121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileyogyakarta : ombak danu priyo prabowo, et.al., glosarium istilah...

28
121 DAFTAR PUSTAKA Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: Badan Penerbit Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Behrend. T. E. 1990. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum Sonobudaya Yogyakarta. Jakarta: Djambatan. ____________. 1997a. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia ____________. 1997b. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-B Fakultas Satra Universitas Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. ____________. 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Budi Kristian. 2007. Kawruh Warnining Udheng-Udhengan. Skripsi s1. Universitas Sebelas Maret Budiono Herusutoto. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan Upacara Pengantin Tradisional Se-Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Darusuprapta, 1984. Naskah-naskah Nusantara Beberapa Gagasan Penanganannya. Yogyakarta: Javanologi Edward Jamaris. 1977. “Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa dan Sastra Tahun III No.I. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Emuch Hermansoemantri. 1986. Identifikasi Naskah. Bandung: Fakultas Sastra UNPAD

Upload: voxuyen

Post on 29-Apr-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

121

DAFTAR PUSTAKA

Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: Badan Penerbit Sastra

Indonesia Universitas Sebelas Maret

Behrend. T. E. 1990. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum

Sonobudaya Yogyakarta. Jakarta: Djambatan.

____________. 1997a. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-A

Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

____________. 1997b. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-B

Fakultas Satra Universitas Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

____________. 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Budi Kristian. 2007. Kawruh Warnining Udheng-Udhengan. Skripsi s1.

Universitas Sebelas Maret

Budiono Herusutoto. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta : Ombak

Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi

Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan Upacara

Pengantin Tradisional Se-Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Darusuprapta, 1984. Naskah-naskah Nusantara Beberapa Gagasan

Penanganannya. Yogyakarta: Javanologi

Edward Jamaris. 1977. “Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa dan

Sastra Tahun III No.I. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Emuch Hermansoemantri. 1986. Identifikasi Naskah. Bandung: Fakultas Sastra

UNPAD

Page 2: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

122

Eni Juniastuti, dkk. 2011. Pengembangan Video Pembelajaran Dodot Pengantin

Putri Gaya Solo Basahan. Laporan penelitian. Yogyakarta : Universitas

Negri Yogyakarta

Florida, Nancy K. 1996. Javanese Language manuscripts of Surakarta Central

Java a Preliminary Descriptive Catalogus Level I and II

______________. 2000. Javanese Literature in Surakarta Manuscripts, volume 1.

Manuskripts of the Kasunanan Palace

Girardet. 1983. Discriptive Catalogue of The Javanese Manuscripts and Printed

Book in The Main Library of Surakarta and Yogyakarta. Weisbadan : Franz

Steiner Verslag GMBH.

H. B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Universitas Sebelas

Maret

Kalinggo Honggopuro. 2002. Batik Sebagai Busana dalam Tatanan dan

Tuntunan. Yayasan Peduli Keraton Surakarta Hadiningrat

M. Attar Semi. 1993. Metodelogi Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa

Marbangun Hardjowiroyo. 1980. Adat Istiadat Jawa. Bandung : Patma

Mooryati Soedibyo. 2003. Busana Keraton Surakarta Hadiningrat. Jakarta:

Grasinndo

Padmosusastra. 1984. Serat Tatacara. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Poerwadarminta. 1939. Baoesastra Jawa. Batavia: J.B. Wolters’ Uitgevers

Maatschappij.

Proyek penelitian. 1981. Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Purwadi. 2007. Busana Jawa. Yogyakarta : Pura Pustaka

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 3: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

123

Robson, S.O. 1994. Prinsip-Prisip Filologi Indonesia. Jakarta: RUL.

Rus Hendra W. 2002. Katrangan Bab Kampuhan (Tinjauan Filologi). Skripsi S1.

Universitas Sebelas Maret

Siti Baroroh-Baried, dkk. 1977. Kamus Istilah Filologi. Yogyakarta

Siti Baroroh-Baried, dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Siti Chamamah Soeratno. ”Naskah Lama dan Relevansinya dengan Masa Kini”

dalam Simposium Tradisi Tulis Indonesia. 1996. Jakarta

DATA SUMBER

Bab Dodotan (manuscript). Sonobudoyo. Yogyakarta.

