makalah mekanika fluida kelompok 4

Upload: dita-alviyani

Post on 05-Jul-2018

297 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    1/27

    MAKALAHREKAYASA GENETIKA HASIL PERIKANAN

    MEKANIKA FLUIDA

    Kelompok 4

    Serly Oktaviani 05061181320004Satria Aryanto 05061181320005Idwin Gunawan 05061181320012Aan andri Putra 05061181320015Wiji Rahayu 05061281320002Hafif Subarka 05061381320005Siti Balqis Huriyah 05061381320014Agung Ferdiansyah 05061381320019

    Nina Dia Septi Ayu 05061381320024

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2015

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    2/27

    Univesitas Sriwijaya

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Fluida dikatakan statis, jika fluida tersebut diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.

    Pada fluida yang diam, tidak terjadi tegangan geser di antara partikel partikelnya, dan untuk zat

    cair akan mempunyai permukaan horisontal dan tekanan yang tetap. Apabila suatu benda berada

    di dalam zat cair yang diam, maka akan mengalami gaya yang diakibatkan oleh tekanan zat cair.

    Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap permukaan benda. Zat yang tersebar di alam

    dibedakan dalam tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair dan gas. Karena fase cair dan gas

    memiliki karakter tidak mempertahankan sesuatu bentuk yang tetap, maka keduanya mempunyai

    kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut fluida.

    Mekanika fluida adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku dari

    zatcair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Pada mekanika fluida, dipelajari perilaku

    fluida dalam keadaan diam (statistika fluida), di mana tidak adanya tegangan geser yang bekerja

    pada partikel fluida tersebubt, dan fluida dalam keadaan bergerak (dinamika fluida). Aliran fluida 

    atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya

    untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil

    dari ikatan molekul dalam zat padat, a kibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada

    perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang

    tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah

    berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan

    bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika

    diberikan padanya gaya yang sangat besar.  Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang

    tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak

    mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir.

    Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida (Olson, 1990).

    1.2.  Tujuan 

    Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang macam macam fluida, ruang

    lingkup mekanika fluida, konsep konsep dasar, statika fluida, serta pendekatan dengan

    mengembangkan pemodelan matematika dalam bentuk integral untuk volume atur, dan analisa

    dimensi, keserupaan dan studi model. 

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    3/27

    Univesitas Sriwijaya

    BAB 2

    MEKANIKA FLUIDA

    2.1. Konsep Tentang Fluida 

    Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan sedikit

    hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas.

    Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung

    pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi. Gaya kohesi

    pernah kita pelajari saat kita berada di bangku SMP gaya kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik

    antar partikel sejenis. Dalam kasus ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika

    dibandingkan gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi

    relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat satu

    sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya sebagian

    ditentukan oleh wadahnya. Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk dimampatkan.

    Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas jika dimampatkan dengan tekanan

    yang cukup besar akan berubah manjadi zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak

    mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai

    perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida. Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida

    tak mengalir (hidrostatika) dan flida mengalir (hidrodinamika). Penerapannya dalam peralatan

    teknik di kehidupan sehari-hari saat ini banyak sekali contohnya dari mulai yang sangat sederhana

    seperti pompa angin hingga sistem pengeboran minyak lepas pantai.

    2.1.1. Fluida Statis

    Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Hal-hal yang dibahas

    dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat cair, hukum Pascal, tekanan

    hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Archimedes, gaya apung, tegangan permukaan,

    kapilaritas. Eksperimen yang dilakukan bisa menghubungkan zat cair antar pipa yang berbeda luas

    dan penampang, menentukan massa jenis benda, mengukur massa gas dalam ruang atau tabung,

    bahkan bisa digunakan menentukan tekanan udara yang semakin meningkat ke atmosfer. Satuan

    yang digunakan adalah satuan tekanan (pascal, N/m2, atmosfer, psi), satuan volume (liter,

    dm>sup>3,m3, mililiter), satuan gaya (newton, dyne).

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    4/27

    Univesitas Sriwijaya

    2.1.2. Fluida Dinamis

    Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida yang

    bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan

    menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut

    sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah

    satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap

    naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur

    lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran-

    lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari

    aliran turbulen adalah pusaran air. Ciri-ciri dari aliran fluida:

    1. 

     Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady). Maksudnya

    apa sich aliran tunak dan tak-tunak,dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suat

    u titik selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan kecepatan

    tertentu, lalu partikel fluida tersebut mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika

    partikel fluida lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama

    dengan partikel fluida yang bergerak mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida

    rendah alias partikel fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan

    tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan

    aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan

    fluida di titik yang berbeda tidak sama.

    2.   Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan

    (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volum (atau massa jenis)

    ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya

    apabila jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika

    ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang

    mengalir bersifat tak-termampatkan.

    3. 

     Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak (irrotational). untuk

    memahaminya dengan mudah, dirimu bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang

    ke dalam air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya

    adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut

    berolak. Contoh lain adalah pusaran air.

    4.   Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous). Kekentalan

    dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara

    partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita kupas tuntas dalam

    pokok bahasan tersendiri.

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    5/27

    Univesitas Sriwijaya

    2.1.3. Terapan Fluida Dalam Kehidupan 

    .Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi kehidupan

    sangat banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda,

    mesin hidrolik, rem piringan hidrolik, hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, karburator,

    sayap pesawat terbang. Berikut ini adalah penjelasan mengenai penerapan- penerapan fluida di

    atas: Dongkrak Hidrolik  Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang

    berbunyi tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke

    segala arah. Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh

    minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya besar. Pada pengisap

    besar dihasilkan gaya angkat yang mampu menggangkat beban

    2.2. Sistem dan Volume atur

    Sistem adalah sejumlah massa yang tetap dan teridentifikasikan, batas sistem membatasi

    sistem dari sekelilingnya (lingkungannya). Batas sistem bisa tetap ataupun berubah-ubah atau

    tidak tetap tetapi tidak ada massa yangmelintasinya. 

