makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

27
VARIABEL, POPULASI DAN SAMPEL PADA PENELITIAN KUANTITATIF MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif yang dibina oleh Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd dan Dr. Titik Harsiati, M.Pd. Oleh: Wahyu Puji Hanggoro (140211808020) Alfian Arif Bintara (140211807993) Universitas Negeri Malang Pascasarjana

Upload: fuhr-heri

Post on 28-Jun-2015

794 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

VARIABEL, POPULASI DAN SAMPEL

PADA PENELITIAN KUANTITATIF

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang dibina oleh Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd dan Dr. Titik Harsiati, M.Pd.

Oleh:

Wahyu Puji Hanggoro (140211808020)

Alfian Arif Bintara (140211807993)

Universitas Negeri Malang

Pascasarjana

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oktober 2014

Page 2: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya

berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut

atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel ini menjadi sangat penting dalam berbagai metode penelitian,

baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Karena tidak mungkin peneliti

melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga

yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja

jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan itulah

sebabnya perlu dibahas lebih lanjut mengenai variabel yang akan menjadi suatu

hal yang sangat penting.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pngertian dan definisi variabel dalam suatu penelitian?

2.   Apa saja jenis variabel yang ada dalam penelitian kuantitatif

3. Apa pengertian populasi dan sampel dalam suatu penelitian?

4. Berapakah batasan jumlah populasi dan sampel?

5. Bagaimana teknik penyusunan sampling?

6. Bagaimana dan kapankah menentukan jumlah sampling?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Menjelaskan definisi variabel dan penggunaannya di dalam penelitian

2. Menjelaskan jenis-jenis variabel dalam penelitian kuantitatif

3. Menjelaskan definisi populasi dan sampel dalam penelitian

Page 3: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

2

4. Menjelaskan batasan jumlah populasi dan sampel

5. Menjelaskan teknik penyusunan sampling

6. Menjelaskan kapan jumlah sampling ditentukan

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pengertian Variabel

Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai

kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau

diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya

menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi

obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan

bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

atau gejala yang diteliti.

Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya

ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis

suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Variabel-variabel yang

ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah

variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang

akan digunakan

Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya

mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-

variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara

realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu

diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara

operasional. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013). Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan variabel sebagai

berikut:

Page 4: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

3

1. C.M. Charles (2010)

Variabel didefinisikan sebagai “characteristics that tend to differ from

individual to individual , though any two or more idividuals may have the same

variabel trait or measure”. Maksudnya adalah variabel merupakan karakteristik

yang cenderung berbeda dari individu ke individu, meskipun ada dua atau lebih

individu mungkin memiliki sifat variabel yang sama.

2. Mustafa (2000)

Variabel merupakan setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin

diperoleh.

3.Hatch & Farhady (1981)

Variabel didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan

obyek yang lain.

4. Kerlinger (1973)

Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,

golongan gaji, produktifitas kerja, dan lain-lain. Variabel dapat dikatakan sebagai

suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan

demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.

5.Kidder (1981)

Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan

menarik kesimpulan darinya.

6. Bhisma Murti (1996)

Variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.

Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa

diukur secara kualitatif atau kuantitatif.

Page 5: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

4

7. Sudigdo Sastroasmoro

Variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu

subyek ke subyek lainnya.

8. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)

Variabel adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep

adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang

berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai

variabel. Dengan demikian, variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

bervariasi.

9. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)

Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat

atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.

B. Jenis-jenis Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka

variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2013: 61) variabel bebas (Independent Variable)

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (Variable dependent). Sebagai contoh, jika Anda

sedang mempelajari efek dari program pendidikan baru pada prestasi siswa,

program ini adalah variabel independen.

Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi

variabel lain. Contoh: “Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat

Kecemasan”. Variabel bebas ini adalah variabel yang diduga sebagai penyebab

Page 6: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

5

atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh

periset.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2013: 61), variabel terikat (dependent variable)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Variabel ini diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya

diasumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain,

variabel terikat adalah apa yang periset ingin untuk dijelaskan.