Informasi Terkait Data

http://images.google.com/

http://pakoeboewono.blogspot.co.id/2012/04/seni-dan-budaya-karaton-

surakarta.html

Page 4: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

124

Lampiran 1

Glosarium pada teks Bab Dodotan

Berikut ini adalah glosarium kata yang berkaitan dengan teks bab

dodotan dan juga arti secara umum:

anggêpok : mengenai atau melukai bagian

permukaan kulit ketika memasangkan

keris.

balênggi : kain yang pinggirannya disulam benang

emas

bangkèkan : pinggang

bango buthak : nama jenis dodot. Kain hitam dengan

tengah berwarna putih

bangun tulak pradan : nama jenis dodot. Kain hitam polos yang

kemudian diberi gambar alas-alasan dan

di prada, sedangkan untuk tengahnya

supaya indah tetap warna putih.

bathik : kain lebar yang digambar menggunakan

malam

bludru : jenis kain, bahan halus timbul

blumbangan : nama jenis kain dodot yang motifnya

berada di pinggir sedangkan untuk bagian

tengah dikosongkan dengan warna putih

polos.

beburon alas : hewan buruan

byur : polos

cêngkang : ukuran menggunakan jari tangan antara

ujung jempol dengan jari kelingking

cêngklakan : pinggang

cindhe : nama kain

congkèng : kain untuk rangkapan

dodot : kain batik panjang dan lebar, kurang

lebih 7-9 meter untuk panjangnya

dodotan grêbong kadhêm : jenis cara memakai kain dodot untuk raja

èpèk : sabuk besar yang deberi timang (gasper

besar)

estha krun : serupa mahkota

gadhung mlathi pradan : jenis dodot

gandar kêris : wadah / tempat keris sebelum diselipkan

pada lipatan sabuk

Page 5: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

125

gunung guntur : jenis kain

intên : intan

irêng gilap : hitam silau

jarik : kain batik

jêkonong : tidak beraturan

jêngku : lutut

kacu : lebar pada kain batik dengan ukuran

tertentu biasanya satu meter dalam satu

kacu. Akan tetapi dalam makna lain kacu

bisa menyerupai sapu tangan.

kalèmbrèh : kain dodot yang terurai kebawah atau

menjuntai

kampuh : dodot

kêkêncêngên : terlalu kencang

kêkêndon : terlalu longgar

kêmpung : bagian depan bawah perut

kêndhêla : capung besar

kêndhitan : tali

kêprabon : nama busana modif

kêpuh : terdapat pada bagian belakang dodot,

fungsi untuk membedakan derajat

kepangkatan dalam keraton

kêris : senjata tikam golongan belati sebagai

pelengkap busana adat jawa

kêsting : rangkapan

kêtalip : tidak terlihat

kuluk kanigara : nama jenis kuluk

kuluk pramunê : nama jenis kuluk

kuluk prêji : nama jenis kuluk

kuluk : tutup kepala yang berbentuk setengah

dari semangka terbuat dari bludru

kunca :bagian belakang kampuh yang menjuntai

kebawah

latar : halaman atau dasaran

lêmpèng : bagian pinggang

limar : jenis kain

lirang : bagian

litnan kolonèl : pangkat di atas mayor

makutha : penutup kepala menyerupai kuluk

mathak : tutup kepala sejenis kuluk

mayor : pangkat menengah

mêthit : kencang

Page 6: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

126

moga : jenis ukup

mori : kain putih polos

ngêndhuruk : bagian yang melengkung mengarah ke

bawah

nyamat : hiasan yang dipasang di atas kuluk

nyari : ukuran menggunakan jari

palipid : lipatan

pangantèn têmu : acara pengantin saat bertemu

panunggul : jenis nama kuluk

papatih dalêm : prajurit abdi dalem

para Sêntana dalêm : abdi dalem keraton

prada : hiasan

prayoga : pantas atau baik

putih byar : putih polos

samparan : kain dodot yang terurai ke tanah

sapasar : satu pekan

saruwal : celana

sitinggil srimanganti : tanah yang ditinggikan, di dalam keraton

merupakan nama tempat, biasanya untuk

menghadap Raja.

sorot : nama jenis kain

suruh : jenis tanaman, nama lain sirih

timang : gasper sabuk

ubêt : dililitkan

ukup moga gubêg : jenis ukup yang digunakan oleh

Susuhunan

ukup : sepasang potongan kain di bagian kepuh

ula-ula : tulang punggung

wêdhung : alat atau senjata terbuat dari besi seperti

pisau besar

wiron : wiru, lipatan-lipatan kecil pada kain

Lampiran 2

Page 7: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

127

Daftar Pertanyaan Wawancara

Peneliti : apa yang di maksud dengan dodot?

Narasumber : dodot itu kain batik panjang yang dikenakan hanya

saat-saat tertentu, tidak sembarang dipakai.

Peneliti : apakah di Keraton Kasunanan Surakarta masih

berlaku pemakaian dodot?

Narasumber : masih, akan tetapi hanya beberapa saja yang

memakainya. Beda dengan zaman PB X, pada

zaman itu semua abdi harus mengenakan pakaian

lengkap dodotan.

Peneliti : pada acara apa saja dodot dikenakan?

Narasumber : biasanya dikenakan pada hari-hari besar. Seperti:

Grebeg, Pasowanan, pernikahan

Peneliti : apakah yang memakai dodot harus dibedakan?

