makalah limbah.docx

58
MAKALAH LIMBAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu: 1. Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah. 2. Reuse : menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang- barang yang masih dapat dimanfaatkan. 3. Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat. 4. Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan. Dalam PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana mestinya. Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat dikelola kembali menjadi pupuk kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat dipergunakan kembali maka limbah tersebut di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu limbah anorganik pun dapat

Upload: anastasia-deby-sarri

Post on 03-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

MAKALAH LIMBAH

BAB I

PENDAHULUANA.LATAR BELAKANG

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu:

1.Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.2.Reuse: menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan.3.Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.4.Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan.Dalam PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana mestinya. Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat dikelola kembali menjadi pupuk kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat dipergunakan kembali maka limbah tersebut di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu limbah anorganik pun dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan-bahan yang berguna contohnya kertas bekas dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas yang sama fungsinya seperti semula.

B.RUMUSAN MASALAH1.Bagaimana caranya memanfaatkan limbah di PT. United Tractors ?2.Dimanakah limbah organik dan limbah anorganik tersebut di daur ulang ?3.Bagaimana cara menangani limbah di PT. United Tractors ?

C.RUANG LINGKUP PENELITIAN1.Perencanaan pengelolaan limbah ini direncanakan dalam ruang lingkup :Disekitar daerah PT. United Tractors.Jenis limbah yang dikelola adalah limbah yang berasal dari PT. United Tractors.Penanganan pengelolaan limbah yang direncanakan meliputi kegiatan-kegiatan :Pemisahan limbah organik dan limbah anorganik.Daur ulang sampah anorganik.

D.TUJUAN PENELITIAN LIMBAHUntuk mengetahui jenis jenis limbah yang ada di PT. United Tractors.Untuk mengetahui tentang tata cara pemanfaatan, pengolahan, dan menanggulangi limbah yang ada di PT. United Tractors.

E.MANFAAT PENELITIANMemberikan informasi pengetahuan tentang pemanfaatan limbah yang ada di PT. United Tractors.Siswa dapat mengetahui tata cara mengolah dan menanggulangi limbah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian LimbahLimbahadalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenislimbahakan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).Limbahpadat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,limbahini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiranlimbahdapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadaplimbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan olehlimbahtergantung pada jenis dan karakteristiklimbah.

B.Pengolahanlimbah

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitaslimbahadalah volumelimbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuanganlimbah. Untuk mengatasi Limbah ini diperlukan pengolahan dan penangananlimbah. Pada dasarnya pengolahanlimbahini dapat dibedakan menjadi:

1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan2. pengolahan menurut karakteristiklimbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.1. Layanan airlimbahdomestik: pelayanan sanitasi untuk menanganilimbahAir kakus.2. Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unitpenanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

C.KarakteristikLimbahIndustri

Jenis-jenis Limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair2. Limbah padat3. Limbah gas dan partikel4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

1.LimbahcairLimbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrikb. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSAc. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenold. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPNf. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrikg. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA2.LimbahpadatLimbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :

1) Limbah padat yang mudah terbakar.2) Limbah padat yang sukar terbakar.3) Limbah padat yang mudah membusuk.4) Limbah yang dapat di daur ulang.5) Limbah radioaktif.6) Bongkaran bangunan.7) Lumpur.

A. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.

3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah.

4) Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadaplingkungan adalah sebgai berikut :

1. Dampak Terhadap KesehatanDampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

2. Dampak Terhadap LingkunganCairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

B. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padattersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah LimbahSedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

2. Sifat fisik dan kimia limbahSifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahanTerdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

C. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1.PemisahanKarena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat / volume. Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam. Sistem Magnetis.Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2.Penyusunan UkuranPenyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

3.PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4.Pembuangan LimbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :

a)Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.3. Laut menjadi dangkal.4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut.

b)Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.2. Struktur tanah.3. Jaraknya jauh dengan permukiman.4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

MAKALAH IPALIMBAH PADAT

Oleh:Sudik ()M. Junaedi ()M. Muhaimin ()

