makalah manajemen kostruksi penutupan proyek jembatan surabaya - madura

42
Ameliasary Safina (1112020024) David Keneth (1112020027) M. Fildzah (1112020015) Zetira Desviananda (1112020019) 3 SIPIL 2 PAGI PROGRAM STUDI TEKIK KOSTRUKSI SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2014 MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKSI 3 PENUTUPAN PROYEK JEMBATAN SURABAYA MADURA

Upload: zetira-desviananda

Post on 15-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

Ameliasary Safina (1112020024)

David Keneth (1112020027)

M. Fildzah (1112020015)

Zetira Desviananda (1112020019)

3 SIPIL 2 PAGI

PROGRAM STUDI TEKIK KOSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DEPOK 2014

MAKALAH

MANAJEMEN KONSTRUKSI 3

PENUTUPAN PROYEK JEMBATAN

SURABAYA – MADURA

Page 2: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E, karena berkat

rahmatnya Makalah ini dapat diselesaiakan dengan baik.

Makalah ini membahas tentang isu mengenai : Penutupan Proyek

Jembatan Surabaya – Madura.

Makalah ini juga dibuat untuk mememenuhi tugas Manajemen konstruksi

3 yang diberikan oleh dosen pengajar Manajemen Konstruksi 3 Jurusan Teknik

Sipil, Politeknik Negeri Jakarta.

Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada para penulis yag

tulisannya kami kutip dan dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan Makalah

ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Manajemen

Konstruksi 3 dan seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya Makalah ini.

Depok, 25 November 2014

Penulis

Page 3: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 5

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

2.1 Rapat dan Negosiasi ................................................................................. 7

2.1.1 Jenis – jenis Rapat ............................................................................. 9

2.1.2 Personil Yang Mneghadiri Rapat .................................................... 10

2.1.3 Sumber Sumber Rapat..................................................................... 10

2.1.4 Penanganan Rapat ........................................................................... 11

2.1.5 Teknik Negosiasi ............................................................................. 13

2.2 Laporan Proyek Kontruksi Revisi .......................................................... 17

2.2.1 Sistem File Perusahaan Konstruksi ................................................. 17

2.2.2 Catatan Pelaksanaan Konstruksi dan Catatan Review Standart ...... 19

2.2.3 Persyaratan dan Siklus Laporan Proyek .......................................... 19

2.2.4 Sistem Pengendalian (System Control) ........................................... 20

2.3 Change and Extra Work ......................................................................... 24

2.3.1 Indentifikasi Tipe Perubahan Lingkup Kerja .................................. 24

2.3.2 Elemen terkait dalam perubahan lingkup pekerjaan ....................... 25

2.3.3 Evaluasi keterlambatan pekerjaan ................................................... 26

2.4 Project CloseOut ..................................................................................... 28

2.4.1 Masa Garansi ................................................................................... 29

2.4.2 Waktu Kontrak ................................................................................ 30

2.4.3 Liquidated Damages for Delay ....................................................... 30

2.4.4 Clean Up.......................................................................................... 31

2.4.5 The Punch list .................................................................................. 32

Page 4: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

iv

2.4.6 Subcontractors ................................................................................. 32

2.4.7 The Punch List Obligation of The A/E ........................................... 33

2.4.8 Preparation for Closeout ................................................................. 35

3 BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 38

4 BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42

Page 5: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

5

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri jasa konstruksi termasuk jenis jasa industri berskala besar

yang banyak dibutuhkan di Indonesia (Clayperyon, 2008). Selama dekade

1980 dan 1990an, pertumbuhan rata-rata permintaan jasa teknik kontraktor

biang konstruksi mencapai 28,42% hingga 31,07% pertahun. Di era

2000an yang mesih relatif dipengaruhi krisis ekonomi permintaan jasa

ontruksi masih bisa tumbuh diata 20% sekalipun rata-rata penigkatan

angka pertumbuhan yang cukup pesat selama dekade 1980 adn 1990an ,

yaitu berada pada angka 24,1% hingga 34,48% per tahun tersebar

diseluruh daerah.

Permasalahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi menjadi

penentu besarnya produktifits pekerja terutama di negara-negara sepeti

Indonesia. Misalnya sebelum sema tenaga terampil dan terididik siap

untuk ditugaskan melaksanakan pekerjaan proyek kontruksi. Rendah

produksi rata-rata buruh konstruski di beberapa negara berkembang

jugamenjadi kendala untu mencapai kualitas pekerjaan pelaksanaan

proyek. Sebagai dari faktor-faktor kendala tadi adn beberapa lainnya akan

mengurangi produktivitas pelaksanaan proyek kontruksi berdasarkan

dimensi waktu, biaya dan kualitas yang selanjutnyaakan mengurangi nilai

ekonomis dari pelaksanaan proyek kontruksi tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Makalah Manajemen Konstruksi

3 dengan judul Penutupan Proyek Jembatan Surabaya – Madura pembahasan

didalam makalah ini adalah :

Page 6: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

6

1. Mencari solusi sesuai dengan pemicu yang telah diberikan

2. Membuat agenda rapat penutupan proyek jembatan Surabaya – Madura

pada akhir tahun 2015

3. Menentukan hal yang harus dilakukan ketika menjadi perwakilan proyek

pada Penutupan Proyek Jembatan Surabaya – Madura

4. Menentukan dekumen serta laporan yang dibutuhkan pada saat

mengajukan klaim

5. Menyebutkan jenis atau tipe perubahan yang mungkin terjadi pada proyek

tersebut

6. Menjelaskan secara singkat hal – hal penting proses klose out

1.3 Rumusan Masalah

Pengelolaan Proyek Jalan Beton Unggaran –Salatiga ini mencakup :

1. Agenda apa saja yang perlu dilakukan dan siapa saja yang perlu

menghadiri Penutupan Proyek Jembtan Surabaya – Madura?

2. Apa yang harus dilakukan ketika menjadi perwakilan proyek?

3. Dokumen dan laporan apa saja yang dibutuhkan pada saat pengajuan

klaim?

4. Jenis dan tipe perubahan apa saja yang terjadi pada proyek tersebut?

5. Hal penting apa yang perlu diperhatikan pada proses close out?

Page 7: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

7

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rapat dan Negosiasi

Rapat dapat diartikan pertemuan atau komunikasi yang dilakukan oleh

beberapa orang untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan yang terjadi

dalam organisasi tersebut.

Berdasarkan Tujuan

a) Rapat Penjelasan

Adalah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para

peserta rapat mengenai permasalah yang terjadi dalam organisasi tersebut.

b) Rapat Pemecah Masalah

Adalah rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah yang sedang

dihadapi.

c) Rapat Perundingan

Adalah rapat yang diadakan karena ada dua pihak yang berkepentingan, apabila

tidak dirundingkan dapt mengakibatkan timbulnya pertikaian atau perselisihan.

