makalah ombak

22
TUGAS KETIDAKHADIRAN PRA-OMBAK ( 25 JUNI 2013 ) MAKALAH BIOLOGI LAUT RUMPUT LAUT Disusun oleh : Muhamad Fazri Arifin C34120003 ABK 19 ARMADA 5

Upload: rily-hanundyah

Post on 27-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

ombak fpik

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ombak

TUGAS KETIDAKHADIRAN PRA-OMBAK ( 25 JUNI 2013 )

MAKALAH BIOLOGI LAUT

RUMPUT LAUT

Disusun oleh :

Muhamad Fazri Arifin

C34120003

ABK 19 ARMADA 5

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Makalah Ombak

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau

ganggang. rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan

tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita

kenal sebagai rumput laut.

Istilah `rumput Laut’ sebenarnya tidak tepat karena secara botani alga

tidak termasuk golongan rumput-rumputan (graminae). Istilah lain yaitu agar-

agar, merupakan sebutan untuk jenis alga berdasarkan kandungan kimianya. Di

perairan pantai Pulau Jawa, yang disebut agar atau ager adalah jenis Gracilaria

verrucosa yang memang mengandung agar.

agar-agar. Rumput laut juga bisa dimakan sebagai sayuran. Lebih dari 50 spesies

rumput laut Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.

Jenis rumput laut yang sudah diolah menjadi agar-agar di antaranya

Gracdaria sp. dan Gelidium sp. Beberapa negara yang sudah melakukan

pengolahan rumput laut menjadi agar-agar adalah Jepang, Amerika, New Zealand,

Australia, dan Indonesia. Namun, agar-agar di Indonesia masih dalam bentuk

lembaran, batang, dan bubuk. Produksi agar-agar di Indonesia hanya untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri yang digunakan sebagai makanan. Sampai

saat ini, Indonesia masih mengimpor agar-agar dari negara lain.

Selain jenis rumput laut penghasil agar-agar, terdapat jenis lain yang

cukup potensial dan banyak dijumpai di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp.

yang dapat menghasilkan karaginan dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai

kegunaan. Karaginan dan agar-agar dapat dihasilkan dari ganggang merah

(Rhodophyceae), sedangkan alginat dapat dihasilkan dari ganggang cokelat jenis

Sargassum.

Jumlah rumput laut jenis ini sangat sedikit di Indonesia, sedangkan

kebutuhan alginat cukup banyak. Ekspedisi Laut Siboga (1899-1900) telah

mengidentifikasi 555 jenis rumput laut yang tumbuh di perairan laut Indonesia

(Van Bosse, 1928). Dari jenis rumput laut yang tersebar di perairan pantai telah

dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebanyak 23 jenis untuk sayuran dan

Page 3: Makalah Ombak

makanan (Heyne, 1922). Zaneveld (1955) telah mencatat 56 jenis rumput laut

yang dimanfaatkan sebagai makanan dan obat-obatan.

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber

pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai

bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, carrageenan

dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Indonesia di

samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari

tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Sampai saat ini industri

pengolahan di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi

industri, sedangkan untuk carrageenan dan alganit belum diolah di dalam

negeri.Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor

akan hasil-hasil olahannya, pengolahan di dalam negeri perlu dikembangkan.

Disini diuraikan beberapa proses pengolahan rumput laut serta manfaat dari hasil-

hasil olahannya (Istini et al,1985).

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja jenis dan klasifikasi rumput laut ?

Apa saja potensi dan sebaran distribusi rumput laut di Indonesia ?

Apa saja manfaat Rumput Laut untuk kehidupan sehari – hari ?

Page 4: Makalah Ombak

II. ISI

2.1 Jenis dan Klasifikasi Rumput Laut

Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandungnya, alga atau ganggang

dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah),

Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan

Cyanophyceae (ganggang biru). Rumput laut termasuk dalam jenis ganggang

cokelat dan ganggang merah. Alga cokelat hidup di perairan yang dingin,

sedangkan alga merah hidup di daerah tropis. Alga hijau dan alga biru banyak

hidup dan berkembang di air tawar. Namun, jenis ini kurang mempunyai arti

sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat dan alga merah cukup penting

sebagai bahan pangan dan non-pangan.

