makalah mioma1
TRANSCRIPT
![Page 1: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/1.jpg)
MIOMA UTERI
William Grandinata Soeseno
Koas Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) - 56942061
www.ukrida.ac.id
BAB I
Pendahuluan
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi
mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus,
membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang terjadi
mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri secara medis dan
sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah
pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu
mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan
adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi
sebelum menarke dan menopause.
Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat1.
Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan
penderita tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya 20%-50%
yang menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan,
1 | P a g e
![Page 2: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/2.jpg)
infertilitas, abortus berulang, dan nyeri akibat penekanan massa tumor. Sampai saat ini penyebab
pasti mioma uteri belum dapat diketahui secara pasti, namun dari hasil penelitian diketahui
bahwa pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri distimulasi oleh hormon esterogen dan
siklus hormonal. Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial pada
wanita.
2 | P a g e
![Page 3: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
ISI
2. 1 Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus (tumor jinak uterus yang
berbatas tegas) dan jaringan ikat yang menumpangnya sehingga berbentuk padat karena jaringan
ikatnya dominan dan lunak serta otot rahimnya dominan3. Selain itu memiliki kapsul, terbentuk
dari otot polos yang imatur dan elemen jaringan penyambung fibrosa sehingga dapat disebut
juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
2.2 Etiologi
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun
ada 2 teori yang menjelaskan faktor penyebab mioma uteri, yaitu:
1. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche
c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri
2. Teori Cell nest atau Genitoblas
Terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada teori cell
nest atau teori Genitoblas dimana dilakukan percobaan Lipschutz yang memberikan
estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibramatosa ini dapat dicegah
dengan pemberian preparat progesterone atau testosterone. yang selanjutnya dapat
dirangsang terus menerus oleh estrogen.
3 | P a g e
![Page 4: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/4.jpg)
Selain teori tersebut, faktor risiko yang menyebabkan mioma uteri adalah:
1. Usia penderita
Berdasrkan Otopsi, novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai
sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada
wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%.
2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil
histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen
endogen pada wanita-wanita menopause pada level yang rendah/sedikit (Parker, 2007).
Otubu et al menemukan bahwa konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih
tinggi dibandingkan jaringan miometrium normal terutama pada fase proliferasi dari
siklus menstruasi.
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri
mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita
tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat
keluarga penderita mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α
(a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak
mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri.
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin
berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh enzim
aromatease di jaringan lemak (Djuwantono, 2005)4. Hasilnya terjadi peningkatan jumlah
esterogen tubuh yang mampu meningkatkan prevalensi mioma uteri.
5. Makanan
Beberapa penelitian menerangkan hubungan antara makanan dengan prevalensi
atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah
matang (red meat), dan daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran
4 | P a g e
![Page 5: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/5.jpg)
hijau menurunkan insiden mioma uteri. Tidak diketahui dengan pasti apakah
vitamin, serat atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri.
6. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus kemungkinan
dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2007).
7. Kebiasaan merokok
Merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri. Diterangkan dengan penurunan
bioaviabilitas esterogen dan penurunan konversi androgen menjadi estrogen dengan
penghambatan enzim aromatase oleh nikotin (Parker, 2007).
2.3 Klasifikasi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari
korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri
dibagi 4 jenis antara lain2,3:
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
4. Mioma intraligamenter
Gambar 1. Gambar Jenis-jenis mioma uterus
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%),
submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%)4
1. Mioma submukosa
5 | P a g e
![Page 6: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/6.jpg)
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan
perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan.
Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan
histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor.
Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata.
Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai.
Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt
atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada
beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.
2. Mioma intramural
Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor,
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor.
Bila di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai
bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada
dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung
kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
3. Mioma subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus
diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum
latum menjadi mioma intraligamenter.
4. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering
parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.
Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri
eksternum berbentuk bulan sabit.
6 | P a g e
![Page 7: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/7.jpg)
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul
yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan.