Contoh, diasumsikan periset tertarik meriset bagaimana sudut sistem

pembelajaran yang baik dan mempenagruhi sikap peserta didik. pembelajaran

mempunyai tiga rumusan (metode, media, sumber belajar) adalah variabel yang

secara sistematis dibentuk atau divariasi sendiri oleh periset yang disebut variabel

pengaruh. Sedangkan variabel tergantung diukur dari sikap peserta didik, sangat

setuju, setuju, tidak sutuju, sangat tidak setuju yang tidak manipulasi.

Gambar Hubungan variabel Independen dan Dependen

3. Variabel Pengganggu

Merupakan variabel yang mengganggu hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel ini merupakan variabel yang

dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel

utama yang akan diteliti.

Contoh: Jika kita akan melakukan penelitian untuk membandingkan

kinerja guru di sekolah swasta dengan sekolah Negeri. Untuk penelitian ini maka

perlu ditetapkan variabel pengganggunya yaitu tempat kerja, fasilitas yang

digunakan dan gaji yang diterima.

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Prestasi Belajar

(Variabel Dependen)

Page 7: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

6

4. Variabel Kontinu

Merupakan variabel yang memiliki perbedaan dalam satu sifat yang

bertingkat. Variabel dikatakan kontinu apabila memiliki perbedaan dalam satu

sifat yang bertingkat seperti tinggi badan, berat badan, dan kecepatan.

Variabel ini dapat diidentifikasi dengan kata keterangan sangat, lebih,

semakin, atau paling. Variabel kontinu dapat digunakan dalam penelitian kolerasi

tetapi tidak bisa digunakan dalam penelitian kausal.

5. Variabel Diskrit

Merupakan variabel perubah yang sifatnya untuk membedakan atau

mengelompokkan jenis tertentu. Misalnya, untuk variabel jender, maka terdapat

dua nilai yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan; untuk memudahkan,

biasanya ditempatkan angka yang berbeda, misal 1 untuk laki-laki, dan 2 untuk

perempuan. Angka 1 dan 2 dalam pengertian ini bukanlah menunjukkan bahwa

jender perempuan (2) lebih besar dibanding yang laki-laki (1), namun hanya untuk

membedakan, karena angka yang ditempatkan lebih sebagai label saja, hal ini

tidak lain adalah variabel kualitatif.  Data dari jenis variabel seperti ini biasa

disebut sebagai data nominal.

Variabel dikategorikan diskrit apabila secara alami variasinya terpisah atau

dikatakan berasal dari dua kutub yang berlawanan. Contoh: jenis kelamin,

penggunaan tangan, profesi orang tua, hasil belajar, metode pembelajaran.

Variabel diskrit yang dapat dimanipulasi digunakan dalam penelitian yang

mengukur pengaruh (penelitian eksperimen), sedangkan var. diskrit yang tidak

dapat dimanipulasi digunakan dalam penelitian yang menunjukkan adanya

pengaruh (penelitian kausal komparatif). Contoh: media pembelajaran (dapat

dimanipulasi) dan usia (tidak dapat dimanipulasi).

6. Variabel Moderator

Variabel moderator disebut juga dengan variabel independen kedua yaitu

variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

dependen.

Page 8: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

7

7. Variabel Intensif

Variabel intensif adalah variabel yang tak tergantung pada jumlah zat,

misalnya tekanan dan massa jenis. Bila kita bicara variabel, maka yang

dibicarakan adalah variabel termodinamika yaitu besaran-besaran makroskopik

yang secara fenomenologi dapat diukur, dan harganya terkait dengan atau

menentukan keadaan sistem.

8. Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh variabel

independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak

diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis

penelitian perbandingan.

9. Variabel Antara

Variabel antara atau intervening variable adalah variabel yang  secara

teoritis yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati serta

diukur. Variabel ini juga biasa disebut faktor yang secara teoritik mempengaruhi

hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.

Variabel ini dapat diukur dan diamati,namun pengaruhnya dapat

disimpulkan dari hubungan yang ada antara variabel bebas dan variabel

tergantung.

10. Variabel Anteseden

Adalah variabel yang merupakan hasil yang mendalam dari penelusuran

hubungan kausal antara variabel. Perbedaannya dengan variabel antara adalah

variabel anatara menyusup di antara variabel pokok, sedangkan variabel anteseden

mendahului variabel pengaruh.

C. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

Page 9: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

8

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Dalam

penelitian populasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Populasi secara umum dan

populasi target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi

sasaran keterbelakukan kesimpulan penelitian kita.