Alga mempunyai bentuk yang beragam seperti benang atau tumbuhan

tinggi. Ciri utamanya, tidak mempunyai akar, batang, daun, dan dinding selnya

dilapisi lendir. Pertumbuhan rumput laut sangat tergantung pada sinar matahari

untuk melakukan proses fotosintesis.

Pengelompokan rumput laut  menurut  perbedaan warna tersebut

adalah  didasarkan atas perbedaan kandungan pigmennya. Rumput laut kelompok 

merah memiliki pigmen dominan fikoeretrin (phycoerethrin) dan fikosianin 

(phycocyanin)  yang  menimbulkan warna merah, walaupun pada kenyataannya di

alam menunnjukkan  variasi warna lain seperti hijau, ungu dan coklat tua karena

sifat adaptik kromatiknya.  Sebagai indikasi bahwa itu adalah rumput- laut merah,

yaitu apabila terjemur  sinar matahari  akan tampak berubah warna asalnya 

menjadi  merah-ungu, kemudian  menjadi putih karena kehilangan pigmennya.

Pigmen yang  dominan pada rumput laut  kelompok coklat adalah fucoxantin,

sedangkan pigmen yang dominan  pada rumput laut kelompok hijau adalah 

klorofil (Chlorophyl).

2.1.1. Divisi Cyanphyta (alga biru)

Tepat hidup dari alga divisi ini umumnya di tempat lembab, air tawar,

dan dapat hidup mulai dari suhu 0o-75o. Beberapa genus (marganya) ada yang

hidup bebas, epifit (hidup pada kulit tumbuhan), epizoik (hidup pada kulit hewan),

Page 5: Makalah Ombak

endofit (hidup dalam jaringan tumbuhan), dan menempel pada dasar perairan,

juga ada yang bersimbiosis.

Susunan tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler), membentuk

koloni dan filamen. Alga biru dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan

tepung sianofise dan sianofisin (sejenis protein). Hal ini dikarenakan tubuhnya

mengandung klorofil ”a” dengan karotenoidnya beta (β).

2.1.2. Divisi Chlorophyta (Alga hijau)

Divisi Chlorophyta ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu :

1. Chlorophyceae (alga hijau)

Tempat hidupnya kelompok alga hijau ini umumnya pada tempat yang

lembab, di air tawar, payau, maupun air laut, hidup bebas dan menempel, namun

ada juga yang hidup secara epifit, endofit, epizoik, serta bersimbiosis.

Susunan tubuhnya ada yang bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel

banyak (poliseluler), tetapi ada juga di antaranya yang membentuk kolomi dan

filamen.

Alga dari divisi ini dapat melakukan proses fotosintesis yang

menghasilkan amilum dan lemak. Hal ini dikarenakan tubuhnya mengandung

klorofil “a” dan “b”, karotenoidnya alfa (α) dan beta (β). Perkembangbiakannya

secara sporik, namun ada juga yang gametik.

2. Charophyceae (alga karang)

Tempat hidupnya, umumnya di dasar air tawar dan melekat. Susunan

tubuhnya bersel tunggal, tetapi ada juga yang bersel banyak (poliseluler).

Alga karang ini memiliki persamaan dengan alga hijau. Persamaanya

terletak pada cadangan makanannya, yaitu amilum dan lemak.

Perkembangbiakannya, umumnya secara vegetatip dan gametik.

Page 6: Makalah Ombak

2.1.3. Divisi Euglenophyta

Lingkungan hidupnya di kolom-kolom air tawar yang banyak bahan

organik. Hidupnya sering dijumpai sebagai zooplankton dan endozoik. Susunan

tubuhnya bersel tunggal dan ada sebagian yang hidupnya berkelompok.

Pigmentasinya antara lain klorofil “a” dan “b”, serta karotenoidnya beta (β).

Perkembangbiakannya secara vegetatif saja, yaitu dengan pembelahan

longitudinal.

2.1.4. Divisi Phyrophyta (alga api)

Divisi ini hanya mempunyai satu kelas saja, yaitu Dinophyceae (alga

yang gerakannya memutar) Tempat hidup alga ini umumnya di air laut, tetapi ada

juga beberapa jenisnya yang hidup di air tawar. Tubuhnya umumnya bersel

tunggal. Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas Dinophyceae ini antara lain,

klorofil “a” dan “c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik,

maupun gametik.

