibidang operasional pelayanan medis, para medis dan pelayanan non medis

di RSUD.

21

Page 22: Makalah Ortal Rs_ok

Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas sebagai berikut :

(a) Merumuskan kebijakan operasional pelayanan kesehatan sesuai tugas pokok dan

fungsinya.

(b) Menyelenggarakan pengunpulan data, informasi, permasalahan, peraturan

perundang-undangan dan kebijakan teknis dan upaya pemecaham masalah yang

berkaitan dengan bidang operasional pelayanan medis, para medis dan pelayana

non medis RSUD.

(c) Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan kegisatan Wakil direktur pelayanan.

(d) Menyelenggarakan bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang

berkaitan dengan operasional pelayanan medis, para medis dan pelayanan non

medis RSUD.

(e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pelayanan medis, pelayanan para

medis dan pelayanan non medis serta pelayanan yang berhubungan dengan

pelayanan terhadap pasien dan keluarga pasien.

(f) Mengkoordinasi pelaksanaan tugas administrasi kesehatan yang berhubungan

dengan pelayanan medis, pelayanan para medis dan pelayanan non medis.

(g) Mengkoordinasikan ketugasan kepala bidang dan kepala seksi dibawahnya, dan

melakukan komunikasi dengan komite medis komite para medis, ketua-ketua

kelompok jabatan fungsional agar dapat terselenggara pelayanan medis,

pelayanan para medis, pelayanan non medis, dan pelayanan rumah sakit lainnya

dalam jalinan kerja sama yang sinergis, harmonis, dan saling menghormati.

(h) Menyusun kebijakan kebutuhan tenaga medis baik tenaga penuh maupun tenaga

paruh waktu agar pelayayan kedokteran selaluterselenggara dengan baik.

(i) Melakukan perencanaan pengembangan pelayanan medis, para medis dan non

medis.

22

Page 23: Makalah Ortal Rs_ok

(j) Mengawasi dan mengendalikan kebutuhan bahan medis pakai habis dan sarana

pendukung lainnya yang dierlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis, Rawat

Jalan dan Rawat Inap.

(k) Merumuskan kebijakan mutu pelayanan medis, paramedis, dan penunjang

pelayanan RSUD.

(l) Mengkoordinasi kebutuhan instalasi-instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat

Darurat, Rawat Intensif Hemodilisa, Bedah sentral dan Instalasi Penunjang

Medis dan Non Medis, dan instalasi pelayanan lainnya.

(m) Menyelenggarakan anlisis dan pengembangan kinerja Wakil Direktur Pelayanan,

(n) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh direktur.

3) Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi pelaksanan

kebijakan di bidang administrasi, hukum, manajemen keuangan, pengelolaan aset,

ketatausahaan, kerumah tanggaan, kepegawaian, pengembanagn sumber daya

manusia, administrasi data dan pelaporan.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :

(a) Merumuskan kebijakan administrasi, hukum, manajemen keuangan, pengelolaan

aset, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, pengembangan sumber

daya manusia, administrasi data dan pelaporan.

(b) Menyelenggaraka pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan

perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis dan upaya pemecahan masalah

yang berkaitan dengan administrasi, hukum, manajemen keuangan, pengelolaan

aset, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, pengembangan sumber

daya manusia, administrasi data dan pelaporan.

(c) Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan kegiatan Wakil Direktur Umum dan keuangan.

(d) Menyelenggarakan bimbingan dan pembinaan sertapetunjuk teknis yang

berkaitan dengan administrasi, hukum, manajemen keuangan, pengelolaan aset,

23

Page 24: Makalah Ortal Rs_ok

ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, pengembangan sumber daya

manusia, administrasi data dan pelaporan.

(e) Mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi rumah sakit, hukum, pengelolaan

keuangan, pengelolaan aset, ketatausahaan dan rumah tangga serta pelaksanaan

pengelolaan kepegawaian dan pengembangan SDM.

(f) Merumuskan kebijakan mutu pelayanan administrasi umum dan keuangan.

(g) Mengkoordinasikan perencanaan program rumah sakit, administrasi data dan

pelaporan.