2.4 Manifestasi Klinis
Faktor-faktor yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu5,6 :
1. Besarnya mioma uteri,
2. Lokalisasi mioma uteri,
3. Perubahan pada mioma uteri.
Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural,
submucous), digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan abnormal
Perdarahan abnormal yaitu menoragia, menometroragia dan metroragia. Perdarahan
sering bersifat hipermenore dan mekanisme perdarahan tidak diketahui benar. Faktor-
faktor yang mempengaruhinya yaitu telah meluasnya permukaan endometrium dan
gangguan dalam kontraktibilitas miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi degenerasi merah
3. Tanda-tanda penekanan/pendesakan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan
bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah.
Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan
terhadap ureter bisa menyebabkan hidro uretre.
4. Infertilitas
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis
tubae.
5. Abortus
7 | P a g e
![Page 8: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/8.jpg)
Abortus menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim melalui
plasenta.
6. Gejala sekunder
Gejala sekunder yang muncul ialah anemia karena perdarahan, uremia, desakan ureter
sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
2.5 Patofisiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Karena mioma uteri
banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada usia menopause,
belum pernah terjadi sebelum menarche, maka diduga penyebabnya timbulnya mioma uteri
paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.
Pukka menemukan bahwa reseptor estrogen pada mioma uteri lebih banyak didapatkan
dibandingkan dengan miometrium normal. Meyer, de Snoo mengemukan patogenesis mioma
uteri dengan teori cell nest dan genitoblast. Dan menurut meyer asal mioma adalah sel imatur,
bukan dari selaput otot yang matur.7
Awal mulanya pembentukan tumor adalah terjadinya mutasi somatik dari sel-sel
miometrium. Mutasi ini mencakup rentetan perubahan kromosom baik secara parsial maupun
secara keseluruhan. Aberasi kromosom ditemukan pada 23-50% dari mioma uteri yang diperiksa
dan yang terbanyak (36,6%) ditemukan pada kromosom 7 (del(7)(q 21)/q 21 q 32). Keberhasilan
pengobatan medikamentosa mioma uteri sangat tergantung apakah telah terjadi perubahan pada
kromosom atau tidak.
Perubahan Sitogenetik Mioma Uteri
Analisis sitogenetik dari hasil pembelahan mioma uteri telah menghasilkan penemuan
yang baru. Diperkirakan 40% mioma uteri memiliki abnormalitas kromosom non random.
Abnormalitas ini dapat dibagi menjadi 6 subgrup sitogenetik yang utama termasuk translokasi
antara kromosom 12 dan 14, trisomi 12, penyusunan kembali lengan pendek kromosom 6 dan
lengan panjang kromosom 10 dan delesi kromosom 3 dan 7. Penting untuk diketahui mayoritas
mioma uteri memiliki susunan kromosom yang normal.
Muncul pertanyaan dari klasifikasi mioma uteri dengan kariotif abnormal, apakah
terdapat hubungan antara genotip tumor dengan fenotip klinis. Beberapa penelitian telah
8 | P a g e
![Page 9: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/9.jpg)
menunjukan adanya rearrangements karyotype berhubungan dengan ukuran tumor yang lebih
besar sesuai dengan lokasi anatomis. Arein, dkk menemukan bahwa tumor dengan delesi
kromosom 7 rata-rata lebih kecil dari daripada tumor dengan penyusunan kembali kromosom 12
(5 vs 8,5 cm), tetapi ekivalen dengan ukuran tumor yang memiliki kariotip normal (5,4 cm).
Hasil-hasil ini dikonfirmasikan oleh Kernig dkk. Lebih jauh lagi mioma uteri submukosa
ditemukan oleh Brosens dkk memiliki perubahan yang lebih sedikit (12%) daripada intramural
(35%) atau tumor subserosa (29%). Tidak ditemukan hubungan antara abnormalitas sitogenetik
dan usia penderita atau paritas.