Berdasarkan Sifatnya

a) Rapat Formal

Adalah rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu menurut

ketentuan yang berlaku dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.

b) Rapat Informal

Adalah rapat yang diadakan tanpa terpogram dan tidak berdasarkan suatu

perencanaan formal.

Page 8: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

8

c) Rapat Terbuka

Adalah rapat yang pasertanya todak terbatas, artinya semua anggota dapat hadir

tanpa undangan.

d) Rapat Tertutup

Adalah rapat yang dihadiri hanya orang-orang yang mendapatkan undangan saja.

Berdasarkan Frekuaensinya

a) Rapat Rutin

Adalah rapat yang sudah ditentukan waktunya dan suadah terprogram

b) Rapat Insidential

Adalah rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang

dihadapi.

Berdasarkan Jangka Waktu

a) Rapat Mingguan : Rapat yang dilakukan setiap satu minggu sekali.

b) Rapat bulanan : Rapat yang diselenggarakan tiap satu bulan sekali

c) Rapat semesteran : Rapat yang dilakuakan tiap enam bulan sekali

d) Rapat Tahunan : Rapat yang diselenggarakan tiap setahun sekali,

bisanya pada akhir tahun/tutup buku.

Page 9: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

9

2.1.1 Jenis – jenis Rapat

Jenis – jenis rapat pada proyek ontruksi antara lain :

Project conceptual meeting

Project presentation meeting (to potential client)

Project kick off meetings (in-house project team)

Project manager’s organization or coordination meeting

Project budget meetings for production

Project design meetings (technical coordination)

Project constructability meetings (design/construction interface)

Planning and scheduling meetings for project workload

Value engineering meetings

Pre negotiation meetings (in-house preparation)

Pre bid conference (information-not recommended for public

works projects because of risk exposure)

Pre construction conference (communication and coordination)

Requests for substitutions of materials or products

Change orders and extra work (negotiation)

Unforseen underground work (negotiation)

Corrective work required (negotiation)

Scheduling changes (coordination; negotiation)

Mediation of construction difficulties

Protest and disputes (negotiation)

Difficulties caused by conflicts in plans and specs

Contractor-sponsored value engineering proposal cost

Punch list meetings

Page 10: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

10

Project acceptance and transfer of responsibility

Post project review meeting

2.1.2 Personil Yang Mneghadiri Rapat

Sering sukses atau kegagalan dari suatu presentasi atau pertemuan

negosiasi ditentukan sebelum rapat dimulai. Pemilihan mereka yang hadir

menjadi penting bagi tercapainya tujuan pertemuan

Orang dan pihak yang mewakili pertemuan akan tergantung pada tujuan

pertemuan dan organisasi yang diwakilinya. Bagaimanapun, yang hadir adalah

orang penting agar efektivitas pertemuan maksimum, peserta rapat dibatasi hanya

orang penting itu.

Dalam kasus perselisihan atau klaim, jika salah satu pihak membawa

pengacara pada pertemuan, maka pertemuan harus ditunda agar memungkinkan

pengacara pihak lain datang juga. jangan melakukan pertemuan dengan hanya

seorang pengacara yang hadir tanpa pengacara pihak lain.

2.1.3 Sumber Sumber Rapat

Dokumentasi pertemuan dapat dilakukan melalui penggunaan PC

komputer yang menjalankan suatu program perangkat lunak manajemen

konstruksi terutama yang dirancang menggunakan aplikasi owner-engineer,

kebanyakan program diarahkan pada pemborong dan sedikit bagi A/E. Dengan

program itu, pemakai dapat menggambarkan berbagai perkiraan hasil pertemuan

yang serupa seperti prebid, preconstruction, rapat proyek mingguan, dan rapat

penutupan proyek.

Peralatan yang tersedia untuk suatu pertemuan secara elektronis

mendiskusikan topik, kalengkapan pertemuan seperti itu membebaskan peserta

dari batasan waktu atau kehadiran fisik pada ruang rapat, dan mengambil bagian

sesuai dengan waktu yang tersedia.

Page 11: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

11

Agenda, diskusi rapat, pembacaan komentar, dan apapun informasi yang dibuat

tersedia untuk semua peserta yang sesuai dengan tujuan rapat.

2.1.4 Penanganan Rapat

a. Arahan yang harus diikuti

Menentukan sispa yang mengundang rapat

Temukan alasan untuk rapat

Pahami latar belakang dari pokok bahasan

Tetapkan posisi anda dalam pokok bahasna

Tentukan sasaran anda atau tujuan sebelum rapat

b. Pentingnya Gambaran atau Penampilan

Penampilan perlu dipertimbangkan pada pertemuan dan

sesi negosiasi

Lebih baik berpakaian dengan rapih dan sesuai dengan

situasi dan kondisi dimana rapat diadakan dan menjaga

penampilan sesuai dengan otoritasnya

Dalam pertemuan, berkata pada pihak lain dengan cara

objektif yankin dan tidak pernah memberi kesan memohon

untuk mendapat dukungan lawan

c. Keuntungan Tempat Duduk

Posisi tempat duduk jarang dipertimbangkan berpengaruh

dengan hasil rapat, namun keuntungan psikologi dapat

dirasakan, keuntungan yang perlu dipertimbangkan adalah

jika memposisikan diri anda secara hati-hati di meja rapat

Page 12: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

12

Banyak orang mencoba untuk menempatkan diri secara

rendah hati dengan duduk dalam rapat pada tempat yang

tidak strategis, pendekatan ini merupakan perlawanan pasif

dan merugikan dan sekaligus memperkecil efektivitas

dalam pertemuan.

Duduk dimeja pertemuan dapat juga menimbulkan

pengaruh psikologi yang sangat menentukan pada saat

negosiasi. Beberapa cara yang ditawarkan jika duduk

dimeja rapat:

• Duduk berlawanan di ujung meja rapat,

• Duduk di samping dekat dengan pemimpin rapat.

Bagaimanapun, pemimpin rapat adalah tempat

orang sering berkonsultasi dengannya, orang

hampiri dia dan duduk disampingnya

d. Menentukan Motivasi Lawan

Bagian penting agar sukses pada suatu pertemuan adalah

didasarkan pada kemampuan untuk teepat menilai motivasi

lawan di pertemuan

Pengaraha lawan ke arah obyektif yang mereka inginkan

dapat menawarkan kunci rahasia seperti reaksi mereka ada

berbagai hal yang dibawa atau dirwncanakan mereka untuk

pengambilan keputusan.

e. Teknik dan metode

Sebelum memulai pertemuan pendekatan positif yang perlu

dilakukan adalah relaksasi/tidur sebentar.

Gagasan perlu diperkenalkan dan disampaikan dengan rapi

dan sistematis.

Page 13: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

13

Sering dalam pertemuan-pertemuan presentasi di mana A/E

sedang mencoba menyajikan suatu usulan untuk suatu

proyek pada pemilik, masing-masing anggota tim akan

menjawab secara individu pada setiap kesempatan yang

ada.

