makalah menling

Upload: you-wahyu-nugroho

Post on 02-Mar-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen lingkungan pabrik semen

TRANSCRIPT

MAKALAH

INDUSTRI ASAM SULFATPT. INDONESIAN ACIDS INDUSTRY (INDOACID)DI DKI JAKARTA

Oleh :Wahyu NugrohoD500090013

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen LingkunganDosen: Emi Erawati M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul AMDAL PENGEMBANGAN INDUSTRI ASAM SULFAT PT. INDONESIAN ACIDS INDUSTRY (INDOACID).Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam menysun makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat pengarahan serta bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:1. Ibu Emi Erawati, S.T selaku dosen pengajar mata kuliah Manajemen Lingkungan.2. Kedua orang tua tercinta dan tersayang yang selalu mendoakan serta memberi dorongan baik moril maupun materi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.3. Sahabat-sahabat terbaik di jurusan Teknik Kimia UMS yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Akhir kata, penulis menyadari laporan ini masih kurang sempurna, namun makalah ini di harapkan dapat memberikan masukan positif bagi yang membaca.

Surakarta, Juni 2012Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara berkembang dalam era globalisasi ini semakin banyak melakukan pembangunan disegala bidang, salah satunya adalah pembangunan di berbagai bidang industri termasuk di dalamnya industri kimia. Perkembangan ilmu disertai dengan kemajuan dan kebutuhan hidup manusia telah menuntut bangsa Indonesia menuju ke arah industrialisasi. Untuk menuju kemandirian di bidang industri berfokus pada bidang kimia maka kebutuhan akan bahan-bahan kimia di dalam negeri perlu ditumbuhkan dan dikembangkan dalam pembangunan sektor industri. Seperti asam asetat yang menempati posisi penting dalam industri hulu maupun hilir.Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahun baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan baku maupun bahan penunjang akan meningkat pula. Asam sulfat merupakan salah satu bahan penunjang yang sangat penting dan banyakdibutuhkan industri kimia, antara lain untuk industri pupuk (pembuatan superfosfat, ammonium sulfat), pengolahan minyak bumi, farmasi, dan pulp. Mengingat pentingnya asam sulfat, maka kebutuhan negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan industri negara tersebut. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan antara lain: untuk keperluan dalam berbagai reaksi kimia dan dalam beberapa proses pembuatan produk-produk, proses produksi baja, memproses bijih besi, pembuatan pupuk, dan sebagainya. Proses pembuatannya tergolong mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar.PT Indonesian Acid Industry merupakan produsen Asam Sulfat pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi 82.500 ton/th, dan telah menghasilkan Asam Sulfat dengan kemurnian yang tinggi dan kejernihan yang dipercaya oleh pabrik-pabrik baterai.

1.1 Pengertian Asam SulfatAsam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidakberwarna, tidak berbau, sangat reaktif, dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat larut dengan air, mempunyai titik lebur 10,31 oC, titik didih 336,85 oC tergantung kepekatan, serta pada temperatur 300 oC atau lebih terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS), dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum.

1.2 Sejarah Asam SulfatAhli Kimia pada abad ke-8, Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber), dipercaya sebagai penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh kimiawan dan dokter Persia abad ke-9, Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 5H2O. Ketika dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-buku Arab dan Persia. Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai minyakvitriol. Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas', merujuk pada penampilan garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol. Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng sulfat (vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars), dan kobalt(II) sulfat (vitriol merah).Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling penting dalam alkimia, yang digunakan untuk menemukan batu filsuf. Vitriol yang sangat murni digunakan sebagai media reaksi zat-zat lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol tidak bereaksi dengan emas. Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto alkimia Visita Interiora Terrae Rectificando Invenies Occultum Lapidem (bagian dalam bumi) yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya alkimiawan abad ke-15, Basilius Valentinus.Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London, menggunakan metode ini untuk memulai produksi asam sulfat berskala besar.Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuckmengadaptasikan metode ini ke dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih banyak. Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi asam sulfat secara efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi proses standar produksi asam sulfat selama hampir dua abad.Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan proses kontak, yang lebih ekonomis dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang, hampir semua produksi asam sulfat dunia menggunakan proses ini.