    Sistem volume atur adalah sistem termodinamika di mana selain berlangsung

    perpindahan energi dalam bentuk kerja atau panas, pada saat yang bersamaan berlangsung

    perpindahan massa aliran fluida gas atau cairan, atau campuran keduannya. Sistem

    termodinamika volume atur merupakan model sederhana mesin-mesin termal yang banyak

    dipergunakan di industri, baik sebagai bagian dari instalasi mesin pembangkit tenaga dan/atau

    mesin-mesin pendingin.

    Kinerja instalasi industri, baik itu daya yang dihasilkannya maupun efisiensi pemakaian

    energi bahan bakar, sangat bergantung kepada performance sistem-sistem termalnya sehingga

    upaya perbaikan sistem merupakan hal yang sangat penting. Untuk dapat memberikan kontribusi

    terhadap upaya-upaya tersebut diperlukan kemampuan penerapan konsep volume atur dan

    analisis termodinamikanya.

    suatu sistem yang kadang-kadang juga disebut benda bebas atau bendaterisolasi,

    didefinisikan sebagai kumpulan zat sebarang yang mempunyai identitastetap. Segala sesuatu yang

    ada di luar sistem disebut lingkungan. Batas dari sistem didefinisikan sebagai suatu permukaan,

    yang dapat berbentuk riil atau imaginer yangmemisahkan sistem dari lingkungannya.Melalui

    penggunaan gagasan sistem kita memusatkan perhatian kita padabenda atau zat dan mengamati

    interaksi antara sistem dan lingkungannya. Sebagai contoh kita perhatikan hukum Newton yang

    kedua: F=m a. Dalam definisi ini F adalah gaya resultan yang diadakan oleh lingkungan

    padasistem, m adalah massa sistem dan a adalah vektor percepatan yang dialami oleh titik pusat

    massa sistem. Langkah yang pertama dalam menetapkan hukum kekekalanmassa, kekekalan

    http://2.bp.blogspot.com/-sIfP_vzR5jI/Ult0QfgpWLI/AAAAAAAAAJ0/hQ2NEBdpKvA/s1600/Skema-dongkrak-hidrolik-1832013.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-sIfP_vzR5jI/Ult0QfgpWLI/AAAAAAAAAJ0/hQ2NEBdpKvA/s1600/Skema-dongkrak-hidrolik-1832013.jpg

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    6/27

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    7/27

    Univesitas Sriwijaya

    1.  Diferensial Biasa

    Diferensial biasa adalah persamaan diferensial yangmengandung satu atau

    lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu peubah bebas.

    2.  Diferensial Parsial

    Persamaan diferensial mengandung satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta

    turunannya terhadap lebih dari satu peubah bebas. Kebanyakan permasalahan dalam ilmu

    pengetahuan dan teknologi dapat direpresentasikan dalam bentuk persamaan diferensial parsial.

    Persamaan tersebut merupakan laju perubahan terhadap dua atau lebih variable bebas yang

    biasanya adalah waktu dan jarak (ruang).Bentuk umum persamaan diferensial order 2 dan dua

    dimensi adalah:

    dengan a, b,c, d, e, f dan g merupakan fungsi dar i variable x dan y dan variable tidak bebas φ. 

    2.3.2. Analisa Integral

    Proses mengintegralkan suatu fungsi merupakan kebalikan turunan atau derivatif. Suatu

    fungsi f(x) dapat kita turunkan menjadi:

     Apabila kita ingin mencari suatu fungsi f(x) dari turunan atau derivatifnya, maka

    dinamakan integral. Beberapa fungsi yang sering digunakan beserta integral fungsi dapat dilihat

    pada tabel:

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    8/27

    Univesitas Sriwijaya

    Contoh:

    Beberapa sifat pada operasi integral (sifat linearitas):

    Beberapa sifat trigonometri yang perlu diingat:

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    9/27

    Univesitas Sriwijaya

    2.4. Deskripsi Euler dan Lagrange

    Metode ini menguraikan hubungan antara kedudukan berbagai partikel fluida dengan

    waktu, dimana fluida dianggap sebagai kontinum. Hal ini berlaku selama ukuran dari partikel fluida

    yang diamati jauh lebih besar dari jarak lintasan bebas rata-rata dari molekul. 

     Ada dua cara dalam menerangkan gerak fluida atau bentuk persamaan medan dalamfluida, yaitu metode Lagrange dan metode Euler. Perbedaannya terletak pada cara penentuan

    kedudukan dalam medan, yang satu bersangkutan dengan apa yang terjadi pada partikel fluida

    dengan identitas tetap selama waktu yang tertentu, bagaimana lintasannya, berapa besar

    kecepatan dan percepatannya.