2.1.5. Divisi Chrysophyta (alga keemasan)

Divisi Chrysophyta atau alga keemasan ini dibagi menjadi beberapa

kelas, yaitu sebagai berikut :

1.Xanthophyceae

Alga ini memiliki warna dominan kekuningan. Tempat hidupnya di air

tawar, laut dan juga tanah yang agak lembab, dengan sifat hidupnya ada yang

melekat dan ada pula yang bebas. Susunan tubuh dari alga ini adalah sel tunggal,

dan ada juga yang membentuk filamen dan tubular. Pigmentasinya antara lain,

klorofil ”a” dan ”c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik,

maupun gametik.

2. Chrysophyceae (alga keemasan)

Alga keemasan tempat hidupnya kebanyakan di laut, tetapi ada juga

yang hidup di air tawar. Susunan tubuhnya umumnya bersel tunggal (uniseluler),

Page 7: Makalah Ombak

dan ada juga yang membentuk koloni-koloni. Mengandung klorofil ”a” dan ”c”.

Perkembangbiakannya umumnya secara vegetatif dan sporik.

3. Bacillariophyceae (alga kersik, diatome)

Tempat hidup alga kersik atau diatome ini umumnya di air laut,

namun ada juga sebagian yang hidup di air tawar dan tanah yang lembab. Susunan

tubuhnya, umumnya bersel tunggal. Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas ini

antara lain, klorofil ”a” dan ”c”. Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif

dan gametik

3.1.1. Divisi Phaeophyta (alga perang)

Lingkungan hidupnya umumnya di laut dan hanya sebagian kecil saja

yang hidup di muara sungai yang berair payau. Susunan tubuhnya, umumnya

bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya sudah dapat dibedakan antara helaian

(lamina), tangkai (stipe), dan pangkal yang bentuknya menyerupai akar (haptera).

Pigmentasi yang dimiliki alga perang, antara lain, klorofil ”a” dan ”c”,

sedangkan cadangan makanannya berupa Manitol (senyawa alkohol) dan

Laminarin (senyawa karbohidrat). Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif,

sporik, dan gametik.

3.1.2. Divisi Rhodophyta (alga merah)

Tempat hidupnya di air laut, mulai dari tepi pantai sampai laut yang

agak dalam. Untuk susunan tubuhnya, umumnya bersel banyak (multiseluler),

tetapi ada juga yang bersel tunggal (misalnya Porphyridium) dan sering juga

membentuk filamen (bengang). 

Pigmentasi yang dimiliki alga merah antara lain, klorofil ”a” dan “d”.

Cadangan makanannya berupa tepung florida. Perkembangbiakannya terjadi

secara vegetatif, yaitu dengan fragmentasi, sporik dan gametik

Page 8: Makalah Ombak

2.2 Potensi dan Distribusi Rumput Laut di Indonesia

2.2.1 Biologi dan Ekologi Rumput Laut                 

Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari

faktor faktor oseanografi. (Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut), serta

jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi

dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan

rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan

dan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan

konjugatif.          

Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis

seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp  yang juga disebut carrageenophyte

menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan,

Glacelaria sp dan Gelidium sp  yang juga disebut agarophyte menghasilkan

metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Sementara Sargassum

sp  yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut

alginat. 

 

2.2.2 Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.          

Suatu karunia Allah SWT yang patut disyukuri, bahwa dua pertiga

dari wilayah Indonesia berupa laut. Berbagai potensi biota laut terkandung

didalamnya, diantaranya adalah algae ( ganggang laut). Gulma laut atau rumput

laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan

laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua

kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah

anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga("ganggang").           

Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi

dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat

hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa daerah pantai di bagian

selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma laut banyak ditemui hidup di atas

karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai

selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut dapat ditemui di sekitar

pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung

Page 9: Makalah Ombak

Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, gulma

laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera

utara dan Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam.

 Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak

dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma

laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii   dan

Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat

pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya berada

di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan

Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok  dan Papua.         

Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia,

tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami ( wild stock)

terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai

rataan terumbu karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial  yang

dibudidayakan hanya terbatas jenis Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma

dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air tawar, sedang Glacelaria dapat

dibudidayakan dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas

yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil. 

Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa

Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang (Banten) Pulau

Seribu, Karimun Jawa ( Jawa tengah) Selatan Madura,Nusa dua,Nusa Lembongan

dan Nusa Penida (Bali) , Lombok barat,Lombok tengah (Teluk Ekas)

Sumbawa,Larantuka Teluk Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi

utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa (Sulawesi tengah) Sulawesi

tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan Pangkep ( Sulawesi selatan);

Seram Ambon, dan Aru (Maluku), Biak serta Sorong.Sementara untuk budidaya

Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah daerah serang (Banten) Pantai

Utara Jawa  (Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes, 

dan Tegal). Sebagian pantai utara Jawa timur ( Lamongan dan Sidoarjo) untuk

derah di luar pulau Jawa hampir di semua perairan tambak Sulawesi selatan dan

Lombok barat serta Sumbawa.. 

Page 10: Makalah Ombak

Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di

atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574

juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi

penyumbang utama produksi perikanan budidaya. (KKP,2010)  Untuk menopang

salah satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah

pengenalan  jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai

menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering.

2.3 Manfaat Rumput Laut

Rumput laut termasuk jenis alga atau ganggang yang hidup di laut

dimana tanaman yang tumbuh di sela-sela karang mati ini ternyata memiliki

banyak manfaat bagi kesehatan.

Selain itu ternyata rumput laut juga mengandung berbagai nutrisi yang

juga sangat berguna dalam bidang kecantikan dan kesehatan.Bahkan tidak sedikit

perusahaan yang menggunakan rumput laut sebagai bahan utama dalam produk

kecantikan yang mereka hasilkan.

Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan maupun obat-obatan

di negeri Jepang, Cina, Eropa maupun Amerika. Diantaranya sebagai nori,

kombu, puding atau dalam bentuk hidangan lainnya seperti sop, saus dan dalam

bentuk mentah sebagai sayuran. Adapun pemanfaatan rumput laut sebagai

makanan karena mempunyai gizi yang cukup tinggi yang sebagian besar terletak

pada karbohidrat di samping lemak dan protein yang terdapat di dalamnya.

Di samping digunakan sebagai makanan, rumput laut juga dapat

digunakan sebagai penghasil alginat, agar-agar, carrageenan, fulceran, pupuk,

makanan ternak dan Yodium. Beberapa hasil olahan rumput laut yang bernilai

ekonomis yaitu :

Alginat, digunakan pada industri farmasi sebagai emulsifier, stabilizer,

suspended agent dalam pembuatan tablet, kapsul;

kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion, dan salep

Page 11: Makalah Ombak

makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener, additive atau bahan

tambahan dalam industri tekstil,

Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang : kertas, keramik,

fotografi dan lain-lain mikrobiological : sebagai cultur media

Rumput laut juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati beberapa

penyakit mulai dari penyakit yang ringan hingga yang berbahaya. Komposisi

nutrisi yang terkandung dalam rumput laut adalah : Karbohidrat 39 sampai 51%,

Lemak 0.08%, Protein 17,2 hingga 27,13%, dan banyak mineral seperti K, P, Ca,

I, Na, dan Fe serta kandungan vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D dan vitamin E.

Dengan banyaknya kandungan nutrisi yang terdapat pada rumput laut

sehingga bisa dimanfaatkan untuk kecantikan dan kesehatan seperti :

Membakar Lemak

Konsumsi roti dengan selai rumput laut bisa menurunkan berat badan

lebih cepat dibandingkan dengan menghabiskan waktu untuk berlatih di pusat-

pusat kebugaran, karena rumput laut bisa lebih cepat membakar lemak yang

terdapat di dalam tubuh. 

Membunuh Bakteri Jerawat

Penelitian terbaru menemukan bahwa rumput laut dapat mengatasi

masalah kulit dan efektif untuk menanggulangi masalah flek pada wajah.

Penemuan terbaru ini ditulis dalam jurnal Clinical and Esperimental

Dermatology. Dan mampu mengurangi pertumbuhan jerawat hingga 64%.

Sebagai Masker Untuk Menghambat Keriput dan Penuaan dini.

Masker yang terbuat dari rumput laut akan membuat kulit wajah

menjadi lebih sehat. Rumput laut bisa mempercepat proses produksi sel-sel kulit

baru sehingga bisa menghambat munculnya kerutan dan penuaan dini. 

