makalah mahkamah konstitusi

16
MAKALAH MAHKAMAH KONSTITUSI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Upload: muhammad-hafidz

Post on 11-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

mk

TRANSCRIPT

MAKALAHMAHKAMAH KONSTITUSI

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA2015

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMahkamah Kostitusi pada dasarnya memang perlu dibentuk dalam rangka menegakkan keadilan di Indonesia. Bangsa kita telah melakukan perubahan-perubahan yang mendasar atas dasar UUD 1945 sehingga diperlukan adaya lembaga yang dapat menjadi penengah agar tercipta keadilan. Terutama setelah adanya perubahan pertama sampai dengan perubahan keempat UUD 1945. Bangsa kita telah mengadopsi prinsip-prinsip baru dalam sistem kenegaraan, yaitu meniru Amerika Serikat yang menerapkan prinsip Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balance sebagai peganti sistem supremasi parlemen yang berlaku sebelumnya. Akibat dari perubahan tersebut maka perlu diadakannya mekanisme untuk memutuskan sengketa kewenangan yang mungkin terjadi antara lembaga-lembaga yang mempunyai kedudukan sama atau bersifat sederajat, yang kewenangannya ditentukan dalam UUD.

1.2 Tujuan Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Makalah ini juga bertujuan agar para mahasiswa mengetahui lebih detail mengenai Mahkamah Konstitusi baik dari sejarah terbentuknya, peran dan fungsi, kedudukan, kewajiban dan kewenangan serta hubungan dengan lembaga lain.1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Mahkamah Konstitusi ?2. Bagaimana sejarah terbentuknya Mahkamah Konstitusi ? 3. Apakah kedudukan, kewenangan dan kewajiban Mahkamah Konstitusi ?4. Apakah fungsi Mahkamah Konstitusi ?5. Bagaimana struktur organisasi Mahkamah Konstitusi ?6. Bagaimana hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan lembaga lain yang ada di Indonesia? 7. Apa saja undang-undang yang mengatur Mahkamah Konstitusi ?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi(disingkatMK) adalahlembagatinggi negaradalam sistem ketatanegaraanIndonesiayang merupakan pemegangkekuasaan kehakimanbersama-sama denganMahkamah Agung.2.2 Sejarah Terbentuknya Mahkamah Konstitusi Pembentukan MK merupakan hasil dari perkembangan pemikiran hukum dan ketatanegaraan modern yang muncul pada abad 20-an. Pembentukan MK dirasa sangat penting bagi negara yang sedang menuju arah demokrasi. Banyaknya pelanggaran yang terjadi terhadap konstitusi membuat konstitusi bernilai semantik dan pengingkaran terhadap kedaulatan rakyat. Pembentukan MK merupakan salah satu upaya untuk melindungi hak-hak konstitusi warga negara dan semangat penegak konstitusi. Salah satu yang meladasi terbentuknya konstitusi adalah UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang. Masalah pelanggran konstitusi sudah ada sejak zaman Orde Baru, carut marutnya peraturan perundang-undangan saat itu menuntut adanya suatu badan penegak hukum dan keadilan yang kemudian diberi nama Mahkamah Konstitusi. Jika diamati lebih lanjut pembentukan MK dipengaruhi dan didorong oleh beberapa faktor. Pertama, pembentukan MK merupakan konsekuensi dari perwujudan negara hukum yang demokratis dan negara demokrasi yang berdasarkan hukum. Pada faktanya menunjukkan bahwa suatu keputusan yang dicapai dengan demokratis tidak selalu sesuai dengan ketentuan UUD yang berlaku sebagai hukum tertinggi. Oleh karena itu, diperlukan lembaga yang berwenang menguji konstitusionalitas undang-undang. Kedua, pasca Perubahan Kedua dan Perubahan Ketiga, UUD 1945 telah mengubah relasi kekuasaan dengan menganut sistem pemisahan kekuasaan (separation of powers) berdasarkan prinsip checks and balances. Jumlah lembaga negara dan segenap ketentuannya yang membuat potensi besar terjadinya sengketa antarlembaga negara ditambah lagi perubahan paradigma supremasi MPR ke supremasi konstitusi, membuat tidak ada lagi lembaga tertinggi negara yang berwenang menyelesaikan sengketa antarlembaga negara. Oleh karena itu, diperlukan lembaga tersendiri untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Ketiga, kasus pemakzulan (impeachment) Presiden Abdurrahman Wahid oleh MPR pada Sidang Istimewa MPR pada 2001, mengilhami pemikiran untuk mencari mekanisme hukum yang digunakan dalam proses pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden agar tidak semata-mata didasarkan alasan politis semata.2.3 Kedudukan, Kewenangan dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi 2.3.1 Kedudukan MK merupakan suatu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan.2.3.2 Kewenangan Kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2. Memutus Sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3. Memutus pembubaran partai politik, dan4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.2.3.3 Kewajiban Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / atau Wakil Presiden diduga :1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa : a) penghianatan terhadap negara; b) korupsi; c) penyuapan; d) tindak pidana lainnya;2. atau perbuatan tercela, dan/atau3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.4 Fungsi Mahkamah Konstitusi