    2.4.1. Deskripsi Lagrange

    Metode lagrange yang bersangkutan dengan partikel fluida dengan identitas letap. Dalam

    meode ini, variabel seperti lintasan, kecepatan, percepatan dan variabel fisika lainya untuk partikelfluida dengan identitas tetap. Koordinat (x,y, z) adalah koordinat dari elemen fluida, dan karena

    elemen fluida yang ditinjau identitasnya tetap dan bergerak pada lintasannya, maka koordinat

    tersebut tergatung pada waktu. Dengan kata lain koordinat tersebut merupakan variabel dependen 

    dalam bentuk Lagrange. Suatu elemen fluida dikenali dari kedudukannya medan fluida pada suatu

    waktu sebarang. Yang biasanya dipilih sebagai t =0. Gerak dari partikel fluida ini tertentu bila kita

    ketahui persamaan kedudukannya terhadap waktu. Jadi jika r menyatakan kedudukan suatu

    partikel fluida dengan identitas tetap, maka:

    R = r (a, b, c, t)

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    10/27

    Univesitas Sriwijaya

     AtauX = x (a, b, c, t)Y = y (a, b, c, t)Z = z (a, b, c, t)

    Dan medan kecepatan dinyatakan sebagai:

    V = v (a, b, c, t)

    Dengan koordinat (a, b, c) menyatakan kedudukan awal dari partikel fluida dengan

    identitas tetap. Variabel aliran fluida yang lain, yang merupakan fungsi-fungsi dari koordinat tadi,

    dapat dituliskan dengan cara yang sama. Metode Lagrange Jarang dipergunakan dalam mekanika

    fluida, karena jenis informasi yang diinginkan bukanlah harga variabel fluida yang dialami suatu

    partikel fluida sepanjang lintasannya, letapi hanya variabel fluida pada suatu titik tetap dalam

    ruang Meskipun demikian metode Lagrange dapat dihubungkan dengan metode anlisa

    berdasarkan sistem.

    Metode Euler memberikan harga variabel fluida pada suatu titik pada suatu waktu. Dalam

    bentuk fungsional, medan kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut:

    V =v ( x. y, z, t)

    Dimana x, y, z, dan t semuanya merupakan variabel beban untuk suatu titik tertentu (XI,

    yJ, ZI) dan waktu tl . metode Euler dapat dihubbungkan dengan metode analisa dengan volume

    atur.

    Katakan kita memiliki sebuah mobil, mobil ini berjalan dari Jakarta menuju Bandung.

    Dengan melihat GPS yang ada didalam mobil, sang pengendara dapat mengetahui posisi mobil

    tersebut pada waktu tertentu, yaitu sebesar . Cat : Huruf kapital menyatakan posisi

    initial mobil, sehingga saat , maka .

    Kecepatan mobil tersebut, menurut deskripsi Lagrange adalah

    . Perhatikan bahwa perhitungan kecepatannya merupakan

    fungsi dalam kapital yang merupakan posisi initial pengamatan dan waktu . Kita ketahui

    bahwa dengan awal, dan dengan nilai sembarang, maka posisi akhir pengamat dan bendayang diamati akan selalu berhimpit pada .

    Kesimpulannya, dalam deskripsi Lagrange, yang kita amati adalah besaran pada posisi

    sang pengamat berada, dimana posisi sang pengamat dan besaran yang diamati akan selalu

    berhimpit

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    11/27

    Univesitas Sriwijaya

    2.4.2. Deskripsi Euler  

    Kita pertimbangkan kasus yang sama, sebuah mobil yang berjalan dari Jakarta ke

    Bandung. Namun kali ini pengamatnya berbeda, anggap ada seorang polisi di sebuah pos polisi

    diantara Jakarta-Bandung.

    Polisi ini ingin mengetahui kecepatan si mobil tadi yang akan lewat di pos polisi yang dia

     jaga. Pertama2, kita harus tahu letak kantor pos polisi tersebut, letaknya katakanlah ada

    di .

    Sehingga kemudian besarnya kecepatan mobil itu saat lewat didepan pos polisi tersebut adalah

    sebesar . Disini kecepatan mobil yang ingin dicari adalah pada

    posisi tertentu, sehingga tentunya posisi akhir mobil dan titik pengamatan, belum tentu berada

    pada satu titik yang sama.

    Kesimpulannya, dalam deskripsi Euler, yang kita amati adalah besaran pada suatu titik

    tertentu yang kita tentukan. Dengan menggunakan deskripsi ini, posisi pengamat adalah fixed  (tidak

    berpindah-pindah).

    2.5. Sistem Dimensi dan satuan

    Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif. Satuan adalah

    suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan dimensi kuantitatif. Jadi, panjang

    adalah suatu dimensi yang dapat dikaitkan dengan peubah-peubah seperti jarak, pergeseran,lebar, simpangan, dan ketinggian. Meter atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk

    menyatakan panjang.

    Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain, walaupun

    kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak dipakai satuan Inggris, karena

    terlalu banyak menggunakan faktor konversi, maka dianggap rumit dan tidak praktis. Pada tahun

    1872 suatu pertemuan internasional di Perancis mengusulkan suatu perjanjian yang disebut

    Konvensi Metrik, yang ditandatangani oleh 17 negara. Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas

    sistem Inggris, yaitu dengan memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab beberapa

    negara yang sudah menggunakan sistem metrik pun masih menggunakan sistem Inggris untuk

    satuan-satuan tertentu, contohnya kalori padahal seharusnya  joule, kilopond padahal seharusnya

    newton, dan sebagainya. Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran diselenggarakan pada

    tahun 1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini mengusulkan Sistem Satuan

    Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai. (Soedradjat, 1983)

    Menurut (Wihantoro, 2006) Di dalam mekanika fluida hanya ada empat dimensi pokok.

    Semua dimensi lainnya dapat diturunkan dari keempat dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah

    massa, panjang, waktu dan suhu.

