makalah meteorologi

28
MAKALAH METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI “Klasifikasi Iklim Berdasarkan Kondisi Fisik dan Lintang Tempat” OLEH: KELOMPOK : ENAM (6) ANGGOTA : - SULPIANA (F1I1 14 093) - SUYANDI B (F1I1 14 095) - WA ODE ROSLIANTI (F1I1 14 099) - WAHYUDDIN (F1I1 14 101) - YANI PRASTUTI (F1I1 14 103) - ADRIAN (F1I1 14 029) 1

Upload: yandibeztrezh

Post on 02-Feb-2016

507 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH METEOROLOGI

MAKALAH

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

“Klasifikasi Iklim Berdasarkan Kondisi Fisik dan Lintang Tempat”

OLEH:

KELOMPOK : ENAM (6)

ANGGOTA : - SULPIANA (F1I1 14 093)

- SUYANDI B (F1I1 14 095)

- WA ODE ROSLIANTI (F1I1 14 099)

- WAHYUDDIN (F1I1 14 101)

- YANI PRASTUTI (F1I1 14 103)

- ADRIAN (F1I1 14 029)

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

1

Page 2: MAKALAH METEOROLOGI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya makalah tentang Klasifikasi Iklim

Berdasarkan Kondisi Fisis dan Lintang Tempat ini dapat terselesaikan dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak

Ahmad Iskandar, S.Pd., M,.Sc. selaku Dosen mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Klasifikasi Iklim di suatu daerah. Kami juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari

kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada

sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang

yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa depan.

Kendari September 2015

Penulis

2

Page 3: MAKALAH METEOROLOGI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………1

KATA

PENGANTAR……………………………………………………………………..2

DAFTAR ISIS……………………………………………………………………………..3

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………….4

A. Latar

Belakang………………………………………………………………………….4

B. Tujuan…………………………………………………………………………………..4

C. Manfaat…………………………………………………………………………………5

BAB II

PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6

A. Pengertian

Iklim………………………………………………………………………...6

B. Unsur-unsur Iklim………………………………………………………………………

8

C. Klasifikasi Iklim………………………………….……………………………………

11

D. Dampak Perubahan

Iklim……………………………………………………………...14

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………18

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………18

B. Saran…………………………………………………………………………………..18

DAFTAR

PUSTAKA…………………………………………………………………….19

3

Page 4: MAKALAH METEOROLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan

dalam kurun waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap (Tjasyono,

2004). Namun akibat adanya aktivitas manusia seperti urbanisasi, deforestasi, serta

industrialisasi, mempercepat adanya perubahan iklim dalam kurun waktu yang relatif

cepat, sedangkan perubahan iklim tersebut berdampak dalam berbagai sektor kehidupan,

salah satunya pertanian. Kondisi tersebut yang kemudian menjadikan klasifikasi iklim

sebagai dasar dalam melakukan mitigasi terhadap adanya dampak negatif dari perubahan

iklim.

Thorntwaite (1933) dalam Tjasyono (2004), menyatakan bahwa tujuan klasifikasi

iklim adalah menetapkan pemerian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang

benar-benar aktif, terutama air dan panas. Menurut Tjasyono (2004), pemahaman lebih

baru tentang klasifikasi iklim adalah dengan melihat hubungan sistematik antara unsur

iklim tersebut terhadap pola tanaman. Telah banyak ditemukan korelasi antara tanaman

dan unsur panas atau air. Pemakaian batas sederhana curah hujan dan suhu akan

menunjukkan hubungan antara unsur panas dan air itu sendiri. Misalnya tanaman tertentu

seperti jati dalam kondisi suhu yang tinggi tanaman memerlukan banyak air untuk

memenuhi keperluan evapotranspirasi. Pada dasarnya terdapat berbagai macam metode

untuk melakukan klasifikasi iklim. Misalnya seperti klasifikasi iklim menurut Koppen

yang dapat diterapkan di Indonesia (Tjasyono, 2004). Namun, mengingat bahwa variasi

