makalah milik
DESCRIPTION
makalah tentang remajaTRANSCRIPT
-
MEMUDARNYA NILAI-NILAI PANCASILA DI KALANGAN PELAJAR SEKOLAH
TINGKAT MENGAH DI DIY
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Diajukan Oleh:
Nama : Yoga Pristyanto
NIM : 11.11.5076
Jurusan : S1 Teknik Informatika
Kelompok : D
Dosen:
Drs. Tahajudin Sudibyo
YOGYAKARTA
2011
-
i
MEMUDARNYA NILAI-NILAI PANCASILA DI KALANGAN PELAJAR SEKOLAH
TINGKAT MENGAH DI DIY
Pancasila adalah ideologi dasar bagi bangsa Indonesia. Nama Pancasila terdiri dari
dua kata dari bahasa Sansakerta yaitu Panca yang berarti Lima dan Sila yang berarti
Asas. Pancasila adalah suatu asas yang menjadi dasar dan landasan bangsa Indonesia untuk
menjadi sebuah negara yang adil dan makmur. Sebagai dasar negara maka nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar
tercapai bangsa yang adil dan makmur. Pengahayatan dan pengamalan pancasila akhir-akhir
ini mulai memudar.
Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila mulai memudar di kalangan pelajar
sekolah tingkat menengah SMP/SMA di DIY. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan siswa akan nilai luhur Pancasila serta emosi yang masih labil di usia mereka.
Penyebabnya ialah perbedaan, bahkan beberapa sekolah terlibat tawuran yang dipicu oleh
perbedaan kelompok dan agama.
Aksi-aksi yang dilakukan oleh para pelajar sekolah tingkat menengah SMP/SMA di
DIY menggambarkan bahwa penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah mulai
memudar di kalangan mereka. Upaya untuk kembali meningkatkan penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dikalangan pelajar sekolah tingkat menengah SMP/SMA di
DIY mulai dilakukan dianatarnya dengan menambah bobot mata pelajaran PKn dan memberi
mata pelajaran pembentukan karakter.
-
ii
KATA PENGANTAR
PujisyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsa, yang
telahmelimpahkanrahmatdanhidayahNya,sehinggapenyusundapatmenyelesaikantugasMakalah
Pendidikan Pancasila yang berjudul Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Pelajar
Sekolah Tingkat Menengah di DIY dapatterselesaikandenganbaik. Hal
initidaklepasdaribantuanberbagaipihak,
olehkarenaitupadakesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepada yang terhormat :
1. Drs. Tahajudin Sudibyoselakudosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang
telahmembimbingdalampembuatanmakalah ini.
2. Orang tua yang telahmemberikandukungan moral, spiritual,
sertamemberikanbantuandanaselamapembuatan proposal penelitianini.
3. Teman-temandansemuapihak yang tidakdapatdisebutkansatu-persatu yang
telahmembantusehinggatugasinidapatterselesaikandenganbaik.
Semogaamalkebaikanberbagaipihaktersebutdiberipahala yang melimpaholehTuhan Yang
mahaEsadansemogatugasinidapatbermanfaatkhususnyabagipenulisdanpembaca.
Depok, Oktober 2011
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
1. HALAMAN SAMPUL
2. HALAMAN ABSTRAKSI.... i
3. KATA PENGANTAR ii
4. DAFTAR ISI.. iii
5. BAB I
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah . 2
6. BAB II
A. Pendekatan Teori. 3
B. Pembahasan .............. 4
7. BAB III
A. Kesimpulan Dan Saran...... 7
8. DAFTAR PUSTAKA... 8
-
1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Menurut Ensiklopedia Pancasila adalah ideologi dasar bagi bangsa Indonesia. Nama
Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansakerta yaitu Panca yang berarti Lima dan
Sila yang berarti Asas. Pancasila adalah suatu asas yang menjadi dasar dan landasan bangsa
Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang adil dan makmur. Sebagai dasar negara maka
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara agar tercapai bangsa yang adil dan makmur.
Pancasila merupakan sebuah ideologi bangsa Indonesia yang menjaditujuan dari bangsa
Indonesia untuk mencapai kemakmuran. Pendidikan Pancasila sudah ditanamkan sejak dini
kepada masyarakat Indonesia agar menjadi bangsa yang beradab. Pendidikan Pancasila dimulai
sejak anak berusia dini atau praTK dengan mengenalkan dari sila pertama tentang ketuhanan,
mereka dikenalkan bahwa semua yang hidup di dunia ini adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
Setelah beranjak masuk TK mereka mulai dikenalkan sila kedua tentang kemanusiaan, didalam
pengenalan ini mereka dikenalkan tata krama dan sopan santun sesuai dengan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Tujuan dikenalakan sila kedua ini ialah mengajarkan anak untuk bersifat
sopan santun dimanapun mereka berada. Beranjak menuju tingkat Sekolah Dasar, diusia ini para
siswa dikenalkan sila ketiga tentang persatuan antar sesama melalui mata pelajaran PKn.