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    12/27

    Univesitas Sriwijaya

    Dimensi –dimensi ini disajikan dalam Tabel 1.1

    Tabel 1.1. DIMENSI-DIMENSI POKOK DALAM SISTEM DAN BG 

    Dimensipokok

    SatuanSI

    Satuan BGFaktor konversi

    Panjang Meter (m) Kaki (ft) 1 ft = 0.3048 m

    Massa Kilogram (kg) Slug 1 slug = 14.5939 kg

    Waktu Sekon (s) Sekon (s) 1 s = 1 s

    Suhu Kelvin (k) Rankine (ºR) 1 K = 1.8ºR

    Tabel 1.2. DIMENSI-DIMENSI TURUNAN DALAM MEKANIKA FLUIDA 

    Dimensi turunanSatuan

    SISatuan BG

    Faktor konversi

    Luas { L²  }Volume { L³  }Kecepatan { LTˉ¹ }Percepatan { LTˉ²  }Tekanan atau tegangan

    {MLˉ¹ Tˉ²  }Kecepatan sudut { Tˉ¹  }Energi, kalor, usaha

    {ML² Tˉ²  }Daya {Ml² Tˉ³  }Kerapatan {MLˉ³  }

    Kekentalan {MLˉ¹ Tˉ¹  }Kalor spesifik {L²T²οˉ¹  }

    m²m³m/sm/s²

    Pa = N/m²sˉ¹ 

     j = N . mW = j/sKg/m³

    Kg/(m . s)m²/(s² . k)

    ft²ft³ft/sft/s²

    lbf/ft²sˉ¹ 

    ft . lbf(ft . lbf)/sSlug/ft³

    Slug/(ft . s)lt²/(s² . ºR)

    1 m² = 10,764 ft²1 m³ = 35,315 ft³

    1 ft/s = 0,3048 m/s²1 ft/s² = 0,3048 m/s²

    1 lbf/ft² = 4788 Pasˉ¹ = sˉ¹ 

    1 ft . lbf = 1.3558 J1 (ft . lbf)/s = 1.3558 W1slug/ft³ = 515.4 kg/m³

    1slug/(ft . s) = 47.88 kg/(m . s)1 m²/(s² . k) = 5.980 ft²/(s² . ºR)

    2.6. Konsep-konsep Dasar Mekanika Fluida

    2.6.1. Fluida Newtonian dan Non-Newtonian

    Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan non-Newtonian. Dalam fluida

    Newtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dan laju

    perubahan bentuk yang diakibatkan. Namun, apabila hubungannya tak linear maka disebut non-

    Newtonian. Gas dan cairan encer cenderung bersifat fluida Newtonian sedangkan hidrokarbon

    berantai panjang yang kental mungkin bersifat non-Newtonian. Grafik pada gambar di bawah inii

    menunjukkan perbandingan antara tegangan geser dan viskositas pada fluida Newtonian dan

    fluida Non-Newtonian.

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    13/27

    Univesitas Sriwijaya

    Gambar 1. Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian

    2.6.1.1. Persamaan Fluida Newtonian dan Non-Newtonian

    Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian adalah:

    ...............................................................................................(2.1)

    Dimana: tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida

    viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas

    gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran

    Viskositas pada fluida newtonian secara deinisi hanya bergantung pada temperatur dan

    tekanan, dan tidak bergantung pada gaya-gayayang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat

    inkompresibel maka viskositas bernilai tetap diseluruh bagian fluida (Karyono, 2008).

    Persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah:

    ........................................................... (2.2)

    dimana: ij = tegangan geser pada bidang i th dengan arah j th

    Vi = kecepatan pada arah i th

    X j = koordinat berarah j th

    Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian.

    Dimana fluida non-Newtonian viskositasnya akan berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada

    fluida (seperti pengadukan).

    2.6.2. Tegangan Permukaan

    Tegangan permukaan cairan (γ) adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas

    permukaan cairan dalam satuan luas. Menurut Ginting (2002), Tegangan permukaan cairan dapat

    diukur dengan cara:

    1. cara drop out

    2. cara buble pressure

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    14/27

    Univesitas Sriwijaya

    3. tensiometer

    4. cara capilary rise

    dimana: = tegangan permukaan (dyne/cm atau N/m)

    F = gaya yang bekerja di permukaan (N atau dyne)

    l = panjang benda dipermukaan fluida (cm atau m)

    2.6.3. Klasifikasi Aliran Fluida

    Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut

    (Olson, 1990):

    a.   Aliran Tunak (steady )

    Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu sehingga

    kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).

    b.   Aliran Tidak Tunak (unsteady )

    Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.

    2.6.3.1. Tipe-Tipe Aliran

    Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat membedakan

    suatu aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.

    dimana: V = kecepatan fluida (m/s)

    D = diameter dalam pipa (m)

    ρ = rapat massa fluida (kg/m3)

    µ = viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m2

    )a.

     

     Aliran Laminar

     Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan –

    lapisan atau lamina –lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Aliran laminar inii

    mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari 2300 (Re < 2300).

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    15/27

    Univesitas Sriwijaya

    Gambar 2. Aliran Laminar

    b. 

     Aliran transisi

     Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen. Keadaan

    peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometrii

    aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    16/27

    Univesitas Sriwijaya

    2.7.1. Tekanan dengan luas bidang tersebutdi suatu titik

    Tekanan rata-rata dihitung dengan membagi gaya normal (gaya tegak lurus) yang

    mendorong suatu bidang datar dengan luas bidang tersebut. Tekann disuatu itik adalah limit

    perbandingan gaya normal terhadap luas bidng bila bidang tersebut mendekati ukuran nol pada

    titik itu. Di suatu titik fluida yang tidak bergerak mempunyai tekanan yang sama dalam semua arah.

