makalah masuknya budaya india ke indonesia
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terdiri dari berbagai budaya. Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa
pada tahap awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad
masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita
miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau
keraton. Tata kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula
dalam hal kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.
Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-
peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi
kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang
merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India di
Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan
dan lain-lain.
Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan agama hindu yang ada di Jawa
Tengah. Sedangkan Borobudur adalah merupakan candi peninggalan agama budha. Agama
hindu dan budha masuk di berbagai tempat di Indonesia melalui berbagai jalur, antara lain
pendidikan, perdagangan, dan lain-lain. Agama budha berkembang lebih dahulu, bahkan
untuk beberapa waktu, Indonesia (sriwijaya) pernah menjadi pusat pendidikan dan
pengetahuan agama budha yang bertaraf internasional.
Sebagai generasi penerus bangsa pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa ini.
Sehingga penyusun merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu dan
memudahkan pembaca untuk mengetahui sejarah dan pengaruh kebudayaan India di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa saja kebudayaan India?
B. Bagaimana awal masuknya kebudayaan India (Hindu-Budha) ke Indonesia?
C. Bagaimana proses berkembangnya kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia?
D. Bagaimana pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) diberbagai bidang di
Indonesia?
i
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang merupakan kebudayaan India.
b. Untuk mengetahui sejarah awal masuknya kebudayaan India (Hindu-Budha) ke
Indonesia.
c. Untuk mengetahui proses berkembangnya kebudayaan India di Indonesia.
d. Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang disebabkan oleh kebudayaan India (Hindu-
Budha) pada berbagai bidang yang ada di Indonesia.
i
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan India
Budaya berasal dari kata Sansekerta yaitu “buddhayah” atau “buddhi” yang berarti
akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Dan melalui
akalnya manusia memiliki hasil karya yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan
kehidupan manusia itu sendiri.
Kebudayaan India tidak terlepas dari pengaruh agama Hindu-Budha yang berkembang
di lembah sungai Indus, India. Sekitar 2000 tahun SM mulai berkembang agama Hindu dan
beberapa waktu kemudian di India pula lahir budaya dan agama Budha.
Dalam kebudayaan Hindu terjadi perpaduan antara budaya Arya (kepercayaan untuk
memuja banyak Dewa (Polytheisme) ), budaya Dravida (memuja roh nenek moyang), dan
budaya Munda ag (kasta-kasta). Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan
yang disebut dengan Pancasradha yang juga ikut mempengaruhi budaya yang ada di India.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
a. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
b. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
c. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap
perbuatan
d. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
e. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
Sedangkan agama Budha lahir sebagai reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana
dalam ritual keagamaan. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan
banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya
adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana).
Dengan pengaruh dari agama Hindu-Budha tersebut kebudayaan masyarakat India
terus mengalami perkembangan dan kemajuan seiring dengan perubahan zaman dan
kebutuhan, terutama dalam bidang kesenian yang melahirkan kuil-kuil megah dan kitab-kitab
yang memiliki nilai sastra tinggi seperti Mahabharata dan Ramayana. Dari India inilah
kemudian kebudayaan Hindu-Budha menyebar ke berbagai tempat, salah satunya Indonesia.
2.2 Masuknya kebudayaan India (Hindu-Budha) ke Indonesia.
Letak wilayah Indonesia yang strategis dan merupakan daerah penghasil rempah-
rempah membuat indonesia sering di kunjungi oleh bangsa-bangsa lain untuk melakukan
perdagangan, salah satunya India. Bangsa India yang tadinya ke Indonesia hanya bermaksud
untuk berdagang ternyata membawa misi untuk menyebarkan agama.
i
Sambil menunggu angin musim yang baik, para pedagang India tersebut melakukan
interaksi dengan penduduk setempat, selain menjalin hubungan dagang, para pedagang India
membawa ajaran agama beserta kebudayaannya sehingga semakin lama ajaran dan
kebudayaan mereka berpengaruh terhadap penduduk setempat. Sejak itulah sedikit demi
sedikit pengaruh luar mulai masuk ke wilayah Indonesia dan terus berkembang sampai
sekarang ini.
2.2.1 Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia disebut penghinduan
atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-terori masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia :
1. Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
kaum brahmana. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa di Nusantara untuk
mengajarkan agama kepada raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C. Van Leur. Ia perpendapat
bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh kaum brahmana, karena hanya kaum
brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Pendapatnya ini juga
berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa,dimana bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa itu hanya
dimengerti oleh para brahmana.
2. Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
kaum Ksatria atau para prajurit. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah
F.D.K. Bosch. Menurut Teori ksatria, jaman dulu di India sering terjadi perang. Kemudian
para prajurit yang kalah banyak yang pergi meninggalkan India. Banyak diantara mereka
pergi ke wilayah nusantara. Mereka inilah yang kemudian menyebarkan agama dan
kebudayaan hindu di wilayah nusantara. .
3. Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh
para pedagang India yang berdagang di Indonesia dan kemudian mengajarkan ajaran agama
Hindu kependuduk setempat. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah N.J.