UPT SMKN WINONGANJl. Raya Bandaran2013 - 2014

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. WbSegala puji bagi Allah Tuhan Penguasa Alam, Shalawat serta salamsemoga tetap dilimpahkan kepada penutup para rasul, Sayidinna MuhammadSaw, keluarga dan para sahabatnya, beliau datang membawa cahaya yangterang untuk mengeluarkan seluruh manusia dari kehgelapan menuju cahayadan menuju kejalan yang lurus, memberi manfaat dan membahagiakan merekadiakherat.Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini, yang berjudulPEMANFAATAN LIMBAH, masih banyak kekurangan yang pelu diperbaiki, halini terjadi semata-mata karena keterbatasan pengetahuan penulis, olehkarena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangunsehingga penulis bisa memperbaiki makalah ini menjadi sempurna.Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagipenulis dan bagi pembaca pada umumnya. Selanjutnya segala kesalahan dankekeliruan dalam makalah ini sepenuhnya ditanggung jawab penulis.Wassalamualaikum Wr.Wb

Daftar Isi:Kata pengantar.................................................................................Pengertian limbah padat .Definisi limbah padat..Dampakpencemaran limbah padat.Pengolahan limbah padatProses pengolahan limbah padat...Kesimpulan

LIMBAH PADATI. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAHLimbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangansampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahanyang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisamenjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atausampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lamamaka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisamenjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

II. DEFINISILIMBAHPADATLimbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau buburyang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbahpadat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secaragaris besar limbah padat terdiri dari :1) Limbah padat yang mudah terbakar.2) Limbah padat yang sukar terbakar.3) Limbah padat yang mudah membusuk.4) Limbah yang dapat di daur ulang.5) Limbah radioaktif.6) Bongkaran bangunan.7) Lumpur.

III. DAMPAKPENCEMARANLIMBAHPADATLimbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahanyang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapatmenimbulkan pencemaran seperti :1)Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dansebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanyamikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organikoleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.2)Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadireaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.3)Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuangdalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadikeruh dan rasa dari air pun berubah.4)Kerusakan permukaan tanah.Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampaklimbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak imbah secaraumum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah sebagaiberikut :

1. Dampak Terhadap KesehatanDampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensibahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasaldari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.2. Dampak Terhadap LingkunganCairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehinggamengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat matisehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia jugamengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehinggamenusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidaklangsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karenabanyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapatmengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapatmeresahkan para penduduk.IV. PENGOLAHAN LIMBAH PADATPengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yangtentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupunkesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitupengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.*Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandungunsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagaiTPA (Tempat Pembuangan Akhir).*Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun danberbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahanlimbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan caramendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisamenjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetanggakita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lainkertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dansepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling

mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengancara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyaktanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidakmembutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapatdigunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairanlogam.Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padattersebut adalah sebagai berikut :1. Jumlah LimbahSedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkanpenanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.2. Sifat fisik dan kimia limbahSifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutandan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak danmencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akanterkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.4. Tujuan akhir dari pengolahanTerdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifatnon-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah denganmeningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembalibahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untukmencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.V. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADATDalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.1. PemisahanKarena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda jugamaka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanukuran / berat / volume.Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnyabarang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.Sistem Magnetis.Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yangbersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan

campuran logam dan non logam.2. Penyusunan UkuranPenyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecilagar pengolahannya menjadi mudah.3. PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atauvolumenya.4. Pembuangan LimbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yangdibagi menjadi dua yaitu :a) Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarangtempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapatdibuang ke laut. Hal ini disebabkan :1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.3. Laut menjadi dangkal.4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun danberbahaya dapat membunuh biota laut.b) Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harusdipertimbangkan sebagai berikut :1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.2. Struktur tanah.3. Jaraknya jauh dengan permukiman.4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untukkepentingan apapun.

VI. KESIMPULANPada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasilpembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyakditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karenamasih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pulamenimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya.

Makalah Penanggulangan Limbah Padat

KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPA. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Penanggulangan Limbah Padat.Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pengajar kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country).Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.