Tidak cukup menyajikan fakta, harus diikuti suatu latihan

teratur ke arah pelaksanaan pertemuan yang lebih baik.

Jenis pertemuan perlu disiapkan secara hati-hati sebelum

waktu yang ditetapkan, mengkoordinir aktivitas dari orang-

orang yang dilibatkan, dan perlu berlatih presentasi sama

halnya seperti pada suatu produksi teater seni.

2.1.5 Teknik Negosiasi

a. Bargaining Strategy (Strategi Perundigan)

Unsur strategi yang baik adalah sesuatu yang dikhususkan

ke fakta dan keadaan yang spesifik. Bagaimanapun, ada

praktek dasar tertentu yang dapat didorong kearah

perumusan strategi.

Langkah yang paling utama adalah menentukan objektif

dengan mendiskusikannya bersama tim negosiasi dan

membandingkannya dengan sasaran dari pihak lain.

Mencari-cari hal yang tidak disepakati yang dapat

diselesaikan tanpa perselisihan paham, dan mengisolasikan

isu-isu kunci.

Perunding harus mengenali kelemahannya atau argumentasi

yang dimiliki seperti halnya penekanan pada poin-poin

yang kuat.

Page 14: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

14

b. Negitiating Tips (Rahasia Bernegosiasi)

Bekerja keras untuk menentukan sasaran hasil yang nyata

dari pihak yang lain

Perbedaan kepribadian tidak dibiarkan menghalangi

kemajuan dari negosiasi

Menghindari daftar yang terlalu dogmatis atau tidak

fleksibel

Mendiskusikan sasaran hasil dengan semua anggota

kelompok

Persiapan sebelum memulai negosiasi

Mengenali konsekwensi jika negosiasi gagal

Banyak keberhasilan negosiasi adalah lebih mudah dalam

lingkungan yang baik

Memelihara suatu catatan yang tertulis dari negosiasi

Secara terus menerus memverifikasi informasi menjadi

dimengerti dan diterima sepanjang masa negosiasi

Jangan pernah berjalan meninggalkan negosiasi kecuali jika

telah diputuskan untuk mengakhiri itu

Kesabaran adalah suatu kebaikan, tetapi kemajuan adalah

suatu keperluan

Persiapkan untuk membuat kesepakatan yang layak

Persiapkan untuk merubah suatu kerugian menjadi

keuntungan

Jika penawaran baik, ambil kesempatan itu

Page 15: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

15

c. Psychologi Of Negotiation (Negosiasi Psikologis)

Mengenali keadaan dan rencana pihak lain, akan membuat

seorang negosiator sukses karena banyak orang tidak

mampu mengambil keputusan yang baik dalam keadaan

yang mendesak dan tidak disiapkan terlebih dulu.

Pengetahuan tentang nilai-nilai nyata dari lawan adalah

penting dan menggunakannya dengan cerdas.

Beberapa Negosiator yang gagal untuk menghitung

padanan yang ditawarkan dalam pembayaran pekerjaan,

harus secara hati-hati menganalisa dalam menentukan harga

sesungguhnya yang meliputi jaminan, ketersediaan, dan

instrumen lainnya

d. Strategic Pioys (Cara Srategis)

Mementahkan penghalang atau menciptakan penyatuan

dengan isu kecil yang kadang-kadang menjadi strategi

dalam negosiasi, tetapi bisa merupakan suatu yang

berbahaya

Negosiator yang baik selalu di cap oleh peserta sebagai

pembuat kesepakatan atau pemecah kesepakatan,

tergantung bagaimana hasil akan berakibat pada masing-

masing negosiator

Orang yang bijaksana adalah yang menasehatkan tidak

pernah menawar untuk hal yang kecil tetapi selalu

meninggalkan sedikit sesuatu yang dengan diam-diam

menjadi dasar dalam meja perundingan

Page 16: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

16

e. Setting The Place (Menentukan Langkah)

Mengetahui batasan rapat, isu yang akan didiskusikan, dan

jumlah waktu yang tersedia untuk diskusi

Mulai dengan isu yang sederhana untuk mendapatkan

keyakinan dan percaya diri

Jangan berada pada posisi menunggu, kenal semua isu

sebelum masuk pada kesepakatan

Putuskan lebih dulu jika menguntungkan pada akar masalah

atau sesuai kesepakatan, dan jika belum tercapai dicoba lagi

Meyakinkan kesepakatan dengan seseorang yang memiliki

kewenangan dari organisasinya

Akan mudah memenangkan jika menghargai dan konsisten

dengan kenyataan yang ada

Tidak ada satu strategy negosiasi yang baik kecuali akal

sehat

f. Who Won

Selalu tidak mungkin untuk mengetahui siapa yang menang

dalam negosiasi

Pada kenyataanya kontraktor datang dengan harga, atau

owner atau A/E ingin apa yang diinginkannya terpenuhi

Seorang pengacara ingin apa yang disampaikannya dapat

diterima kedua belah pihak yang bersengketa

Selalu titik kemenangan, pada negosiator yang baik akan

meninggalkan sesuatu dimeja untuk pihak lain

Sebuah wajah dengan menyimpan tanda tanya, berharap,

tetapi mempunyai konsep yang bernilai untuk menjaga

kelanjutan hubungan yang bersahabat dengan pihak lain

Page 17: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

17

Kesimpulan akhir dari sebuah negosiasi jika dikatakan:

saya suka bekerja sama dalam usaha dengan anda”.

2.2 Laporan Proyek Kontruksi Revisi

Laporan adalah bentuk rekan data yang biasanya diuraikan dalam

bentuk tertulis untuk menentukan penyimpangan-pentimpangan yang

terjadi, terutama yang merugikan pelaksanaan. Dalam laporan konstruksi

biasanya yang menjadi tolak ukur penilaian laporan adalah anggaran dan

program kerja yang harus sesuai dengan siklus administrasi, yang

korelasinya adalah kemajuan fisik pekerjaan dan pemakaian anggaran biaya.