Biasanya diusia ini mereka diajarkan untuk berteman dengan baik antar sesama dan tidak
membedakan teman agar terjadi sebuah persatuan antar siswa. Tujuannya adalah mengajarkan
mereka bahwa persatuan dapat menciptakan suasana yang damai dan harmonis.Pada pendidikan
tingkat menengah SMP dan SMA dalam usia ini sering disebut usia puber sehingga mata
pelajaran PKn lebih menekankan tentang sila keempat dan sila kelima Pancasila yaitu
membahas soal demokrasi untuk sila keempat dan membahas soal keadilan dan kemakmuran
bangsa. Dalam jenjang pendidikan tingkat menegah ini penanaman sila keempat dan kelima
bertujuan agar para siswa atau pelajar berjiwa demokratis dan mengerti akan tujuan hidup
Republik Indonesia ini. Setelah mereka mendapatkan apa itu arti Pancasila, para Siswa
diharapkan mampu untuk menerapkannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan
ditanamkan nilai Pancasila sejak usia dini ialah agar masyarakat Indonesia dapat menghayati
-
2
dan mengamalkan Pancasila, dalam konteks bukan untuk melemahkan penghayatan dan
pengamalan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia akan tetapi untuk
menguatkannya.
Namun akhir-akhir ini justru hal berkebalikan terjadi para pelajar sekolah tingkat menengah
SMP/SMA di DIY banyak melakukan tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai
Pancasila terutama nilai sila pertama dan nilai ketiga Pancasila. Mereka sering melakukan aksi
anarkis dan tawuran yang menyebabkan persatuan antar pelajar sekolah tingkat menegah
SMP/SMA di DIY tidak harmonis. Pada awalnya masalah muncul akibat tidak adanya rasa
persatuan dan toleransi antar pelajar, lebih tragisnya ada beberapa sekolah SMP/SMA yang
bermusuhan karena latar belakang agama dan suku. Hal ini sangat disayangkan karena sebagai
golongan berpendidikan mereka tidak mengamalkan nilai Pancasila yang diajarkan disekolah
meraka, justru mereka bertindak tidak sesuai nilai Pancasila. Walaupun sudah ada tindakan dari
Depdiknas dan aparat Kepolisian tetapi mereka tidak pernah jera dan terus melakukan aksinya
setiap saat.Lalu sudah dikemanakan nilai-nilai Pancasila yang sudah mereka dapatkan sejak
mereka kecil melalui mata pelajaran PKn.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah nilai-nilai yang ada pada sila Pancasila sudah mulai memudar di kalangan
pelajar sekolah tingkat menegah SMP/SMA di DIY?
-
3
BAB II
A. PENDEKATAN
Secara Historis
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti yang
dikemukakan Presiden Soeharto(1967:10), yaitu:
Pancasila adalah kepribadian kita, adalah pandangan hidup seluruh Bangsa
Indonesia,pandangan hidup yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat, menjelang dan
sesudah Proklamasi kemerdekaan kita; oleh karena itu, Pancasila adalah satu-
satunya pandangan hidup yang dapat pula memperatukan kita.
Menurut Prof. H.M Arifin M.Ed. (1990:13) mengemukakan bahwa:
Pancasila adalah falsafah atau pandangan hidup, jiwa serta tujuan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Proklamasi Republik Indonesia oleh
karena ia telah ditetapkan oleh wakil rakyat dalam PPKI pada tahun 1945.
Secara Sosialis
Di dalam Pancasila terdapat butir-butir pada masing-masing sila yang harus di amalkan
dan dihayati yang sering disebut P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Menurut Prof. H.M Arifin M.Ed. (1990:21) mengemukakan bahwa:
P-4 merupakan penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap
manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pedoman
tersebut didasarkan atas kemampuan dan kelayakan manusiawi, maka apa yang
ditunjukan dalam P-4 memang dapat dilaksanakan oleh manusia Indonesia sendiri.
Pedoman ini juga dikembangkan dari kodrat manusia yaitu manusia sebagai
-
4
makhluk pribadi dan sosial yang menyadarkan kita semua bahwa manusia hanya
mempunyai arti dalam hubungannya dengan manusia lain.
Secara Yuridis
Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga sebagai sumber dari segala hukum hal ini
dikemukakan oleh Drs. Kaelan, M.S. (1998:60) :
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah baik secara normal maupun hukum negara, dan menguasai
hukum dasar baik yang tertulis maupun atau Undang-Undang Dasar, maupun yang
tidak tertulis secara convensi. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
B. PEMBAHASAN
Penghayatan dan Pengamalan nilai-nilai Pancasila sangat perlu bagi masyarakat Indonesia,
dimana pengamalan nilai disetiap Sila pada Pancasila sangat berarti seperti yang dikemukakan
Prof. H.M Arifin M.Ed.(1990:23) tentang butir-butir pancasila yang perlu diamalkan pada
setiap sila Pancasila:
1. Butir-butir sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan bertaqwa kepada Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
b. Saling menghormati antar umat beragama agar tercipta kerukunan umat beragama.