Profil PerusahaanP.T. Indonesian Acids Industry yang berlokasi di Timur Jakarta,tepatnya di Jl. Raya Bekasi km 21 P.Gadung Jakarta, didirikan pada th 1969 atas dasar kerjasama antara Thai Acids Industry Co,Ltd.Thailand dengan dua perusahaan swasta Nasional Indonesia, yaitu PT. Lautan Luas dan Firma Syam Co.Pemilihan lokasi pabrik di Jl. Raya Bekasi, dimaksudkan untuk mempermudah jangkauan pemasaran produk karena letaknya dekat ke areal-areal industri dan posisinya yang tidak jauh dari pelabuhan Tanjung Priuk akan mempermudah dalam penanganan memasok bahan baku yang sebagian besar diimpor.Pabrik dibangun diatas tanah seluas 2,5 Ha dengan didukung oleh sarana-sarana yang cukup seperti listrik, fasilitas telekomunikasi, tersedianya air bersih, tenaga kerja yang memadai dan dengan dilengkapi oleh mesin-mesin serta teknologi yang maju untuk memastikan dihasilkannya kualitas produk yang terbaik. Pada tahun 1970, pabrik telah berproduksi secara komersial, ini merupakan pelopor pabrik komersial pertama di Indonesia yang memproduksi Asam Sulfat dan perintis dalam memproduksi Aluminium Sulfat. Untuk produk Asam Sulfat, pabrik dioperasikan selama 24 jam dan proses berjalan secara kontinyu dengan dikendalikan secara otomatis oleh alat kontrol yang diawasi oleh operator dalam 3 shift kerja, sehingga konsentrasi produk yang dihasilkan tetap dalam batasan yang sudah ditetapkan. Pabrik dirancang dengan total kapasitas 127.000 ton/th yang meliputi 2 jenis produk sebagi berikut: Asam sulfat kapasitas 82.500 ton/th Aluminium Sulfat kapasitas 44.600 ton/th Total kapasitas 127.000 ton/thPemasaran dari produk PT. Indonesian Acids Industry sudah merata hampir diseluruh pulau Jawa bahkan sebagian luar pulau Jawa. Untuk produk Asam sulfat banyak digunakan oleh pabrik-pabrik battery sebagai bahan baku pembuatan accu zuur, sedangkan untuk Aluminium sulfat atau lebih dikenal dengan tawas, banyak diserap oleh perusahaan-perusahaan pengolahan air seperti PDAM dan sebagian digunakan oleh pabrik pembuat kertas. Untuk kualitas produk, diawasi oleh para teknisi dan team ahli dari PT. Indonesian Acids Industry untuk memastikan bahwa hanya produk-produk yang telah memenuhi standard kualitas, yang boleh dikirim ke pelanggan guna menjamin keyakinan dan kepuasan pelanggan. Standard kualitas yang diacu adalah Standard Nasional Indonesia, dimana PT. Indonesian Acids Industry telah mendapat sertifikat penggunaan standard SNI tersebut untuk kedua produk yang dihasilkan. Dari keseluruhan rangkaian proses operasi produk, mulai dari pembuatan produk, pengawasanmutu, pengemasan, transportasi, penanganan muatan, sampai dengan keamanan pabrik, ditanganioleh tenaga-tenaga kerja secara teratur dan pada tempatnya, demi terciptanya kesejahteraan bersama.

BAB IVMATRIKS IDENTIFIKASI

4. Matrik Identifikasi Dampak Pengembangan Kawasan Bokoharjo dan SambirejoMatrik Identifikasi Dampak Pengembangan Kawasan Bokoharjo dan Sambirejo dapat dilihat dalam tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Matriks Identifikasi Dampak PembangunanKawasan Bokoharjo dan Sambirejo sebagai Obyek WisataKomponen

Kegiatan lingkunganPra konstruksiKonstruksi

Pasca Konstruksi

abcdefghij

1. Komponen fisik-kimia

a. Kualitas udaraxx

b. kebisinganxx

c. Ruang, lahan, tanahxxxxxxx

d. Lalu lintasxx

2. Komponen biotik

a. Florax

b. Faunax

3. Sosabud-KesMas

a. Kependudukan

b. Perekonomian masyrakatxxxxx

c. Sosial budayax

Keterangan :a. b. Penelitian atau surveyc. Pembebasan lahand. Toilete. Toko Cenderamataf. Rumah makang. Tempat parkirh. Camping groundi. Gedung kesenianj. Accses roadk. PengoperasianBAB VKTITERIA EVALUASI DAMPAK

