makalah manlog

Upload: shinta-wardhani

Post on 13-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Filosofi Pemeliharaan Jaringan Telekomunikasi Pemeliharaan atau Maintenance meliputi keseluruhan dari sistem operasi yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan pengkondisian dan pelaksanaan dari kegiatan pemeliharaan itu sendiri. Organisasi pemeliharaan harus dibentuk sesuai dengan teknologi perangkat telekomunikasi yang digunakan oleh perusahaan tersebut.

1.2

Tujuan pemeliharaan Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. 2.

Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin.

3.

Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.

1.3

Besaran Pemeliharaan Kinerja fasilitas perangkat atau peralatan diungkapkan dengan besaran atau ukuran yang

berhubungan dengan penggunaan atau waktu (usage or time measure), antara lain : 1. Reliability : Perbaikan yang dilakukan dengan cara kebijakan redundancy, sistem modular dan pengupayaan menggunakan perangkat/komponen maintained. 2. Maintainability : Perbiakan yang dapat dilakukan dengan penggunaan sistem modular, pembuatan komponen yang lebih mudah dalam pemeliharaannya. 3. Availability yang mudah di-

1

BAB II ISI2.1 Prosedur Pemeliharaan Pemeliharaan tidak dapat dipisahkan dari pengoperasian, sehingga secara umum bagi perangkat atau fasilitas telekomunikasi dikenal istilah Operasi dan Pemeliharaan atau dalam istilah yang umum bidang telekomunikasi disebut dengan O & M (Operation & Maintenance). Operasi diartikan dengan perangkat bekerja dengan kondisi normal sesuai spesifikasi pabrik, sedangkan Maintenance diartikan bagaimana pengkuran-pengukuran harus dilaksanakan agar dapat menanggulangi kemungkinan semua gangguan yang bakal terjadi. Prosedur pemeliharaan dijelaskan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Prosedur Pemeliharaan

(Sumber: www.google.com)

2

Keterangan : Fault Recognition : Gangguan harus secepatnya diketahui dan ditanggulangi sebelum pelanggan melaporkan atau komplen. Continous Supervision : Perangkat harus selalu ditest secara kontinu sebelum digunakan pelanggan untuk trafik komunikasi. Bila saat ditest gagal, maka akan segera dilaporkan. Routing Testing : Testing yang dilaksananakan secara periodik secara otomatis dan dikontrol oleh petugas. Service Supervision : Dilaksanankan dalam dua cara, yaitu cek fungsi secara rutin dan cek pada waktu evaluasi dari performansi unit menurut tolok ukurnya. Fault Information : Informasi gangguan yang dikirim dari sistem supervisi untuk dievaluasi dan dikirm alarm kepada pengendali untuk ditindaklanjuti. Fault Isolation : Cara memisahkan perangkat yang terganggu dari sistem keseluruhan agar gangguan tidak menyebar. Fault Localization : Cara atau metode untuk mencari sumber gangguan sesuai dengan pedoman. Sistem akan memberikan gambaran ringkas dimana gangguan berada. Selanjutnya dilakukan test dan perbaikan.

2.2

Subsistem Telekomunikasi Secara rinci pedoman Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Telekomunikasi, disusun

untuk tiap-tiap subsistem atau elemen telekomunikasi yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4. Subsistem Sentral. Subsistem Transmisi. Subsistem Jaringan Akses. Subsistem Catu Daya (Power Supply).

3

Gambar 2.2 Subsistem Telekomunikasi

(Sumber: www.google.com)

Karena kompleksnya sistem telekomunikasi, maka selama dalam kurun waktu hidup (life time) jika dihitung biaya total O & M akan lebih besar dibanding dengan biaya investasi. Perangkat operasi dan pemeliharaan untuk masing-masing subsistem dibuat secara terpisah, sesuai dengan sifatnya masing-masing dan dikelola secara tersentralisasi. Antara lain : 1. Untuk subsistem sentral dikenal dengan nama OMC (Operation and Maintenance Center). 2. Untuk subsistem transmisi dikenal dengan Network Control Center (NCC) yang dibedakan atas nasional dan regional. 3. Untuk subsistem jaringan akses, khusus bagi jaringan kabel lokal dikenal dengan sebutan OPMC (Outside Plant Maintenance Center). 4. Bagi sistem catu daya dikelola secara individual sistem.