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Butir-butir sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia.
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Butir-butir sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau kelompok.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
-
5
c. Cinta tanah air dan bangsa.
4. Butir-butir sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
5. Butir-butir sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Bersikap adil.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Pada waktu sekarang ini banyak butir-butir yang mulai luntur, terutama di kalangan pelajar
sekolah tingkat menengah SMP/SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nilai-nilai Pancasila yang
mereka peroleh melalui mata pelajaran PKn sudah mulai luntur terutama butir-butir sila Ketuhanan
YME dan sila persatuan Indonesia. Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir ini para pelajar SMP
maupun SMA di DIY sering kali melakukan aksi tawuran, tawuran dipicu karena perbedaan
kelompok dan lebih tragis karena agama. Jika dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila aksi tawuran
yang dilatarbelakangi oleh perbedaan kelompok dan agama tidaklah sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila terutama pada sila pertama dan sila ketiga. Seperti tawuran antara SMA Muhammadiyah
dengan SMA Bopkri yang dilatarbelakangi masalah perbedaan agama, lalu tawuran antara SMA N
9 dengan SMA N 11 yang dilatarbelakangi oleh perbedaan kelompok. Selanjutnya siapa yang
bersalah dalam aksi-aksi pelajar yang dapat melunturkan penghayatan dan pengamalan Pancasila
ini, apakah guru, orang tua atau para pelajar itu sendiri, lalu bagaimana peran guru dan orang tua
untuk kembali meningkatakan sikap-sikap pengamalan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila yang
sudah mulai luntur ini. Untuk itu para pelajar tersebut harus mengambil langkah-langkah untuk
kembali meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila yang sudah mulai luntur seperti
yang dikemukakan oleh Prof. H.M Arifin M.Ed. (1990:34) dan langkah-langkah itu sebagai
berikut:
Menggunakan pikiran dan penalaran mereka untuk menghayati pandangan hidup
Pancasila. Sila demi sila sebagai satu kebulatan melalui proses pemahaman dan
pengertian mereka sedalam-dalamnya.
-
6
Selain dipicu kurang pahamnya para pelajar tersebut terhadap nilai-nilai Pancasila, faktor usia
juga menyebabkan kurang stabilnya emosi para remaja tersebut seperti yang diungkapkan oleh
Gunarsa (1989:20) karakteristik remaja adalah sebagai berikut :
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-
pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Tindakan-tindakan anarkis para pelajar sekolah tingkat menengah SMP/SMA di DIY
dikarenakan oleh emosi para remaja yang masih labil dan mulai memudarnya pemahaman
mereka akan nilai-nilai luhur Pancasila.
-
7
BAB III
A. KESIMPULAN DAN SARAN
Tindakan anarkis yang dilakukan para pelajar SMP/SMA di Yogyakarta akhir-akhir ini
mencerminkan akan mulai memudarnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila
dikalangan pelajar SMP/SMA di DIY. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang membuat
para pelajar tawuran, biasanya tawuran disebabkan oleh perbedaan kelompok bahkan agama.
Ini sangat disayangkan karena sebagai kalangan orang berpendidikan, mereka justru
menunjukan sikap-sikap yang negatif serta tidak mencerminkan penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila itu sendiri sudah mereka dapatkan sejak usia dini
tetapi pada saat mereka sudah beranjak remaja emosi yang labil juga memnyebabkan
pemahaman mereka tentang nilai Pancasila justru semakin berkurang. Dengan tindakan-
tindakan seperti tawuran dan sikap negatif dapat menggambarakan bahwa penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah mulai memudar di kalangan pelajar sekolah tingkat
menengah SMP/SMA di DIY.
Untuk kembali meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di
kalangan pelajar sekolah tingkat menengah SMP/SMA di DIY peran orang tua, guru, dan
kedewasaan para pelajar sangat penting. Seharusnya para pelajar sekolah tingkat menengah
SMP/SMA bersikap dewasa dan mulai berpikir kalau merekalah calon pemimpin bangsa
ini,serta mulai menghilangkan rasa perbedaan antar pelajar sehingga tercipta persatuan antar
pelajar, dan dapat kembali meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila
yang saat ini sudah mulai pudar di kalangan mereka.
-
8
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, S. D. 1989. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Prof. H.M Arifin M.Ed.1990.Ideologi Pancasila, Bimbingan ke arah penghayatan dan pengamalan
bagi remaja.cetakan pertama. Jakarta:Golden Terayon Press
Drs. Kaelan, M.S.1998.Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.edisi kedua. Yogyakarta:
Paradigma
CISC.1967. Pandangan Presiden Soeharto Tentang Pancasila. Jakarta: Centre for strategic and
international studies (CSIS)