BAB IILANDASAN TEORI

I. Pengertian Limbah atau SampahLimbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karenapembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

II. Definisi Limbah PadatLimbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :1) Limbah padat yang mudah terbakar.2) Limbah padat yang sukar terbakar.3) Limbah padat yang mudah membusuk.4) Limbah yang dapat di daur ulang.5) Limbah radioaktif.6) Bongkaran bangunan.7) Lumpur.

BAB IIIPEMBAHASAN

I. Penanggulangan Pencemaran TanahPenanggulangan Pencemaran Tanah dapat dikelomokkan menjadi dua aspek berdasarkan sumbernya :1)Penanggulangan Pencemaran Komponen Bahan Pencemaran Tanah Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain.2)Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

II. Penanganan Pencemaran TanahAda 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah :1. RemidiasiRemediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. BioremediasiBioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

III. PENGOLAHAN LIMBAH PADATPengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkunganataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya.Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :1) Jumlah LimbahSedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.2) Sifat fisik dan kimia limbahSifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.3) Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.4) Tujuan akhir dari pengolahanTerdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.IV. Mekanisme Proses Pengolahan Limbah PadatDalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.1.PemisahanKarena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat / volume.Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya Syarat barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.2.Penyusunan UkuranPenyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.3.PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.4.Pembuangan LimbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :a) Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :1) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.2) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.3) Laut menjadi dangkal.4) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut.b) Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :1) Pengaruh iklim, temperatur dan angin.2) Struktur tanah.3) Jaraknya jauh dengan permukiman.4) Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

BAB IVKESIMPULAN

I. KesimpulanPada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnyaPencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).II. SARANUntuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://harumcengkeh.com/cara-penanganan-limbah-padat.htmlhttp://biotani.baru-olah-limbah.blogspot.com/penanganan-limbah-padat.htmlwww.anneahira.com/penanggulangan-limbah-padat.htmscience-in-blog.blogspot.com/.../penanganan-limbah-padat-part-1.htmlwww.wikipedia.limbah.com

makalah pembuatan limbah

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangDegradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat, Manufaktur, Agro Industri dan rumah tangga yang telah menjadi suatu permasalahan tersendiri dan perlu dikelola dan ditangani secara benar sehingga tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sisi lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana dia tinggal tidak tercemar oleh polusi Air, Udara, maupun Suara.Di indonesia, masalah pengelolaan limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya alam mineral maupun industri pertambangan belum dilaksanakan secara tanggung jawab. Adapun bukti-bukti dari pengelolaan limbah yang tidak bertanggung jawab dapat kita lihat terutama didaerah pertambangan di Sumatra, Kalimantan dan Papua. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ekploitasi sumber daya mineral oleh perusahaan pertambangan telah membuat banyak wilayah tercemar oleh limbah bahan galian yang tidak diperlukan serta limbah yang berasal dari proses ekstraksi mineral yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Penambangan Batu Bara di Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan bentuk lahan di wilayah tersebut menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur tanah serta sistem hidrologi air tanah. Penambangan bijih tembaga di Freeprot, Papua telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta pencemaran di hulu-hulu sungai oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang tidak terpakai. Penambangan timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak kolam-kolam hasil dari penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan untuk pemulihan lokasi-lokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah pertambangan akan sangat mahal.Permasalahan pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi dalam ekspliotasi sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HTP) maupun industri bubur kertas. Kerusakan dan degradasi lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya hutan yang pengawasannya terlalu lemah telah mengakibatkan banyak hutan tropis di Indonesia telah rusak dan hal ini berdampak pula pada kerusakan Sistem Hidrologi Air Tanah, Struktur Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan Flora.

B.Rumusan Masalah1.Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat2.Apa saja Masalah Lingkungan yang disebabkan oleh Limbah Padat.3.Masalah Apa saja yang di Timbulkan oleh Limbah Padat.