Umumnya laporan proyek berisi :

Ringkasan status proyek

Bagian koreksi yang telah dilakukan dan perlu dilakukan

Perubahan jadwal dan biaya

Kemungkinan masalah yang mungkin terjadi

Rencana tenaga kerja dan keterbatasan yang ada

2.2.1 Sistem File Perusahaan Konstruksi

Pengelompokan data file perusahaan pada umumya adalah :

a. Tenaga Kerja

• Pegawai baru

• Formulir kehadiran pekerja/ waktu kerja

• Catatan dari batas akhir kontrak kerja pekerja

• Surat-surat peringatan kepada pekerja

• Surat-surat pemutusan hubungan kerja

Page 18: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

18

• Daftar alokasi tenaga kerja

• Laporan kecelakaan

• Surat-surat permohonan cuti pegawai

b. Tentang Instalasi Lapangan

• Surat permohonan untuk instalasi

• Surat permohonan untuk transport

• Lembar waktu peralatan konstruksi utama milik sendiri

• Lembar waktu peralatan konstruksi yang disewa

• Catatan pemindahan peralatan

• Kerusakan dan cacat dari peralatan

c. Tentang Material

• Pengendalian material

• Kemajuan material

• Penaksiran material di lapangan

• Pemindahan material

• Pengembalian material ke supplier

d. Tentang Aspek Kontrak

• Catatan kerja extra sub kontraktor

• Lembar kerja harian

• Ketetapan dari instruksi lapangan

e. Tentang Proses Produksi

• Laporan produksi mingguan

Page 19: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

19

• Catatan harian lapangan

• Senggang waktu produksi kritis

2.2.2 Catatan Pelaksanaan Konstruksi dan Catatan Review Standart

Catatan pelaksanaan dibuat sebagai pengendalian pelaksanaan yang

sedang berjalan, agar sesuai dengan perencanaan dengan menganalisa program

kerja yang dibuat dengan kondisi proyek sebenarnya.

Laporan dapat berupa laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan,

semester, dan tahunan. Panjanganya periode laporan tergantung dari kesempatan

yang tersedia dan tingkat kepentingan dari masing-masing bagian.

Standart adalah kriteria yang digunakan untuk menilai hasil yang dicapai

pada masa lalu atau sekarang. Parameter penentuan standart adalah biaya, mutu,

dan waktu.

Tujuan penetapan standart untuk menentukan harga satuan, anggaran,

pengembalian modal investasi, standart fisik, dll.

2.2.3 Persyaratan dan Siklus Laporan Proyek

• Mudah dimengerti oleh yang mempergunakan

• Harus ada hubungannya dengan organisasi proyek

• Harus memperhitungkan penyimpangan yang akan terjadi

• Harus efektif dan fleksible

• Harus ekonomis

• Dapat membedakan sifat tindakan korektif

• Dikembangkan dari partisipasi pimpinan eselon organisasi

Page 20: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

20

Siklus Kegiatan Administrasi Laporan Proyek

Gambar.1 Siklus Laporan Proyek

2.2.4 Sistem Pengendalian (System Control)

Ada dua sistem pengendalian dalam administrasi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu :

Pengendalian anggaran (Budgetary control)

Pengendalian pelaksanaan program

Pada umumnya pengendalian diartikan sebagai pengawasan saja,

tetapi seharusnya meliputi kegiatan yang lebih dari itu yang

berkaitan dengan manajemen. Sehingga ada istilah “administrasi”

untuk manajer yang tidak melakukan tugas kepemimpinan

langsung atas terselenggaranya usaha untuk mencapai sasaran

kegiatan.

Untuk menghasilkan sistem pengendalian yang baik, perlu ditetapkan

terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :

Page 21: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

21

a. Standar

Standar adalah kriteria yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil yang

dicapai pada masa lalu atau masa sekarang seperti prosedur, kebijaksanaan unit

kerja, dan lain-lain.

Proses penentuan standar dapat dilihat pada siklus sebagai berikut:

Gambar.2 Proses Penentuan Standar

Parameter penentuan standar adalah : biaya, mutu, dan waktu. Tujuan

penetapan standar untuk penetuan harga satuan produksi, anggaran, pengembalian

modal investasi, standar fisik, rata-rata kemajuan kerja, dll.

b. PanjangnyaPeroide Pelaporan

Tujuan penyusunan laporan pelaksanaan oleh unit kerja adalah sebagai

sarana untuk usaha pengendalian pelaksanaan yang sedang berjalan.Panjangnya

periode laporan sangat tergantung dari : kesempatan yang tersedia untuk

pemeriksaan dan tingkat kepentingan dari masing-masing bagian.

Page 22: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

22

Gambar.3 Periode Pelaporan

c. Evaluasi Laporan

Tujuan Evaluasi Laporan adalah untuk menentukan penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi, terutama yang merugikan pelaksanaan.Ada dua

sarana untuk mengukur penilaian laporan, yaitu anggaran dan program kerja

yang harus sesuai dengan siklus administrasi.

Laporan kemajuan pekerjaan berisikan tentang kemajuan fisik pelaksanaan

dan pemakaian anggaran biaya. Laporan ini dibuat dari unit yang terbawah sampai

unit yang teratas (laporan harian, mingguan, dan bulanan).

Laporan yang dibuat manajer lapangan (site manager) kepada pimpinan

proyek (Project Manager) harus sudah memuat data-data yang diperlukan untuk

usaha manajerial yang dikatagorikan kedalam pegendalian program kerja dan

anggaran.

Pegendalian program kerja dan anggaran adalah cara pengendalian

proyek agar sesuai dengan perencanaan yang dibantu dengan alat pengendalian

seperti bar chart, kurva S, CPM, dll.

Dengan menganalisa program kerja maka pihak manajemen dapat me -

ngetahui kondisi proyek yang sebenarnya dan tindakan korektif apa yang dapat

dilakukan.

Evaluasi laporan terbagi menjadi menjdi 2, yaitu :

1. Pengendalian Biaya (Cost Contol)

Page 23: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

23

Salah satu tujuan manajemen adalah mencapai sasaran pekerjaan/usaha

supaya masih dalam batas anggaran yang direncanakan.Tujuan pemeliharaan

kemajuan pekerjaan/progres pekerjaan adalah untuk pengendalian biaya.

Efisiensi kerja yang stabil sangat besar pengaruhnya terhadap anggaran

yang disediakan dan mutu yang direncanakan.Agar pengendalian biaya dapat

dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan administrasi proyek.

Administrasi proyek yang bertujuan pengendalian biaya antara lain

meliputi :

Laporan pelaksanaan proyek untuk kegiatan audit

Laporan periodik dari biaya nyata dengan biaya yang direncanakan

untuk memperlancar penyaluran anggaran yang diperlukan

Laporan perkembangan pelaksanaan untuk tindakan koreksi

Laporan program kerja keseluruhan proyek untuk efisiensi dan

penghematan

Pertanggung jawaban bagian administrasi untuk tujuan pengendalian biaya

adalah laporan keuangan

2. Pengendaian Mutu

Pengendalian Mutu dilakukan oleh pihak pemberi tugas atau oleh

kontraktor untuk menjaga kualitas pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan

(spesifikasi) serta untuk menghindari perbaikan pekerjaan (rework) atau

pengeluaran yang tidak terduga

Pengendalian Mutu dilakukan melalui Inspeksi yang bertujuan untuk

membuktikan kebenaran dari laporan yang telah disampaikan oleh unit yang ada

di bawahnya (pelaksana/ site manajer) sehingga dapat mencegah terjadinya

kesalahan pada saat pelaksanaan.