Contoh: - Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di UM

- Populasi targetnya adalah seluruh dosen Pascasarjana di UM

- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen di luar

Program Pascasarjana UM.

Orang, benda, lembaga, organisasi tersebut yang menjadi sasaran

penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang-

orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang

terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.

4. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan

ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Penelitian dengan menggunakan sampel

lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi,

karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu

dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah

membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target.

Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam penarikan sampel

(Sukmadinata, 2009), antara lain:

a. Dalam menentukan populasi target

Contoh: populasi target dalam penelitian adalah guru bahasa SMP Negeri 1

Malang, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru bahasa

Indonesia saja.

b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target

Page 10: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

9

Contoh: penelitiannya adalah presepsi para peserta didik terhadap pemberian

layanan BK di sekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa

termasuk siswa yang belum mendapatka layanan BK di sekolah.

c. Salah dalam menentukan wilayah

Contoh: populasi target adalah seluruh peserta didik SMP se-Malang, tapi

dalam penarikan sampel hanya dilakukan di SMP yang ada di kabupaten saja.

d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah

populasinya. Sehingga tidak dapat mewakili dari jumlah populasi yang ada.

e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan di atas.

5. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan tehnik dalam pengambilan sampling. Pada

dasarnya tehnik sampling dikelompokkan menjadi 2 (Sugiono, 2008) yaitu:

1. Probability Sampling (Sampel Kementakan)

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel Pemilihan sampel dengan cara probabilitas

(probability) ini sangat dianjurkan pada penelitian kuantitatif. Dalam

parobability sampling, ada 4 macam teknik yang dapat digunakan antara lain:

a. Sampling acak (random sampling)

Sampling acak adalah sampling dimana eleman-eleman sampelnya

ditentuka atau dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya

dilakukan secara acak. Sampling acak ini mempunyai kelemahan

(Nasution, 2008), antara lain: sampling jenis ini sukar atau sulit, ada

kalanya tidak mungkin memperoleh data lengkap tentang keseluruhan

populasi. Sedangkan ciri sampling acakan yaitu, setiap unsur dari

keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

(Nasution, 2008).

Page 11: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

10

b. Proportionate Stratified Random Sampling (Sampel Acak

Proposional Berstratifikasi)

Dikenal juga dengan sampling acakan dengan stratifikasi. Dalam

teknik ini, populasi biasanya digolongkan menurut ciri-ciri tertentu dan

sesuai dengan keperluan penelitian. Penggolongan itulah yang disebut

dengan stratifikasi. Biasanya penggolongan dilakukan menurut jenis

kelamin, pendidikan dan lain-lain. Setelah itu penentuan sample disetiap

kelompok akan dilakukan secara acak.

Kelemahan dari teknik ini adalah makin banyak ciri-ciri yang

dimasukkan sebagai dasar stratifikasi, maka makin sedikit jumlah sampel

dalam tiap subkategori. Teknik sampling ini memperbesar kesempatan

terjadinya kesalahan dalam penelitian. Peneliti harus melakukan

stratifikasi dan untuk itu peneliti diharuskan untuk mengenal tentang

populasi terlebih dahulu untuk memperoleh keterangan yang rinci

menyangkut subkategori yang dijadikan dasar stratifikasi. Jika peneliti

tidak bisa memperoleh keterangan dengan baik, maka kemungkinan

klasifikasi tersebut mengandung kelemahan yang mengakibatkan

kesalahan penafsiran.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling (Sampel Acak Tidak

Proposional Berstratifikasi)

Dikenal dengan sampling acakan tidak proporsional berdasarkan

stratifikasi. Jika dilihat dari namanya sekilas sama dengan teknik sampling

yang kedua yang telah dijabarkan di atas. Tetapi sebenarnya teknik ini

memiliki perbedaan yaitu proporsi subkategori tidak berdasarkan atas

proporsi yang ada dalam populasi, hal ini dikarenakan subkategori terlalu

sedikit jumlah sampelnya.