Beraneka ragam perubahan kromosom ditemukan pada mioma uteri, yang paling sering
terjadi yaitu: translokasi, trisomi dan delesi, menyebabkan mekanisme pertumbuhan tumor yang
multipel, contohnya translokasi dapat juga meningkatkan atau menurunkan ekspresi gen melalui
posisi juxta pada seluruh bagian gen disamping elemen regular ektopik. Sebagai pilihan
translokasi yang menyetop fungsi seluruh protein atau diterjemahkan ke protein chimeraic novel
yang fungsional. Trisomi biasanya meningkatkan ekspresi gen melalui peningkatan dosis gen,
dimana paling sering terjadi delesi kromosom pada gen kehilangan fungsinya. Maka itu
perbedaan perbedaan tipe abnormalitas kromosom berada pada mioma uteri dapat
memprediksikan genetik heterogen apa yang mempercepat perkembangan dan pertumbuhan
tumor.
2.6 Diagnosis
Anamnesis
1. Perdarahan
2. Rasa nyeri
3. gangguan berkemih dan BAB
4. Akut abdomen
5. Infertilitas
Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis mioma
uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih
licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
9 | P a g e
![Page 10: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/10.jpg)
Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang
banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang
pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang menyebabkan peninggian
tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan pada kasus mioma uteri adalah :
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun/meningkat,
Eritrosit turun.
2. USG abdomen dan transvaginal : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
Perubahan sekunder pada Myoma Uteri ini didasarkan atas gambaran histopatologi dan
terbagi menjadi 2 bagian besar :
1. Degenerasi jinak:
a. Atrofi
Tanda dan gejala-gejala berkurang atau menghilang sesuai dengan ukuran myoma
yang mengecil pada saat menopause atau sesudah kehamilan.
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut karena myoma
telah menjadi matang. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen
dimana tumor ini tetap berwarna putih tapi di dalamnya berwarna kuning, lembut
bahkan seperti gel/agar-agar (bergelatin).
c. Degenerasi Kistik
Merupakan kelanjutan dari degenerasi kistik sehingga seluruh tumor menjadi
mencair seolah-olah menyerupai uterus yang gravid atau kista ovarium.
Stress yang fisikal dapat menyebabkan pecahnya tumor ini sehingga menyebabkan
evakuasi isi cairan tersebut ke dalam uterus, rongga peritoneum dan ruang
10 | P a g e
![Page 11: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/11.jpg)
retroperitoneal. Dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe
sehingga menyerupai limfangioma.
d. Kalsifikasi (degenerasi membatu)
Myoma jenis subserosa yang tersering mengalami klasifikasi ini karena sirkulasi
darah yang terganggu dan terutama pada wanita berusia lanjut. Hal ini terjadi
karena presipitasi CaCO3 (calcium carbonate) dan fosfat sebagai kelanjutan dari
sirkulasi darah yang terganggu itu. Dengan rontgen, dapat terlihat dengan jelas
(opak) dan dikenal sebagai “ Womb Stone”.
e. Degenerasi merah (Red or Carneous)
Terutama terjadi pada kehamilan dan nifas dikarenakan trombosis vena dan
kongesti dengan perdarahan interstitial (nekrosis sub akut) sehingga pada irisan
melintang tampak seperti daging mentah dan merah yang diakibatkan penumpukan
pigmen hemosiderin dan hemofusin. Selama kehamilan, ketika degenerasi merah
ini terjadi juga diikuti edema dan hipertrofi myometrium. Degenerasi merah ini
merupakan degenerasi dan infark yang aseptik. Biasanya pada degenerasi merah
juga menimbulkan rasa sakit yang biasanya akan sembuh sendiri dan tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam,
kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Tanda dan gejala
ini mirip dengan torsi tumor ovarium dan torsi mioma yang bertangkai.
Komplikasi potensial dari degenerasi dalam kehamilan meliputi kelahiran preterm
dan sangat jarang mencetuskan DIC (Disseminated Intravascular coagulation).
g. Degenerasi Lemak (myxomatous or fatty)
Merupakan degenerasi asimtomatik yang jarang terjadi dan adalah kelanjutan dari
degenerasi hialin dan kistik.
2. Degenerasi malignansi/Sarcomatosa/Ganas.
Myoma uteri yang menjadi leiomyosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari
seluruh myoma serta merupakan 50-75% dari semua jenis sarkoma uteri. Kecurigaan
malignansi apabila myoma uteri cepat membesar dan terjadi pembesaran myoma pada
menopause.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakan operasi.