curah hujan untuk stasiun-stasiun di wilayah tersebut cukup besar maka hasil dari

klasifikasi iklim menurut Koppen kurang memberikan gambaran yang cocok untuk

4

Page 5: MAKALAH METEOROLOGI

pertanian. Maka dari itu, untuk mengetahui kondisi iklim guna kepentingan pertanian,

lebih baik menggunakan metode klasifikasi iklim menurut Oldeman, dimana metode

tersebut menggunakan unsur iklim berupa curah hujan. 2 Berdasarkan metode klasifikasi

iklim menurut Oldeman tersebut, maka dapat terlihat apakah terjadi perubahan iklim

mikro di suatu wilayah berdasarkan dua periode waktu tertentu.

B. Tujuan

Untuk mengklasifikasikan perbedaan iklim di setiap wilayah/daerah dan

mengidentifikasi dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim di bumi

C. Manfaat

Dapat mengklasifikasikan perbedaan iklim di setiap wilayah/daerah dan

mengidentifikasi dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim di bumi

5

Page 6: MAKALAH METEOROLOGI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertain Iklim

Iklim (climate) adalah sintesis atau bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi

hari dalam jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari. Bulan demi bulan dan tahun

demi tahun) yang terjadi pad suatu daerah yang luas. Batasan secara klasik menyatakan

bahwa iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suetu periode yang cukup lama dan

daerah yang luas. Pada awalnya ilmu cuaca/iklim berkembang di negara-negara Amerika

dan Eropa yang beriklim sedang dampai dingin. Fluktuasi dan perubahan iklim di

wilayah tersebut sangat jelas dari waktu satu tempat dengan tempat lainnya terutama

menurut waktu sebagai akibat revolusi bumi yang condong pada bidang edarnya.

Keadaan iklim/cuaca di wilayah tersebut dicirikan oleh variabilitas yang ekstrim, yakni

musim dingin (winter) sangat dingin dan pada musim panas (summer) sangat panas,

sedangkan diluar musim tersebut hanya merupakan peralihan dari perubahan musim

keduanya. Variabilitas tersebut menimbulkan perbedaan dalam memperoleh energi

matahari sehingga menghasilkan perbedaan tekanan udara yang relatif tinggi dan kondisi

seperti ini sering menimbulkan ancaman seperti angin topan dan badai serta sering

membawa bencana. Sedangkan di wilayah tropik kondisinya relatif konstan musim,

tekanan udara, suhu udara terpanas dan terdingin dengan amplitudo yang relatif rendah

(Jackson, 1977).

Perubahan iklim sangat terkait dengan jumlah energi matahari yang diterima oleh

permukaan bumi, sehingga kondisi iklim sangat ditentukan oleh pergerakan semu

matahari. Atau dengan kata lain distribusi zona-zona iklim merupakan representasi dari

radiasi yang dipancarkan oleh matahari.

6

Page 7: MAKALAH METEOROLOGI

Pengklasifikasian iklim di Indonesia dimulai sejak tahun 1950 yang diawali

dengan membentuk kelompok kerja penelitian iklim dengan mempersiapkan peta iklim

untuk kepentingan bidang pertanian, kehutanan, dan untuk pengembangkan ilmu tanah.

Kelompok kerja tersebut didomonasi oleh orang belanda yang pada saat itu mereka

diperbantukan untukbekerja pada berbagai instansi yang ada di Indonesia. Dibawah

pemerintah Indonesia, kelompok kerja tersebut dinakhodai oleh Dr. F.H.Schmidth selaku

direktur jawatan meteorologi dan geologi dan Prof. Ir. J. H. A. Ferguson (guru besar pada

manajemen kehutanan fakultas pertanian universitas Indonesia (sekarang Institut

Pertanian Bogor). Dalam kelompok kerja tersebut juga didukung para ahli dari berbagai

bidang seperti ahli konserfasi tanah, botani, kehutanan (Rafi’i, 1994).