(h) Mengkoordinasikan ketugasan kepala bagian.

(i) Menyusun kebujakan kebutuhan anggaran untuk pelayanan perumahsakitan.

(j) Melaksanakan penilaian kinerja kepala bagian.

(k) Nmengevaluasi ketugasan bagian di bawahnya dan menbuat laporan berkala

sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada direktur.

(l) Menyelenggarakan analisa dan pengembangan kinerja Wakil Direktur Umum

dan keuangan.

(m) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur.

4) Komite Medis dan Komite Para Medis

Komite Medis dan Para Medis mempunyai fungsi dan tugas senagai berikut :

(a) Komite Medis dibentuk untuk membantu Direktur dalam menyusun standart

pelayanan medis, melaksanakan pemantauan dan evaluasi, melaksanakan

pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis

fungsional dan mengembangkan program pelayanan.

(b) Komite Para Medis di bentuk untuk membantu direktur dalam menyusun

standart pelayanan, pembinaan asuhan keperawatan, kebidanan, paramedis

lainnya, dan melaksanakan pembinaan etika profesi, kewenangan ptofesi dan

pengembangan progran pelayanan keperawatan, kebidanan, para medis lainnya.

24

Page 25: Makalah Ortal Rs_ok

(c) Komite Medis dan Komite Para Medis masing-masing dipimpin oleh seorang

ketua yang dipilih dari dan oleh anggotanya, yang ditetapkan dengan keputusan

durektur.

5) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabtan Fungsional mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :

(a) RSUD dalam melaksanakan fungsi dn jabatan pelayanan rumah sakit dilakukan

oleh Jabatan Fungsional yang dikelompokan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(b) Kelompok Jabatan Fungsional dalam menjalankan fungsinya dikoordinasikan

oleh seorang pejabat fungsional yang ditetapkan, berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada direktur.

(c) Kelmpok Jabatan Fungsional medis dan Para Medis ditugaskan oleh direktur di

Instalasi-instalasi dan satuan organisasi RSUD sesuai kompetensi dan

kebutuhan.

6) Instalasi-instalasi

Instalsi-instalasi mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :

(a) Instalasi-instalasi dibentuk untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di RSUD

sesuai fungsi dan standar pelayanan rumah sakit.

(b) Pembentukan jumlah dan jenis-jenis instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan RSUD yang ditetapkan oleh direktur.

(c) Instalasi-instalasi dalam melaksanakan fungsinya dipimpin oleh seorang kepala

instalasi yang diangkat dan diberhentika oleh direktur.

(d) Kepala instalasi bukan merupakan jabatan struktural

(e) Uraian fungsi dan tugas kepala instalasi ditetapkan oleh direktur.

3.3 Organisasi Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Jogja

a. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis

25

Page 26: Makalah Ortal Rs_ok

Organisasi rekam medis di Rumah Sakit Jogja berbentuk lini. Kepala Instalasi

Rekam Medis memiliki staf pelaksana dan berperan sebagai pemimpin karena setiap

pengambilan keputusan harus diajukan kepada Kepala Instalasi Rekam Medis terlebih

dahulu. Kepala Instalasi Rekam Medis mempunyai hak untuk menegur stafnya jika

mereka melanggar peraturan yang berlaku.

Tiap staf rekam medis bekerja sesuai dengan bagian pekerjaan mereka yang telah

ditempatkan menurut kemampuan mereka. Kepala instalasi rekam medis bertanggung

jawab atas pelaksanaan kegiatan di instalasi rekam medis.

b. Jabatan, Tugas, Wewenang, Tanggung Jawab masing-masing Staf di Instalasi

Rekam Medik Rumah Sakit Jogja

1) Kepala Instalasi Rekam Medis

(a) Tugas Pokok

Mengkoordinasikan dan mengawasi ketugasan di Instalasi Rekam Medis

meliputi pendaftaran pasien, administarsi pencatatan rekam medis, penyimpanan,

dan pengolahan berkas rekam medis serta pelayananan pelaporan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(b) Wewenang

1. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf di Instalasi Rekam Medis

2. Membuat keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di Instalasi

Rekam Medis

3. Memberikan teguran dan sanksi terhadap staf yang lalai terhadap tugasnya

4. Melakukan rolling pegawai di Instalasi Rekam Medis.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi Rekam

Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : S1 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

26

Page 27: Makalah Ortal Rs_ok

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Manajemen Rekam Medis Pelatihan

Manajemen SDMPelatihan Pemberian Pelayanan

Prima.