    Hal ini berarti bahwa suatu bidang elemen οA yang sangat kecil luasnya, yng bebas berputar

    terhadap pusatnya bila terendam dalam fluida yang tidak, akan mendapat gaya besarnya konstan

    yang bekerja pada kedua sisinya, bagaimanapun orientasinya.

    Guna menunjukkan hal ini, kita memperhatikan suatu benda bebas kecil yang berbentuk

    baji dengan lebar satuan di titik (x,y) dalam fluida yang tidak bergerak. Karena tidak dapat terjadi

    gaya geser, maka gaya-gaya yang ada hanyalah gaya-gaya permukaan normal dan gaya berat,

    mk persamaan-persamaan gerakan dalam arah x dan y masing-masing adalah :

    Dimana Px, Py,Pa adalah tekanan rata-rata pada ketiga permukan, y ialah berat jenis

    fluida, p kerapatannya, dan ax, ay percepatan. Bila diambil limitnya bila benda bebas tersebut

    diperkecil mendekati ukuran nol dengan membuat permukaan miringnya mendekati (x,y) sambil

    mempertahan sudut θ yang sama dan bila kita menggunakan hubungan geometri.

    Suku terakhir persamaan yang kedua adalah kecil tak hingga dengan orde dengan

    kekecilan yang tinggi dan dapat diabaikan. Bila persamaan-persamaan di atas dibagi masing-

    masin dengan oy dan ox maka persamaan-persamaan tersebut dapat digabungkan:

    Ps=Px=Py…………………………………………………………………………………………………. 2.1

    Karena sudut θmerupakan sembarang sudut, maka persamaan ini membuktikan bahwa

    tekanan adalah sama dalam semu arah disuatu titik dalam fluida static. Walaupun pembuktian

    tersebut dilaksanakan untuk kasus dua dimensi, namun dapat dibuktikan bagi kasus tiga dimensi

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    17/27

    Univesitas Sriwijaya

    dengan persamaan-persamaan keseimbangan untuk sebuah bidang empat kecil fluida dengan tiga

    maka dalam bidang-bidang koordinat dan muka keempat miring sembarang.

    Jika fluida bergerak sedemikian hingga satu lapisan bergerak relative terhadap lapisan

    yang berdekatan, terjadilah tegangan-tegangan besar, dan tegangangan normal disuatu titik rata

    rata sembarang tiga tegangan tekan yang saling tegak lurus disutu titik.

    2.7.2. Persamaan Dasar Statika Fluida

    Gaya-gaya yang bereaksi pada suatu elemen fluida dalam keadaan diam (,Gb.2.2.) terdiri

    dari gaya-gaya permukaan (surface forces) dan gaya-gaya badan (body forces). Dengan gaya

    berat sebagai satu-satunya gaya-gaya badan yang bereaksi, dengan mengambil sumbu y vertical

    ke atas maka gaya tersebut adalah  –y∂x∂∂z dalam arah y dengan tekanan p dipusatnya (x,y,z)

    gaya yang beraksi terhadap sisi yang tegak lurus terhaap sumbu y dan yang terdekat dengan titik

    nol adalah kurang-lebih.

    Dimana ∂y ialah jarak dari pusat ke muka yang tegak lurus terhadap y.  dengan menjumlahkan

    gaya-gaya yang bereaksi terhadap elemen tersebut dalam arah y kita mendapat

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    18/27

    Univesitas Sriwijaya

    Untuk arah x dan z, karena tiadanya gaya badan yang beraksi,

    Vektor gaya elemental diberikan oleh

    Jika elemen tersebut diperkecil mendekati ukuran nol, setelah dibagi dengan rumus tersebut

    menjadi eksak

    Inilah gaya resultante per volume satuan disuatu titik, yang harus disamakan dengan nol untukfluida dalam keadaan diam. Besaran yang dalam kurung adalah gradient yang disebut V (del),

    pasal 8.2,

    Dan gradient negative p, -Vp, adalah medan vector f untuk gaya tekanan permukaan per volume

    satuan,

    F = -Vp (2.4.)

    Maka hokum statika fluida tentang variasi tekanan adalah

    F-jy = 0 (2.5.)

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    19/27

    Univesitas Sriwijaya

    Bagi fluida tak viskos yang bergerak, atau suatu fluida yang bergerak sedemikian hingga

    tegangan gasar di mana-mananol, hokum newton yang kedua berbentuk

    f-jy = pa (2.6.)

    dengan a percepatan elem fluida tersebut f – jy adalah resutante gaya fluida apabila gaya

    berat adalah satu stunya gaya badan yang bereaksi. Dalam bentuk komponen, pers (2.6.) menjadi

    Turunan turunan parsial untuk variasi dalam arah horizontal merupakan suatu bentuk

    hokum pascal, persamaan-persamaan itu menyatakan bahwa dua titik pada ketinggian yang sama

    dlam masa fluida yang sama dan yang tidak bergerak memunyai tekanan yang sama. Karena p

    merupakan fungsi y saja,

    Dp = - dy (2.7.)

    Persamaan sederhana diferensial sederhana ini menghubungkan perubahan tekanan

    dengan berat jenis serta perubahan ketinggian dan berlak untuk fluida yang mampu mampat

    maupun yang tak mampu mampat. Bagi fluida yang dapat dianggap homogeny serta tak mampu

    mampat, adalah konstan dan pers (2.7.) bila diintegrasikn menjadi

    P = - y+ c

    Dengan c konstan integrasi. Hokum hidrostatika tentang variasi tekanan seringkali ditulisdalam bentuk p = h

    Dengan h diukur vertical kebawah (h=-y) dari permukaan cairan bebas dan p adalah

    kenaikan tekanan dari pada permukaan bebas itu. Persamaan (2.8.) dapat diturunkan dengan

    menggunakan sebuah kolom pertikal cairan dengan tingi terbatas h yang permukaan atasnya

    terletak dipermukaan bebas sebagai benda bebas fluida. Penurunan ini kami sediakan sebagai

    latihan bagi anda.