Mengingat kondisi iklim bumi sangat berfariasi, maka pemetaan iklin ssangat

diperlukan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengembangan berbagai bidang

terutama pertanian dalam arti luas. Barry and Chorley (2010) menyatakan bahwa

klasifikasi iklim membahas mengenai hubungan antara iklim dengan vegetasi atau iklim

dengan tanah selain hubungannya dengan manusia. Klasifikasi iklim tidak saja dapat

memberikan efisiensi informasi tetapi bertujuan untuk menjaga kerumitan iklim dibumi.

Faktor utama pengendali iklim adalah salah satu unsur iklim dan letak geografi.

Melalui klasifikasi iklim dapat diketahui persahabatan wilayah-wilayah dipermukaan

bumi mulai dari daerah dingin, panas, gurun maupun stepa yang masing-masing

mencirikan kondisi geografinya. Klasifikasi didefinisikan sebagai sistem penamaan

terhadap substansi atau pokok bahasa yang mendasari setiap cabang ilmu yang

didasarkan pada sifat-sifat yang sama. Pembuatan klasifikasi iklim juga didasarkan atas

karakteristik yang sama dari unsur iklim yang menjadi dasar pembuatan iklim tersebut

(misalnya berdasarkan suhu, curah hujuan atau kelembaban) (Petterssen, 1941). Menuruk

Koesmaryono dan Handoko (1988) ada tiga hal penting yang terkait dengan sistem

pengklasifikasian iklim yaitu: (a) kebutuhan keilmuan yakni proses bagaimana

menganalisis sekian banyak data iklim sehingga menghasilkan pola-pola iklim regional

yang memudahkan pengenalan dan penjelasan sifat-sifat iklim suatu wilayah, (b)

kebutuhan pendidikan yakni upaya mempelajari, memahami dan mengingat sifat-sifat

iklim suatu wilayah dan (c) kebutuhan filosofis yakni terkait dengan kroiteria

pengelompokan atau pengklasifikasian iklim serta cakupannya. Oleh karena itu, pada

perinsipnya kegunaan klasifikasi iklim adalah untuk mendapatkan efisiensi informasi

7

Page 8: MAKALAH METEOROLOGI

dalam bentuk umum dan simpel atau sederhana (Koesmaryono dan Handoko, 1988);

Barry dan Chorley (2010).

B. Unsusr-Unsur Iklim

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar

dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan

curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas

tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.

Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai

landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara

langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan,

2002).

Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan

klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi

unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar

matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan

khusus. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada

pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara

jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air

merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya

budidaya padi.

Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat

(altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya

ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter

kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut

berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul (Lakitan,

2002). Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih

suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara

musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih

suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu

8

Page 9: MAKALAH METEOROLOGI

yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia

berdasarkan ketinggian tempat.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut

waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas

bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah

Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan

curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan

bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia

telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya

korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau

presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim. Unsur-unsur iklim itu

adalah sebagai berikut:

1. Suhu Udara

Secara fisis suhu adalah tingkat gerakan molekul udara. Semakin cepat gerakan

molekul udara semakin tinggi pula suhunya. Tingkat panas suatu benda dapatpula

dikatakan sebagai suhu. Untuik mengukur suhu udara digunakan thermometer. Skala

yang digunakan yaitu skala celcius Fahrenheit dan kelvin.

Perubahan suatu udara disuatu tempat dengan tempat lainya bergan tunga pada

ketinggian tempat dan letak lintang. Perubahan suhu karena perbedaan ketinggian jauh

lebih cepat dari pada perubahan suhu karena perbedaan letak lintang. Perubahan suhu

karena ketinggian berkisar antara 0,6 dc tiap kenaikan 100m

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah berat masa udara pada suatu wilayah. Tekanan udara

menunjukan tenaga yang bekerja untuk menggerakan masa udara dalam setiap satuan luas

tertentu. Tekana udara semakin rendah jika semakin tinggi dari permukaan laut.

Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Garis pada peta yang

menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya di sebut isobar.

3. Angin

Angin adalah masa udara yang bergerak dari suatu tempat ketempat lain. Tiupan

angina terjadi jika disuatu daerah terdapat perbedaan tekan udara yaitu tekanan udara

9

Page 10: MAKALAH METEOROLOGI

maksimum dan minimum. Angina bergerak dari daerah bertekanan uadar amksimum ke

minimum. Kecepatan angina di ukur dengan menggunakan anemometer.

Angin dapat di bedakan menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut:

a. Angin pasat, yaitu angina yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah sud

tropic kedaerah katulistiwa

b. Angin barat. Yaitu angina yang selalu bertiup dari arah barat sepanjang tahun

pada daerah garis lintang 35LU-60LU dan 35 LS-60 LS

c. Angin timur, yaitu angina yang bertiup diwilayah iklim kutup. Angina timur

bersifat dingin. Gerakan angina ini berasal dari daerah kutup yang bertekanan

maksimum kewilayah lingkaran kutup yang merupakan daerah pusat tekanan

rendah.

d. Angin musom yaitu angina yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah

tahun. Angin musom terjadi karena adanya perbedaan suhu dan tekanan udara

antara luas daratan dan lautan

e. Angina siklon yaitu angin yang masuk kedareah tekanan rendah yang di kelilingi

oleh wilayah-wilayah pusat tekana tinggi kemudian berputar mengelilingi garis-

garis isobar

f. Angina anti siklon yaitu angina yang bergerak keluar daro daerah pusat tekanan

tinggi berputar mengelilingi garis-garis isobar menuju daerah-daerah tekanan

rendah disekitarnya

g. Angina darat yaoitu angina yang bertiup dari darat menuju laut pada malam hari

h. Angin laut yaitu angin yang bertiup dari laut menuju kedarat pada siang hari

i. Angin gunung angin yang bertiup dari gunung menuju lembah pada malam hari

j. Angin lembah yaitu angin yang bertiup dari lembah menuju gunung pada pagi

sampai siang hari

k. Angin jatuj/fohn yaitu angin yang bergerak turun melintasi lereng pegunungan

umumnya bersifat panas dan kering

4. Kelembapan Udara

Kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam udara. Uap air yang ada

dalam udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang

berasal dari penguapan tumbuh tumbuhan. Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak

10

Page 11: MAKALAH METEOROLOGI

uap air yang dapat dikandungnya. Alat untuk mengukur kelembapan udara di namakan

hygrometer.

5. Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air diudarah yang terjadi karena adanya

kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara

6. Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang

dicurakan dari atmosfer kepermukaan bumi.

C. Klasifikasi Iklim

Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, klasifikasi iklim terbagi

menjadi dua yaitu:

A. Klasifikasi Iklim Berdasarkan Kondisi Fisis

Iklim Fisis adalah iklim yang pembagiannya didasarkan pada kenyataan kondisi

sebenarnya suatu daerah yang disebabkan pengaruh lingkungan alamnya.

Faktor-faktor lingkungan alam itu sebagai berikut.

a)    Pengaruh daratan yang luas.

b)    Pengaruh penutup lahan (vegetasi).

c)    Pengaruh topografi (relief).

d)    Pengaruh arus laut.

e)    Pengaruh lautan.

f)     Pengaruh angin.

Iklim Fisis dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

11

Page 12: MAKALAH METEOROLOGI

a)    Iklim laut (maritim).

Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan

iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai

berikut:

a. Suhu rata-rata tahunan rendah;

b. Amplitudo suhu harian rendah/kecil;

c. Banyak awan, dan

d. Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

a. Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;

b. Banyak awan;

c. Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;

d. Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

b)    Iklim darat (kontinental).

Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.

Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40, yaitu sebagai

berikut:

a. Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan

b. Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

a. Amplitudo suhu tahunan besar;

b. Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah

dan;

c. Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

c)    Iklim dataran tinggi.

Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:

a. Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;

12

Page 13: MAKALAH METEOROLOGI

b. Udara kering,

c. Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan

d. Jarang turun hujan.

d)    Iklim gunung dan pegunungan.

Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu

sebagai berikut:

a. Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;

b. Terdapat di daerah sedang;

c. Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;

d. Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;

e. Kadang banyak turun salju.

e)    Iklim musim (muson).

Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan

b. Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan

menimbulkan musim kemarau.

B. Klasifikasi Iklim Berdasarkan Letak Lintang Geografis (Iklim Matahari)

Klasifikasi iklim matahari di dasarkan pada banyak sedikitnya intensitas sinar

matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi

lebih sedikit dari pada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan letak lintang,

iklim di muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu sebagai berikut:

Iklim Tropika, terletak antara 23½0LU - 23½0LS. Cirinya, suhu udara selalu

tinggi dan curah hujan juga tinggi (banyak hujan).

Iklim sub-tropika, terletak antara 23½0 – 350, baik di belahan bumi utara maupun

belahan bumi selatan. Cirinya, tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh

karena itu, pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan sabana.

13

Page 14: MAKALAH METEOROLOGI

Iklim sedang, terletak antara 350C – 66½0C baik di belahan bumi utara maupun

di belahan bumi selatan, cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim

panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.

Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66½0 – 900C, baik di balahn bumi utara

maupun di belahan bumi selatan. Cirinya, suhu udara sangat dingin.

Atas dasar klasifikasi atau pembagian iklim diatas, Indonesia termasuk wilayah beriklim

tropik. Sebelum ada sistem yang lain, Junghuhn (seorang ahli botani asal Belanda)

berusaha

mengatasi kelemahan system kuno (iklim matahari) ini. Dia melihat bahwa tempat-

tempat yang tinggi di Jawa (lereng dan puncak pegunungan yang tinggi) ternyata suhu

dan jenis vegetasinya berbeda dengan tempat-tempat lain dibawahnya, padahal menurut

iklim matahari semuanya termasuk daerah tropis. Atas dasar pengalaman itu, kemudian

Junghuhn membagi tempat di Jawa menjadi 4 zona sebagai berikut:

1. Zone panas, ketinggian tempat < 700m (suhu rata-rata 1 tahun >22,50C)

2. Zone sedang, ketinggian tempat 700 – 1500 m (suhu rata-rata 1 tahun 22,0 – 17,1

0C)

3. Zone sejuk, ketinggian tempat 1500 – 2500 m (suhu rata-rata 1 tahun 17,1 – 11,1

0C)

4. Zone dingin, ketinggian tempat >2500 m (suhu rata-rata 1 tahun <11,1 0C)

D. Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan suatu fenomena yang telah terjadi dan dampaknya

sudah dirasakan oleh berbagai pihak. Perubahan iklim memberikan dampak yang cukup

besar terhadap pembangunan sosial ekonomi Indonesia. Untuk itu strategi mengutamakan

isu perubahan iklim ke dalam perencanaan pembangunan nasional termasuk koordinasi,

sinergi, monitoring dan evaluasi merupakan tantangan dalam mitigasi dan adaptasi

terhadap perubahan iklim. Sektor transportasi merupakan salah satu faktor yang secara

sinifikan memberikan kontribusi terhadap penyebab terjadinya perubahan iklim.

Transportasi merupakan setor yang mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) cukup

besar di Indonesia. Ketergantungan sektor transportasi terhadap BBM telah menimbulkan

kekhawatiran karena jumlah cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia terbatas dan

pembakaran BBM menimbulkan pencemaran berat di kota besar dan juga berdampak

pada perubahan iklim.