2.3

Jenis Pemeliharaan Dilihat dari prosesnya, kegiatan pemeliharaan jaringan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

2.3.1 Pemeliharaan Kuratif (Corrective) Pemeliharaan kuratif dilakukan bila terjadi atau terdapat pengaduan gangguan pelanggan, laporan kerusakan, atau alarm dari jaringan. Kegiatan yang dilakukan meliputi

4

pengukuran untuk lokalisasi gangguan dan tindakan perbaikan/penggantian elemen jaringan yang mengalami kerusakan. Langkah-langkah pemeliharaan korektif, yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) Mendeteksi Kesalahan. Menentukan lokasi kesalahan. Persempit ruang lingkup penyebab kesalahan. Perbaikan kesalahan Komponen/bagian alat yang cacat diperbaiki atau diganti. Gambar 2.3 Pemeliharaan Kuratif

(Sumber: www.google.com)

2.3.2

Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif dilakukan sebelum terjadinya gangguan pada sistem sehingga

sistem terjaga kelangsungan operasinya. Langkah/aktifitas yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Monitoring unjuk kerja. Periodic test yang terjadwal dan otomatis. Periodic backup administrasi. Pengarsipan Alarms Log File dan Historical Alarms File.

5

Gambar 2.4 Pemeliharaan Preventif

(Sumber: www.google.com)

Aktifitas dan fungsi dari pemeliharaan kuratif dan pemeliharaan preventif dijelaskan secara rinci pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Pemeliharaan Kuratif dan Preventif

(Sumber: www.google.com)6

2.4

Perangkat telekomunikasi Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam

bertelekomunikasi. Definisi dari perangkat telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi. Karakteristik umum perangkat telekomunikasi a. digunakan untuk komunikasi di dalam gedung atau beroperasi di lokasi terbatas (localized) b. beroperasi bersama dalam suatu range frekuensi c. dalam pengoperasiannya tidak menyebabkan interferensi terhadap perangkat komunikasi lain

Gambar 2.5 Contoh Perangkat Telekomunikasi Telkomsel

(Sumber : www.google.com)

2.5.1 Pengelompokan Alat Telekomunikasi : A. Kelompok Jaringan I. Switching 1. Sentral Jaringan Tetap a. Sentral WLL b. Sentral FWA c. Sentral PHS d. Sentral DECT e. Sentral Narrow Band 2. Sentral Jaringan Bergerak Selular (MSC)7

a. Sentral GSM b. Sentral UMTS c. Sentral CDMA 3. Sentral / Switch Sistem Telekomunikasi Lainnya a. Switching Jaringan Radio Trunking b. Switching Jaringan Paging c. Switch Sistem Satelit (GMDSS, GMPCS) d. Switch Intellegence Transport System (ITS) 4. Softswitch a. Softswitch (Media Gateway Controller) b. Media Gateway (Trunk Gateway) c. Signalling Gateway II. Transmisi 1. Multiplexing a. SDH b. PDH c. Backbone IP 2. Media Transmisi : a. Digital Radio Link Terresterial b. Fiber Optic Link c. Analog Radio link d. Transmisi Satelit e. Light Communication / Free Space Optic B. Kelompok Akses I. Kabel Jaringan Akses 1. ISDN Basic Rate Access (BRA) 2. ISDN Primary Rate Access (PRA) 3. Power Line Telecommunication (PLT) 4. x-DSL (x-Digital Subscriber Line) 5. FTTX (X : building, curb, home) 6. IP (VoIP, Metro Ethernet, MSAN) II. Nirkabel 1. Telekomunikasi Publik a. Akses Nirkabel Terrestrial8

1) BTS GSM 2) BTS UMTS 3) BTS CDMA 4) BTS Broadband Wireless Access 5) BTS Narrow Band 6) Repeater GSM 7) Repeater UMTS 8) Repeater CDMA 9) Transmitter Antenna b. Akses Satelit 1) VSAT 2) Stasiun Bumi c. Telekomunikasi Non Publik 1) Pemancar Radio Beacons 2) Repeater Radio Amatir / KRAP 3) Pemancar Radio Maritim 4) Pemancar Radio Penerbangan 5) Pemancar Radio Navigasi 6) Repeater Two Way Radio d. Broadcast 1) Pemancar TV Siaran 2) Pemancar Radio Siaran C. Kelompok Alat Pelanggan I. Kabel 1. Terminal 1) Pesawat Telepon Analog 2) Pesawat Telepon Umum (Coin, kartu) 3) Pesawat Key Telephone System (KTS) 4) Pesawat PBX 5) Terminal VoIP / IP Phone 6) Video Phone 7) Faximili 8) Teleprinter