    2.7.3. Pengukuran Tekanan

    Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya ( F ) tiap satuan luas ( A). Apabila gaya terdistribusi

    secara merata pada suatu luasan (Gambar 3.1), maka tekanan (  p ) didefinisikan sebagai berikut:

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    20/27

    Univesitas Sriwijaya

    dengan :

     p = tekanan (N/m2 ) 

    F = gaya (N )

     A = luas (m2 )

    Berdasarkan persamaan (3.1), jika tekanan pada suatu luasan diketahui, maka gaya

    tekanan yang bekerja pada luasan tersebut adalah:

    Tekanan dapat dinyatakan dengan mengacu kepada sembarang datum. Datum yang

    lazim ialah nol absolut (nol mutlak) dan tekanan atmosfer 10kal.Bila suatu tekanan dinyatakan

    sebagai beda antara nilainya dan hampa sempurna, maka tekanan tersebut dinamakan tekanan

    absolut. Bila tekanan itu dinyatakan sebagai beda antara nilainya dan tekanan atmoster lokal.maka tekanan tersebut dinamakan tekanan relative Gambar 2.3 melukiskan data serta hubungan

    autara:satuan-satuan ukuran tekanan yang lazim.

    Tekanan atmosfer standar adaIah takanan rata-rata pada permukaan Jaut, 29,92 inch H.

    Tekanan yang dinyatakan dalam panjang kolom suatu cairan adalah setara dengan gaya pcrluas

    satuan di dasar kolom itu. Hubungan untuk perubahan tekanan terhadap ketinggian dalam suatu

    cairan p = 'Yh. menunjukkan hubungan antara tinggi tekan h.dalam panjang kolom fluida dengan

    berat jenis 'Y,dan tekanan p. Satuan tekanan p dalam pascal, 'Y dalam newton per meter kubik,

    dan h daIam meter. Dengan berat jenis setiap cairan yang dinyatakan dalam jenisnya S kali berat jenis air. Sehingga dapat ditulis :

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    21/27

    Univesitas Sriwijaya

    Dalam gambar 2-3 kita dapat menempatkan suatu tekanan pada diagram, yang

    menunjukkan hubungannya dengan nol absolut dan dengan tekanan atmosfir lokal. Jika titik yang

    bersangkutan berada di bawah garis tekanan-atmosfir lokal dan ditunjuk terhadap datum (acuan)

    relatif, maka tekanan yang bersangkutan disebut negatif, hisap atau hampa. Perlu diperhatikan

    bahwa:

    2.7.3. Gaya-gaya terhadap bidang datar

    Dalam paragrap-paragrap yang lain kila telah membahas variasi tekanan di dalam fluida.Gaya.gaya terbagi yang diakibatkan oleh aksi fluida terhadap suatu bidang yang Iuasnya terbatas

    mudah diganti dengan gaya resultante, sejauh menyangkut reaksi luar terhadap sistim gaya.

    Dalam paragrap ini besar gaya resultante dan garis aksi nya (pusat tekan) di tentukan dengan

    integrasi, dengan mmus, dan dengan menggunakan konsepsi prisma tekanan.

    Sebuah permukaan datar (rata) dalam posisi horisontal dalam fluida yang tidak

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    22/27

    Univesitas Sriwijaya

    bergerak mengalami tekanan yang konstan. Besar gaya yang beraksi tcrhadap satu sisi

    permukaan itu adalah

    2.7.4. Gaya Apung

    Gaya resultante yang dilakukan terhadap Buatu benda oleh fluida statik tempat benda itu

    terendam atau terapung dinamakan gaya apung. Gaya apung selalu beraksi vertikal ke atas. Tidak

    mungkin terdapat komponen horisontal dari resultantenya karena proyeksi benda yang terendam

    atau bagian yang terendam dari benda terapung itu pada bidang vertical selalu nol.

    Gaya apung pada benda yang terendam adalah beda antara komponen vertical gaya

    tekanan terhadap sisi atas benda tersebut. Dalam Gb 2.5 gaya ke atas pada sisi bawahsamadengan berat cairan, yang nyata atau yang khayali, yang terdapat vertical di atas permukaan

     ABC yang ditunjukkan oleh berat cairan di-dalam ABCEFA. Gaya ke bawah pada permukaan atas

    sama dengan berat cairan ADCEFA.Perbedaan antara kedua gaya torsobut adalah snatu gaya,

    yang vertikal ke atas disebabkan oleh berat fluida ABCD yang djpindahkan olehbenda paat itu.

    Dalam bentuk persamaan FB = Vγ 

    Dengan FB gaya apung, v volume fluida yang dipindahkan, dan y adalah berat jenis fluida.

    Rumns yang sarna bcrlaku untuk benda yang terapung bila sebagai v dipergunakan volume cairan

    yang dipindahkan. Hal ini nyata dari pemeriksaan terhadap benda yang terapung dalam Gb 2.5

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    23/27

    Univesitas Sriwijaya

    Dalam Gb 2.6 gaya vertikal yang dilakukan terhadp suatu elemen benda tersebut yang berbentuk

    prisma vertikaJ yang berpenampang δ A adalah

    δFB = (P2-P1) δ A=γhδ A = γ dv

    Dengan δVvolume prisma. Integrasi pada seluruh benda menghasilkan

    FB =

    Bila γ dianggap konstan seluruh volumenya.