Sebagai sebuah lembaga yang dijadikan sebagai pelindung konstitusi MK mempunyai beberapa fungsi yang meliputi: 1. Sebagai penafsir konstitusiKC Wheare menyatakan bahwa fungsi seorang hakim adalah memutus perkara apakah hukum itu. Konstitusi tak lain merupakan sebuah aturan hukum. Sehingga konstitusi merupakan wilayah kerja seorang hakim. Hakim MK dalam menjalankan kewenangannya dapat melakukan penafsiran terhadap konstitusi. Hakim dapat menjelaskan makna kandungan kata atau kalimat, menyempurnakan atau melengkapi, bahkan membatalkan sebuah undang-undang jika dianggap bertentangan dengan konstitusi.

2. Sebagai penjaga hak asasi manusiaKonstitusi sebagai dokumen yang berisi perlindungan hak asasi manusia merupakan dokumen yang harus dihormati. Konstitusi menjamin hak-hak tertentu milik rakyat. Apabila legislatif maupun eksekutif secara inkonstitusional telah mencederai konstitusi maka MK dapat berperan memecahkan masalah tersebut.

3. Sebagai pengawal konstitusiIstilah penjaga konstitusi tercatat dalam penjelasan Undang-Undang No 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang biasa disebut dengan the guardian of constitution. Menjaga konstitusi dengan kesadaran hebat yang menggunakan kecerdasan, kreativitas, dan wawasan ilmu yang luas, serta kearifan yang tinggi sebagai seorang negarawan.

4. Sebagai penegak demokrasiDemokrasi ditegakkan melalui penyelenggaraan pemilu yang berlaku jujur dan adil. MK sebagai penegak demokrasi bertugas menjaga agar tercitanya pemilu yang adil dan jujur melalui kewenangan mengadili sengketa pemilihan umum. Sehingga peran MK tak hanya sebagai lembaga pengadil melainkan juga sebagai lembaga yang mengawal tegaknya demokrasi di Indonesia.