9

2. Modem 1) Pesawat Modem Stand Alone 2) Modem ISDN 3) Modem ADSL 4) Modem Router 5) Modem Broadband Power Line (BPL) 6) Akomex (Adaptor Komputer-telex) 7) Modem kabel 3. Aplikasi 1) Pencatat Data Pembicaraan Telepon (PDPT) 2) Message Radio Call 3) Data Cast Paging 4) Interactive Voice Response (IVR) II. Nirkabel 1. Tersambung Ke Jaringan Telekomunikasi Publik a. Terminal / Handset 1) Terminal GSM 900/1800 MHz 2) Terminal UMTS / IMT-2000 3) Telephone Tanpa Kabel untuk Umum (TTKU) 4) Telephone Umum Wireless Radio (Coin/Kartu ) 5) Terminal CDMA 450/800/1900 MHz 6) Terminal GMPCS 7) Terminal Radio Trunking / Paging 8) Terminal Multimedia 9) Terminal DECT Phone 10) Terminal Cordless Phone b. MODEM 1) Modem Satelit 2) Modem Selular (GPRS, HSxPA, EVDx) 3) Wi-Fi / Wireless LAN 2. Telekomunikasi Non Publik a. Terminal / Handset 1) Two Way Radio 2) Radio Amatir10

3) Komunikasi Radio Antar Penduduk 4) Dekoder 5) Very Small Aperture Terminal (VSAT) 6) Radio Paging 7) Handy Talky 8) Radio Beacons / Radar 9) Seismic Data Telemetering b. Short Range Devices 1) Walkie Talkie 2) Bluetooth 3) Wi-Fi / Wireless LAN 4) Radio Frequency Identification Device (RFID) D. Kelompok Alat Dan Perangkat Pendukung Telekomunikasi I. Pendukung Jaringan Kabel 1. Kabel a. Kabel Tembaga b. Kabel Coaxial c. Kabel Serat Optik 2. Aksesoris (Kelengkapan Kabel) a. Distribution Frame (MDF, DDF) b. Blok Terminal Pembagi (RK, DP) c. Kotak Terminal Batas (KTB) d. Sarana Sambung Kabel e. Pipa polong dan kelengkapannya f. Tiang telepon g. Repeater kabel h. Splitter Antenna i. Splitter Kabel j. Power Over Ethernet 3. Server / Aplikasi a. Server HLR b. Media Server c. Aplikasi Server : 1) Ring Back Tone11

2) SMSC 3) MMSC 4) Billing System 5) Perangkat Clearing House (Sistem Operasi Komunikasi Interkoneksi/ SKKT) II. Pendukung Jaringan Nir-Kabel 1. Receiver Antena 2. Menara Pemancar Telekomunikasi 3. Set Top Box Penerima Satelit, Terrestrial dan Kabel 4. Terminal GPS 5. Pembangkit Clock sinkronisasi III. Short Range Devices 1. Remote Control 2. Telemeter For Medical Treatment 3. Wireless Microphone 4. Vehicle Identifications 5. Radio Alarm Systems IV. Catu Daya 1. Batere 2. Penyearah Catu Daya (Rectifier) 3. Generator Set 4. Adaptor 5. UPS 6. Inverter Power Supply 7. Solar Cell V. Sistem Pengamanan Perangkat Telekomunikasi 1. Finial / splitzen 2. Konduktor 3. Grounding bar 4. Aresstor 5. RF Fuse

12

2.6

Standar ITU/CCR Jaringan telekomunikasi dirancang untuk melayani beragam pengguna yang

menggunakan berbagai macam perangkat yang berasal dari vendor yang berbeda. Untuk merencanakan dan membangun suatu jaringan secara efektif, diperlukan suatu standard yang menjamin interoperability, compatibility, dan kinerja yang dipersyaratkan secara ekonomis. Suatu standard yang terbuka (open standard) diperlukan untuk memungkinkan interkoneksi sistem, perangkat maupun jaringan yang berasal dari vendor maupun operator yang berbeda

2.6.1

Call Completion Rate (CCR) Adalah prosentase tingkat keberhasilan kontinuitas pembicaraan hingga pembicaraan tersebut berakhir secara normal.