2) Koordinator Penerimaan Pasien

(a) Tugas Pokok

Mengkoordinasikan terciptanya kegiatan penerimaan pasien, baik Rawat

Jalan, Rawat Inap maupun Rawat Darurat yang baik, tepat dan cepat sehingga

dapat terwujud sistem penerimaan pasien yang berkualitas dalam upaya

pemberian pelayanan prima kepada pasien.

(b) Wewenang

1. Membagikan pekerjaan penerimaan pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan

Rawat Darurat

2. Mengawasi kegiatan pelaksana penerimaan pasien Rawat Jalan, Rawat Inap

dan Rawat Darurat

3. Memberikan teguran terhadap pelaksana penerimaan pasien yang lalai

terhadap tugasnya.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan penerimaan pasien

rawat yang baik di Instalasi Rekam Medis secara baik, terib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Manajemen Rekam Medis Pelatihan

Manajemen SDM Pelatihan Pemberian Pelayanan

Prima.

3) Koordinator Pengolahan Berkas Rekam Medis27

Page 28: Makalah Ortal Rs_ok

(a) Tugas Pokok

Mengkoordinasikan terciptanya kegiatan pengolahan berkas rekam medis

pasien yang berkualitas dalam upaya mewujudkan manajemen berkas rekam

medis yang baik. Berkas rekam medis yang dimaksud adalah berkas rekam medis

pasien Rawat Inap.

(b) Wewenang

1. Membagikan tugas kepada pelaksana pengolahan berkas rekam medis

2. Mengawasi tugas pelaksana pengolahan berkas rekam medis

3. Memberikan teguran terhadap pelaksana penerimaan pasien yang lalai

terhadap tugasnya.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan pengolahan

berkas rekam medis di Instalasi Rekam Medis secara baik, benar dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

4) Koordinator Pelaporan dan Surat Keterangan Medis

(a) Tugas Pokok

Mengkoordinasikan tetciptanya kegiatan pelaporan yang baik sehingga

upaya mewujudkan tujuan kegiatan di Instalasi Rekam Medis yaitu sebagai

penyedia laporan yang berkualitas berkaitan dengan kegiatan pelayanan di rumah

sakit.

(b) Wewenang

1. Membagikan tugas penyusunan laporan di Instalasi Rekam Medis

2. Mengawasi tugas pelaksana pengolahan pelaporan di Instalasi Rekam Medis

3. Memberikan teguran terhadap pelaksana penerimaan pasien yang lalai

terhadap tugasnya.

(c) Tanggung Jawab28

Page 29: Makalah Ortal Rs_ok

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan pelaporan di

Instalasi Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : S1 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Pendidikan Non Formal : Pelayanan Manajemen Pelaporan.

5) Koordinator Penyimpanan Berkas Rekam Medis

(a) Tugas Pokok

Mengkoordinasikan terciptanya kegiatan penyimpanan berkas rekam

medis yang baik, tertib, teratur dan sesuai dengan kaidah penyimpanan yang

berlaku

(b) Wewenang

1. Membagikan tugas penyimpanan berkas rekam medis Rawat Jalan dan Rawat

Inap

2. Mengawasi tugas dan pelaksana penyimpanan dan pengambilan berkas

Rawat Jalan dan Rawat Inap

3. Merencanakan pemilahan rekam medis inaktif

4. Mengusulkan pengapusan rekam medis (Retensi berkas rekam medis).

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan penyimpanan

berkas rekam medis di Instalasi Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SLTA