5.1 Kriteria Evaluasi Dampak Pada Pengembangan Kawasan Bokoharjo dan Sambirejo.Kriteria evaluasi dampak pada pengembangan kawasan Bokoharjo dan Sambirejo sebagai berikut :NoMagnitudeImportance

skalaKeteranganskalaketerangan

11Sangat kecil1Kurang penting

22Kecil2Cukup penting

33Sedang3penting

44Besar4Lebih penting

55Sangat Besar5Sangat penting

5.1.1 Pada Kegiatan Pembangunan Rumah MakanDeskripsi evaluasi dampak terdiri dari jumlah manusia yang akan terkena dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak berlangsung, banyaknya komponen lain yang terkena dampak, sifat komulatif dan berbalik atau tidak berbaliknya dampak akan diuraikan di bawah ini. 5.1.1.1 Jumlah Manusia Yang Terkena Dampak Manusia yang terkena dampak pada pengembangan kawasan Bokoharjo dan Sambirejo adalah masyarakat Desa Sambirejo dan Bokoharjo sehingga dampak dari kegiatan ini adalah besar(4) dan penting(3).

5.1.1.2 Luas Wilayah Persebaran Dampak Dengan adanya pengembangan kawasan Sambirejo dan Bokoharjo, masyarakat sekitar kawasan dapat meningkatakan ekonomi dengan berjualan makanan, sehingga dampak dari kegiatan ini adalah besar (4) dan penting (3) .5.1.1.3 Intensitas Dan Lamamya Dampak Berlangsung Lamanya dampak berlangsung dalam pembangunan ini dinilai sedang (3) dan cukup penting (2).5.1.1.4 Banyaknya Komponen Lingkungan Lain Yang Terkena Dampak Dari pengembangan kawasan Bokoharjo dan Sambirejo ini akan terkena dampak dari pengembengan taman rekreasi ini. Dengan pembangunan rumah makan ini akan meningkatkan ekonomi warga sekitar, sehingga dampak dari pembangunan rumah makan ini dinilai besar (4) dan penting (3).5.1.1.5 Sifat Komulatif Dampak pembanguna rumah makan akan bersifat komulatif sehingga di anggap kecil (2) dan cukup penting (2).5.1.1.6 Berbalik atau Tidak berbaliknya Dampak Dari pembangunan rumah makan ini bersifat berbalik dampak karena setelah pembangunan akan berjualan makanan yang dapat di jual untuk para wisatawan, sehingga penduduk yang berjualan akan menghasilkan uang. Karena itu dampak pembangunan rumah makan sedang (3) dan cukup penting (2). 5.1.2 Pada Kegiatan Penelitian atau Survey Lokasi 5.1.2.1 Jumlah Manusia yang Terkena Dampak Manusia yang terkena dampak pengembangan obyek wisata ini dalah masyarakat Desa Bokoharjo dan Sambirejo, sehingga dampak dari kegiatan ini adalah besar (4) dan penting (3). 5.1.2.2 Luas Wilayah Persebaran dampak Diperkirakan luas wilayah persebaran dampak pada penelitian lokasi yang itu menyebar dari Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Ijo, Kompleks Ratu Boko, Stupa Dawangsari, dan Reco Gupolo, sehingga dampak kegiatan ini besar (4) dan penting (3). 5.1.2.3 Intensitas dan Lamamya Dampak Berlangsung Diperkirakan intensitas dan lamanya dampak berlangsung berdampak sedang (3) dan cukup penting (2). 5.1.2.4 Banyaknya Komponen Lingkungan Lain Yang Terkena Dampak Dari pengembangan kawasan wiasat daerah Bokoharjo dan Sambirejo tidak akan terkena dampak, sehingga kriteria ini dinilai kecil (2) dan kurang penting (1). 5.1.2.5 Sifat Komulatif Dampak dari penelitian iniakan bersifat komulatif, sehingga di nilai sedang (3) dan cukup penting (2).5.1.2.6 Berbalik atau Tidak berbaliknya Dampak Dari penelitian ini akan dinilai besar (4) dan penting (3) karena dari penelitian ini penduduk di jadikan objek., sehingga dari kegiatan ini penduduk akan mendapat upah dari instansi pengelola.5.1.3 Pada Kegiatan Pengopersian Kawasan Bokoharjo dam Sambirejo sebagai Obyek Wisata5.1.3.1 Jumlah Manusia yang Terkena Dampak Manusia yang terkena dampak pengembangan obyek wisata ini dalah masyarakat Desa Bokoharjo dan Sambirejo, sehingga dampak dari kegiatan ini adalah besar (4) dan penting (3). 5.1.3.2 Luas Wilayah Persebaran dampak Diperkirakan luas wilayah persebaran dampak pada penelitian lokasi yang itu menyebar dari Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Ijo, Kompleks Ratu Boko, Stupa Dawangsari, dan Reco Gupolo, sehingga dampak kegiatan ini besar (4) dan penting (3). 5.1.3.3 Intensitas dan Lamamya Dampak Berlangsung Diperkirakan intensitas dan lamanya dampak berlangsung berdampak besar (4) dan penting (3). 5.1.3.4 Banyaknya Komponen Lingkungan Lain Yang Terkena Dampak Darin pengembangan kawasan wiasat daerah Bokoharjo dan Sambirejo tidak akan terkena dampak, sehingga kriteria ini dinilai sedang (3) dan cukup penting (2). 5.1.3.5 Sifat Komulatif Dampak dari pengoperasian iniakan bersifat komulatif, sehingga di nilai sangat kecil (1) dan cukup penting (2). 5.1.3.6 Berbalik atau Tidak berbaliknya Dampak Dari pengoperasian ini akan dinilai besar (4) dan penting (3) karena dari pengoperasian ini akan ,meningkatkan pendapatan para penduduk.