Kelemahan dari teknik ini adalah kemungkinan terdapat

subkategori yang terlalu besar atau terlalu kecil jumlahnya jika

dibandingkan dengan proporsi populasi yang sebenarnya. Menurut

pendapat saya, hal itu dapat membuat populasi menjadi terganggu. Selain

itu seharusnya peneliti harus dapat mempertanggung jawabkan hasil

Page 12: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

11

penelitiannya dengan cara menghindari kesalahan tentang

pengklasifikasian populasi.

d. Area Sampling (Sampel Area/Daerah)

Dikenal juga dengan sampling daerah. Teknik ini dilakukan jika

populasinya tersebar di suatu daerah seperti; Negara, provinsi dan lain-

lain. Biasanya teknik ini digunakan oleh peneliti yang melibatkan populasi

yang besar dan tersebar di daerah yang luas.

Kelemahan dari teknik ini adalah adanya ketidaksamaan jumlah

individu disettiap daerah. Teknik sampling ini memungkinkan untuk

terjadinya kesalahan, bisa saja ada individu yang pindah dari daerah

pilihan I ke daerah pilihan II sehingga individu tersebut masuk sample

sebanyak dua kali.

2. Non Probability Sampling (Sampel Tidak Mentak)

Teknik ini biasanya digunakan untuk memperoleh data secara umum

tentang individu-individu yang tinggal di suatu daerah. Biasanya tidak

memerlukan waktu yang lama untuk melakukan teknik ini. Adapun yang

termasuk non probability sampling adalah:

a. Sampling Sistematis

Teknik ini memilih sampel dari suatu daftar menurut urutan

tertentu. Daftar tersebut bisa berupa anggota buruh perusahaan, daftar

siswa dan lain-lain. Teknik ini dapat mengurangi kesalahan dalam

pemilihan individu dan jika terjadi kesalahan juga tidak akan mempunyai

banyak pengaruh.

Teknik ini tidak sebaik random sampling, karena unsur acakan

akan diperbesar dengan memilih nomor acakan yang baru tiap kali

mencapai jumlah tertentu. Bisa dikatakan, jika dalam random sampling

memungkinkan setiap individu dalam populasi mendapat kemungkinan

yang sama untuk dipilih, berbeda dengan sampling sistematis yang

membuat individu dikesampingkan.

Page 13: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

12

b. Sampling Kuota

Teknik memilih sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam

jumlah yang diinginkan. Dalam teknik ini peneliti dapat dengan sengaja

memasukkan individu-individu dengan ciri-ciri yang diinginkan peneliti.

Teknik ini kurang independen karena peneliti dengan mudah dapat

memasukkan individu-individu yang dikenalnya dan kemungkinan

terjadinya penyimpangan juga sangat besar. Selain itu ciri-ciri yang dipilih

dalam pengelompokkan sampel tidak berdasarkan ciri-ciri yang ada dalam

populasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa sampel yang diambil bukanlah

sebagai perwakilan dari populasi.

c  Purposive Sampling

Pemilihan sampel dilakukan dengan cermat dan relevan dengan

penelitian, sehingga sampel yang dipilih bisa dikatakan sebagai

perwakilan dari populasi. Meskipun sekilas terlihat sama dengan sampling

kuota, namun teknik ini jauh lebih cermat dalam melakukan pemilihan

terhadap sampel.

Teknik ini tidak memberi kesempatan yang sama pada tiap

individu dalam populasi untuk dipilih karena peneliti menentukan kategori

pengelompokkan menurut ciri-ciri yang dimiliki oleh sampel tersebut.

 

d. Snowball Sampling

Teknik ini digunakan jika peneliti ingin menyelidiki hubungan

antar individu dalam suatu kelompok atau untuk meneliti penyebaran

informasi tertentu dalam suatu kelompok. Namun menurut pandangan

saya, dari awal dalam penentuan kelompok mengandung unsur

subjektifitas, jika tidak dipilih secara acak.

6. Batas Jumlah Sampel

Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-

besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin

banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat

Page 14: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

13

digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada

jenis penelitiannya.

1. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10%

dari populasi

2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek

3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek

per group

4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek

per group

Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan

beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan

sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat

3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran

sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel

kecil antara 10 sampai dengan 20.

Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula:

Keterangan :

n = sampel;

N = populasi;

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Page 15: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

14

Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk:

1. Penelitian deskriptif sebanyak 100

2. Penelitian korelasional sebanyak 50

3. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group

4. Penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group

7. Kapan Penyampelan Dilakukan

Dalam suatu penelitian yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik

suatu populasi, masalah penggunan sampel merupakan sesuatu yang sangat

penting. Bahkan disadari dalam kehidupan sehari-hari penggunaan sampel bukan

merupakan suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat. Pada umumnya untuk

memperoleh informasi tentang karakteristik suatu populasi maka tidak perlu

semua anggota populasi diobservasi, tetapi cukup hanya sebagiannya saja,

sebagian anggota populasi tersebut disebut sampel. Di sini akan ditegaskan

kembali bahwa suatu sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti,

yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau

menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.  

Dengan hanya mengamati sampel tersebut, daripada mengamati seluruh

populasinya, maka akan diperoleh efesiensi baik dari segi waktu, tenaga maupun

biaya. Sama halnya seperti untuk mengetahui kemanisan satu karung gula, cukup

dicoba sedikit gula saja dan tidak perlu satu karung gula tersebut dicoba semua.

Satu sampel yang baik, dalam arti diambil secara ‘benar’ akan dapat

memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi. Sehingga jika dalam

suatu penelitian, sampelnya tidak diambil secara secara ‘benar’ maka hasilnya

tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak dapat memberikan hasil yang sahih

dalam menggambarkan keadaan sebenarnya dari populasi yang diteliti. Dengan

demikian masalah penarikan sampel secara ‘benar’ menjadi sangat penting.

Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih

dan mengambil secara ‘benar’ dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan

sebagai ‘wakil’ yang sahih (dapat mewakili) bagi populasi tersebut. Terkait erat

dengan pengambilan sampel adalah metode yang dipergunakan untuk menyeleksi

sejumlah individu dari populasi sehingga dapat menghasilkan sampel yang

Page 16: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

15

representatif, dalam arti sampel tersebut benar-benar mampu digunakan untuk

menggambarkan populasinya.

Suatu penelitian dengan sampel biasanya disebut survei, selanjutnya cukup

dilakukan hanya dengan mangamati seluruh populasi. Keadaan ini sangat berbeda

dengan sensus misalnya, dimana setiap individu dalam populasi yang diteliti harus

diamati.

KESIMPULAN

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal terrsebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam variabel kuantitatif yang dipelajari bersifat numerik. Contoh

variabel numerik adalah jumlah uang tabungan, besarnya hutang, besarnya

pengeluaran, umur, nilai. Jenis variabel penelitian kuantitatif dibagi menjadi: 1)

variabel bebas, 2) variabel terikat, 3) variabel pengganggu, 4) variabel kontinu, 5)

variabel diskrit, 6) variabel moderator, 7) variabel intensif, 8) variabel kontrol, 9)

variabel antara, 10) varaibel anteseden.

Secara umum ada dua metode sampling yaitu probablility sampling dan

non probability sampling. Probability sampling adalah metode sampling yang

memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dapat

dipilih. Probability sampling mempunyai empat jenis teknik sampling yaitu

Random Sampling, Proportionate Stratified Sampling, Disproportionate

Stratified Random Sampling dan Area Sampling. Sedangkan non probability

sampling adalah metode sampling yang biasanya digunakan untuk memperoleh

data secara umum tentang individu-individu yang tinggal di suatu daerah. Yang

termasuk dalam non probability sampling adalah sampling sistematis, sampling

kuota, purposive sampling dan snowball sampling.

Dalam penentuan batas sampel Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan

besar sampel sebagai beikut: 1) penelitian deskriptif sebanyak 100, 2) penelitian

korelasional sebanyak 50, 3) penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group,

4) penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group.

Page 17: Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)

16

Pengambilan sampel adalah metode yang dipergunakan untuk menyeleksi

sejumlah individu dari populasi sehingga dapat menghasilkan sampel yang

representatif, dalam arti sampel tersebut benar-benar mampu digunakan untuk

menggambarkan populasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Latief, Mohammad Adnan. 2010. Tanya Jawab Metode Penelitian Pembelajaran

Bahasa. Malang: UM Press.

Fraenkel, J. & Wallen, N. 1993. How to Design and evaluate research in

education. (2nd ed). New York: McGraw-Hill Inc.

Gay, L.R dan Diehl, P.L. 1992. Research Methods for Business and.

Management, MacMillan Publishing Company, New York.

Nasution, S.2008.Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta.

Uno, Hamzah. B., dkk. 2014. Variabel Penelitian dalam Pendidikan dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Ina Publikatama.