Pendidikan Non Formal : Pelayanan Manajemen Rekam Medis

6) Pelaksana Penerimaan Pasien Rawat Jalan

(a) Tugas Pokok

29

Page 30: Makalah Ortal Rs_ok

Melaksanakan kegiatan penerimaan pasien Rawat Jalan yang baik, tepat

dan cepat sehingga dapat terwujud sistem penerimaan pasien yang berkualitas

dalam upaya pemberian pelayanan prima kepada pasien.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugas penerimaan pasien

Rawat Jalan

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan apabila diperlukan

3. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Instalasi Rekam Medis

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SLTA

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Pemberian Pelayanan Prima

7) Pelaksana Penerimaan Pasien Rawat Inap

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan penerimaan pasien Rawat Inap yang baik, tepat

dan cepat sehingga dapat terwujud sistem penerimaan pasien yang berkualitas

dalam upaya pemberian pelayanan prima kepada pasien.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugas penerimaan pasien

Rawat Inap

2. Mengevaluasi sistem dan menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan apabila diperlukan. 30

Page 31: Makalah Ortal Rs_ok

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi Rekam

Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SMA

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Pemberian Pelayanan Prima

8) Pelaksana Penerimaan Pasien Rawat Darurat

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan penerimaan pasien Rawat Darurat yang baik, tepat

dan cepat sehingga dapat terwujud sistem penerimaan pasien yang berkualitas

dalam upaya pemberian pelayanan prima kepada pasien.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung Jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SMA

Pendidikan Non Formal : Palatihan Pemberian Pelayanan Prima

9) Pelaksanaan Evaluasi dan Assembling

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pengolahan berkas khsususnya evaluasi berkas

dan Assembling (Perakitan) berkas Rawat Inap yang baru kembali dari bangsal 31

Page 32: Makalah Ortal Rs_ok

(Ruang Perawatan) seecara baik, tepat dan cepat sehingga dapat terwujud sistem

pengolahan berkas yang berkualitas.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan

3. Meminta kepada dokter untuk melengkapi berkas rekam medis secara tertib.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

10) Pelaksana Pengkodean dan Pengindeksan

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pengolahan berkas, khususnya koding dan

indeksing berkas Rawat Inap yang baru kembali dari bangsal (Ruang perawatan)

secara baik, tepat dan cepat sehingga dapat terwujud sistem pengolahan berkas

yang berkualitas.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem kodifikasi yang benar

3. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan32

Page 33: Makalah Ortal Rs_ok

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

11) Pelaksanaan Pengolahan Pelaporan Internal

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pengolahan pelaporan internal yang baik sebagai

upaya mewujudkan tujuan kegiatan di Instalasi Rekam Medis yaitu sebagai

penyedia laporan yang berkualitas berkaitan dengan kegiatan pelayanan di rumah

sakit.

(b) Wewenang

1. Menolak sensus harian yang belum lengkap

2. Mengolah data sensus harian menjadi informasi yang dibutuhkan oleh rumah

sakit

3. Membuat laporan dan menyerahkan kepada koordinator.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

12) Pelaksana Pelaporan Eksternal

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pengolahan pelaporan eksternal yang baik

sebagai upaya meweujudkan tujuan kegiatan di Instalasi Rekam Medis yaitu

sebagai penyedia laporan yang berkualitas berkaitan dengan kegiatan pelayanan

di rumah sakit.

(b) Wewenang

33

Page 34: Makalah Ortal Rs_ok

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan

3. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Instalasi Rekam Medis

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

13) Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis (SKM) dan Visum ET REPERTUM

(VER)

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pelayanan Surat Keterangan Medis dan Visum Et

Repertum yang baik sebagai upaya menyediakan data dan memberikan informasi

berkaitan dengan kondisi pasien yang sesungguhnya serta dapat digunakan

sebagai alat bukti yang kuat dibidang hukum.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

14) Pelaksana Pengadaan Berkas Rekam Medis34

Page 35: Makalah Ortal Rs_ok

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pengadaan berkas rekam medis, baik dari segi

desain hingga pemesanan formulir kepada pihak ketiga. Desain yang baik adalah

desain berkas rekam medis dan formulir yang terdapat didalamnya tersebut

mampu menampung seluruh pelayanan dan pemeriksaan yang berkesinambungan

di RSUD Kota Yogyakarta.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SLTA