Page 24: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

24

Inspeksi merupakan wewenang dari pimpinan proyek. Pada saat

pelaksanaan inspeksi pimpinan proyek biasanya didampingi oleh project engineer

dan kepala bagian operasi.

Inspeksi tidak dapat disamakan dengan kunjungan pimpinan proyek ke

satuan-satuan bawahannya (staff visit), dimana staff visit merupakan kunjungan

yang bersifat non formal untuk mengetahui dari dekat keadaan unit-unit yang ada

di bawahnya.

2.3 Change and Extra Work

Perubahan Isi Kontrak atau Change Order (CO) adalah suatu kesepakatan

tertulis yang dirubah, ditambah, atau alternatif laiin dari bentuk pekerjaan yang

sudah ditandatangani sesuai dengan dokumen yang disampaikan pada tender

dengan perubahan skop pekerjaan, untuk itu diperlukan modifikasi kontrak

(adendum).

Perubahan Lingkup Pekerjaan atau Contract Change Order (CCO) adalah

perubahan yang terjadi pada saat pelaksanaan kontrak, dimana perubahan ini

disebabkan oleh adanya perpanjangan waktu (time extension), penambahan

ataupun pengurangan nilai kontrak sebagai akibat adanya revisi desain.

2.3.1 Indentifikasi Tipe Perubahan Lingkup Kerja

Bentuk-bentuk perubahan secaran umum dibagi dalam dua tipe:

1. Perubahan Minor

Perubahan bersifat minor digunakan apabila:

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam seluruh lingkup

pekerjaan

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam lamanya waktu

kontrak

Page 25: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

25

Adanya sedikit perubahan di dalam masing-masing item pekerjaan ( <

25%)

Tidak ada item kontrak baru

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan)dalam keseluruhan nilai

kontrak

2. Perubahan Mayor

Perubahan bersifat mayor digunakan apabila:

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam keseluruhan

lingkup pekerjaan

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam lamanya waktu

kontrak

Terdapat item kontrak baru

Tidak ada perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam keseluruhan

nilai kontrak

Adanya perubahan (pertambahan/pengurangan) dalam kuantitas per item

pekerjaan yang melebihi 25%

2.3.2 Elemen terkait dalam perubahan lingkup pekerjaan

Elemen – elemen yang terkait dalam perubahan lingkup pekerjaan adalah :

1. Identifikasi dari perubahan kontrak

2. Deskripsi dari perubahan kontrak

3. Alasan perubahan kontrak

4. Perubahan harga kontrak

5. Perubahan harga per unit

6. Perubahan waktu kontrak

7. Statement that secondary impacts are included

8. Approval by owner’s and contractor’s representative

Page 26: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

26

2.3.3 Evaluasi keterlambatan pekerjaan

Penyebab Change Order:

Penyebab terjadinya change order bisa disebabkan oleh banyak faktor. Dalam

setiap proyek konstruksi penyebab terjadinya change order tidak pernah sama dan

tidak akan pernah sama. Berikut ini adalah 53 faktor – faktor penyebab dari

change order menurut pendapat beberapa para ahli adalah sebagai berikut :

1. Menurut Hsieh,Lu & Lu

Kesalahan dalam perencanaa dan desain

Kesalahan dalam perhitungan estimasi volume

Kontrak yang tidak lengkap

Ketidak sesuaian antara gambar dan kondisi lapangan

Kutipan dari spesifikasi yang tidak lengkap

Peningkatan penyelidikan bawah tanah

Perbedaan kondisi bawah tanah

Adanya rembesan air pada saat proses penggalian

Pertimbangan keselamatan kerja di lapangan

Perubahan metode kerja

Pertimbangan keamanan di lapangan kerja

Perencanaan gambar.spesifikasi yang tidak jelas

Peningkatan fasilitas keamanan kerja

2. Penyebab change order menurut Barrie & Paulso

Terlambat dalam menyetujui gambar dan desain kontrak dan klarifikasi

Terlambat mengakses kelapangan

Banyak perubahan desain dalam skala kecil

Penambahan scope pekerjaan

Page 27: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

27

Pengurangan scope pekerjaan

Perselisihan pemilik dan desain representitatif karena kesalahan presepsi

Kontrak yang tidak jelas

Kurangnya informasi

Penghentian kontrak sementara

Kesalahan memulai kerja

Kesalahan menyuplai tenaga kerja

Kinerja kontraktor yang jelek

Kinerja subkontraktor yang jelek

Rendahnya keahlian pekerja

Jadwal terlambat

3. Penyebab change order menurut Levy, Sidney M,

Kinerja kontraktor yang jelek

Jadwal kontraktor terlambat

Perubahan lokasi proyek

Perubahan kondisi lapangan proyek

Penundaan pekerjaan karena permintaan owner

Penundaan pekerjaan karena keterlambatan kontraktor

Percepatan pekerjaan karena permintaan owner untuk cepat selesai

Percepatan pekerjaan karena keterlambatan kontraktor

Penghentian pekerjaan atas permintaan owner

Penghentian pekerjaan karena performance kontraktor yang jelek

4. Menurut Soeharto Penyebab Change Order

Perubahan desain

Perubahan spesifikasi material

Perubahan Kondisi lokasi proyek yang tidak terduga

Kontrak yang tidak lengkap

Kurang jelasnya pasal-pasal dalam kontrak

Page 28: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

28

5. Menurut Fisk, Edward Penyebab Change Order

Perencanaan dan spesifikasi yang kurang baik

Penafsiran yang berbeda dari pihak perencana

Standar pelaksanaan yang lebih tinggi daripada yang telah dispesifikasikan

Perubahan metoda pelaksanaan

Perubahan dalam urutan konstruksi

Hal-hal yang belum ditentukan oleh pihak pemilik

Dampak Change Order

Change order tidak dapat kita hindari dalam proyek konstruksi, termasuk juga

dampak dari adanya change order. Menurut Barrie & Paulson (1992, hal 456)

besar dampak yang terjadi dari change order tergantung dari besarnya change

order yang dilakukan dari kontrak awal.

Selama perubahan merupakan skala kecil dalam kontrak yaitu kurang dari

10 % maka perubahan tersebut masih bisa ditoleransi dan hanya ada

penyesuaian terhadap waktu saja.

Ketika change order sudah mencapai 15 % dari nilai kontrak awal, maka

akan berdampak terhadap waktu dan biaya sangat relatif, tergantung

keahlian dari manajemen kontraktor untuk mengelolah perubahan tersebut.

Ketika change order mencapai 20 % dari kontrak awal, maka hal ini akan

sangat mempengaruhi performance kontraktor.