2.5 Struktur Organisasi Mahkamah Konstitusi

1. Pimpinan Pimpinan Mahkamah Agung terdiri dari seorang ketua, 2 (dua) wakil ketua, dan beberapa orang ketua muda. Wakil Ketua Mahkamah Agung terdiri atas wakil ketua bidang yudisial dan wakil ketua bidang nonyudisial. wakil ketua bidang yudisial yang membawahi ketua muda perdata, ketua muda pidana, ketua muda agama, dan ketua muda tata usaha negara sedangkan wakil ketua bidang nonyudisial membawahi ketua muda pembinaan dan ketua muda pengawasan.Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh Presiden.Pada tanggal8 Februari2012,Hatta Aliterpilih menjadi Ketua MA, menggantikanHarifin A. Tumpa, dengan mendapatkan suara mayoritas yaitu 28 suara dari 54 hakim agung. Urutan kedua, Ahmad Kamil 15 suara, Abdul Kadir Mappong 5 suara dan M Saleh 3 suara dan Paulus Effendi Lotulung 1 suara dan suara tidak sah 3 orang. 2. Hakim AnggotaHakim Anggota Mahkamah Agung adalahHakim Agung. Pada Mahkamah Agung terdapatHakim Agungsebanyak maksimal 60 orang. Hakim agung dapat berasal dari sistem karier atau sistem non karier. Calon hakim agung diusulkan olehKomisi YudisialkepadaDewan Perwakilan Rakyat, untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung olehPresiden.Tugas Hakim Agung adalah Mengadili dan memutus perkara pada tingkat Kasasi.3. Kepaniteraan Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian putusan Mahkamah Agung.Kepaniteraan Mahkamah Agungdipimpin oleh satu orangPaniteradan dibantu oleh 7Panitera Mudayakni1. Panitera Muda Perdata,2. Panitera Muda Perdata Khusus3. Panitera Muda Pidana4. Panitera Muda Pidana Khusus5. Panitera Muda Perdata Agama6. Panitera Muda Pidana Militer7. Panitera Muda Tata Usaha Negara.4. SekretariatSekretariat Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh 6 unit eselon satu yakni:1. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum2. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama3. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara4. Badan Pengawasan5. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan6. Badan Urusan Administrasi5. Pengadilan Tingkat BandingPengadilan tingkat banding yang berada di bawah Mahkamah Agung terdiri : 1. Pengadilan Tinggi 2. Pengadilan Tinggi Agama 3. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara4. Pengadilan Militer Utama5. Pengadilan Militer Tinggi6. Pengadilan Tingkat PertamaPengadilan tingkat pertama yang berada di bawah Mahkamah Agung terdiri:1. Pengadilan Negeri2. Pengadilan Agama3. Pengadilan Tata Usaha Negara4. Pengadilan Militer2.6 Hubungan dengan Lembaga Lain Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi dengan kedudukan Mahkamah Agung. Menurut ketentuan UUD 1945 pasca amandemen keempat yahun 2002, struktur kelembagaan Republik Indonesia terdapat 9 (sembilan) buah organ negara yang secara langsung menerima wewenangdsari UUD 1945. kesembilan organ tersebut adalah DPR, DPD, MPR, BPK, Presiden, Wakil Presiden, MA, MK dan Komisi Yudisial. Selain itu ada juga beberapa lembaga atau instansi yang kewenangannya juga diatur dalam UUD 1945, yaitu TNI, POLRI, Pemda dan Partai Politik. 1. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Mahkamah AgungMA dengan MK berhubungan yang terkait dengan materi perkara pengujian Undang-undang. Agar tidak terjadi pertentangan antara pengujian Undang-undang yang dilakukan Mahkamah Agung dengan yang dilakukan Mahkamah Konstitusi, maka setiap perkara yang telah diregistrasi wajib diberitahukan kepada Mahkamah Agung.Namun mengenai sengketa antara kewenangan lembaga negara, untuk sementara Mahkamah Agung dikecualikan. Karena pembentukan Undang-undang menganggap bahwa sebagai sesama lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman, tidak seharusnya Mahkamah Agung dijadikan pihak yang berperkara di Mahkamah Konstitusi. Putusan MK sama dengan MA yaitu bersifat final, jika MA berperkara dikhawatirkan hasilnya tidak final lagi.

2. Hubungan dengan Dewan Perwakilan RakyatMahkamah Konstitusi dengan DPR berhubungan terkait dengan status DPR sebagai pembentuk Undang-undang, pengisi jabatan Hakim Konstitusi, dan sebagai lembaga negara yang berpotensi untuk berperkara. Selain itu sengketa hasil pemilu juga berpengaruh pada DPR, dan pernyataan DPR bahwa Presiden atau Wakil Presiden tidak capable lagi atau melanggar hukum, wajib diputus oleh Mahkamah Konstitusi. DPR merupakan organ pembentuk Undang-undang, karena itu dalam pengujiannya Mahkamah Konstitusi harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh keterangan, baik lisan maupun tulisan dari DPR.

3. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Pemerintah (Presiden dan/ Wakil Presiden)Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan tertinggi, memiliki kuasa melakukan pengangkatan pejabat negara termasuk Hakim konstitusi dilakukan dengan Keputusan Presdien. Presiden berwewenang untuk mengisi 3 Hakim Konstitusi di MK. Disamping itu, segala ketentuan dan peraturan yang berhubungan mengenai struktur organisasi dan tata kerja serta kepegawaian MK tetap harus mengikuti atau patuh segala kewenangan administrasi Presiden. Presiden/Pemerintah juga berperan sebagai Ko-Legislator. Yaitu setiap pembentukan Undang-undang harus mendapat persetujuan presiden selain DPR terlebih dahulu. Mengenai pembubaran partai politik, yang bertindak sebagai pemohon adalah pemerintah. Sedangkan dalam perkara perselisihan hasil pemilu, pemerintah tidak boleh terlibat sama sekali, karena Presiden, Gubernur, Bupati atau walikota adalah pihak yang terlibat dalam kepentingan.2.8 Undang-undang yang Mengatur Mahkamah KonstitusiUndang-undang yang mengatur lembaga Mahkamah Konstitusi terdapat pada UUD RI 1945 Pasal 24c dan UU No.23 Tahun 2003.- UUD RI 1045 Pasal 24C berisikan :1. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga begara daan kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.2. Mahkamah Konstitusi memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaraan oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.3. Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga oleh Presiden.4. Ketua dan Waki Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.5. Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara. 6. Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dalam undang-undang.UU No.23 Tahun 2003Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan bangsa dan negara yang tertib, bersih, makmur, dan berkeadilan;b. bahwa Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman mempunyai peranan penting dalam usaha menegakkan konstitusi dan prinsip negara hukum sesuai dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu mengatur tentang pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara, dan ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal III Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu membentuk Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi; Mengingat : 1. Pasal 7A, Pasal 7B, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 24, Pasal 24C, dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2951) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3879)Undang-undang yang mengatur mahkamah konstitusi ini juga terdapat pada Persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik Indonesia yang memutuskan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang memiliki 8 BAB :1. BAB I tentang KETENTUAN UMUM2. BAB II tentang KEDUDUKAN DAN SUSUNAN3. BAB III tentang KEKUASAAN MAHKAMAH KONSTITUSI4. BAB IV tentang PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN HAKIM KONSTITUSI

5. BAB V tentang HUKUM ACARA6. BAB VI tentang KETENTUAN LAIN-LAIN7. BAB VII tentang KETENTUAN PERALIHAN8. BAB VIII tentang KETENTUAN PENUTUP

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANMK merupakan lembaga yang berkenaan dengan lembaga pengadilan Hukum (court of law) sebagai yang bertugas sebagai penegak keadilan. Terbentuknya MK merupakan akibat pengaruh sistem pemerintahan Checks and Balances yang dianut oleh Amerika Serikat serta terjadinya banyak pelanggaran terhadap hak-hak rakyat sehingga memunculkan ide baru untuk membentuk suatu lembaga yang melindungi hak rakyat yaitu Mahkamah Konstitusi (MK). Mahkamah Agung terdiri dari Pimpinan Hakim Anggota,Kepaniteraan Mahkamah Agung, danSekretariat Mahkamah Agung. Pimpinan dan hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung. Jumlah hakim agung paling banyak 60 (enam puluh) orang. Dalam menjalankan tugas Mahkamah Konstitusi bekerja sama dengan berbagai lembaga penegak hukum lain seperti Mahkamah Agung, Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden dan Wakil Presiden serta lembaga lain.

Daftar Pustakahttp://birokrasikomplek.blogspot.com/2011/06/tugas-dan-fungsi-mahkamah-konstitusi.htmlhttps://www.google.com/search?q=struktur+organisasi+mahkamah+saat+inihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Agung_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Konstitusi_Republik_Indonesiahttp://taufiqnugroho.blogspot.com/2009/02/mahkamah-konstitusi-dalam-struktur.htmlhttp://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.StrukturOrganisasi&id=4http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=1http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Peraturan&id=6