15) Pelaksana Penyimpanan dan Pengambilan Berkas Rekam Medis

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan penyimpanan dan pengambilan berkas rekam

medis Rawat Jalan setiap pasien yang berkunjung untuk berobat, sebagai upaya

memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. Berkas rekam medis Rawat

Jalan tersebut berisikan riwayat perawatan pasien selama berobat di RSUD Kota

Yogyakarta,sehingga keberadaannya sangat penting dan harus dijaga kerahasiaan

isinya.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

35

Page 36: Makalah Ortal Rs_ok

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SLTA

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Manajemen Rekam Medis

16) Pelaksana Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan distribusi berkas Rawat Jalan pada kegiatan

pelayanan di Instalasi Rawat Jalan. Pelaksana kegiatan ini harus mampu

menyediakan berkas rekam medis sebelum dokter melakukan pemeriksaan dan

mengembalikan kembali ke bagian penyimpanan berkas rekam medis setelah

pasien tersebut setelah diberikan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan.

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SMA

17) Pelaksana Peminjaman Berkas Rekam Medis

(a) Tugas Pokok

36

Page 37: Makalah Ortal Rs_ok

Melaksanakan kegiatan peminjaman berkas rekam medis yang digunakan

untuk kegiatan penelitian atau kegiatan lain yang bersifat pendidikan hukum.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan

3. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Instalasi RekamMedis

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung Jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SMA

18) Pelaksana Retensi Berkas Rekam Medis

(a) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan retensi berkas rekam medis yang sesuai dengan

kaidah penghapusan data medis secara benar dan sah menurut hukum.

(b) Wewenang

1. Menggunakan dan memelihara peralatan penunjang tugasnya

2. Mengevaluasi sistem dalam menjalankan tugasnya guna mengusulkan

perubahan bila diperlukan

(c) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan di Instalasi

Rekam Medis secara baik, tertib dan teratur.

(d) Kualifikasi Jabatan

Pendidikan Formal : SLTA

37

Page 38: Makalah Ortal Rs_ok

3.4 Fungsi Unit Pelayanan lain di Rumah Sakit Jogja

1. Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan merupakan salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit Jogja

yang berfungsi melayani pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan untuk Rawat

Jalan (tidak Rawat Inap). Pada instalasi Rawat Jalan ini terdapat 12 poliklinik.

2. Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Jogja melayani seluruh pasien dalam

kondisi darurat selama 24 jam. Di instalasi rawat darurat ini, tiap petugas dituntut untuk

bekerja secara cepat dan tepat karena biasanya pasien yang datang ke unit gawat darurat

ini membutuhkan penanganan dan pertolongan yang segera, misalnya pasien korban

kecelakaan.

3. Instalasi Rawat Inap

UnitRawat Inapmerupakan salah satu jenis pelayanan di Rumah Sakit Jogja untuk

pasien yang mendapatkan perintah opname (Rawat Inap) dari dokter. Instalasi ini

bertujuan agar pasien mendapatkan pengobatan ataupun pelayanan kesehatan secara

intensif dan maksimal sehingga diharapkan kondisi saat pasien keluar sudah membaik

(sembuh).

4. Instalasi Penunjang Medis

a) Instalasi Farmasi

Instalasi farmasi merupakan instalasi penunjang medis di Rumah Sakit

Jogjayang mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan penyediaan, peracikan dan

penyaluran obat dan bahan kimia bagi pasien Rawat Jalan serta Rawat Inap dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

b) Instalasi Radiologi

Instalasi radiologi merupakan instalasi penunjang medis di Rumah Sakit

Jogja yang mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan radiologi foto

rontgensebagai penunjang diagnosis.

c) Instalasi Laboratorium

38

Page 39: Makalah Ortal Rs_ok

Instalasi laboratorium merupakan instalasi penunjang medis di Rumah Sakit

Jogja yang mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan yang berkaitan dengan

laboratorium sebagai penunjang diagnosis pasien.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Seiring perkembangan zaman, manusia dan ilmu pengetahuan dan tehnologi, maka

pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan semakin baik pula, sehingga kebutuhan

masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik semakin meningkat pula.