Page 12: Makalah Ombak

Sebagai Scrub agar Kulit Lebih Kencang

Rumput laut kaya akan kandungan mineral sehingga dapat membuat

kulit lebih kencang dan kenyal. Penggunaan scrub berbahan rumput laut dapat

mengangkat lapisan kulit mati. 

Berendam dengan Rumput Laut untuk detoksifikasi

Dengan cara berendam dalam air rendaman Rumput laut dapat

menarik racun-racun keluar dari tubuh. Dan juga dapat menghaluskan dan

mengencangkan kulit. Sehingga akan tampak awet muda.

Dengan cara sebagai berikut : Isi bak mandi dengan air hangat,

kemudian masukkan rumput laut kering atau rumput laut segar. Tunggulah

beberapa saat dan pakai air tadi untuk berendam hingga tubuh terasa relaks.Dan

kulit terasa halus dan lebih kencang setelah habis mandi. 

Untuk mengatasi kelelahan

Jika anda mengalami mudah lelah, sering lesu dan tak bersemangat.

Cobalah makan rumput laut atau suplemen yang berbahan rumput laut mungkin

dapat membantu mengatasi kelelahan setelah seharian bekerja. 

Melawan penyakit ganas

Rumput laut mengandung Vitamin A yang selain berguna untuk

kesehatan mata tapi juga dapat membantu untuk melawan penyakit yang

disebabkan oleh virus dan bakteri, serta dapat melawan sel-sel kanker. 

Membantu mencegah Penyakit Jantung

Dengan adanya kandungan Vitamin B2 pada rumput laut dapat

berguna untuk mempercepat proses pembakaran makanan menjadi energi. Dan

juga membantu produksi hormon dan menjaga sel darah merah. Sehingga dapat

membantu untuk mencegah terjadinya penyakit jantung dan memperkuat sistem

imun pada tubuh. 

Page 13: Makalah Ombak

Membantu penyembuhan luka

Kandungan Vitamin C pada rumput laut juga dapat berfungsi

untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan memperkuat pembuluh

darah. 

Membantu kesehatan tulang

Rumput laut mengandung Vitamin D yang dapat membantu

pertumbuhan tulang dan gigi. Selain itu juga dapat menurunkan kadar kolesterol.

Dengan rendahnya asupan Vitamin D dapat mengakibatkan meningkatnya

tekanan darah dan resiko penyakit kardiovaskular lainnya juga bisa mempercepat

pengeroposan pada tulang. Kandungan kalsium pada rumput laut ternyata 5 kali

lebih banyak jika dibandingkan dengan susu.

Page 14: Makalah Ombak

III. KESIMPULAN

1. Rumput laut dapat diklasifikasikan kedalam tujuh divisi, berdasarkan pada

pigmentasi yang ada di dalam tubuh rumput laut itu sendiri, yaitu Cyanophyta

(alga biru), Chlorophyta (alga hijau), Euglenophyta, Pyrophyta (alga api),

Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga perang), Rhodophyta (alga

merah).

2. Rumput laut sangat berpotensi di Indonesia sebab 2/3 wilayah Indonesia

merupakan laut, perkembangan rumput laut dilakukan dengan cara kawin

maupun vegetatif konjugasi. Penyebaran rumput laut di Indonesia hampur

merata di seluruh Indonesia yang membedakan hanyalah penyebaran jenis –

jenis rumput lautnya.

3. Rumput Laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan dasar pembuat

kosmetik, agar-agar, alginat dan juga dapat dibudidayakan. Rumput laut

memiliki beberapa manfaat yang sangat baik untuk tubuh yaitu dapat Membakar

Lemak, Membunuh Bakteri Jerawat, Sebagai Masker Untuk Menghambat

Keriput dan Penuaan dini, Sebagai Scrub agar Kulit Lebih Kencang, Berendam

dengan Rumput Laut untuk detoksifikasi, Untuk mengatasi kelelahan, Melawan

penyakit ganas, Membantu mencegah Penyakit Jantung, Membantu

penyembuhan luka, Membantu kesehatan tulang.

Page 15: Makalah Ombak

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, 2008. Manfaat Rumput Laut. Jakarta: Usaha Nasional.

Aslan, Laode M. 2008. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2011. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.

Sutomo, 2009. Rumput Laut. Jakarta: Pita Merah.