Krom. Menurut NJ. Krom, proses terjadinya hubungan antara India dan Indonesia karena
adanya hubungan perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang ke Indonesia
sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi pada saat itu menggunakan
jalur laut dan teknologi perkapalan yang masih banyak tergantung pada angin musim.
i
Hal ini mengakibatkan dalam proses tersebut, para pedagang India harus menetap
dalam kurun waktu tertentu sampai datangnya angin musim yang memungkinkan mereka
untuk melanjutkan perjalanan. Selama mereka menetap, memungkinkan terjadinya
perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Mulai dari sini pengaruh kebudayaan
Hindu menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
4. Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-kaum terbawah. Tokoh yang mengemukakan
pendapat tersebut adalah Von Van Faber. Von Van Faber ini menyatakan bahwa penyebaran
agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya
karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak
sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya.
5. Teori Arus Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pelajar (orang Indonesia) yang belajar atau mendalami agama Hindu di India kemudian
setelah mereka menempuh pendidikan. Lalu mereka pulang dan mengajarkan
(menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan peranan bangsa
Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama hindu. Penyebaran budaya
India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat interaksinya dengan para pedagang
India, di Indonesia terbentuk masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha.
Mereka giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka
kemudian memperdalam agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia
mereka mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari peninggalan
dan budaya yang memiliki corak keindonesiaan.
2.2.2 Masuknya Kebudayaan Budha ke Indonesia
Informasi paling tua tentang keberadaan Buddhisme di Indonesia yang pada waktu itu
belum begitu meluas juga didapat dari pengelana China bernama Fa Hsien (+/-337 – 422 M),
yang sekembalinya dari Ceylon (Sri Lanka) ke China pada tahun 414 Masehi terpaksa
mendarat di negeri yang bernama Ye-Po-Ti karena kapalnya rusak. Sekarang tidak terlalu
jelas apakah Ye-Po-Ti itu Jawa atau Sumatera. Ia menemukan banyak orang-orang yang
beragama Hindu dan sebagian masih animisme. Namun demikian, sepertinya kondisi mulai
berubah sesudah abad kelima kerena penyebaran agama Budha yang dilakukan Fa Hsien.
i
2.3 Berkembangnya Kebudayaan India di Indonesia
2.3.1 Berkembangnya Kebudayaan Hindu
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia dimulai sejak ratusan tahun lalu.
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia dimulai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan
Hindu. dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4. Kemudian Kerajaan Tarumanagara
(358–669), Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11), Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9) Kerajaan
Medang (752–1045), Kerajaan Sunda (932–1579), Kerajaan Kediri (1045–1221), Kerajaan
Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14), Kerajaan Singhasari (1222–1292), Kerajaan
Majapahit (1293–1500), hingga Kerajaan Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15).
Sejarah panjang tersebut tentu saja memberikan pengaruh yang besar bagi
perkembangan agama Hindu di Indonesia. Hingga saat ini, Bali merupakan pusat masyarakat
beragama Hindu yang sangat terkenal hingga ke mancanegara. Keunikan budaya yang sangat
erat dengan nuansa Hindu ini tetap lestari hingga saat ini dan menjadi salah satu aset
parwisata andalan Indonesia.
Selain itu, berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga telah meninggalkan jejak sejarah
yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Bahkan, beberapa di antaranya menjadi wisata sejarah
yang sangat menarik untuk disaksikan. Candi-candi yang ada di Indonesia merupakan bentuk
warisan sejarah Hindu yang merupakan bukti berdirinya kejayaan Hindu di Indonesia.
Memang, sejarah panjang perkembangan agama Hindu di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari sejarah, budaya, dan pariwisata Indonesia. Bahkan, budaya Jawapun memiliki
kaitan erat dengan sejarah kerajaan Hindu yang pernah berjaya. Beberapa nama-nama raja
dan kerajaan, seperti Airlangga, Udayana, dan Brawijaya menjadi nama universitas
terkemuka di Indonesia.
2.3.2 Perkembangan Kebudayaan Budha
Proses berkembangnya agama Budha juga dimulai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan
yang bercorak Budha. Salah satu kerajaan Budha terbesar di Indonesia adalah kerajaan
Sriwijaya yang merupakan masa keemasan agama Budha. Bahkan Sriwijaya menjadi salah
satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan
seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan
Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya
yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan
Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
2.4 Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia
a. Bidang kepercayaan atau agama
Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah berkembang kepercayaan yang
berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme dan
i
Dinamisme. Animisme merupakan satu kepercayaan terhadap roh atau jiwa sedangkan
Dinamisme merupakan satu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara secara berangsur-angsur
memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para raja dan keluarganya.
Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan
kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme.
Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan
yang berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan
agama Hindu -Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut
dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di
Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara
tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India
b. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa
Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya
perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah penting yang menggunakan bahasa
Sanskerta.
c. Organisasi sosial kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam
organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya
pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun
seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah
diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di
kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
d. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan sosial
masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem kasta dalam
masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta waisya kasta
sudra.
e. Sistem pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu
tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78
tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
f. Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni
bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-
i
candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di
Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang
tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai
petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Contoh candi Borobudur salah
satu dari 7 keajaiban dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram. Itu
membuktikan masyarakat telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
g. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra, seni
bangunan dan seni pertunjukan.
1. Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan ditemukannya relief-relief
cerita sang Budha pada candi Borobudur, cerita Ramayana pada candi Prambanan. Dan
sekarang relief-relief tersebut dijadikan hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada
pustaka wilayah yang terdapat di provinsi Riau. Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni
ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan
riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam
Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang
menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu
2. Seni sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan sastra di Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa dan
sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada zaman tersebut juga memiliki nilai
sastra yang tinggi. Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut
kakawin. Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan
(tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang
bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti
Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan
Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti
Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya
sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni
pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita berasal dari
India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan
yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-
tokoh ini tidak ditemukan di India.
i
3. Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia adalah bangunan candi.
Dasar bangunan candi merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia pada zaman
megalitikum yang berupa punden berundak-undak kemudian mendapat pengaruh dari
kebudayaan India sehingga menjadi wujud sebuah candi
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa.
Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau
untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda
penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
a. Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
b. Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
c. Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan)
dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan
tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk
bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat
pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
4. Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia dan
pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud
akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon cerita dari
kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India.
h. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan
tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu
dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai
pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta
memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan
gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk
kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia
berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk
menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-
daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh.
Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
i
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Dari kesimpulan pembahasan di atas adalah bahwa Letak Indonesia yang strategis dan
penghasil rempah-rempah membuat Indonesia dikunjungi bangsa asing yang berniat
berdagang sekaligus menyebarkan agama, termasuk India juga membawa pengaruh pertama
kali dalam sejarah Indonesia pra Islam. Terbukti dalam bidang ekonomi politik maupun
budaya. Indonesia pada waktu itu masih menganut sistim kerajaan. Jadi yang pada awalnya
mengajarkan secara tidak langsung adalah india. Walaupun merekan datang ke Indonesia
untuk menyebarkan agama Hindu maupun Budha. Berkembangnya kebudayaan India
(Hindu-Budha) ditandai dengan berdirinya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha. Hadirnya kebudayaan India menambah keanekaragaman budaya di
Indonesia. Kebudayaan India mempengaruhi banyak aspek kehidupan di Indonesia
diantaranya : bidang kepercayaan atau agama, bahasa, organisasi sosial
kemasyarakatan, bidang sosial, system pengetahuan, teknologi dan kesenian.
3.2 Saran
a. Kita sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan peninggalan
sejarah.
b. Sebagai negara yang mempunyai posisi strategis yang sering mendapat pengaruh
kebudayaan asing hendaknya kita mampu memfilter sehingga kebudayaan asli
Indonesia itu sendiri tidak hilang.
c. Sebagai warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu
menerapkan nilai-nilai budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi bangsa yang
berkarakter.
i
DAFTAR PUSTAKA
1. http://mahmued123.blogspot.com/2012/10/pengaruh-india-masuk-ke-indonesia.html
2. http://indonesiaindonesia.com/f/76185-mengenal-kerajaan-budha-indonesia/
3. http://irnaa7x.blogspot.com/2012/11/masuknya-pengaruh-kebudayaan-india-ke.html
4. http://www.belajarpraktis.com/2013/04/06/pembawa-dan-pengimbang-kebudayaan-
india-di-indonesia.html
5. http://rahmatneunzhen05.blogspot.com/2012/08/makalah-pengaruh-hindu-budha-
di.html
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan dan
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin.
Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas saya dalam mata pelajaran sejarah yang berjudul “PENGARUH PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIA DI INDONESIA”. Tujuan makalah ini adalah untuk mempermudah pemahaman si pembaca dan dapat dimengerti. Penyajian makalah ini pun dikemas dan bervariasi.
Namun ibarat pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak” begitu pun makalah ini
dibuat tentu saja masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian. Untuk itu, saya
sebagai penyusun makalah ini saya mohon maaf apabila dalam penyajian terdapat
kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi anda yang menggu-nakannya.
Raha, April 2014
Penulis
MAKALAH i
PENGARUH PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIA DI INDONESIA
OLEH
1. SRY HANDAYANI 2. TENDRY 3. SITI NUR SYIFA’A
KELAS : X 11
SMA NEGERI 2 RAHA
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………............................................………….. i
DAFTAR ISI……………………………………............................................…………. iv
i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………............................................… 1
A. Latar belakang……………………………………….................................................… 1
B. Rumusan masalah…………………………………....................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….......................................… 3
2.1 Kebudayaan India………………………………………...........................................… 3
2.2 Masuknya kebudayaan India (Hindu-Budha) ke Indonesia. ......................................… 5
2.3 Berkembangnya Kebudayaan India di Indonesia........................................................… 6
2.4 Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia.........................................… 8
BAB III PENUTUP…………………………………............................................………. 10
A. Kesimpulan………………………………………...............................................…… 11
B. Saran……………………………………………….............................................….... 11
i