2.4 Project CloseOut

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menutup suatu proyek adalah

memeriksa proyek itu, owner menerimanya, dan kontraktor menerima

pembayaran yang akhir, tetapi bagaimana dengan:

1. Garansi

Page 29: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

29

2. Instruksi operasi untuk peralatan

3. Jadwal kunci

4. As built drawing

5. Jaminan-jaminan

6. dan item-item yang sama yang harus diserahkan

Penerimaan terhadap pekerjaan dan pembayaran akhir kepada kontraktor

harus berproses sesuai dokumen kontrak konstruksi. Daftar pemeriksaan, atau

umumnya disebut ceklis, adalah suatu daftar terperinci yang dibuat mendekati

penyelesaian proyek, memperlihatkan semua materi pekerjaan yang masih

memerlukan penyelesaian atau koreksi sebelum pekerjaan dapat diterima dan

suatu sertifikat penyelesaian (certificate of completion) dikeluarkan

Dalam beberapa hal mungkin penerimaan suatu proyek dapat dilakukan

walaupun ada beberapa pekerjaan yang kecil yang belum diselesaikan, asal

pekerjaan tersebut tidak merupakan pekerjaan yang sangat diperlukan.

2.4.1 Masa Garansi

Umumnya pekerjan dilindungi dalam sebuah kontrak konstruksi termasuk

pernyataan masa garansi biasanya satu atau dua tahun, dalam beberapa hal proyek

hanya memberikan garansi satu tahun, meskipun tidak menutupi kemungkinan

pekerjaan dilengkapi garansi dalam masa yang lama.

Jaminan keabsahan (warranty) pemborong bukan merupakan kewajiban,

hanya untuk menjamin rencana dan spesifikasi pekerjaan

Kontraktor melaksanakan sesuai dengan apa yang tertulis dalam dokumen

kontrak, dan ketika hal itu dilaksanakan kontraktor biasanya tidak bisa diserahkan

sebagai jaminan dari A/E perencana bahwa hasilnya harus bebas dari cacat dan

merupakan pekerjaan yang lengkap sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Page 30: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

30

2.4.2 Waktu Kontrak

Ketika menghitung waktu kontrak, perhatian harus ditujukan pada susunan

kata apakah hari kalender atau hari-hari kerja? jika itu hari kerja, maka perlu

menentukan definisi suatu hari kerja. Biasanya,hal ini harus disepakati dengan

persetujuan induk tenaga kerja untuk area yang dilibatkan dengan melihat apa

yang dipertimbangkan sebagai hari libur dan apa yang bukan hari libur. Waktu

yang paling mudah untuk menghitung adalah hari kalender, sebab metoda ini

meliputi sepanjang hari, mencakup sabtu, minggu, dan hari libur.

Secara normal, waktu konstruksi dihitung dari tanggal pada saat dicatat

secara tertulis untuk proses penyerahan lapangan kepada kontraktor pada awal

pekerjaan.

2.4.3 Liquidated Damages for Delay

Pada banyak proyek, di mana waktu adalah hal yang utama dari

konstruksi, owner dan kontraktor setuju di bawah terminologi kontrak bahwa jika

kontraktor gagal untuk menyelesaikan proyek pada tanggalyang ditetapkan, denda

dapat dikenakan oleh owner kepada kontraktor untuk suatu jumlah tertentu yang

disetujui untuk tiap hari keterlambatan yang ditetapkan bahwa itu memaksa

kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut

Ketika waktu yang disediakan oleh kontrak ternyata terjadi kerusakan

dengan ketentuan bahwa owner menghadirkan suatu ukuran kerusakan yang layak

untuk diantisipasi dan pihak-pihak setuju untuk melaksanakan persetujuan, maka

pengumpulan kerusakan yang harus diperbaiki, dihitung jumlahnya oleh owner

sehingga dari jumlah itu kontraktor memperbaikinya sebelum pembayaran akhir

dilakukan

Page 31: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

31

Besarnya jumlah kerusakan yang harus diperbaiki per-hari merupakan

fungsi dari banyak hal. Hal tersebut dapat menjadi kunci untuk biaya harian pada

owner pada pembayaran pinjaman atau bunga pinjaman atau investasi sebagai

akibat langsung dari kegagalan kontraktor untuk menyelesaikan proyek tepat

waktu

2.4.4 Clean Up

Dalam kelengkapan persyaratan lapangan proyek harus bersih selama

kemajuan pekerjaan.

Kontraktor ditugaskan untuk membersihkan lapangan proyek secara langsung

sampai selesai pekerjaan sebelum pekerjaan diterima.

Pembersihan terakhir adalah proporsi yang besar dan signifikan sebelum

pembersihan pekerjaan secara keseluruhan termasuk kegiatan demobilisasi,

termasuk dalam hal ini: Utilitas sementara, Jalan angkut, Pagar sementara, Kantor

lapangan, Tanah urug, Belokan, Kelebihan bahan, Skrap, Pemindahan kembali

lansekap jika tadinya untuk sementara dipindahkan, pembersihan jalan-jalan yang

terlihat serta termasuk pada unsur keindahan kota, dan lain-lain

Kontraktor ditugaskan untuk membersihkan lapangan proyek dari

operasinya secara keseluruhan wilayah dibawah pengawasan owner yang

mungkin digunakan oleh kontraktor dalam kaitannya dengan pekerjaan proyek,

dan termasuk membersihkan pekerjaan sementara, peralatan, sampah/sisa-sisa,

dan kelebihan material dari setiap bahan yang ada dilapangan yang sudah

disetujui oleh owner.

Penyerahan akhir sangat tergantung pada apakah semua pekerjaan

pembersihan sudah dilaksanakan sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak

dan kebutuhan owner.

Page 32: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

32

2.4.5 The Punch list

Daftar yang diberi tanda diperlukan dalam rangka untuk melakukan

pemeriksaan secara teliti setiap item pekerjaan, sesuai dengan kondisi terpasang

dan siap untuk digunakan dari setiap item pekerjaan yang terlihat dan ada.

Bentuknya berupa satu daftar lengkap dari pekerjaan yang sudah

dilakukan dan sudah siap untuk diserahkan, contohnya seperti pada: pekerjaan

dinding, lantai, plafon, listrik, AC, sound system, jendela, hasil plesteran dan

pengecatan, dan lain-lain yang semuanya dilakukan pemeriksaan untuk setiap

ruang pekerjaan yang sudah diselesaikan.

Dalam daftar periksa ini biasanya status setiap pekerjaan tersebut

diberikan seperti yang sering digunakan istilah sempurna, perlu perbaikan,

diganti, dan sebagainya.

Hasil pemeriksaan ini ditindak lanjuti oleh kontraktor untuk diperbaiki dan

disempurnakan, sehingga setelah seluruh perbaikan selesai dilakukan maka

pekerjaan dapat diserahkan dengan baik.