C.TujuanAdapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah agar terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan memilikinilai yang ekonomis.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Limbah Padat dan Sanitasi LingkunganMasalah limbah,terutama limbah padat dewasa ini telah menjadi persoalan tersendiri seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.peningkatan produksi limbah baik yang berasal dari sektor pertambangan. Pertanian maupun perkotaan (rumah tangga) harus dikelola ekstra hati-hati sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan.berkaitan dengan hal tersebut diatas maka tantangan yang dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan sumberdaya yang tinggi dan kebutuhan untuk memproteksi lingkungan dari konsekuensi eksploitasi sumberdaya serta kebutuhan untuk konservasi merupakan hal yang harus dilakukan sehingga dapat tercapai suatu kondisi yang seimbang dan berkelanjutan didalam pengelolaan suberdaya alam.Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri rumah tangga di perkotaan dan limbah pertanian saat ini menjadi masalah yang serius dan harus ditangani oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat itu sendiri.masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan telah membuat dinas kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola sampah.sebagai industri dapat kita kaji permasalahan sampah yang ditangani oleh dinas kebersihan dki jaya.apabila diasumsikan bahwa rata-ratasampah yang dihasilkan per jiwa/hari sebanyak 2,5 kg, maka dengan jumlah penduduk jakarta yang mencapai 12 juta jiwa,maka dalam satu haridan sebanyak 900.000 ton setiap bulannya.dengan jumlah volume.Sampah yang sangat besar ini tentunya akan menimbulkan problem tersendiri bagi dinas kebersihan di dalam pengelolaannya,baik dalam pengambilan dan pengumpulan sampah dari setiap lokasi pembuangan yang tersebar di seluruh wilayah dki jaya serta masalah dalam pembuangan dan pengolahan dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA).

B.Metode Pengolahan Limbah PadatAda beberapa metode dalam proses pngolahan limbah padat yaitu dengan dengan memakai metode landfills (pengurukan), recycling (daur-ulang), composting (pengomposan), incineration (penempatan bahan limbah), dan marine di sposal (membuang ke dalam laut). Di amerika serikat hampir 90% proses pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan metode landfills. Jenis yang umum dipakai dalam pengolahan limbah padat adalah dengan pengukuran secara open dump. Pada metode open dump limbah ditumpuk sedikit demi sedikit untuk mengendalikan polusi atau estetika. Limbah ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan limbah secara open dump dapat menjadi sumbe rpolusi kesehatan.bencana dan degradasi lingkungan.oleh karena itu harus ditinggalkan dan metodeyang lebih baik serta menjadi acuan adalah metode sanitary landfill.Sanitari landfills.adalah suatu metode pengolahan dan penempatan bahan limbah diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari.pemadatan dan penutupan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat berat. Limbah padat ditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian dipadatkan atau dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga lokasi pembuangan limbah bisa berumur lebih panjang. Keuntungan metode ini adalah bekas lokasi tempat pengolahan limbah yang telah ditutup dapat dijadikan sebagai lapangan golf.berikut adalah jenis kategori limbah padat berdasarkan hasil dari j.cornelius dan L.A. Burch (1968):I.Perkotaan :Limbah yang berasal dari rumah tanggaLimbah yang berasal dari areal bisnis dan perdaganganLimbah yang berasal dari areal khusus.II.Industri :Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineralLimbah yang berasaldari manufakturLimbah yang berasal dari canneryLimbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumiLimbah yang berasal dari pemprosesan makanan (pengemasan daging,buah-buah,dan sebagainya).III.Pertanian :Limbah yang berasal dari peternakanLimbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacanganLimbah yang berasal dari hasil panen tanaman

1.Metode pengolahan : sanitari landfills melibatkan pekerjaan pemisahan (spreading), kompaksi (compacting), dan menutup/menimbun lubang (covering the fill). Ada 2 metode yang umum dipakai yaitu : area sanitariy landfill dan trench sanitary landfill. Pada metode Area sanitary landfill. Limbah padat ditempatkan diatas bahan dan bulldozer berfungsi meratakan dan memadatkan limbah tersebut kemudian limbah ditutupi dengan satu lapisan tanah yang kemudian dipadatkan. Di tempat-tempat yang morfologinya berbentuk lembah metode ini dilakukan dengan cara tanah penutup diambil dari sekitar lerengnya.Pada metode trench sanitariy landfill,suatu paritan dibuat diatas permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya.limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis, kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian.metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila muka air tanah berada jauh dari permukaan tanah.