5.2 Matrik Evaluasi Dampak Untuk matrik evaluasi dampak pengembangan kawasan Bokoharjo dan Sambirejo dapat di lihat di tabel 3 dibawah ini:Tabel 3. Matriks Identifikasi Dampak PembangunanKawasan Bokoharjo dan Sambirejo sebagai Obyek WisataKomponen

Kegiatan lingkunganPrakonstruksiKonstruksi

Pasca Konstruksi

abcdefghij

1. Komponen fisik-kimia

a. Kualitas udaraxx

b. kebisinganxx

c. Ruang, lahan, tanahxxxxxxx

d. Lalu lintasxx

2. Komponen biotik

a. Florax

b. Faunax

3. Sosabud-KesMas

a. Kependudukan

b. Perekonomian masyrakatxxxxx

c. Sosial budayax

Keterangan :l. m. Penelitian atau surveyn. Pembebasan lahano. Toiletp. Toko Cenderamataq. Rumah makanr. Tempat parkirs. Camping groundt. Gedung kesenianu. Accses roadv. PengoperasianTabel 4. Matrik EvaluasiDampak PengembanganKawasan Bokoharjo dan Sambirejo sebagai Objek Wisata

Kegiatan

Kriteria dampakbesar dan pentingRumah MakanPenelitianPengoperasian

MIMIMI

a. Jumlah manusia yang terkena dampak434343

b. Luas wilayah persebaran dampak434343

c. Intensitas & lamanya dampak berlangsung323243

d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak432132

e. Sifat komulatif222112

f. Berbalik/tidak berbalik dampak324343

Rata-rata3,3 (P)2,5 (P)3,17 (P)2,17 (TP)3,3 (P)2,67 (P)

Tabel 5. Matriks Evaluasi Dampak PengembanganKawasan Bokoharjo dan Sambirejo sebagai Obyek Wisata Komponen

KegiatanlingkunganPra konstruksiKonstruksi

Pasca Konstruksi

abcdefghij

a. Komponen fisik-kimia

1. Kualitas udaraxP

2. kebisinganxP

3. Ruang, lahan, tanahxxxPxxx

4. Lalu lintasxP

b. Komponen biotik

1. FloraTP

2. faunaTP

c. Sosabud-KesMas

1. Kependudukan

2. Perekonomian masyrakatxxxxP

3. Sosial budayax

Keterangan :a. b. Penelitian atau surveyc. Pembebasan lahand. Toilete. Toko Cenderamataf. Rumah makang. Tempat parkirh. Camping groundi. Gedung kesenianj. Accses roadk. PengoperasianDAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1982. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Biro Bina KLH Propinsi DIY : YogyakartaPusat Antar Universitas (PAU) Studi Sosial. Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Kawasan Ratu Boko-Prambanan. Laporan Pendahuluan. Kanwil VIII Deparpostel DIY: YogyakartaKempres, Bernet AJ dan Soekarmono. 1974. Candi-Candi disekitar Prambanan. N.V. Ganaco: JakartaSiswato. 1989. Studi tentang Pola Pemukiman Kraton Ratu Boko Masa Klasik. Tesis Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra UGM : YogyakartaSpillane, James J, SJ. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomis dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius : YogyakartaAustin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima. Jakarta : ErlanggaR.A. DAY, JR & A. L. UNDERWOOD. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi Keenam), Jakarta : ErlanggaFessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Oraganik edisi ketiga. Erlangga : Jakarta.