14

Page 15: MAKALAH METEOROLOGI

Untuk dampak perubahan iklim yang mungkin dan sudah terjadi diantaranya

berupa peningkatan suhu udara, kenaikan permukaan air laut, perubahan curah hujan dan

peningkatan frekuensi serta intensitas kejadian cuaca ekstrem. Peningkatan suhu udara

secara global akan meningkatkan permukaan air laut yang dapat berakibat pada

tenggelamnya prasarana transportasi di wilayah pesisir. Demikian pula kejadian iklim

ekstrem atau anomali iklim seperti intensitas curah hujan yang sangat tinggi pada waktu

singkat yang menyebabkan banjir dan longsor atau sebaliknya tidak ada hujan dalam

waktu lama akan menyebabkan kekeringan atau bencana alam lainnya. Secara khusus,

sub sektor transportasi perkeretaapian memegang peranan penting dalam strategi untuk

mengantisipasi perubahan iklim. Pengembangan transportasi perkeretaapian sebagai

angkutan massal yang hemat energi dan ramah lingkungan (beban polutan lebih kecil)

dapat merupakan salah satu upaya mitigasi untuk mengurangi ancaman perubahan iklim.

Hal tersebut khususnya pada pengembangan kereta api perkotaan/komuter dengan

program elektrifikasi serta modifikasi sarana kereta api untuk penggunaan energy yang

lebih hemat dan ramah lingkungan.

Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama karbondioksida (CO2) dan metana (CH4), mengakibatkan dua hal utama yang terjadi di lapisan atmosfer paling bawah, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan muka laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia paling rentan terhadap kenaikan muka laut. Telah dilakukan proyeksi kenaikan muka laut untuk wilayah Indonesia, hingga tahun 2100, diperkirakan adanya kenaikan muka laut hingga 1.1 m yang yang berdampak pada hilangnya daerah pantai dan pulau-pulau kecil seluas 90.260 km2. Dampak lain yang dapat di akibatkan oleh perubahan iklim adalah:

1. Harga pangan meningkat

Untuk beberapa dekade mendatang, para pakar memprediksi hasil tanaman

pangan mulai dari jagung hingga gandum, beras hingga kapas, akan menurun hingga 30

persen. Hasil yang menurun ini berujung pada peningkatan harga pangan. Sebab, akan

ada proses, penyimpanan, dan transportasi pangan yang membutuhkan air dan energi

lebih.

2. Siklus yang tidak sehat

Meningkatnya suhu ditambah dengan populasi global akan mencuatkan

permintaan energi. Ini akhirnya berujung pada produksi emisi yang menyebabkan

15

Page 16: MAKALAH METEOROLOGI

perubahan iklim dan, ironisnya, memicu lebih banyak lagi emisi. Sedangkan curah hujan,

diproyeksikan akan menurun sebanyak 40 persen di beberapa lokasi.  

3. Berkurangnya sumber air

Membludaknya jumlah penduduk menyebabkan tingginya permintaan air. Ini

menimbulkan penyedotan besar-besaran terhadap sumber air yang ada. Khusus untuk

Jakarta, naiknya muka air laut dapat membuat batas antara air tanah dan air laut semakin

jauh ke daratan. Sehingga mencemari lebih banyak sumber air minum.

4. Meningkatnya penyakit pernapasan

Perubahan iklim juga menyebabkan polusi udara yang akhirnya menurunkan

fungsi dari paru-paru. Di kota besar seperti New York City, Amerika Serikat, kasus asma

akan meningkat sebanyak sepuluh persen.

5. Bencana hidrologi

Bencana alam, hasil dari perubahan iklim, meningkatkan badai dan cuaca

ekstrem. Hanya beberapa kota di dunia yang mempunyai sistem penanggulan yang cukup

baik untuk bencana-bencana tersebut

6. Udara Semakin Tidak Sehat

Dampak perubahan iklim lainnya adalah tingkat pencemaran udara yang tinggi

sehingga membuat kualitas udara semakin tidak sehat. Perubahan iklim, global

warming, pertumbuhan penduduk semakin meningkatkan permintaan akan energi.

Sedangkan kita tahu bahwa energi dihasilkan dari bahan bakar fosil yang notabene

mengelurkan emisi gas berupa kabon dioksida.

Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Iklim

1. Aktivitas Manusia

Kegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya perubahan

iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan lingkungan

seperti penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan air,

membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Aktivitasaktivitas

16

Page 17: MAKALAH METEOROLOGI

manusia yang tidak memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin tidak

ramah kepada manusia dan menjadikan bumi semakin tidak nyaman ditempati lagi.

2. Pemanasan Global

Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah pemanasan

global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu ratarata dipermukaan

bumi baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global terhadap terjadinya

perubahan iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari sebuah penelitian

mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan intensitas

terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini seringkali

terjadi.

3. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global yang

menjadikan bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca

utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi dari pabrikpabrik,

polusi dari kendaraan bermotor dan juga dari sektor pertanian. Peristiwa ini bisa

berdampak kepada mencairnya eses atau saljusalju abadi didaerah kutub yang

bisa menyebabkan meningkatkan permukaan air laut disekitar daerah tropis.

4. El Nino dan La Nina

El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut

didaerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara global.

Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali.

Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau

temperatur air laut didaerah Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina

bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerahdaerah

sekitar Indonesia.

5. Menipisnya Lapisan Ozon

Perlu diketahui bersama bahwa saat ini lapisan ozon di atmosfer bumi semakin

menipis, dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim

secara global. Sinar matahari yang menyinari bumi langsung terpancar ke bumi

tanpa terfilter terlebih dahulu dilapisan ozon (karena semakin menipis), ini yang

17

Page 18: MAKALAH METEOROLOGI

membuat sinar matahari terasa sangat terik. Nah inilah salah satu penyebab

kenapa bumi semakin hari semakin panas dan kita merasa tidak nyaman lagi di

bumi ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Iklim (climate) adalah sintesis atau bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam

jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari).

Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, klasifikasi iklim terbagi menjadi

dua yaitu:

Iklim Fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah,

yaitu: iklim laut, iklim darat, iklim musim, iklim dataran tinggi, iklim gunung dan

pegunungan.

Iklim Matahari yaitu iklim yang di dasarkan atas perbedaan panas matahari yang di

terima permukaan bumi, yaitu terbagi menjadi empat tipe: iklim dingin, iklim

sedang, iklim sub tropis dan iklim tropis

18

Page 19: MAKALAH METEOROLOGI

Dampak perubahan iklim adalah harga pangan meningkat, siklus yang tidak sehat,

berkurangnya sumber air, meningkatnya penyakit pernapasan, bencana hidrologi dan

udara semakin tidak sehat.

B. Saran

Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah kita sebagai manusia

yang seharusnya peduli terhadap lingkungan sekitar termasuk bumi ini janganlah

membuat hal-hal yang dapat menjadikan bumi tempat kita berada menjadi rusak. Bumi

ada di tangan kita (Earth In Your Hand).

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/YANDI/Downloads/S1-2014-257165-chapter1.pdf

Hartono, 2007. Geografi Jelajahi Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya: Bandung

http://ipemanasanglobal.blogspot.com/2014/05/penyebab-perubahan-iklim.html

http://nurul-muslikhah.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-ipad.html

http://sains.kompas.com/read/2013/01/20/17502648/Enam.Dampak.Perubahan.Iklim.pada.Hidup.Kita

http://www.academia.edu/4886710/Bahan_Ajar_Meteorologi_Klimatologi

https://www.facebook.com/GudangIlmu/posts/439781686167597

Ridwan dan Nurul Chazanah, 2003. Penanganan Dampak Perubahan Iklim Global Pada Bidang Perkeretaapian Melalui Pendekatan Mitigasi dan Adaptasi. Institut Teknologi Bandung: Banbung

Ruhimat Mamat dan Mustar, 2006. Persiapan UN Geografi Untuk Sekolah Menengah atas. Grafindo Media Pratama: Bandung.

Sabaruddin La Ode, 2014. Agroklimatologi. Alfabeta: Bandung

Susandi Arwih, dkk, 2008. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Institut Teknologi Bandung: Bandung

19