2.6.2

ITU (International Telecommunications Union). ITU didirikan di bawah perlindungan di bawah perlindungan PBBdan sekarang

beranggotakan sekitar

162

negara.

berpangkalan

di

jenewa,

Swiss,

komite-komite

konsultatifITU melakukan penelitian terperinci telekomunikasi dunia dan membuat rekomendasi untuk standarisasi. setiap lima tahun sekali duta dari semua Negara anggota bertemu di Konferensi Puncak (Plenipotentiary Conference), yang merupakan penguasa tertinggi ITU. Ada tiga organisasi utama dalam ITU : 1. Dewan registrasi Frekuensi internasional (IFRB, International Frequency Registration Board) : bertindak untuk mendaftar menstandarisasi alokasi frekuensi radio 2. Komite Konsultatif untuk Radio Internasional (CCIR, Consultative Committee on International Radio) : mengatur norma untuk komunikasi radio 3. Komite konsultatif untuk telekomunikasi dan Telegrap Internasional (CCIT,

Consultative Committee on International Telegraphy and Telecommunication) : berhubungan dengan standarisasi jaringan telekomunikasi internasional ITU merupakan badan khusus PBB yang bertanggung jawab di dalam bidang

telekomunikasi. Dibagi ke dalam dua badan standard : 1. ITU-T (huruf T berasal dari kata Telecommunication) Berasal dari CCITT (Comit Consultatif International de Tlgraphique et Tlphonique, atau International Telegraph and Telephone Consultative Committee) Mempublikasikan rekomendasi untuk jaringan telekomunikasi publik

13

2.

ITU-R (huruf R berasal dari kata Radio) Berasal dari CCIR (Comit Consultatif International des Radiocommunications atau International Radio Consultative Committee) Mempublikasikan rekomendasi yang berhubungan dengan aspek-aspek radio seperti penggunaan frekunsi di seleuruh dunia

2.7

Pendekatan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi (Contoh kasus pada Kabel Fiber Optic)

2.7.1 I.

Pemeliharaan Perangkat Kabel Fiber Optic Pemeliharaan Rutin Agar perangkat maupun jaringan kabel fiber optic dapat digunakan kapan saja, dan

tahan lama maka perlu diadakan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin ada 2 macam, yaitu : 1. 2. Pemeliharaan perangkat SKSO / OLTE Pemeliharaan jaringan kabel optik

Perawatan Rutin Perangkat SKSO / OLTE, terdiri dari : 1. 2. Pemeliharaan Harian : Check-list Perangkat OLTE. Pemeliharaan Mingguan Agar peralatan pada perangkat siap pakai sewaktu-waktu, maka perlu dilakukan pemeliharaan setiap minggu satu kali yang meliputi pengecekan, pengetesan, dan pembersihan fisik antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alat sambung kabel serat optik (splicer). Alat ukur kabel serat optik (OTDR). Generator Set. Mobil SKSO. Alat komunikasi (Talk Set). Power Meter. Sarana penunjang lainnya.

14

B.

Pemeliharaan Bulanan : Selain pemliharaan harian dan mingguan , dalam SKSO juga terdapat pemeliharaan

bulanan , yang meliputi : 1) Pengecekan Manhole/Handhole Untuk menghindari gangguan pada titik sambung (joint closure) akibat masuknya air/ lumpur pada Manhole/ Handhole dan menghilangnya tanda-tanda yang terdapat pada kabel pada Manhole/ Handhole perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Bersihkan/kuras Manhole/ Handhole yang terdapat pada titik sambung kabel optik secara rutin sesuai jadwal pemeliharaan. 2. Cek kondisi stopper yang menutupi lubang-lubang polongan, bila terjadi penyimpangan segera diadakan perbaikan untuk mencapai kondisi seharusnya. 3. Cek kondisi kabel dan penyangga kabel beserta aksesorisnya, bila ada yang kurang/ terlepas segera diperbaiki/ diganti. 4. Mengganti tanda pada kabel jika tanda pada kabel yang sebelumnya hilang, untuk mempermudah mengetahui jenis kabel yang ada pada Manhole/ Handhole tersebut. 5. Cek kondisi tutup Manhole/ Handhole bila ada yang rusak atau catnya kusam segera diganti/ dicat ulang. 6. Sehabis bekerja pada Manhole/ Handhole jangan lupa menutup kembali tutup Manhole/ Handhole dengan rapat dan sempurna. 7. Memberi tanda berupa patok pada Manhole/ Handhole yang berada pada posisi rawan, persawahan dan perbukitan. 2) Patroli Kabel Serat Optik Tanah (Buried Cable) Pelaksanaan patroli dengan menelusuri rute kabel sejauh 6 km/hari, agar situasi dan kondisi kabel optik dapat diketahui sedini mungkin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. 2. Cek pipa besi galvanis jembatan kabel pada penyeberangan sungai. Cek tiang beserta aksesorisnya, pondasi dan kawat duri sebagai pengaman, bila terjadi kerusakan segera dilaksanakan perbaikan. 3. Cek rute dan tanda rute (rambu-rambu) untuk mengetahui kondisi lingkungan disekitar rute kabel, apabila terdapat hal-hal yang membahayakan kabel serat optik,15