    2.7.5. Stabilitas benda yang terapung dan yang tenggelam

    Suatu benda yang terapung dalam cairan yang statik mempunyai stabilitas vertikal. Suatu

    perpindahan ke atas yang kecil skan mengurang volume cairan yang dipindahkan. Dengan akibat

    adanya gaya ke bawah yang tidak terimbangi dan yang cendernng untuk mengembalikan benda itu

    ke posisinya semula.demikian pula, perpindahnn ke bawah yang kecil menghasilkan gaya apung

    Yang lebih besar. Yang menyebabkan gaya ke atas yang tidak terimbangi.

    Suatu benda mempunyai stabilitas linear bila perpindahan linear yang kecil dalam setiap

    arah manapun mengakibatkan terjadinya gaya pengemba1ian yang cenderung mengembalikan

    benda itu ke posisinya semula suatu benda mempunyai stabilitas putar bila suatu perpindahan

    sudut yang kecil menyebabkan terjadinya kopel pengembalian. Dalam pembahasan berikut akan

    dikembangkan metode-metode untuk menentukan stabilitas putar. Suatu benda dapat mengapung

    dalam keseimbangan stabil, tak stabil mau netral. Bila suatu benda ada dalam keadaan tak stabil.

    maka suatu perpindahan sudut yang kecil akan menyebabkan terjadinya kopel yang cenderung

    memperbesar perpindahan sudut itu. Dalam hal benda dalam kesetimbangan netral yaitu

    perpindahan sudut tidak menyebabkan terjadinya momen apapun.

    2.8. Persamaan-persamaan Dasar Dalam Bentuk Integral Untuk Volume Atur

    Untuk memecahkan masalah dalam mekanika fluida, maka kita harus terlebihdahulu

    menentukan sistem yang akan dianalisa. Istilah sistem padatermodinamika dikenal dengan sistem

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    24/27

    Univesitas Sriwijaya

    tertutup dan sistem terbuka. Dalammateri ini kita akan menggunakan istilah sistem dan volume atur

    (controlvolume).

    Sistem adalah sejumlah massa yang tetap dan teridentifikasikan, batas sistemmembatasi

    sistem dari sekelilingnya (lingkungannya). Batas sistem bisa tetapataupun berubah-ubah atau tidak

    tetap tetapi tidak ada massa yang melintasinya. Sep ert i pada gam bar men unj ukk an bah wa

    gas yang ada di dalam selinder dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Batas sistem dapat

    bergerak ataupundiam tergantung dari bergerak atau tidaknya piston. Volume atur adalah

    sembarang volume disuatu ruang dimana aliran fluida melaluinya.

    Pasangan Piston-Silinder

    Volume atur adalah sembarang volume disuatu ruang dimana aliran fluida melaluinya.

     Aliran Fluida Melalui Pipa

    Hukum-hukum dasar yang dipakai dalam materi mekanika fluida dapat diformulasikan

    dalam bentuk sistem-sistem yang kecil dan volume atur. Persamaan-persamaan yang akan

    dihasilkan akan lain bentuknya. Untuk keadaan pertama akan menghasilkan bentuk persamaan-

    persamaan diferensial. Pada keadaan kedua, persamaan-persamaannya akan

    berbentuk persamaan global, yaitu persamaan-persamaan yang menunjukkan sifat global dari

    pada aliran. Kalau kita mempergunakan pendekatan diferensial dalam memecahkan problem-

    problem gerakan fluida, maka kita akan dapatkan sifat-sifat detail daripada aliran. Sering sekali kita

    hanya perlu mendapatkan sifat-sifat global darialiran dan tidak perlu mendapatkan sifat-sifat

    detailnya.Untuk itu kita dapat mempergunakan formulasi integral dalam pemecahan

    permasalahannya yang berarti pemecahannya adalah dengan pendekatansistem dan volume atur.

    Piston

     Arah Aliran

    Pipa

    Contoh Surface

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    25/27

    Univesitas Sriwijaya

    Metoda Deskripsi

    Bila kita dapat dengan mudah mengikuti jejak gerakan dari satu massa yang sudah

    teridentifikasikan maka kita dapat menggunakan metoda deskripsi mengikuti partikel fluida

    tersebut. Pada metoda ini dapat dilakukan dengan mempergunakan metoda Lagrange dan Euler.

    Metoda Lagrange

     Apa yang terjadi pada partikel fluida dengan identitas tetap selama waktu tertentu atau

    sejumlah massa yang kecil, yang memenuhi anggapan kontinum, Misal : Bagaimana lintasan,

    kecepatan dan percepatan.

    Metoda Euler.

    Mengetahui apa yang terjadi pada suatu titik di dalam ruang yang diisi fluida dan berapa

    kecepatannya, percepatannya, dan seterusnya pada titik yang berbeda tempat dalam ruang.

    Walaupun dengan metoda analisa Lagrange teridentifikasi, maka akan lebih mudah jika

    menggunakan metoda Euler. Dengan metoda Euler menyatakan sifat dari aliran sebagai fungsi

    dari koordinat ruang dan waktu.