11 | P a g e
![Page 12: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/12.jpg)
6. Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya
kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
7. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi jarang
diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat
dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang
dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi
alternatif ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat disimpulkan.
2.7 Diagnosa banding
1. Ca endometrium
Peningkatan angka kejadian karsinoma endometrium berkaitan dengan
meningkatnyastatus kesehatan sehingga usia harapan hidup kaum wanita semakin
tinggi yang menyebabkan jumlah wanita yang berusia lanjut semakin banyak yang
diiringi dengan penggunaan terapihormone pengganti untuk mengatasi gejala-gejala
menopausenya. Kanker endometriumumumnya ditemukan pada penderita berusia 60
keatas. Selain itu,telah ditemukan bahwa peningkatan kejadian obesitas juga
memegang peranan penting dalam meningkatnya angkakejadian kanker endomerium.
Kanker endometrium lebih banyak menyerang para wanitayang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke atas.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih
berfungsiterdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar
dan stroma, terdapatdi dalam miometrium atau pun di luar uterus. Bila
jaringan endometrium terdapat di dalammiome t r i um d i s ebu t
adenomios i s , dan b i l a d i l ua r u t e ru s d i s ebu t endome t r i o s i s .
Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri
12 | P a g e
![Page 13: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/13.jpg)
dan di luar miometrium.Daerah yang paling sering terkena adalah organ
pelvis dan peritoneum, walaupun organ lainseperti paru-paru juga ikut
terkena meskipun jarang. Penyakit ini berkembang dari lesi yangkecil dan
sedikit pada organ pelvis yang normal kemudian menjadi massa keras
infiltrat dankista endometriosis ovarium (endometrioma). Perlangsungan
endometriosis sering disertai pembentukan fibrosis dan perlekatan luas
menyebabkan gangguan anatomi pelvis.
2.8 KomplikasiManuaba (2007) berpendapat bahwa mioma uteri dapat berdampak pada kehamilan
dan persalinan, yaitu:
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri
submukosum.
2. Kemungkinan abortus bertambah.
3. Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak subserus.
4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di serviks.
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding rahim
atau apabila terdapat banyak mioma.
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan intramural.
Menurut manuaba (2007), kehamilan dan persalinan juga dapat berdampak pada
mioma uteri, yaitu:
1. Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama
dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4
bulan tumor tidak bertambah besar lagi.
2. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadi
gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama
ditengah-tengah tumor. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti
daging (degenerasio karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang
disertai gejala-gejala rangsangan peritonium dan gejala-gejala peradangan, walaupun
13 | P a g e
![Page 14: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/14.jpg)
dalam hal ini peradangan bersifat suci hama (sterile). Lebih sering lagi komplikasi ini
terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-
perubahan sirkulasi yang dialami oleh wanita setelah bayi lahir.
3. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat
desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik perut mendadak (acute
abdomen).
2.9 Penatalakasanaan
Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor,
dan terbagi atas :
a. Penanganan konservatif, yaitu dengan cara :
1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan,
2) Monitor keadaan Hb,
3) Pemberian zat besi,
4) Penggunaan agonis GnRH, agonis GnRH bekerja dengan menurunkan regulasi
gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Akibatnya, fungsi
ovarium menghilang dan diciptakan keadaan menopause yang reversibel.
Sebanyak 70% mioma mengalami reduksi dari ukuran uterus telah dilaporkan
terjadi dengan cara ini, menyatakan kemungkinan manfaatnya pada pasien
perimenopausal dengan menahan atau mengembalikan pertumbuhan mioma
sampai menopause yang sesungguhnya mengambil alih. Tidak terdapat resiko
penggunaan agonis GnRH jangka panjang dan kemungkinan rekurensi mioma
setelah terapi dihentikan tetapi, hal ini akan segera didapatkan dari pemeriksaan
klinis yang dilakukan.
b. Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah8:
1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia,
2) Nyeri pelvis yang hebat,
14 | P a g e
![Page 15: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/15.jpg)
3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran
kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa),
4) Gangguan buang air kecil (retensi urin),
5) Pertumbuhan mioma setelah menopause,
6) Infertilitas,
7) Meningkatnya pertumbuhan mioma.
Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :
1. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus.
Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum.
Suatu studi mendukung miomektomi dapat dilakukan pada wanita yang masih
ingin bereproduksi tetapi belum ada analisa pasti tentang teori ini tetapi
penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki
keturunan setelah penyebab lain disingkirkan.
2. Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat
rahim, baik sebahagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total)
berikut serviks uteri. Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan
anak lagi, dan pada penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau
yang sudah bergejala.
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists
(ACOG) dalam Chelmow (2005) untuk histerektomi adalah sebagai berikut :
1) Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan oleh pasien.
2) Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan
bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat
kehilangan darah akut atau kronis.
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa
tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada
vesika urinaria mengakibatkan frekuensi miksi yang sering.
15 | P a g e
![Page 16: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/16.jpg)
Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia
dan observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai
apabila janin imatur. Namun, pada torsi akut atau perdarahan intra abdomen
memerlukan interfensi pembedahan. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk
kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri atau
obstruksi mekanik (Taber, 1994).
Prognosis
Ad bonam
16 | P a g e
![Page 17: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/17.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
Etiologi dari mioma uteri menurut Manuaba (2007), ada 2 teori yaitu teori stimulus dan
teori cellnest. Sedangkan menurut Muzakir (2008), yaitu usia penderita, hormon endogen,
riwayat keluarga, IMT, makanan, kehamilan, paritas dan kebiasaan merokok.
Manifestasi dari mioma uteri yaitu perdarahan abnormal, rasa nyeri pada pinggang dan
perut bagian bawah, tanda-tanda penekanan/pendesakan, infertilitas, abortus, dan gejala
sekunder.
Patofisiologi dari mioma uteri yaitu reseptor estrogen yang lebih banyak sehingga
menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari
otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Perubahan
sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya
aliran darah ke mioma uteri.
Komplikasi dari mioma uteri yaitu :
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri sub
mukosum.
2. Kemungkinan aborrtus bertambah.
3. Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak
subserus.
4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di serviks.
5. Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding
rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
17 | P a g e
![Page 18: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/18.jpg)
6. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang submukus dan intramural.
Penatalaksanaan dari mioma uteri yaitu kalau menurut usia, lokasi, dan ukuran tubuh,
maka dengan penanganan konservatif dan operatif. Jenis operasi yang bisa dilakukan
adalah miomektomi dan histerektomi. Sedangkan pada wanita hamil adalah dengan tirah
baring, analgesia dan observasi terhadap mioma.
Pemeriksaan penunjang dari mioma uteri yaitu pemeriksaan darah lengkap (Hb, Albumin,
Lekosit, Eritrosit), USG, vaginal toucher, sitologi, rontgen, ECG, ultrasonografi,
histeroskopi, dan MRI.
Asuhan keperawatan pada mioma uteri yaitu :
Pengkajian :
Data umum, keluhan utama, riwayat reproduksi, data psikologi, status respiratori, tingkat
kesadaran, status urinari, dan status gastrointestinal.
Diagnosa :
1) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai
dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah neyeringai.
2) Retensi urine berhubungan dengan trauma mekanik, manipulasi pembedahan adanya
edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan
motorik.
3) Gangguan konsep diri berhubungan dengan kekhawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat dari hubungan seksual.
4) Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya
berhubungan dengan salah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang
kurang benar.
5) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
pervaginam berlebihan
B. Saran
Pada wanita yang mulai haid (menarke) untuk memeriksakan alat reproduksinya apabila
ada keluhan-keluhan haid/menstruasi untuk dapat menegakkan diagnosis dini adanya
mioma uteri.
18 | P a g e
![Page 19: makalah mioma1](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/557213db497959fc0b93315f/html5/thumbnails/19.jpg)
Wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk terjadinya mioma uteri terutama
wanita berusia 40-49, wanita yang sering melahirkan (multipara) tahun agar waspada dan
selalu memeriksakan diri kepada tenaga ahli secara teratur.
19 | P a g e