2.Potensi pencemaran : sanitary landfills dapat menakibatkan polusi baik yang berupa solid pollution,dan visual pollution.Solid pollution, adalah polusi yang terjadi sebagai akibat dari material limbah padat yang tersingkap secara luas sebagai akibatdari tiupan angin yang sangat kencang atau karena terkikis oleh hujan badai dan terjadinya endapan debris yang diendapkan dekat dengan muka air tanah.Liquid pollution, polusi yang terjadi akibat air hujan yang masuk kedalam material limbah padat dan mengalami pencampuran bahan-bahan yang berasal dari limbah ke dalambadan air yang kemudian dibawa ke dalam air bawah tanah atau air permukaan.air yang tercampur oleh material limbah padat disebut leaching.Gas pollution merupakan hasil pembentukan gas yang berasal dari limbah padat dan gas carbon dioksida yang berpindah kea rah bagian bawah meyebabkan polusi air tanah.Biological pollution penyakit yang dibawa oleh hewan insektisidakarena pengelolaan TPA yang tidak sempurna.Visual pollution terjadi terutama pada pengolahan limbah dengan sistem open dump yang tidak sempurna sehingga pemandangan menjadi terkesan jorok.

3.Penentuan lokasi sanitary landfill (TPA) dan problem lingkungan : harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan yang seminimal mungkin.beberapa batasan adalah operasional,ekologi,topografi,geologi,dan hidrologi.Pertimbangan operasional : ketersediaan lahan yang cukup luas untuk menampunglimbah sesuai dengan rencana waktu operasinal TPA. Meyiapkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan zonasi TPA serta harus di konfirmasi kepada pemerintah kota atau pemerintah daerah.akses jalan kendaraan truk menuju lokasi TPA harus tersedia dan ekonomis.Pertimbangan ekologi : kebanyakan lokasi TPA yang dipakai adalah lahan-lahan hasil konversi dari lahan gambut atau lahan rawa yang tidak produktif (lahan marginal) dan tidak dapat di manfaatkan untuk pemukiman. Akan tetapi banyak tanah marginal seperti rawa dan lahan gambut sebagai tempat yang sangat bernilai untuk preservasi flora dan fauna.oleh karena itu setiap lahan yang akan dipakai sebagai lokasi TPA terlebih dahulu harus dievaluasi.Pertimbangan topografi,geologi,dan hidrologi : penentuan topografi (morpologi) untuk suatu lokasi TPA harus mempertimbangkan drainase,seperti ravine,gully yang dapat berpotensi terhadap erosi, longsor dan banjir serta harus melihat seberapa dalam muka air tanah yang ada pada lokasi sehingga leaching limbah tidak masuk kedalam badan air tanah atau air permukaan.ketersediaan dan jenis material/tanah penutup sangatlah penting.material lanau-pasiran mudah dalam pengerjaannya akan tetapi jenis material ini porositasnya baik terhadap air hujan.

Lokasi TPA harus berada diatas muka air tanah.di daerah yang beriklim tropis dimana potensi leaching sangat besar maka hidrologi bawah tanahnya harus diteliti terlebih dahulu untuk menghindarkan pencemaran air tanah yang berasal dari hasil leaching.jika ternyata leaching dapat mencapai suatu aliran atau aquifer,maka kualitas air tanah harus di teliti. Leaching dapat dikurangi dengan cara membuat surface runoff untuk mengalirkan leaching dengan memakai material penutup yang bersifat impermeable.penanaman tumbuhan di atas tanah penutup akan mengurangi volume leaching. Pertimbangan untuk lokasi TPA yang paling aman adalah bebas erosi,di landasi oleh bantuan-bantuan yang tidak membawa air,dan jauh dari surface water.