Narasumber : harus, mbak. Kalau raja itu namanya kampuhan

kalau untuk abdi dalem yang lain ya dodotan saja.

Peneliti : apakah dodot memiliki perbedaan di setiap

pemakainya?

Narasumber : ya, tentu. Kalau untuk cara pemakaian dodot di

badan semua sama saja. Yang memebedakan hanya

pada kunca dan cincingannya saja.

Peneliti : untuk membedakan apa?

Narasumber : kepangkatan. Nah dari cincingan bisa kita lihat,

semakin tinggi cincingannya, semakin rendah

pangkatnya. Sedangkan semakin panjang

cincingannya berarti orang itu berpangkat tinggi.

Peneliti : kain dodot yang panjangnya kurang lebih 7-9

meter, apakah harus memerlukan orang lain dalam

memakainya? Dan berapa lama durasinya?

Page 8: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

128

Narasumber : iya, biasanya menggunakan lawan yaitu istrinya

atau orang yang memang ahli memasangnya. Sekitar

5-7menit kira-kira.

Peneliti : apakah pemakaian dodot memiliki man=kna

tersendiri?

Narasumber : ya, tentu. Pada acara pasowanan abdi yang diutus

untuk menghadap raja (leluhur) harus mengenakan

dodot lenkap dengan kuluk putih tansparan. Setelah

berjalan ke barat dan sudah sampai didepan masjid

agung, sampiran yang ada di lengan diturunkan dan

tidak memakai selop. Hal ini menyimbolkan bahwa

ketika menghadap seorang raja dari segala raja,

maksudnya hyang widi yang tertinggi harus berserah

diri, kuluk transparan yang melambangkan bahwa

dia berserah diri dalam keadaan suci.

Peneliti : untuk jenis dodotan apa saja?

Narasumber : ada 3 macam yaitu Bango buthak, Bangun Tulak,

dan Gadhung Mlathi

Peneliti : selain kunca, apa saja yang dapat membedakan

strata sosial dalam lingkungan kraton?

Narasumber : dari kuluknya, diatas kuluk terdapat nyamat,

semakin tinggi nyamat maka semakin rendah

pangkatnya dan semakin rendah nyamat iru maka

dia berpangkat tinggi.

Lampiran 3

DATA INFORMAN

Page 9: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

129

Nama : K.G.P.H Puger, BA

Alamat : Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Selaku PLT Paku Buwana XIII

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama : Kharisma Pratidina dengan

NIM : C0112025, telah benar-benar mewawancarai saya pada tanggal 12 Juli

2016.

Surakarta, Juli 2016

K.G.P.H Puger

DATA INFORMAN

Nama : K.R.A.A Budayaningrat

Alamat : Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Selaku Pengampu Pawiyatan Keraton Kasunanan Surakarta

Menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama : Kharisma Pratidina dengan

NIM : C0112025, telah benar-benar mewawancarai saya pada tanggal 16 Juli

2016.

Page 10: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

130

Surakarta, Juli 2016

K.R.A.A Budayaningrat

Lampiran 4

naskah Bab Dodotan

halaman 1 recto

Page 11: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

131

Halaman 2 verso

Page 12: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

132

Halaman 2 recto (3)

Page 13: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

133

Halaman 4 verso

Page 14: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

134

Halaman 3 recto (5) dan (6)

Page 15: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

135

Halaman 4 recto (7) dan (8)

Page 16: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

136

Halaman 5 recto (9)

Page 17: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

137

Halaman (10) verso

Page 18: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

138

Halaman 6 recto (11) dan (12)

Page 19: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

139

Halaman 7 recto (13) dan (14)

Page 20: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

140

Halaman 8 recto (15) dan (16)

Page 21: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

141

Halaman 9 recto (17) dan (18)

Page 22: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

142

Halaman 10 recto (19) dan (20)

Page 23: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

143

Halaman 11 recto (21) dan (22)

Page 24: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

144

Halaman 12 recto (23)

Page 25: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

145

Page 26: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

146

Bagian belakang naskah, tulisan penulis

Lampiran 5

Dokumentasi Wawancara

Page 27: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

147

Document 1.

Document 2

Document 3

Document 4

Document 1 dan 2 : with K.G.P.H Puger

Taken : 12 Juli 2016

lokasi : Keraton Kasunanan

Surakarta Hadiningrat

Page 28: 121 - abstrak.ta.uns.ac.id fileYogyakarta : Ombak Danu Priyo Prabowo, et.al., Glosarium Istilah Sastra Daerah. Yogyakarta: Narasi Derektorat Permusiuman. 1996. Gelar Busana dan Perlengkapan

148

Document 3 dan 4 : with K.R.A.A Budayaningrat

Taken : 16 Juli 2016

Lokasi : Rumah Bapak Yusdianto (Budayaningrat)