2.4.6 Subcontractors

1. Kontraktor secara hati-hati memeriksa pekerjaannya sendiri dan yang

diserahkan kepada subkontraktor dimana pekerjaan tersebut sedang

dilaksanakan

2. Dari sejak awal proyek, disarankan kepada pengawas dari kontraktor

mempersiapkan dan menjaga catatan tertulis dari hasil pengamatan

sebagai kemajuan pekerjaan yang sudah diselesaikan agar tidak

terlewatkan

Page 33: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

33

3. Jika ada ketidaksesuaian pekerjaan harus segera diperbaiki dan tidak

menunggu datangnya teguran yang mungkin juga muncul pada saat

pemeriksaan dilakukan

4. Perbaikan dibuat sebelum pihak-pihak yang mejadi subkontraktor

meninggalkan proyek dan tidak kembali lagi, jika hal itu terjadi maka

tanggung jawab perbaikan ada pada kontraktor utama

5. Selama tahapan finishing proyek kontraktor membuat secara berkala dan

berkali-kali memeriksa bersama subkontraktor dan RPR memeriksa

kemajuan untuk pekerjaan yang sudah diperbaiki

6. Ketika kontraktor memutuskan proyek harus diselesaikan dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan kontrak, A/E memberikan saran kepada RPR

mengenai masalah serah terima pekerjaan dan persyaratannya.

2.4.7 The Punch List Obligation of The A/E

1. Sepanjang kemajuan pekerjaan, RPR atau inspektur perlu membuat

pemeriksaan seksama untuk semua pekerjaan dan perlu menunjuk

pekerjaan yang defisiensi dan mencatatnya sebagai item yang terdapat

pada ceklis

2. Selama menyelesaikan langkah-langkah pekerjaan, kontraktor dan RPR,

yang ditemani oleh subkontraktor, perlu melakukan pemeriksaan

pekerjaan yang progresif dengan seksama dan untuk meyakinkan koreksi

tentang segala pekerjaan yang belum sempurna atau salah/cacat

3. Ketika kontraktor telah menentukan bahwa pekerjaan telah diselesaikan

dengan memuaskan sesuai kontrak, mereka dengan segera memberitahu

RPR

4. Setelah menerima pemberitahuan dari kontraktor, RPR perlu memberitahu

manajer proyek dan dengan segera membuat kesepakatan untuk

pemeriksaan prefinal pekerjaan. Wakil Kontraktor dan sub kontraktor

Page 34: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

34

perlu mengambil bagian dalam pemeriksaan untuk menjawab pertanyaan

apapun yang mungkin diangkat oleh wakil A/E

5. Mengikuti pemeriksaan pekerjaan prefinal, RPR perlu menyiapkan suatu

kemajuan daftar periksa (ceklis) dengan detil dan akurat tentang materi

pekerjaan yang tidak sesuai kontra mengikuti ceklis. Kontraktor,

subkontraktor, RPR, dan proyek manajer A/E akan bertemu untuk

membuat kegiatan pemeriksaan keseluruhan proyek dan mengidentifikasi

dan menjelaskan semua materi pada ceklis. Wakil A/E harus siap untuk

menjawab pertanyaan apapun yang mungkin muncul sehingga tidak akan

ada kesalahpahaman dari proyek dan dapat diterima dengan lengkap

6. Jika kontraktor memberi pesan bahwa subkontraktor telah menyelesaikan

materi ceklis, RPR perlu memeriksa bagian pekerjaan itu, dan jika materi

itu ditemukan memuaskan, kontraktor dan subkontraktor harus diarahkan

untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang masih tertinggal dan siklus

itu harus diulangi dengan ceklis sampai semua materi pada daftar ceklis

telah diperbaiki dan memuaskan

7. Masing-masing ceklis harus ditanggali dan ditandatangani oleh orang yang

menyiapkannya, dan semua materi pada daftar yang asli harus dinomori

dengan teratur. Ketika pengeluaran ceklis yang berikut berisi hanya

materi yang belum dikoreksi, nomor item yang asli harus tetap untuk

meyakinkan identifikasi sesuai. Jika ada materi tambahan yang ditemukan

kemudian, mereka harus ditambahkan kepada ujung daftar dan diberi

nomor urut mengikuti yang sudah ada sebelumnya pada daftar yang asli.

Kegagalan untuk melakukannya akan mengakibatkan tindakan yang

kurang baik ketika suatu kasus hilang dengan tiba-tiba sewaktu terjadinya

perselisihan

8. Ketika yang disampaikan oleh kontraktor bahwa semua ceklis telah

diselesaikan, wakil A/E ditemani oleh kontraktor dan para subkontraktor,

perlu melakukan pemeriksaan akhir pekerjaan. Kemudian, jika semua

ceklis telah diselesaikan dengan memuaskan, sertifikat penyelesaian

(certificate of completion) harus dikeluarkan.

Page 35: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

35

9. Jika, mengikuti pemeriksaan yang akhir tentang segala bagian pekerjaan,

disana sisa sebuah pertanyaan seperti pada satu atau lebih daftar ceklis

yang belum diselesaikan dengan baik, tetapi jika secara substansial proyek

sudah lengkap, pemilik, melalui A/E nya, boleh mengeluarkan suatu

sertifikat penyelesaian substansiil (certificate of substantial completion)

yang mencatat materi ceklis yang belum diselesaikan. Pembayaran akhir

dapat dibayar dikurangi dengan sisa pekerjaan yang belum diselesaikan

sesuai dengan perkiraan A/E diperkirakan layak untuk menutupi ongkos

penyelesaian materi ceklis yang sisa. Seperti sejumlah uang yang ditahan

sampai penyelesaian memenuhi kepuasan A/E

10. Jika pemilik menginstal peralatan dan furniture pemilik merusakkan

pekerjaan yang telah diselesaikan dan diterima sebelumnya, pemilik harus

diingatkan dan disadarkan akan kewajibannya untuk bertanggung jawab

atas biaya-biaya perbaikan untuk pekerjaan yang dirusakkan

11. Ketika menyiapkan ceklis atau memperbarui ceklis, materi perawatan atau

pekerjaan yang dirusakkan oleh pemilik setelah ia mengambil pemilikan

atau penggunaan tidak dimasukkan. Jika pemilik meminta kontraktor

untuk memperbaiki atau menggantikan seperti pekerjaan dirusakkan, ia

harus membayar kembali secara terpisah untuk biaya-biaya seperti itu

melalui pengeluaran perintah perubahan (change order)