C.Klasifikasi Kualitas Air Di Tempat Lokasi Pembuangan Limbah (TPA)Pada umumnya instansi yang menangani urusan sumberdaya air mengklasifikasikan lokasi pembuangan limbah (TPA) didasarkan atas potensi kerusakan kualitas air permukaan dan air bawah tanah.klasifikasi ini didasarkan atas kenyataan dari karakter fisik suatulokasi TPA dapat mengendalikan jenis-jenis limbah apa sajayang aman dan tidak mencemari air tanah.kondisi geologi ,hidrologi,dan topografi harus menjadi pertimbangan yang utama dalam penentuan setiap lokasi TPA dan harus dikaitkan dengan potensi polusi yang mungkin terjadi di lokasi tersebut.Terdapat 3 (tiga) katagori kelas lokasi tempat pembuangan limbah (TPA) yang umum dan dikenal,yaitu :Katagori 1:Lokasi pembuangan yang berada diatas batuan kedap air atau pada batuan yang terisolasi dari air bawah tanah. Letaknya harus berada lebih dari 150 meter dari air permukaan yang terdekat serta memiliki fasilitas yang meyediakan saluran pemisah disekitar lokasi TPA.kecuali untuk material limbah radioaktip tidak ada pengecualian baik jenis material limbah padat ataupun limbah cair harus di tanam.Katagori 2:Lokasi pembuangan ditutupi oleh lapisan usable,confined atau bebas dari air bawah tanah dimana elevasi terendah dari lokasi TPA minimal 60 cm diatas tinggi maksimal dari muka air tanah.penentuan tinggi maksimal antara lokasi TPA dengan tinggi muka air bawah tanah ditentukan dengan cara pemboran dan dikaji berdasarkan kasus demi kasus.air permukaan yang dekat harus dialihkan dari lokasi seperti pada kelas 1 dimana discharge ke air permukaan tidak boleh terjadi.Katagori 3:Lokasi pembuangan yang tidak memiliki proteksi terhadap lapisan yang berada dibawahnyaatau berdekatan dengan badan air.hanya limbah yang tidak larut air dan tidak terdekomposisi yang dapat ditempatkan pada lokasi tersebut.contohnya adalah tanah ,batuan,pasir,kerikil,fragment beton,gelas,dan material konstruksi bangunan.setiap bahan limbah yang dapat di buang di lokasi 2 dapat juga di buang ke lokasi 1. Hal yang sama berlaku bagi bahan limbah yang berada di katagori 3 dapat ditempatkan di lokasi 2 dan 1.

BABIIIPENUTUP

A.KesimpulanBanyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam kondisi yang kritis.penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di berbagai belahan bumi,terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumberdaya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab.Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya yang berlebihan dan masalah ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya alam bagi manusia yang ada di planet bumi merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan.

B.SaranDari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasanya masyarakat harus mampu memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis,yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. penulis mengajak kita semua, mari mulai dari sekarang tanamkan perilaku hidup sehat,kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

D.Jauhari Noor,Buku Geologi Lingkungan,Edisi Pertama ,Yogyakarta,2006Anonimious,Buku Pedoman Geologi Lapangan,Institut Teknologi,Bandung, Bandung 2005.

Pengelolaan sampahadalah pengumpulan, pengangkutan,pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zatpadat,cair,gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.Daftar isi[sembunyikan] 1Tujuan 2Metode Pembuangan 2.1Penimbunan darat 3Metode Daur Ulang 3.1Pengolahan kembali secara fisik 3.2Pengolahan biologis 3.3Pemulihan energi 4Metode penghindaran dan pengurangan 5Konsep pengelolaan sampah 6Pendidikan dan Kesadaran 7Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik 8lihat juga 9Pranala luarTujuan[sunting|sunting sumber]Pengelolaan sampahmerupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubahsampahmenjadimaterialyang memiliki nilai ekonomis (Lihat:Pemanfaatan sampah), atau mengolah sampah agar menjadimaterialyang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.Metode Pembuangan[sunting|sunting sumber]Penimbunan darat[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Penimbunan darat