Untuk menjawab tantangan ini para pemberi layanan kesehatan perlu menanggapi dan

memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik dengan terus

mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan serta sarana dan prasarana

yang mereka miliki.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat selain

puskesmas, juga menjadi fasilitas kesehatan yang harus meningkatkan dan mengembangkan

kualitas pelayanannya dengan terus-menerus melakukan pengembangan dan

pengorganisasian baik secara internal maupun eksternal. Secara internal pengembangan

yang dimaksud adalah dengan melakukan organisasi dan tatalaksana yang baik yang

menunjang seluruh kegiatan pelayanan yang ada di rumah sakit.

Organisasi dan tatalaksana adalah adalah pembentukan sebuah struktur kerja yang

disusun dengan membentuk badan utama yang bertugas membuat skat-skat bagian dari

sebuah organisasi atau anggota kelompok, secara spesifik organisasi dan tatalaksana rumah

sakit telah dijelaskan di dalam Permenkes RI No: 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang

pedoman organisasi di lingkungan departemen kesehatan, namun karena adanya perbedaan

kebutuhan layanan antara satu daerah dengan daerah lain serta sebagai dasar hukum

pembangunan rumah sakit, maka pemerintah daerah juga pelu membuat aturan tersendiri

39

Page 40: Makalah Ortal Rs_ok

tentang organisasi dan tatalaksana sebuah rumah sakit milik daerah setempat dengan

menjadikan permenkes tersebut sebagai acuan dan induk peraturan yang akan dibuat.

Rumah Sakit Umum Daerah Wirosaban Kota Yogyakarta yang telah berdiri sejak

tanggal 1 Oktober 1987 telah mengalami evolusi dan pengembangan di berbagai bidang

pelayanan. Kepemilikan Rumah Sakit Jogja ini berada di bawah Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia (Pemerintah) dengan status sebagai RSUD kelas “B” Non Pendidikan.

Susunan dan tata kerja organisasi rumah sakit ini telah disempurnakan dengan peraturan

Walikota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan

Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah yang sudah sesuai peraturan Pemerintah No. 41 Tahun

2007 dan Uraian Rincian Tugasnya ditetapkan berdasar Peraturan Walikota No. 64 Tahun

2008.

4.2 Saran

Untuk menjawab tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam

bidang kesehatan, setiap rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah, harus senatiasa

menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang terjadi akan kebutuhan layanan kesehatan

saat ini dengan sering melakukan pelatihan, studi banding dan penelitian dalam lingkup

kesehatan.

Perlu adanya sinergi dan penyatuan visi dan misi dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat oleh pihak pemerintah, swasta dan sektor/organisasi lain yang masih

berkaitan, agar bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat seiring sejalan

dan merupakan bentuk layanan yang telah disesuaikan dengan kekinian kebutuhan

masyarakat akan layanan kesehatan.

Di era keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat seperti saat ini, kontribusi

positif dari masyarakat sebagai penggu layanan kesehatan secara langsung juga diperlukan

dalam hal input akan bentuk layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka agar

kualitas layanan kesehatan rumah sakit dapat terus ditingkatkan.

40

Page 41: Makalah Ortal Rs_ok

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Indrawijaya, (1983). Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Sinar Baru: Bandung.

Etzioni Amitai, (1984). Organisasi-organisasi Modern. UPI Press: Bandung.

Fakry Gaffar, (1991). Komunikasi Organisasi Teori dan Proses. IKIP: Bandung.

Keputusan Mendagri No.1 Tahun 2002 Tentang Pedoman susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum daerah.

Lubis, Hari & Huseini, Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta

Oteng Sutisna, (1985). Administrasi Dasar Teoritis untuk Praktek Profesonal. Angkasa: Bandung.

Permenkes RI Nomor 1045/MENKES/ PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.

Siagian, Sondang, (1982). Filsafat Organisasi. Gunung Agung: Jakarta.

Sutarto, (1985). Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University: Yogyakarta.

UU RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

41