2.4.8 Preparation for Closeout

1. Melaksanakan pemeriksan penutupan seperti yang diuraikan dalam bagian

ceklis sebelumnya

2. Selama masa pemeriksaan penutupan proyek, catat setiap pemeriksaan

dalam catatan harian lapangan untuk semua perbaikan, penyempurnaan,

atau pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk standar penerimaan

pekerjaan

Page 36: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

36

3. Mulai pemeriksaan dari staf pemeriksaan kantor lapangan jika proyek

cukup besar memerlukan pemeriksa penuh waktu oleh tim RPR

4. Mulai dari tempat A/E atau properti owner di kantor lapangan, daftar

secara terpisah seluruh peralatan kantor, catatan dan laporan, suplayer,

inspeksi lapangan dan peralatan pengujian, kendaraan, kamera/photo,

furniture kantor, dan properti lainnya

5. Selesaikan pemeriksaan oleh staf pemeriksa lapangan dari kantor sampai

kegiatan administrasi untuk menutup kegiatan proyek

6. Persiapkan untuk pemeriksaan akhirSiapkan As built drawing dan

pemeriksaan selesai

7. Sebelum penyerahan pekerjaan RPR harus meminta pada kontraktor

sebagai berikut: garansi, setifkat pemeriksaan, manual operasi alat, jadwal

kunci, stok untuk masa pemeliharaan, asbuilt drawing, jaminan-jaminan,

sertifikat pemeriksaan oleh lembaga yang berwenang, pelepasan tuntutan

hak gadai (waivers of liens), persetujuan jaminan untuk pembayaran akhir

8. Jika semua pekerjaan substansial telah diselesaikan dan semua ceklis telah

lengkap sesuai dengan keinginan tim pemeriksa. Siapkan certificate of

completion atau substansial completion.

Preparation for Closeout (cont)

1. Terima permintaan kontraktor untuk pembayaran akhir

2. Periksa semua volume pekerjaan dan nilai dari penyelesaian pekerjaan dari

ceklis, biaya penyempurnaannya harus ditahan dari pembayaran

kontraktor.

3. Kirim permintaan pembayaran kontraktor kepada owner, konsultan

perencana dan konsultan MK

Page 37: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

37

4. Bubuhkan tanda tangan A/E, kontrakktor, owner atau orang yang diberi

kewenangan pada Certificate of completion atau Certificate of substantial

completion

5. Beritahu owner melalui A/E bangunan dan proyek lainnya sudah siap

untuk digunakan

6. Jika digunakan kontraktor untuk melengkapi ruang kantor, akhiri tugas

A/E atau kewajiban pemilik untuk membiayai telepon atau jasa lain yang

digunakan untuk ruang kantor

7. Jika penyelesain akhir dari pekerjaan yang ada pada certificate of

substantial completion dilengkapi dan tidak ada yang masih terhutang,

kepada kontraktor sudah dapat dibayarkan semua pembayaran akhirnya

8. Pembuatan pembayaran akhir dan pelepasan retensi oleh pemilik secara

normal dengan membuat suatu surat pelepasan tuntutan klaim lebih lanjut

oleh pemilik, kecuali yang timbul dari:Pembuatan pembayaran akhir dan

pelepasan retensi oleh pemilik secara normal dengan membuat suatu surat

pelepasan tuntutan klaim lebih lanjut oleh pemilik, kecuali yang timbul

dari:

• Hak gadai belum tetap atau pesan perhentian klaim

• Pekerjaan cacat atau gagal yang muncul setelah penyelesaian

substansial

• Kegagalan pekerjaan untuk mematuhi kebutuhan dokumen kontrak

• Istilah tentang jaminan khusus yang diperlukan oleh dokumen

kontrak

Page 38: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

38

3 BAB III

PEMBAHASAN

1. Dalam rangka penutupan proyek tersebut rencanakan agenda rapat apa saja

yang perlu dilakukan dan siapa saja yang harus menghadiri pada akhir

tahun 2015 ini ?

No Agenda Rapat Tema Yang Perlu Hadir

1

Rapat tentang kemajuan

proyek

1. Owner

2. Kontraktor

Page 39: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

39

2. Sebagai perwakilan proyek hal apa saja yang harus anda lakukan ?

3. Jika terjadi klaim, dokumen atau laporan apa saja yang bisa membantu

anda untuk menjelaskan kepada pihak yang mengajukan klaim ?

Dokumen yang dibutuhkan pada saat klaim:

Dokumen keuangan

Dokumen gambar

Dokumen peralatan dan pekerjaan

Dokumen Manajemen konstuksi

Dokumen Engineer

2 Ringkasan pekerjaan ± yang

telah disetujui

1. Owner

2. Kontraktor

3 Perubahan pekerjaan-pekerjaan

yang mungkin terjadi

1. Owner

2. Kontraktor

4 Jadwal pekerjaan 1. Kontraktor

3. Owner

5 Kesesuaian anggaran proyek

dengan RAB proyek

1. Owner

2. Kontraktor

3. Konsultan

Page 40: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

40

4. Sebutkan jenis dan type perubahan yang mungkin terjadi pada proyek

tersebut sehingga bisa diterima oleh semua pihak ?

5. Jelaskan secara ringkas hal penting apa yang perlu diperhatikan pada

proses close out proyek tersebut ?

Pencatatan setiap pemeriksaan pada penutupan proyek di catatan

harian lapangan atas semua perbaikan.

Pemeriksaan kantor lapangan

Pemeriksaan alat-alat

Dokumen yang berisi garansi, setifkat pemeriksaan, manual

operasi alat, jadwal kunci, stok untuk masa pemeliharaan, asbuilt

drawing, jaminan-jaminan, sertifikat pemeriksaan oleh lembaga

yang berwenang, pelepasan tuntutan hak gadai (waivers of liens),

persetujuan jaminan untuk pembayaran akhir.

Page 41: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

41

4 BAB IV

KESIMPULAN

Agenda rapat yang diahas dalam penutupan proyek tersebut rencanakan agenda

rapat apa saja yang perlu dilakukan dan siapa saja yang harus menghadiri adalah :

Rapat kemajuan proyek, Ringkasan pekerjaan ± yang telah disetujui,

Perubahanpekerjaan-pekerjaan yang mungkin terjadi, Jadwal pekerjaan,

Kesesuaian anggaran proyek dengan RAB proyek yang menhadiri rapat adalah

owner, kontraktor dan konsultan.

Page 42: Makalah Manajemen Kostruksi Penutupan Proyek Jembatan Surabaya - Madura

42

DAFTAR PUSTAKA

1. Dipohusodo, Istimawan. 2008. Masa Garansi Pada Proyek Konstruksi.

Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1.

2. http://muhamadagum7.blogspot.com/2012/09/pengertian-rapat-dan-jenis-

jenis-rapat.html

3. Ilmutekniksipil.com/Perubahan-isi-kontrak (diakses pada tanggal 24

November 2014)

4. PPT Ibu Fajar Susiliwati, Change and Extra Work

5. PPT Ibu Fajar Susiliwati, Project Close Out

6. PPT Ibu Fajar Susiliwati, Laporan Proyek Kontruksi

7. PPT Ibu Fajar Susiliwati, Rapat dan Negosiasi

8. Wahyuni Dewi Fitri, Dian. 2007. Identifikasi dan Analitis Penyebab dan

Akibat Contract. Change Order Terhadap Biaya dan Waktu pada Proyek

Konstruksi di Kota Padang. Jurnal Teknik Sipil.