    2.9. Pengenalan Analisa Dimensi Dan Keserupaan

    Pada dasarnya analisis dimensi ialah suatu metode untuk mengurangi jumlah kerumitan

    variabel eksperimental yang mempengaruhi gejala fisika tertentu, dengan menggunakan semacam

    teknik peringkasan. Kalau suatu gejala tergantung pada n variabel berdimensi, analisis dimensi

    akan menyederhanakan soal itu sehingga hanya tergantung pada k variabel tak berdimensi,

    sedang pengurangannya n –  k = 1,2,3 atau 5 tergantung pada kesulitan soalnya. Pada umumnya

    n –  k sama dengan jumlah dimensi yang berbeda (kadang-kadang disebut dimensi pokok, atau

    utama, atau dasar) yang menguasai soal tersebut. Dalam mekanika fluida, keempat dimensi dasar

    itu ialah massa M, panjang L, waktu T, dan suhu atau singkatannya suatu sistem MLT. Kadang-

    kadang dipakai sistem FLT, dengan gaya F sebagai pengganti massa. Meskipun maksudnya

    untuk mengurangi variable dan mengelompokkan dalam bentuk tak berdimensi, namun analisis

    dimensi mempunyai beberapa keuntungan sampingan. Yang pertama ialah penghematan waktu

    dan biaya yang amat banyak. Misalkan kita mengetahui bahwa gaya F pada benda tertentu yang

    terbenam di dalam aliran fluida hanya akan tergantung pada panjang L benda itu, kecepatan aliran

    U, rapat fluida ρ, dan kekentalan µ.

    Pada umumnya diperlukan sekitar 10 titik eksperimental untuk menentukan sebuah kurva.

    Untuk menentukan pengaruh panjang benda L kita harus melakukan percobaan itu dengan 10

    macam panjang. Untuk masing-imasing panjang itu kita akan memerlukan 10 nilai untuk V, 10 nilai

    untuk ρ dan 10 nilai untuk µ, sehingga total 10.000 percobaan. Kalau biaya Rp.5000 per

    F = f (L.U.  ρ. µ)  …..1 

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    26/27

    Univesitas Sriwijaya

    percobaan nah anda tahu permasalahannya. Tetapi dengan analisis dimensi kita dapat segera

    menyederhanakan persm. (1) menjadi bentuk yang setara.

     Atau,

     Artinya, koefisien gaya tak berdimensi F/ v2 L2 hanya merupakan fungsi bilangan

    Reynolds tak berdimensi Ρvl/µ Keuntungan sampingan yang kedua dari analisis dimensi ialah cara

    ini membantu mengarahkan pemikiran dan perencanaan kita, baik mengenai percobaan maupun

    secara teoritis. Cara ini menunjukkan jalan tak berdimensi untuk menuliskan persamaannya.

     Analisis dimensi menunjukkan variable-variabel mana yang disingkirkan. Kadang-kadang analisis

    dimensi akan langsung menolak variabel-variabel itu tidak penting. Akhirnya analisis dimensi sering

    memberikan pandangan mengenai bentuk hubungan fisika yang sedang kita pelajari.

    Keuntungan yang ketiga ialah bahwa analisis dimensi memberikan hukum penyekalaan

    yang dapat mengalihkan data dari model kecil yang murah ke informasi rancang bangun untuk

    membuat prototype yang besar dan mahal. Kita tidak membangun pesawat udara seharga satu

    milyard rupiah untuk melihat apakah pesawat itu memiliki gaya bubung yang cukup. Kita mengukur

    gaya bubung itu pada model yang kecil dengan menggunakan hukum penyekalaan untuk

    meramalkan gaya bubung pada pesawat udara prototype dengan ukuran sebenarnya. Ada kaidah-

    kaidah yang akan kita terangkan untuk mencari hukum penyekalaan. Bila hukum penyekalaan itu

    berlaku, kita katakan ada keserupaan antar model dan prototipe. Dalam kasus persamaan. (2)

    keserupaan tercapai kalau bilangan Reynolds untuk model dan prototipe itu , sebab fungsi g akan

    membuat koefisien gayanya sama pula.

    Disini indeks m dan p berturut berarti model dan prototipe. Dari defenisi koefisien gaya, ini berartibahwa

    Bentuk data yang diambil, dengan ρp Vp Lp/ ρp = ρmVmLm/ µm. Persamaan (5) adalah hukum

    penyekalaan. Kalau gaya model diukur pada bilangan Reynolds model, maka ada bilangan

    Reynolds yang sama gaya prorotipe besarnya sama dengan gaya model dari nisbah rapat kali

    kuadrat nisbah kecepatan kali kuadrat panjang.

    = g

    C r = g (Re) …. 2 

    Kalau Rem = Rc , maka C fm = C fp …. 3

    = …. 4

  • 8/16/2019 Makalah Mekanika Fluida Kelompok 4

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA 

    Bruce R. Munson & Donald F. Young . 2005. Mekanika Fluida, Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

    Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A. 2007. Thermodynamics: An Engineering Approach.McGraw-Hill. New York. 

    Fogiel, M. 1986. The Fluid Mechanics and Dinamics Problem Solver. REA. New York

    Fox,W Robert. 1994. Introduction to Fluid Mechanics, Fourth edition.

    John Willey and Ginting, Hendra S dan Netti Herlina. 2002. Tegangan Permukaan Cairan DenganMetode Drop Out Dan Metode Buble. USU. Sumatera Utara.

    Haliday, D. 1996. Fisika 2. Erlangga. Jakarta.

    Henry, Nasution. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press Padang

    Karyono, Iwan Yudi. 2008. Analisa Aliran Berkembang. FT UI. Jakarta.

    Munson Bruce. 2002. Fundamental of Fluid Mechanics fourth edition.

    Olson, R.M. and Wright, S.J. 1990. Dasar Mekanika Fluida Teknik. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

    Reynolds, William C. & Perkins, Henry C. 1987. Engineering Thermodynamics. McGraw-Hill. NewYork.

    Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Nova. Bandung.

    Wihantoro. 2006. Fisika Dasar Universitas. Universitas Jenderal soedirman. Purwokerto Sons. Inc

    White, F M. 1996. Fluid Mechanics. Mcgraw-Hill. New York