misalnya longsor, rumput tinggi dan pepohonan, kegiatan penduduk karena adanya pemukiman baru, serta proyek PU/ PERUMKA maka segera diambil langkah-langkah pengamanan maupun perbaikan. 4. Cek lokasi Manhole/ Handhole tempat sambungan, untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar, bila terjadi hal-hal yang membahayakan segera dilaksanakan langkah pengamanan. 5. Mengganti tanda rute kabel yang berupa patok apabila patok yang lama hilang/rusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 3) 1. Patroli Kabel Serat Optik Udara (Aireal Cable) Cek pepohonan dan rerumputan sekitar rute yang dilewati kabel serat optik, bila membahayakan perlu dilakukan perambahan dan pemotongan. 2. Cek kondisi joint closure yang berada di tiang atau di Handhole, bila membahayakan perlu dilakukan pengamanan. 3. Patroli dilaksanakan dengan jalan kaki menelusuri rute kabel sejauh 7 km/hari, agar situasi kabel dapat diketahui sedini mungkin. 4. C. Pengukuran tegangan input maupun output perngkat OLTE Pemeliharaan 6-Bulanan : Pengukuran core yang kosong dilakukan dua kali dalam setahun yang meliputi : 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. Mendeteksi penigkatan loss kabel (dB/km). Mendeteksi peningkatan loss pada titk sambung.

Mendeteksi kerusakan fisik serat optik (lokalisir gangguan). Pengukuran Optical Output Power OLTE Pemeliharaan Tahunan :

Pengukuran BER (Bit Error Rate) tingkat E-1 atau STM-1 yang Idle. Alarm test. Pengukuran Sensitivitas dan Margin Receiver

16

2.7.2 A. 1. 2. 3. B.

Pemeliharaan Jaringan Kabel Fiber Optic Pemeliharaan 2 Mingguan : Patroli Jarkab Optik Kabel Udara. Patroli Jarkab Optik Kabel Tanah. Patroli Jarkab Optik Kabel Duct. Pemeliharaan 6 Bulanan :

Pengukuran Core Optik yang Idle meliputi : 1. 2. II. Kontinuitas Fiber Optik ( OTDR ). Redaman total antar terminal ( Laser Source dan Power meter ). Pemeliharaan Dadakan

Pemeliharaan dadakan juga dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pemeliharaan Dadakan Perangkat SKSO / OLTE. Pada kondisi operasi normal (tidak terjadi ganguan sistem). Pada waktu terjadi gangguan pada sistem maupun perangkat, untuk mengatasi hal ini maka modul yang mengalami alarm segera diganti. 2. Pemeliharaan Dadakan Jaringan Kabel Optik. Pemeliharaan dadakan pada kabel serat optik terjadi apabila kabel serat optik yang digunakan sebagai media transmisi terputus. Putusnya kabel serat optik ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu terkena senapan angin, gesekan benang layang-layang, proyek pemerintah, dan kegiatan masyarakat.

17

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1

Kesimpulan Pemeliharaan pada sistem telekomunikasi merupakan hal yang penting untuk

kelangsungan operasional yaitu meliputi kegiatan pengkondisian dan pelaksanaan dari kegiatan pemeliharaan rutin maupun non rutin. Pemeliharaan di masing-masing sistem telekomunikasi harus dibentuk sesuai dengan teknologi perangkat telekomunikasi yang digunakan agar perencanaan pemeliharaan dapat terlaksana sesuai dengan tujuannya. Tujuan pengadaan pemeliharaan sistem telekomunikasi antara lain untuk

memperpanjang usia kegunaan asset, menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin, dan menjamin

kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.

3.2

Saran Pemeliharaan rutin (preventif) maupun non rutin (corrective) harus memiliki

perencanaan pemeliharaan yang sistematis dan terencana. Perencanaan ini harus disesuaikan dengan teknologi perangkat telekomunikasi yang dimiliki perusahaan sehingga lebih efektif dan efisien.

18

DAFTAR PUSTAKA

Corder, Antony. 1996. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga. Modul Teknik Peralatan Telekomunikasi (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN). www.google.com

19