Penimbunan darat sampah di Hawaii.Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnyaHama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.Metode Daur Ulang[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Daur-ulangProses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan di bawah.Pengolahan kembali secara fisik[sunting|sunting sumber]

Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahanCentral European Waste Management(Eropa).Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minumaluminium, kaleng baja makanan/minuman, BotolHDPEdanPET, botolkaca, kertas karton,koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC,LDPE,PP, danPS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.Pengolahan biologis[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Pengkomposan

Pengkomposan.Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalahGreen Bin Program (program tong hijau)diToronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.Pemulihan energi[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Sampah menjadi energi (Waste-to-energy)

Komponen pencernaan Anaerobik di pabrikLbeckmechanical biological treatmentdiJerman, 2007Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup padaTekanantinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi danGasifikasi busur plasmayang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadiGas sintetis(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.Metode penghindaran dan pengurangan[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Minimalisasi sampahSebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh,pengurangan bobot kaleng minuman).Konsep pengelolaan sampah[sunting|sunting sumber]Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah:

Diagram dari hirarki limbah. Hierarki Sampah- hierarki limbah merujuk kepada " 3 M "mengurangi sampah,menggunakan kembali sampahdandaur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segiminimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur. prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuanganPendidikan dan Kesadaran[sunting|sunting sumber]Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik[sunting|sunting sumber]1. Longsor tumpukan sampah2. Sumber penyakit3. Pencemaran lingkungan4. Menyebabkan banjir

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSalah satu faktor yang menyebabkan rusaknyalingkungan hidupyang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifatracun sintetisyang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita.Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.

B. TujuanMengetahui bahaya racun racun dari sampah Saat ini sampah telah banyak berubah. Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis bahan organis. Di masa kecil saya (awal dasawarsa 1980), orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging dengan daun jati. Sedangkan sekarang kita berhadapan dengan sampah-sampah jenis baru, khususnya berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat berbeda.Bahan organis mengandung bahan-bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek kehidupan.Sampah plastikdibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar.Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin.Dioksinadalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker.Bahaya dioksin sering disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik.

C. Perumusan MasalahApakah yang di maksud dengan sampah? Apa saja bagian-bagian sampah? Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan? Bagaimana bahaya sampah plastic bagi? kesehatan dan lingkungan? Bagaimana cara mengurangi sampah? apa yang di maksud dengan prinsip produksi bersih?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian SampahSampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:1. Rumah tangga2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,5. Industri6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian :Sampah Organiksampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.Sampah AnorganikSampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

B. Dampak Sampah bagi Manusia dan LingkunganSudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.- Sampah beracun:Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi :- Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.- Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.- Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.- Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).- Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.- Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

C. Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan LingkunganSalah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai,partikel-partikel plastikakan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat!Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar-1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.

D. Usaha Pengendalian SampahUntuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru.Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter(sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah.Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) dibandingkan dengan volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan.Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan. Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah.Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

E. Prinsip-prinsip ProduksiBersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh tanaman.Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik.Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan sistem pertanian organik.

F. Peran Pemerintah dalam Menangani SampahDari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan.Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai cakupan nasional.Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi : Penetapan instrumen kebijakan: instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace); Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan; Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah; penetapan lokasi pengolahan akhir sampah; luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah; penetapan lahan penyangga.

G. Kompos, Alternatif Problem SampahSampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan.Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah.Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.Bahan tambahan yang biasa digunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.Dekomposisibahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi.Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan menjadi sampah.Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle.Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah.Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara (akibat bau) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah (municipal solid waste borne disease), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.

B. Saran-saranCara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargailingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak. UU juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara infrastruktur tidak didukung oleh departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan, pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan Singapura yang mengalami persoalan serupa dengan Indonesia, sedikitnya 14 departemen dilibatkan di bawah koordinasi langsung presiden atau perdana menteri.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan Idayu. Jakarta Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 1998. LaporanNeraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. JakartaDjuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan Ekonomi dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus di Kotamadya DT II Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB.